OLEH :
PEMBIMBING:
R. Agung Efriyo Hadi, Ph.D
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Sunaryo, 2004). Sikap adalah
respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik yang bersifat intern
maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut (Sunaryo, 2004).
orang tersebut (lingkungan) baik fisik maupun nonfisik, kemudian pengalaman dan
menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu
sendiri, perilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat
diamati secara langsung atau tidak langsung Dan hal ini berarti bahwa perilaku terjadi
apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalaui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori
skinner disebut teori “S-O-R atau stimulus organisme respon. Skinner juga
b. Operant respond atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan
baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksankan tugasnya.
tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dan internal
dapat mempengaruhi perilaku WUS untuk melakukan pencegahan kanker serviks. Ada
empat faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor lingkunga, faktor perilaku,
motivasi dalam memeriksaan dirinya ke pihak kesehatan keempat faktor ini menjadi
perhatian. Perilaku manusia sebagaian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat
bila naik motor harus menggunakan hem, agar jika terjadi sesuatu dijalan, bisa
Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita
adalah kanker serviks yang merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita di
seluruh dunia (Kemenkes, 2012). Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher
rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari
vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi,
penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual. Kanker leher
rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan
oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Kanker merupakan suatu keadaan sel yang bersifat abnormal dimana sel-sel
pada bagian tubuh tertentu tumbuh diluar kendali dan dapat menyerang jaringan lain
Penyehatan Lingkungan, 2009). Hal ini pula yang dapat terjadi pada sel-sel yang
melapisi leher rahim, yang kemudian dikenal dengan sebutan kanker serviks. Dari data
World Health Organization (WHO) tahun 2010, diketahui terdapat 493.243 jiwa per
tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini
sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Kebanyakan kasus kanker leher rahim ditemukan
pada stadium lanjut, di mana pada stadium ini pengobatan hanya bersifat meringankan
gejala. Padahal bila ditemukan pada stadium dini, kanker leher rahim yang menakutkan
kanker invasif, gejalan yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding,
perdarahan saat berhubungan intim) dan keputihan. Pada stadium lanjut, gejala dapat
berkembang mejladi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di
daerah pelvik ke arah lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau anuria.
Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena,
kanker leher rahim perlu dilakukan sedini mungkin, untuk pencegahan ke arah kanker
leher rahim. Keterlambatan menyebabkan HPV akan merubah bentuk sel-sel di sekitar
leher rahim yang apabila tidak segera ditangani akan berkembang ke arah kanker.
Deteksi dini dapat menekan angka kematian akibat kanker leher rahim. Kanker leher
rahim merupakan penyakit kan-ker kedua yang biasa diderita wanita diatas usia 15
tahun. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kanker leher rahim, diantaranya
status sosial ekonomi yang rendah, wanita perokok, sering melahirkan dan genetik
(Dharmawan, 2007) Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode yaitu :
Kebanyakan kasus kanker leher rahim ditemukan pada stadium lanjut, di mana
pada stadium ini pengobatan hanya bersifat meringankan gejala. Padahal bila
ditemukan pada stadium dini, kanker leher rahim yang menakutkan itu bisa
disembuhkan . Deteksi dini dapat menekan angka kematian akibat kanker leher rahim.
Kanker leher rahim merupakan penyakit kan-ker kedua yang biasa diderita wanita
diatas usia 15 tahun. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kanker leher rahim,
diantaranya status sosial ekonomi yang rendah, wanita perokok, sering melahirkan dan
pencegahan primer seperti mencegah faktor resiko terjadinya kanker serviks dan
dengan melakukan skrining pap smear mampu mendeteksi perubahan pada serviks
secara dini sebelum berkembang menjadi kanker sehingga dapat disembuhkan dengan
yang dinamakan speculum dan dilakukan oleh bidan ataupun ahli kandungan.
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab
Kanker Leher Rahim. Semakin dini penyakit kanker diketahu maka semakin mudah
menanganinya. Cara melakukan tes papsmear secara teknis yaitu pengambilan sapuan
lender dengan menggunakan spatula atau sejenis sikat halus. Lendir leher rahim diambil
oleh dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda.
Kemudian dengan menggunakan mikroskop seorang ahli sitologi (sel) akan menguji
adalah sekret vagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga
bagian atas.
perubahan sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan organisme
pap smear, sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut,
rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif) pap smear paling banyak dikenal
prakanker atau kanker leher rahim. Pap smaer yang semula dinyatakan
hanya sebagai alat skrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui
sebagai alat diagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh
kasus kanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantau
hasil terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yang telah diobati dengan
secara tatap muka dan observasi terhadap keadaan lingkungan responden. Alat pengumpul
data berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2014 melalui wawancara pada 10
WUS dengan rentang usia antara 25-35 tahun didapatkan 8 WUS berpendidikan terakhir
SMA dan 2 WUS berpendidikan terakhir sarjana, 6 dari 10 WUS tersebut tidak mengetahui
mengenai kanker serviks, sementara 4 WUS lainnya mengetahui pengertian dan beberapa
pencegahan primer seperti setia pada pasangan, menikah pada usia rata-rata 23 tahun, dan
tidak merokok. Namun beberapa perilaku pencegahan lain belum dilakukan oleh WUS
seperti berperilaku hidup sehat dengan diet seimbang, olahraga teratur dan melakukan
pencegahan sekunder yaitu melakukan deteksi dini kanker serviks karena hanya 2 orang
saja yang melakukan pemeriksaan kanker serviks berupa IVA. Dari 2 orang tersebut
a. Variabel terikat
b. Variabet bebas
faktor pemungkin (pendapatan wanita usia subur) dan faktor penguat (dukungan
a. Analisa univariat
dan terikat ke dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel.
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa
pengetahuan dan dukungan sosial. Sementara uji Fisher Exact dengan batas
tidak memenuhi syarat uji Chi-Square. Apabila nilai p value ≤ 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna antara kedua variabel dan begitu pula sebaliknya.
(Notoatmodjo, 2010)
1.3 ANALISA AKSIOLOGI
1.3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
pada wanita usia subur, diketahui bahwa mayoritas responden berusia 20-35 tahun
(53.5%), memiliki dukungan sosial baik (51.5%), dan memiliki perilaku pencegahan
baik terhadap kanker serviks (63.6%). Hasil analisa bivariat menunjukkan variabel
Sebagai data yang diperlukan untuk kegiatan penyuluhan dalam rangka menciptakan
angka kejadian yang paling rendah untuk terjadinya kanker serviks serta membina
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan wanita pada masa subur.
Daftar Pustaka