Masalah penelitian merupakan titik tolak dari suatu kajian
penelitian. Dengan demikian, penting tidaknya atau berbobot tidaknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh masalah yang akan dikaji. Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah penelitian, yaitu: 1. Kualitas permasalahan, dan 2. Kemungkinan konseptualisasi dan verifikasinya.
Kualitas permasalahan dapat dilakukan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan berikut:
1) apakah hubungan antar variabel yang dipermasalahkan itu
mempunyai nilai sumbangan berarti baik secara teoritis maupun praktis?
2) apakah hubungan antar variabel itu benar-benar merupakan
masalah yang riil dan dirasakan, atau dipaksakan untuk diangkat permasalahan baik, dilihat dari kaca mata teoritis maupun praktis?
3) apakah masalah yang diteliti itu benar-benar sesuatu yang
baru ataukah sekedar pengulangan dari peneliti sebelumnya atau dari penelitian di tempat lain?
4) apakah masalah yang diteliti itu memiliki referensi teori yang
jelas atau tidak?
Sedangkan tentang konseptualisasi dan verifikasinya dapat
dilakukan penjajagan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 2
1) apakah konsep yang dikaji dalam penelitian tsb. memiliki
batasan dan definisi yang jelas atau tidak?
2) apakah konsep-konsep itu mengandung dimensi-dimensi
operasional yang dapat diamati dan diukur atau tidak?
3) apakah cukup jelas atau tidak gambaran formulasi hipote-
sis yang akan diuji dari masalah yang dikaji?
4) apakah tersedia atau tidak sumber-sumber data dari masa-
lah yang akan dikaji?
5) apakah cukup jelas atau tidak alat dan cara pengukuran
untuk memperoleh data penelitian?
6) apakah jelas atau tidak gambaran teknis analisisnya setelah
dilakukan pemrosesan data?
Pertimbangan subyektif peneliti dalam memilih masalah
pada dasarnya berkenaan dengan minat dan keahlian/kemampu- an yang dimiliki oleh peneliti itu sendiri. Hal tersebut dapat dijajagi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) apakah masalah yang dikaji benar-benar sesuai dengan
minat peneliti?
2) apakah masalah yang dikaji tesebut sesuai dengan keahlian
atau spesialisasi peneliti?
3) apakah perbendaharaan teoritis tentang masalah yang dikaji
dimiliki secara memadai?
4) apakah cukup memadai perbendaharaan tentang hasil
penelitian lain yang relevan dengan masalah yang dikaji?
5) apakah waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan untuk
mela-kukan penelitian ini terjangkau oleh peneliti? 3
2. Masalah dan Judul Penelitian
Jika kita sebagai pendidik tentunya mengharapkan peserta
didiknya dapat menerima pelajaran yang diajarkan dengan baik, yaitu memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan atau perubahan sikap seperti yang diharapkan, dengan demikian diharapkan semua peserta didiknya akan memperoleh hasil bel- ajar dengan nilai yang tinggi setelah dilakukan evaluasi. Akan tetapi apabila ternyata yang terjadi tidak seperti yang diharapkan, sehingga hasil belajar yang diperolehnya menunjukkan nilai yang rendah, maka ini berarti memunculkan adanya masalah. Dengan demikian, pada dasarnya masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Pertanyaan klasik yang sering diajukan calon peneleti terutama mahasiswa yang akan menyusun proposal penelitian adalah manakah yang harus didahulukan menentukan masalah atau judul penelitian. Masalah dan judul saling berkaitan satu sama lain. Masalah harus dapat memberikan kesan kepada judul, demikian pula sebaliknya judul harus mencerminkan masalah, artinya dalam judul setidak-tidaknya harus tersirat masalah. Judul dapat diibaratkan sebuah iklan yang mengundang orang untuk tertarik membaca dan mempelajarinya isinya. Judul dapat ditetapkan setelah masalah penelitian dirumuskan dengan jelas, dan harus mengacu kepada masalah pokok penelitian. Jika judul terlalu panjang, dapat dibuat dua bagian. Bagian pertama pokok judul dan kedua penjelasannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan judul adalah: a. pencerminan judul penelitian atas permasalahan yang akan diteliti; b. kejelasan dan kemenarikan judul penelitian; c. tingkat keringkasan dan kemudahan untuk difahami; d. tempat dan waktu penelitian dilakukan. 4
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Latar Belakang masalah merupakan hal pertama kali yang
harus ditulis jika kita akan menulis proposal atau laporan pene- litian. Melalui latar belakang masalah inilah peneliti mengungkap- kan motif yang melatarbelakangi melakukan penelitian. Yang perlu diungkapkan dalam latar belakang masalah adalah: a. penjelasan tentang pentingnya masalah yang akan dikaji dalam penelitian; b. penjelasan keadaan yang ada atau telah terjadi (sebenarnya) dengan sesuatu yang diharapkan (seharusnya), sehingga terlihat adanya kesenjangan atau masalah; c. mengungkapkan fakta berupa data empris yang menunjukkan adanya masalah.
2. Identifikasi masalah.
Yang perlu dituliskan dalam identifikasi masalah adalah
mengemukakan berbagai kemungkinan permasalahan yang timbul berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah. Sehingga yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masalah adalah:
a. menyebutkan berbagai kemungkinan masalah yang timbul
berdasarkan latar belakang masalah dilihat dari berbagai aspek.
b. mengfokuskan masalah sesuai dengan aspek masalah yang
akan dikaji. c. mengidentifikasikan masalah tersebut sesuai dengan kajian penelitian. 5
3. Pembatasan masalah
Maksud dari pembatasan masalah adalah membatasi perma-
salahan yang terdapat pada identifikasi masalah berdasarkan keterbatasan peneliti, baik karena keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu, dana dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. pernyataan tentang pembatasan masalah; b. alasan dilakukannya pembatasan masalah; c. penjelasan tentang aspek atau scope yang akan dikaji.
4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah sejumlah pertanyaan penelitian
yang harus dicari jawabannya melalui hipotesis penelitian. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan dalam menuliskan rumusan masalah adalah: a. dirumuskan dalam pertanyaan b. mempertanyakan hubungan atau perbedaan variabel- variabel penelitian c. mengarah pada pengajuan hipotesis
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin dicapai peneliti
setelah berakhirnya kegiatan penelitian. Dengan demikian, yang perlu dituliskan dalam tujuan penelitian adalah: a. menghubungkan variabel-variabel penelitian; b. harus sinkron dengan rumusan masalah; c. harus sinkron dengan rumusan hipotesis.
6. Manfaat atau Kegunaan Penelitian
Yang perlu dikemukakan dalam manfaat penelitian antara
lain: a. manfaat secara teoritis, yakni dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang yang dikaji. 6
b. Manfaat secara praktis, misalnya untuk perbaikan dan pe-
ngembangan profesi. c. Menarik dan memotivasi peneliti lain untuk untuk melaku- kan penelitian tentang kelanjutan atau hal-hal lain yang berkaitan yang perlu diteliti. 7
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS
1. Kerangka Teoritis atau Kajian Pustaka
Melakukan kajian pustaka merupakan hal yang sangat
penting bagi peneliti, karena peneliti yang memiliki pengetahuan yang terbatas mustahil dapat melakukan penelitian dengan baik. Yang perlu diperhatikan untuk dituliskan dalam kajian pustaka adalah: 1) kepustakaan (teori, pendapat, dan hasil penelitian) yang disajikan berkaitan variabel-vareiabel penelitian dan masalah yang dikaji. 2) kepustakaan (teori, pendapat, dan hasil penelitian) diorganisir secara logis. 3) menempatkan kepustakaan (teori, pendapat, dan hasil penelitian tersebut sebagai acuan kerangka pikir. 4) mengutip hasil penelitian-penelitian yang relevan dan meng- hubungkan hasil penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang dikaji.
2. Kerangka Pikir
Setelah peneliti melakukan kajian pustaka, yaitu mempela-
jari, mendalami, mencermati dan menelaah teori-teori dan hasil peneliti-an-penelitian yang relevan, maka atas dasar kajian terse- but peneliti menuliskan alur pikirnya untuk merumuskan hipote- sis. Rumusan hipotesis ini dimaksudkan untuk menjawab perta- nyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Yang perlu diperhatikan dalam menuliskan kerangka pikir adalah: 1) menjelaskan argumentasi peneliti untuk menghubungkan variabel-variabel penelitian (pada umumnya hubungan variabel bebas atau independen dengan variabel terikat atau 8
dependen) dengan mengacu pada teori-teori yang terdapat
dalam tinjauan pustaka; 2) menyatakan adanya dugaan hubungan/pengaruh atau perbedaan/mana yang lebih baik antara variabel-variabel penelitian.
3. Merumuskan Hipotesis
Untuk menjawab masalah penelitian yang terdapat dalam
rumusan masalah, maka peneliti perlu merumuskan hipotesis sebagai jawabannya. Dalam merumuskan hipotesis yang perlu diperhatikan adalah: a. rumusan hipotesis harus menjawab permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah. b. rumusan hipotesis harus mendasarkan pada kerangka pikir c. rumusan hipotesis harus dapat dibuat dalam hipotesis sta- tistik. 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan tempat penelitian
Untuk melakukan penelitian, peneliti membutuhkan waktu
penelitian dan tempat dilakukannya penelitian. Untuk itu peneliti perlu menjelaskan hal-hal berikut: a. menjelaskan mulai dan berakhirnya pelaksanaan penelitian. b. adanya jadwal penelitian yang memuat rincian kegiatan penelitian c. menjelaskan tempat dan daerah penelitian.
2. Desain atau Metode Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif desain penelitian dapat diklasifi-
kasikan menjadi tiga jenis, yaitu: deskriptif, eksperimen, dan ex post facto. Desain penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi tentang suatu fenomena atau menguji hubungan antar fenomena. Dalam desain ini, peneliti tidak melakukan manipulasi perlakuan atau penempatan subyek penelitian. Secara garis besar, ada tiga macam desain dalam kelompok ini, yaitu: sederhana, korelasional, dan diferensial. Namun jika peneliti melakukan manipulasi terhadap perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subyek, maka digunakan desain ekperimen.
Desain eksperimen ada beberapa macam, diantaranya
adalah desain eksperimen sejati, semu, subyek tunggal, dan perlakuan tunggal.
Bila peneliti melakukan penelitian dengan menjajagi
kemungkinan adanya hubungan kausal (sebab-akibat) antara variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, maka diunakan desain ex post facto. 10
3. Instrumen Penelitian
Secara garis besar instrumen penelitian dapat dibagi atas:
tes dan non tes. Tes digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kompetensi, misalnya: hasil belajar, kecerdasan, kemampuan awal, dan sebagainya. Sedangkan non tes digunakan untuk mendapatkan data non kompetensi, misalnya: minat, motivasi, sikap, persepsi, dan sebagainya. Instrumen non tes ini dapat berbentuk; angket, wawancara, check-list, observasi, dan lain-lain. Untuk mendapatkan instrumen yang baik, harus memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi. Instrumen yang berbentuk tes, syarat yang harus dipenuhi meliputi: (1) taraf kesulitan butir tes, (2) daya pembeda butir tes, (3) validitas butir tes, dan (4) reliabilitas tes. Sedangkan instrumen yang berbentuk non-tes diperlukan syarat: (1) validitas butir, dan (2) reliabilitas.
3. Analisis Data
Statistika yang digunakan untuk menguji hipoteis bergan-
tung kepada isi rumusan hipotesis. Apabila memperhatikan isi rumusan hipotesis, kemungkinannya adalah sebagai berikut:
1) untuk hubungan dua variabel digunakan teknik korelasi,
untuk data interval dan atau rasio digunakan korelasi product moment (г), sedangkan untuk data ordinal digunakan korelasi tata jenjang (rho), untuk data nominal dapat digunakan koefisien contingensi melalui khi kuadrat.
2) untuk perbedaan dua variabel yang menyatakan variabel
salah satu lebih tinggi dari variabel yang lain, jika datanya berskala interval dan atau rasio digunakan uji perbedaan rata-rata uji-t. sedangkan jika datanya berskala nominal atau ordinal dapat digunakan khi kuadrat.
3) untuk interaksi variabel, terutama untuk data interval dapat
digunakan analisis varian (anava) dengan f tes. 11
4) untuk menguji sumbangan atau kontribusi dari variabel
yang satu terhadap variabel lainnya sehingga dapat mem- prediksi variabel yang satu atas variabel lainnya digunakan regresi linier. 12