Anda di halaman 1dari 3

1.

Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik
tergantung dan lamanya serangan.

(1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.

(2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti
terbakar, berdenyut, atau menusuk.

(3)Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar,
dan dimana rasa sakit terjadi.

(4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala
nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.

(5). Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

1.Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam
membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga
nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. (Ignatavicius, Donna
D, 1995).

2.Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk pada keadaan
pasien.. Selain itu, penyakit diabetes dapat menyebabkan osteoporosis.

3.Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker
tulang yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995).

Pemeriksaan Laboratorium
Bone Mineral Density (BMD)
Suatu pemeriksaan yang mengukur densitas/kepadatan mineral dalam tulang dengan sinar X khusus, CT
scan atau ultrasonografi.
Informasi ini menunjukkan kepadatan tulang saat pemeriksaan.

Penanda Biokimia Tulang


Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah, mewakili proses reformasi tulang, sehingga memberikan
informasi mengenai ketidakseimbangan potensial antara pembentukan dan resorbsi tulang.
Risiko tulang patah/retak sebagai dampak osteoporosis ternyata tidak selalu berhubungan dengan
penurunan nilai BMD, sehingga dibutuhkan kombinasi dengan pemeriksaan penanda tulang yang lebih
baik.
Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan metabolisme kalsium yang meliputi kalsium total, fosfat,
kalsium urine, fosfat urine untuk mengetahui kesehatan tulang

3. Vitamin D3(25-OH) Total: Mengetahui kesehatan tulang untuk resiko osteopenia maupun osteoporosis
. Kekurangan Vitamin D dapat mengakibatkan penyerapan kalsium menurun.

Pemeriksaan Darah
Pemreiksaan darah lengkap meliputi kadar hemogoblin (biasanya rendah bila terjadi perdarahan karena
trauma) hitung sel darah putih, Ht mungkin menigkat ( Hemokonsentrasi) atau menurun ( perdarahan
bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada mutipel). Peningkatan jumlah sel darah putih adalah respon
stress normal setelah trauma.
b. Pemeriksaan kimia darah.
Tes kimia darah untuk mengevaluasi kadar kalsium dan fosfor. Kadar kalsium serum pada oteomalasea
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. (Drs. Nasrul Effendi, 2000). Ada tiga fase dalam tindakan keperawatan,
yaitu :
1. Fase Persiapan
Meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan keterampilan menginterpretasikan
rencana, persiapan klien dan lingkungan.
2. Fase Intervensi
Merupakan puncak dari implementasi yang berorientasi pada tujuan dan fokus pada pengumpulan data yang
berhubungan dengan reaksi klien termasuk reaksi fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Tindakan
keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab secara professional.

3. Fase Dokumentasi
Merupakan terminasi antara perawat dan klien. Setelah implementasi dilakukan dokumentasi terhadap
implementasi yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai