TINJAUAN PUSTAKA
diukur dalam penelitian ini meliputi pengaruh musim terhadap produksi kelapa
sawit, klorofil daun, kadar air tanah, kimia tanah (N,P,K dan Mg) dan C-mic.
melemah diantaranya klorofil daun, kadar kimia tanah dan kadar air tanah.
terhadap POME (palm oil mill effluent) pada beberapa lapisan tanah yang
janjang 17-20%.
3. Orathai Chavalparit (2006) meneliti tentang Clean Technologi for the Crude
internasional terwujud dengan baik. model produksi bersih kebun kelapa sawit
utama yaitu kerapatan tanaman, efektivitas, pemupukan dan daur ulang untuk
5. Klaus Wulfert (2000) meneliti tentang Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit
sebesar 90% dapat dijadikan parameter untuk perancangan reaktor skala penuh,
produksi gas spesifik sekitar 560 ℓ/kg COD terdegradasi dengan kandungan
gas metana sebesar 62% dan aliran upflow lebih cocok digunakan untuk limbah
LCKPS, produksi energi juga merupakan hal yang penting bagi PKS. Jika
digunakan untuk mesin genset, maka dapat dihasilkan tenaga listrik sebesar 26
kWh per ton TBS, sedangkan kebutuhan spesifik per ton TBS diperkirakan 15-
17 kWh.
keunggulan yang optimal. Kenyataan ini sangat perlu kajian lingkungan proses
industri baik eksternal maupun internal pada setiap aktifitas yang berlaku di
industri.
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh
ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai
unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit. PKS merupakan unit pengolahan paling hulu dalam industri
pengolahan kelapa sawit dan merupakan titik kritis dalam alur hidup ekonomi
buah kelapa sawit khususnya dan industri kelapa sawit umumnya. Sifat yang
• Sifat buah kelapa sawit yang cepat mengalami penurunan kualitas dan
• CPO dan inti sawit merupakan produk yang dihasilkan oleh Pabrik Kelapa
menjadi produk industri hilir dan bahan konsumsi rumah tangga seperti olein,
PKS merupakan salah satu faktor kunci sukses pembangunan industri perkebunan
kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi
perlakuan mekanis, fisik dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi
menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit dibanding industri minyak
nabati lainnya.
memasok 50% dari kapasitas PKS yang akan di bangunnya. Implikasi dari
peraturan ini ialah bahwa kemampuan PKS untuk mengolahkan buah milik pihak
luar menjadi sangat terbatas. Oleh sebab itu, kebun-kebun yang luas akan lebih
utama kebun kelapa sawit dan bahan baku utama PKS. Rendemen dan mutu
produk hasil dari PKS tergantung kepada mutu TBS yang masuk ke pabrik dari
kebun. PKS tidak dapat meningkatkan mutu TBS, hanyalah dapat meminimalisasi
penurunan mutu. Faktor kebun yang dapat mempengaruhi kualitas bahan baku
terbagi atas tipe atau jenisnya berdasarkan karakter ketebalan cangkang buahnya,
yaitu Dura (D), Tenera (T) dan Pisifera (P). Kelapa sawit dura memiliki
cangkang yang tebal (2-5 mm), dan pisifera (hampir tidak mempunyai inti dan
cangkang). Tenera adalah hibrida dari persilangan Dura dan Pisifera sehingga
memiliki cangkang intermediate (0.5-4 mm) dan merupakan tipe umum yang
dibanding bagian lain. Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah pada
umur 30 bulan setelah tanam. Buah pertama yang keluar (buah pasir) belum dapat
diolah di PKS karena kandungan minyaknya yang rendah. Buah kelapa sawit
menyusun tandan buah yang berbobot rata-rata 20-30 kg/tandan. Setiap TBS
minyak inti sawit) dikelilingi oleh perikarp. Perikarp tersusun atas tiga lapisan
yaitu endokarp yang keras (cangkang), mesokarp yang berserat dan mengandung
minyak sawit (CPO) dan eksokarp (lapisan luar yang berlapis lilin).Pada saat
matang, mesokarp mengandung sekitar 49% minyak sawit kasar, 35% air dan
16% padatan non minyak; atau dengan kata lain mengandung sekitar 70-75%
Penelitian Kelapa Sawit dapat menghasilkan 23-28 ton tandan buah segar
sekitar 5.5-7.5 ton CPO dan 0.5 ton minyak inti sawit/ha/tahun pada tingkat oil
extraction rate 23-26% dan kernel extraction rate 6.5-8% (Asmono et al.,
memberikan 4.5 ton CPO/ha/tahun, 0.5 ton PKO/ha/tahun dan 0.45 ton bungkil
inti sawit ha/tahun. Produktivitas minyak tanaman kelapa sawit 3 kali dibanding
Tandan buah segar (TBS) dipanen saat kematangan buah tercapai dengan
ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan telah lepas. Dengan kriteria panen ini,
Asam Lemak Bebas (ALB) yang sangat rendah dan biaya panen yang relatif lebih
ekonomis.
