Askeb Kompre 2
Askeb Kompre 2
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar Mahasiswa lebih memahami bayi dengan BBLR dan dapat
memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada bayi Ny ”S”
dengan BBLR (KMK).
2.1 Definisi
Bayi BBLR adalah berat badan kurang dari 2.500 gram yaitu karena
umur hamil kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir rendah dari
semestinya sekalipun umur cukup atau karena kombinasi keduanya
(Manuaba, 1998:326). Menurut Sarwono (2006:376) BBLR ialah bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan
2.499 gram). Keadaan BBLR disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari 37
minggu dengan berat badan yang sesuai atau bayi yang beratnya kurang dari
berat semestinya menurut masa kehamilannya. Sedangkan menurut Rustam
Mochtar (1998:448) BBLR adalah kelahiran bayi kurang dari 37 minggu,
bayi yang beratnya kurang dari seharusnya umur kehamilan. Bayi yang lahir
dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
2.5 Etiologi
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan
dengan berat badan lahir rendah adalah :
1) Faktor Ibu
(1) Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya Taksemia Gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis
dan psikologis. Penyakit lainnya ialah infeksi akut yang dapat
merupakan faktor etiologi prematuritas.
(2) Usia kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu
dibawah 20 tahun dan pada Multigravida yang jarak antara
kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada usia ibu
antara 26 – 35 tahun.
(3) Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi kurang baik dan
pengawasan antenatal yang kurang teratur.
(4) Faktor pekerja yang terlalu berat
(5) Faktor Kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion.
b. Hamil ganda.
c. Perdarahan Antepartum (plasenta previa).
d. Komplikasi hamil (pre-eklamsia/eklamsia dan ketuban pecah dini).
2) Faktor Janin
a. Cacat bawaan.
b. Infeksi dalam rahim (Toxoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus,
Herpes,Sifilis atau disebut dengan TORCH)
2.6 Patofisiologi
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang
pada ibu ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan
kurangnya asupan gizi untuk janin sehingga menyebabkan berat badan lahir
rendah.
Apabila dilihat dari faktor kehamilan, salah satu etiologinya yaitu
hamil ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih
dari satu, maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh pun dalam rahim tidak
sama dengan janin tunggal, yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi
yang didapat dari ibu harus berbagai sehingga kadang salah satu dari janin
pada hamil ganda juga mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin, salah satu etiologinya yaitu
infeksi dalam rahim yang mana dapat mengganggu atau menghambat
pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.
2.7 Gambaran Klinis Pada BBLR
1) Berat badan kurang dari 2.500 gram.
2) Panjang badan kurang dari 45 cm.
3) Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.
4) Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
5) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6) Kepala relatif lebih besar dari badannya.
7) Kulit tipis dan transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
8) Pernafasan tak teratur dan dapat terjadi apnea (gagal nafas)
9) Kepala tidak mampu tegak atau reflek tonik leher lemah.
(Manuaba, 1998:328)
3) Menghindari Infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan antibody belum sempurna. Infeksi yang sering terjadi
ialah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan dan petugas lain
yang berubungan dengan bayi.
Untuk mencegah ini para petugas perlu disadarkan akan bahaya
infeksi bayi, selanjutnya tindakan yang perlu dilakukan adalah :
a. Diadakan pemisahan bayi yang kena infeksi dengan bayi yang tidak
kenainfeksi.
b. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi.
c. Membersihkan tempat tidur bayi segera, sesudah tida dipakkai lagi
(paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu
untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antiseptik).
d. Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tetentu.
e. Setiap bayi mempunyai perlengkpan sendiri.
f. Setiap petugas yang menderita penyakit menular (infeksi saluran
nafas, diare, konjungtivitis, dll) dilarang merawat bayi.
g. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sabaik-baiknya.
h. Para pengunjung orang sakit hanya boleh melihat bayi dari belakang
kaca.
4) Melakukan Resusitasi
Melakukan resusitasi atau menghisap lender dengan
menggunakan saction sampai bersih sehingga bayi dapat bernafas secara
baik.
5) Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi
dan berat kaitanya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
6) Personal Hygiene
Pentingnya menjaga personal hygiene bayi, agar bayi merasa
nyaman dan tidak gelisah. Apalagi pada bayi BBLR karena masih sangat
rentan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada usia
kehamilan 8 bulan di BPM Ny. “U” pada tanggal 01-01-2018 jam
05.30 secara spontan dengan berat badan lahir rendah dan bayi tidak
langsung menangis, kemudian bayi dirujuk ke RSUD Genteng.
4) Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan pada kehamilan kedua ini :
a. Riwayat pranatal
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah biasa
Trimester II : Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan sering kencing
b. Riwayat natal
Bayi Ny “S” lahir tanggal : 02 Januari 2018 Jam : 05.30 WIB
BB : 2200 gr
PB : 48
AS : 5-6
Jenis Kelamin : Laki-laki
Penolong : Bidan
5) Riwayat Obstetri
Jenis Usia Hidup/
No. UK Penolong Sex BBL PBL Kelainan
Persalinan sekarang Meninggal
1 8 bulan Spontan Bidan L 2100 45 - 10 bulan Meninggal
2 35-36 Spontan Bidan L 2200 48 - 2 hari Hidup
minggu
Pemeriksaan antropometri
Panjang badan : 48 cm
Berat badan : 2200 gr
Lingkar kepala : 31 cm
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar abdomen : 24 cm
Apgar score : 5-6
d) Perkusi
Abdomen : Tidak kembung.
Pemeriksaan neorologis
a. Reflek moro (+)
b. Reflek rooting (+)
c. Reflek sucking (+)
d. Reflek menggenggam (+)
Do :
Kesadaran : composmetis
HR : 122 x/menit
Suhu : 36,8 0C
RR : 54 x/menit
SpO2 : 98 %
BB : 2200 gr
TB : 48 cm
Lingkar kepala : 31 cm
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar abdomen : 24 cm
Apgar score : 5-6
Skor Ballard : 28 (UK 35/36 minggu)
Pemeriksaan neorologis
a. Reflek moro (+)
b. Reflek rooting (+)
c. Reflek sucking (+)
d. Reflek menggenggam (+)
3.5 Intervensi
1. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
R/ pencegahan infeksi
2. Jaga bayi tetap hangat.
R/ mencegah hipotermi
3. Posisikan kepala bayi ekstensi.
R/ melonggarkan jalan nafas.
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A.
R/ terapi kedokteran
5. Observasi TTV/4jam.
R/ memantau vital sign bayi
6. Berikan ASI eksklusif.
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
7. Observasi eliminasi.
R/ memantau pegeluaran cairan bayi
8. Jaga persoal hygiene bayi.
R/ pencegahan infeksi
3.6 Implementasi
Hari/Tanggal kegiatan Tanda Tangan
Selasa, 02 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
Januari 2018 memegang bayi. (....................)
Jam 09.00 2. Menjaga bayi tetap hangat dengan cara
diletakkan dalam box lampu yang menyala. (.....................)
3. Memposisikan kepala bayi ekstensi dengan cara
meletakkan kain bedong di punggung atas bayi. (.....................)
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A.
Terapi :
- IVFD D10 % 8cc/jam via infus pump.
- Inj. Amphisilin 2x100 mg via infus.
- Oksigen 0,3 liter/menit via canul. (.....................)
5. Melakukan observasi TTV tiap 4 jam dan
dengan pemasangan alat pulse oxymeter pada
telapak kaki kanan bayi.
S: 36,8 ⁰C, HR: 122x/menit, RR: 54x/menit,
(.....................)
SpO2 : 98%.
6. Memberikan ASI eksklusif dengan cara
mengajari ibu cara meneteki yang benar. (.....................)
7. Melakukan observasi eliminasi dengan cara
memeriksa popok/diapers bayi tiap 4 jam. (....................)
8. Menjaga persoal hygiene bayi dengan cara
mengganti baju bayi jika basah atau kotor. (.....................)
3.7 Evaluasi
Tanggal Pengkajian : 02 Januari 2018 Jam 10.00
S : Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada usia kehamilan 8
bulan di BPM Ny. “U” pada tanggal 01-01-2018 jam 05.30 secara
spontan dengan berat badan lahir rendah dan bayi tidak langsung
menangis, kemudian bayi dirujuk ke RSUD Genteng.
O:
Kesadaran : composmetis
HR : 122 x/menit
Suhu : 36,8 0C
RR : 54 x/menit
SpO2 : 98 %
BB : 2200 gr
TB : 48 cm
Apgar score : 5-6
Skor Ballard : 28 (UK 35/36 minggu)
Pemeriksaan neorologis
a. Reflek moro (+)
b. Reflek rooting (+)
c. Reflek sucking (+)
d. Reflek menggenggam (+)
K/u lemah, caput -, cyanosis -, terdapat verniks, terdapat lanugo, kulit
tipis, retraksi dada -, nafas spontan dan teratur, terpasang canula O2
0,3 liter/menit, tangis spontan tapi jarang, mi. ASI +, menetek +,
Reflek hisap + cukup, gumoh -, kembung -, terpasang infus D10%
6cc/jam pada tangan kanan, gerak + tapi jarang, terpasang pulse
oxymeter pada telapak kaki kanan, genetalia: testis ada, skrotum ada
tapi rughae belum jelas, BAK +, BAB +.
A : By Ny “S” umur 2 hari NKB KMK dengan BBLR
P:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Mengajari ibu menyusui dengan benar.
- Menjaga bayi tetap hangat.
- Mengobservasi TTV dan eliminasi bayi 4 jam kemudian.
Catatan Perkembangan
Tanggal Pengkajian : 02 Januari 2018 Jam 12.00
S : Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada usia kehamilan 8
bulan di BPM Ny. “U” pada tanggal 01-01-2018 jam 05.30 secara
spontan dengan berat badan lahir rendah dan bayi tidak langsung
menangis, kemudian bayi dirujuk ke RSUD Genteng.
O:
Kesadaran : composmetis
HR : 114 x/menit
Suhu : 36,8 0C
RR : 48 x/menit
SpO2 : 95 %
BB : 2200 gr
TB : 48 cm
Apgar score : 5-6
Skor Ballard : 28 (UK 35/36 minggu)
K/u lemah, caput -, cyanosis -, terdapat verniks, terdapat lanugo, kulit
tipis, retraksi dada -, nafas spontan dan teratur, terpasang canula O2
0,3 liter/menit, tangis spontan tapi jarang, mi. ASI +, menetek +,
Reflek hisap + cukup, gumoh -, kembung -, terpasang infus D10%
6cc/jam pada tangan kanan, gerak + tapi jarang, terpasang pulse
oxymeter pada telapak kaki kanan, genetalia: testis ada, skrotum ada
tapi rughae belum jelas, BAK +, BAB +.
A : By Ny “S” umur 2 hari NKB KMK dengan BBLR
P:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Mengajari ibu menyusui dengan benar.
- Menjaga bayi tetap hangat.
- Mengobservasi TTV dan eliminasi bayi 4 jam kemudian.
BAB 4
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu bayi normal (sehat) yang
memerlukan perawatan biasa dan bayi gawat (high risk baby) yaitu yang
memerlukan penanggulangan khusus. Dinilai dari landasan teori dalam kasus ini
telah diuraikan bahwa bayi BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram. Dan disebutkan pula bahwa BBLR sangat rentan
terhadap hipotermi, apneu dan infeksi, dari kasus yang telah diikaji dan telah
dilakukan penatalaksanaan yang adekuat ternyata tidak jauh berbeda dengan teori
yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang
dari 2500 gram, tetapi dari kasus bayi Ny “S” tidak menderita hipotermi, apneu
ataupun infeksi karena petugas/tenaga kesehatan melakukan pemantauan ketat
pada bayi dan juga telah dilakukan penanganan pada BBLR dengan baik. Dan
petugas juga telah menangani bayi sesuai dengan yang telah dijelaskan pada teori
yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi, mencegah infeksi, pengawasan
nutrisi/ASI eksklusif dan pemantauan TTV dan eliminasi tiap 4 jam.
Setelah melakukan pembinaan serta membuat manajemen asuhan
kebidanan pada bayi Ny”S” pada tanggal 02 Januari 2018, penulis berpendapat:
1) Pengumpulan data yang akurat akan mempermudah dalam pemberian asuhan.
2) Dalam memberikan asuhan kebidanan diperlukan ketelitian agar bisa
mencegah terjadinya masalah potensial.
3) Dalam memberikan asuhan kebidanan harus menjalin hubungan baik dengan
keluarga dan ibu bayi agar tercipta suasana yang harmonis dan saling
percaya.
5.2 Saran
Penulis menyadari penyusunan manajemen kebidanan komprehensif
pada bayi BBLR ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
lebih menyempurnakan lagi manajemen kebidanan komprehensif ini
dikesempatan yang akan datang. Semoga manajemen kebidanan
komprehensif ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai tenaga kesehatan
khususnya Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi BBLR
dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA