Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada


jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan
kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak
korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. 1
Antropologi forensik merupakan aplikasi dari ilmu fisik atau biologi
antropologi dalam proses hukum, yang merupakan pemeriksaan pada sisa –
sisa rangka untuk membantu menentukan identitas dari jasad. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan sebagai langkah pertama untuk menentukan apakah sisa-sisa
tersebut berasal dari manusia, dan selanjutnya dapat menentukan jenis kelamin,
perkiraan usia, bentuk tubuh, dan pertalian ras. Pemeriksaan dapat juga
memperkirakan waktu kematian, penyebab kematian, riwayat penyakit dahulu,
atau luka yang saat hidup menimbulkan jejas pada struktur tulang. 1
Antropologi forensik adalah pemeriksaan pada sisa-sisa rangka.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan sebagai langkah pertama untuk menentukan
apakah sisa-sisa tersebut berasal dari manusia. Menurut American Board of
Forensic Anthropology, forensik antropologi adalah aplikasi ilmu pengetahuan
dari antropologi fisik untuk proses hukum. Identifikasi dari kerangka, atau
sediaan lain dari sisa – sisa jasad (dugaan manusia) yang tidak teridentifikasi
menjadi sangat penting untuk alasan hukum maupun alasan kemanusiaan.
Forensik antropologi mengaplikasikan teknik sains sederhana yang
berdasarkan antropologi fisik untuk mengidentifikasi sisa – sisa jasad manusia
dan mengungkap tindak kejahatan. 1,2
-Sebagai contoh, jika rangka ditemukan di hutan, maka rangka akan
dibawa ke laboratorium untuk ditentukan apakah rangka yang tertinggal
merupakan rangka manusia, binatang atau material anorganik. Jika manusia,
maka akan diperkirakan umur saat kematian, ras, jenis kelamin dan tinggi dari
jasad. 2
— -Perlu diingat, walaupun sebagian besar rangka manusia dewasa terdiri
dari jumlah tulang yang sama (sebanyak 206 tulang), namun tidak ada dua

1
rangka yang sama. Oleh karena itu, observasi dari pola atau rangka yang khas
sering menunjukkan identifikasi pasti.3
Tulang manusia berbeda dengan tulang hewan dalam hal struktur,
ketebalan, ukuran dan umur penulangan (osifikasi). Setiap manusia memiliki
190 tulang, dan tulang ini dibedakan menjadi tulang panjang, pendek, pipih dan
tidak teratur. Tulang panjang kita dapati pada tangan dan kaki seperti humerus,
radiu, ulna, femu, tibia dan fibula. Tulang pendek meliputi tulang
belikat/klavikula, metacarpal dan metatarsal (jari tangan dan kaki). Tulang
pipih terdapat pada tulang-tulang atap tengkorak seperti frontal, parietal, dan
occipital. Tulang tidak teratur adalah tulang vertebra dan basis cranii.3
Secara umum, rangka orang dewasa memiliki dua komponen struktur
yang mendasar yaitu tulang spongiosa dan kompakta/kortikal. Struktur
kompakta/kortikal terdapat pada bagian tepi tulang panjang meliputi
permukaan eksternal. Pada bagian internal tulang, terdapat struktur spongiosa
seperti jala-jala sedangkan bagian tengah tulang panjang kosong atau disebut
cavitas medullaris untuk tempat sumsum tulang. 3,4
Lain halnya dengan hewan, secara umum pada hewan dikenal 3
macam sistem rangka, yaitu sistem rangka hidrostatik, eksoskeleton, dan
endoskeleton. Rangka tubuh merupakan salah satu bagian tubuh hewan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitasnya. Rangka tubuh pada vertebra
berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang lunak seperti struktur-struktur
berdaging, organ-organ vital yang terdapat di dalam rongga tengkorak dan
dada, dan mengandung sumsum tulang belakang sebagai tempat sel darah
dibentuk. Rangka tubuh juga berfungsi dalam membentuk sistem ruas yang
melipatgandakan kekuatan yang timbul selama kontraksi otot rangka dan
mengubahnya menjadi gerakan tubuh. Tanpa rangka tubuh sebagian hewan
darat akan terkulai akibat bobotnya sendiri. Bahkan hewan yang hidup dalam
air menjadi masa yang tidak berbentuk tanpa rangka tubuh untuk
mempertahankan bentuknya.5
Tulang manusia dan hewan sama-sama terdiri atas kolagen, molekul
protein yang besar, yang merupakan 90% elemen organik tulang. Molekul-
molekul kolagen membentuk serabut-serabut elastik pada tulang, tetapi pada

2
tulang dewasa, kolagen mengeras karena terisi bahan anorganik
hydroxyapatite. 1,3

—-

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum menentukan tulang yang ditemukan adalah tulang manusia


atau bukan, langkah pertama yang dilakukan yakni memutuskan benda yang di
temukan adalah tulang atau bukan karena perlu diketahui bahwa benda organik
dan nonorganik akan tampak seperti tulang. Hal ini akan membingungkan
karena warna tulang akan berubah sesuai dengan tempat ditemukannya. Tulang
akan lebih gelap jika berada di tanah yang gelap, berwarna merah jika berada di
tanah berwarna merah, berwarna kehijauan jika tulang terpapar tembaga, dan
bisa berwarna lebih putih jika terpapar matahari, angin, dan air. 1,2

Gambar 1 : tulang paha (atas) , kayu (tengah)


tulang yang sudah sangat lama (bawah)

Gambar 2 : tulang belakang berwarna putih yang terpapar matahari (kiri)


Tulang belakang yang ditemukan di tanah berwarna merah (tengah).
Tulang belakang yang telah dibersihkan dan dirawat (kanan)

Walaupun warna tulang tidak sepenting pertimbangan menegakkan


tulang yang lain, tetapi hal ini sangat penting dalam menentukan thaponomic
yang mempengaruhi penegakan diagnosis. Thaponomic didefinisikan sebagai
apapun yang terjadi terhadap tubuh setelah kematian. Hal ini mencakup

4
dekomposisi lingkungan dan pola (cuaca, water, dan serangga). Riwayat
setelah kematian adalah salah satu hal yang penting untuk mengatasi masalah
forensik. Dan hal ini tidak boleh dilewatkan saat mengumpulkan fakta fakta.1,3
Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka kolagen
yang mengandung garam Ca2+ dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem
skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabut-serabut dan protein
yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan karbonat. Bahan-
bahan tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui osteogenesis
kemudian menjadi tulang, proses ini dilakukan oleh sel- sel yang disebut
osteoblast. Terdapat 206 tulang di tubuh yang diklasifikasikan
menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan
bentuknya.1,3,4

A. JENIS JARINGAN TULANG


Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu :
tulang muda/tulang primer ,tulang dewasa/tulang sekunder. Kedua jenis tulang
ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-
serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun
secara teratur.1,3,4
 Jaringan Tulang Primer:
Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan
kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau
tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti
dengan tulang sekunder. Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga
disebut sebagai woven bone yang meerupakan komponen muda yang
tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone
terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti
pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi
pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis. Selain
tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk
jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam mineral
sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah

5
osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. Jaringan
tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang
sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien.
Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat
lamella saja.1,3,4,6
 Jaringan Tulang Sekunder:
Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga
sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari
ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella.
Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae
(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari
konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam
Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf, dan diisi
oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini
dinamai System Haversian atau osteon.4,6

Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau


kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut
kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-
serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.4,6

Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf


yang merupakan bahan perekat. Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai
pola sebagai berikut :1,4,6
1.Tersusun konsentris membentuk osteon.
2. Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema
interstitialis.
3. Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae
circumferentialis externa.
4. Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk
lamellae circumferentialis interna.

6
B. MATRIKS TULANG
Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi
interseluler terdiri dari ± 70% garam anorganik dan 30% matriks organik. 95%
komponen organik dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar
proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya terlibat dalam
pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah
kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan
kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I.
Ruang pada struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones,
merupakan tempat bagi deposit mineral. 1,4
Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi
yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas
chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol
kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan
pembentukan fiber kolagen.1,4
Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang
terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang
berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein
(kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein.1,4
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar
terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite.
Kristal –kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain
: ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan tulang
tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam
kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen. 4

C. RANGKA MANUSIA
Sistem rangka pada manusia terbagi atas dua bagian, yaitu: rangka
aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendicular (rangka tambahan).
Rangka aksial terdiri atas: tengkorak (cranium), tulang belakang (columna
vertebralis), tulang rusuk (costa) dan tulang dada (sternum). Sedangkan yang
termasuk rangka apendikular adalah: gelang bahu (gelang pektoral) dengan

7
anggota badan depan dan gelang pinggul (gelang pelvik) dengan anggota
belakang.1,3,4

1. Rangka Aksial
Tulang tengkorak merupakan sekelompok tulang yang melindungi otak
dan yang menyusun tulang muka. Tulang-tulang yang melindungi otak terdiri
dari tulang: frontal, sepasang parietal, occipital, sepasang sphenoid, sepasang
temporal, dan ethmoid serta beberapa tulang kecil lainnya. Tulang-tulang muka
dibangun oleh tulang: mandibula, vomer, maxila, sepasang zygomatic, dan
sepasang lacrimal. Tulang frontal, membentuk bagian anterior dari tengkorak,
melengkung ke tempat bola mata. Bagian medialnya berbatasan dengan tulang
(nasal) hidung. Tulang parietal, terdapat di sebelah posterior tulang frontal dan
merupakan bagian yang terbesar dari tengkorak. Tulang occipital, terdapat di
sebelah posterior tulang parietal dan merupakan tulang yang terletak posterior
dari tengkorak. Pada daerah tulang occipital dapat ditemukan foramen
magnum, merupakan lubang tempat keluarnya sumsum tulang belakang, dan
condyllus occipitalis yang terdapat pada kedua sisi dari foramen magnum,
berupa tonjolan tempat persendian dengan tulang atlas. Tulang sphenoid
merupakan tulang yang kompleks terletak pada dasar dan lateral dari tengkorak
dan berbatasan dengan tulang occipital. Pada tulang sphenoid dapat anda
temukan sayap yang disebut dengan prosessus pterygoid.1,3,4
Tulang temporal, terletak dibagian lateral dari tengkorak. Tulang tersebut
berbatasan dengan tulang sphenoid disebelah anterior, dengan tulang parietal
disebelah superior dan dengan tulang occipital disebelah posterior. Tulang
temporal ini tersusun oleh tiga bagian yaitu: tulang squamosum melindungi
bagian lateral otak, pada bagian inferior dari tulang ini terdapat fossa, yaitu
tempat persendian dengan rahang bawah (mandibula); tulang petrosal yang
melindungi telinga bagian dalam; dan processus mastoideus tempat melekatnya
beberapa otot leher yang terletak dibagian posterior dari tulang temporal.
Tulang ethmoid, merupakan tulang yang terletak dibagian anterior, berbatasan
antara lain dengan tulang frontal dan tulang sphenoid. Tulang vomer
berbatasan dengan tulang ethmoid membentuk bagian bawah dari septum

8
nasale.Tulang lacrimal terletak pada bagian medial dari orbita, merupakan
tulang yang paling kecil dari tengkorak. Pada tulang ini terdapat lubang air
mata. Tulang nasal, berbatasan dengan tulang frontal disebelah superior dan
dengan maxilla disebelah lateral. Tulang maxilla, merupakan dinding ventral
dan medial dari orbita.1,4
Disebelah medial tulang maxilla berbatasan dengan tulang nasal.
Tulang zygomatik, membangun dinding lateral dari orbita, berbatasan dengan
tulang frontal, maksila, dan temporal. Lengkung zygomatik berupa tonjolan
dari tulang squamosum yang menjorok kesebelah anterior dan berbatasan
dengan tulang zygomatik. Sedangkan tulang mandibula, yang merupakan
rahang bawah pada bagian posteriornya menbentuk dua tonjolan yaitu:
processus coronoideus sebelah anterior dan processus condyloideus sebelah
posterior. Pada tulang maksila dan mandibula tertanam geligi. Ada 4 macam
gigi yaitu : incicivus (gigi seri dilambangkan dengan huruf I), caninus (gigi
taring/C), premolar (gigi geraham depan/P) dan molar (gigi geraham
belakang/M)).4

9
Gambar 3. Tulang-tulang yang menyusun tengkorak, tengkorak tampak samping (A), tulang
tulang muka (B), tengkorak tampak belakang dan hubungannya dengan tulang vertebra leher
(Sumber: Rust, 1983).
Keterangan Gambar 3 : A. tl. ethmoid, B. tl. frontal, C. lubang infraorbital, D. tl. concha hidung
inferior, E. tl. belahan orbitalis inferior, F.tl. lakrimal, G. tl. mandibula, H. tl. maksila, U. lubang
mental, J. tl. nasal, K. keeping perpendicular dari ethmoid, L. permukaan orbital dari sphenoid, M.
lubang supraorbital, N. tl. Belahan orbital superior, O. tl. vomer, P. tl. Zygomatic.

Tulang belakang dapat dibagi menjadi 5 macam bagian, yaitu: 1.


vertebra cervicalis terdiri dari 7 ruas, dua buah vertebra cervicalis yang pertama
disebut atlas dan epistropheus (aksis), 2. vertebra thoracalis jumlahnya 12 ruas,
mengadakan persendian dengan tulang rusuk, 3.vertebra lumbalis jumlahnya 5
ruas, 4. vertebra sacralis jumlah 5 ruas, makin ke arah caudal vertebra ini
menjadi kecil, bersatu membentuk satu tulang yang disebut dengan tulang
sakral, dan 5. vertebra caudalis terdiri dari 4 ruas, merupakan vertebra paling
belakang. Makin ke belakang, vertebra ini makin mengecil dan bagian-
bagianya makin tidak nyata.4
Suatu vertebra secara umum terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
centrum atau corpus vertebra (badan), arcus neuralis (lengkung neural), dan
processus spinosus (tajuk neural). Di bagian dorsal corpus vertebra terdapat
arcus neuralis yang melindungi sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Medulla spinalis dalam suatu vertebra terletak di dalam suatu rongga yang

10
disebut foramen vertebrale. Foramen vertebrale dari vertebra-vertebra yang
berurutan membangun canalis vertebralis. Prosesus spinosus tumbuh dari
bagian medio-dorsal arcus neuralis ke arah dorso-caudal.4
Selain yang disebutkan di atas, terdapat bagian lainnya dari suatu
vertebra yaitu zygapophyses. Zygapophyses merupakan pasangan taju yang
tumbuh dari sisi anterior dan posterior arcus neuralis. Pasangan anterior
tumbuhnya mengarah ke kepala dan disebut zygapophyses anterior. Sedangkan
yang posterior tumbuhnya ke arah belakang disebut zygapophyses posterior.
Zygapophyses anterior atau disebut juga prezygapophyses bersendian dengan
postzygapophyses (zygapophyses posterior) dari vertebra sebelumnya. Diantara
dua buah vertebra yang berurutan terdapat keping rawan intervertebra.4
Tulang rusuk berfungsi terutama melindungi rongga dada, jumlahnya
12 pasang. Tiap rusuk merupakan sebuah tulang pipih dan melengkung, pada
bagian ventralnya berakhir sebagai rawan rusuk (cartilago costalis). Tujuh
pasang rusuk yang berhubungan dengan tulang dada disebut rusuk sejati.
Sedangkan, 5 pasang lainnya disebut rusuk palsu, karena tidak berhubungan
dengan tulang dada.Tiga pasang dari 5 pasang rusuk palsu, bagian sternanya
berhubungan satu dengan yang lainnya, sedangkan yang 2 pasang lagi
melayang. Karena itu disebut rusuk melayang. Setiap rusuk mempunyai kepala
yang disebut capitulum dan tuberculum. Capitulum bersendian dengan centrum
vertebra, sedangkan tuberculum dengan diapophyisis. Tulang dada disebut juga
osteum sternum, berupa tulang yang pipih memanjang dan terletak pada daerah
medio-ventral dari dada. Tulang dada memiliki tiga bagian yaitu:
- Manubrium (presternum), bentuknya segitiga, merupakan bagian dari sternum
yang paling lebar. Terletak dibagian cranial dan bersendian dengan
clavicula;
- Gladiolus (mesosternum), merupakan bagian yang paling panjang, dibentuk
oleh segmen segmen tulang dada;
- Processus xyphoideus (metasternum), merupakan bagian yang paling
caudal.4

11
2. Rangka Apendikular
Gelang bahu atau gelang pektoral, terdiri dari tulang-tulang skapula
(belikat) dan tulang clavicula (selangka). Scapula merupakan tulang yang
melebar dengan 2 buah tonjolan, yaitu processus coracoideus (sisa dari tulang
korakoid) dan acromion. Permukaan dorsal scapula terbagi dua oleh suatu
spina scapula. Bagian scapula yang terdapat superior dari spina tersebut disebut
fossa supraspinata dan bagian yang lebih lebar dan inferior dari spina disebut
fossa infraspinata. Tulang scapula ini bersendian dengan humerus melalui suatu
lekukan yang disebut cavitas glenoidalis.Tulang clavicula bersendian dengan
bagian cekung dari acromion pada bagian lateralnya dan dengan menubrium
pada bagian medialnya. Sedangkan processus coracoideus berupa jari yang
bengkok, menonjol ke sebelah lateral dari scapula. Anggota depan terdiri atas
tulang : humerus, radius, ulna, carpalia, metacarpalia, dan phalang. Tulang
humerus (lengan atas) berupa tulang panjang dan besar, bersendian dengan
scapula pada bagian superior dan pada bagian inferior bersendian dengan
radius dan ulna.4
Tulang radius terletak di sebelah lateral dan tulang ulna di sebelah
medial. Tulang radius mengecil pada siku dan membesar pada pergelangan,
sedangkan tulang ulna sebaliknya. Pergelangan tangan disokong oleh tulang-
tulang carpalia sebanyak 8 buah dan tersusun dalam dua baris. Sementara
tulang-tulang metacarpalia sebanyak 5 buah tulang menyokong telapak tangan.
Sedangkan lima jari masing-masing disokong oleh 3 buah phalang (ruas jari),
kecuali ibu jari disokong 2 buah phalang.4
Gelang pinggul (gelang pelvik) dibangun oleh 3 buah tulang, yaitu :
tulang ilium (tulang usus) disebelah dorsal, tulang pubis (tulang kemaluan), dan
tulang ischium (tulang duduk) disebelah ventral. Pertemuan kedua tulang pubis
disebelah medio-ventral disebut simfisis pubis. Lubang yang besar diantara
tulang pubis dan ischium disebut foramen obturatum. Di sebelah lateral tempat
ketiga macam tulang tersebut bertemu terdapat lekukan berbentuk cawan yang
disebut acetabulum, lekukan inilah sebagai tempat persendian dengan tulang
femur.4

12
Anggota badan belakang terdiri dari tulang-tulang femur (tulang paha),
patella (tulang lutut), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), tarsalia (tulang
pergelangan kaki), metatarsalia(tulang telapak kaki), dan phalang (tulang jari).
Tulang femur merupakan tulang yang panjang dan besar.1,3,4
Tulang patella berupa tulang pipih yang mempunyai permukaan
persendian sebelah lateral dan medial, serta tempat persendiannya dengan
ujung distal tulang femur. Tulang tibia, bagian distalnya lebih kecil dari pada
bagian proksimalnya. Tulang fibula merupakan tulang yang paling ramping
dari tulang panjang. Ujung proksimalnya bersendian dengan tibia. Tulang
tarsalia berjumlah 7 buah sedangkan tulang metatarsalia berjumlah 5 buah.
Sementara itu, tiap jari kaki seperti halnya jari tangan memiliki 3 buah phalang,
kecuali ibu jari yang memiliki 2 buah phalang.4,5

Gambar 4. Rangka manusia tampak ventral

13
Gambar 5. Tulang tulang yang menyusun tangan kiri (atas) dan kaki kanan
manusia (bawah) tampak dorsal

14
D. TULANG HEWAN

Rangka tubuh merupakan salah satu bagian tubuh hewan yang sangat
penting untuk menunjang aktivitasnya. Rangka tubuh pada vertebra berfungsi
untuk melindungi bagian bagian yang lunak seperti struktur struktur berdaging,
organ organ vital yang terdapat di dalam rongga tengkorak dan dada, dan
mengandung sumsum tulang belakang sebagai tempat pembentukan sel darah
merah. .Rangka tubuh juga berfungsi dalam membentuk sistem tuas yang
melipatgandakan kekuatan yang timbul selama kontraksi otot dan mengubahnya
menjadi gerakan tubuh. Tanpa rangka, tubuh sebagian hewan darat akan terkulai
akibat bobotnya sendiri. Bahkan hewan yang hidup dalam air menjadi massa yang
tidak berbentuk tanpa rangka tubuh yang mempertahankan bentuknya. Terdapat
tiga jenis rangka utama pada hewan, rangka tubuh hidrostatik, eksoskeleton, dan
endoskeleton. 1,4
Rangka tubuh hidrostatik berupa bagian cair dari tubuh hewan yang
ditahan di bawah tekanan dalam kompartemen tubuh yang tertutup. Sistem otot
tidak menempel pada suatu struktur, otot otot hanya saling menekan satu dengan
yang lainya. Efek kombinasi dari kontraksi otot dan tekanan cairan memberikan
sokongan untuk memelihara bentuk hewan. Rangka tubuh ini sangat cocok untuk
kehidupan di lingkungan akuatik. Jenis rangka seperti ini terdapat pada
coelenterate, cacing pipih, dan nematode. Rangka tubuh hidrostatik bisa
melindungi organ internal dari benturan dan memungkinkan untuk merayap serta
menggali lubang sarang, akan tetapi rangka tubuh hidrostatik tidak dapat
menopang bentuk lokomosi di darat, di mana tubuh hewan dipertahankan lepas
dari tanah seperti berlari dan berjalan. 4
Rangka tubuh luar adalah deposit pembungkus yang keras pada
permukaan tubuh seekor hewan. Rangka tubuh eksoskeleton dapat ditemukan
pada molluska bercangkang dan arthropoda. Pada molluska misalnya pada keong,
seiring dengan pertumbuhan hewan tersebut, hewan memperbesar diameter
cangkangnya dengan cara menambahkan deposit pada ujung bagian luarnya,
biasanya berupa senyawa kapur. Sedangkan pada arthropoda, eksoskeletonnya
adalah kutikula, merupakan pembungkus tak hidup yang disekresikan oleh sel sel
epidermis. Eksoskeletonnya memiliki sendi. Kutikula disusun oleh kitin.4

15
Rangka dalam terdiri atas unsur pendukung yang keras, seperti tulang yang
terbungkus di dalam jaringan lunak seekor hewan. Endoskeleton pada
ekinodermata berbentuk lempengan keras di bawah kulit. Osikel ini terdiri atas
kristal magnesium karbonat dan kalsium karbonat, dan lempengan terpisah yang
umumnya terikat bersama dengan serat protein. Sedangkan Chordata mempunyai
endoskeleton yang tersusun dari jaringan rawan dan jaringan tulang atau beberapa
kombinasi dari jaringan-jaringan tersebut.4
Di atas dibahas secara khusus tentang sistem rangka pada manusia. Sistem
rangka pada manusia pada dasarnya serupa dengan sistem rangka yang dimiliki
oleh sebagian besar mammalia dengan sedikit perubahan misalnya pada jari dan
beberapa bagian tubuh lainnya. Sedangkan untuk vertebrata lainnya antara lain
bisa ditemukan beberapa kelainan seperti pada tulang anggota pada Anura (katak-
kodok), tulang radius dan ulnanya melebur menjadi satu tulang radioulna.
Demikian pula pada anggota belakang tibia dan fibula bersatu membentuk tibio-
fibula.4

Gambar 7. Rangka kelinci tampak dari sisi kiri. Tulang tulang penyusunnya
serupa dengan tulang manusia

Adapun ciri-ciri tulang manusia dan hewan, antara lain :1,2,3,4

o Pada tulang manusia jauh lebih kompak dibandingkan dengan tulang hewan.
 Tulang manusia yang sudah dewasa akan bersambung (fuse) dan terjadi
osifikasi.
 Pada subadult (kanak-kanak) tulang akan berkembang dan terus menyambung
sesuai dengan perkembangan umur anak.

16
 Tulang hewan dewasa akan menyerupai tulang manusia subadult.
 Untuk memebedakan tulang anak-anak yang belum menyatu (fuse) sehingga
kadang bagian epifisis terpisah memberi kesan pertumbuhan yang belum
sempurna maka kita dapat melihat pelvisnya. Bentuk pelvis pada hewan beda
dengan manusia pelvis manusia terdiri dari 3 tulang yang saling menyatu yaitu
ilium, ichium dan pubis.

17
BAB III
PEMBAHASAN

Antropologi, merupakan satu dari teknik yang paling bermakna pada


pemeriksaan antropologi forensik, karena antropologi forensik berhubungan
dengan pemeriksaan sisa – sisa tulang maupun tulang yang utuh. Pemeriksa dapat
menentukan asal tulang, perkiraan usia, jenis kelamin, pertalian ras, tampilan fisik
saat hidup. Tengkorak merupakan bagian dari rangka manusia yang paling
informatif. Namun, jarang sekali tengkorak ditemukan dalam keadaan utuh
ataupun baik. Oleh karena itu, antropologis harus dapat memanfaatkan apapun
tulang yang tersedia. 1,2
—- Antropologis harus mengerti mengenai kerangka manusia. Langkah
pertama adalah menentukan sisa rangka yang ditemukan berasal dari manusia atau
bukan. Walaupun banyak sekali variasi yang terdapat pada manusia atau hewan,
namun terdapat persamaan-persamaan umum pada setiap spesies. Jika tengkorak
tidak ditemukan, tulang manusia dapat dibedakan dari hewan berdasarkan bentuk,
ukuran, dan perbedaan densitas tulang. Penentuan spesies akan sangat sulit jika
tulang yang ditemukan berupa pecahan – pecahan. Disamping itu, untuk
memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari manusia dapat digunakan
beberapa pemeriksaan seperti pengamatan jaringan secara makroskopik,
mikroskopik, dan pemeriksaan serologik berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi
presipitin). (Budiyanto,1997). 3
Untuk membedakan tulang manusia dan yang bukan berasal dari manusia
dapat dilakukan dengan beberapa cara:
A. PERBEDAAN SECARA ANATOMIS
Identifikasi ini dititik beratkan pada perbedaan bentuk dan ukuran tulang.
Perbandingan ini sering digunakan jika bagian tulang utuh. Secara umum
perbedaan ini sangat terlihat mulai dari tulang kepala sampai tulang kaki baik
ukuran maupun bentuk tulang:1,3,4
I. Cranium
Tengkorak berartikulasi dengan vertebra cervical pertama yakni kondilus
oksipital, yang terletak di pinggiran foramen magnum. Sumsum tulang

18
belakang melewati foramen magnum dari otak ke tulang punggung.
Penempatan foramen magnum pada manusia dan hewan memiliki perbedaan.
Pada hewan foramen magnum biasanya terletak lebih posterior. Otot-otot leher
bagian posterior memiliki insersi dengan tengkorak di belakang foramen
magnum. Pada manusia, titik atas insersi sebagian besar adalah garis
mengangkat pada bagian posterior tulang oksipital disebut superior nuchal line
atau kadang-kadang disebut crest nuchal superior (meskipun istilah yang
terakhir ini lebih sering digunakan pada nonhumans, sebanyak garis yang
membentuk sebuah puncak). Pada manusia, salah satu otot besar leher bagian
anterior berinsersi pada proses mastoid, yang lebih besar pada manusia dari
pada hewan yang lain.1,3,4

Pada hewan, foramen magnum


terletak lebih posterior

Gambar 7. Foramen magnum manusia (kanan) dan hewan (kiri).

Meskipun ada variasi, bentuk umum dari tengkorak (bahkan dalam


bentuk fragmen) disertai dengan letak sutura dan foramen dapat sangat
membantu dalam menentukan apakah fragmen tersebut berasal dari
manusia atau bukan manusia.1,3,4

19
(A) (B) (C)

Gambar 8. Tengkorak manusia (a), rusa (b), babi (C)

II. MANDIBULA
Bentuk dan ukuran dari mandibula dipengaruhi antara lain, ukuran dan
bentuk gigi ( yang mencerminkan jenis makanan hewan), serta ukuran
daerah hidung (yang mencerminkan pentingnya indra penciuman). Sebagian
besar hewan yang bertahan hidup pada vegetasi memiliki gigi geraham yang
datar untuk menggiling makanan sedangkan karnivora memiliki gigi yang
dapat merobek jaringan. Mandibula (rahang bawah) berartikulasi dengan
tempurung kepala pada sendi temporomandibular dengan kondilus rahang
bawahnya. Kondilus dan proses koronoideus berada pada aspek superior dari
ramus ascending (proses koronoideus adalah area insersi otot masseter, salah
satu otot yang digunakan dalam mengunyah). Sudut, luas, dan tinggi dari
ramus ascending berbeda pada setiap jenis hewan. Tidak seperti binatang
lainnya, rahang bawah manusia memiliki sebuah dagu.1,3,4
Arcade gigi pada manusia lebih pendek dibandingkan hewan berkaki
empat pada umumnya, yang mana memiliki daerah hidung yang lebih
pendek.1,3,4

20
Gambar 9. Perbedaan tulang mandibula manusia (kanan) dengan rusa besar (kiri)

(A) (B)
Gambar 10. Rahang bawah banteng (A), sapi (B)

III. GIGI
Ukuran dan bentuk dari gigi mencerminkan pola makan hewan.
Karnivora biasanya memiliki gigi seri, taring, dan geraham (dan sering
premolar) dan jenis gigi terlihat cukup berbeda dari hewan-hewan yang
hanya memakan tumbuhan saja (seperti rusa, rusa, kuda, dll).
Kebanyakan hewan yang bertahan hidup dengan berburu daging memiliki
berbagai jenis gigi untuk meraih dan merobek jaringan, sedangkan hewan
yang mencari tumbuhan atau merumput cenderung memiliki gigi yang
datar untuk menggiling makanan.1,3,4

A B C
Gambar 11. Gigi manusia (a), anjing hutan (b), kuda (c)

21
IV. SKAPULA
Skapula yang biasa disebut tulang belikat dan bertumpu pada
punggung bagian atas pada manusia dan pada permukaan punggung
bagian dorsolateral pada hewan. Tulang belakang skapula (scapular
spine) adalah daerah insersi otot dan umumnya menunjukkan fossa
glenoid, yang berartikulasi dengan humerus. Pada umumnya, skapula
mamalia berbentuk segitiga, tetapi pada manusia tulang belakang scapula
(scapular spine) terletak diagonal ke tulang bila dalam posisi anatomis.
Pada umumnya, tulang belakang scapula (scapular spine) hewan mamalia
berbentuk memanjang. 1,3,4

Tulang
belakang
scapula
(Scapular
spine)

(A) (B)

(C) (D)
Gambar 11. Scapula manusia (A), hewan (B), banteng (C) dan sapi (D)

22
V. HUMERUS
Humerus adalah tulang paling besar pada ekstremitas atas atau
anggota tubuh depan. Kepala humerus berbentuk bulat, di ujung proksimal
yang berartikulasi dengan fossa glenoid skapula dan ujung distal
berartikulasi dengan jari-jari dan ulna. Semua binatang memiliki kepala
humerus yang berbentuk bulat, tetapi daerah insersi dari otot-otot sekitar
sendi sangat bervariasi. Pada sendi siku, troklea berartikulasi dengan ulna
dan kapitulum berartikulasi dengan jari-jari. Distal humerus dan proksimal
radius dan ulna sangat berbeda pada manusia, hewan berkaki empat yang
berukuran besar, dan hewan berkaki empat yang lebih kecil. Hewan berkaki
empat yang paling besar memberikan/menumpukan berat lebih pada
forelimbs dari pada hindlimbs, sebagai pusat gravitasi berada lebih ke arah
cranial. Manusia memiliki tuberositas deltoideus sedang (area insersi dari
otot deltoideus yang menarik lengan menjauh dari garis tengah), tetapi pada
beberapa hewan, seperti berang-berang atau luak (hewan dengan kebiasaan
menggali dengan kuat) memiliki tuberositas deltoideus cukup besar.1,3,4

Gambar 12. Humerus

23
VI. RADIUS

Radius dan ulna adalah tulang lengan bawah, dan merupakan


tulang terpisah pada manusia. Pada manusia dan beberapa hewan lain,
radius bergerak terhadap ulna pada pronasi, tetapi pada hewan
kebanyakan tulang menyatu dan / atau ulna secara signifikan
mengurangi ukuran sehingga mengakibatkan rotasi mustahil dilakukan.
Pada manusia ulna berartikulasi dengan distal radius pada ulnaris notch.
Pada hewan-hewan yang memiliki ulna menyatu atau berkurang
ukurannya, mungkin tidak memiliki ulnaris notch. Karena radius dan
ulna menyatu pada beberapa hewan, beberapa foto-foto berikut
dariradius juga menunjukkan ulna.
Perhatikan beberapa perbedaan umum dalam foto-foto (aspek proksimal
atas, aspek distal bawah):1,3,4

Manusia (Homo Rusa (Alces alces)


sapiens)

Serigala
(canis lupus )

Gambar 13. Radius

24
VII. ULNA
Ulna merupakan tulang panjang di lengan bawah dan berfungsi
untuk fleksi dan ekstensi. Karena radius berfungsi untuk rotasi, pada
hewan-hewan di mana radius dan ulna menyatu atau di mana ulna adalah
vestigial, kemungkinan tidak ada rotasi lengan bawah. Radius terletak di
sebelah lateral ulna, meskipun pada beberapa hewan, ulna terletak
hampir di sebelah anterior ulna. Perlu diketahui bahwa radius dan ulna
merupakan tulang yang mungkin terpisah pada hewan yang belum
dewasa meskipun radius dan ulna mungkin menyatu di masa dewasa.1,3,4

Gambar 13. Ulna

VIII. METACARPAL
Metacarpals adalah tulang yang membentuk telapak tangan pada
manusia, kaki (pada hewan yang berukuran besar) atau cakar/kuku (pada
hewan yang berukuran lebih kecil). Jumlah dan morfologi metacarpals
pada manusia dan hewan sesuai dengan fungsi tangan, kaki depannya,
dan bagian tubuh depan (manipulasi gerak, dll). Metacarpal yang
berjumlah lima buah (untuk tangan atau cakar) merupakan kondisi yang
paling primitif. Banyak hewan berukuran besar jumlah metacarpal
kurang dari lima, yakni berjumlah dua buah (misalnya, pada sapi,
domba, rusa, dll) dan satu buah (seperti pada kuda). Pada manusia,
metacarpals dan falang disusun sedemikian rupa untuk menunjang
manipulasi benda (memegang, mengambil benda), sementara pada
banyak hewan kecil, susunan tulang-tulang kaki adalah lebih sesuai
untuk berjalan atau menggali. Pada banyak hewan yang memiliki cakar,
metacarpals dan falang tersusun rapat, sedangkan pada manusia dan

25
hewan lain dimana fungsi metacarpals untuk manipulasi benda adalah
sangat penting, memiliki metacarpal yang tersusun dengan jarak yang
lebar (tidak rapat) antara tulang metacarpal yang satu dengan yang lain.
Informasi ini dapat menjadi penting ketika mencoba untuk menentukan
manusia dari bukan manusia, terutama pada spesimen jaringan atau pada
x-ray.1,3,4

Gambar 14. Metacarpal manusia

Ada tiga bagian falang, yakni proksimal, tengah, dan distal.


Falang distal biasanya berupa cakar pada mamalia kecil dan berupa kuku
pada mamalia yang berukuran lebih besar. A: carpal (tulang pergelangan
tangan), B: metacarpals; C: falang.1,3,4
Cakar beruang (kaki depan atau kaki tengah) sering dibuang
ketika beruang dikuliti. Tanpa cakar (falang distal), dan terutama jika
pada cakar masih terdapat jaringan lunak yang melekat (seperti dalam
foto kiri atas), kaki terlihat sangat mirip seperti tangan atau kaki
manusia. Ada beberapa cara untuk menentukan apakah tulang tersebut
adalah tulang manusia atau bukan.1,3,4
Metakarpal beruang (kiri) dan manusia (kanan). Daerah yang
dilingkari pada beruang menunjukkan ridge di pusat dari permukaan
artikular distal, juga dilingkari pada radiograf atas. Perhatikan jarak
metakarpal yang satu dengan yang lain. Ada empat metacarpals

26
(metakarpal ke 2-5) saling berdekatan satu sama lain, dan kadang-
kadang metakarpal pertama (panah di foto atas) masih ada dalam sisa-
sisa kering atau segar. Juga perhatikan tonjolan pada distal metakarpal
(panah di foto bawah) yang khas pada hewan. Distal metakarpal pada
manusia adalah halus.1,3,4

Gambar 15. Ulna pada hewan, tampak ridge/tonjolan pada distal metacarpal.

IX. VERTEBRA
Kolom vertebral dibagi menjadi lima bagian: servikal (biasanya
jumlahnya 7), toraks (biasanya berjumlah 12), lumbal (biasanya 4 sampai 6
angka), sakral (biasanya berjumlah 4 sampai 6 tetapi menyatu saat dewasa
untuk membentuk sakrum) dan coccygeal (memiliki jumlah beragam
tergantung apakah spesies memiliki ekor atau tidak memiliki ekor). Manusia
dan hewan memiliki jumlah vertebra yang sama di atas vertebra coccygeal
(bahkan jerapah hanya memiliki 7 vertebra servikal atau tulang leher), tetapi
bentuk tulang punggung dan kolumna vertebra individu berbeda. Tulang
punggung pada binatang berkaki empat yang khas memiliki kurva tunggal
bertahap dari leher ke korset panggul (mirip seperti jembatan kantilever),
sedangkan manusia memiliki kolom berbentuk S. Perbedaan dalam bentuk
tulang punggung juga tercermin pada morfologi tulang belakang. Hewan
berkaki empat biasanya memiliki vertebra yang lebih panjang, badan vertebra
lebih silindris daripada manusia, dan badan vertebra memiliki panjang yang
hampir sama dari daerah leher ke panggul. Manusia memiliki vertebra yang
lebih berbentuk baji, dan tubuh vertebra secara bertahap lebih besar dari
daerah leher ke panggul (setiap tulang belakang membawa berat yang lebih

27
daripada vertebra di atasnya, sehingga semakin ke bawah, badan vertebra
lebih besar).1,3,4
Vertebra torakal yang Khas (prosesus spinosus yang panjang pada
vertebra torakal dari hewan berkaki empat yang berukuran besar). Banyak
hewan yang memiliki tonjolan di badan vertebra bagian tengah anterior.
Sementara manusia tidak memiliki ini.1,3,4

Gambar 17. Vertebra torakal pada hewan, tampak tonjolan di badan vertebra bagian
tengah anterior

XI. PELVIS
Pada korset panggul pada semua mamalia terdiri dari os coxae kiri
dan kanan (juga disebut innominates) dan sakrum. Pada banyak mamalia
tiga unsur melebur menjadi satu unit pada saat dewasa. Os coxae terbuat
dari tiga tulang: ilium, iskium, dan pubis yang bersatu ke dalam os coxae
(satu unit) pada orang dewasa. Sakrum ini terbuat dari, biasanya, 4
sampai 6 vertebra sakral tunggal yang menyatu untuk membentuk tulang
tunggal pada orang dewasa. Bagian kontak antara vertebra lumbalis
terakhir dan vertebra sakral pertama disebut promontorium. Sayap di
kedua sisi disebut sakral alae. Beberapa hewan di bagian ini telah
memiliki sakrum menyatu dengan os coxae, kondisi yang banyak terdapat
pada hewan dewasa.1,3,4

A
B A
B

C C

28
Manusia Binatang antelop

Gambar 18. Pelvis A: Promontor, B: Ala (Plural:alae), C: Articular

Ilium

Acetabelum

pubi
s

ischiu
m
Manusia Banteng

promontor
y

Ala(sayap
)

Gambar 19. Di atas: Os coxa manusi dan banteng,Di bawah: Sacrum manusia dan banteng

29
X. FEMUR
Pada manusia tulang paha adalah tulang terpanjang dari seluruh
tulang manusia. Panjang tulang ini relative terhadap diameternya. Kepala
femur berbentuk bulat pada semua hewan dan membentuk sendi dengan
tulang coxae di asetabulum. Sendi bagian distal dari tulang femur berakhir di
lutut dan terbagi menjadi dua tonjolan tulang. Tonjolan tulang yang disebut
kondilus ini pada sebagian hewan, halus tapi pada bagian anterior dari sendi
pada hewan bagian yang seperti terpahat lebih banyak daripada manusia.1,3,4
Untuk membedakan tulang paha dan tulang humerus bisa sangat
membingungkan namun bisa diketahui kepala tulang femur lebih komplit
daripada tulang hewan.
Pada manusia lebih halus pada rusa besar lebih terpahat

Gambar 18. Tulang femur pada manusia dan rusa besar

Manusia rusa besar rusa banteng

30
X. TIBIA

Tulang tibia adalah tulang terbesar kedua di kaki. Tuberositas tibia


bagian anterior dan dekat dengan bagian proksimal, adalah area insersi dari
beberapa otot yang bekerja untuk fleksi hip dan ekstensi kaki. Bagian dalam
maleollus adalah bagian tibia pada manusia yang membentuk tonjolan di
bagian dalam pergelangan kaki. Hal ini menyulitkan dalam membedakan
manusia dan mamalia lainnya. Bagian distal tibia pada hewan lebih banyak
sculpted daripada manusia walaupun tidak selalu.1,3,4

Secara umum, tibia dan fibula adalah analog radius dan ulna. Pada
manusia, karena radius dan ulna terpisah dan karena radius mampu berputar
terhadap ulna beberapa derajat, manusia dapat melakukan pronasi dan supinasi
tangan dan lengan. Pada manusia tibia dan fibula juga merupakan tulang yang
terpisah, tapi terdapat sangat sedikit kemampuan kaki untuk rotasi sehingga
tulang kehilangan kemampuan pronasi dan supinasi pada kaki. Pada beberapa
hewan, tibia dan fibula bersatu sehingga tidak memungkinkan terjadinya
rotasi.1,3,4

Gambar 20. Dilihat dari distal. Manusia (kiri) rusa besar (kanan)

XI. FIBULA

Banteng dan banyak binatang berkaki empat lainnya tidak memiliki


fibula. Fibula bersama sama dengan tibia pada kaki di analogkan dengan
tulang radius dan ulna pada tangan. pada manusia, kaki telah kehilangan
fungsi pronasi dan supinasi sedangkan pada hewan berkaki empat fibula telah
hilang, tereduksi menjadi tibia. Bagian luar malleolus dari distal fibula adalah

31
proyeksi dari luar pergelangan kaki. Di bagian distal fibula terdapat lekukan
disebut fossa malleolar terlepatak pada permukaan bagian posterior. Di sini
tendon lewat dari arah posterior ke permukaan telapak kaki. Di bagian
proksimal fibula bersambung dengan tibia.1,3,4

Manusia

Permukaan tulang yang Bagian distal tulang yang


membentuk sendi dengan membentuk sendi dengan
tulang talus
tibia bagian proproksimal
Fossa malleolar

Gambar 21. Tulang fibula pada manusia

Beruang

32
Singa gunung Tupai anjing laut

Gambar 22 . tulang fibula pada hewan

XII.TULANG METATARSAL

Tulang metatarsal adalah tulang yang dibentuk dari bagian tulang utama
pada kaki kecuali ibu jari kaki, bagian dari kaki pada hewan yang besar atau
hewan kecil. Jumlah dan morfologi tulang metatarsal pada manusia dan hewan
tergantung dari gunanya.1,3,4
Jari kaki berjumlah 5 adalah kondisi paling primitif. Kebanyakan hewan
berukuran besar jumlah metatarsal bisa berkurang sampai dua contohnya sapi,
domba dan yang berkurang satu pada kuda.1,3,4
Kaki depan pada manusia dan kebanyakan hewan lainnya adalah
digunakan sebagai alat gerak. Kalelawar menggunakan kaki belakang sebagai alat
geraknya. Pada kebanyakan hewan yang tulang metatarsal dan phalangnya
berjumlah lima masuk dalam kategori hewan dengan kekerabatan dekat, pada
manusia tulang pada kaki lebih .... daripada tangan, hal ini akan menjadi informasi
penting saat mencoba membedakan tulang manusia dan tulang hewan saat
menemukan tulang atau pada saat melihat hasil x ray.1,3,4

33
. Rusa banteng

Rusa gunung rusa lokal kuda

Beruang manusia

Gambar 23. Tulang metatarsal manusia dan hewan

Manusia singa gunung beruang

34
Note : ada tiga ruas tulang pada kaki. Phalang proksimal, palang tengah dan phalang distal.
Phalang distal pada hewan kecil biasanya berupa jari, sedangkan pada hewan besar phalang distal
adalah kuku. Ket : A. Tarsal. B. Metatarsal. C.phalangs

Gambar 24. Metatarsal superior manusia (kanan) Metatarsal inferior manusia(kiri)

B. PERBEDAAN HISTOLOGI

Identifikasi rangka yang ditemukan secara utuh umumnya lebih mudah


untuk dikenali secara anatomis. Namun jika ditemukan dalam bentuk potongan
atau serpihan sulit untuk ditentukan tanpa adanya pemeriksaan lanjutan. Untuk itu
diperlukan pemeriksaan histologis. Perbedaan histologis ini sangat jelas, Maria
Hillier dan Lynne Bell (2007) menyatakan terdapat perbedaan yang jelas pada
komposisi tulang kortikal pada tulang rusuk dan tulang panjang. Perbedaan yang
dimaksud adalah:1,2,5,7

1. Komposisi tulang manusia dewasa terdiri atas kanalis havers, sedangkan


pada nonhuman terdiri atas tulang plexiform dan kanalis havers. Namun
pada fetal dan tulang post trauma seperti fraktur, tulang plexiform juga
dapat ditemukan. Sehingga kriteria ini hanya cocok untuk digunakan
apabila kasus yang dicurigai adalah manusia dewasa. Kekurangan lain dari
metode ini adalah letak tulang plexiform yang berada dekat dengan
periosteal yang memungkinkan akan hilang akibat adanya taphonomi dari
lingkungan sekitar. Sehingga pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya
tulang plexiform.

35
Gambar 25: Tulang plexiform dari potongan femur domba dengan perbesaran 40 kali

Gambar 26: kanalis havers dari potongan femur manusia perbesaran 100x

2. Berdasarkan kelemahan yang ada pada metode diatas Hillier dan Bell
(2007) menyatakan jika hanya ditemukan kanalis havers maka untuk
membedakannya dilakukan pengukuran diameter sistem havers. Ukuran
diameter sistem havers diperkirakan sekitar 180 µm – 325 µm , sedangkan
diameter pada nonhuman berada dibawah rentang diameter manusia.
Begitu pula diameter kanalis havers diameternya diperkirakan 30 µm –
175 µm.
3. Secara makroskopik tebal korteks tulang panjang pada nonhuman lebih
besar dibandingkan korteks pada manusia. Perbandingan tebalnya korteks
nonhuman dibandingkan manusia sekitar 4 kali tebal korteks manusia

36
Hewan Manusia
Gambar 25. Perbedaan tulang kortikal manusia (kiri) dan hewan (kanan)

C. PRESIPITIN TEST 1,3,6,7

Metode ini merupakan salah satu cara pembeda tulang manusia dan bukan
manusia. Tes ini dilakukan jika fragmen tulang yang ditemukan lebih kecil (bisa
dalam bentuk debu) atau pemeriksaan mikroskopis meragukan.
 Prinsip
Adanya ikatan antigen–antibody yang membentuk presipitat putih seperti
awan.
- Test ini sangat sensitif untuk membuktikan tulang
berasal dari manusia
- Test ini masih memberi hasil positif :
 Tulang berumur 10 – 25 tahun
 Mummi berumur > 4000 tahun
Metodenya :
1 cm2 sum – sum tulang  diekstraksi dgn NaCl 0,9% pH 7

37
Darah kelinci tersebut diambil  dipisahkan, dan serum yang
mengandung antibodi diisolir  ini yang disebut sebagai serum anti
manusia. 1,3,6,7

38
BAB III
KESIMPULAN

Identifikasi tulang manusia dan hewan merupakan cakupan dari


antropologi forensik. Antropologi forensik merupakan aplikasi dari ilmu fisik atau
biologi antropologi dalam proses hukum, yang merupakan pemeriksaan pada sisa–
sisa rangka untuk membantu menentukan identitas dari jasad. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan sebagai langkah pertama untuk menentukan apakah sisa-sisa
tersebut berasal dari manusia, dan selanjutnya dapat menentukan jenis kelamin,
perkiraan usia, bentuk tubuh, dan pertalian ras. Untuk membedakan tulang
manusia dan hewan dapat dilakukan beberapa cara antara lain:
1. Identifikasi bentuk dan ukuran tulang
Metode identifikasi ini merupakan yang paling sederhana, cara ini
didasarkan pada ukuran tulang manusia yang berbeda dan bentuknya yang
disesuaikan dengan fungsi dari masing-masing tulang serta jaringan-
jaringan yang melekat yang membentuk pola berbeda pada masing-masing
tulang
2. Pemeriksaan histologi tulang
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop untuk melihat
susunan pembentuk tulang pada bagian korteks, serta diameter dari system
havers maupun kanalis havers.
3. Pemeriksaan kimia dengan metode presipitin
Cara ini merupakan yang paling spesifik untuk membedakan tulang
manusia dan tulang hewan. Metode ini dilakukan dengan mengekstrak
tulang hasil temuan dan ditambahkan dengan serum anti manusia yang
berasal dari kelinci.
Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing, diantara semua metode, yang paling sensitive adalah dengan pemeriksaan
presipitin dengan menggunakan anti serum manusia. Penggunaan masing-masing
metode dilakukan berdasarkan sampel temuan dilokasi kejadian serta peralatan
dan bahan yang tersedia.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Byers SN. Establishing Forensic Significance. Introduction to Forensic


Anthropology: A Textbook 4th ed. Boston: Pearson, 2011.p: 52-74.
2. Heather AW, Forensic Anthropology, available from:
http://www.emedicine.com, (cited June 2012).
3. Universitas Sumatera Utara, Biologi Tulang Manusia in; Antropologi
forensik, available from; http://artikelforensik-usu.com.
4. Anonymous. Rangka Manusia dan Hewan, Available from:
http://www.Pdffactory.com , (cited June 2012).
5. Dawn MM, Douglas HU. Differences in Osteon Banding Between Human
and Nonhuman Bone. In: Journal of forensic. Available from:
http://www.sholarityjournal-google.com, (cite in: June 2012).
6. Ubelaker et al, Use of Solid Phasa Double Antibody to Identify Species
From Small Skeletal Fragmen. In: J Forensic Sci, vol.49, No.5, available
from: http://www.astm.org. Sept 2004.
7. Kelly AE, Identifying Human Versus Non-human Skeletal Remains in The
Field. available from: http://www.Scholarityarticle-google.com, (cited:
June 2012).

40

Anda mungkin juga menyukai