Pasien : Marina
Suami : rizky
Anak dan katim : laila
Perawat 1 : rika
Perawat 2 : linda
Perawat 3 : lusia
Dokter : Levi
Ny.D masuk rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari lubang vagina sudah
selama 2 hari. Perdarahan terjadi setelah melakukan hubungan suami istri, pasien
juga mengatakan pernah mengalami keputihan 1 minggu sebelum pendarahan.
Diruang kandungan, perawat melakukan pengkajian kepada Ny.D
Perawat 1 : “ assalamualaikum, selamat siang bu, dek”
Pasien & anaknya: “ waalaikumussalam, selamat siang suster.”
Perawat 1: “ perkenalkan bu, saya perawat X, hari ini saya bertugas dari jam 2 siang
sampai jam 8 malam nanti. Nama ibu siapa dan umurnya berapa, bu?”
Pasien : “ nama saya ….umur saya 40 tahun”
Perawat 1 : “ ibu ….., saya liat gelangnya ya, bu.” (perawat mengecek gelang). Ibu ke
rumah sakit diantar oleh anak ibu?
Pasien : “ iya saya diantar oleh anak saya.”
Perawat 1 : “ memang suami ibu dimana?”
Pasien : “ suami saya sedang kerja tapi sudah dihubungi oleh anak saya”
Perawat 1 : ” Baiklah bu, apa yang ibu rasakan saat ini?”
Pasien : “ perut saya sakit suster, terus sudah 2 hari ini keluar darah dari kemaluan
saya”
Perawat 1 : “ apa ibu selama ini juga sering keputihan?"
Pasien : “ iya sus. Saya sering mengalami keputihan. Tapi sebelum keluar darah ini,
sudah seminggu saya mengalami keputihan ”
Perawat 1 : “maaf sebelumnya ya, bu. apakah saat ibu melakukan hubungan suami istri
pernah terasa sakit atau keluar darah di kemaluan ibu?”
Pasien : “sebenarnya baru-baru ini pernah terjadi seperti itu.”
Perawat 1: “ apakah sebelumnya ibu pernah dirawat dirumah sakit?”
Pasien : “ belum sus, ini pertama kalinya.”
Perawat 1 : “kalau keluarga ibu, apa ada yang mengalami hal seperti ini?”
Pasien : “ setau saya nggak ada suster.”
Perawat 1 : “ sekarang kita cek dulu tekanan darah, suhu, nadi dan nafas ibu. (perawat
melakukan pemeriksaan TTV dan memberitahu hasilnya)
Tekanan darah ibu 100/80 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu ibu 36oc, dan
pernafasan 20 x/menit.
Pasien : “apa itu normal suster?”
Perawat 1: “ iya normal bu. Sekarang saya permisi dulu bu, saya akan konsultasikan
dengan dokter hasil pemeriksaan ibu.”
Pasien : “ iya suster, terima kasih.”
Setelah perawat selesai melakukan pengkajian head to toe pada Ny.X perawat pun
berkonsultasi dengan dokter mengenai hasil pengkajian yang sudah dilakukan.
Sementara itu suami Ny X telah sampai ke rumah sakit.
Perawat 1 : “ assalamualaikum dokter.”
Dokter : “ waalaikumussalam suster, iya ada apa?”
Perawat 1 : “ begini dok, ada pasien baru masuk dari IGD dengan keluhan (perawat
menjelaskan pada dokter). Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan
selanjutnya,dok?
Dokter : “ saya akan meresepkan obat untuk menghentikan pendarahannya dulu, nanti
kamu injeksikan sesuai dosis. Sementara saya akan memeriksa kondisi
pasiennya dulu karena dicurigai pasien ini mengalami kanker serviks”
Perawat 2 : “ begini bu pak, hasil pemeriksaan tadi pagi sudah keluar dan dokter tidak
bisa langsung memberitahu pada ibu dan keluarga karena ada urusan lain,
makanya dilimpahkan pada saya. Saya harap ibu dan keluarga bisa tabah
mendengar hasil pemeriksaan ibu ini. Hasilnya ibu positif kanker Rahim
stadium 3.”
Pasien dan keluarga : (terkejut dan histeris mendengar apa yang dikatakan suster)
Anak : “jadi bagaimana supaya ibu saya bisa sembuh sus?” (sambil menangis)
Perawat 2: “Dokter mengatakan bahwa operasi pengangkatan Rahim adalah jalan satu-
satunya dan jika ibu setuju dokter telah menjadwalkan waktu operasi ibu
adalah 3 hari ke depan
Pasien : “apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti, karena kami
masih ingin punya anak.”
Suami : “Apa tidak ada cara pengobatan lain sus selain operasi?
Perawat 2 : “Dokter bilang operasi adalah jalan satu-satunya. Dan yang jelas ibu dan
bapak tidak bisa punya anak lagi. Kalau ibu dan bapak tidak puas dengan
jawaban saya ibu bisa tanyakan langsung dengan dokter.
Suami : “Kami pikir-pikir dulu ya sus.”
Perawat 2: “Baiklah kalau begitu saya permisi dulu pak.”
Keesokan harinya, saat perawat datang ke ruangan pasien,
Perawat 2: “ pagi ibu pak, bagaimana perasaan ibu hari ini?
Pasien : “hari ini saya merasa seperti kemarin saja. Saya sedih memikirkan penyakit
saya ini ”
Perawat 2: Iya, tapi kan dokter kemarin sudah memberikan solusi untuk operasi. Jadi
gimana keputusan ibu dan bapak?
Pasien: Itu lah sus, kami masih ingin punya anak, sedangkan kalau dioperasi, diangkat
Rahim saya, saya jadi tidak bisa hamil lagi. Jadi kami sudah memikirkan kalau kami
tidak mau dioperasi sus.
Perawat 2: (dipikiran perawat berkata “apa yang saya harus lakukan, apa saya harus
menjelaskan bahwa ada cara lain dengan radioterapi dan kemoterapi selain operasi. Tapi
dokter hanya menginstrusksikan saya untuk mengatakan bahwa operasi adalah jalan
satu-satunya. Tapi jika tidak dikatakan pasien pasti akan tetap menolak, tapi jika saya
kata cara selain itu mungkin pasiennya akan mau memilih tindakan antara 2 tersebut,
jadi pasien tetap mendapatkan pengobatan dan perawatan). Sebenarnya, ada cara
pengobatan lainnya yaitu dengan radiologi dan kemoterapi. Tapi cara membutuhkan
waktu yang lama bisa berpuluh kali dilakukan sampai sembuh total. Setelah sembuh
total ibu dan bapak bisa merencana program kehamilan. Tapi selama dilakukan
radioterapi dan kemoterapi ini ibu gk boleh hamil. Nanti bisa berakibat buruk ke janin
ibu.
Suami : “ Oh ya udah sus, istri saya di radioterapi dan kemoterapi saja sus. Ya kan ma”
Pasien: Iya pa. Sus kami mau kalau di radioterapi dan kemoterapi saja sampai sembuh.
Yang penting saya bisa hamil setelah itu. Tapi, biayanya mahal gak sus?
Suami: Sudahlah ma, gak usah mama pikirkan masalah biaya. Lagipula kita kan masih
punya tabungan.
Pasien: Tapi tabungan itukan untuk kuliah anak kita pa.
Anak : Gak apa-apa ma. Yang penting mama bisa sembuh dulu. Untuk kuliah, nanti
ananda bisa berusaha dapat beasiswa, kalau gak dapat ananda bisa cari
kerja dulu.
Suami: Benar kata anak kita, nanti pasti ada rejeki lainnya. Mama gak usah banyak
pikiran. Ya suster kami setuju melakukan tindakan itu.
Perawat 2 : “ baiklah pak bu. Nanti kami ke sini lagi untuk meminta tanda tangan ibu
sebagai bentuk persetujuan atas tindakan tersebut. saya permisi dulu bu.
Pasien dan keluarga: iya sus. Terima kasih.
Perawat 2: “ begini dok pasien yang bernama Ny.X dan keluarga menyetujui
pengobatan secara radioterapi dan kemoterapi dok?”
Dokter : “ kenapa bisa radioterapi dan kemoterapi? Kemarin kan saya instruksikan
operasi.”
Perawat 2: “ iya dok, tapi pasien dan keluarga menolak kalau operasi. Soalnya pasien
masih ingin hamil.jadi saya jelaskan saja cara pengobatan radioterapi dan
kemoterapi ini agar pasiennya tetap menjalani pengobatan.”
Dokter : “kenapa kamu tidak menginformasikan kepada saya dulu? Kenapa kamu
langsung bilang, itu kan wewenang saya.”
Perawat 2: “ iya maaf dok, soalnya pasien ingin pulang paksa pagi ini kalau tindakannya
masih operasi, kemarinkan dokter bilang gak bisa diganggu karena ada
pelatihan pagi ini makanya saya langsung jelaskan saja pada pasiennya
mengenai radioterapi dan kemoterapi itu”
Dokter : “ yasudah lah. Sudah terjadi juga. Tapi kamu sudah menjelaskan secara
lengkapkan mengenai tindakan tersebut.?”
Dokter : “ kalau begitu kamu langsung siapkan inform consent dan minta tanda tangan
pasiennya.”
Perawat 2: “baik dok. O iya dok, nggak papa kan dok kalau perawat 3 yang
memberikan inform consent nanti soalnya dia yang dinas sore.”
Perawat pun datang menemui pasien dan keluarganya untuk memberikan inform
consent.
Perawat 3 : “ ibu seperti yang dibilang perawat 2 tadi siang, ibu setuju untuk dilakukan
pengobatan radioterapi dan kemoterapi jadi ini surat persetujuan yang harus
ditandatangani oleh ibu. “
Suami : “