Kandungan asam lemak bebas buah sawit yang baru di panen biasanya <
0.3%. ALB minyak yang diperoleh dari buah yang tetap berada pada janjang
sebelum diolah (dan tidak mengalami memar) tidak pernah melewati 1.2%.
Sedangkan, ALB brondolan biasanya sekitar 5.0%. Di lain pihak, sangat jarang
diperoleh ALB dibawah 2% pada crude palm oil (CPO) hasil produksi PKS,
biasanya sekitar 3%. Peningkatan ALB yang mencapai sekitar 10 kali ini terjadi
karena kerusakan buah selama proses panen sampai tiba di ketel perebusan.
buah ke alat transpor pembawa buah ke pabrik, penurunan buah di loading ramp
dan pengisian buah ke lori. TBS yang memar juga akan membawa lebih banyak
tanah dan kotoran yang membantu mempercepat kenaikan ALB oleh karena
2005).Selain berpengaruh terhadap ALB, kerusakan buah pada saat panen juga
menurunkan daya pemucatan CPO yang diperoleh. Warna dari inti juga menjadi
pemanen dan buah pihak ketiga, dan pencatatan produksi TBS kebun penyuplai.
Pengolahan tandan buah segar atau FFB (Fresh Fruit Bunch) kelapa sawit
menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan palmkernel melalui beberapa proses
Gambar 4.
produk dan limbah padat dan cair dapat dilihat pada Gambar 5.
Dari Gambar 4 dan Gambar 5 dapat dilihat bahwa kualitas minyak sawit
(CPO) dan minyak inti sawit (PKO) serta banyaknya limbah yang dihasilkan akan
sawit 70% dan tandan kosong 20%. Sedangkan buah sawit diolah menjadi 43%
cair (POME). POME (Pulm Oil Mill Effluent) sebagai limbah cair dapat cepat
karena itu ada kebutuhan mendesak untuk sistem pengelolaan limbah yang
berkelanjutan untuk mengatasi limbah ini. Seperti halnya limbah organik yang
berasal dari kaya nutrisi tanaman, kompos limbah yang dihasilkan dari pabrik
minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dengan baik dalam daur ulang nutrisi
sehingga berguna untuk dapat dijadikan pupuk dan diolah menjadi biogas sebagai
Gambar 6 di atas sedangkan material balance limbah cair pabrik kelapa sawit
Tandan Buah Segar ( TBS ) yang akan diolah dinyatakan dalam kondisi
100%. Kemudian buah melewati tahapan perebusan seingga terdapat losses yang
diuapkan sebanyak 11,1 %. Setelah direbus pada stasiun sterillizer kemudian buah
memasuki tahapan pemisahan antara janjang dan buah pada stasiun thresher,
sehingga diperoleh 67% brondolan buah 21,5% empty bunch (tandan kosong).
lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan dapat diterapkan secara terus-
menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu sampai ke hilir yang terkait dengan
Dari pengertian mengenai produksi bersih maka terdapat dua kata kunci
melalui jenis proses yang akrab lingkungan, minimisasi limbah, analisis daur
kondensat 11,1%
TBS 100 % PEREBUSAN
TANDAN
PERONTOKAN Rebus
TANDAN Buah 67%
88,5%
kosong 21,5%
BOILLER
PENGADUKAN
PENGEPRESAN
Ampas 12,9%
10,6%
Air 9,7% PEMECAHAN
KLARIFIKASI
Minyak PENGERINGAN
DECANTE
CPO R 1,2%
22,5% DIKERINGKAN
Minyak
4,2% 2,2%
PEMISAHAN
PURIFIER PENGERINGAN
AIR
Tangki 5,0%
timbun PENYIMPANAN
CPO Limbah Cair
KERNEL
TANGKI
PENGUMPUL
AN LIMBAH
CAIR
untuk dijadikan pupuk bagi tanaman sawit itu sendiri. Buah sawit yang telah
mengekstraksi minyak pada stasiun screw press. Dari stasiun screw press ini
kemudian diperoleh pericarp (serabut luar) 12,9% dan nuts (biji berlapis serabut
halus dan cangkang biji) 10,6%. Kemudian pericarp dan nuts dibawa oleh CBC
(Cake Breacker Conveyor) menuju ke polysing drum. Pada polysing drum, nuts
pengeringan pada stasiun pengering biji dan dilanjutkan ke pemecahan biji pada
mesin ripple mill. Sedangkan pericrap dihisap oleh fibre syclone dan dibawa
ketempat penampungan pericrap. Pada fibre syclone dipisahkan antara dry fibre
fuel (serat kering dan halus) sebanyak 10,6% dan water evaporation (air yang
diuapkan) 2,2%.
Setelah nuts (biji berselaput cangkang biji dan serabut) dipecah diripple mill
notten dan kernel). Kernel 5% dipisahkan dari biji pecah, cangkang biji, serabut
dan notten pada stasiun pemisahan yaitu stasiun clay bath. Pemisahan kernel ini
kernel silo dengan menggunakan sheel transport. Pada kernel silo, kernel
dikeringkan lagi dengan tujuan untuk mengurangi kadar air. Setelah dikeringkan
kernel dikeringkan kembali dan kemudian diolah lagi melaui tahapan penampian
hingga diperoleh kernel. Shell yang diperoleh dari proses tersebut 6%.
Buah sawit yang telah terlepas dari tandannya kemudian dilumatkan pada stasiun
digester dan dipress pada stasiun screw press sehingga diperoleh minyak 43%.
Pada tahapan klarifikasi terdapat air yang diuapkan pada stasiun oil purifyer 9,7%.
Pada stasiun oil dryer air yang diuapkan 9,7%. Pada stasiun decanter terdapat
padatan 2%. Pada stasiun separator terdapat limbah berupa minyak bercampur air
dan lumpur sebanyak 60%. Setelah minyak tersebut memasuki tahapan klarifikasi
yang dilakukan secara terus menerus pada proses, produk, jasa untuk
Recovery/Reclaim).
akrab lingkungan
akibat kerusakan
a. Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin dan material lain di
dalam pabrik
4. Perubahan Teknologi
meningkatkan efisiensi
5. Perubahan Produk
aliran material dan produk dalam arah yang selaras dengan lingkungan, hal ini
yang di dekati oleh tata kelola limbah dan bahan kimia yang baik (Good House
melalui penerapan proses produksi dan penggunaan bahan baku dan energi
dalam proses, yang pada akhirnya menuju upaya konservasi sumber daya
termasuk upaya pencegahan, pencemaran melalui pilihan jenis proses yang akrab
a. Peningkatan produktivitas
b. Penghematan biaya
lingkungan dan meningkatkan daya saing dapat dilihat pada Gambar 10.
b. Mengurangi volume dan atau toksisitas limbah, limbah cair serta emisi
c. Pemakaian kembali dan/atau daur ulang secara maksimal atas input utama
a. No-cost
b. Low-cost
aman.
e. Monitoring pelaksanaan.
b. Analisis stakeholder
c. Keterlibatan karyawan
e. Pengukuran kinerja
Faktor Internal:
c. Faktor finansial
d. Kultur perusahaan
Faktor Eksternal:
b. Penggunaan sumber daya alam dan energi yang lebih efektif serta efisien
langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi sampai
produk
suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia dan
biologi
bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah,
namun perlu ditekankan bahwa strategi utama yang perlu ditekankan adalah
terakhir dalam pengelolaan adalah pembuangan limbah, hal ini dilakukan apabila
limbah yang termasuk dalam kategori berbahaya dan beracun perlu dilakukan
penanganan khusus
a. Langkah 1 : Perencanaan
d. Langkah 4 : Implementasi
pengolahan termasuk sumber daya alam dan energi sehingga dapat meminimalkan
limbah yang dihasilkan menjadi produk lain (waste to product). Pada industri
sawit penerapan produksi bersih dapat dilakukan mulai dari tingkat kebun hingga
tingkat pabrik. Pada tingkat kebun penerapan produksi bersih difokuskan pada
d. Truk yang datang berisi Tandan Buah Segar dan brondolan harus ditimbang
Pada tingkat pabrik difokuskan pada limbah atau juga hasil sampingan dari
a. Kernel (biji sawit), dapat diolah lagi menjadi produk minyak. Pengolahan
b. Cangkang biji sawit dan serat. Cangkang sawit dianggap sebagai salah satu
c. Tandan kosong memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan
kembali. Selama ini di pabrik pengolahan kelapa sawit tandan kosong ini
d. Limbah cair dilakukan pemisahan terlebih dahulu antara minyak dan airnya.
industrykelapa sawit, karena konsep ini memiliki falsafah dasar yang menyatakan
apapun karena limbah tersebut merupakan bahan baku bagi industri lain.
atau dicetak dalam produk akhir sehingga memiliki nilai tambah sebagai input
untuk industri atau proses lain. Dari sudut pandang lingkungan, konsep eliminasi
yang mengancam ekosistem baik dalam skala lokal maupun dalam skala global.
penggunaan sumber daya alam dan penghematan (efisiensi) terutama bagi limbah
yang masih mempunyai nilai ekonomi. Adapun proses pengolahan limbah cair
pabrik kelapa sawit dari input, process dan output dapat mengahasilkan 8,7m3
CH4 dari POME sebesar 650 Kg. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 11.
Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang
terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain. Sedangkan limbah
cair terjadi pada in housekeeping. Limbah padat dan limbah cair pada generasi
sedikit. Salah satunya adalah potensi limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber
unsur hara yang mampu menggantikan pupuk sintesis (Urea, TSP dan lain-lain).
Jenis potensi dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit dapat dilihat
pada Table 2.
Hampir seluruh air buangan PKS mengandung bahan organik yang dapat
− Dari Balance sheet ekstraksi minyak kelapa sawit diketahui bahwa jumlah air
limbah yang dihasilkan dari 1 ton Crude Palm Oil yang diproduksi adalah
2,50 ton dan hasil lain dari pengolahan kelapa sawit disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Jumlah Air Limbah dari 1 ton Crude Palm Oil
Kapasitas
No Uraian
(Ton)
1 Air 2,35
2 NOS (Non Oil Solid) 0,13
3 Minyak 0,02
Total 2,50
Sumber : Direktorat Pengelolahan Hasil Pertanian (2005)
Nusantara (dianggap mewakili PKS pada umumnya) oleh bank dunia diketahui
bahwa kualitas limbah cair (inlet) yang dihasilkan berpotensi mencemari badan air
limbah yang dikeluarkan berada dalam toleransi baku mutu limbah cair yang
semua limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali. Oleh karena itu
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit berpotensi merusak lingkungan jika cara
pengolahannya tidak dilakukan sesuai aturan dan standar yang telah disesuaikan.
Kenyataan bahwa limbah cair dibuang ke dalam tanah atau dibuang kelingkungan.
yang berarti pemanfaatan limbah menjadi bahan baku yang dapat digunakan untuk
produk baru. Di mana dalam hal ini pemanfaatan Limbah Cair berubah menjadi
Biogas dapat dijadikan sumber tenaga bagi pabrik kelapa sawit. Limbah Cair
pengurangan emisi karbon 15.000 ton CO2 eq/tahun/pabrik ini dapat diubah
Sumber: PREGA (Promotion of Renewable Energy Efficiency and Greenhouse), Juni 2004.
(LPKS) terdiri dari perlakuan awal dan pengendalian lanjutan. Perlakuan awal
menara atau bak pendingin. Setelah segresasi aliran limbah pada PKS
kapasitas olah 60 ton Tandan Buah Segar/jam, volume air limbah yang diolah
Keputusan Menteri tentang baku mutu limbah cair bagi Kegiatan Industri dimana
Tabel 8.
yang memenuhi baku mutu limbah cari seperti yang dapat dilihat pada komponen
BOD dan N.
mempunyai biaya operasi dan pemeliharaan relatif rendah. Hanya saja diperlukan
limbah, terutama pada panen puncak dan kondisi fluktuasi, dan hal ini merupakan
salah satu kerugian yang ditimbulkan oleh sistem tersebut. Oleh karenanya
PKS saja.
limbah cair (POME) mengalami proses fermentasi. Reaksi kimia pada proses
C6H12O6 → 2CH3CH2COOH + O2
2. Proses Asidogenesis
3. Proses Metanogenesis
Limbah cair kelapa sawit (POME) merupakan bahan utama yang akan
1 pH - 7,13
2 TS mg/ℓ 21.000
3 VS mg / ℓ 14.000
4 BOD mg / ℓ 8.000
5 CODcr mg / ℓ 15.000
6 NH4-N mg / ℓ 500
7 VFA mg / ℓ 50
8 Asam Asetat mg / ℓ 0
9 Asam Proponiat mg / ℓ 0
10 n-Hex mg / ℓ 4.300
11 C % 34,3
12 H % 4,68
13 N % 3,53
Sumber: Yoshimassa, (2009)
pendekatan terpadu atau utuh menyeluruh harus diterapkan oleh hukum agar
mampu mengatur lingkungan hidup manusia secara tepat dan baik (Muchtar
Kesumaatmaja.1977).
Pada saat pengembangan kelapa sawit hanya ratusan hektar per tahun tidak
ada pengaruh yang nyata terhadap lingkungan namun pada saat pengembangan
biomassa di kebun.
dan untuk mencapai industri kelapa sawit yang berkelanjutan telah dirintis seperti
adalah yang produktif, kompetitif dan efisien, serta pada saat yang sama dapat
indusatrial development with the sustainable use of natural resources (Van Barkel
diakibatkan oleh produk dan proses produksi secara integral dari operasional
sistem produksi.
standar limbah cair, padat dan gas. Jadi, harus diawali dari pencegahan.
c. Tekanan publik.
fenomena deterministik atau stochastik. Tapi adanya perlakuan dari sistem yang
perlu disiasati disebabkan faktor keraguan, ambiguitas dan serba abu-abu (samar),
dari suatu system nyata (realistis) (Bambang Sridadi. 2009). Pemodelan adalah
tahapan dalam membuat model dari suatu system nyata (realistis). Sedangkan
modelling, yang dapat diartikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari
sebuah objek atau kondisi aktual. Tujuan dari studi model adalah menentukan
informasi yang dianggap penting untuk dikumpulkan, sehingga tidak ada model
yang unik. Suatu model dapat dikatakan baik apabila dapat mewakili berbagai
aspek penting dari realitas yang sedang dikaji serta memiliki atribut-atribut
fungsional yang penting (elemen dan fungsi utama) dari sistem yang sebenarnya.
Model skala adalah model yang dibuat biasanya dengan memperkecil skala
dari aslinya. Misalnya: model model, model pesawat terbang untuk uji
2. Model Piktorial
yang sebenarnya belum ada. Misalnya: desain gambar model baju, arsitek
menggambar rumah.
3. Model Verbal
4. Model Skematis
bentuk skema, petak-petak dan arus bang informasi. Model dapat berupa
Technique). Model dalam bentuk skema statis, seperti: tabel, bagan, dan gantt
chart.
Model komputer adalah model dalam bentuk program computer yang ditulis
lain.
a. Asumsi model
berbagai bentuk persamaan, diagram alir dan diagram blok. Pada tahap ini dipilih
komputer dibuat untuk model abstrak secara memadai, maka sampailah pada
tahap verifikasi bahwa model komputer ini mampu melakukan simulai dari model
abstrak yang dikaji. Pengujian ini berbeda dengan uji validasi model.
merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji. Umumnya validasi
model dimulai dengan uji sederhana seperti tanda aljabar, tingkat kepangkatan
arah perubahan peubah apabila input atau parameter diganti-ganti, nilai batas
maka selanjutnya adalah dipakai uji statistik untuk mengetahui kemampuan model
dalam mereproduksi perilaku terdahulu dari sistem. Uji statistik ini dapat
sidik ragam dan lain-lain. Pada permasalahn yang kompleks dan mendesak
disarankan proses validasi partial. Proses validasi partial ini dikenal sebagai
proses verifikasi.
yang cukup penting untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Peubah
keputusan ini dapat berupa parameter rancang bangun atau input terkontrol.
2.16. Simulasi
dan terfokus pada suatu aktivitas atau operasi tertentudengan maksud untuk
kehadiran dan keberadaan dari aktivitas dan peristiwa dalam bentuk ril
(Napitupulu. 2009).
perlakuan terhadap sistem yang diteliti dan kegagalan yang sering dialami pada
atau operasi dan keadaan ril. Model sebagai imitasi disusun dalam bentuk yang
sesuai menyajikan sistem ril atas hal-hal tertentu yang perlu dipresentasikan
dengan maksud untuk menghadirkan tiruan dari kegiatan dan sistem ril. Sebagai
contoh model sistem antrian sebagai imitasi dari sistem pelayanan disusun untuk
1993) terdapat enam tahapan yang saling berhubungan yang harus diperhatikan,
yaitu
b. Konseptual sistem
c. Formulasi model
d. Simulasi model
e. Evaluasi model
yang secara cepat dapat melihat perilaku dari model yang telah dibuat. Ada
berbagai macam perangkat lunak yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut,
suatu model dinamik. Suatu model dinamik adalah kumpulan dari variabel-
variabel yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya dalam kurun
waktu. Setiap variabel berkorespondensi dengan suatu besaran yang nyata atau
disusun dalam bentuk yang sesuai menyajikan sistem ril atas hal-hal tertentu yang
dan sistem ril. Sebagai contoh model sistem antrian sebagai imitasi dari sistem
cair untuk memperoleh biogas (CH4) dari kedatangan tandan buah segar kelapa
S S
S Limbah
S S yang Siap
Bahan Jumlah Limbah Cair
Tambahan S Pesaing S S Diolah
Sisa
Produksi
Target Pasar S Disalurkan Keberhasilan
Kebutuhan S Jumlah Limbah Ke Tempat Jumlah Hasil
Masyarakat S Output Pengolahan Biogas
Produksi Inti S Cair
S Suhu Optimum S
Input S
Jam Kerja per S S S
Hari S W aste Suhu
S Gas Metana S
yang Akan S
S Limbah S S
Diolah S S S
Jam Tenaga Mesin dan Hasil
Modal
Kerja Energi Peralatan Pengolahan II
S
S
S S S Hasil
S S S Pengolahan II
Jumlah Tenaga Pengolahan I
S S S S Kedalaman
Kerja Energi Energi Metana
Nilai S
Metana Pengolahan I S
Jumlah Jam Kerja per Luas Kedalaman PH
Jumlah Mesin
Energi Hari Permukaan
Utama Optimum Energi S
PH Optimum
tiap Jam Tambahan tiap
S Ton
Luas
S Permukaan