Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

DENGAN MENGAJARKAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT


ANGGOTA KELUARGA YANG BERISIKO BUNUH DIRI

OLEH

NI LUH NOVI

P07120017179

TINGKAT II.5

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2018
STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

DENGAN MENGAJARKAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT


ANGGOTA KELUARGA YANG BERISIKO BUNUH DIRI

Kondisi klien :

Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 Tahun
Alamat : Desa Petulu, Ubud

Tn. A berusia 32 tahun, bekerja sebagai petani sebuah perusahaan properti


swasta bernama Lippo group .Dia di beri kepercayaan sebagai ketua team untuk
mengembangkan sebuah kota baru yang di sebut dengan Meikarta .Namun salah satu
anak buah Tn. Y lari dan menggunakan uang proyek meikarta tersebut untuk
kepentingannya sendiri , karena kehilangan kepercayaan dari pimpinan akibatnya
sebagian besar para pekerjanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk
salah satunya Tn. Y. Akibatnya kondisi keuangan Tn. Y semakin merosot, hal ini juga
di perburuk dengan kabar dai pacarnya yang lebih memilih menikah dengan orang
lain . Dan Tn. Y pun menjadi putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri.

Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku bunuh diri (suicide).
Tujuan
1. Klien dapat terhindar dari resiko bunuh diri
2. Klien dapat membina hubungan saling percaya

SP : Mengajarkan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga yang berisiko


bunuh diri

Fase Orientasi

1. Memberi salam dan tersenyum kepada klien


“Selamat pagi, Pak” sambil tersenyum.
2. Duduk berhadapan dan mempertahankan kontak mata
“Bolehkah saya duduk berhadapan dengan Bapak disini?”
3. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif) … biasanya pada pertemuan
lanjutan
“Bagaimana keadaan Tn. Y saat ini dibandingkan kondisi sebelumnya, apakah
Beliau sudah merasa lebih baik ?”
4. Memperkenalkan nama perawat
”Perkenalkan nama saya Ni Luh Novi, Bapak bisa panggil saya Novi. Saya
mahasiswa Keperawatan dari Poltekkes Denpasar.Saya yang akan merawat anak
bapak selama beliau di rumah sakit ini.”
5. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
“Mohon maaf sebelumnya Pak, Bapak biasanya memanggil beliau siapa ?”
6. Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
“Baiklah Pak, disini saya memiliki tanggung jawab untuk merawat anak bapak
dengan penuh perhatian namun anak bapak juga harus ikut serta dalam
perawatan yang diberikan sehingga anak bapak segera sembuh.”
7. Menjelaskan peran perawat dan klien
“Disini saya akan membantu anak bapak dalam mengurangi masalah dan beban
dengan cara memberi Asuhan Keperawatan “
8. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
“Hari ini saya akan mengajak Bapak untuk berbincang-bincang tentang tanda dan
gejala bunuh diri dan cara melindungi anggota keluarga yang ingin bunuh diri
9. Menjelaskan tujuan
“Tujuannya supaya Bapak dapat mengetahui tanda dan gejala dari bunuh diri’’
10. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
“Berapa lama Bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
“Dimana enaknya kita duduk sambil berbincang-bincang ya Pak ?Bagaimana
kalau di taman ?

Fase Kerja
1. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
“Sebelumnya Apa yang bapak ketahui tentang tanda dan gejala bunuh diri?”
2. Menanyakan keluhan utama/keluhan yang mungkin berkaitan dengan kelancaran
pelaksanaan kegiatan
“ Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukan tanda
melalui percakapan misalya, ‘Saya tidak ingin hidup lagi ,segalanya akan lebih
baik tanpa saya apakah Tn. Y sering mengatakannya Pak ?’.

3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik


“Baik Bapak, karena suasana hati Bapak cukup baik jadi kita mulai saja ke topik
pembicaraan ini ya Pak.”
4. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
“Sekarang anggap saya Tn. Y yang sedang mengatakan “ingin mati saja’ coba
bapak dan ibu praktikkan cara bicara yang benar bila Tn. Y sedang dalam keadaan
seperti ini ?
‘’ Bagus sekali Pak, Kalau Bapak/Ibu mendengar Tn. Y perkataan seperti itu,maka
sebaiknya Bapak/Ibu mendengarkan ungkapan perasaan dari yang
bersangkutan.Pengawasan terhadap klien harus di tingkatkan, Jangan biarkan
klien sendirian di rumah atau jangan di biarkan mengunci diri di kamar, Bapak
perlu menjauhkan benda berbahaya seperti gunting, silet, gelas dan lain-lain. Hal ini
sebaiknya perlu dilakukan untuk melindungi Tn. Y dari bahaya dan memberi dukungan
untuk tidak melakukan tindakan tersebut’’
“Sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian kepada Tn. Y ?”
“Bagus,bagaimana kalau cara memotivasi Tn. Y minum obat dan melakukan
kegiatan positifnya sesuai jadwal?”
“Bagus sekali,ternyata Bapak sudah mengerti cara merawat Tn. Y”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada Tn. Y?”(Ulangi
lagi semua cara di atas langsung kepada pasien)

Fase Terminasi
1. Menyimpulkan hasil kegiatan : evaluasi proses dan hasil
“baiklah pak setelah berbincang-bincang bagaimana perasaan bapak setelah kita
berlatih cara merawat Tn. Y di rumah?’’
2. Memberikan reinforcement positif
“Bagus pak,Baiklah mulai sekarang coba bapak lakukan apa yang sudah di latih
tadi setiap kali bapak membesuk Tn. Y”
3. Tersenyum pada saat yang tepat
4. Membungkuk kearah klien pada saat yang diperlukan
5. Mempertahankan sikap terbuka (tidak bersedekap, tidak memasukkan tangan
kekantong atau tidak melipat kaki)
“Baiklah Pak, karena perbincangan ini sudah selesai, saya akhiri pertemuan ini
dengan mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian Bapak. Mohon maaf jika
saya ada salah kata.”
“Jika Bapak ada keperluan Bapak bisa mencari saya atau perawat lain di ruang
Perawat. Mari Pak, saya antar lagi ke ruangan anak Bapak.”

Anda mungkin juga menyukai