Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
• Pengertian
• Dasar Hukum
• Ruang Lingkup
• Pelayanan Kesehatan Kerja
• Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• Penyakit Akibat Kerja
Pengertian
Pengawasan Kesehatan Kerja:
Serangkaian kegiatan pengawasan dan semua tindakan
yang dilakukan pegawai pengawas ketenagakerjaan
untuk pemenuhan pelaksanaan perundang-undangan
atas objek pengawasan kesehatan kerja
Kesehatan Kerja:
Promosi dan pemeliharaan derajat setinggi-tingginya
kesehatan fisik, mental, dan sosial pekerja pada semua
pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi kerja, perlindungan pekerja dari
risiko akibat faktor yang mengganggu kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja pada lingkungan
kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikologisnya penyesuaian pekerjaan pada manusia
dan setiap manusia pada pekerjaannya
Objek Pengawasan Kesehatan Kerja
A. Pelayanan kesehatan kerja
B. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
C. Pertolongan pertama pada kecelakaan
D. Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan
E. Ergonomi
Dasar Hukum
Undang – undang
1. Undang – undang No 1 th 1970 tentang Keselamatan
Kerja
Pasal 2: ruang lingkup
Pasal 3: syarat keselamatan kerja, antara lain:
Memberi pertolongan pada kecelakaan
Memberi alat pelindung diri
Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara
dan getaran
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan
penularan
Dasar Hukum
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan kerja, dan proses kerjanya
Pasal 5: pengawasan
Pasal 8: pengawasan
Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya
maupun yang akan dipindahkan sesuai dengan sifat
pekerjaan yang akan diberikan kepadanya
Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya secara berkala pada dokter
yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
Dasar Hukum
Pasal 9: pembinaan
Pasal 11: kecelakaan
Pasal 12: kewajiban dan hak tenaga kerja
Pasal 14: kewajiban pengurus
Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No 7 th
1964 tentang Syarat kesehatan, kebersihan, serta
penerangan dalam tempat kerja
Memuat ketentuan tentang:
Menghindarkan bahaya keracunan
Penularan penyakit atau timbulnya penyakit
Dasar Hukum
Memajukan kebersihan dan ketertiban
Mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang
cukup
Menghindarkan gangguan debu, gas, uap, dan bauan yang
tidak menyenangkan
Penanggulangan sampah
Persyaratan kakus
Kebutuhan tempat penyimpanan pakaian
dll
Dasar Hukum
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi No Per 01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes bagi Dokter Perusahaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No
Per 01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Higiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi
Tenaga Paramedis Perusahaan
4. Permenaker No 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
5. Permenakertrans No Per 01/Men/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja harus dilaporkan secara tertulis
Paling lama 2 x 24 jam
Melakukan usaha – usaha preventif
Menyediakan alat pelindung diri
Dasar Hukum
6. Permenakertrans No Per 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per
01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan
Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 333 th 1989
tentang Diagnosa dan pelaporan penyakit akibat kerja
Dasar Hukum
Surat Edaran dan Instruksi Dirjen
1. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No SE
01/Men/1979 tentang Pengadaan kantin dan
ruang makan
2. Surat Edaran Dirjen Binawas No SE
07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B dalam
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
3. Surat Edaran Dirjen Binawas No SE
86/BW/1989 tentang Perusahaan Katering yang
Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja
Ruang Lingkup Pengawasan
Kesehatan Kerja
Meliputi:
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja:
sarana, tenaga, organisasi
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja (awal, berkala, khusus, dan purnabakti)
Pelaksanaan P3K
Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan
makanan bagi tenaga kerja, kantin, dan katering)
Pelaksanaan pemeriksaan, syarat ergonomi
Pelaksanaan pelaporan
LAYANAN KESEHATAN KER
(Occupational Health Service)
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. PEMERIKSAAN KESEHATAN
• PENYAKIT UMUM
• PENYAKIT AKIBAT KERJA (PENCEGAHAN)
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Diselenggarakan oleh:
PENGURUS
PENGURUS dan DOKTER / PELAYANAN KESEHATAN
PENGURUS beberapa PERUSAHAAN bergabung
POLIKLINIK (Pusat Kesehatan Kerja) di perusahaan, rumah sakit
perusahaan, pelayanan kesehatan lainnya di luar perusahaan baik
pemilik pemerintah atau swasta yang mendapat tugas dari
perusahaan untuk melakukan pelayanan kesehatan kerja
PELAKSANAAN:
Dipimpin dan dijalankan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja,
dibantu oleh paramedis yang telah mengikuti training Hiperkes DOKTER
YANG DISETUJUI DIREKTUR
KUALIFIKASI DOKTER
• PELATIHAN HIPERKES
• PENGUJI / PEMERIKSA KESEHATAN TENAGA KERJA
KOMPREHENSIF
• PROMOTIF
• PREVENTIF
• KURATIF
• REHABILITATIF
DASAR HUKUM :
TUJUAN :
JENIS :
SEBELUM BEKERJA
KONDISI KESEHATAN OPTIMAL
TIDAK BERPENYAKIT MENULAR
COCOK UNTUK PEKERJAAN
UNTUK PEKERJAAN TERTENTU RISIKO
HASIL PEMERIKSAAN
KESEHATAN AWAL
SEHAT BOLEH BEKERJA TANPA SYARAT:
BOLEH BEKERJA BERAT
BOLEH BEKERJA RINGAN
BOLEH BEKERJA DI BERBAGAI BAGIAN
MENDERITA SAKIT ATAU ADA KELAINAN
BOLEH BEKERJA PADA KONDISI KERJA TERTENTU
DITOLAK UNTUK BEKERJA, PERMANEN ATAU SEMENTARA
Oleh:
dr A.M Sugeng Budiono, MHSc (OM), SpOk
Gizi Kerja
Nutrisi yang diperlukan tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai jenis pekerjaannya
Tujuan:
Memperoleh tingkat kesehatan tenaga kerja dan
produktivitas kerja yang setinggi-tingginya
Gizi Kerja
Komposisi menu makanan yang seimbang
memenuhi:
1. Zat tenaga (karbohidrat)
2. Zat pembangun (protein)
3. Zat pengatur (lemak)
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
Komposisi Zat Gizi
Lemak: 20% dari total kalori
Protein: 10 - 15% dari total kalori
Karbohidrat: 65 – 70% dari total kalori
Ruang makan
Sarana untuk makan tenaga kerja berupa ruangan dan
perabotan.
Persyaratan a.l.:
- Luas 25 m2 untuk setiap 50 orang
- Pengaturan jadwal penggunaan/bergiliran
- Memenuhi syarat higiene, ventilasi, penerangan
- Perhatikan lokasi/posisi bangunan
Penyelenggaraan Makanan di Tempat
Kerja
Kantin
Sarana untuk makan tenaga kerja berupa
ruangan dan saran penunjang lainnya, seperti:
dapur, perlengkapan masak, tempat
penyimpanan makanan
Persyaratan a.l.:
Syarat kesehatan petugas kanting
Pengetahuan keterampilan petugas
Sanitasi lingkungan, higiene, ventilasi, penerangan
Dasar Hukum
PMP No.07 tahun 1964 tentang “Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta penerangan di tempat kerja”
S.E. Mennakertrans No. 01/Men/1979 tentang
“Pengadaan Kantin dan ruang makan”
S.E Dirjen Binawas No. 86/BW/1989 tentang
“Perusahaan Catering yang mengelola makan bagi
tenaga kerja”
Instruksi Menaker No. Ins. 03/Men/1999 tentang
peningkatan pengawasan dan penertiban terhadap
pengadaan kantin dan toilet di perusahaan
ERGONOMI
Ergonomi
Human Factor Engineering
Interaksi Manusia-mesin-alat-lingkungan kerja
Pengertian ergonomi:
Ilmu dan penerapannya yang berusaha
menserasikan pekerjaan dan lingkungan
terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan
tercapainya produktivitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal mungkin
Ergonomi
Tujuan
Meningkatkan kesehatan pekerja
Meningkatkan efisiensi kerja
Kenyamanan
Kecelakaan ↓
I. Musik - dekorasi
Jenis, lama, saat, intensitas, sifat
Warna: jarak, suhu, kejiwaan
Kelelahan
Perhatian/konsentrasi ↓
Perlambatan/hambatan persepsi
Dorongan/gairah kerja ↓
2. Bacterial Toxicant
3. Botanixal Toxicant
4. Chemical Toxicant
Misalnya: pestisida, logam berat, pelarut organik
Faktor yang Mempengaruhi
Toksisitas