Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAU PUSTAKA

Konsep penyakit

Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan nyamuk anopheles. Protozoa parasit
jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik , misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada 4 jenis type
plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang sering kali di temukam pada kasus
penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium
overle dan palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)

Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodiumdidalam darah atau jaringan yang dibuktikan
dengan pemeriksaan mikroskopik yang positif, adanya antigen malaria dengan tes cepat, ditemukan
DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi malaria dapat memberikan gejala mengigil, anemia,
dan splemegali. Pada individu yang imun dapat berlangsumg tampa gejala (asimtomatis). Penyakit
malaria (asimtomatis) : ialah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit
dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria
dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal malaria berat.
Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.
(Setiati, 2014, hal. 595)

Etiologi

Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu,

Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/vivaks
(demam pada tiap hari ke tiga )

Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup
ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/falsiparum (demam taiap
24-48 jam)
Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae(demam tiap ahri
ke empat).

Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai dinusa tenggara
barat dan irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh sepontan tampa pengobatan,
menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)

Manisfestasi klinis

Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada malaria tertiana
(p. Vivax p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3,
sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam dan periodisitas demam tiap 4 hari.tiap
serangan ditadai dengan beberapa serangan periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias
malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :

Periode dingin

Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung
dan pada saat mingigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling teratuk, pucat sampai sianosis
seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur

Periode panas

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40oc atau lebih, respirasi
meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun),
kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2
jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

Preode berkeringat
Penderita berkeringat malai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, samapi basah, temperatur turun,
penderita capai dan sering tertidur, bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan
pekerjaan biasa.

Spenomegali

Spenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik, limpa mengalami
kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigman eritrosit dan jaringan ikat bertambah.
Pembesarn limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesr sebesar 3 kali lipat, lien dapat teraba di
bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batas anterior merupakan gambaran pada
palpasi yang membedakan jika lien membesar lebuh lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan,
mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

Anemia

derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena falciparum.
Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time).
Ganguan pembentukan eritrositkarena depresi eritropoesisdalam sumsum tulang.

Ikterus

Adalah disklorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat kelebihan bilirium dalam darah. Bilirium
adalah produk penguraian sel darah merah terhadap tiga jenis ikterus antara lain :

Ikterus hemolitik

Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada
diktruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjukasikan semua bilirubin yang di
hasilkan

Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan disebut
dengan hipatoseluler

Ikterus obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris disebut dengan
ikterus obstuktif. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 292)

Patofisiologi

Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak. Apabila kekebelan
(daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan lemah dan hilang
dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut akan menginfeksi darah.
Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringanya malaria. Plasmodium valciparung akan
menyebabkan malaria yang berat. Parasit yang masuk ke pembuluh darah akan memasukan seporozoit.
Parasit akan tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9kali, skizone menjadi dewasa dan pecah
serta melepaskan beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang disini (CDC,2009). Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang
mengeluarkan anti gen. Kemudian, antigen akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit yang
mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah kehipotalamus yang merupakan
puisat pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena
plasmodium dihancurkan oleh monosit yang menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi
peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke pembuluh kapiler
menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia jaringan (prossete), yaitu
berkumpulnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah merah lainya (depkesri,2008). Anemia
disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem retikuloendotelian. Hemolisis
dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu. Selain itu, anemia juga disebakan oleh
komolisis atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal, serta
gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal. 122)

Pathway (Wijaya, 2013, hal. 186)

Nyamuk tersebut terkontaminasi plasmodium

Orang yangb belum terinfeksi masuk ke dalam pembuluh darah (30 menit)

Peningkatan permeabilitas sawar darah otak

Terjadi trombosit dan emboli

Anhopheles mengigit manusia yang terinfeksi malaria


Ekso-eriitrositer primer membagi diri

SS

terjadi proses inflamasi dari pembuluh darah otak


Peningkatan FDP (fibrin degradation product)

