Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN CONGESTIFE HEART FAILURE (CHF)

Disusun oleh :

MUHAMMAD SYARIFUDIN
NIM. G3A 0180 76

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
CONGESTIF HEART FAILURE
(CHF)
A. Definisi
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan
adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri (Mansjoer, 2007)
B. Etiologi

a. Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung
mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi

b. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah


ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan
dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang
secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.

c. Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban


kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.

d. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena
kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

e. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah
yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah
(tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after
load

f. Faktor sistemik

Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung.
Meningkatnya laju metabolisme (missal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga
dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan
abnormalita elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan fungsional :

I. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat

II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan

IV.Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat (Smeltzer, 2002)

C. Patofisiologi

Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme dengan
menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak output,
yaitu meliputi :

Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor

Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan

Volume Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin Respon terhadap serum
sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap cairan

Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah sirkulasi yang
dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung.
Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya
COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium. Peningkatan dinding akibat
dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi)
terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme
pemompaan (Corwin, 2009)

D. Manifestasi klinis

Tanda dominan :

Meningkatnya volume intravaskuler Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat
akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel
mana yang terjadi.

Gagal Jantung Kiri :


Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu memompa darah
yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :

Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas. Dapat
terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam hari yang dinamakan
Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND) Batuk

Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi karena
meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress
pernafasan dan batuk

Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat
kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik

Gagal jantung Kanan :

Kongestif jaringan perifer dan visceral

Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting, penambahan BB.

Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena
hepar

Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga abdomen,
Nokturia, Kelemahan (Smeltzer, 2002)

E. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah :

Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung

Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokardium dengan preparat farmakologi


Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik,
diit dan istirahat

Terapi Farmakologis :

1. Glikosida jantung

Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah
dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.

Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan
harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia

Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau menghilangkan oedema
(Mansjoer, 2007).
pathways

Disfungsi Beban tekanan Beban sistole Beban volume


miocardium berlebihan berlebihan berlebihan

Kontraktilitas Beban sistole Preload Gagal jantung kanan


berkurang meningkat meningkat

Hambatan pengosongan
ventrikel

Beban jantung meningkat

Kurang
Gagal jantung kiri Gagal jantung kongestif pengetahuan

Gagal pompa ventrikel kiri Cemas

Forward failure Backward failure

COP LVED naik


Renal flow
turun
Suplai darah Tekanan kapiler Tekanan vena
jaringan turun Suplai O2 pulmo naik
otak menurun GFR paru naik

Nutrisi Metabolisme Oedema paru


Retensi Na + H2O
an aerob

Metabolisme sel Cairan masuk


Timbunan asam dalam alveoli
laktat meningkat Kelebihan volume
cairan
Lemah
Fatique Gangguan
pertukaran gas
Intoleransi aktivitas
Gangguan perfusi
jaringan
Diagnosa keperawatan :
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium sekunder
penurunan GFR.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan
kedalam alveoli sekunder Oedem paru.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah menurun.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
5. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.

Fokus intervensi keperawatan


Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Kelebihan volume Setelah dilakukan Pantau haluaran Haluaran urine
cairan berhubungan tindakan urin, jumlah dan mungkin sedikit dan
dengan retensi keperawatan selama warna saat terjadi pekat karena
natrium sekunder 2 x 24 jam dengan diuresis penurunan perfusi
penurunan GFR. kriteria hasil : ginjal.
- cairan dalam
keadaan Hitung masukan dan Menentukan
seimbang. keluaran cairan kehilangan cairan
- TTV dalam selama 24 jam. tiba- tiba /berlebihan
rentang normal
- Tidak ada Ukur lingkar Pada gagal jantung
oedem. abdomen sesuai kanan cairan dapat
indikasi berpindah kedalam
area peritoneal,
menyebabkan asites

Kolaborasi Meningkatkan laju


pemberian diuretik urine dan
menghambat
reabsorbsi natrium
pada tubulus ginjal

gangguan Setelah dilakukan Auskultasi bunyi Menyatakan adanya


pertukaran gas tindakan nafas kongesti paru.
berhubungan keperawatan selama
dengan adanya 2 x 24 jam dengan Ajarkan pasien Membersihkan jalan
perpindahan cairan kriteria hasil : batuk efektif, nafas nafas dan
kedalam alveoli - Oksigenasi dalam. memudahkan aliran
sekunder Oedem adekuat. oksigen.
paru. - Bebas gejala
distres Dorong perubahan Membantu
pernafasan posisi sering mencegah
atelektasis dan
pneumonia.

Kolaborasi Meningkatkan
pemberian oksigen konsentrasi oksigen
alveolar, yang dapat
memperbaiki/
menurunkan
hipoksemia jaringan

Cemas berhubungan Setelah dilakukan Berikan pendidikan Pasien akan


dengan kurangnya tindakan kesehatan tentang memahami
pengetahuan tentang keperawatan selama penyakitnya. kondisinya dan
penyakit jantung. 1 x 24 jam dengan mengurangi stress.
kriteria hasil :
- Pasien mengetahui Kuatkan rasional Pemahaman
penyakitnya. pengobatan program, obat, dapat
meningkatkan
kerjasama dalam
melaksanakan
tindakan
keperawatan.

gangguan perfusi Setelah dilakukan Pijat area Meningkatkan aliran


jaringan tindakan kemerahan atau darah,
berhubungan keperawatan selama memutih meminimalkan
dengan suplai darah 3 x 24 jam dengan hipoksia jaringan.
menurun. kriteria hasil :
- Tidak terjadi Ubah posisi sering Memperbaiki
gangguan perfusi ditempat tidur. sirkulasi,
jaringan. menurunkan tekanan
pada satu area
Hipotensi ortostatik
intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Periksa tanda vital dapat terjadi dengan
berhubungan tindakan sebelum dan peningkatan
dengan kelemahan keperawatan selama sesudah aktivitas. aktivitas
tubuh 3 x 24 jam dengan
kriteria hasil : Dapat menunjukan
- Dapat memenuhi Evaluasi peningkatan
kebutuhan peningkatan dekompensasi
perawatan sendiri. intoleran aktivitas jantung dari pada
- Menurunnya kelebihan aktivitas.
kelemahan dan
kelelahan
- Tanda vital dalam
rentang normal.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabeth J. 2009. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi
Subekti, Egi Komara Yuda, Jakarta: EGC.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC,
2009.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai