Anda di halaman 1dari 10

26

Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Penurunan Postpartum Blues Dan Ansietas Melalui Terapi Thought Stopping


Dan Terapi Suportif Pada Ibu Postpartum Dengan Bayi Prematur

Sri Laela1, Budi Anna Keliat2, Mustikasari3


Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
e-mail: srilaela13@gmail.com

ABSTRACT

Postpartum mothers with premature babies born sectio caesaria will require a more adaptation process
compared to normal postpartum mothers who gave birth to term infants. Postpartum mothers of premature
infants mostly are at risk for postpartum blues and anxiety. The purpose of this study identified the effect of
thought-stopping and supportive therapies on mothers of premature infants with postpartum blues and
maternal anxiety. The research design used quasi-experiment with control group pretest-posttest design with
consecutive sampling method. The research method used a quasi-experimental control group pretest-posttest
design with consecutive sampling. The sample in this study was postpartum mothers with premature baby
treated in Perina - Nicu room as many as 62 respondents, taken by convenience sampling. The instruments
used in this study are HARS and EPDS. The instruments used in this study are HARS and EPDS. The
results showed differences in postpartum blues and anxiety levels of postpartum mothers with premature
infants significant (p-value = 0.000) between the groups thought-stopping therapy and supportive therapy
with groups that receive nursing actions. Thought-stopping and supportive therapies can reduce mothers
postpartum blues and anxiety with preterm infants twice as large as Ners nursing care.
Keywords: Anxiety; postpartum blues;supportive therapy;thought stopping

ABSTRAK

Ibu postpartum dengan bayi prematur yang lahir secara sectio caesaria akan membutuhkan
proses adaptasi yang lebih dibandingkan dengan ibu postpartum normal yang melahirkan
bayi cukup bulan. Ibu postpartum dengan bayi prematur berisiko mengalami postpartum
blues dan ansietas.Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh terapi thought stopping dan
terapi suportif terhadap postpartum blues dan ansietas ibu postpartum dengan bayi prematur.
Desain penelitian yang digunakan quasi-experiment with control group pretest-posttest design dengan
metode consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum dengan bayi
prematur yang dirawat di ruang Perina – Nicu sebanyak 62 responden, diambil melalui
convenience sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah HARS dan
EPDS.Hasil penelitian menunjukkan ada penurunan postpartum blues dan ansietas secara
bermakna (p-value= 0,000) pada kelompok yang mendapat tindakan keperawatan Ners,
terapi thought stopping dan terapi suportif, dan lebih besar penurunan secara bermakna
dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapat tindakan keperawatan Ners. Terapi
thought stopping dan terapi suportif mampu menurunkan postpartum blues dan ansietas ibu
postpartum dengan bayi prematur dua kali lebih besar dibanding pemberian tindakan
keperawatan Ners.

Kata kunci: Ansietas;postpartum blues;terapi suportif;thought stopping


27
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

PENDAHULUAN prematur. Data badan kesehatan dunia


Periode postpartum merupakan masa ( WHO, 2013 ) menyatakan dari 100 bayi
krisis bagi ibu, suami dan keluarga akibat yang lahir di Indonesia sebanyak 16 bayi
adanya perubahan fisik, psikologis dan mengalami kelahiran prematur.
struktur keluarga yang membutuhkan
proses adaptasi atau penyesuaian (Murray Riskesdas ( 2013 ) menyatakan bahwa
& McKinney, 2007). Proses adaptasi prevalensi bayi dengan berat badan lahir
fisiologis dimulai sejak ibu melahirkan rendah (BBLR) sebesar 11,1 % pada tahun
bayinya hingga kembalinya fungsi tubuh 2010. Angka kelahiran bayi prematur &
pada kondisi saat sebelum hamil, yaitu BBLR di Indonesia sekitar 27,9%
dalam kurun waktu 6 sampai 8 minggu (Wijayanegara,2010 ) . Seperlima bayi yang
(Pilliteri, 2010). lahir usia gestasi < 32 mg tidak bertahan
hidup ditahun pertama, sejumlah 75 – 80%
Ibu postpartum dengan bayi prematur meninggal pada usia < 28 hari dan 0,3%
yang lahir secara sectio caesaria akan kematian bayi yang lahir pada usia cukup
membutuhkan proses adaptasi yang lebih bulan (Wijayanegara,2009).
dibandingkan dengan ibu postpartum
normal yang melahirkan bayi cukup bulan. Ibu postpartum juga mengalami adaptasi
Hal ini dikarenakan ibu dengan post sectio psikologis. Menurut Rubin dalam Varney
caesaria akan menjalani masa nifas dengan (2007) menyatakan bahwa adaptasi
dua permasalahan, yaitu proses pemulihan psikologis terbagi atas tiga fase, yaitu : fase
pasca persalinan dan penyembuhan luka taking in (ketergantungan), fase taking hold
operasi yang terdapat di bagian abdomen (ketergantungan mandiri) dan fase letting go
(Syaifuddin, 2006), dan ditambah lagi (kemandirian), ketiga fase tersebut akan
dengan kondisi bayi prematur yang terlewati dengan baik jika ibu postpartum
membutuhkan perawatan khusus.WHO memperoleh dukungan sosial dari orang-
( 2010 ) memperkirakan 15 juta kelahiran orang disekitarnya.Ibu postpartum yang
atau 12% dari semua kelahiran di dunia gagal dalam fase taking In akan
adalah prematur. Tingkat tertinggi menyebabkan postpartum blues (Bobak,
kelahiran prematur terjadi di India sekitar 2005). Gejala yang dimunculkan pada
11,9 % dan terendah terjadi di Eropa postpartum blues seperti reaksi sedih,
6,2 %. Indonesia menempati urutan mudah menangis, cemas, mudah
kelima terbanyak dalam melahirkan bayi tersinggung, perasaan labil, cenderung
28
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

menyalahkan diri sendiri, merasa tidak Terapi suportif merupakan suatu bagian
mampu, gangguan pola tidur, tidak nafsu dari psikoterapi yang digunakan pada
makan. Gejala ini akan muncul setelah komunitas berbasis kesehatan jiwa
persalinan dan akan berlangsung dalam (Viederman, 2008). Tujuan terapi suportif
rentang waktu 14 hari. Pada ibu primipara yaitu meningkatkan individu yang suportif,
dan ibu post sectio caesaria rentan sekali meningkatkan kekuatan individu,
terjadinya postpartum blues. keterampilan koping dan menggunakan
sumber-sumber koping. Justifikasi
Ansietas merupakan gangguan psikososial pemilihan kedua terapi ini dikarenakan
yang sering terjadi pada setiap individu pada ibu postpartum dengan bayi
(Videbeck, 2011). Penelitian yang prematur ditemukan adanya pikiran yang
dilakukan oleh Eutrope, Thierry, Lempp, mengganggu akibat kondisi bayi yang
Laurence, (2014) tentang Emotional dirawat di Perina - Nicu yang membuat
Reactions of Mothers Facing Premature ansietas dan permasalahan yang dihadapi
Births:Study of 100 Mother-Infant Dyads 32 ibu postpartum dengan bayi prematur
Gestational Weeks, dihasilkan bahwa orang tidak hanya saat bayi dirawat di Perina –
tua bayi prematur mengalami ansietas Nicu, tetapi juga setelah bayi prematur
yang berhubungan dengan berat badan pulang kerumah. Hal ini disebabkan
bayi yang rendah dan membutuhkan karena perawatan bayi prematur
dukungan sosial sebelum pulang kerumah. membutuhkan waktu yang cukup lama,
sehingga ibu postpartum membutuhkan
Terapi individu yang efektif dalam dukungan internal / eksternal secara terus
mengatasi ansietas adalah CT, BT, Thought menerus.
stopping, dan CBT (Varcolis, 2006). Terapi
thought stopping merupakan sebuah tehnik Untuk mengatasi masalah ansietas dan
penghentian pikiran yang dipelajari sendiri mengetahui apakah ibu postpartum
oleh ibu postpartum yang dapat dengan bayi prematur mengalami
digunakan ketika ingin menghilangkan postpartum blues atau tidak , maka peneliti
pikiran yang mengganggu atau negatif dan mengukur tanda – tanda ansietas dan
pikiran yang tidak diinginkan secara sadar postpartum blues pada ibu postpartum
(Townsend, 2009). dengan bayi prematur diruang Perina -
Nicu kemudian melakukan tindakan
keperawatan Ners, terapi thought stopping
29
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

dan terapi suportif.Pertanyaan penelitian kehamilan berada pada usia kehamilan


yang muncul adalah apakah tindakan 36-37 minggu sebanyak 30 orang (48,3%).
keperawatan Ners, thought stopping dan Riwayat persalinan paling banyak adalah
terapi suportif berpengaruh dalam sectio caesarea yakni 43 (69,4%). Paritas
mengatasi postpartum blues dan ansietas paling banyak adalah multipara sekitar
ibu postpartum dengan bayi prematur 37 orang (59,7%). Sistem pendukung
diruang Perina -Nicu ? paling banyak adalah anggota keluarga
sebanyak 49 orang (79%).
METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini menggunakan Hasil uji statistik kesetaraan ibu
desain quasi-experiment with control group postpartum berdasarkan usia, pendidikan,
pretest-posttest design yang melihat pengaruh cara pembayaran, riwayat usia kehamilaan,
tindakan keperawatan Ners, terapi thought paritas, riwayat persalinan dan sistem
stopping dan terapi suportif terhadap pendukung didapatkan p value > 0,005
postpartum blues dan ansietas ibu sehingga disimpulkan bahwa karakteristik
postpartum dengan bayi prematur diruang ibu postpartum pada kelompok intervensi
Perina Nicu. Metode sampling yang setara dengan kelompok kontrol.
digunakan adalah convenience sampling,
jumlah sampel 62 responden. Total waktu Kondisi postpartum blues dan ansietas ibu
penelitian 25 minggu, yaitu mulai postpartum dengan bayi prematur
Desember - Juni 2016. Instrumen yang sebelum dilakukan tindakan keperawatan
digunakan dalam penelitian ini adalah Ners dan terapi thought stopping pada
HARS dan EPDS. kelompok intervensi dan tindakan
keperawatan Ners pada kelompok kontrol
HASIL didapatkan data bahwa rata-rata ibu
Karakteristik usia ibu postpartum postpartum mengalami pospartum blues
rata-rata 32 tahun dengan usia termuda sebesar 55,43% dan rata- rata tingkat
22 tahun dan usia tertua 39 tahun, tingkat Ansietas sebesar 50,92% menunjukan
pendidikan paling banyak adalah ansietas berat.
akademik/ perguruan tinggi sebanyak
57 orang (95%), cara pembayaran paling Hasil uji statistik kesetaraan ibu
banyak adalah asuransi sebesar 27 orang postpartum berdasarkan pospartum blues
(43,5%), sebagian besar riwayat usia dan ansietas didapatkan (p value > 0,05),
30
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

sehingga disimpulkan bahwa pospartum ansietas sedang dan pospartum blues turun
blues dan ansietas kelompok intervensi sebesar 12,68%. Nilai tesebut masih
setara dengan kelompok kontrol. berada pada rentang postpartum
blues.Setelah dilakukan tindakan
Perbedaan postpartum blues dan ansietas keperawatan Ners menunjukkan ada
ibu postpartum sebelum dan sesudah penurunan rata – rata yang siginifikan
dilakukan tindakan keperawatan Ners, pada ansietas sebesar 12,32% yang berarti
terapi thought stopping pada kelompok dari ansietas berat menjadi ansietas sedang
intervensi dan tindakan keperawatan Ners dan pospartum blues menurun 8,06%.
pada kelompok kontrol dapat terlihat Nilai tesebut masih berada pada rentang
pada Tabel. 1 postpartum blues.Penurunan tingkat
postpartum blues dan ansietas pada
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan data kelompok ibu postpartum yang
bahwa setelah dilakukan tindakan mendapatkan tindakan keperawatan Ners
keperawatan Ners dan terapi thought dan terapi thought stopping lebih besar
stopping menunjukkan ada penurunan rata secara bermakna dibandingkan dengan
rata yang siginifikan pada ansietas sebesar yang hanya mendapatkan tindakan
14,46% dari ansietas berat menjadi keperawatan Ners (p value < 0,05).

Tabel.1 Perbedaan postpartum blues dan ansietas ibu postpartum antara sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan keperawatan Ners, terapi thought stopping dengan tindakan
keperawatan Ners (n=62)
Variabel Mean Mean P value
Sebelum Sesudah
Postpartum blues
Ners PP.blues PP.blues 0,038
Ners, TS PP.blues PP.blues
Ansietas
Ners Berat Sedang 0,032
Ners, TS Berat Sedang

Perbedaan postpartum blues dan ansietas suportif pada kelompok intervensi dapat
ibu postpartum antara sesudah dilakukan dilihat pada Tabel 2
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
stopping dengan tindakan keperawatan Hasil uji statistik pada Tabel 2
Ners, terapi thought stopping dan terapi menunjukkan bahwa setelah dilakukan
31
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

tindakan keperawatan Ners, terapi thought normal.Hasil penelitian menunjukan


stopping dan terapi suportif ada penurunan bahwa pemberian terapi thought stopping
rata – rata yang siginifikan pada ansietas dan terapi suportif mampu menurunkan
sebesar 17,57% yang berarti dari ansietas postpartum blues dan ansietas ibu
sedang menjadi ansietas normal dan postpartum 2x lebih besar dibandingkan
pospartum blues nilai menurun 16,33%, dengan pemberian tindakan keperawatan
yang berarti dari kondisi postpartum blues Ners.
menjadi tidak postpartum blues /

Tabel. 2 Perbedaan Postpartum Blues dan Ansietas Ibu Postpartum antara Sesudah
Dilakukan Tindakan Keperawatan Ners, Terapi Thought Stopping dengan Tindakan
Keperawatan Ners, Terapi Thought Stopping dan Terapi Suportif Pada Kelompok
Intervensi
Variabel Mean SD P.Value
Postpartum blues
Sesudah (, Ners, TS) PP.blues 3,049 0,000
Sesudah (Ners, TS, S) Normal 3,294
Ansietas
Sesudah (Ners, TS) Sedang 4,089 0,000
Sesudah (Ners, TS, S) Normal 4,856

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa mereka mengalami kesulitan menjadi
sebelum dilakukan tindakan keperawatan seorang ibu pada masa awal pasca
Ners dan terapi Thought stopping melahirkan. Ibu mengalami perasaan
menunjukan bahwa semua ibu kecemasan dengan adanya pemisahan dari
postpartum dengan bayi prematur diruang bayinya.Penelitian Melynk, Feinstein &
Perina – Nicu mengalami postpartum Fairbanks, (2007) menyebutkan bahwa
blues dan ansietas berat.Hasil penelitian hospitalisasi perawatan di ruang Nicu
yang berjudul “Experiences of having a berdampak negatif bagi kondisi psikologis
prematurely born infant from the perspective of orang tua dan perkembangan bayi
mothers in Northern Sweden”, yang dilakukan prematur di kemudian hari. Dampak
oleh Lindberg dan Ohrling (2008) negatif tersebut antara lain ansietas tingkat
menguatkan hasil penelitian ini. tinggi dan gejala depresi, kehilangan
Didapatkan hasil bahwa ibu tidak siap kepercayaan diri dalam perawatan bayi
memiliki bayi yang lahir prematur dan karena kurangnya informasi.
32
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Pengaruh tindakan keperawatan Ners penelitian ini sejalan dengan hasil


dan terapi thought stopping terhadap penelitian yang dilakukan oleh Agustarika
postpartum blues dan ansietas ibu (2009) tentang pengaruh terapi thought
postpartum dengan bayi prematur stopping terhadap tingkat ansietas pada
Postpartum blues pada ibu postpartum klien dengan penyakit fisik di RSUD
dengan bayi prematur yang mendapatkan Sorong menyebutkan bahwa adanya
tindakan keperawatan Ners dan terapi penurunan ansietas secara bermakna pada
thought stopping terjadi penurunan nilai klien yang mendapat terapi thought stopping
postpartum blues sebesar 12,68% yang yang meliputi respon fisiologis, kognitif,
artinya masih postpartum blues dan pada perilaku dan emosi. Penelitian lain yang
ibu postpartum yang tidak mendapatkan mendukung hasil penelitian ini adalah
terapi thought stopping penurunan nilai penelitian Bakker (2009) ”In defence of
postpartum blues sebesar 8,06%, yang thought stopping”, dihasilkan bahwa thought
artinya masih postpartum blues. stopping mampu menekan tingkat ansietas
Penurunan nilai postpartum blues pada dan meningkatkan koping individu.
kelompok ibu postpartum yang Penelitian yang sejalan dengan penelitian
mendapatkan tindakan keperawatan Ners ini juga dilakukan oleh Naikare & Kale
dan terapi thought stopping lebih besar (2015) ”Thought Stopping Activity as
secara bermakna dibandingkan dengan Innovative Trend to Deal with Stresses”,
yang hanya mendapatkan tindakan dihasilkan bahwa tehnik penghentian
keperawatan Ners (p-value < 0,05). pikiran mampu mengendalikan tingkat
stres pekerja industri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
ansietas pada ibu postpartum yang Berdasarkan data tersebut dapat
mendapatkan tindakan keperawatan Ners disimpulkan bahwa tindakan keperawatan
dan terapi thought stopping terjadi Ners dan terapi thought stopping mampu
penurunan nilai ansietas sebesar 14,46%, menurunkan postpartum blues dan tingkat
yang artinya dari ansietas berat menjadi ansietas ibu postpartum dengan bayi
sedang dan pada ibu postpartum yang prematur. Penurunan tingkat ansietas
tidak mendapatkan terapi thought stopping pada kelompok ibu postpartum yang
penurunan nilai ansietas sebesar 12,32%, mendapatkan tindakan keperawatan Ners
yang artinya dari ansietas berat menjadi dan terapi thought stopping lebih besar
sedang.Penurunan tingkat ansietas pada secara bermakna dibandingkan dengan
33
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

yang hanya mendapatkan tindakan tingkat ansietas pasien kanker leher rahim
keperawatan Ners. di ruang kandungan RSU Dr Soetomo
Surabaya.Berdasarkan data tersebut dapat
Pengaruh tindakan keperawatn Ners disimpulkan bahwa tindakan keperawatan
terhadap postpartum blues dan Ners dapat menurunkan nilai postpartum
ansietas ibu postpartum dengan bayi blues dan tingkat ansietas pada ibu
prematur postpartum dengan bayi prematur.
Hasil penelitian menunjukkan ada
penurunan rata – rata yang siginifikan Pengaruh tindakan keperawatan Ners,
pada ansietas dari ansietas berat menjadi thought stopping dan terapi suportif
ansietas sedang dan nilai pospartum blues terhadap postpartum blues dan
setelah tindakan keperawatan Ners ansietas ibu postpartum dengan bayi
menurun 8,06%, yang artinya masih prematur.
postpartum blues.Hasil penelitian ini Setelah dilakukan tindakan keperawatan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ners, terapi thought stopping dan terapi
oleh Bektas (2008) yang menyebutkan kelompok suportif hasil penelitian
bahwa pendidikan kesehatan mempunyai menunjukkan ada penurunan rata – rata
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat yang lebih siginifikan pada ansietas
ansietas.. Sebuah penelitian yang sebesar 32,14% yang berarti dari ansietas
dilakukan oleh Fiandini (2010) berat menjadi ansietas normal dan
menemukan bahwa relaksasi nafas dalam pospartum blues nilai menurun 29,03%,
mampu secara efektif menurunkan tingkat yang berarti dari kondisi postpartum blues
ansietas pasien pre operasi di ruang bedah. menjadi normal atau tidak postpartum
Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan blues.Dochterman (2008) menjelaskan
Prawitasari (2002) yang mengungkapkan bahwa salah satu psikoterapi yang dapat
bahwa teknik relaksasi juga dapat dipergunakan untuk mengatasi ansietas
digunakan sebagai keterampilan koping terutama pada masalah emosional dan
yang aktif dalam kondisi ansietas. berfokus pada bagaimana memfasilitasi
Penelitian tentang teknik reduksi ansietas klien untuk mengenal dan
lainnya, diungkapkan pula oleh Mu`afiro mempergunakan suport sistem yang
(2004). Hasil dari penelitian tersebut mampu dijangkau adalah terapi suportif.
membuktikan bahwa teknik hipnotis lima
jari cukup efektif untuk menurunkan
34
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Penelitian lain yang mendukung hasil Tinggi, cara pembayaran asuransi,


penelitian ini adalah penelitian yang paritas multipara, riwayat usia
dilakukan oleh Banowati (1989). Banowati kehamilan 36-37 minggu, riwayat
menyatakan bahwa psikoterapi suportif persalinan SC, sumber pendukung
yang dilakukan pada pasien hemiparase yang didapat dari keluarga, mayoritas
mampu menurunkan derajat depresi dan mengalami postpartum blues dan
ansietas serta meningkatkan semangat ansietas berat.
hidup. Penelitian serupa yang dilakukan 2. Tindakan keperawatan Ners dan
oleh Hasmilasari (2010) membuktikan terapi thought stopping memberikan
juga bahwa dengan terapi suportif tingkat makna yang signifikan terhadap
ansietas pada ibu hamil mengalami penurunan postpartum blues dan
penurunan. Sedangkan penelitian lainnya tingkat ansietas ibu postpartum
yang pernah dilakukan oleh Shechtman dengan bayi prematur di ruang Perina
dan Katz (2007) membuktikan bahwa – Nicu.
terapi kelompok suportif cukup efektif 3. Tindakan keperawatan Ners juga
untuk menurunkan tingkat ansietas memberikan makna yang signifikan
sekelompok remaja yang mengalami terhadap penurunan postpartum blues
gangguan belajar dalam membangun dan tingkat ansietas ibu postpartum
hubungan sosial dan persahabatan dengan dengan bayi prematur di ruang
orang lain. Berdasarkan hasil tersebut Perina-Nicu.
dapat disimpulkan bahwa terapi thought Tindakan keperawatan Ners, terapi thought
stopping dan terapi suportif mampu stopping dan terapi suportif memberikan
menurunkan postpartum blues dan tingkat makna yang sangat signifikan terhadap
ansietas ibu postpartum dengan bayi penurunan postpartum blues dan tingkat
prematur 2x lebih besar dibandingkan ansietas ibu postpartum dengan bayi
hanya mendapat tindakan keperawatan prematur dua kali lebih besar
Ners. dibandingkan pemberian tindakan
keperawatan Ners.
KESIMPULAN
1. Karakteristik ibu postpartum dengan REFERENSI
bayi prematur di ruang Perina - Nicu Agustarika, B.(2009). Pengaruh Teraeitropi
Thought Stopping terhadap Ansietas
rata–rata berusia 32 tahun,
Klien dengan Gangguan Fisik di
pendidikan akademi / Perguruan
35
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

RSUD. Kab.Sorong. FIK UI. Tesis. childrearing family (6rd ed). USA:
Tidak dipublikasikan Lippincott Williams & Wilkins Inc.

Bobak,I.,Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D., Stuart, G.W., Keliat, B.A. (2013). Prinsip
& Perry, S.E., (2005). Buku ajar dan Praktik Keperawatan Kesehatan
keperawatan maternitas. (4 ed). Jiwa Stuart. (Edisi Indonesia).
(R.Komalasari, Penyunt., M.A. Mosby. Elsevier
Wijayarini, & P.I. Anugerah,
Penerjemah). Jakarta, Indonesia: Syaifuddin. (2006). Buku Acuan Pelayanan
EGC Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina
Eutrope, Thierry, Lempp, Laurence. Pustaka
( 2014). Emotional Reactions of
Mothers Facing Premature Townsend, MC. (2009). Psychiatric Mental
Births:Study of 100 Mother-Infant Health Nursing. (6th Ed).
Dyads 32 Gestational Weeks. Philadhelpia:Davis Company
Journal Plos one, Vol.9, No.8
Varcolis, E.M. (2006). Foundations of
Lindberg, B., & Ohrling, K. (2008). Psychiatric Mental Health Nursing. A
Experiences of Having a Cliinical Approach, (5th ed), St.
Prematurely Born Infant From Louis. Elsevier
The Perspective of Mothers in
Northern Sweden. International Varney H, Jan M.K., Carolyn L.G. (2006).
Journal of Circumpolar Health, 67 (5), Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi
461-471. 4, volume 1. Jakarta : EGC

Melynk, B.A., et al. (2007). Reducing Videbeck, S.L. (2011). Psychiatric Mental
Premature Infants Length of Stay Health Nursing. (4rd Ed).
and Improving Parents Mental Philadhelpia: Lippincott Williams
Health Outcomes With The & Wilkins.
Creating Opportunities for Parent
Empowerment (COPE) Neonatal Viederman. (2008). A Model for
Intensive Care Unit Program: A Interpretative Supportive
randomized, Controlled Trial. Dynamic Psychotherapy. Journal of
Pediatrics, 118, 1414-1427. Psychiatry 71(24). New York

Murray, S. S., & Mckinney, E., S. (2007). WHO. ( 2010 ).Fenomena kematian bayi .
Foundations of Maternal-Newborn diakses tanggal 01 Maret 2015 .
Nursing. 4th edition. Singapore: http://health.detik.com
Sounders Elsivier.
WHO. (2013). Perawatan Khusus
Naikare, V.R., Kale., P, Kanade., A.B. Optimalkan Bayi Prematur. Diakses
(2015). Thought Stopping Activity 08 Maret 2015.
as Innovative Trend to Deal with www.mediaindonesia.com
Stresses. Journal of Psychiatric
Nursing 2015; 4(2):63-66

Pilliteri, A. (2010). Maternal child health


nursing: Care of the Childbearing and

Anda mungkin juga menyukai