Merozoid / schizont muda

Merusak sel darah merah

Respon inflamasi

Pembuluh darah lebih premebialitas

Masuk jaringan otak dan cairan serebrospinal

Merusak sel darah merah


Activasi monocyt dan makrofage

Edema otak

– menggigil

– Suhu tubuh tinggi

– Berkeringat

Gangguan rasa nyaman

Terjadi malaborsi asam amino, gula dan lemak

Respon inflamasi

Pusat lapar
Terjadi gangguan mukosa usus

Anorexia

Gangguan nutrisi

Nusea, muntah diare

Klasifikasi

Malaria tropika penyebabnya adalah plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-14 hari

Malaria quartana penyebabnya plasmodium dengan masa inkubasi 18-40 hari

Malaria tertianan penyebab plasmodium vivex dengan masa inkubasi 12-17 hari

Malaria ovale yang disebabkan plasmodium dengan masa inkubasi. (Marnia, 2016, hal. 122)
Komplikasi

Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum
dan sering disebut pernicious manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gjala sebelumnya,
dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan.
Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:

Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang dari sebelas yang
terjadi 30 menit setelah kejang ; yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.

Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit > 10000.

Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB pada anak-anak
setelah dilakukan rehidrasi, diseratai kreatinin > 3 mg %

Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari parasit telah
menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.

Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin dengan perbedaan
temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.

Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge pressure menurun.
Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat yakni > 35 kali/ menit. (Wijaya, 2013, hal. 189)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Identitas

Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria, terutama pada anak dengan gizi buruk. Infeksi akan
berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat muda karena belum matangnya sistem imun
sedangkan pada usia tua disebabkan ole penururnan daya tahan tubuh. Selain itu semua, malaria juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan, pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan
mobilisasi penduduk yang cukuo tinggi dan trasportasi yang semakin cepat memungkinkan terjadinya
kasus-kasus impor di semua daerah yang sudah tereliminasi malaria. (Setiati, 2014, hal. 595)
Status kesehatan saat ini

Keluhan utama

Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit dengan keluhan demam, tidak mau
makan, kepala tersa pusing, perut bagian kanan terasa sakit, terasa mual dan ingin muntah. (Wijaya,
2013, hal. 190)

Alasan masuk rumah sakit

Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala badan terasa lemah, nyeri kepala,
tidak nafsu makan dan mual muntah. (Marnia, 2016, hal. 121)

Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan
oleh pasien dalah masih terasa demam, lemas, mual, tidak mau makan. (Wijaya, 2013, p. 190)

Riwayat kesehatan terdahulu

Riwayat penyakit sebelumnya

Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria mempunyai riwayat pernah mengalami penyakit
malaria sebelumnya dan pernah dirawat dirumah sakitatau berobat dengan gejala atau penyakit yang
sama. (Wijaya, 2013, p. 190)

Riwayat penyakit keluarga

Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam keluarganya juga ada yang menderita
penyakit malaria. (Wijaya, 2013, p. 190)

Riwayat pengobatan

Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan apakah pernah mendapatkan trasfusi darah
sebelunya. (Marnia, 2016, hal. 126)
Pemeriksaan fisik

Keadaaan umum

Kesadaran

Gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientas,deliriu atau koma (Kunoli, 2012, hal. 195).

Tanda-tanda vital

Tekanan darah normal atau sedikit menurun.

Denyut perifer kuat dan cepat.

RR: takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan

Demam 400 pada malaria berat (Kunoli, 2012, hal. 194)

Body system

Sistem pernafasan

Ispeksi : Takipnia dengan penurunan kedalam pernafasan,nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
(Kunoli, 2012)pada malaria berat frekuensi nafas pada balita >40 kali/menit sedangkan frekuensi nafas
pada anak berusia dibawah satu tahun >50 kali/menit. (Marnia, 2016, hal. 122)

Sistem kardiovaskuler

Palpasi: denyut perifer kuat dan cepat


Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)

Sistem persarafan

Kesadaran: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas, delirium atau koma. (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem perkemihan

Inspeksi: penurunan haluaran urin dan kosentrasi urin. (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem pencernaan

Inspeksi: anoreksia, mual dan muntah, diare atau kontipasi.

Palpasi: distensi abdomen (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem integument

Inspeksi: pendarahan (hematoma, petekie dan purpura), pucat.

Palpasi: kulit hangat (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem muskulokeletal

Kelemahan otot dan penurunan kekuatan (Kunoli, 2012, hal. 194)

Sistem endokrin

Pada sistem kardiovaskular dan endokrin dan Metabolisme tidak “tertulari” parasit sehingga penyakit
parasit pada organ-organ tubuh ini tidak dibahas. (Natadisatra, 2010, hal. 66)

Sistem reproduksi
Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester 1 dan 2 dibandingkan pada wanita yang tidak
hamil. (Setiati, 2014, hal. 605)

Sistem pengindraan

Konjungtiva anemis, sklera ikterik (Zainuddin, 2014, hal. 27)

Sistem imunitas

Respon imunitas selluler dan humoral normal terhadap antigen. (Setiati, 2014, hal. 606)

Pemeriksaan penunjang

Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit malaria yaitu pemeriksaan sediaan
darah (SD) untuk mengidentifikasi tebal tipisnya, serta positif atau negatif; dan pemeriksaan atau tes
dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang digunakan untuk mendeteksi antigen parasit malaria. Uji
deteksi ini berkangsung cepat, tetapi dapat melewatkan parasitemia rendah serta tidak dapat
menghitung jumlah parasitemia (Marnia, 2016, hal. 124)

Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang cepat pada malaria akut, sedangkan
pemeriksaan hemotokrit, leukosit, dan trombosit menunjukan trobisipenia

Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan SGOT; kadar glukosa dan alkalin fosfatase menurun,
albunin menurun, dan globulin meningkat. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksan kadar kreatilin
ureum, natrium, kalium, dan analisis gas darah (Marnia, 2016, hal. 124)
Penatalaksanaan

Ada tiga cara penatalaksanaan malaria, yaitu pengobatan presumtif, subpresif, dan radikal. Pengobatan
presentif merupakan pengobatan dengan cara menemukan pasien malaria secara intensif, dari rumah ke
rumah atau pada unit-unit pelayanan kesehatan. Tujuan dari pengobatan ini yaitu untuk meringankan
gejala malaria dan mencengah terjadinya penularan selama pasien menunggu hasil laboraturium

Pengobatan subpretif merupakan pengobatan pada semua pasien demam didaerah endemis malaria
yang berobat di unit-unit pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya gejala klinis.
Pengobatan radikala diberikan untuk malaria yang menimbulkan relaps jangka panjang, dan pengobatan
masa ditunjukan untuk setiap penduduk didaerah endemis malaria yang dilakukan secara teratur pada
saat wabah. Pengobatan malaria pada pasien anak dapat dilakukan secara rawat jalan atau rawat inap.
Jika rawat inap, klorokuin basa diberikan dengan dosis total 25mg/kgBB selama 3hari, dengan perinciaan
sebagai berikut :

Hari pertama 10mg/kgBB (maksimal 600mg basa )

6 jam kemudian dilanjutkan 10 mg/kgBB (maksimal 600 mg basa) dan 5 mg/kgBB pada 24 jam (maksimal
300 mg basa) + primakuin 1 hari.

Selain itu juga dapat diberikan :

Hari pertama dan kedua masing-masing 10 mg/kgBB

Hari ketiga 5 mg/kgBB + primakuin 1 hari.

Pengobatan dengan klorokuin dapat secara efektif menyembuhkan malaria, tetapi tidak semua orang
sensitif terhadap klorokuin, sehingga diperlukan obat yang dapat menyembuhkan malaria. Obat lain
yang dapat digunakan untuk anak yang menderita penyakit malaria yaitu quinin + klindamisin/
doksisiklin, atau atovaquone-proguanil, atau mefloquin. (Marnia, 2016, hal. 125)

Anda mungkin juga menyukai