Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM BIOPROSES

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017 / 2018

MODUL : Isolasi dan Regenerasi Mikroorganisme

PEMBIMBING : Ir. Emmanuela Maria Widyanti, MT.

Tanggal Praktikum : September 2017


Tanggal Pengumpulan : Oktober 2017
(Laporan-)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017

“ISOLASI DAN REGENERASI MIKROORGANISME”

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menguasai dan mempelajari proses isolasi dan seleksi mikroorganisme

II. DASAR TEORI


Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan
campuran menjadi biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari
satu sel individu) (Lim, 1998).
Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang
disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia, jenis medium yang
dipakai bergantung pada beberapa faktor salah satu diantaranya ialah jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Volk, 1993)
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan
biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya
biakan murni yang diharapkan yang akan tumbuh dalam media yang telah
dipersiapkan. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi
mikroba terutama yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat).
Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi
dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana dan As’adi,
2012).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru memerlukan
banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua
alat-alat yang akan digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan
inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga
biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan
murni ( Dwidjoseputro, 1990).

Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi


mikroba yakni :
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 °C, dituang ke dalam
cawan petri steril dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan
kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran
(misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas
permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun
kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada
beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan
menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain.
Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang.
Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri
individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami
pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar
terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan
kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
2. Metode Tuang (pour-plate method)
penginokulasian biakan campuran kedalam tabung reaksi yang
mengandung medium agar cair yang telah didinginkan pada suhu 450c.
isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu
kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat
pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses
ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan
tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat.
Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan
murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan
organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa
hasil yang diperoleh adalah biakan murni.

Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol


dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan
membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar
(Pradika, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan :
1. Jarum Ose 1. Media agar :
2. Cawan petri (12 buah) PDA, Na dan GYEA
3. Tabung reaksi (20 buah) 2. Mix Culture
4. Erlenmeyer 3. Air garam steril
5. Pipet ukur
6. Rak tabung reaksi

IV. CARA KERJA


4.1 Persiapan alat dan media

• Agar Na --> 50 mL
Siapkan Alat dan media yang
akan digunakan • GYEA --> 50 mL
• PDA --> 50 mL

Buat air garam steril


Tuangkan setiap media
sebanyak 250 mL ( 2,25
kedalam Tabung Reaksi
gram NaCl dalam 250 mL
masing-masing 10 mL
aquades )

Alat dan Media disterilkan


Membuat Media
4.2 Proses pembuatan Mix Culture dan Pengenceran Mix Culture
serta melakukan isolasi tahap pertama.

Buat Mix Culture dalam air Lakukan metode tuang


garam steril sebanyak 10 mL (pencampuran Mix culture
dengan media)

Tuangkan 9 mL air garam


steril pada tabung reaksi Tuangkan campuran tersebu
sebanyak 9 buah dan simpan kedalam cawan petri yang
dalam rak tabung rekasi sudah steril dalam kondisi
aseptik

Lakukan Pengenceran
terhadap mix culture dari 10-1
-9
Ulangi percobaan tersebut
4.3 Isolasi tahap kedua

Periksa pertumbuhan Tuangkan agar-agar tersebut


mikroorganisme dalam cawan kedalam cawan petri steril
petri ( hasil isolasi tahap dan tunggu hingga dingin
pertama )

Ambil koloni yang dominan


Pilih cawan petri hasil dengan menggunakan jarum
pengenceran 10-9 (karena ose didalam kedua media
koloninya jarang ) tersebut dan gesekkan pada
media yang sesuai. ( lakukan
dalam kondisi aseptic )

Cairkan agar-agar Na dan


GYEA ( karena
mikroorganisme hanya Lakukan isolasi kembali
4.4 Pengamatan

Amati Cawan petri hasil


isolasi tahap pertama dan
kedua

Pengamatan dilakukan pada


alat bernama “coloni
counting”

Lihat perbedaan yang terjadi


pada isolasi tahap pertama
dan tahap kedua

V. HASIL PENGAMATAN

 
Isolasi tahap pertama pada media Agar Na Isolasi tahap kedua pada media Agar Na
hasil Pengenceran 10-9 hasil Pengenceran 10-9
 
Isolasi tahap pertama pada media GYEA Isolasi tahap kedua pada media GYEA hasil
hasil Pengenceran 10-9 Pengenceran 10-9

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan isolasi dari mix culture yang telah
dibuat dalam bentuk suspensi. Isolasi kali ini dilakukan dengan metode
pengenceran. Hal ini dikarenakan metode pengenceran dapat memudahkan
untuk memperkirakan jumlah koloni mikroorganisme.
Hal yang pertama kali dilakukan adalah sterilisasi alat dan media.
Sterilisasi penting dilakukan agar media yang akan digunakan bebas dari
kontaminasi mikroorganisme lain. Jenis media yang digunakan yaitu agar
Na , GYEA , dan PDA.
Setelah dilakukan isolasi tahap pertama selama 7 hari didapatkan hasil,
media yang ditumbuhi oleh mikroba adalah media agar Na dan GYEA.
Pada medium agar Na mikroba yang tumbuh berwarna putih dan pada
medium GYEA mikroba yang tumbuh berwarna kuing keruh. Presentasi
jumlah mikroba yang tumbuh pada hasil pengenceran 10-3 lebih banyak dan
terdapat 2 jenis sel dibandingkan dengan mikroba yang tumbuh pada media
hasil pengenceran 10-6 dan 10-9. Pada pengenceran 10-9 jumlah sel sedikit
dan jaraknya berjauhan. Ini membuktikan bahwa pengenceran dapat
mengurangi jumlah mikroba yang akan tumbuh. Mikroorganisme yang
tumbuh pada agar Na merupakan suatu bakteri dan mikroorganisme yang
tumbuh pada media GYEA merupakan suatu ragi. Sesuai dengan literature
bahwa media agar Na merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan
bakteri dan media GYEA cocok untuk pertumbuhan ragi.
Tahap kedua isolasi dilakukan untuk membuat kultur yang lebih murni
lagi. Sampel hasil pengenceran 10-9 digunakan untuk isolasi tahap kedua
karena terdapat banyak sel yang dominan dan letaknya berjauhan sehingga
akan didapatkan lagi kultur yang lebih murni. Dan setelah dilakukan isolasi
selama 7 hari didapatkan hasil bahwa pada media agar Na dan GYEA sel
mikroba yang tumbuh semakin banyak. Hal ini berarti mikroba yang
diisolasi cocok untuk tumbuh pada kedua media tersebut.
VII. KESIMPULAN
Telah dilakukan percobaan isolasi dan seleksi mikroorganisme yang
berasal dari mix culture. Dan didapatkan hasil isolasi berupa sel bakteri
yaitu bakteri Escherichia coli yang tumbuh pada media agar Na dan sel
ragi yaitu Saccaromyces cerevisiae yang tumbuh pada media GYEA.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas


Hasanuddin. Makassar .

Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.


Universitas Hasanuddin. Makassar .

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia,


Jakarta.

Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai