Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS VIDIO KESEHATAN TENTANG TANDA DAN GEJALA

CARDIAC ARREST TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL PERNAPASAN


AGONAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SURVIVAL RATE PADA PASIEN
DENGAN OUT HOSPITAL CARDIAC ARREST

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pada Matakuliah Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengampuh: Ns. Toni Suharsono, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

Servasius Ratu Banin


(186070300111037)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Latar Belakang dan Urgensi Masalah
Cardiac arrest adalah suatu keadaan dimana jantung secara tiba – tiba kehilangan
seluruh kemampuan fungsionalnya tanpa sebab yang jelas dan dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan dengan cepat. Keadaan ini sering terjadi tanpa didahului tanda dan gejala
penyakit jantung sebelumnya atau dengan tanda dan gejala penyakit jantung yang tidak jelas
atau lemah. (American Heart Association, 2017)

Cardiac arrest merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya. Sebab cardiac
arrest masih merupakan penyebab utama kematian di dunia. Ha ini dibuktikan dengan data
yang menunjukan bahwa, dari 1000 orang terdapat 55 – 113 orang mengalami cardiac arrest
tiap tahun atau terdapat 350.000 – 700.000 orang di eropa mengalami cardiac arrest setiap
tahun (Perkins et al., 2015). Selain itu di Amerika Serikat Setiap tahun terjadi 535.200 kasus
cardiac arrest. Dari jumlah itu 209.000 kasus cardiac arrest terjadi di dalam rumah sakit,
sedangkan sisanya yaitu 326.200 terjadi di luar rumah sakit (Kolte et al., 2015). Dikatakan
pula bahwa 90% cardiac arrest yang terjadi di rumah meninggal sebelum mencapai rumah
sakit.

Untuk meningkatkan survival rate pada pasien dengan out hospital cardiac arrest
seorang penolong diharuskan mengaktifkan dan menjalankan chain survival yang terdiri dari
Early recognition and call for help, Early bystander CPR, Early defibrillation, Early
advanced life support and standardised post-resuscitatio.

Kemampuan mengenal tanda – tanda cardiac arrest saat terjadi sangatlah penting
sebab kemampuan ini adalah kemampuan paling pertama yang akan mengaktifkan mata
rantai chain survival lainya. Keterlambatan mengenal tanda – tanda cardiac arrest akan
menyebabkan keterlambatan respon pada mata rantai keselamatan lain seperti keterlambatan
memberikan resusitasi jantung paru, keterlambatan defibrilasi dan keterlambatan memberikan
bantuan hidup lanjutan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kemampuan sesorang
mengenali OHCA memiliki hubungan yang signifikan dan sangat kuat dengan dimulainya
pemberian CPR pada korban cardiac arrest (OR = 7.84, 95%CI: 5.10–12.05) (Viereck et al.,
2017). Salah satu tanda penting yang harus di kenali saat seseorang mengalami cardiac arrest
adalah hilangnya respon terhadap rangsangan suara maupun rangsangan nyeri serta
pernapasan abnormal atau pernapasan agonal (Perkins et al., 2015).
Pernapasan angonal sering digambarkan secara berfariasi oleh orang yang pertama
kali menemukan korban dan menelpon Emergency Medical Service (EMS), ada yang
menggambarkan sebagai pernapasan wheezing, mengerang, mendengus, kelemahan
pernapasan, pernapasan yang jarang, pernapasan yang tidak beraturan dan pernapasan yang
lemah. Sedang arti yang sebenarnya adalah ketidak efektifan pernapasan yang ditandai
dengan pernafasan yang abnormal, snoring dan pernapasan yang jarang. (Smereka, at al,
2016).

Pernapasan angonal tidak mudah dikenali bahkan oleh orang medik sekalipun. Hal ini
dibuktikan melalui sebuah penelitian yang menggambarkan bahwa tenaga medis yang baru
lulus dan belum memiliki pengalaman yang memadai dan tenaga medis yang telah memiliki
spesialisasi dan berpengalaman, masih sering mengalami kesulitan dalam mengenali
pernapasan agonal sebagai tanda pasti cardiac arrest. Penelitian ini menunjukan bahwa 66%
tenaga medis yang belum memiliki spesialisasi dan 55% tenaga medis yang telah memiliki
spesialisasi tidak menunjukan respon yang adekuat atau dengan kata lain mereka tidak
memberikan CPR secepatnya saat menemukan pasien dengan pernapasan agonal (Smereka et
al., 2016).

Oleh karena itu memperkenalkan pernapasan agonal pada semua orang baik tenaga
medis maupun orang awam sangatlah penting. Namun untuk mencapai tujuan ini, yaitu
semua orang mampu mengenali pernapsan agonal, diperlukan suatu media pembelajaran
yang mempermudah orang awam atau tenaga medis mengenali pernapasan agonal tanpa
harus melihat langsung kejadianya. Metode promosi kesehatan dengan menggunakan media
pembelajaran seperti leaflet, lembar balik dan poster sulit menggambarkan secara benar dan
utuh tentang penapasan agonal. Hal tersebut dikarenakan orang yang mendapatkan
pendidikan kesehatan dengan media berupa tulisan dan gambar harus mengubah tulisan dan
gambar tersebut menjadi imajinasi terlebih dahulu baru gambaran tentang pernapasan agonal
dapat dipahami. Namun dalam prosesnya keterbatasan pengajar/penyuluh, media yang
digunakan dan audiens dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman tentang pernapasan
agonal. Sedangkan media pembelajaran berupa vidio sangat membantu pemahaman audiens
tentang pernapasan agonal, karena audiens seolah – olah diajak untuk melihat secara
langsung bagaimana pernapasan agonal tersebut terjadi. Dengan melihat vidio audiens akan
lebih muda memahami pesan – pesan kesehatan yang di sampaikan dalam hal ini adalah
tanda dan gejala pernapasan agonal.
Solusi Yang Ditawarkan Dan Pemecahan Masalah

1. Solusi Yang Ditawarkan


Dengan demikian, berdasarkan latar belakang di atas, untuk meningkatkan survival rate
pada pasien dengan cardiac arrest maka, masyarakat awam sebagai orang pertama yang
menemukan kasus out hospital cardiac arrest harus diberikan informasi tentang
bagaimana tanda dan gejala cardiac arrest melalui penyuluhan yang menggunakan media
berupa vidio. Sebab dengan mengenal kasus cardiac arrest masyarakat segera dapat
mengaktifkan mata rantai pertama dari chain survival sehingga mata rantai chain
survival lainya ikut aktif. Misalnya ketika cardiac arrest terjadi di bandara masyarakat
yang mengenal tanda dan gejala cardiac arrest akan segera mencari bantuan dengan
memanggil atau menelpon. Dengan memberikan gambaran yang jelas tentang
pernapasan agonal, perawat yang menerima telpon dapat memberi instruksi untuk
melakukan CPR. Jika masyarakat mampu, maka setelah memastikan pernapasan agonal
masyarakat dapat segera melakukan RJP sambil mempersiapkan AED lalu memberikan
AED.
Sehingga, solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan survival rate pada pasien
dengan cardiac arrest adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat tentang tanda – tanda cardiac arrest berupa pernapasan agonal dengan
menggunakan vidio.
2. Pemecahan Masalah
Penyebaran informasi kesehatan berupa vidio tanda dan gejala cardiac arrest seperti,
hilangnya respon ferbal dan nyeri serta pernapasan agonal adalah salah satu solusi untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat awam mengaktifkan rantai paling pertama dari
chain survival. Penyebaran vidio dapat dilakukan melalui media sosial seperti watshapp
group, facebook, instagram dan lain – lain. Selain itu vidio tentang tanda dan gejala
cardiac arrest juga dapat di sebarkan melalui vidiotron ditempat – tempat umum seperti
bandara, stasiun kereta, kantor BPJS, puskesmas dan rumah sakit – rumah sakit.
Video tentang CPR telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan masyarakat awam
dalam melakukan Chest Compresi Only-CPR (COCPR) secara signifikan, selain itu vidio
tentang CPR juga meningkatkan kerelaan mereka untuk memberikaan pertolongan ketika
kasus cardiac arrest terjadi (González-Salvado et al., 2016). Pernyataan ini di kuatkan
oleh penelitian case control yang dilakukan baru – baru ini. Penelitian ini bertujuan
mengukur efektifitas demonstrasi skill pada vidio terhadap peningkatan kompetensi dan
kepercayaan diri mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan praktek didalam
laboratorium. Penelitian ini dilakukan terhadap 87 orang mahasiswa dimana 44 orang
mahasiswa diinstruksikan untuk mendownload vidio setelah dosen mendemonstrasikan
suatu tindakan keperawatan. Sedangkan 43 mahasiswa lain tidak mendownload vidio
setelah dosen mendemontrasikan keterampilan yang sama. Hasil penelitian menunjukan
bahwa mahasiwa yang mendapatkan vidio memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi
dan lebih kompeten dalam melakukan tindakan (Chuang, Lai, Chang, & Wan, 2018).
Penempatan vidio di tempat tempat umum dan penyebaran vidio melalui jejaring sosial
dipercaya dapat meningktkan kecepatan dan memperluas penyebaran informasi dalam
waktu yang singkat.

Pembahasan

Henti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya kesadaran karena berhentinya kemampuan
pompa jantung secara tiba – taba (Waldmann et al., 2018). Saat cardiac arrest terjadi otak dan
beberapa organ penting lainya termasuk jantung tidak mendapat suplai darah secara tiba –
tiba. Keadaan ini menyebabkan orang yang mengalami cardiac arrest tiba – tiba hilang
kesadaran. Pada menit – menit awal cardiac arrest, jantung dan paru – paru telah berhenti
bekerja untuk menyediakan darah teroksigenasi keseluruh tubuh. Namun pada waktu itu otak
belum kehilangn fungsinya termasuk batang otak. Sementara itu hilangnya suplay oksigen
keseluruh tubuh secara tiba – tiba telah memaksa sel hampir diseluruh tubuh bermetabolisme
secara anaerobik. Akibat metabolisme anaerobik ini maka produksi CO2 dan asam laktat
meningkat. Peningkatan kedua molekul ini secara otomatis akan meningkatkan ion H+ di
dalam darah. Jika kita melihat kembali bagaimana pengaturan pusat napas bekerja, maka
dapat kita simpulkan bahwa peningkatan ion H+ dalam darah akan meningkatkan rangsangan
pada mendula oblongata dan pons yang pada awal – awal cardiac arrest masih berfungsi.
Pwningkatan rangsangan di medula oblongata dan posn ini kemudian memaksa posn dan
medula oblongata untuk mengirim perintah pada otot – otot inspirasi dan otot – otot bantu
inspiraasi untuk berkontraksi. Kontraksi otot – otot pernapasan inilah yang kemudian
menimbulkan pernapsan agonal (Sherwood, 2016).

Banyak orang sering keliru dalam menilai pernapasan agonal. Sebagian besar orang
menyangka pernapasan agonal adalah tanda – tanda bahwa pasien cardiac arrest masih
bernapas. Padahal pada saat itu telah terjadi henti napas atau suatu keadaan dimana paru –
paru sudah berhenti bekerja. Pernapasan yang muncul adalah karena otak masih bekerja.
Kekeliruan ini tidak hanya terjadi pada orang awam saja. Bahkan tenaga medis seperti dokter
umum, dokter spesialis, perawat, dan petugas medis lainya juga sering salah menilai
pernapasan agonal pada orang dengan cardiac arrest.

Keterlambatan mengenal tanda – tanda cardiac arrest seperti pernapasan agonal dapat
berakibat fatal bagi korban cardiac arrest. Hal tersebut terjadi karena rantai pertama dalam
chine survival, yaitu Early recognition and call for help tidak aktif, sehingga mata rantai
mata rantai berikutnya ikut tidak aktif juga.

Oleh karena itu untuk meningkatkan survival rate pada pasien dengan cardiac arrest
maka masyarakat harus diperkenalkan dengan ciri – ciri cardiac arrest yaitu pernapasan
agonal. Proses ini dapat kita lakukan dengan penyuluhan dan menggunakan vidio sebagai
media penyampainya. Sebab dengan menggunakan vidio masyarakat seolah – olah melihat
secara langsung bagaimana ciri – ciri pernapasan angonal. Penggunaan vidio juga dapat
mengurangi kesalahan dalam pemahaman ciri – ciri pernapasan agonal.

Penyebaran informasi tentang ciri – ciri pernapsan agonal juga dapat lakukan dengan
pemasangan vidiotron di tempat – tempat umum. Penyebaran informasi di media sosial dan
media televisi.

Kesimpulan

Pernapasan angonal tidak mudah dikenali jika belum pernah melihat sama sekali. Tetapi lebih
mudah dikenali jika pernah melihat melalui vidio. Setelah orang mampu mengenal
pernapasan angonal, orang akan secepatnya mengaktifkan rantai pertama dalam Chine
Survival dan secara otomatis mata rantai – mata rantai chine survivel lainya ikut diaktifkan.
Oleh karena itu penyebaran vidio tentang ciri – ciri pernapasan angonal melalui berbagai
media dan cara, secara tidak langsung akan meningkatkan survival rate pada orang dengan
cardiac arrest.
Daftar Pustaka
American Heart Association: About Cardiac Arrest. (2017). March. Retrieved from
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/CardiacArrest/About-Cardiac-
Arrest_UCM_307905_Article.jsp#.WwuL81MvzEY
Chuang, Y. H., at al. (2018). Effects of a skill demonstration video delivered by smartphone
on facilitating nursing students’ skill competencies and self-confidence: A randomized
controlled trial study. Nurse Education Today, 66(July 2017), 63–68.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2018.03.027
González-Salvado, at al. (2016). Very brief training for laypeople in hands-only
cardiopulmonary resuscitation. Effect of real-time feedback. American Journal of
Emergency Medicine, 34(6), 993–998. https://doi.org/10.1016/j.ajem.2016.02.047
Kolte, at al. (2015). Regional variation in the incidence and outcomes of in-hospital cardiac
arrest in the United States. Circulation, 131(16), 1415–1425.
https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.114.014542
Perkins, at al. (2015). European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2015.
Section 2. Adult basic life support and automated external defibrillation. Resuscitation,
95, 81–99. https://doi.org/10.1016/j.resuscitation.2015.07.015
Sherwood, L. (2016). Human Physiology: From Cells to System. Human Physiology.
https://doi.org/9781111577438
Smereka, J., at al. (2016). Are physicians able to recognition ineffective (agonal) breathing as
element of cardiac arrest? American Journal of Emergency Medicine, 34(6), 1165.
https://doi.org/10.1016/j.ajem.2016.03.002
Viereck, S., at al. (2017). Recognising out-of-hospital cardiac arrest during emergency calls
increases bystander cardiopulmonary resuscitation and survival. Resuscitation, 115,
141–147. https://doi.org/10.1016/j.resuscitation.2017.04.006
Waldmann, V., at al. (2018). Characteristics and clinical assessment of unexplained sudden
cardiac arrest in the real-world setting: Focus on idiopathic ventricular fibrillation.
European Heart Journal, 39(21), 1981–1987. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehy098

Anda mungkin juga menyukai