Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA I

Soal P10-9B

Kelompok 1

Merlando Dany Saputro (1706104426)


Nadia Atsarina Dianati C (1706104445)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
Soal P10-9B

a) Pertanyaan
b) Suggest a reaction mechanism and rate-limiting step consistent with the rate law (Hint :
some species might be weakly adsorb)
c)
d)
e)
f) Pengembangan soal. Apabila soal diasumsikan pada single site maka tentukan
mekanisme reaksi dan Tahap Penentu Laju (TPL) !
Persamaan Laju :

𝑘1 𝑃𝐴
−𝑟′𝐵𝑢 =
𝑘2 𝑘4 𝑃𝐴 + 𝑃𝐵
JAWAB :

a. Jawaban a
b. Telah didapatkan persamaan laju reaksi berdasarkan data eksperimen pada poin a, yaitu :
k1 . PBu
−r ′ Bu = r ′ MEK =
(1 + k 2 . PBu )2

Dengan A = Bu ; B = MEK ; C = H2

k1 . PA
−r ′ A = r ′ B =
(1 + k 2 . PA )2

Selanjutnya membuat mekanisme reaksi yang memungkinkan dari persamaan laju


berdasarkan data eksperimen. Dapat dilihat bahwa kemungkinan mekanisme yang
memungkinkan adalah reaksi tiga tahap adsorpsi, reaksi permukaan dan desorpsi dimana
reaksi permukaan yang terjadi merupakan reaksi irreversible dual site.
Berikut mekanisme reaksi yang memungkinkan:

Adsopsi
(1) A + S ↔ A ∙ S
Reaksi Permukaan
(2) A ∙ S + S  B ∙ S + C ∙ S
Desorpsi
(3) B ∙ S ↔ B + S
(4) C ∙ S ↔ C + S

Dilakukan asumsi reaksi permukaan sebagai Rate Limiting Step, laju reaksi pada tahap
adsorpsi dan desorpsi menggunakan PSSH. Dengan asumsi reaksi permukaan sebagai
reaksi rate limiting step maka konstanta laju reaksi adsorpsi dan desorpsi sangat besar,
karena laju reaksi adsorpsi dan desorpsi jauh lebih cepat dibanding laju reaksi pada reaksi
permukaan.
1. Adsorpsi
A+S↔A∙S
CA∙S
rAD = k AD (PA CV − )
K AD

Dengan asumsi reaksi permukaan sebagai reaksi rate limiting step, laju reaksi
adsorpsi jauh lebih cepat dan nilai k AD menjadi sangat besar.
rAD CA∙S
= 0 = (PA CV − )
k AD K AD

CA∙S = K AD PA CV

2. Reaksi Permukaan
A∙S+S→B∙S+C∙S
CB∙S CC∙S
rS = k S (CA.S CV − )
KS
rS = k S (CA.S CV )
rS = k S CA.S CV

3. Desorpsi
B∙S↔B+S
PB CV
rDB = k DB (CB.S − )
K DB

Dengan asumsi reaksi permukaan sebagai reaksi rate limiting step, laju reaksi
desorpsi jauh lebih cepat dan nilai k AD menjadi sangat besar.
rAD CA∙S
= 0 = (PA CV − )
k AD K AD

rDB PB CV
= 0 = (CB.S − )
k DB K DB
PB CV
CB∙S =
K DB
C∙S↔C+S
PC CV
rDC = k DC (CC.S − )
K DC
rDC PC CV
= 0 = (CC.S − )
k DC K DC
PC CV
CC∙S =
K DC

4. Neraca Active Site


CT = CV + CA∙S + CB∙S + CC∙S

Mensubtitusikan nilai CAS , CBS dan CCS yang telah didapat ke persamaan active site :
PB CV PC CV
CT = CV + (K Ad PA CV ) + ( )+( )
K DB K DC
PB PC
CT = CV (1 + K Ad PA + + )
K DB K DC
CT
CV =
P P
1 + K Ad PA + K B + K C
DB DC

Setelah didapatkan neraca active site, dilakukan substitusi nilai Cv yang telah
didapatkan ke dalam reaksi rate limiting step dengan asumsi yang telah dibuat di awal
bahwa rate limiting step adalah reaksi permukaan, maka :

rS = k S . CA.S CV
−r′A = k S (K Ad . PA . CV ). CV
−r′A = k S K Ad . PA . CV 2
2

CT
−r′A = k S . K Ad. PA. ( )
P P
1 + K Ad PA + K B + K C
DB DC
k S . K Ad. PA. CT 2
−r′A =
P P 2
(1 + K Ad PA + K B + K C )
DB DC

k 2 . K1. PA. CT 2
−r′A =
P P 2
(1 + K1 PA + KB + KC )
3 4

dengan
ks = k2
K Ad = K1
K DB = K 3
K DC = K 4

Diasumsikan bahwa MEK (B) dan H2 ( C ) teradsorpsi lemah pada permukaan,


sehingga persamaan laju reaksi menjadi :
k 2 . K1. PA. CT 2
−r′A =
PB PC 2
(1 + K1 PA + K + K )
3 4

k 2 . K1. PA. CT 2
−r′A =
(1 + K1 PA )2
k S k 2 CT 2 = k1
K1 = k 2
k1 PA
−r′A =
(1 + k 2 PA )2
Dengan mengasumsikan Tahapan reaksi permukaan sebagai rate limiting step,
didapatkan laju reaksi sesuai dengan persamaan laju hasil eksperimen

k1 . PA
−r ′ A = r ′ B =
(1 + k 2 . PA )2
Kesimpulan :
1. Jawab dari poin 1
2. Mekanisme laju reaksi dehidrogenasi butan-2-ol menghasilkan MEK adalah sebagai
berikut :
Adsopsi
(1) A + S ↔ A ∙ S
Reaksi Permukaan
(2) A ∙ S + S  B ∙ S + C ∙ S
Desorpsi
(3) B ∙ S ↔ B + S
(4) C ∙ S ↔ C + S
Atau
Adsopsi
(1) Bu + S ↔ Bu ∙ S
Reaksi Permukaan
(2) Bu ∙ S + S  MEK ∙ S + H2 ∙ S
Desorpsi
(3) MEK ∙ S ↔ MEK + S
(4) H2 ∙ S ↔ H2 + S

Dengan TPL reaksi permukaan, dan didapatkan persamaan laju reaksi sama dengan
persamaan laju reaksi hasil percobaan.
f. Persamaan laju reaksi yang diketahui:

𝑘1 𝑃𝐴
−𝑟′𝐵𝑢 =
𝑘2 𝑘4 𝑃𝐴 + 𝑃𝐵

Membuat mekanisme reaksi yang memungkinkan untuk reaksi single site

Adsorpsi:

𝐴 + 𝑆 ↔ 𝐴. 𝑆

𝑟𝐴𝐷 = 𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 𝐶𝑉 − 𝑘−𝐴𝐷 𝐶𝐴.𝑆

𝐶𝐴.𝑆
𝑟𝐴𝐷 = 𝑘𝐴𝐷 (𝑃𝐴 𝐶𝑉 −
𝐾𝐴𝐷

𝐶𝐴.𝑆 = 𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 𝐶𝑉

Reaksi Permukaan:

Reversible

𝐴. 𝑆 ↔ 𝐵. 𝑆 + 𝐶

𝑟𝑆 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴.𝑆 − 𝑘−𝑆 𝑃𝐶 𝐶𝐵.𝑆

𝑃𝐶 𝐶𝐵.𝑆
𝑟𝑆 = 𝑘𝑆 (𝐶𝐴.𝑆 − )
𝐾𝑆

Irreversible

𝑟𝑆 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴.𝑆

Desorpsi:

𝐵. 𝑆 ↔ 𝐵 + 𝑆

𝑟𝐷𝐵 = 𝑘𝐷𝐵 𝐶𝐵.𝑆 − 𝑘−𝐷𝐵 𝑃𝐵 𝐶𝑉

𝑃𝐵 𝐶𝑉
𝑟𝐷𝐵 = 𝑘𝐷𝐵 (𝐶𝐵.𝑆 −
𝐾𝐷𝐵

𝑃𝐵 𝐶𝑉
𝐶𝐵.𝑆 =
𝐾𝐷𝐵
Dengan mengasumsikan Tahap Penentu Laju (TPL) reaksi adalah reaksi permukaan
irreversible maka nilai Cv dapat dicari dengan mensubstitusikan nilai 𝐶𝐴.𝑆 dan 𝐶𝐵.𝑆 kedalam
persamaan reaksi permukaan.

Neraca active site

𝐶𝑇 = 𝐶𝑉 + 𝐶𝐴.𝑆 + 𝐶𝐵.𝑆

𝑃𝐵 𝐶𝑉
𝐶𝑇 = 𝐶𝑉 + 𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 𝐶𝑉 +
𝑘𝐷𝐵

𝑃𝐵
𝐶𝑇 = 𝐶𝑉 (𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 + )
𝑘𝐷𝐵

𝐶𝑇
𝐶𝑉 =
𝑃𝐵
𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 +
𝑘𝐷𝐵

Reaksi permukaan irreversible:

𝑟𝑆 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴.𝑆

𝑘𝑆 𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 𝐶𝑇
−𝑟′𝐴 =
𝑃
𝑘𝐴𝐷 𝑃𝐴 + 𝐵
𝑘𝐷𝐵

𝑘3 𝑘2 𝑃𝐴 𝐶𝑇
−𝑟′𝐴 =
𝑃
𝑘2 𝑃𝐴 + 𝐵
𝑘4

𝑘2 𝑘3 𝑘4 𝑃𝐴 𝐶𝑇
−𝑟′𝐴 =
𝑘2 𝑘4 𝑃𝐴 + 𝑃𝐵

𝑘1 = 𝑘2 𝑘3 𝑘4 𝐶𝑇

Sehingga persamaannya menjadi:

𝑘1 𝑃𝐴
−𝑟′𝐴 =
𝑘2 𝑘4 𝑃𝐴 + 𝑃𝐵

dengan:

𝑘𝐴𝐷 = 𝑘2 ; 𝑘𝑆 = 𝑘3 ; 𝑘𝐷𝐵 = 𝑘4
Kesimpulan :

Jadi, dengan mengasumsikan reaksi pada soal menjadi single site maka dapat dilihat
perbedaan antara mekanisme reaksi yang terjadi. Persamaan laju reaksi yang didapatkan
terdapat perbedaan antara single site dan dual site, yaitu pada reaksi permukaan dan reaksi
desorpsinya dimana H2 tidak teradsorpsi pada single site serta pada persamaan laju reaksi
dual site terdapat kuadrat pada penyebutnya sehingga dapat mengindikasikan bahwa pada
single site maupun dual site terdapat ciri-ciri yang saling membedakan diantara keduanya
dan dengan mengasumsikan Tahap Penentu Laju (TPL) merupakan reaksi permukaan
irreversible maka didapatkan persamaan laju reaksi sama dengan persamaan laju reaksi
pada soal.
DAFTAR PUSTAKA

▰ J. N. Keuler, L. Lorenzen, S. Miacon. 2001. The dehydrogenation of 2-butanol over


copper-based catalysts: optimising catalyst composition and determining kinetic
parameters. University of Stellenbosch: France.
▰ Prakosa. 2010. Prarancangan Pabrik Metil Etil Keton dengan Proses Dehidrogenasi 2-
butanol Kapasitas 45.150 Ton/Tahun. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai