Anda di halaman 1dari 19

63

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Poli

Kandungan RSUD Jombang pada tanggal 30 April-19 Mei 2018 dengan

responden 79 orang. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data

umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik, umur, pendidikan,

pekerjaan, informasi, sumber informasi, jenis kontrasepsi, riwayat kanker

payudara pada keluarga, peningkatan berat badan dan jumlah anak. Sedangkan

data khusus terdiri dari lamanya pemakaian KB hormonal dan kejadian kanker

payudara serta tabel silang yang menggambarkan ada hubungan lamanya

pemakaian KB hormonal dengan kejadian kanker payudara di Poli Kandungan

RSUD Jombang

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Jombang adalah rumah sakit milik

pemerintah daerah kabupaten jombang dan merupakan rumah sakit type B

non pendidikan berdasarkan SK MenKes No.238/Menkes-

Kesos/SK/III/2001, Tanggal 23 Maret 2001. Berlokasi di jalan KH Wahid

Hasyim 52 Jombang dengan luas tanah 33470 m 2. Jumlah pegawai 1521

dengan 40 dokter spesialis. Pertama kali berdiri pada tahun 1930,

mengalami tiga kali perpindahan lokasi sebelum menetap di jalan KH

Wahid Hasyim. Lokasi pertama berada di depan kantor pos dan giro

dengan nama balai pengobatan. Kedua pindah pada tahun 1948 berlokasi
64

di jalan Dr. Sutomo nomor 75 yang saat ini di fungsikan sebagai gedung

SMA 3 Jombang. Dan yang terakhir RS pindah ke JL. A Yani menempati

gedung “Apotik Bayu Farma”.

Di jalan A.Yani sempat terjadi perpindahan gedung ke rumah sakit

dokter soedjoto pimpinan rumah sakit yang pertama. Setelah keadaan

aman dan menginjinkan, maka pihak pemerintah daerah dengan instansi

terkait berusaha mewujudkan pelayanan kesehatan ditempat yang lebih

memadai dan permanen. Lokasi gedung tersebut ada di JL. KH. Wahid

Hasyim No.52. Hal ini tertuang dalamm perda No.4 Tahun 1984 dan

diperkuat dengan suarat ijin penetapan dari menteri kesehatan dengan

No.134/Menkes/SK/IV/78, Tanggal 16 April 1978.

Penelitian ini dikhususkan pada wanita yang menjalani program

keluarga berencana dengan menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang

terdiri dari pil,suntik dan implan. Dimana penelitian ini dilakukan di poli

kandungan RSUD JOMBANG yang berada di sebelah utara poli anak dan

loket pembayaran obat. Poli Kandungan Jombang memiliki 4 dokter

kandungan, 2 bidan, 2 admin. Terdapat fasilitas ruang dokter, ruang

pemeriksaan dalam dan ruang pemeriksaan ibu hamil.


65

4.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Poli


Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018

No Umur Frekuensi Persentase (%)


1 20-35 tahun 29 36.7
2 > 35 tahun 50 63.3
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur > 35 tahun sejumlah 50 responden (63,3%).

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di


Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 Pendidikan dasar 42 53.2

2 Pendidikan 36 45.6
menengah
3 pendidikan tinggi 1 1.3
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berpendidikan dasar (SD) sejumlah 42 responden (53,2%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di


Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018
No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Bekerja 23 29.1
2 Tidak bekerja 56 70.9
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak bekerja sejumlah 56 responden (70,9%).


66

4. Karakteristik responden berdasarkan informasi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan informasi di Poli


Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018
No Informasi Frekuensi Persentase (%)
1 Pernah 61 77.2
2 Tidak pernah 18 22.8
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden pernah mendapatkan informasi sejumlah 66 responden

(77,2%).

5. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sumber


informasi di Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19
Mei 2018
No sumber informasi Frekuensi Persentase (%)
1 petugas kesehatan 3 3.8
2 Majalah 9 11.4
3 Internet 49 62.0
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mendapatkan sumber informasi dari internet sejumlah 49

responden (62%).

6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kontrasepsi

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kontrasepsi


di Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018
No jenis kontrasepsi Frekuensi Persentase (%)
1 Pil 23 29.1
2 Suntik 42 53.2
3 Implan 14 17.7
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018
67

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memakai jenis kontrapsepsi suntik sejumlah 42 responden

(53,2%).

7. Karakteristik responden berdasarkan riwayat kanker keluarga

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan riwayat kanker


keluarga di Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19
Mei 2018
riwayat kanker
No Frekuensi Persentase (%)
keluarga
1 Ya 0 0
2 Tidak 79 100
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa seluruhnya

responden tidak mengalami riwayat kanker keluarga sejumlah 79

responden (100%).

8. Karakteristik responden berdasarkan peningkatan berat badan

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan peningkatan


berat badan di Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30 -
19 Mei 2018
peningkatan berat
No Frekuensi Persentase (%)
badan
1 Ya 36 45.6
2 Tidak 43 54.4
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak mengalami peningkatan berat badan sejumlah 43

responden (54,4%).
68

9. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jumlah anak di


Poli Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018
No Jumlah anak Frekuensi Persentase (%)
1 1 11 13.9
2 2 46 58.2
3 >2 22 27.8
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden jumlah anak adalah 2 sejumlah 46 responden (58,2%).

4.1.3 Data khusus

1. Lama pemakaian KB hormonal

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama


pemakaian KB hormonal di Poli Kandungan RSUD
Jombang tanggal 30-19 Mei 2018

No Lama KB Frekuensi Persentase (%)


1 > 5 tahun 27 34.2
2 < 5 tahun 52 65.8
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018

Tabel 4.10 menunjukkan responden sebagian besar (65,8%)

menggunakan KB hormonal < 5 tahun sejumlah 27 responden.

2.Karakteristik responden berdasarkan kejadian kanker payudara

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kejadian


kanker payudara di Poli Kandungan RSUD Jombang
tanggal 30-19 Mei 2018
Kejadian kanker
No Frekuensi Persentase (%)
payudara
1 Ya 13 16.5
2 Tidak 66 83.5
Total 79 100.0
Sumber : Data primer 2018
69

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden (83,5%) tidak mengalami kanker payudara sejumlah 66

responden.

3. Hubungan lamanya pemakaian KB hormonal dengan kejadian kanker

payudara

Tabel 4.12 Tabulasi silang hubungan lamanya pemakaian KB


hormonal dengan kejadian kanker payudara di Poli
Kandungan RSUD Jombang tanggal 30-19 Mei 2018
Riwayat kanker payudara
Pemakaian KB
Ya Tidak Total
hormonal
 %  %  %
> 5 tahun 13 48,1 14 51,9 27 100
< 5 tahun 0 0 52 100 52 100
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.12 dari 52 responden yang memakai KB

Hormonal <5 tahun seluruhnya 100% tidak terjadi kanker payudara.

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 29.969a 1 .000

Continuity Correctionb 26.569 1 .000

Likelihood Ratio 33.257 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
29.589 1 .000
Association

N of Valid Casesb 79
70

Dari hasil uji statistik chi square diperoleh angka signifikan atau

nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari

0,05 atau (r < a), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti

ada hubungan lamanya pemakaian KB hormonal dengan kejadian

kanker payudara di Poli Kandungan RSUD Jombang.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .524 .000

N of Valid Cases 79

Dari hasil uji statistik Contingency Coefficient diperoleh angka

signifikan dengan nilai 0,524 yang berarti ada hubungan dari kedua

variabel dengan kekuatan sedang dan memiliki arah yang positif.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Lama pemakaian KB hormonal

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar

(65,8%) responden lama pemakaian KB hormonal adalah < 5 tahun

sejumlah 27 orang. Menurut Handayani (2010) hampir 70% akseptor KB

menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Jangka waktu pemakaian KB

hormonal tergantung dari jenis kontrasepsinya dari yang penggunaannya

setiap hari sampai dengan bertahun-tahun, namun demikian banyak juga

efek samping yang dikeluhkan oleh akseptor KB karena memakai metode

kontrasepsi hormonal.
71

Menurut peneliti, sebagian responden memakai kontrasepsi

hormonal <5 tahun dikarenakan alat kontrasepsi yang dipilih tidak sesuai

atau tidak cocok sehingga mereka menggantinya dengan alat kontrasepsi

hormonal lainnya dalam jangka waktu <5 tahun.

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

(77,2%) responden mendapatkan informasi sejumlah 66 orang. Menurut

Purwoastuti dan Walyani (2014) penyampaian informasi atau pesan

tentang program KB bisa menggunakan radio, tv, sampai promosi dengan

tujuan untuk memecahkan masalah dalam lingkungan masyarakat untuk

meningkatkan program KB atau tercapainya program KB. Informasi

pemilihan jenis kontrasepsi yang cocok maupun jangka waktu yang baik

digunakan, bisa didapatkan dengan konsultasi di dokter maupun petugas

kesehatan.

Menurut peneliti, informasi-informasi yang didapatkan responden

untuk mengenai program KB maupun alat kontrasepsi hormonal,

didapatkan dari banyak berbagai sumber. Sebelum memulai rencana

pemakaian kontrasepsi hormonal terlebih dahulu para calon akseptor akan

diberikan informasi-informasi dari jenis sampai efek samping dan cara

mengatasinya .

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar

(53,2%) responden memakai jenis kontrasepsi suntik sejumlah 42 orang.

menurut Purwoastuti dan Walyani, keuntungan dalam menggunakan

kontrasepsi hormonal yaitu bisa digunakan oleh ibu yang menyusui, tidak

perlu dikonsumsi setiap hari atau dipake sebelum melakukan hubungamn


72

seksual, dan membantu mengatasi kram pada saat menstruasi serta darah

haid lebih sedikit. Namun banyak klinik yang menyarankan untuk

memakai kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi, karena 3

dari 100 orang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami

kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya.

Menurut peneliti kontrasepsi suntik banyak digunakan responden

karena paling dianggap cocok serta efektif dan tidak tidak lama dalam

pemakaiannya serta tidak sulit dari kontrasepsi lainnya. Pemakaiannya

hanya 1-3 kali sebulan, sedangkan kalau kontrasepsi pil harus rutin setiap

hari dan harus mengerti cara baca minum obatnya dan orang yang tidak

tau dan baru menggunakan kontrasepsi lainnya, pasti merasa akan sakit

dan berfikir takut akan resikonya.

4.2.2 Kejadian kanker payudara

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden kejadian kanker payudara adalah tidak terjadi sejumlah 66

orang (83,5%). Menurut Lee, dkk (2008) penyebab dari terjadinya kanker

payudara tidak hanya dari penggunaan kontrasepsi hormonal, bisa terjadi

akibat faktor usia, genetik, kehamilan, radiasi, pola makan dan kelebihan

berat badan.

Menurut peneliti, tidak terjadinya kanker payudara karena KB

hormonal tidak dapat digeneralisasikan sebagai penyebab kanker payudara

sedangkan kanker payudara sendiri terjadi akibat faktor-faktor seperti usia,

pekerjaan, keturunan, serta tidak memiliki anak sampai dengan faktor

hormon. Faktor hormon sendiri salah satunya bisa didapatkan dengan


73

menggunakan KB hormonal dengan jangka waktu lama karena seringnya

terpapar esterogen dan progesteron yang dapat memicu pertumbuhannya

sel kanker payudara.

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur >35 tahun sejumlah 50 orang (63,3%). Menurut Lee

dkk (2008) pada usia pertengahan 30-40 tahun wanita memiliki resiko

terkena kanker payudara di usia tersebut karena pada usia-usia tersebut

dimana usia yang paling umum terdeteksinya tahap-tahap pertama kanker

payudara.

Menurut peneliti, responden yang memiliki umur >35 tahun lebih

rentan terkena kanker payudara karena pada saat usia itulah dimana

seseorang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah

terpapar oleh penyakit, salah satunya kanker payudara. Apalagi jika

didukung oleh faktor-faktor penyebab kanker payudara.

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak bekerja sejumlah 56 orang (70,9). Menurut Purwoastuti

(2008) wanita yang bekerja lebih beresiko terjadi kanker payudara, apalagi

pada wanita yang bekerja pada malam hari karena cahaya lampu pada

malam hari dapat menekan produksi melatonin noctural pada otak

sehingga hormon esterogen meningkat, melatonin ini dipercaya dapata

meningkatkan pertumbuhan sel kanker payudara. Wanita yang bekerja di

pabrik-pabrik yang berkontak langsung dengan bahan zat kimia, misalnya

manufaktur bahan-bahan plastik untuk otomotif atau logam maupun

pangalengan makanan dan pertanian.


74

Menurut peneliti, tidak semua pekerjaan dapat dijadikan faktor

risiko terjadi kanker payudara, pekerjaan yang dimaksud itu pekerjaan

yang terpapar langsung oleh zat-zat kimia seperti di pabrik-pabrik . wanita

yang sering terpapar cahaya lampu di malam hari seperti terlalu lama

memandangi layar hp dengan intensitas cahaya yang tinggi bisa memicu

pertumbuhan sel kanker payudara.

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa seluruhnya responden

tidak mengalami riwayat kanker keluarga sejumlah 79 orang (100%).

Menurut Savitri dkk (2015) wanita dengan keturunan atau sebelumnya

salah satu keluarga menderita kanker payudara memiliki risiko tinggi

terkena kanker payudara, sekitar 5-10% kanker payudara diturunkan

artinya, bibit kanker tersebut merupakan hasil langsung dari kelainan gen

(mutasi gen) yang diturunkan dari orang tuanya. Dan menurut Lee (2008)

mereka yang memiliki anggota keluarga yang berumur 65 tahun memiliki

risiko dua kali lipat, bahkan semakin muda sesorang wanita terkena kanker

payudara maka semakin besar kemungkinan penyakit tersebut bersifat

keturunan. Apabila dua anggota keluarga yang terkena kanker payudara

maka memiliki risiko empat sampai enam kali lipat.

Menurut peneliti, dengan tidak ada riwayat kanker payudara dalam

keluarga maka akan mengurangi resiko terjadi kanker payudara, mereka

juga bisa terhindar dari kanker payudara jika menjalankan pola hidup yang

sehat serta tidak cenderung memilih pekerjaan yang memicu kanker

payudara. Mereka juga dapat melakukan pemeriksaan dini ke tempat

pelayanan kesehatan jika ada satu atau dua anggota keluarga yang
75

sebelumnya pernah terkena kanker payudara, hal ini dapat membantu

untuk mencegah penyebaran kanker dan melakukan secepatnya melakukan

pencegahan.

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak mengalami peningkatan berat badan sejumlah 43 orang

(54,4%). Menurut Savitri,dkk (2015) wanita yang memiliki kelebihan

berat badan setelah memasuki masa menopause di usia >35 tahun

memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker payudara. Wanita yang

mengalami kelebihan berat badan memiliki tingkat esterogen yang tinggi

dari seharusnya, karena sebelum menopause indung telur dan jaringan

lemak sama-sama menghasilkan sebagian esterogen. Setelah menopause,

indung telur berhenti memproduksi esterogen sehingga sebagian esterogen

berasal dari jaringan lemak. Memilik lebih jaringan lemak berarti

meningkatkan kadar esterogen setelah menopause sehingga meningkatkan

risiko terjadinya kanker payudara.

Menurut peneliti, tidak terjadinya peningkatan berat badan akibat

adanya kecocokan dengan jenis kontrasepsi yang digunakan, mereka yang

memakai kontrasepsi hormonal jika mengalami peningkatan berat badan

maupun efek samping lainnya pasti akan menggantinya dengan

kontrasepsi hormonal lain, sehingga tidak akan ada masalah peningkatan

berat badan jika terjadi kecocokan antara responden dan jenis kontrasepsi

hormonalnya.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden jumlah anak adalah 2 sejumlah 46 orang (58,2%). Menurut


76

Savitri,dkk (2015) ada perbandingan wanita yang tidak punya anak,hamil

dan kehamilan pertama setelah berumur 30 tahun lebih. Dimana pada

wanita yang tidak memiliki anak berarti tidak pernah menyusui, karena

menyusui secara aktif menjadi periode dimana bebas kanker dan

memperlancar produksi hormon dan dimasa menyusui, hormon esterogen

diganti perannya oleh hormon prolaktin. Kemudian kehamilan, memiliki

anak yang banyak diusia produktif dapat menurunkan resiko kanker

payudara, tetapi ada juga jenis kanker payudara yang dipengaruhi oleh

kehamilan yang biasa disebut kanker triple-negatif, dimana kehamilan ini

dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara jenis ini. Yang

terkahir kehamilan pertama setalah berumur 30 tahun, risiko kanker

payudara meningkat sebanyak 3% setiap bertambahnya usia,karena

semakin tua usia wanita hamil dan melahirkan semakin tinggi risiki

terjadinya kanker payudara.

Menurut peneliti, memiliki anak akan mengurangi terjadinya

kanker payudara. Namun hal ini belum dapat dipastikan wanita yang

memilik anak 2 bebas dari kanker payudara, Karena salah satu faktor

kanker payudara yaitu pernah melahirkan di usia >35 tahun. Jika saja

wanita yang memeiliki 2 anak dan anak pertamanya lahir ketika usia

wanita >35 tahun, maka hal itu dapat dijadikan sebagai faktor terjadinya

kanker payudara.
77

4.2.3 Hubungan lamanya pemakaian KB hormonal dengan kejadian kanker

payudara

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari 79 responden

pemakaian KB hormonal < 5 tahun seluruhnya tidak terjadi kanker

payudara sejumlah 52 responden (100%). Dari uji statistisk chi square

menunjukkan adaanya hubungan lamanya pemakaian KB hormonal

dengan kejadian kanker payudara di Poli Kandungan RSUD Jombang.

Dari hasil uji statistik Contingency Coefficient diperoleh angka

signifikan dengan nilai 0,524 yang berart ni ada hubungan dari kedua

variabel dengan kekuatan sedang dan memiliki arah yang positif.

Berdasarkan hasil penelitian Anandita (2015) yang telah dilakukan,

faktor risiko yang memengaruhi kejadian kanker payudara pada penelitian

ini, yaitu usia menarche dan siklus menstruasi, paritas, hormon eksogen,

genetik, kelainan payudara yang lainnya atau endometrium, biopsi

payudara, ras, toksin lingkungan. Hal ini diperkuat dengan penelitan di

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta yang mengatakan

Kontrasepsi hormonal menaikkan risiko kanker payudara, tetapi bukan

faktor peningkat yang signifikan. Perempuan pengguna kontrasepsi oral

saat ini memiliki risiko satu seperempat kali lebih besar daripada

perempuan yang telah berhenti menggunakannya sejak 10 tahun yang lalu,

namun peningkatan risiko secara statistik tidak signifikan. Penelitian

menyatakan, alat kontrasepsi hormonal jenis pil, lama penggunaan metode

kontrasepsi, dan riwayat keluarga (variabel luar) berpengaruh baik secara

statistik maupun secara klinis terhadap kejadian kanker payudara.


78

Hasil penelitian Putri, dkk (2016) di RSUD AL-Ihsan Bandung

kontrasepsi hormonal sebagai faktor risiko kanker payudara dengan nilai

yang didapatakan p=0,013 OR=2,81 untuk pengguna kontrasepsi

hormonal, p=0,020 OR=2,76 untuk jenis kontrasepsi hormonal dan

p=0,001 OR=9,06 untuk lama penggunaan kontrasepsi hormonal yang

artinya penggunaan kontrasepsi hormonal menyebabkan peningkatan

paparan hormon esterogen dan progesteron yang dapat menyebabkan

proliferasi sel pada kelenjar payudara dan terhambatnya proses apoptosis.

Jadi, kontrasepi hormonal menjadi salah satu faktor risiko terjadinya

kanker payudara.

Menurut penelitian Harianto dkk (2010) mengatakan meskipun

pengguna pil kontrasepsi memiliki risiko 1,864 kali lebih besar dibanding

bukan pengguna pil kontrasepsi kombinasi terhadap kejadian kanker

payudara namun risiko tersebut tidak signifikan sebagai faktor peningkat

risiko terjadinya kanker payudara, sehingga pil kontrasepsi kombinasi

hanya sebagai faktor peningkat risiko yang ringan terhadap kejadian

kanker payudara di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.

Menurut peneliti, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya

kanker payudara, diantaranya keturunan, seringnya terpapar radiasi atau

asap tembakau, wanita yang pernah melahirkan di umur >35 tahun dan

penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang lama. Dan

untuk penelitian ini hanya memfokuskan kepada faktor penggunaan KB

hormonal saja, hampir seluruh responden mendapatkan informasi dari

internet maupun majalah mengenai pemilihan jenis kontrasepsi hormonal


79

sampai dengan efek dari penggunaan KB Hormonal dimana penggunaan

KB Hormonal dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kanker

payudara. KB hormonal mengandung hormon yang dikenal dengan

hormon esterogen dan progesteron, jika semakin lama terpapar hormon

esterogen maka hal tersebut memicu perkembangan sel jaringan kanker

payudara.

KB Hormonal yang digunakan >5 tahun dapat dipercaya sebagai

penyebab terjadinya kanker payudara. kejadian kanker payudara sendiri

pun biasanya terdeteksi pada usia >35 tahun, sehingga wanita lebih banyak

yang sudah terlanjur terkena dari dampak kanker payudara, dengan

kesadaran untuk pemeriksaan dini pasti akan bisa mengurangi faktor

penyebab terjadinya kanker payudara. Penggunaan kontrasepsi hormonal

tidak bisa dijadikan alasan terjadinya kanker payudara. Hormonal tidak

hanya didapatkan dari kontrasepsi saja, bisa didapatkan dari obat-obatan

lain yang mengandung hormon esterogen dan progesteron. Terjadinya

kanker payudara dapat dipicu dari pemakaian KB Hormonal >5 tahun dan

didukung oleh faktor lain diantaranya pola hidup yang tidak sehat, jarang

olahraga, bekerja di tempat yang sering terpapar oleh zat-zat kimia

maupun tembakau. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan

penggunaan lama KB Hormonal dengan kejadian kanker payudara

walaupun dari 79 ada 52 responden yang menggunakan KB <5 tahun yang

berarti memiliki risiko yang rendah untuk terjadi kanker payudara.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Lama pemakaian KB hormonal di Poli Kandungan RSUD Jombang

sebagian besar adalah < 5 tahun (65,8%)

2. Kejadian kanker payudara di Poli Kandungan RSUD Jombang hampir

seluruhnya tidak terjadi (83,5%).

3. Ada Hubungan lamanya pemakaian KB hormonal dengan kejadian

kanker payudara di Poli Kandungan RSUD Jombang dengan nilai

probabilitas (0,000) jauh lebih standart signifikan dari 0,05 dan

ditunjang dari hasil uji statistik contingency dengan nilai 0,524 yang

berarti ada hubungan dari kedua variabel dengan kekuatan sedang serta

memiliki arah yang positif.

6.2. Saran

6.2.1 Teoritis

Diharapkan hasil penelitian dapat mengembangkan perencanaan

keperawatan dan juga dapat meningkatkan pengetahuan dan deteksi dini

kanker payudara.

6.2.2 Praktis

1. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya menggunakan hasil penelitian ini

sebagai referensi selanjutnya untuk meneliti analisis faktor terjadinya

kanker payudara, agar dapat mengetahui lebih jelas yang paling

mempengaruhi terjadinya kanker payudara.

80
81

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan hendaknya lebih memperbanyak referensi-

referensi, baik buku maupun jurnal di perpustakaan mengenai faktor-

faktor terjadinya kanker payudara, serta pemeriksaan dini dan

pencegahan kanker payudara.

3. Bagi Tempat penelitian

Bagi tempat penelitian hendaknya menggunakan hasil penelitian ini

untuk meningkatkanan kualitas pelayanan bagi rumah sakit khususnya

untuk penyuluhan tentang faktor terjadinya kanker payudara serta

deteksi dini kanker payudara.

Anda mungkin juga menyukai