Anda di halaman 1dari 3

Metode yang digunakan pada jurnal penelitian “Efektifitas Relaksasi Aromaterapi

Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan di Posyandu Lansia Desa Plesungan


Karanganyar” yaitu metode Pre Experimental Design dengan rancangan penelitian One-Group
Pretest Posttest. Variabel penelitian terdiri dari relaksasi aromaterapi lavender dan kecemasan
lansia. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak aromaterapi lavender untuk
pemberian aromaterapi dan kuesioner HRS-A (Hamilton Ratting Scale for Anxiety) yang terdiri
dari 14 item pertanyaan. Data dianalisis menggunakan uji Statistic Paired Sample T-Test.

Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan aromaterapi lavender lansia mengalami


cemas berat ditunjukkan dengan lebih senang menyendiri, jarang komunikasi dengan orang lain
dan cenderung menghindari orang baru. Lansia dengan cemas sedang ditunjukkan dengan kurang
dapat menerima setiap perubahan karena proses menua dan juga tertutup. Setelah diberikan
aromaterapi lavender yang diberikan 7 hari berturut-turut lansia menunjukkan penurunan
kecemasan. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Adesla (2009) yang menyatakan terapi
aromaterapi lavender ini merupakan terapi nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kualitas
tidur dan termasuk dalam relaxation therapy.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 11 orang (73%). Sebagian besar responden usia 60-74 tahun yaitu sebanyak 10
orang (66,7%). Pada penelitian menunjukkan sebelum diberikan relaksasi aromaterapi lavender
mayoritas responden mempunyai tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden (66,7%),
setelah diberikan relaksasi aromaterapi lavender mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 13
responden (86,7%), serta menunjukkan ada efektifitas relaksasi aromaterapi lavender terhadap
penurunan kecemasan.
Metode yang digunakan pada jurnal penelitian “Aktivitas Polifenol Teh Hijau (Camellia
Sinensis (L) O. Kuntze) Sebagai Imunomodulator melalui respon supresiImunoglobulin E
(IgE) pada Rinitits Alerika”. Penelitian ini merupakan penelitian quasi expreminental dengan
rancangan pretest-posttest with control group. Penelitian dilaksanakan dari bulan juni sampai
desember 2011 di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Unsyah Aceh pemeriksaan kadar
imunoglobolin E dilakukan di Laboratorium Prodia Jakarta, pembuatan ektrak teh hijau dilakukan
dilaboratorium kimia Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) Universitas Syiah
Kuala (Unsyiah) , dan sample darah penderita rhinitis alergika diperoleh dari panti asuhan Nirmala
yang terletakdidaerah lampineung Banda Aceh.

Subjek penelitian adalah penderita rinitis alergika, usia 13 sampai19 tahun, laki-laki dan
perempuan yang berjumlah 12 orang, terdiri atas 3 laki-laki dan 9 perempuan. Subjek dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu 6 orang kelompok kontrol dan 6 orang kelompok perlakuan.

Metode pengambilan subjek pada penelitian ini beerdasarkan jumlah populaasi yang memenuhi
kriteriaa inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Metode pengambilan sampel yang didasarkan
atas jumlah anggota populasi yang bersedia menjadi sampel dan memenuhi syarat penelitian.

Hasil dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini gambaran karakteristik fisik psiologis
subjek penelitian yaitu berupa usia, berat badan, tinggi baadan, IMT, dan tekanan darah antara
kelompokkontrol dan kelompok perlakuan tidak berbeda (p>0,05).

Berdasarkan hasil uji homogenitas varians mempergunakan uji levene (p>0,05) terhadap kadar
IgE serum sebelum perlakuan didapatkan hasil varian data homogen dan juga hasil uji normalitas
mempergunakan uji Kolmogrof- Smirnof Z memperlihatkan kdara IgE serum sebelum perlakuan
yang berdistribusi normal sehingga uji lanjutan yang dilakukan adalah uji-t untuk data tidak
berpasangan dan berpasangan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pilofenol The Hjau dapat menurunkan sekresi
Imunoglobulin E pada pasien renitits alergika. Hal ini menunjukan bahwa The Hijau tida dapat
mensupresi sekresi IgE dan tidak mempunyai aktivitas sebagai Imunomodulator sehingga The
Hijau belum dapat dipergunakan sebagi terapi Imunomodulator pada renitis alergika dan masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai