Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

MENGONTROL EMOSI DENGAN CARA FISIK PADA PASIEN


PERILAKU KEKERASAN

A. Kondisi Pasien
Klien Ny. U berusia 45 tahun. Klien mengatakan pernah melakukan tindak
kekerasan dan sering merasa marah tanpa sebab. Klien tampak tegang saat
bercerita, pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya, mata
melotot, pandangan tajam, nada suara tinggi, tangan mengepal, dan berteriak.

B. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Kontrol emosi dengan cara fisik
D. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu:
 Klien dapat mengontrol emosi dengan cara fisik
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik:
“Selamat siang ibu. Perkenalkan nama saya Darma, panggil
saja perawat Darma. Saya adalah mahasiswa dari POLTEKKES
KEMENKES DENPASAR. Hari ini saya dinas sore dari pukul. 14.00 -
20.00. Saya yang akan merawat Ibu. Nama ibu siapa dan suka
dipanggil siapa? Baiklah mulai sekarang saya akan panggil Ibu Diah
saja, ya”
2. Evaluasi dan validasi:
“Bagaimana perasaan Ibu Ulan saat ini? Saya lihat Ibu tampak marah
dan kesal”
“ Apa yang menyebabkan ibu marah dan kesal?”
“ Semua siapa yang ibu maksud?”
“ Biasanya kalau ibu marah apa yang ibu lakukan?"
3. Kontrak:
 Topik
“Baiklah bu, kalau begitu bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang hal-hal yang membuat Ibu Ulan marah dan
bagaimana cara mengontrolnya? Ok Bu?”
 Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
 Tempat
“Ibu senangnya kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana
kalau kita berbincang- bincang di taman?”

b. Fase Kerja
“Nah, sekarang coba Ibu ceritakan, apa yang membuat Ibu
merasa marah?”
“Apakah sebelumnya Ibu pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Sama
kah dengan yang sekarang?”
“Lalu saat Ibu sedang marah apa yang Ibu rasakan? Apakah Ibu merasa
sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang
terkatup rapat dan ingin mengamuk? ”
“Setelah itu apa yang Ibu lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu marah atau kesal Ibu dapat terselesaikan? ”
“Ya tentu tidak, apa kerugian yang Ibu alami?”
“Menurut Ibu adakah cara lain yang lebih baik?
“Maukah Ibu belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Ibu. Salah satunya
adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Ibu dapat
tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, salah satunya dengan cara memukul bantal”
“ Apakah sebelumnya ibu pernah mendengar teknik memukul bantal?”
”Begini Bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Ibu rasakan,
maka Ibu bisa mengambil bantal dan bisa pukul bantal tersebut sekuat
tenaga sampai ibu merasakan emosi ibu sudah agak berkurang. Jika ibu
merasa emosi ibu belum berkurang lakukan lagi ya bu. Untuk memukul
bantal tersebut ibu cukup memukulnya dengan menggunakan tangan ibu
dan itu tidak akan terasa sakit.”
“Ayo Ibu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi. Lakukan saja terus
bu sampai perasaan dan emosi ibu kembali tenang.”
“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apakah sudah mulai tenang?”
“Bagus sekali, Ibu sudah bisa melakukannya”

c. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang
dan melakukan cara mengontrol marah dengan memukul bantal?
Ya...betul, dan kelihatannya Ibu terlihat sudah lebih tenang”.

b) Evaluasi Objektif
“Coba ibu praktekkan lagi cara memukul bantal tapi dengan cepat”
“ Bagus bu ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”

c) Rencana tindak lanjut


“Bagaimana sebaiknya lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Ibu sudah terbiasa
melakukannya dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian Ibu”
d) Kontrak
 Topik
“ Nah, Ibu. Cara yang kita praktikan tadi baru salah 1 nya saja.
Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Ibu.
Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik melatih nafas dalam.
 Tempat
“Untuk pertemuan selanjutnya dimana kita mau berbincang-
bincang bu? Bagaimana kalau kita berbincang-bincangnya di
tempat ini?
 Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok jam 4
sore, selama 15 menit saja?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
MENGONTROL EMOSI DENGAN CARA FISIK PADA
PASIEN PERILAKU KEKERASAN

OLEH :

I MADE DARMA RIYANA (P07120017181)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2018

Anda mungkin juga menyukai