Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIS DALAM MENYUSUN PROPOSAL

PENELITIAN

(Dr. Edy Purnomo)

1. Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan titik tolak dari suatu kajian


penelitian. Dengan demikian, penting tidaknya atau berbobot
tidaknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh masalah yang
akan dikaji.
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah
penelitian, yaitu:
1. Kualitas permasalahan, dan
2. Kemungkinan konseptualisasi dan verifikasinya.

Kualitas permasalahan dapat dilakukan dengan mengajukan


beberapa pertanyaan berikut:

1) apakah hubungan antar variabel yang dipermasalahkan itu


mempunyai nilai sumbangan berarti baik secara teoritis
maupun praktis?

2) apakah hubungan antar variabel itu benar-benar merupakan


masalah yang riil dan dirasakan, atau dipaksakan untuk
diangkat permasalahan baik, dilihat dari kaca mata teoritis
maupun praktis?

3) apakah masalah yang diteliti itu benar-benar sesuatu yang


baru ataukah sekedar pengulangan dari peneliti sebelumnya
atau dari penelitian di tempat lain?

4) apakah masalah yang diteliti itu memiliki referensi teori yang


jelas atau tidak?

Sedangkan tentang konseptualisasi dan verifikasinya dapat


dilakukan penjajagan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
2

1) apakah konsep yang dikaji dalam penelitian tsb. memiliki


batasan dan definisi yang jelas atau tidak?

2) apakah konsep-konsep itu mengandung dimensi-dimensi


operasional yang dapat diamati dan diukur atau tidak?

3) apakah cukup jelas atau tidak gambaran formulasi hipote-


sis yang akan diuji dari masalah yang dikaji?

4) apakah tersedia atau tidak sumber-sumber data dari masa-


lah yang akan dikaji?

5) apakah cukup jelas atau tidak alat dan cara pengukuran


untuk memperoleh data penelitian?

6) apakah jelas atau tidak gambaran teknis analisisnya setelah


dilakukan pemrosesan data?

Pertimbangan subyektif peneliti dalam memilih masalah


pada dasarnya berkenaan dengan minat dan keahlian/kemampu-
an yang dimiliki oleh peneliti itu sendiri. Hal tersebut dapat
dijajagi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:

1) apakah masalah yang dikaji benar-benar sesuai dengan


minat peneliti?

2) apakah masalah yang dikaji tesebut sesuai dengan keahlian


atau spesialisasi peneliti?

3) apakah perbendaharaan teoritis tentang masalah yang dikaji


dimiliki secara memadai?

4) apakah cukup memadai perbendaharaan tentang hasil


penelitian lain yang relevan dengan masalah yang dikaji?

5) apakah waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan untuk


mela-kukan penelitian ini terjangkau oleh peneliti?
3

2. Masalah dan Judul Penelitian

Jika kita sebagai pendidik tentunya mengharapkan peserta


didiknya dapat menerima pelajaran yang diajarkan dengan baik,
yaitu memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan
atau perubahan sikap seperti yang diharapkan, dengan demikian
diharapkan semua peserta didiknya akan memperoleh hasil bel-
ajar dengan nilai yang tinggi setelah dilakukan evaluasi. Akan
tetapi apabila ternyata yang terjadi tidak seperti yang diharapkan,
sehingga hasil belajar yang diperolehnya menunjukkan nilai yang
rendah, maka ini berarti memunculkan adanya masalah. Dengan
demikian, pada dasarnya masalah adalah kesenjangan antara
harapan dan kenyataan.
Pertanyaan klasik yang sering diajukan calon peneleti
terutama mahasiswa yang akan menyusun proposal penelitian
adalah manakah yang harus didahulukan menentukan masalah
atau judul penelitian. Masalah dan judul saling berkaitan satu
sama lain. Masalah harus dapat memberikan kesan kepada judul,
demikian pula sebaliknya judul harus mencerminkan masalah,
artinya dalam judul setidak-tidaknya harus tersirat masalah.
Judul dapat diibaratkan sebuah iklan yang mengundang
orang untuk tertarik membaca dan mempelajarinya isinya. Judul
dapat ditetapkan setelah masalah penelitian dirumuskan dengan
jelas, dan harus mengacu kepada masalah pokok penelitian. Jika
judul terlalu panjang, dapat dibuat dua bagian. Bagian pertama
pokok judul dan kedua penjelasannya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan judul adalah:
a. pencerminan judul penelitian atas permasalahan yang akan
diteliti;
b. kejelasan dan kemenarikan judul penelitian;
c. tingkat keringkasan dan kemudahan untuk difahami;
d. tempat dan waktu penelitian dilakukan.
4

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah

Latar Belakang masalah merupakan hal pertama kali yang


harus ditulis jika kita akan menulis proposal atau laporan pene-
litian. Melalui latar belakang masalah inilah peneliti mengungkap-
kan motif yang melatarbelakangi melakukan penelitian.
Yang perlu diungkapkan dalam latar belakang masalah
adalah:
a. penjelasan tentang pentingnya masalah yang akan dikaji
dalam penelitian;
b. penjelasan keadaan yang ada atau telah terjadi (sebenarnya)
dengan sesuatu yang diharapkan (seharusnya), sehingga
terlihat adanya kesenjangan atau masalah;
c. mengungkapkan fakta berupa data empris yang menunjukkan
adanya masalah.

2. Identifikasi masalah.

Yang perlu dituliskan dalam identifikasi masalah adalah


mengemukakan berbagai kemungkinan permasalahan yang timbul
berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah.
Sehingga yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masalah
adalah:

a. menyebutkan berbagai kemungkinan masalah yang timbul


berdasarkan latar belakang masalah dilihat dari berbagai
aspek.

b. mengfokuskan masalah sesuai dengan aspek masalah yang


akan dikaji.
c. mengidentifikasikan masalah tersebut sesuai dengan kajian
penelitian.
5

3. Pembatasan masalah

Maksud dari pembatasan masalah adalah membatasi perma-


salahan yang terdapat pada identifikasi masalah berdasarkan
keterbatasan peneliti, baik karena keterbatasan kemampuan,
tenaga, waktu, dana dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. pernyataan tentang pembatasan masalah;
b. alasan dilakukannya pembatasan masalah;
c. penjelasan tentang aspek atau scope yang akan dikaji.

4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah sejumlah pertanyaan penelitian


yang harus dicari jawabannya melalui hipotesis penelitian. Dengan
demikian, yang perlu diperhatikan dalam menuliskan rumusan
masalah adalah:
a. dirumuskan dalam pertanyaan
b. mempertanyakan hubungan atau perbedaan variabel-
variabel penelitian
c. mengarah pada pengajuan hipotesis

5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin dicapai peneliti


setelah berakhirnya kegiatan penelitian. Dengan demikian, yang
perlu dituliskan dalam tujuan penelitian adalah:
a. menghubungkan variabel-variabel penelitian;
b. harus sinkron dengan rumusan masalah;
c. harus sinkron dengan rumusan hipotesis.

6. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

Yang perlu dikemukakan dalam manfaat penelitian antara


lain:
a. manfaat secara teoritis, yakni dapat menambah khasanah
pengetahuan dalam bidang yang dikaji.
6

b. Manfaat secara praktis, misalnya untuk perbaikan dan pe-


ngembangan profesi.
c. Menarik dan memotivasi peneliti lain untuk untuk melaku-
kan penelitian tentang kelanjutan atau hal-hal lain yang
berkaitan yang perlu diteliti.
7

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN


HIPOTESIS

1. Kerangka Teoritis atau Kajian Pustaka

Melakukan kajian pustaka merupakan hal yang sangat


penting bagi peneliti, karena peneliti yang memiliki pengetahuan
yang terbatas mustahil dapat melakukan penelitian dengan baik.
Yang perlu diperhatikan untuk dituliskan dalam kajian pustaka
adalah:
1) kepustakaan (teori, pendapat, dan hasil penelitian) yang
disajikan berkaitan variabel-vareiabel penelitian dan
masalah yang dikaji.
2) kepustakaan (teori, pendapat, dan hasil penelitian)
diorganisir secara logis.
3) menempatkan kepustakaan (teori, pendapat, dan hasil
penelitian tersebut sebagai acuan kerangka pikir.
4) mengutip hasil penelitian-penelitian yang relevan dan meng-
hubungkan hasil penelitian-penelitian tersebut dengan
penelitian yang dikaji.

2. Kerangka Pikir

Setelah peneliti melakukan kajian pustaka, yaitu mempela-


jari, mendalami, mencermati dan menelaah teori-teori dan hasil
peneliti-an-penelitian yang relevan, maka atas dasar kajian terse-
but peneliti menuliskan alur pikirnya untuk merumuskan hipote-
sis. Rumusan hipotesis ini dimaksudkan untuk menjawab perta-
nyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan
masalah.
Yang perlu diperhatikan dalam menuliskan kerangka pikir
adalah:
1) menjelaskan argumentasi peneliti untuk menghubungkan
variabel-variabel penelitian (pada umumnya hubungan
variabel bebas atau independen dengan variabel terikat atau
8

dependen) dengan mengacu pada teori-teori yang terdapat


dalam tinjauan pustaka;
2) menyatakan adanya dugaan hubungan/pengaruh atau
perbedaan/mana yang lebih baik antara variabel-variabel
penelitian.

3. Merumuskan Hipotesis

Untuk menjawab masalah penelitian yang terdapat dalam


rumusan masalah, maka peneliti perlu merumuskan hipotesis
sebagai jawabannya. Dalam merumuskan hipotesis yang perlu
diperhatikan adalah:
a. rumusan hipotesis harus menjawab permasalahan yang
tertuang dalam rumusan masalah.
b. rumusan hipotesis harus mendasarkan pada kerangka pikir
c. rumusan hipotesis harus dapat dibuat dalam hipotesis sta-
tistik.
9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan tempat penelitian

Untuk melakukan penelitian, peneliti membutuhkan waktu


penelitian dan tempat dilakukannya penelitian. Untuk itu peneliti
perlu menjelaskan hal-hal berikut:
a. menjelaskan mulai dan berakhirnya pelaksanaan penelitian.
b. adanya jadwal penelitian yang memuat rincian kegiatan
penelitian
c. menjelaskan tempat dan daerah penelitian.

2. Desain atau Metode Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif desain penelitian dapat diklasifi-


kasikan menjadi tiga jenis, yaitu: deskriptif, eksperimen, dan ex
post facto. Desain penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
mendapatkan deskripsi tentang suatu fenomena atau menguji
hubungan antar fenomena. Dalam desain ini, peneliti tidak
melakukan manipulasi perlakuan atau penempatan subyek
penelitian. Secara garis besar, ada tiga macam desain dalam
kelompok ini, yaitu: sederhana, korelasional, dan diferensial.
Namun jika peneliti melakukan manipulasi terhadap perlakuan
(treatment) yang diberikan kepada subyek, maka digunakan
desain ekperimen.

Desain eksperimen ada beberapa macam, diantaranya


adalah desain eksperimen sejati, semu, subyek tunggal, dan
perlakuan tunggal.

Bila peneliti melakukan penelitian dengan menjajagi


kemungkinan adanya hubungan kausal (sebab-akibat) antara
variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, maka
diunakan desain ex post facto.
10

3. Instrumen Penelitian

Secara garis besar instrumen penelitian dapat dibagi atas:


tes dan non tes. Tes digunakan untuk mendapatkan data yang
berhubungan dengan kompetensi, misalnya: hasil belajar,
kecerdasan, kemampuan awal, dan sebagainya. Sedangkan non
tes digunakan untuk mendapatkan data non kompetensi,
misalnya: minat, motivasi, sikap, persepsi, dan sebagainya.
Instrumen non tes ini dapat berbentuk; angket, wawancara,
check-list, observasi, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan instrumen yang baik, harus memenuhi
persyaratan yang harus dipenuhi. Instrumen yang berbentuk tes,
syarat yang harus dipenuhi meliputi: (1) taraf kesulitan butir tes,
(2) daya pembeda butir tes, (3) validitas butir tes, dan (4)
reliabilitas tes. Sedangkan instrumen yang berbentuk non-tes
diperlukan syarat: (1) validitas butir, dan (2) reliabilitas.

3. Analisis Data

Statistika yang digunakan untuk menguji hipoteis bergan-


tung kepada isi rumusan hipotesis. Apabila memperhatikan isi
rumusan hipotesis, kemungkinannya adalah sebagai berikut:

1) untuk hubungan dua variabel digunakan teknik korelasi,


untuk data interval dan atau rasio digunakan korelasi
product moment (г), sedangkan untuk data ordinal
digunakan korelasi tata jenjang (rho), untuk data nominal
dapat digunakan koefisien contingensi melalui khi kuadrat.

2) untuk perbedaan dua variabel yang menyatakan variabel


salah satu lebih tinggi dari variabel yang lain, jika datanya
berskala interval dan atau rasio digunakan uji perbedaan
rata-rata uji-t. sedangkan jika datanya berskala nominal
atau ordinal dapat digunakan khi kuadrat.

3) untuk interaksi variabel, terutama untuk data interval dapat


digunakan analisis varian (anava) dengan f tes.
11

4) untuk menguji sumbangan atau kontribusi dari variabel


yang satu terhadap variabel lainnya sehingga dapat mem-
prediksi variabel yang satu atas variabel lainnya digunakan
regresi linier.
12

Daftar Pustaka

Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta,


Bandung, 1999.

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam


Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan


Aplikasi, Rajawali Pers, Jakarta, 1989.

Fred N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, Gadjah Mada


University Press, 1990.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan


Praktek, Rineka Cipta, 1996.

Mc.Millan, J.H. & Schumacher, S. Research in educationL A


concept introduction (ed, ke-3) Glemview, IL. Scott, Foresman and
Co, 1989.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Osikologi UGM,


Yogyakarta, 1981.

Nana Sidjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah,


Skripsi, Thesis-Disertasi, Sinar Baru, Bandung 1987.

Anda mungkin juga menyukai