RPP Rumaisa
RPP Rumaisa
G. Materi Pembelajaran :
a. Fakta:
Henry Louis Le Chatelier (1850-1936) ialah seorang ahli dari prancis yang berhasil
merumuskan hubungan antara reaksi yang terjadi pada sistem kesetimbangan kimia.
b. Konsep:
Hukum kesetimbangan kimia atau tetapan kestimbangan adalah perbandingan dari
hasil kali konsentrasi produk berpangkat kofisiennya masing-masing dengan
konsentrasi reaktan berpangkat kofisiennya masing-masing. Tetapan kestimbangan
biasa disimbolkan dengan "K" atau "Kc"
c. Prinsip:
Persamaan atau rumus umum kesetimbangan kimia yaitu:
d. Prosedural:
Cara menyelesaikan contoh soal tentang kesetimbangan :
adalah !
Untuk mengetahui perubahan nilai tetapan kesetimbangan ( K ) yang kita perhatikan adalah
senyawa yang spesifik yang ada untuk tiap-tiap reaksi.
untuk reaksi pertama yang kita perhatikan perubahannya adalah senyawa B karena senyawa B
tidak ada pada reaksi ke dua. Senyawa B yang mula-mula di ruas kiri menjadi di ruas kanan
dan dikalikan 2 (karena angka koefisiennya berubah dari 1 menjadi 2 berarti berubah menjadi
dua kalinya).
maka reaksinya ditulis :
karena dibalik maka K = 4 menjadi K = 1/4 kemudian dikalikan 2 maka K = 1/4 berubah lagi
menjadi kuadratnya K = (1/4)2 = 1/16
untuk reaksi kedua tidak mengalami perubahan karena senyawa spesifiknya yaitu senyawa D
tetap ada di ruas kiri dan angka koefisiennya pun tetap = 1 sehingga K nya juga tetap 8. Dari
reaksi pertama yang telah diubah dengan reaksi kedua digabung menjadi :
senyawa yang sama di ruas kiri dan kanan saling coret....
karena digabung maka nilai K = 1/16 dan K = 8 dikalikan sehingga menjadi :
K = 1/16 . 8 = ½
I. Media Pembelajaran
1. Media : Gambar (cetak) dan elektronik, rujukan
2. Alat/Bahan demonstrasi : LCD, Lembar Kerja Siswa, Lakmus, larutan kimia,
indicator alami dan indicator kimia
J. Sumber Belajar :
Harnanto, ari.2009. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional.
Sunarya, yayan. 2009. Mudah dan aktif belajar kimia. Jakara : Pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional
.
K. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Pertemuan pertama (2 x 45 menit) (indikator 1 )
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan Siswa menjawab salam dan berdoa bersama 20 menit
Siswa menjawab apersepsi: ?
Siswa menanggapi motivasi yang disampaikan oleh guru :
konsep pada perubahan fisika yaitu suatu zat yang bereaksi
bisa terbentuk kembali seperti zat semula atau tidak
membentuk zat baru, lantas bagaimana bentuk reaksi nya ?
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
Menanya
Siswa yang belum mengerti menanyakan kepada siswa yang
sudah mengerti didalam kelompoknya dan kepada guru
tentang tugas yang diberikan
Siswa yang belum mengerti mengenai materi menanyakan
kepada guru; Mengapa suhu dapat mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan?
Pengumpulan Data
Setiap kelompok mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber belajar tentang penjelasan kesetimbangan kimia.
Berdiskusi membahas tugas yang diberikan oleh guru.
Mengasosiasikan
Menyimpulkan tentang penjelasan kesetimbangan kimia.
Mengkomunikasikan
Anggota kelompok yang sudah tahu menjelaskan pada
anggota lain sampai semua anggota dalam kelompok
mengerti.
Siswa yang nomornya di panggil oleh guru
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
Siswa mendengarkan penguatan oleh guru
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan Siswa menjawab salam dan berdoa bersama 10 menit
Siswa menjawab apersepsi: masih ingatkah cara
menyetarakan reaksi?
Siswa mengumpulkan PR yang diberikan guru pada
pertemuan sebelumnya
Siswa menanggapi motivasi yang disampaikan oleh guru :
bagaimana anak panah bisa bereaksi ke dalam satu arah?
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
Inti Mengamati 105 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
L. Penilaian
3. Instrumen
1. Kesetimbangan kimia adalah Reaksi dapat balik yang terjadi dalam satu sistem dan laju
reaksi ke arah hasil atau sebaliknya sama disebut reaksi dalam keadaan setimbang atau
reaksi kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan banyak terjadi pada reaksi-reaksi dalam
wujud gas. Sistem yang termasuk reaksi kesetimbangan disebut sistem kesetimbangan.
1. Kesetimbangan kimia adalah Reaksi dapat balik yang terjadi dalam satu sistem dan laju
reaksi ke arah hasil atau sebaliknya sama disebut reaksi dalam keadaan setimbang atau
reaksi kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan banyak terjadi pada reaksi-reaksi dalam
wujud gas. Sistem yang termasuk reaksi kesetimbangan disebut sistem kesetimbangan.
2. Reaksi irreversible adalah reaksi yang berlangsung searah atau reaksi reaksi yang tidak
dapat balik sedangkan reaksi reversible adalah reaksi yang dapat balik.
Keadaan setimbang adalah keadaan yang tida terjadi perubahan makroskopis tetapi pada
tingkat mikroskopis reaksi dapat berlangsung sehingga kesetimbangan kimia disebut juga
kesetimbangan dinamis.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan menurut azas Le
Chatelier yaitu
Pengaruh konsentrasi
Pengaruh tekanan
Pengaruh komponen padat dan cair
Pengaruh suhu
Pengaruh katalis
Format Penilaian Sikap Siswa
Kelas/Semester : ...............................................................................................................
Pertemuan Ke : ...............................................................................................................
Skor Rubrik/kriteria
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Memperhatikan guru 1-9 siswa 10-15 siswa 16-20 siswa 21-30 siswa
ketika membuka memperhatikan memperhatikan memperhatikan memperhatikan
pelajaran guru ketika guru ketika guru ketika guru ketika
membuka membuka membuka membuka
pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran
Menjawab 1-2 siswa 3-5 siswa 6 siswa 6-8 siswa
1. Pendahuluan pertanyaan pada menjawab menjawab menjawab menjawab
kegiatan apersepsi pertanyaan pada pertanyaan pada pertanyaan pada pertanyaan
dan motivasi kegiatan kegiatan kegiatan pada kegiatan
apersepsi apersepsi apersepsi apersepsi
Memperhatikan guru 1-9 siswa 10-15 siswa 16-20 siswa 21-30 siswa
menjelaskan tujuan memperhatikan memperhatikan memperhatikan memperhatikan
pembelajaran penjelasan guru penjelasan guru penjelasan guru penjelasan guru
2. Kegiatan Memperhatikan 1-9 siswa 10-15 siswa 16-20 siswa 21-30 siswa
Inti penjelasan guru memperhatikan memperhatikan memperhatikan memperhatikan
tentang model penjelasan guru penjelasan guru penjelasan guru penjelasan guru
jigsaw
Memperhatikan guru 1-9 siswa 10-15 siswa 16-20 siswa 21-30 siswa
menjelaskan materi memperhatikan memperhatikan memperhatikan memperhatikan
pelajaran penjelasan guru penjelasan guru penjelasan guru penjelasan guru
Mengerjakan tugas 1-9 siswa yang 10-15 siswa 16-20 siswa 21-30 siswa
yang diberikan guru mengerjakan yang mengerjakan mengerjakan
tugas mengerjakan tugas tugas
tugas
Mempresentasikan 1- 4 siswa 4-6 siswa 6-8 siswa 9-10 siswa
tugasnya didepan mempresentasik mempresentasik mempresentasik mempresentasik
kelas an tugasnya an tugasnya an tugasnya an tugasnya
Mengulang dan 1-5 siswa yang 6-8 siswa yang 9-11 siswa yang 11-15 siswa
menghubungkan mengulang dan mengulang dan mengulang dan yang
materi dengan menghubungkan menghubungkan menghubungkan mengulang dan
jigsaw materi dengan materi dengan materi dengan menghubungka
jigsaw jigsaw jigsaw n materi dengan
jigsaw
Mendengarkan guru 1-10 siswa yang 11-15 siswa 16-20 siswa 21-30 siswa
memberikan mendengarkan yang yang yang
penguatan penguatan guru mendengarkan mendengarkan mendengarkan
penguatan guru penguatan guru penguatan guru
3. Kegiatan Menyimpulkan hasil 1 siswa yang 2-4 siswa yang 5 siswa yang 5-7 siswa yang
Penutup pembelajaran meyimpulkan meyimpulkan meyimpulkan meyimpulkan
Megerjakan soal dan 1-10 siswa yang 11-15 siswa 16- 20 siswa 21-30 siswa
menjawab sendiri menjawab soal yang menjawab yang menjawab yang menjawab
sendiri soal sendiri soal sendiri soal sendiri
LEMBAR KEGIATAN SISWA
DASAR TEORI :
PETUNJUK KEGIATAN
2. Lengkapilah kolom-kolom pada ketiga tabel tersebut sesuai rumus atau persamaam
matematik yang dicantumkan pada tiap-tiap kolom.
3. Diskusikan hasil-hasil perhitungan tersebut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
5. Diskusikan dengan temanmu lagi dan membaca buku tentang -faktor yng mempengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan
Uraian materi
KESETIMBANGAN KIMIA
A. Kesetimbangan Dinamis
Reaksi kimia secara garis besar ada 2 macam, yaitu:
1. Reaksi berkesudahan (irreversible) yaitu reaksi yang hanya berlangsung satu arah.
Contoh:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
2. Reaksi dapat balik (reversible) yaitu reaksi yang dapat berlangsung dua arah.
Contoh:
2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)
Jika suatu reaksi dapat balik berlangsung dalam sistem tertutup dan suhu tetap, maka
sistem mencapai kesetimbangan.
Sebelum mencapai kesetimbangan, jumlah zat yang bereaksi makin lama berkurang
dan jumlah hasil reaksi bertambah, akhirnya pada saat reaksi maju dan reaksi balik memiliki
laju reaksi yang sama akan tercapai kesetimbangan dinamis.
Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut.
r1
A+B r2 C+D
Konsentrasi A; [A] mula-mula besar kemudian waktu bereaksi makin berkurang dan
berubah menjadi zat B. Reaksi yang terjadi berlangsung cepat dan makin melambat.
Sebaliknya, pada keadaan awal konsentrasi B; [B] =0, makin lama makin bertambah. Zat B
yang terbentuk dapat berubah kembali menjadi zat A yang reaksinya mula-mula lambat
kemudian makin cepat.
Pada saat yang bersamaan [A] terurai sama banyaknya dengan [A] yang terbentuk
kembali. Dapat pula dikatakan [B] yang terbentuk sama dengan [B] yang terurai. Pada
keadaan ini telah tercapai kesetimbangan. Tercapainya kesetimbangan dapat digambarkan
seperti berikut.
Dalam reaksi setimbang terjadi reaksi dua arah yang berlawanan dengan laju reaksi
yang sama, ini berarti selama dalam kesetimbangan itu terus terjadi reaksi baik ke kanan
maupun ke kiri tetapi dengan laju yang sama. Kesetimbangan kimia demikian disebut
kesetimbangan dinamis. Sedang kesetimbangan statis misalnya kesetimbangan yang terjadi
dalam neraca pada saat kita menimbang, dalam kesetimbangan ini tidak terjadi perubahan
apapun.
Ciri-ciri keadaan setimbang dinamis adalah sebagai berikut.
1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang berlawanan.
2. Terjadi pada ruangan tertutup, suhu, dan tekanan tetap.
3. Laju reaksi ke arah hasil reaksi dan ke arah pereaksi sama.
4. Tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang dapat diukur atau dilihat,
tetapi perubahan mikroskopis (perubahan tingkat partikel) tetap berlangsung.
5. Setiap komponen tetap ada.
Macam-macam reaksi kesetimbangan
Suatu reaksi kesetimbangan dikatakan homogen jika pereaksi dan hasil reaksi
memiliki fasa yang sama, sedangkan reaksi dikatakan heterogen jika salah satu zat atau lebih
berbeda fasa.Berdasar keadaan zat atau tingkat wujud zat yang turut dalam reaksi setimbang
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh: H2(g) + I2(g) 2 HI(g)
[𝐻𝐼]2
K =[𝐻]2 [𝐼2]
2. Reaksi kesetimbangan heterogen
Contoh: C(s) + O2(g) CO2(g)
𝐶𝑂
K =𝑂2
2
Jika [A] ditambah (diperbesar), maka agar harga K tetap harus ada yang bergeser ke
C. Dan jika [A] dikurangi, agar harga K tetap, maka harus ada yang bergeser ke A. Perhatikan
dari rumusan K, jika A diperbesar dan tidak bergeser, maka harga K akan makin kecil.
Pergeseran
kesetimbangan terhenti jika harga K sudah sama seperti sebelum ada perubahan. Dengan
demikian kita dapat merumuskan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap suatu
kesetimbangan sebagai berikut.
Jika salah satu zat konsentrasinya diperbesar (ditambah), maka reaksi akan bergeser dari
arah zat tersebut.
Jika salah satu zat konsentrasinya diperkecil (dikurangi), maka reaksi bergeser ke arah zat
tersebut
2. Perubahan tekanan gas/perubahan volume gas
Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada gasgas. Untuk fase padat dan fase cair, pengaruh
perubahan tekanan dapat diabaikan. Hukum yang dirumuskan oleh Robert Boyle (1627–
1691) menyatakan bahwa pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volume
gas. Oleh karena itu, memperbesar tekanan gas berarti memperkecil volume gas tersebut.
Pengaruh dari perubahan tekanan gas terhadap suatu kesetimbangan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Reaksi
A+B C
Jika volume diperbesar, agar harga K tetap maka harus ada yang bergeser ke A dan B (jumlah
koefisien besar), dan jika volume diperkecil, agar harga K tetap maka harus ada yang
bergeser ke C (jumlah koefisien kecil). Perhatikan jika tidak bergeser, volume diperbesar
harga K akan makin besar.
Untuk diingat: Jika volume diperbesar (tekanan diperkecil), maka akan bergeser ke jumlah
koefisien yang besar Jika volume diperkecil (tekanan diperbesar), maka akan bergeser ke
jumlah koefisien yang kecil.
Bagaimana kalau jumlah koefisien kanan dan kiri
sama?
A(g) + B(g) C(g) + D(g)
Harga K tidak dipengaruhi volume, maka volume/ perubahan tekanan tidak akan menggeser
kesetimbangan.
3. Perubahan suhu
Perhatikan reaksi 2 SO2 + O2 2 SO3 + 45 kkal Reaksi pembuatan SO3 di atas
merupakan reaksi eksoterm, sebab memiliki kalor reaksi positif. Sudah tentu reaksi ke arah
kiri merupakan reaksi endoterm. Sehingga zat SO3 disebut zat eksoterm (suatu zat yang pada
proses pembentukannya menghasilkan kalor) dan zat SO2 dan O2 disebut zat endoterm
(suatu zat yang pada proses terbentuknya memerlukan kalor).
Jika suhu dinaikkan, berarti kita menambahkan kalor atau memberikan kalor, berarti
harus bergeser ke zat yang memerlukan (zat endoterm). Berarti bergeser ke SO2 dan O2 (ke
kiri). Jika suhu diturunkan, maka akan bergeser ke zat yang mengeluarkan kalor (zat
eksoterm). Berarti bergeser ke SO3 (ke kanan).
Pergeseran ini karena sifat zat yang endoterm atau zat yang eksoterm, akibatnya harga
K akan berubah. Dengan perubahan suhu, jika reaksi bergeser ke kanan, maka hasil reaksi
bertambah dan pereaksi berkurang, dengan demikian harga K akan bertambah besar. Dan jika
reaksi bergeser ke kiri, maka hasil reaksi berkurang dan pereaksi bertambah, maka harga K
akan berkurang.
4. Peranan katalis dalam reaksi kesetimbangan
Sesuai dengan fungsinya sebagai zat yang mempercepat reaksi, katalis berfungsi
mempercepat tercapainya kesetimbangan, dengan cara mempercepat reaksi maju dan reaksi
balik sama besar. Jadi, katalis berfungsi pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai).
Jika laju reaksi maju = laju reaksi balik (setelah kesetimbangan tercapai), maka katalis
berhenti berfungsi. Katalis hanya mampu mempercepat reaksi, tetapi tidak dapat membuat
reaksi. Jadi, katalis tidak dapat menggeser reaksi yang telah setimbang.
D. Kesetimbangan Kimia dalam Industri
Agar suatu zat dihasilkan sebanyak mungkin, suatu reaksi kimia harus diusahakan
supaya berlangsung ke arah hasil reaksi (ke arah kanan). Jika reaksinya merupakan reaksi
kesetimbangan, maka faktor-faktor konsentrasi, suhu, tekanan gas, dan katalis harus
diperhitungkan agar reaksi itu berlangsung cepat dan ekonomis. Dalam hal ini, kita mencoba
meninjau dua proses yang sangat penting di bidang industri kimia, yaitu pembuatan amonia
menurut proses Haber-Bosch dan pembuatan asam sulfat menurut proses kontak.
1. Proses Haber-Bosch
Fritz Haber (1868–1934) dari Jerman adalah orang yang mula-mula berhasil
mensintesis amonia dari gas-gas nitrogen dan hidrogen, sehingga ia mendapat hadiah Nobel
tahun 1918. Proses pembuatan amonia ini lalu disempurnakan oleh rekan senegaranya, Karl
Bosch (1874–1940), yang juga meraih hadiah Nobel tahun 1931. Itulah sebabnya proses
pembuatan amonia dikenal sebagai proses Haber-Bosch. Reaksi yang berlangsung sebagai
berikut.
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3 (g) + 22 kkal
Pada suhu biasa, reaksi ini berjalan lambat sekali. Jika suhu dinaikkan, maka reaksi
akan berlangsung jauh lebih cepat. Akan tetapi, kenaikkan suhu menyebabkan reaksi bergeser
ke kiri (mengapa?), sehingga mengurangi hasil NH3. Dengan memperhitungkan faktor-faktor
waktu dan hasil, maka suhu yang digunakan adalah 500 °C. Proses Haber-Bosch merupakan
proses yang cukup penting dalam dunia industri, sebab amonia merupakan bahan utama
dalam pembuatan berbagai barang, misalnya pupuk urea, asam nitrat, dan senyawa-senyawa
nitrogen lainnya. Amonia juga sering dipakai sebagai pelarut, karena kepolaran amonia cair
hampir menyamai kepolaran air.
2. Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak
Asam sulfat digunakan pada industri baja untuk menghilangkan karat besi sebelum
baja dilapisi timah atau seng; pada pembuatan zat warna, obat-obatan; pada proses pemurnian
logam dengan cara elektrolisis; pada industri tekstil, cat, plastik, akumulator, bahan peledak,
dan
lain-lain. Pendeknya, banyaknya pemakaian asam sulfat di suatu negara telah dipakai sebagai
ukuran kemakmuran negara tersebut.
Pada pembuatan asam sulfat menurut proses kontak, bahan yang dipakai adalah
belerang murni yang dibakar di udara reaksinya sebagai berikut.
S(s) + O2(g) SO2(g)
SO2 yang terbentuk dioksidasi di udara dengan memakai katalisator. Reaksinya berbentuk
kesetimbangan:
2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g) + 45 kkal
Dahulu dipakai serbuk platina sebagai katalis. Tetapi sekarang dipakai katalis V2O5
(vanadium pentaoksida) yang lebih murah. Menurut kesetimbangan di atas, makin rendah
suhunya makin banyak SO3 yang dihasilkan.