Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SISTEM SISTEM RUJUKAN

PELAYANAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Evi Nur Miftahul Jannah / 1321011005
S1 ILMU GIZI / SEMESTER 2

STIKes Widya Cipta Husada


Jl. Jend. Sudirman (Sidotopo), no.11, Kepanjen, Malang
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SISTE PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DI INDONESIA” .

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah healt care system. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan
sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Malang, Maret 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Rujukan............................. ...........................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan
Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang
pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.

Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis
tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di
atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi,
transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan
segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan
menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu
tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada
dukungan peraturan.
(Setandar Kesehatan Nasional ; 2009)
2. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah Sebagai bahan pembelajaran Sistem rujukan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM RUJUKAN

Pengertian sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI 2009, merupakan
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal
dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar
unit-unit yang setingkat kemampuannya.

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik
atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat)
maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi. Syarat syarat tertentu harus dipenuhi sebelum system rujukan dapat berfungsi
secara tepat, seperti :

1. Kesadaran masyarakat dalam masalah kesehatan


2. Petugas kesehatan harus memiliki pengetahuan yang adekuat dalam strategi pendekatan
resiko dan system rujukan.
3. Setiap unit obstetric harus memiliki peralatan yang tepat
4. Komunikasi dan transportasi yang mudah harus tersedia

2.2 TUJUAN SISTEM RUJUKAN

Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelayanan kesehatan secara terpadu

Tujuan khusus sistem rujukan adalah:

a. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani


rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal
dan bayi.
b. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja puskesmas
2.3 KEGIATAN DAN PEMBAGIAN DALAM SISTEM RUJUKAN

Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit
kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus patologis
pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus masalah
reproduksi lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan
spesialis.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan
eksternal.
Rujukan Internal
Rujukan Eksternal
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
Rujukan Medik
Jenis rujukan medik:
a. Transfer of patient
b. Transfer of specimen.
c. Transfer of knowledge/personel.
Rujukan Kesehatan

2.4 ALUR SISTEM RUJUKAN

 Alur Rujukan
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur rujukan yaitu:
a. Klasifikasi Fasilitas Kesehatan.
b. Lokasi / Wilayah Kabupaten/Kota
c. Koordinasi unsur-unsur pelaksana Teknis
 Alur rujukan kasus kegawat daruratan:
1. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin atau bidan di desa
c. Puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit swasta / RS pemerintah
2. Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin atau bidan di desa

SYARAT RUJUKAN

(1) Rujukan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi dan wewenang untuk
merujuk, mengetahui kompetensi sasaran/tujuan rujukan dan mengetahui kondisi serta
kebutuhan objek yang dirujuk.
(2) Rujukan dan rujukan balik mengacu pada standar rujukan pelayanan medis Daerah
(3) Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan memadai
(4) Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisi stabil selama perjalanan
menuju ketempat rujukan
(5) Rujukan pasien/specimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan atau lengkap
(6) Fasilitas Pelayanan Kesehatan/tenaga kesehatan dilarang merujuk dan menentukan tujuan
rujukan atas dasar kompensasi/imbalan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya
masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Rujukan medik puskesmas dilakukan secara berjenjang mulai dari:


a. Kader dan dukun bayi
b. Posyandu
c. Pondok bersalin/bidan desa
d. Puskesmas pembantu
e. Puskesmas rawat inap
f. Rumah sakit kabupaten

Keuntungan sistem rujukan


a. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan
dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan
keluarganya.
b. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas
daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya
masing-masing.
c. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli.

3.2 SARAN
Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang
lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan pada kasus yang tergolong beresiko tinggi.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu dengan keluhan
ginekologi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi
penyulit.
Daftar Pustaka

Meilani, Niken, dkk.2009.Kebidanan Komunitas.Yogyakarta:Fitramaya


Dinas Kesehatan.2011.Petunjuk Teknis Sisitem Rujukan Pelayanan Kesehatan.Nusa
Tenggara Barat:Dinas Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.2009.Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta : Depkes
Http://Www.Indonesia-Publichealth.com/
http://buk.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai