Anda di halaman 1dari 180

ANALISIS STRATEGI PENGHIMPUNAN

WAKAF UANG TUNAI


(Studi Kasus Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Yogyakarta)

Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-2

Program Studi Agama dan Lintas Budaya


Minat Ekonomi Islam

Diajukan oleh:
Jauhar Faradis
08/278039/PMU/05741

Kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
iii
Halaman Persembahan

Kupersembahkan tesis ini untuk:

v Ummi Hj. Durratul Yatimah (di Pekalongan) yang telah sabar


mendidik dan membesarkan ananda. Sembah Sungkem dari
Ananda.
v Ayahanda K.H. Masykur Thoha yang telah sabar mendidik
dan membesarkan ananda. Sembah Sungkem dari Ananda.
v Kakak-kakakku M. Ulwan , Qurratul Aeni, Khairul Anam
dan Maskur.
v Keponakanku yang lucu-lucu: AA Dymasy, Neng Qori’ dan
dedek Almer.
v Para Guru yang telah memberikan ilmunya kepada ananda
v Almamater tercinta UGM dan STIA Al Husain Magelang

Semoga Ilmu yang ananda peroleh dapat bermanfaat bagi Agama, Nusa
dan Bangsa Amin....

iv
PRAKATA

. .

Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang senantiasa melimpahkan nikmat,

rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tesis ini.

S}alawat serta salam selalu tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW. Yang dengan kegigihan dan kesabaranya membimbing

dan menuntun manusia kepada hidayah-Nya.

Meskipun penyusun tesis ini baru merupakan tahap awal dari sebuah

perjalanan panjang cita-cita akademis, namun penyusun berharap semoga karya

ilmiah ini mempunyai nilai kemanfaatan yang luas bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang Wakaf Uang-Tunai.

Keseluruhan proses penyusunan karya ilmiah ini telah melibatkan

berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun menghaturkan

terima kasih kepada:

1. Direktur dan jajaran civitas akademika Sekolah Pascasarjana Universitas

Gadjah Mada.

2. Bapak Prof. Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc. Selaku Ketua Program Ekonomi

Islam sekaligus sebagai pembimbing yang dengan sabar telah membaca,

mengoreksi, dan memberikan bimbingan kepada penyusun demi

terselesainya penyusunan tesis ini.

v
3. Bapak Drs. Dumairy, M.A. sekretaris Program Ekonomi Islam.

4. Bapak Duddy Roesmara Donna, SE., M.Si. Selaku pembimbing yang

dengan sabar telah membaca, mengoreksi, dan memberikan bimbingan

kepada penyusun demi terselesainya penyusunan tesis ini.

5. Bapak Drs. H.Harsoyo, M.Si., Drs. H.M. Halimi Djazim Hamidi, MM.,

mas Zaki serta staff Badan Wakaf Uang-Tunai Majelis Ulama Indonesia

Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penyusun demi

terselesainya penyusunan tesis ini.

6. KH. M. Yusuf Chudlori, M. Ali Wafa, S.Si., M.Kom., mbak Nafir, serta

dosen dan staf STIA Al Husain Magelang yang telah memberikan

kesempatan penyusun untuk menempuh Strata 2.

7. Prof. Yudian Wahyudi, Ph.D., Dr.Phil. Sahiron, H. Agus Muh. Najib, Hj.

Fatma Amelia, serta pengurus dan santri NAWESEA English Pesantren

yang senantiasa memberikan dorongan baik moral maupun spiritual.

8. Bapak K.H. Masykur Thoha (Alm), Ibu Hj. Durratul Yatimah dan kakak-

kakak tercinta (M. Ulwan, S. H.I., Teteh., Qurratul Aeni, S. Kep., N.S.,

Khairul Anam, S. H.I. dan Maskur) yang senantiasa memberikan

dorongan baik moral, spiritual maupun materi.

9. Para Guru M. Salamuddin (Alm), Ust. Hisyam Ima, dan masih banyak

lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

10. Para pengurus IAEI Komisariat UGM yang senantiasa saling

memberikan dorongan agar terselesainya tesis ini.

vi
11. Teman-teman, Timbul, Aya’, Mahrus, Hasbul, dan masih banyak lagi

yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Mudah-mudahan jasa-jasa mereka mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Amin. Terakhir kali, penyusun menyadari bahwa tesis ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang

membangun sangat penyusun harapkan.

Yogyakarta, 01 Juni 2010 H


18 Jumadil Akhir 1431 H

Penyusun

(Jauhar Faradis)

vii
ABSTRACT

This research is based on the lackness of societie’s understanding toward cash


wakf and its big chance. The purpose of this research is to analyze the recent
condition of Money-Cash Wakf Board at Indonesion Religious Affair (MUI)
Yogyakarta, to know the preference of Wakif (the giver of wakf) toward the product
of money-cash wakf accumulation and to understand the factors causing wakf
preference toward the product of money-cash wakf,.
The method of this research is SWOT analysis, frequency distribution and
factors analysis, and is applied in the Province of Yogyakarta include: Yogyakarta
City, Sleman, Kulonprogo, Bantul and Gunung Kidul Regency.
The results of this research are firstly, the strategy which is used to accumulate
cash-money wakf which applied at Money-Cash Wakf Board at Indonesion Religious
Affair (MUI) Yogyakarta is “waiting” the ball and “Calling For” the ball, secondly,
the societies’ preference toward product of money-cash wakf is an eternal product
cash-money wakf, Thirdly, the determinants of Wakif preferencies toward Money-
Cash Wakf are: wakif’s attitude factor, complain factor, productive action factor,
equity factor, product characteristic factor, and religiousity factor as well as
generosity factor.

Key word: Money Cash, Factor Analysis, Preference.

viii
INTISARI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman masyarakat


terhadap wakaf tunai dan besarnya potensi wakaf tunai. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis kondisi BWU-T MUI DIY, mengetahui preferensi wakif terhadap
produk penghimpunan wakaf tunai dan mengenalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi wakif terhadap produk wakaf uang-tunai
Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan ini, adalah model
analisis SWOT, distribusi frekuensi dan analisis faktor. Penelitian ini dilakukan di
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi: Kota Yogyakarta, Kab.
Sleman, Kab. Kulonprogo, Kab. Bantul dan Kab. Gunung Kidul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Strategi penghimpunan wkaf
uang-tunai yang dilakukan di BWU-T MUI DIY adalah metode “menunggu bola”
dan metode “menjemput bola”. Kedua, preferensi masyarakat akan produk wakaf
uang-tunai adalah produk wakaf uang-tunai yang tetap (abadi). Ketiga faktor-faktor
yang mempengaruhi preferensi wakif terhadap produk wakaf uang-tunai adalah:
faktor perilaku wakif, faktor komplain, faktor kegiatan produktif, faktor kekayaan,
faktor karakteristik produk, faktor religiusitas dan faktor kedermawanan.

Kata Kunci:
Wakaf Uang, Analisis Faktor, Preferensi

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………...…….. ii

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………………... iii

PERSEMBAHAN ………………………………………………………………….. iv

PRAKATA …………………………………………………………………..……… v

ABSTRACT ………………………………………………………………………... viii

INTISARI …………………………………………………………………………... ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………...….... x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ……………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………. 1

1.2. Perumusan Masalah……………………….……………………….... 5

1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………………… 5

1.4. Manfaat Penulisan …………………………………………….......... 5

1.5. Sistematika Penulisan …………………………………………...….. 5

BAB II TINJAUAN LITERATUR …………………………………………….. 7

2.1. Tinjauan Pustaka …………………………………………...…….…. 7

2.2. Landasan Teori ………………………………….……………........ 13

2.2.1. Wakaf Uang ………………………………………………... 13

x
2.2.1.1. Pengertian Wakaf ………………………………... 13

2.2.1.2. Landasan Hukum Wakaf ……………………….… 15

2.2.1.3. Syarat dan Rukun Wakaf ………………………… 17

2.2.1.4. Perbedaan Wakaf dengan Shodaqah dan Hibah...... 23

2.2.1.5. Konsep Wakaf Tunai …………………………….. 24

2.2.1.6. Sertifikasi Wakaf Tunai ………………………..… 29

2.2.1.7. Pengelolaan Wakaf Tunai ………………………... 32

2.2.1.8. Fundraising Wakaf Tunai ………………………... 36

2.2.2. Strategi Pemasaran ……………………………………….… 46

2.2.3. Kepuasan Konsumen (Wakif) …………………………….... 53

2.3. Deskriptif BWU-T MUI DIY………………………….………….. 55

2.3.1. Pedoman BWU-T MUI DIY ………………………………... 55

2.3.2. Deskripsi Produk BWU-T MUI DIY ………………………. 58

2.3.3. Hasil Rapat Program Kerja ………………………………….. 60

2.3.4. Pengurus BWU-T MUI DIY ………………………………… 64

2.3.5. Mekanisme Kerja ……………………………………………. 66

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………..… 69

3.1. Pendekatan…………………………………………………………. 70

3.2. Objek dan Subjek ………………………………………………….. 70

3.3. Jenis Penulisan …………………………………………………….. 71

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran …………………………….. 71

3.5. Populasi dan Sampel ………………………………………………. 73

3.6. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data………………………………. 75

xi
3.7. Teknik dan Metode Analisis Data ……………………………….... 77

3.7.1. Analisis SWOT ……………………………………………… 77

3.7.2. Distribusi Frekuensi …………………………………………. 78

3.7.3. Analisis Faktor ………………………………………………. 79

3.7.3.1. Jenis analisis faktor ………………………………... 80

3.7.3.2. Metode analisis faktor ……………………………... 82

3.7.3.3. Penentuan jumlah faktor …………………………… 82

3.7.3.4. Rotasi faktor ……………………………………….. 83

3.7.3.5. Penentuan faktor yang baik ………………………... 84

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..........................…………. 85

4.1. Analisis SWOT ………………………………………………...….. 85


4.2. Distribusi Frekuensi ……………………………………….………. 92
4.3. Analisis Faktor …………………………………………………… 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................……... 112

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 112


5.2. Saran .................................................................................……….. 113

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 120

xii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

I. Daftar Gambar

2.1. Bank Sebagai Penerima dan Penyalur……………………………….. 35


2.2. Lembaga Sebaga Penerima dan Penyalur…………………………… 36
2.3. Mekanisme Kerja BWU-T MUI DIY ………………………………. 66
3.1. Skema Penelitian ……………………………………………………. 69
3.2. Pengelompokan Peubah Dalam Analisis Faktor…………………….. 80
4.1. Karakteristik Jenis Kelamin ………………………………………… 95
4.2. Berwakaf ………………………………..…………………………... 96
4.3. Kesediaan Wakaf Uang ……………..………………………………. 97
4.4. Wakaf Uang Tetap …………………………………………………... 98
4.5. Wakaf Uang Sementara ……………………………………………... 99
4.6. Besaran Wakaf ……………………………………………………… 99
I. Daftar Tabel

2.1. Keaslian ……………………………………………………………… 9

2.2. Perbedaan Wakaf Dengan Shodakah/Hibah ……………………….. 23

3.1. Matriks Analisis Swot ……………………………………………… 77

4.1. Penerapan Analisis SWOT ……………………..…………………... 92

4.2. Karakteristik Demografi ……………………………………………. 94

4.3. Potensi Wakaf …………………………………………………….. 100

4.4. Statistik ………………………………………………………..…... 100

4.5. Religiusitas ……………………………………..…………………. 101

4.6. Karakteristik Produk ………………………………………..…….. 103

xiii
4.7. Persepsi Wakif ……………………………………..…………...… 104

4.8. Perilaku Wakif ……...……………………………………..……… 106

4.9. Hasil Uji Anti Image Matrics Correlation 1 ………………...……. 108

4.10. Hasil Uji Anti Image Matrics Correlation 2 ……………….……. 110

4.11. Hasil Uji Anti Image Matrics Correlation 3 ……………….……. 112

4.12. Rotated Component Matrix 1 ……………………………………. 116

4.13. Rotated Component Matrix 2 ……………………………………. 117

4.14. Rotated Component Matrix 3 ……………………………………. 118

4.15. Rotated Component Matrix 4 ……………………………………. 119

4.16. Rotated Component Matrix 5…………………………….………. 120

4.17. Total Variance Explained …………………………………….…. 122

4.18. Faktor Terbentuk ………………………………………………… 123

4.19. Penamaan Faktor yang Terbentuk ……………………………….. 125

4.20. Total Variance Explained …………………………………….…. 125

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Wakaf merupakan salah satu lembaga sosial Islam yang sangat

dianjurkan dalam ajaran Islam untuk dipergunakan oleh seseorang sebagai sarana

penyaluran rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya (Nasution dan Hasanah,

2005). Wakaf juga salah satu instrument untuk menciptakan keadilan dan

kesejahteraan dalam bidang ekonomi. Ciri utama wakaf adalah ketika wakaf

telah ditunaikan terjadi pergeseran kepemilikan dari pemiliknya pibadi menuju

kepemilikan masyarakat muslim yang diharapkan abadi dan memberikan

manfaat yang berkelanjutan. Melalui wakaf diharapkan terjadi proses distribusi

manfaat bagi masyarakat secara luas, dari manfaat pribadi menuju masyarakat

manfaat (Esposito, 2001).

Wakaf tunai (cash waqf atau waqf al-awqud) adalah wakaf yang

dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk

uang tunai, termasuk dalam pengertian uang adalah surat berharga (Sudarsono,

2008). Wakaf tunai merupakan salah satu lembaga sosial ekonomi Islam yang

potensinya belum sepenuhnya digali dan dikembangkan (Donna, 2008).

Menurut Antonio (2004) menyatakan bahwa setidaknya ada empat

manfaat utama dari wakaf uang dewasa ini. Pertama, wakaf uang jumlahnya bisa

bervariasi sehingga seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai
2

memberikan dana wakafnya tanpa harus menjadi tuan tanah terlebih dahulu.

Kedua, melalui wakaf uang, aset-aset yang berupa tanah kosong bisa segera

mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk menjadi

lahan pertanian. Ketiga, dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-

lembaga pendidikan Islam yang cash-flownya terkadang kembang-kempis dan

menggaji civitas akademikanya secara ala kadarnya. Keempat, pada gilirannya

Insya Allah umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia

pendidikan tanpa harus terlalu bergantung pada pemerintah.

Di Indonesia, wakaf tunai bukan lagi merupakan masalah. Hal ini karena

sudah adanya dasar hukum yaitu:

1. Nabi SAW bersabda “Apabila manusia meninggal dunia, maka terhentilah

kesempatannya untuk mendapatkan nilai pahala dari amalannya, kecuali tiga

hal, yaitu; sedekah yang mengalirkan pahala terus menerus (wakaf), ilmu

yang diajarkan dan bermanfaat bagi orang lain dan anak yang shaleh yang

mendoakan kedua orang tuanya” (H.R. Muslim).

2. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang

kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S. Ali

Imran: 92).

3. Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Wakaf.


3

5. Fatwa MUI tanggal 28 Safar 1423 H/11 Mei 2002 tentang Wakaf yang berisi

memperbolehkan wakaf uang tunai.

Pada saat ini, berdasarkan data yang ada di Departemen Agama Republik

Indonesia, jumlah tanah wakaf di Indonesia mencapai sebanyak 403.845 lokasi

dengan luas 1.566.672.406 m . Pengelolaan terhadap wakaf yang sudah berjalan

selama ini biasanya ditangani oleh para nadzir wakaf. Pada umumnya wakaf

diserahkan untuk tempat ibadah, pendidikan dan pemakaman.

Oleh karena itu, kondisi wakaf di Indonesia saat ini perlu mendapatkan

perhatian ekstra, terutama adanya wacana wakaf tunai yang dipelopori oleh Prof.

Dr. M.A. Manan, merupakan momen yang sangat tepat untuk mengembangkan

instrument wakaf untuk membangun kesejahteraan umat (Wadjdy dan Mursyid,

2007).

Di Indonesia, wacana wakaf tunai (cash waqf) masih relatif baru, wakaf

yang populer mengenai tanah dan bangunan yang diperuntukkan tempat ibadah,

rumah sakit dan pendidikan. Potensi wakaf tunai di Indonesia diperkirakan cukup

besar. Nasution (2009) mengatakan, bila ada 15 juta umat muslim dan setiap

bulannya mereka menyisihkan Rp. 25.000 tiap bulannya, maka potensi wakaf

tunai mencapai Rp. 3 triliun dalam setahunnya. Apabila potensi wakaf tunai

dapat digali, maka akan menggerakkan roda perekonomian umat Islam. Untuk

itu, diperlukan adanya mekanisme khusus yang mampu menciptakan kucuran

aset pada kelompok miskin.


4

Dalam rangka pengembangan wakaf secara maksimal, sebagaimana

amanat Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf, diperlukan

lembaga profesional pengelola wakaf. Salah satu lembaga yang kini menangani

pengelolaan wakaf, khususnya wakaf uang tunai adalah Badan Wakaf Uang

Tunai Majlis Ulama Indonesia Yogyakarta (BWU-T MUI DIY) yang

bekerjasama dengan Bank BPD Syariah DIY sebagai pengelolanya.

BWU-T MUI DIY mempunyai dua produk dalam pengumpulan wakaf

tunai yaitu; wakaf tetap dan wakaf sementara. Dalam pelaksanaannya sehari-hari

BWU-T MUI DIY bekerjasama dengan Bank BPD Syariah penyimpan dan

sirkulasi dana. Dana yang terkumpul di BWU-T MUI DIY sebesar Rp.

200.000.000,- dana tersebut disimpan di Bank BPD Syariah dalam bentuk

deposito. Seiring berjalannya waktu, BWU-T MUI DIY mendapatkan kendala

terutama dalam hal penghimpunan wakaf tunai. Hal ini dikarekan belum

tersosialisasinya konsep wakaf tunai dengan baik di masyarakat.

Dana wakaf tunai dapat digunakan untuk dana produktif dan dana sosial.

Dana produktif meliputi bisnis riil dan investasi produk keuangan syariah.

Sedangkan dana sosial meliputi pendidikan dan kesehatan. Selain zakat, wakaf

tunai juga menjadi salah satu alternatif untuk mengentaskan kemiskinan. Wakaf

tunai merupakan alat yang menjamin terjadinya aliran kekayaan dari kelompok

the have kepada kelompok the have not (Donna, 2008).


5

Berdasarkan penjelasan di atas menimbulkan adanya pertanyaan

bagaimanakah Strategi Pengumpulan Wakaf Tunai di Badan Wakaf MUI DIY

dengan adanya perkembangan wacana wakaf.

1.2.Perumusan Masalah

Setelah memahami dan mengkaji latar belakang masalah di atas, maka

penyusun diidentifikasi ke dalam pokok masalah yang menjadi motivasi dalam

penyusunan tesis ini, yakni:

1. Bagaimana preferensi Wakif terhadap produk dari Badan Wakaf Uang

Tunai MUI DIY?

2. Bagaimana strategi penghimpunan wakaf tunai di Badan Wakaf Uang

Tunai MUI DIY?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kondisi BWU-T MUI DIY

2. Mengetahui preferensi wakif terhadap produk penghimpunan wakaf tunai.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wakif terhadap

produk wakaf uang-tunai

1.4.Kegunaan Penelitian

1. Memberikan kontribusi ilmiah dalam kajian stategi pungumpulan wakaf

tunai bagi Badan Wakaf Uang Tunai.

2. Memberikan kontribusi ilmiah dalam kajian pengetahuan dan preferensi

serta respon masyarakat terhadap konsep wakaf uang tunai.


6

1.5. Sistematika Pembahasan

Tesis ini terdiri dari lima bab dan disusun berdasarkan sistematika sebagai

berikut: Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Literatur, berisi tentang

tinjauan pustaka, landasan teori dan gambaran umum Badan Wakaf Uang Tunai

MUI Yogyakarta. Bab III Metode Penelitian, yang menguraikan pendekatan

penelitian, obyek dan subjek penelitian, jenis penelitian, jenis dan teknik

pengumpulan data, serta teknik dan metode analisis data. Bab IV Analisa Data

dan Pembahasan, yang menguraikan tentang pengujian hasil analisis serta

pembahasan analisis data. Bab V Kesimpulan dan Saran, yang menguraikan

tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis bab sebelumnya.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Banyak gagasan mengenai wakaf yang dikemukakan untuk

mengantisipasi perkembangan zaman. Sebagian ulama membolehkan wakaf uang

(dinar dan dirham) seperti ulama mazhab Maliki dan ulama mazhab Hanafi.

Sedangkan di Indonesia, sebagai suatu pranata dalam Islam, wakaf telah

dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak agama Islam masuk di

Indonesia. Berdasarkan data yang ada di Departemen Agama RI jumlah tanah

wakaf di Indonesia sebanyak 403.845 lokasi, dengan luas 1.566.672.406 .

Menurut Ali (2006) menyebutkan ada tiga sumber pengetahuan yang

patut dikaji untuk memahami lembaga wakaf di Indonesia, yaitu (1) Ajaran Islam

yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis atau Al-Sunnah serta Ijtihad para

Mujtahid, (2) Peraturan Perundang-undangan, baik yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Belanda dahulu maupun yang dikeluarkan oleh Pemerintah

Indonesia, dan (3) Wakaf yang tumbuh dalam mayarakat Indonesia (Ali, 1988).

Selanjutnya salah satu penelitian tentang wakaf di Indonsia yang patut

dicermati adalah penelitian yang dilakukan oleh Imam Suhadi dalam disertasinya

yang berjudul “Pengembangan Wakaf dalam Rangka Pelaksanaan Undang-

undang Pokok Agraria di Kabupaten Bantul”. Dari penelitian ini ditemukan


8

bahwa: 1) Sebagian besar tanah wakaf yang menjadi obyek penelitian belum

mempunyai kepastian hukum karena tidak mempunyai sertifikat tanah. Di

Kabupaten Bantul tanah wakaf yang bersertifikat baru 61,18%, di seluruh

Indonesia yang bersertifikat baru 31,2%, sebagian besar disebabkan tidak adanya

dokumen tertulis yang lengkap tentang wakaf tanah tersebut. 2) Sebagian besar

tanah wakaf digunakan untuk tempat ibadah seperti masjid, langgar atau

musholla. 3) Tanah wakaf di Bantul dikelola oleh Nadzir yang tidak jelas

eksistensi dan tugas serta kewajibannya. Banyak tugas Nadzir yang dirangkap

oleh takmir masjid sehingga tidak ada pengembangan tanah wakaf dalam

peningkatan hasil guna dan daya guna (Suhadi, 2002).

Hasanah (2005) menjelaskan bahwa salah satu kendala yang mendasar

dalam pengelolaan wakaf di Indonesia adalah kemampuan nadzir wakaf yang

sangat minim sekali dan masih bersifat tradisional, baik yang bertkaitan dengan

aspek pemahaman terhadap wakaf itu sendiri maupun aspek keterampilan dalam

menjalankan roda kenazdiran. Ditinjau dari aspek pemahaman, pada umumnya

umat Islam di Indonesia termasuk para nazdir masih banyak yang memahami

bahwa wakaf itu hanya berupa harta benda yang tidak bergerak saja, seperti tanah

atau berupa suatu bangunan. Padahal untuk mengelola harta benda tidak bergerak

diperlukan wakaf benda bergerak seperti misalnya uang, saham dan lain-lain.

Sedangkan Nasution (2009) menyatakan dan memperkirakan bahwa

potensi wakaf tunai di Indonesia yang bisa dihimpun dari 10 juta penduduk

muslim Indonesia saja sekitar 3 triliun rupiah per tahun. Hal ini senada juga
9

disampaikan oleh Telaga yang menjelaskan bahwa potensi wakaf tunai di

Indonesia mencapai 7,2 triliun rupiah per tahun. Dengan asumsi bahwa penduduk

muslim yang melakukan wakaf tunai mencapai 20 juta saja dari total keseluruhan

penduduk muslim Indonesia. Hal itu terwujud dengan cara 20 juta penduduk

muslim menyisihkan dana Rp. 1000,00 per hari atau berarti Rp. 30.000,00 per

bulan, yang berarti dalam setahun akan terkumpul sebanyak 7,2 triliun rupiah.

Sedemikian besarnya potensi yang dikandung, maka pengelola secara tekun,

amanah, professional dan penuh komitmen akan mampu melepaskan bangsa

Indonesia dari ketergantungan terhadap hutang luar negeri sehingga menjadi

lebih mandiri dan bermartabat (Nasution, 2009. dalam www.tazkiaonline.com).

Tabel 2.1
Keaslian

Nama Tahun Judul Metode Temuan/Hasil


M.A. 1999 Sertifikasi a. Menghidupkan kembali
Mannan Wakaf Tunai- “ruh” wakaf yang telah
Sebuah hilang.
Inovasi b. Mengubah paradigma
Instrumen (kebiasaan) bahwa wakaf
Keuangan diperuntukkan hanya untuk
Islam orang kaya saja.
Neneng 2004 Efektifitas Penelitian ini a. Sistem pengelolaan harta
Hasanah Pengelolaan merupakan wakaf di PP Attaqwa masih
dan penelitian menggunakan sistem
Pemanfaatan kualitatif dengan tradisional, dengan kata lain
Harta Wakaf pendekatan belum menggunakan sistem
(Studi Kasus manajemen, modern yang dapat
di PP historis serta mengefektifan dan
Attaqwa pendekatan memberdayakan harta wakaf
Bekasi) sosiologis yang ada saat ini agar lebih
produktif.
b. Pengelolaan yang dilakukan
10

oleh PP Attaqwa saat ini,


sudah selesai dengan
ketentuan syariat Islam.
c. Manfaat harta wakaf yang
dikelola oleh PP Attaqwa
saat ini belum dapat
diefektifan seluruhnya,
disebabkan karena adanya
beberapa kendala dari
berbagai pihak, baik pihak
pengelola (SDM) maupun
dari pihak tanah (SDA)
d. Peran harta wakaf yang
dikelola oleh PP Attaqwa
belum bisa meningkatkan
taraf hidup baik santri, guru
maupun pengelola.
Alida tt Pengaruh Penelitian ini a. Tingkat kepuasan adequate
Palilati Nilai merupakan tipe maupun desired untuk
Pelanggan, penelitian nasabah berada di bawah
Kepuasan pengujian harapan yang diinginkan
Terhadap hipotesis bank.
Loyalitas menegnai Nilai b. Ada dua bentuk (pola)
Nasabah Pelanggan, hubungan antara variable
Tabungan Kepuasan Nilai dengan variable Loyal,
Perbankan di Pelanggan, yaitu pertama hubungan
Sulawesi Loyalitas tidak langsung yang
Selatan Pelanggan pada signifikan negatif antara
nasabah Bank variabel nilai pelanggan
Umum di wilayah dengan loyalitas melalui
Propinsi Sulawesi variabel kepuasan sebagai
Selatan variabel moderator; kedua
hubungan langsung yang
signifikan positif antara nilai
dengan loyalitas
c. Faktor yang mempengaruhi
terbesar (dominan) terhadap
tingkat kepuasan adequate
maupun kepuasan desired
adalah variabel
profesionalitas staff dalam
melaksanakan tugasnya.
11

Bernasek 2003 Banking on Bank Grameen di Bank Grameen berhasil


Alexandr Social Bangladesh meningkatkan kesejahteraan
a Change: menjadi model nasabah perempuan dan
Grameen internasional keluarganya. Disamping itu,
Bank sebagai strategi bank Grameen juga telah
Lending to anti kemiskinan. meningkatkan status sosial
Women Adapun strategi perempuan. Ha ini terbukti
yang digunakan dengan menurunnya jumlah
adalah pemberian perkawinan dini (anak) serta
pinjaman kepada mereka memiliki akses yang
kaum perempuan lebih besar untuk pendidikan
untuk anaknya.
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga mereka
Parasura 1996 The Penelitian ini Perilaku pelanggan berhubungan
man, Behavioral menggunakan secara agregat terhadap kualitas
dkk. Consequence penelitian layanan. Misalnya dengan
s of Service kuantitatif untuk kualitas layanan yang bagus
Quality melihat hubungan memungkinkan seseorang untuk
perilaku berani membayar lebih. Namun
pelanggan ada beberapa komponen yang
terhadap kualitas menjadi kekuatan dalam menilai
layanan dengan perilaku pelanggan yaitu beralih
menggunakan ke perusahaan lain (pindah),
model variabel membayar lebih dan repon
loyalitas, eksternal.
membayar lebih,
pindah, respon
eksternal dan
respon internal
Ruth N. 1991 A Penelitian ini Perubahan penilaian terhadap
Bolton Longitudinal menggunakan kualitas pelayanan yang cepat
dan Analysis of model kepuasan akan berakibat juga terhadap
James H. the Impact of pelanggan dan pelayanan itu sendiri. Sikap
Drew Service perubahan sikap dipengaruhi kuat oleh
Changes on dengan alat performance ratings.
Customer analisis
Attitudes longitudinal
William 1971 Marketing's Penelitian ini Teknik dan filosofi dapat
A. Application menggunakan diterapkan untuk ide-ide sosial.
Mindak to Fund analisis faktor Suatu produk akan melalui tiga
12

dan H. Raising dengan variabel tahapan yaitu; pertumbuhan,


Malcolm kekhususan, kematangan dan penurunan.
Bybee bungan dan
believability
Claes 1992 A National Penelitian ini Negara industri banyak yang
Fornell Customer menggunakan tidak mengharapkan perbaikan
Satisfaction penelitian besar dalam produktivitas
Barometer: kuantitatif dengan melainkan berkonsentrasi pada
The Swedish variabel kepuasan kualitas produksi. Hal ini
Experience pelanggan dan dikarenakan jika kualitas diakui
loyalitas oleh pembeli, maka kepuasan
pelangganpun tercapai. Adapun
pelanggan di Swedia tidak
terlalu puas dengan banyak
produk dan layanan. Sebelum
kualitas ditingkatkan, maka yang
terlebih dahulu adalah
produktivitasnya.
Dodik tt Pengaruh Penelitian ini a. Variabel bebas Reability,
Agung Kualitas merupakan tipe Respoansivenes, Empaty,
Indra dan Pelayanan penelitian Assurance dan Tangibe
Tri Terhadap pengujian secara individu berpengaruh
Gunarsih Kepuasan hipotesis secara signifikan terhadap
Nasabah menegnai kepuasan nasabah.
Kredit pengaruh b. Variabel bebas Reability,
Perorangan kepuasan nasabah Respoansiveness, Empaty,
dan terhadap Assurance dan Tangibe
Kelompok Reability, secara bersama-sama
pada PD PBR Respoansiveness, berpengaruh secara
Bank Pasar Empaty, signifikan terhadap kepuasan
Kabupaten Assurance dan debitur
Karanganyar Tangibe pada
nasabah PD PBR
Bank Pasar
Kabupaten
Karanganyar
Monzer Financing the Pengembangan a. Cara tradisional dengan cara
Kahf Development harta wakaf menciptakan produk wakaf
of Awqaf dilakukan dengan baru, mengganti sebuah
Property cara tradisional wakaf, dan cara Ijaratain
dan modern (Dual Lease Payment)
b. Cara modern dengan cara
13

Murabahah Pembiayaan,
Istisna, Mudharabah oleh
nadzir dengan pemodal, dan
cara Long lease
Jauhar 2010 Analisis Penelitian ini a. Mengetahui preferensi wakif
Faradis Strategi menggunakan terhadap produk
Penghimpuna dua pendekatan penghimpunan wakaf tunai.
n Wakaf sekaligus, yaitu b. Menyusun produk
Tunai kualitatif yang penghimpunan wakaf tunai
Studi Kasus mana yang sesuai dengan
Pada Badan menggunakan preferensi masyarakat.
Wakaf Uang alat analisis
Tunai MUI swot serta
DIY pendekatan
kuantitaif, disini
penyusun
menggunakan
alat analisis
distribusi
frekuensi dan
analisis faktor.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Wakaf Uang

2.2.1.1. Pengertian Wakaf Uang

Wakaf berasal dari kata kerja yaitu waqafa, yaqifu, waqfan

yang berarti berhenti, berdiam ditempat atau menahan (Warson,

1989). Adapun pengertian wakaf menurut istilah adalah sebagai

berikut;

1. Wakaf berarti atau menahan harta yang dapat diambil

manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang


14

mubah, serta dimaksudkan untuk mendapatkan keridaan Allah

swt (Basyir, 1987 dalam Usman, 2009).

2. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan

dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syariah (Pasal 1 butir 1 UU No.

41 Tahun 2004 tentang Wakaf)

3. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok

orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda

miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna

kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai

dengan ajaran Islam (Fatma MUI tentang Wakaf Uang)

4. Abu Hanifah berpendapat bahwa wakaf merupakan

penghentian secara hukum harta benda tidak bergerak dari

pemiliknya (wakif) dan menyedekahkan manfaatnya untuk

kepentingan umum (Wahbah Az-Zuhaily, tt)

5. Jumhur ulama (Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan,

golongan Syafi’iyyah dan golongan Hanabilah) berpendapat

bahwa wakaf adalah menahan harta yang memungkinkan

diambil manfaatnya, tetapi tetap ‘ainnya, dibelanjakan wakif

untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan diwakafkannya


15

harta tersebut, maka secara hukum wakif tidak mempunyai hak

kepemilikan sedangkan kepemilikannya diserahkan (milik)

Allah swt. (Muhammad Abu Zahra, dalam Wakaf Tunai

Inovasi Finansial Islam, 2005).

6. Golongan Malikiyyah berpendapat bahwa wakaf yaitu

mentasarrufkan manfaat harta wakif kepada orang yang berhak

secara berjangka waktu sesuai dengan kehendak wakif.

7. Golongan Hanafi berpendapat bahwa wakaf adalah menahan

benda wakif serta menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan

(Lubis dkk., 2010).

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, maka

yang dimaksud wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau

kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian

dari benda miliknya dan melembagakannya untuk dapat diambil

manfaatnya sesuai dengan kehendak wakif, serta dimaksudkan

untuk mendapatkan rida dari Allah swt.

2.2.1.2. Landasan Hukum Wakaf Uang

Di dalam al-Qur’an, wakaf tidak dijelaskan secara jelas

dan tegas, namun ada beberapa ayat yang digunakan oleh para ahli

sebagai landasan disyari’atkannya wakaf. Sebagaimana dalam

ayat-ayat berikut:
16

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah

kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya

kamu mendapat kemenangan” (Q.S. al-Hajj, 77)

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian

dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan

janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan

dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya

melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan

ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Q.S. al-

Baqarah, 267)

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

sempurna), sebelu kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu

cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya

Allah mengetahuinya” (Q.S. Ali ‘Imran, 92)

Sedangkan hadis yang dipakai sebagai dasar hukum wakaf

uang, yaitu:

1. Hadis Riwayat Muslim

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw,

bersabda: “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amal

perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu


17

yang bermanfaat dan anak soleh yang mendo’akan

orangtuanya”.

2. Hadis Riwayat Bukhari, Muslim

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra., berkata, bahwa sahabat Umar

ra., memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian

menghadap Rasulullah untuk memohon petunjuk. Umar

berkata: “Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di

Khaibar, dan saya belum pernah mendapatkan tanah sebaik itu,

maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku (Ya

Rasulullah)?” Kemudian Rasulullah menjawab, “Bila kamu

suka, kamu tahan (pokoknya) tanah itu dan kamu sedekahkan

(hasilnya)”. Kemudian Umar melakukan sedekah, tidak dijual,

tidak juga dihibahkan dan juga tidak diwariskan. Berkata Ibnu

Umar: Umar menyedekahkannya untuk orang-orang fakir,

kaum kerabat, budak belia, sabilillah, ibnu sabil, dan tamu. Dan

tidak mengapa atau tidak dilarang bagi yang menguasai tanah

wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan secara

baik (sepantasnya) atau makan dengan tidak bermaksud

menumpuk harta.

2.2.1.3. Rukun dan Syarat Wakaf uang


18

Pada dasarnya rukun dan syarat wakaf uang adalah sama

dengan rukun dan syarat wakaf tanah. Adapun rukun wakaf uang

adalah:

1. Ada orang yang berwakaf (wakif)

Wakif adalah orang (pihak) yang mewakafkan harta

miliknya. Menurut Pasal 7 UU No. 41 tahun 2004 tentang

Wakaf, wakif terdiri dari tiga yaitu perseorangan, organisasi

dan badan hukum.

Wakif perseorangan haruslah memenuhi syarat untuk

mewakafkan hartanya, diantaranya; mempunyai kecakapan

untuk melakukan “tabarru’” yaitu melepaskan hak milik tanpa

mengharapkan imbalan materi. Orang dapat dikatakan

mempunyai tabarru’ adalah merdeka, tidak terhalang

melakukan perbuatan hukum, benar-benar pemilik harta yang

diwakafkan, berakal sehat, baligh dan rasyid (Nasution dan

Hasanah, 2005)1. Oleh karena itu syarat yang paling terpenting

dari wakif adalah kecakapan bertindak, telah dapat

mempertimbangkan baik buruknya perbuatan yang dilakukan

serta pemilik harta yang diwakafkan.

1
Orang dikatan baligh apabila sudah berumur 15 tahun. Sedangkan yang dimaksud rasyid
adalah cerdas atau kematangan dalam bertindak. Baca juga Muhammad Daud Ali “Sistem Ekonomi
Islam Zakat dan Wakaf” UI Press Jakarta, 2006.
19

Wakif yang berupa organisasi dapat melakukan wakaf

apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan

harta benda milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar

organisasi yang bersangkutan (Pasal 8 butir 2 UU. No. 41 th

2004 tentang Wakaf).

Wakif yang berupa badan hukum dapat melakukan wakaf

apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan

harta benda milik badan hukum sesuai dengan anggaran dasar

badan hukum yang bersangkutan (Pasal 8 butir 3 UU. No. 41 th

2004 tentang Wakaf).

2. Ada harta yang diwakafkan (mauquf)

Harta yang diwakafkan merupakan hal yang terpenting

dalam perwakafan. Namun harta yang diwakafkan baru sah

apabila terpenuhi syarat berikut (Ali, 2006): pertama, benda

yang diwakafkan harus bersifat ekonomis, tetap zatnya dan

boleh dimanfaatkan menurut ajaran Islam. Kedua, harta yang

diwakafkan harus jelas wujudnya dan pasti batas-batasnya.

Ketiga, harta tersebut harus benar-benar kepunyaan wakif dan

bebas dari segala beban. Keempat, harta yang diwakafkan harus

kekal (tidak bergerak). Akan tetapi menurut Ulama Hanafiyyah

benda bergerak dapat diwakafkan dalam beberapa hal: pertama,

keadaan harta bergerak mengikuti benda bergerak (benda


20

tersebut mempunyai hubungan dengan sifat diam ditempat dan

tetap). Kedua, benda bergerak tersebut berdasarkan atsar yang

memperbolehkan wakaf senjata dan binatang untuk berperang.

Ketiga, benda tersebut mendatangkan pengetahuan (Nasution

dan Hasanah ed., 2005).

Sedangkan menurut Pasal 16 UU No. 41 tahun 2004

tentang Wakaf menyebutkan bahwa harta benda wakaf terdiri

dari dua yaitu:

a. Benda tidak bergerak meliputi:

1) Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah

maupun yang belum terdaftar

2) Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas

tanah sebagaimana dimaksud pada angka 1

3) Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah

4) Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

5) Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan

syariah dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

b. Benda bergerak meliputi:

1) Uang
21

2) Logam mulia

3) Surat berharga

4) Kendaraan

5) Hak atas kekayaan intelektual

6) Hak sewa

7) Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3. Ada tempat ke mana diwakafkan harta itu/tujuan wakaf

(mauquf ‘alaih) atau peruntukan harta benda wakaf.

Syarat mauquf ‘alaih adalah qurbat atau pendekatan diri

kepada Allah. Peruntukan wakaf dapat dibagi menjadi dua

macam; wakaf khairy dan wakaf dzurry. Wakaf khairy adalah

wakaf dimana yang wakifnya tidak membatasi sasaran

wakafnya untuk pihak tertentu tetapi untuk kepentingan umum.

Sedangkan wakaf dzurry adalah wakaf dimana wakifnya

membatasi sasaran wakafnya untuk pihak tertentu yaitu

misalnya untuk keluarga keturunannya (Sudarsono, 2008).

4. Ada akad/pernyataan wakaf (sighat) atau ikrar wakaf (Usman,

2009).

Sighat merupakan peryataan wakif yang merupakan tanda

penyerahan barang atau benda yang diwakafkan. Wakif dalam

melakukan ikrarnya harus jelas yakni (1) melepaskan haknya


22

atas pemilikan benda yang diwakafkan, dan (2) menentukan

peruntukan benda itu apakah khusus kepentingan orang-orang

tertentu ataukah untuk kepentingan masyarakat umum (Ali,

2006).

Di samping empat rukun di atas, ada hal penting untuk

dibahas yakni nadzir wakaf. Walaupun ulama klasik tidak

memasukkan nadzir sebagai rukun wakaf, namun nadzir

merupakan unsur yang sangat penting dalam perwakafan, karena

berkembang tidaknya harta wakaf sangat bergantung pada nadzir

wakaf (Hasanah, dalam Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam,

2005). Sedangkan dalam Pasal 6 UU No. 41 tahun 2004 tentang

Wakaf menambahkan satu nusur lagi yaitu mengenai jangka

waktu wakaf.

Adapun syarat sahnya perwakafan adalah sebagai berikut:

a. Perwakafan benda itu tidak dibatasi untuk jangka waktu

tertentu saja, tetapi untuk selama-lamanya (Ali, 2006). Namun

demikian menurut Imam Malik berpendapat bahwa wakaf

boleh dibatasi waktunya (Zahra dalam Nasution dan Hasanah

ed. 2005).

b. Tujuan harus jelas. Jika tidak menyebutkan tujuan secara jelas,

maka perwakafan tidak sah.


23

c. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah ikrar wakaf

dinyatakan oleh wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya

pada suatu peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan

datang.

d. Wakaf yang sah wajib dilaksanakan, karena ikrar wakaf yang

dinyatakan oleh wakif berlaku seketika dan untuk selama-

lamanya (Ali, 2006).

2.2.1.4. Perbedaan Wakaf dengan Shadaqah dan Hibah

Kadangkala pengertian wakaf dirancukan dengan

pengertian shadakah dan hibah. Padahal antara wakaf, sedekah

dan hibah tersebut terdapat perbedaan-perbedaan penting, yaitu;


24

Tabel 2.2
Perbedaan Wakaf dengan Shadakah/Hibah

Wakaf Shadaqah/Hibah
Menyerahkan kepemilikan suatu Menyerahkan kepemilikan suatu
barang kepada orang lain barang kepada pihak lain
Hak milik atas barang Hak milik atas barang diberikan
dikembalikan kepada Allah kepada penerima shadaqah/hibah
Objek wakaf tidak boleh Objek shadaqah/hibah boleh
diberikan atau dijual kepada diberikan atau dijual kepada pihak
pihak lain lain
Manfaat barang biasanya Manfaat barang dinikmati oleh
dinikmati untuk kepentingan penerima shadaqah/hibah
sosial
Objek wakaf biasanya kekal Objek shadaqah/hibah tidak harus
zatnya kekal zatnya
Pengelolaan objek wakaf Pengelolaan objek shadaqah/hibah
diserahkan kepada administrator diserahkan kepada si penerima
yang disebut nadzir/mutawalli
Sumber: Karim Business Consulting, 2003

2.2.1.5. Konsep Wakaf Uang

Umumnya wakaf dikenal sebagai wakaf benda tidak

bergerak yang berupa properti seperti tanah dan bangunan, namun

sesuai dengan berkembangan zaman, wacana wakaf mulai

berkembang yaitu adanya wacana wakaf uang tunai. Secara umum

definisi wakaf tunai adalah penyerahan hak milik berupa uang

tunai kepada seseorang atau nadzir dengan ketentuan bahwa hasil


25

atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan

ajaran syariat Islam dengan tidak mengurangi ataupun

menghilangkan jumlah pokoknya.

Hukum mewakafkan uang tunai merupakan permasalahan

yang diperdebatkan di kalangan ulama fikih. Hal ini disebabkan

karena cara yang lazim dipakai oleh masyarakat dalam

mengembangkan harta wakaf berkisar pada penyewaan harta

wakaf, seperti tanah, gedung, rumah dan semacamnya. Oleh

karenanya, sebagian ulama kurang menerima ketika ada di antara

ulama yang berpendapat bahwa hukumnya mewakafkan uang

dirham dan dinar adalah boleh. Dengan uang sebagai aset wakaf,

maka penggunaannya akan berhubungan dengan praktek riba.

Adapun alasan ulama yang tidak membolehkan berwakaf

dengan uang antara lain (Nasution dan Hasanah ed., 2005):

1) Bahwa uang bisa habis zatnya sekali pakai. Uang hanya bisa

dimanfaatkan dengan membelanjakannya sehingga bendanya

lenyap. Sedangkan inti ajaran wakaf adalah pada

kesinambungan hasil dari modal dasar yang tetap lagi kekal,

tidak habis dipakai. Oleh karena itu ada persyaratan agar benda

yang akan diwakafkan itu adalah benda yang tahan lama, tidak

habis pakai.
26

2) Uang seperti dirham dan dinar diciptakan sebagai alat tukar

yang memudahkan orang melakukan transaksi jual beli, bukan

untuk ditarik manfaatnya dengan mempersewakan zatnya.

Dalam al-Is’af fi Ahkam al-Awqaf, al-Tharablis

mengungkapkan bahwa sebagian ulama klasik merasa aneh ketika

mendengar fatwa yang dikeluarkan oleh Muhammad bin Abdullah

al-Anshari, murid dari zufar, sahabat Abu Hanifah, tentang

bolehnya berwakaf dalam bentuk uang kontan dirham atau dinar,

dan dalam bentuk komoditas yang dapat ditimbang dan ditakar,

seperti makanan gandum. Mereka merasa aneh karena tidak

mungkin untuk mempersewakan benda-benda seperti itu, oleh

karena itu mereka segera mempermasalahkan dengan

mempertannyakan apa yang dapat dilakukan dengan dana tunai

dirham? Atas pertanyaan ini Muhammad bin Abdullah al-Anshari

menjelaskan dengan mengatakan, “Kita investasikan dana

tersebut dengan cara mudharabah dan labanya kita sedekahkan.

Kita jual benda makanan itu, harta kita putar dengan usaha

mudharabah kemudian hasilnya disedekahkan” (Nasution dan

Hasanah ed., 2005).

Di kalangan Malikiyyah popular pendapat yang

membolehkan, berwakaf dalam bentuk uang tunai seperti dilihat

dalam kitab Al-Majmu’ oleh Imam Nawawi yang mengatakan,


27

“dan para sahabat kita berbeda pendapat tentang berwakaf

dengan dana dirham dan dinar. Orang yang membolehkan

mempersewakan dirham dan dinar membolehkan berwakaf

dengannya dan yang tidak memperbolehkan mempersewakan

tidak mewakafkan.” Ibnu Taimiyah dalam al-Fatwa,

meriwayatkan satu pendapat dari kalangan Hanafi yang

membolehkan berwakaf dalam bentuk uang dan hal yang sama

dikatakan pula oleh Ibnu Qudamah dalam bukunya al-Mughni

(Nasution dan Hasanah, 2005).

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam memfatkan

wakaf uang merujuk pada pendapat ulama berikut, yaitu;

1) Pendapat Imam al-Zuhri (w. 124 H.) bahwa mewakafkan dinar

hukumnya boleh, dengan cara menjadikan dinar tersebut

sebagai modal usaha, kemudian keuntungannya disalurkan

pada mauquf’alaih.

2) Mutaqaddimin dari ulama madzhab Hanafi membolehkan

wakaf uang dinar dan dirham sebagai pengecualian, atas dasar

istihsan bi al-‘urfi, berdasarkan atsar Abdullah bin Mas’ud ra.,

bahwa “apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, maka

dalam pandangan Allah adalah baik, dan apa yang dipandang

buruk oleh kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah pun

buruk”.
28

3) Pendapat sebagian ulama madzhab al-Syafi’i: “Abu Tsyar

meriwayatkan dari Imam al-Syafi’i tentang kebolehan wakaf

dinar dan dirham (uang)”.

Sebelum memfatwakan wakaf uang, Majelis Ulama

Indonesia juga mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Bahwa bagi mayoritas umat Islam Indonesia, pengertian wakaf

yang umum diketahui, antara lain, adalah: yakni “menahan

harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, dengan

cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut,

disalurkan pada sesuatu yang mubah (tidak diharamkan) yang

ada” (al-Ramli dalam Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj)

atau “wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok

orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda

miliknya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum

lainnya sesuai dengan ajaran Islam” dan “Benda wakaf adalah

segala benda, baik bergerak atau tidak bergerak, yang memiliki

daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut

ajaran Islam” (Pasal 215 angka 1 dan 4 Bab I Buku III

Kompilasi Hukum Islam); sehingga atas dasar pengertian

tersebut, bagi mereka hukum wakaf uang (waqfal-nuqud, cash

wakaf) adalah tidak sah.


29

b) Bahwa wakaf uang memiliki fleksibilitas (keluwesan) dan

kemaslahatan besar yang tidak dimiliki oleh benda lain.

c) Bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum wakaf

uang untuk dijadikan pedoman oleh masyarakat.

2.2.1.6. Sertifikasi Wakaf Uang

Wakaf tunai merupakan salah satu usaha yang tengah

dikembangkan dalam rangka meningkatkan peran wakaf dalam

bidang ekonomi. Salah satu model mobilisasi wakaf tunai adalah

sertifikasi wakaf tunai. Adapun tujuan dari produk sertifikasi

wakaf tunai adalah sebagai berikut (Strategi Pengembangan

Wakaf Tunai di Indonesi, 2006):

1. Penggalangan tabungan sosial dan men-transformasikan

tabungan sosial menjadi modal sosial serta membantu

mengembangkan pasar modal sosial.

2. Meningkat investasi sosial.

3. Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang

kaya (berkecukupan) mengenai tanggung jawab sosial mereka

terhadap masyarakat sekitarnya.

4. Menciptakan integritas antara keamanan sosial serta

meningkatkan kesejahteraan umat.


30

Operasional kerja dari sertifikasi wakaf tunai adalah

dengan menerbitkan sertifikat dengan nilai nominal yang berbeda-

beda untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda (Wadjdy dan

Mursyid, 2007). Beberapa pedoman operasional Sertifikasi Wakaf

Tunai yang dipraktekkan Social Investment Bank Ltd (SIBL)

antara lain (Mannan, 1998):

1. Wakaf Tunai harus dipandang sebagai sumbangan

(endowment) yang sesuai dengan syariah, bank akan mengelola

wakaf atas nama wakif.

2. Wakaf dapat diberikan berulang kali dan rekening yang dibuka

sesuai dengan nama yang diberikan wakif.

3. Wakif diberi kebebasan untuk memilih sasaran wakaf baik

sasaran yang sudah teridentifikasi oleh SIBL atau sasaran

lainnya yang sesuai dengan syariah. Adapun sasaran wakaf

yang sudah berhasil diidentifikasi oleh SIBL secara umum

antara lain: Rehabilitasi Keluarga (Family Rehabilitation),

Pendidikan dan Kebudayaan (Education and Culture),

Kesehatan dan Sanitasi (Health and Sanitation), dan Pelayanan

Sosial (Social Utility Service).

4. Dana Wakaf Tunai akan mendapat keuntungan pada tingkat

yang paling tinggi yang ditawarkan oleh bank dari waktu ke

waktu.
31

5. Dana wakaf akan tetap dan hanya dana yang berasal dari

keuntungan yang akan dibagikan kepada sasaran yang telah

dipilih wakif. Keuntungan yang belum sempat dibagikan

otomatis akan digabungkan, dengan dana wakaf yang sudah

ada yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih

berkembang sepanjang waktu.

6. Wakif juga dapat menerima bank untuk menyalurkan seluruh

keuntungan yang diperoleh kepada sasaran yang telah

ditentukan oleh wakif.

7. Wakif mempunyai kesempatan memberi wakaf tunai sepanjang

waktu. Walaupun tidak, wakif akan memberikan wakaf sebesar

yang dia inginkan dan akan mulai dengan nilai minimum wakaf

sebesar Rp. 1000. Wakaf berikutnya akan sebesar Rp. 1000

pula atau kelipatannya.

8. Wakif mempunyai hak untuk memberikan perintah pada bank

untuk mengambil dana wakaf dari rekening lainnya di SIBL

secara rutin.

9. Wakaf tunai harus diterima dalam bentuk endowment recipth

voucher tertentu dan satu sertifikat untuk seluruh nilai harus

diterbitkan ketika wakaf tersebut diberikan.


32

10. Prinsip dan ketentuan mengenai Rekening Wakaf Tunai

berdasarkan amandemen dan akan dievaluasi dari waktu ke

waktu.

2.2.1.7. Pengelolaan Wakaf Uang

Pada kejayaan Islam, wakaf juga pernah mencapai

kejayaan walaupun pengelolaannya masih sangat sederhana.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka berkembang

pula pemikiran mengenai objek wakaf yang dulunya masyarakat

hanya mengenal wakaf berupa harta tidak bergerak sekarang

masyarakat dikenalkan dengan wakaf tidak bergerak seperti wakaf

uang. Salah satu pengelolaan wakaf uang dengan cara investasi.

Pengelolaan dana wakaf sebagai instrumen investasi menjadi

menarik, karena benefit dari investasi tersebut dapat dinikmati

oleh masyarakat dimana saja baik lokal, regional maupun

internasional (Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf,

2006).

Inti ajaran yang terkandung dalam amalan wakaf itu sendiri

mengehendaki agar harta wakaf itu tidak boleh hanya dipendam

tanpa hasil yang akan dinikmati oleh al-mauquf’alaih. Semakin

banyak hasil harta wakaf yang dapat dinikmati orang, akan

semakin besar pula pahala yang akan mengalir kepada pihak

wakif. Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan harta wakaf


33

merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pengelola

(nadzir) (Nasution dan Hasanah ed., 2005).

Terdapat dua macam praktik wakaf yaitu wakaf mutlaq dan

wakaf muqayyad. Wakaf mutlaq adalah praktik wakaf dimana

wakif menyerahkan sepenuhnya kepada si nadzir untuk

mengelolanya tanpa batas. Sedangkan wakaf muqayyad adalah

wakaf dimana wakif mensyaratkan agar harta yang diwakafkan itu

hanya boleh dikelola dengan cara tertentu dan diberikan kepada

pihak tertentu.

Pengelolaan wakaf tunai dapat dilakukan melalui

perbankkan syari’ah maupun lembaga swasta.

1. Wakaf uang di kelola bank syariah

Bank syariah hanya menjadi nadzir penerima dan

penyalur. Sedangkan fungsi pengelola dana akan dilakukan

oleh lembaga lain, misalnya Badan Wakaf Nasional (BWN),

yang sendirinya tanggung jawab pengelolaan dan termasuk

hubungan kerjasama dengan lembaga penjamin berada pada

BWN. Beberapa peran yang bisa di unggulkan bila wakaf tunai

dikelola oleh bank (Sudarsono, 2007):

a. Jaringan kantor.

b. Kemampuan sebagai Fund Manager.

c. Pengalaman, jaringan informasi dan peta distribusi.


34

d. Citra positif.

Adapun tujuan bank syariah sebagai pengelola dana

wakaf tunai, yaitu (Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di

Indonesia, 2006):

i. Menyediakan jasa layanan perbankan dengan menerbitkan

sertifikat wakaf tunai dan melakukan manajemen terhadap

dana wakaf tersebut.

ii. Membangun melakukan mobilisasi tabungan sosial dan

melakukan transformasi dari tabungan sosial ke modal.

iii. Memberikan benefit kepada masyarakat khususnya,

masyarakat miskin melalui optimalisasi sumber daya

masyarakat kaya.

iv. Membantu perkembangan pasar modal sosial (social capital

market).

Skema alternatife bila bank syariah sebagai nadzir

penerima dan penyalur dana wakaf


35

Gambar 2.1
Bank sebagai penerima dan penyalur

Wakif Bank Syariah Al-Mauquf’alaih

Badan Wakaf Nasional

Lembaga
Penjamin
Pengelolaan Dana

Rugi Laba

2. Wakaf uang di kelola lembaga swasta

Lembaga swasta mengelola sendiri dana yang diterima

muwakif dengan system musyarakah atau mudharabah tanpa

mengurangi nilai aset wakaf. Adapun keunggulan dari wakaf

tunai yang dikelola oleh swasta adalah (Sudarsono, 2007):

a. Sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.

b. Ada control langsung oleh masyarakat.

c. Menumbuhkan solidaritas masyarakat.


36

Gambar 2.2
Lembaga sebagai Penerima dan Penyalur

Wakif Lembaga Swasta Al-Mauquf’alaih


Misalnya Pendidikan

Badan Usaha Lembaga Swasta


Misalnya Pendidikan

Lembaga
Penjamin
Pengelolaan Dana

Rugi Laba

2.2.1.8. Fundraising Wakaf Uang

1. Pengertian Fundraising

Fundraising merupakan pengumpulan dana. Fundraising

Campain berarti kampanye pengumpulan dana (Echols dan

Shadily, 2005). Fundraising juga dapat diartikan sebagai

kegiatan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan

sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok,

organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan

digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional

organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya.

2. Tujuan Fundraising
37

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari fundraising bagi

sebuah organisasi pengelolaan wakaf adalah sebagai berikut

(Purwanto, 2009):

a. Pengumpulan dana. Dana yang dimaksudnya disini bukanlah

uang saja, tetapi dana dalam arti luas. Termasuk di dalamnya

barang dan atau jasa yang memiliki nilai materi.

b. Menghimpun para wakif. Badan wakaf yang baik adalah

badan wakaf yang setiap hari memiliki data pertambahan

wakif. Dengan bertambahnya wakif secara otomatis akan

bertambah pula jumlah dana yang terhimpun.

c. Meningkatkan citra lembaga badan wakaf. Aktivitas

fundraising yang dilakukan oleh sebuah organisasi

pengelola badan wakaf, baik langsung maupun tidak

langsung akan membentuk citra organisasi itu sendiri.

d. Ketika sebuah badan wakaf melakukan penghimpunan dana

wakaf, maka ada tujuan jangka panjang untuk menjaga

loyalitas wakif agar tetap memberikan sumbangan dana

wakafnya kepada badan wakaf.

e. Unsur-unsur fundraising

Ada beberapa unsur penting dalam fundraising

adalah:

a) Kebutuhan wakif
38

Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta

benda miliknya (Pasal 1 butir 2 UU No. 41 tahun 2004

tentang Wakaf). Wakif yang memahami Islam dengan

baik akan banyak bertanya tentang bagaimana

pelaksanaan pengelolaan serta pendistribusian wakaf

yang dikelola oleh badan wakaf. Mereka menginginkan

pengelolaan dan pendistribusiannya sesuai dengan

tuntunan syariah dan diterima oleh Allah swt. Sehingga

apabila pengelolaan dan pendistribusian sesuai dengan

syariah, mereka akan senantiasa berwakaf.

Adapun sesuatu yang dibutuhkan wakif adalah

sebagai berikut (Purwanto, 2009):

i. Laporan dan pertangungjawaban

Sesuatu yang dibutuhkan wakif adalah laporan dan

pertanggungjawaban. Kredibilitas badan wakaf bisa

runyam apabila para wakif sudah tidak ada

kepercayaan lagi kepada badan wakaf. Salah satu

menjaga kepercayaan wakif adalah dengan cara

menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban.

Karena dari laporan dan pertanggungjawaban

tersebut, wakif dapat memberikan penilaian


39

sejauhmana kiprah lembaga wakaf melakukan

pendistribusiannya.

ii. Manfaat bagi kaum umat

Kebutuhan wakif yang lain adalah manfaat dana

wakaf yang diberikan wakif bagi kaum dhuafa.

Apakah dana yang diberikan hanya sekedar untuk

mencukupi kebutuhan sesaat atau malah sudah

dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan jangka

panjang.

iii. Pelayanan yang berkualitas

Salah satu kekuatan yang mendorong wakif untuk

mengeluarkan dana wakaf adalah pelayanan yang

baik yang diberikan oleh badan wakaf kepada para

wakif. Kemudahan yang diberikan dalam melakukan

transaksi pembayar, pembayaran wakaf melalui kartu

kredit atau transfer melalui ATM, layanan jemput

wakaf bagi yang sibuk untuk keluar melakukan

pembayaran wakaf, membuka konsultasi wakaf bagi

para wakif dan calon wakif merupakan salah satu

upaya bagi badan wakaf untuk memberikan

pelayanan yang baik kepada para wakif.

iv. Silaturahmi dan komunikasi


40

Silaturahmi dan komunikasi merupakan hal penting

bagi peningkatan pendapatan dana wakaf. Dengan

silaturahmi dan komunikasi badan wakaf dapat

memberikan penjelasan panjang lebar terhadap wakif

dan calon wakif tentang program dan kegiatan yang

akan dan sudah dilakukan oleh badan wakaf.

b) Segmentasi

Segmentasi pasar merupakan suatu proses

mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen

menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang

memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan,

perilaku dan/atau respon terhadap program pemasaran

spesifik (Tjiptono, dkk., 2008).

c) Identitas calon wakif

Wakif merupakan kekuatan yang besar bagi

badan wakaf dalam melanjutkan untuk tercapainya

tujuan jangka panjang suatu badan wakaf. Oleh karena

itu dibutuhkan wakif yang loyal terhadap badan wakaf.

Dalam menentukan calon wakif badan wakaf harus

memahami calon wakif.

Adanya pemilihan database calon wakif akan

sangat membantu para petugas fundraising dalam


41

menentukan target dan sasaran. Ada beberapa cara yang

dapat mengetahui profil calon wakif yaitu; pertama,

melihat database yang ada misalnya; nama, alamat,

nomor telpon dan lain-lain., kedua, perantara pihak

ketiga., ketiga, bertanya kepada orang-orang terdekat

dari calon wakif.

Selain itu identifikasi calon wakif juga sebagai

sarana memperkuat ukhuwah islamiyah. Dimana

ukhuwah islamiyah memiliki tingkatan yaitu (Purwanto,

2009):

i. Ittishal (hubungan antar manusia)

ii. Taaruf (saling berkenalan antara pengelola badan

wakaf dengan calon wakif)

iii. Tafahun (saling memahami)

iv. Taawun (saling tolong-menolong antar manusia baik

sebagai, pengelola badan wakaf, wakif maupun

maukuf alaih)

v. Takaful (senasib dan penaggungan)

vi. Tauhidush shufuf (kesatuan barisan)

d) Positioning

Positioning atau posisi pasar adalah bagaimana

sebuah perusahaan memposisikan dirinya dengan para


42

pesaing untuk memenuhi kebutuhan para pembeli dalam

target pasar.

e) Produk

Produk adalah hal yang dapat ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan wakif. Produk-

produk pengelolaan wakaf merupakan produk

pelayanan yang memudahkan wakif dalam menyalurkan

harta wakafnya. Adapun unsur produk dalam

pengelolaan wakaf antara lain (Purwanto, 2009):

i. Produk harus menjadi wahana pengelolaan dan

penyalur wakaf.

ii. Produk badan wakaf harus menjadi wahana

kepedulian sosial.

iii. Produk badan wakaf harus berbentuk dan dalam

kemasan modern.

iv. Produk yang digulirkan menjadi program yang

memiliki keunggulan.

v. Produk harus memberikan pertanggungjawaban yang

jelas.

vi. Produk menjadi pencitraan bagi badan wakaf.

f) Harga dan biaya transaksi


43

Harga bagi wakif adalah besaran nilai yang

harus dikurbankan oleh seorang wakif untuk menikmati

jasa penyaluran wakaf melaui badan wakaf. Penetapan

harga merupakan strategi kunci di dalam sebuah badan

wakaf sebagai konsekuensi dari regulasi, persaingan,

rendahnya minat orang untuk berwakaf, serta peluang

bagi badan wakaf untuk menetapkan positiongnya.

Badan wakaf dalam melakukan pengumpulan dana

seyogyanya meminimalisir biaya yang harus

dikeluarkan oleh wakif. Untuk meminimalisir biaya

yang dikeluarkan wakif, dapat dilakukan strategi subsidi

dalam mengatasi biaya transaksi. Maksudnya dalam

membiayai suatu program dan kegiatan, badan wakaf

harus mempertimbangkan kemampuan biaya, kebutuhan

dan keinginan wakif.

g) Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel dalam

manajemen pemasaran yang sangat penting

dilaksanakan oleh perusahaan (badan wakaf) dalam

memasarkan produk jasa kepada konsumen (wakif).

Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat

komunikasi antar pengelola wakaf dengan wakif,


44

melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi wakif

dalam kegiatan pembeliaan atau penggunaan jasa sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya (Lupitoadi dan

Hamdani, 2008). Promosi yang dianggap paling bagus

bagi badan wakaf adalah silaturahmi, hal ini

dikarenakan silaturahmi merupakan perintah agama,

komunikasi lisan secara langsung antar badan wakaf

dengan wakif. Mempengaruhi wakif dengan tatap muka

akan memungkinkan terjadinya umpan balik yang akan

membantu petugas untuk menyesuaikan, menganalisis

kebutuhan, keinginan para wakif (Purwanto, 2009).

Sedikitnya ada empat macam sarana promosi yang

dapat digunakan oleh badan wakaf yaitu (Arif, 2010):

i. Periklanan (advertising), digunakan untuk

menanamkan citra jangka panjang serta suatu cara

yang efisien untuk mencapai sejumlah calon wakif

baik yang berada di pusat kota, pinggiran kota

sampai wilayah pedesaan.

ii. Promosi penjualan (sales promotion), sebagai sarana

yang lebih komunikatif dan intensif.

iii. Penjualan pribadi (personal selling), merupakan cara

yang paling efektif untuk memberikan informasi


45

kepada konsumen, menanamkan pilihan pembeli,

keyakinan pembeli, dan tindakan pembeli pada

tingkat tertentu dalam proses pembelian.

iv. Publisitas (publicity), mempunyai nilai kepercayaan

yang tinggi bisa menjangkau banyak pihak, dan

mempunyai banyak potensi untuk mendramatisasi

suatu perusahaan atau produk.

h) Maintance

Maintance merupakan upaya badan wakaf untuk

senantiasa menjalin hubungan baik dengan wakif, agar

supara wakif tetap loyal terhadap badan wakaf. Jika

wakif loyal, maka seiring dengan tingkat pertumbuhan

dan perkembangan badan wakaf, penghimpunan dana

wakafpun akan meningkat. Menurut Purwanto

keloyalan OPZ (zakat infaq, shadaqah dan wakaf)

disebabkan karena beberapa hal, diantaranya (Purwanto,

2009):

i. Amanah dan jujur

ii. Penampilan dan petugasnya yang menarik

iii. Petugasnya ramah-ramah

iv. Laporan diberikan tepat waktu

v. Mudah dalam pembayarannya


46

2.2.2. Strategi Pemasaran

Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata strategeia

(stratus artinya ‘militer’ dan ag artinya ‘memimpin’), yang secara lengkap

bermakna seni atau ilmu untuk menjadi seorang pemimpin atau jendral

(dalam militer) (Tjiptono, 1995). Kemudian lambat laun pengertian dari

bahasa Yunani tersebut diintrodusir ke dalam bahasa Indonesia dan

mengalami pengertian ulang menjadi strategi dalam arti sebuah taktik atau

cara untuk mencapai tujuan.

Kata pemasaran (marketing) dapat dijelaskan melalui dua

terminology, yaitu dalam term sosial dan manajerial. Dalam terminology

sosial, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

penciptaan, penawaran atau mempertukarkan secara bebas produk yang

bernilai dengan pihak lain (Khotler, 2002). Sedangkan pengertian secara

manajerial, Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran

sebagai proses pelaksanaan dan perencanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi serta penyaluran barang atau barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran individu maupun organisasi (Bennet,

dalam Khotler, 2002).

Strategi pemasaran sendiri didefinisikan secara beragam oleh para

ahli, di antaranya adalah menurut Sumarni strategi pemasaran mengandung

tiga unsur penting yaitu strategi pasar sasaran, strategi posisi bersaing dan
47

strategi marketing mix. Hal ini terlihat dari pengertian yang diberikannya

yaitu: “strategi pemasaran adalah seleksi atas pasar sasaran, penentuan

posisi bersaing dan pengembangan suatu marketing mix yang efektif untuk

mencapai dan melayani nasabah-nasabah yang dipilih” (Sumarni, 2002)

Sedangkan menurut Kuncoro dan Suhardjono, pengertian strategi

pemasaran adalah (Kuncoro dan Suhardjono, 2002):

“Strategi pemasaran merupakan cara-cara yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan pemasaran bank yaitu dengan melakukan langkah-

langkah seperti segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran, menetapkan

posisi pasar, menetapkan strategi memasuki pasar dan mengembangkan

bauran pemasaran ”

Pembahasan mengenai strategi pemasaran meliputi 3 hal yaitu

sebagai berikut:

a. Pembuatan sasaran pemasaran

Sasaran pemasaran dalam setiap pasar dinyatakan dari segi

penjualan, kontribusi laba serta tujuan kualitatif serta membangun citra

sebuah produk. Sasaran yang dimaksud dalam pembuatan sasaran

pemasaran ini meliputi dua kelompok yaitu sasaran prestasi pasar dan

sasaran penunjang pasar. Sasaran prestasi pasar ini dimaksudkan untuk

memperoleh hasil yang lebih spesifik seperti hasil penjualan dan adanya

laba. Sedangkan sasaran penunjang pemasaran dimaksudkan untuk hasil

prestasi akhir membangun kesadaran pelanggan dan ikut sertanya


48

pelanggan dalam kaitannya dengan perusahaan (Culliga, alih bahasa

Hermoyo, 1996).

b. Langkah-langkah strategi pemasaran

Langkah-langkah strategi pemasaran meliputi tiga hal penting,

yaitu: segmentasi, targeting dan positioning.

1) Segmentasi

Segmentasi pasar merupakan suatu proses mengelompokkan

pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau

segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan,

keinginan, perilaku dan/atau respon terhadap program pemasaran

spesifik (Tjiptono, dkk., 2008). Adapun manfaat dari segmentasi

pasar antara lain (Lupioadi dan Hamdani, 2009):

i. Mendesain jasa yang lebih resposif terhadap kebutuhan pasar.

ii. Menganalisa pasar.

iii. Menemukan peluang.

iv. Menguasai posisi yang superior (unggul) dan kompetitif.

v. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.

Dalam melakukan segmentasi pasar dapat didasarkan pada

(Kuncoro dan Suhardjono, 2002):

a) Segmentasi geografis, maksudnya membagi pasar berdasarkan

geografisnya misalnya desa-kota.


49

b) Segmentasi demografis, maksudnya membagi pasar berdasarkan

variabel-variabel kependudukan, misalnya; usia, jenis kelamin,

pendidikan, pendapatan dan lain-lain.

c) Segmentasi psikologi, maksudnya menbagi pasar berdasarkan

faktor-faktor psikologi, misalnya; gaya hidup, kelas sosial dan

sebagainya.

d) Segmentasi manfaat, maksudnya bahwa manfaat yang dicari

konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yang

mendasari mereka untuk membeli produk (Lupioadi dan

Hamdani, 2009)

e) Segmen pengguna. Segmen ini berfokus pada jenis dan batasan

penggunaan seperti pengguna berat, pengguna menengah,

pengguna ringan atau bukan pengguna bagi jasa tersebut.

Adapun faktor dominan yang sering digunakan dalam

melakukan segmentasi adalah tingkat pendapatan masyarakat, tingkat

kepentingan, tingkat status sosialnya serta tingkat brand awcreness

(Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

2) Targeting

Targeting atau pembidikan pasar adalah merupakan

kelanjutan dari usaha segmentasi. Pada proses targeting ini seluruh

peluang-peluang yang terlihat saat melakukan segmentasi akan

dievaluasi untuk memutuskan berapa banyak dan pasar mana yang


50

akan menjadi pasar sasaran yang sesuai dengan produk-produk yang

dibutuhkan oleh pasar sasaran tersebut. Menurut Kuncoro sedikitnya

ada tiga strategi yang akan digunakan dalam penentuan pasar yaitu

(Kuncoro dan Suhardjono, 2002):

a) Pemasaran serba sama. Pemilihan ini dilakukan karena perbedaan

segmen pasar tidak menyolok. Sehingga dengan satu tawaran

produk wakaf tunai dapat menarik sebagian besar wakif.

b) Pemasaran serba aneka. Hal ini dilakukan karena segmen pasar

yang ada tidak dapat digabungkan, sehingga harus didesain

produk jasa wakaf tunai untuk masing-masing segmen pasar.

c) Pemasaran terpusat. Cara ini dilakukan karena hanya ada satu

segmen pasar yang paling menguntungkan. Sehingga produk jasa

yang ditawarkan hanya dipusatkan pada pasar tertentu.

Adapun menurut Tjiptono untuk memilih atau membidik

pasar sasaran adalah sebagai berikut (Tjiptono, dkk., 2008):

a) Pemilihan pasar dengan fokus pada satu kelompok yang

mempunyai kebutuhan hampir sama dengan tujuan untuk

mendominasi produk tersebut (Single Segment Concertration).

b) Pemilihan pasar dengan fokus pada jumlah segmen yang menarik

dan berpotensi untuk menghasilkan uang (Selective

Specialization).
51

c) Pemilihan pasar dengan fokus menjual produk tertentu yang

ditujukan pada beberapa segmen (Product specialization).

d) Pemilihan pasar dengan fokus melayani banyak kebutuhan dari

suatu segmen tertentu (Maket Specialization).

e) Pemilihan pasar dengan melayani seluruh kelompok pelanggan

dengan semua produk yang mereka butuhkan (Full Market

Coverage).

3) Positioning

Positioning atau posisi pasar adalah bagaimana sebuah

perusahaan memposisikan dirinya dengan para pesaing untuk

memenuhi kebutuhan para pembeli dalam target pasar. Positioning

tidak dilakukan pada produk perusahaan tersebut tetapi dilakukan

untuk membuat opini pada pikiran konsumen. Hal ini penting

dilakukan untuk membentuk image tentang produk atau bisnis di

dalam pikiran konsumen, sehingga nantinya perusahaan dapat

menentukan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan persepsi

konsumen mengenai produk atau bisnis tersebut.

Ada tiga langkah dalam melaksanakan positioning, yaitu

(Kotler, 2002):

a) Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat

ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing. Mengenali

keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan nilai yang


52

terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu; diferensiasi

produk, jasa, personal serta diferensiasi citra.

b) Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat menonjol.

Pertimbangan memilih keunggulan kompetitif yang paling

menonjol adalah berapa banyak perbedaan yang dipromosikan

dan perbedaan mana yang dipromosikan.

c) Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target

pasar.

c. Formulasi strategi pemasaran

Formulasi dalam strategi pemasran adalah kumpulan petunjuk

dan kebijakan yang digunakan secara efektif untuk mencocokkan

program pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) dengan

peluang pasar sasaran guna mencapai sasaran usaha. Dalam bahasa yang

lebih sederhana, suatu strategi pemasaran pada dasarnya menunjukkan

bagaimana sasaran pemasaran dapat dicapai.

Adapun untuk membangun sebuah strategi pemasaran yang efektif,

suatu perusahaan menggunakan variable-variabel bauran pemasaran

(marketing mix) yang terdiri atas (Bygrave, dalam Menggagas Bisnis

Islami, 1995):

1) Produk (product): barang/jasa yang ditawarkan

2) Harga (price) yang ditawarkan


53

3) Saluran distribusi (placement) yang digunakan dan tersedia bagi para

pelanggan

4) Promosi (promotion): iklan, personal selling, promosi penjualan dan

promosi.

2.2.3. Kepuasan Konsumen (Wakif)

Kepuasan merupakan tingkat perasaan di mana seseorang

menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima

dan yang diharapkan (Kotler, 1997). Tingkat kepuasan pelanggan yang

tinggi dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran

pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga,

mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang

diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatnya

efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis (Fornell, 1992).

Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah

persepsi pelanggan mengenai kualitas (Triton, 2008). Menurut Kotler ada

beberapa cara untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui peningkatan

kualitas pelayanan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut:

1. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak

manajemen dan pelanggan.

2. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk

menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan. Yang

dimaksud di dalamnya adalah memperbaiki cara berpikir, perilaku,


54

kemampuan dan pengetahuan dari semua sumber daya manusia

yang ada.

3. Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan

keluhan. Dengan cara membentuk sistem saran dan kritik.

4. Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan

partnership marketing sesuai dengan situasi pemasaran. Perusahaan

menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan terjadi untuk

mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountable).

Perusahaan menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu untuk

mengetahui perkembangan pelayanannya (proactive). Sedangkan

partnership marketing adalah pendekatan dimana perusahaan

membangun kedekatan dengan pelanggan yang bermanfaat untuk

meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar.

Kepuasan dan ketidak puasan pelanggan akan suatu produk jasa

akan memberikan dampak tersendiri kepada prilaku pelanggan terhadap

produk tersebut, misalnya bagaimana pelanggan melakukan pembelian

kembali. Untuk menguji besarnya dimensionalitas pendorong prilaku

pelanggan Parasuraman, dkk. membuat analisis faktor pendorong prilaku

pelanggan. Hal ini dikarenakan pendorong tersebut didesain untuk

mewakili lima kategori dimensi prolaku pelanggan (loyalitas terdiri lima

item, beralih produk terdiri dua item, kemauan untuk membayar lebih

terdiri dua item, respon eksternal untuk penyelesaian masalah terdiri dari
55

tiga item dan respon internal untuk penyelesaian masalah terdiri dari satu

item) yang merupakan rekonfigurasi 13 item.

Ketiga belas faktor pendorong dibentuk dengan maksud untuk

menstandari jangkauan atau lebarnya prilaku pelanggan dan

dikelompokkan dalam empat kategori yaitu; komunikasi dari mulut ke

mulut (word-of-mouth communication), keinginan membeli (purchase

intentions), sensitivitas terhadap harga (price sensitivity), dan prilaku

pengaduan (complaning behavior).

2.3. Deskriptif BWU-T MUI DIY

2.3.1. Pedoman BWU-T MUI DIY

Sesuai Pedoman BWU-T MUI DIY yang berisi tentang

pedoman pengelolaan wakaf uang tunai menyebutkan bahwa salah satu

bentuk wakaf yang praktis dan diperbolehkan dalam islam adalah

wakaf uang tunai. Wakaf uang disamping memberikan dampak dan

hasil bagi orang yang berwakaf (wakif), maka apabila dapat dikelola

dengan baik akan dapat memberikan dampak dan hasil untuk

kesejahteraan umat.

Untuk dapat mengoptimalkan pengelolaan wakaf uang ini,

maka diperlukan pengelolaan yang professional. Untuk itu, Majelis

Ulama Indonesia membentuk lembaga sosial dan ekonomi keagamaan

yang bernama Badan Wakaf Uang-Tunai (BWU-T) yang diatur dalam

pedoman sebagai berikut:


56

2.3.1.1. Nama, status dan tempat kedudukan

a. Lembaga ini bernama Badan Wakaf Uang-tunai disingkat

BWU-T MUI DIY.

b. Status BWU-T MUI adalah Nadhir Wakaf dan sifat BWU-T

adalah lembaga otonom yang independent di bawah MUI

Propinsi DIY.

c. BWU-T MUI berkedudukan di Yogyakarta.

2.3.1.2. Asas, tujuan, sifat dan usaha

a. BWU-T berasaskan Islam

b. Tujuan BWU-T adalah meningkatnya kesejahteraan

masyarakat melalui pengelolaan wakaf uang-tunai

c. Usaha BWU-T

1. Melakukan penyuluhan tentang wakaf uang-tunai

2. Mendorong dan memberikan bimbingan kepada orang

untuk melaksanakan wakaf uang-tunai

3. Melaksanakan pengelolaan wakaf uang-tunai secara

profesional:

a) Menerima wakaf uang-tunai

b) Memelihara dan memberdayakan wakaf uang-tunai

menjadi wakaf yang produktif

c) Mentasarufan hasil wakaf produktif untuk

kemaslahatan umat dan pengembangan Agama.


57

2.3.1.3. Organisasi

a. BWU-T dibentuk oleh Dewan Pimpinan MUI Propinsi

DIY

b. BWU-T dapat dibentuk di Kabupaten dan Kota sebagai

Cabang oleh MUI Kabupaten/Kota, setelah mendapat izin

dari BWU-T dan MUI Propinsi DIY.

2.3.1.4. Manfaat

1. Bagi wakif memberikan amalan yang tidak terputus

pahalanya ('amal jariyah)

2. Bagi UMKM dapat menggerakkan bisnis riil yang sesuai

dengan syari’ah sehingga menciptakan lapangan pekerjaan

dan dampak positif lainnya

3. Bagi mauquf’alaih (penerima manfaat dari keuntungan

dana wakaf yang diinvestasikan ke bisnis riil) dapat

memberikan bantuan sosial yang bersifat langsung.

2.3.1.5. Sasaran wakaf

1. Orang (individu)

2. Sekelompok individu

2.3.1.6. Peruntukan manfaat sasaran wakaf

1. Bantuan beasiswa pendidikan

2. Pelayanan kesehatan gratis

3. Dan lainnya yang berorientasi pada kesejahteraan umat


58

4. Bantuan kesejahteraan bagi kaum dhuafa

2.3.2.Deskripsi produk BWU-T MUI DIY

Wakaf tunai produktif, merupakan wakaf uang yang dikelola

secar produktif pada bisnis yang sesuai denga syari’ah islam, baik

secara langsung maupun melalui produk keuangan syari’ah yang

keuntungannya ditujukan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan.

Pengelolaan dilakukan nadzir (pengelola dana wakaf) secara

profesional dengan sirkulasi dana melaui Bank BPD DIY Syari’ah.

Laporan keuangan dipublikasikan secara berkala melalui media cetak.

2.3.2.1. Prosedur mewakafkan uang

1. Wakif dapat mewakafkan uangnya melalui:

Wakif datang sendiri atau mewakilkan kepada orang lain

yang diberi surat kuasa ke outlet Bank BPD DIY Syari’ah,

Jl. Cik Ditiro No. 34 Yogyakarta atau seluruh Kantor

Cabang atau Cabang Pembantu Bank BPD DIY.

2. Wakif akan mengisi lembaran Akad Ikrar Wakaf (AIW)

dan mendapatkan sertifikat wakaf uang-tunai. Bagi yang

menyetor dikantor cabang akan mendendapatkan sertifikat

wakaf uang-tunai paling lambat satu minggu setelah

penyetoran.

3. Menyerakan fotocopy indentitas (KTP/SIM/Paspor).


59

4. Mengisi slip setoran ke rekening 500-262-777-1 atas nama

BWUT-MUI DIY kemudian menyetorkan ke teller.

2.3.2.2. Keunggulan

1. Lebih akuntabel karena bekerjasama dengan Bank.

2. Transparan, pertanggungjawaban dilaporkan satu tahun

sekali melaui media massa.

3. Dana dikelola secara professional oleh nadzir yang dalam

sirkulasi dananya bekerjasama dengan Bank BPD DIY

Syari’ah.

4. Pentasarufannya kepada kaum dhuafa, bisa untuk

pengembangan pemberdayaan ekonomi ummat maupun

untuk konsumtif.

5. Dana wakaf tidak berkurang, karena menggunakan prinsip

“menahan pokoknya dan menyalurkan hasilnya”

2.3.2.3. Contoh penggalangan dana

Penggalangan dana dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk sekolah (siswa maupun mahasiswa) dengan

mengumpulkan infaq sebulan sekali sebesar @ Rp. 1.000,-.

2. Infaq diambil dari kegiatan-kegiatan tertentu.

3. Untuk Pegawai Negeri/Karyawan/Karyawati dengan

mengumpulkan infaq sebulan sekali sebesar @ Rp. 10.000.

atau seikhlasnya.
60

2.3.3. Hasil rapat program kerja

Berdasarkan hasil keputusan rapat mengenai Program Kerja

BWU-T MUI DIY yang dilaksanakan di Sekretariat Masjid

P.Diponegoro Kompleks Balaikota, Jalan Kenari No. 56 bahwa:

BWU-T MUI DIY bertujuan meninggkatkan kesejahteraan

masyarakat dan mengembangkan agama Islam melalui wakaf

uang/tunai. Yang memiliki tujuan penetapan Garis-garis Besar

Program Kerja BWU-T MUI DIY adalah terbinanya umat Islam yang

berkualitas tinggi, terciptanya sumber daya muslim yang berakhlah

mulia dan terwujudnya kemampuan kesejahteraan ekonomi umat

dalam bentuk:

“Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengalaman ajaran


Islam dalam setiap pribadi muslim di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang tercermin dalam tindakan dan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari”.

Ruang lingkup Program BWU-T MUI DIY adalah sebagai

berikut:

A. Kesekretariatan

1. Mengefektifan pemanfaatan dan kegiatan kantor BWU-T

2. Melakukan pembinaan persidangan BWU-T

3. Melakukan pembinaan administrasi BWU-T

4. Mengefektifan penggunaan anggaran BWU-T

B. Seksi Penyuluhan
61

1. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta,

BUMN/BUMD dan lembaga keagamaan Islam untuk

mensosialisasikan tentang pentingnya wakaf uang tunai bagi

umat Islam.

2. Mendorong umat Islam untuk melaksanakan wakaf uang tunai

sesuai dengan kemampuan setiap pribadi umat Islam.

C. Seksi Usaha

1. Mengusahakan agar umat Islam di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta melaksanakan wakaf uang tunai.

2. Mengusahakan bantuan dari pemerintah Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

D. Seksi Pengelolaan

Melakukan pengelolaan secara efektif, transparan, akuntabel baik

penerimaan, pembukuan maupun pelaporan.

E. Seksi Penelitian dan Pengembangan

1. Mengadakan sarasehan wakaf tunai, bekerjasama dengan

lembaga keagamaan Islam.

2. Melakukan penelitian terhadap calon penerima wakaf uang

tunai baik untuk usaha produktif maupun konsumtif.

F. Seksi Pentasarufan

Melakukan pentasarufan tepat sasaran baik untuk usaha produktif

(pengembangan modal) maupun untuk penerima konsumtif.


62

Adapun Rencana Kegiatan BWU-T MUI DIY Tahun 2008

M/1429 H dari setiap bagian BWU-T MUI DIY tercermin sebagai

berikut:

A. Sekretariat

1. Melalui Ketua MUI Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

meminta kepada Gubernur Propinsi DIY untuk mengeluarkan

himbauan/instruksi kepada umat Islam, khususnya kepada PNS

beragama Islam, diwilayah Propinsi DIY untuk melaksanakan

wakaf uang tunai.

2. Menetapkan Kantor Sekretariat Pusat BWU-T MUI di Jalan

Kapas No. 3 Yogyakarta, Umbulharjo HP 08122974328 dan

Kantor cabang di Masjid P.Diponegoro Komplek Balaikota No.

56 Yogyakarta, HP 081578834255.

3. Melengkapi alat kantor seperti kop surat, amplop, cap stempel

dan lain-lain.

4. Apabila wakaf uang tunai telah berjalan dengan baik, maka akan

mengangkat seorang manajer untuk menjalankan mekanisme

wakaf uang tunai secara efektif.

5. Mencetak lieflet BWU-T dan spanduk untuk disebarkan kepada

umat Islam di DIY.

6. Membuka rekening BWU-T di Bank BPD Syari’ah DIY Jalan

Cik Ditiro atas nama Drs. H. Harsoyo, M.Si.


63

B. Seksi Penyuluhan

1. Mengadakan penyuluhan wakaf uang tunai kepada pegawai

pemerintah melalui pengajian pejabat/karyawan dan karyawan

PLN, BI dan Telkom melalui kegiatan pengajian di masing-

masing instansi.

2. Menyebarkan lieflet kepada umat Islam di wilayah Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Mencari sponsorsip dan melakukan pendekatan kepada para

pejabat untuk ikut berpartisipasi terhadap BWU-T.

C. Seksi Usaha

Secara aktif melakukan pendekatan kepada pimpinan sekolah,

instansi pemerintah/swasta dan panitia hari raya qurban dan lain

sebagainya untuk melakukan wakaf tunai.

D. Seksi Pengelolaan

Melakukan pencatatan/pembukuan secara tepat sesuai dengan

ketentuan pembukuan yang benar dan melaporkan keadaan

penerimaan wakaf uang tunai secara berkala kepada masyarakat.

E. Seksi Penelitian dan Pengembangan

1. Mengadakan penelitian terhadap hal-hal yang bermanfaat bagi

organisasi BWU-T.

2. Menyediakan data dan informasi untuk kepentingan organisasi.

3. Menyiapkan Blueprint/ Profil BWU-T.


64

F. Seksi Pentasarufan

1. Melakukan pentasarufan kepada lembaga ekonomi produktif

untuk mengembangkan usaha (bagi hasil)

2. Memberikan bantuan konsumtif kepada lembaga pendidikan dan

dakwah Islam untuk meningkatkan dakwah amar ma’ruf nahi

mungkat.

2.3.4. Pengurus BWU-T MUI DIY

Kepengurusan BWU-T MUI DIY terdiri atas: Dewan

Penasehat (Ketua, Sekertaris dan anggota Dewan), Dewan

Pelaksana (Ketua/Wakil Ketua, Sekretasi/Wakil Sekretaris,

Bendahara/Wakil Bendahara serta seksi-seksi antara lain Seksi

Penyuluhan, Usaha, Pengelolaan, Penelitian dan Pengembangan

serta Seksi Pentasarufan).

I. Dewan Pertimbangan Syari’ah

1. Ketua : Drs. H.M. Thoha Abdurrahman

2. Sekretaris Dewan : KRT. Drs. H. Ahmad Muhsin K.

3. Anggota Dewan : a. Prof. Drs. H. Sa’ad Abdul Wahid

b. H. Herry Zudianto, SE., Akt., MM

c. Drs. H. Syafaruddin Alwi, M.Si.

d. Drs. H. Barmawi Mukri, SH.,M.Ag.

e. GBPH. H. Joyokusumo

f. Dr. H. Agung Danarto


65

g. Prof. Dr. Ainun Naim, MBA

II. Dewan Pelaksana

1. Ketua : Drs. H. Harsoyo, M.Si.

Wakil ketua : Drs. H.M. Halimi Djazim Hamidi, MM

2. Sekretaris : Drs. Rifa’I Abu Bakar, MA

Wakil sekretaris : Muh. Yusuf Wibisono, SE

3. Bendahara : Kompol. Dra. Hj. Saryanti Yuhana

Wakil bendahara : Drs. H.M. Wijdan Al Arifin

4. Seksi-seksi:

a. Seksi Penyuluhan

1) Drs. H. Sunardi Syahuri

2) Dr. H. Muhammad, M.Ag.

3) Drs. H.A. Zuhdi Muhdlor, SH., M.Hum.

b. Seksi Usaha

1) Drs. Ali Mahsun

2) Mujiarto, S.Sos

3) Drs. H. Harun Ghozali, MM

c. Seksi Pengelola

1) Drs. H. Kharis Kaharuddin, MM

2) Ir. Herma Parwaji

3) Drs. Ahmad Nur Umam, MM

d. Seksi Litbang
66

1) H.E. Zaenal Abidin, SH., SU., MPA

2) Duddy Roesmara Donna, SE., M.Si.

3) M. Bekti Hendriyanto, SE., M.Sc.

e. Seksi Pentasarufan

1) Drs. H. Tarmudji, MA

2) Drs. H. Sugito, M.Si.

3) Drs. H. Djufri Arsyad

2.3.5. Mekanisme Kerja

Gambar 2.3
Mekanisme Kerja BWU-T MUI DIY
BADAN WAKAF UANG/TUNAI MUI PROVINSI DIY

MEKANISME KERJA
MUI DIY DAN
BANK SYARIAH
BPD DIY SYARIAH
DEWAN
PENGAWAS

AKUNTAN
PUBLIK

Waqif/ Yang
Mewakafkan NADZIR Al Mawquf
Alaih/Yang
Menerima
Manfaat

Aliran Dana
RUGI
Fungsi Pengawasan Bisnis & Investasi

LABA
Lembaga Penjamin/Takaful
5

Keterangan:

A. Mekanisme aliran dana wakaf uang-tunai dimulai dari:

1. Wakif menyalurkan dana wakaf uang-tunai tersebut kepada

nadzir (BWU-T MUI DIY) dan oleh nadzir diinvestasikan ke


67

dalam rekening tabungan investasi di Bank BPD DIY Syariah

atas nama BWU-T MUI DIY.

2. Setelah dana terkumpul, pihak Bank BPD DIY syariah akan

mengelola lagi dana tersebut ke produk bisnis dan investasi,

salah satunya ke dalam produk Tabungan Mudharabah dan

Deposito Mudharabah.

3. Pembagian keuntungan antara BWU-T MUI DIY dengan Bank

BPD DIY syariah berdasarkan akad bagi hasil yang besarnya

ditentukan oleh Equivalent Rate perbulan. Dari laba bagi hasil

tersebut akan disalurkan sesuai dengan peruntukan wakaf baik

berupa bantuan untuk pengembangan perekonemian umat,

konsumtif maupun untuk bantuan lainnya.

4. Selain diinvestasikan di produk keuangan syariah, dana wakaf

juga dapat dikelola dengan cara menginvestasikan ke bisnis riil.

Namun sampai saat ini untuk penginvestasian dalam bentuk

bisnis riil belum terlaksana, hal ini dikarenakan tidak

mencukupinya dana wakaf uang-tunai. Jika bisnis tersebut

mempunyai laba maka laba tersebut akan disalurkan sesuai

dengan peruntukan wakaf.

5. Dalam pengelolaan dana, nilai pokok dari wakaf uang-tunai

tersebut tidak boleh berkurang nominalnya, yang disalurkan

hanya keuntungan dari bisnis dan investasi tersebut.


68

B. Mekanisme fungsi pengawasan BWU-T MUI DIY

Dewan Pengawas dan Akuntan Publik akan memerikasa

laporan keuangan, dan kemajuan usaha yang dijalankan oleh BWU-

T MUI DIY setiap periode tertentu (minimal setahun sekali).

(wawancara denga Bapak Harsoyo pada tanggal 17 Februari 2010

di Bank BPD DIY Syariah).


69

BAB III

METODE PENELITIAN

Berdasarkan kepada tinjauan kepustakaan serta penelitian terdahulu yang telah

dilakukan oleh peneliti lain maka dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian

ini seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.1
Skema Penelitian

Rumusan masalah

Strategi penghimpunan Preferensi wakif terhadap


wakaf tunai Tujuan produk penghimpunan
wakaf tunai

Kualitatif Metode
Kuantitatif

Data primer dan sekunder Data Data primer

Observasi, wawancara, Pengumpulan data Angket (kuesioner)


dokumentasi

Analisis SWOT Alat analisis Distribusi frekuensi


Analisis faktor

Kesimpulan / Implikasi
70

3.1. Pendekatan Penulisan

Secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,

yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan

itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

(Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian dikenal adanya dua metode, yaitu metode kuantitatif

dan metode kualitatif. Dalam metode kuantitatif data disusun, diubah, dan

dianalisis dalam bentuk angka. Sedangkan dalam metode kualitatif data

dikumpulkan, disusun dan dianalisis dalam bentuk kata-kata atau gambar.

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan sekaligus. Pendekatan

kuantitatif digunakan sebagai bahan telaah diskriptif, untuk mengukur preferensi

para wakif terhadap produk dari BWU-T MUI DIY. Sedangkan pendekatan

kualitatif digunakan sebagai bahan analisi strategi pengumpulan wakaf uang

tunai di BWU-T MUI DIY.

3.2. Objek dan Subjek Penulisan

Objek penelitian dalam penelitan ini adalah Badan Wakaf Uang Tunai

MUI DIY sebagai Nadzir. Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah para
71

pemberi wakaf (wakif), serta pengurus BWU-T MUI DIY terdiri dari ketua,

sekretaris dan anggota.

3.3. Jenis Penulisan

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), yaitu

sumber datanya didapat langsung dari lapangan. Dalam hal ini BWU-T MUI

DIY menjadi sumber datanya.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah probabilitas

peningkatan dana wakaf uang, maksudnya seberapa besar peluang peningkatan

dana wakaf uang yang berhasil dikumpulkan. Sedangkan variabel bebas yang

digunakan pada penelitian ini adalah variabel perspektif wakif, yang meliputi;

1. Variabel Religiusitas

2. Variabel Brand Association

a) Karekteristik Produk Wakaf Uang

b) Persepsi Wakif terhadap Wakaf Uang

3. Variabel Perilaku Wakif

a) Loyalitas

b) Membayar Lebih

c) Pindah

d) Respon Eksternal

e) Respon Internal
72

Untuk memahami dari masing-masing variabel bebas tersebut, akan

dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel bebas, sebagai

berikut:

3.4.1. Operasional Konsep

a. Religiusitas, adalah untuk mengetahui religiusitas responden dalam

menunaikan ajaran agama Islam dan pemahaman umum mengenai

wakaf. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan

jenjang 1 s/d 5.

b. Brand Association, adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan

mengenal merek (Aaker, 1991). Variabel ini berkaitan dengan persepsi

yang terbentuk dalam benak responden mengenai karakteristik atau

atribut-atribut yang dimiliki oleh merek dalam hal ini produk wakaf

uang tunai. Karekterisrik dapat berupa julukan, ciri khas, karekteristik

pemakaiannya dsb. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala

likert dengan jenjang 1 s/d 5.

Penelitian brand association Wakaf Uang ini akan mengukur beberapa

hal sebagai berikut:

i. Karakteristik Produk Wakaf Uang

ii. Persepsi Wakif Terhadap Wakaf Uang

c. Perilaku Wakif. Parasuraman dkk., membuat analisis faktor pendorong

perilaku wakif untuk menguji besarnya dimensionalitas dari masing-

masing bagian faktor pendorong. Hal ini disebabkan karena pendorong


73

tersebut didesain untuk mewakili lima kategori dimensi perilaku wakif.

Kelima kategori tersebut adalah loyalitas (dengan lima item), membayar

lebih (dengan dua item), pindah (dengan dua item), respon eksternal

(dengan tiga item) dan respon internal hanya terdiri satu item yang

berpengaruh (Lupiyoadi dan Hamdani, 2008).

3.4.2. Pengukuran

Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala likert yaitu skala

yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut

(Sugiyono, 2008). Tingkat pengukuran data dalam skala liktert adalah

ordinal sehingga apabila akan dianalisis dengan statistik parametik, harus

dinaikkan terlebih dahulu menjadi skala interval (Suliyanto, 2005). Adapun

penilaian dalam skala liktert adalah sebagai beriktu:

a. Sangat setuju skor 5

b. Setuju skor 4

c. Ragu-ragu skor 3

d. Tidak setuju skor 2

e. Sangat tidak setuju skor 1

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi

Populasi adalah himpunan seluruh atau semua individu yang sesuai dengan

karakteristik penelitian yang dapat memberikan informasi atau data untuk


74

diteliti (Soeratno dan Arsyad, 2008). Dalam penelitian ini yang menjadi

populasinya adalah pengurus wakaf dan wakif.

3.5.2. Sampel

Sampel merupakan cuplikan dari populasi yang jumlahnya terbatas yang

terpilih atau dipilih dari populasi individu tertentu (Soeratno dan Arsyad,

2008). Untuk sampel yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel,

dimana jumlah sampel minimal adalah empat sampai lima kali jumlah

variabel (Suliyanto, 2005). Dalam hal ini penyusun menggunakan sampel

200 yang responden yang disebar ke berbagai daerah Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta yaitu;

a. Kota Yogyakarta sebanyak 40 responden

b. Kabupaten Sleman sebanyak 40 responden

c. Kabupaten Kulumprogo (Wates) sebanyak 40 responden

d. Kabupaten Bantul sebanyak 40 responden

e. Kabupaten Gunung Kidul (Wonosari) sebanyak 40 responden

3.5.3. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan

sampling Non Probabilitas Sampling dengan teknik convenience sampling,

yaitu berkaitan dengan kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan

(Soeratno dan Arsyad, 2008).

3.6. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1.Jenis Pengumpulan
75

Jenis pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) Data primer, data yang diambil langsung dari sumber/responden melalui

kuesioner, wawancara maupun dokumentasi yang berkaitan dengan

BWU-T MUI DIY. Kuesioner dibuat dalam dua model, pertanyaan

dalam bentuk terbuka (open ended questions) dan pertanyaan tertutup

(closed ended questions). Pertanyaan terbuka berisi item identitas

responden, sedangkan pertanyaan tertutup meminta responden memilih

salah satu jawaban dari 4 (empat) alternatif jawaban sehubungan dengan

pandangan mereka mengenai wakaf uang tunai.

Dalam penyusunan kuesioner skala yang dipakai adalah skala likert,

yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan

sebagai berikut (Sugiyono, 2008):

1 = Sangat setuju

2 = setuju

3 = ragu-ragu

4 = tidak setuju

5 = Sangat tidak setuju

2) Data sekunder, data yang diambil dari analisa dokumen dan studi

pustaka. Dalam memperoleh data sekunder penyusun melakukan

penelusuran terhadap buku-buku, tesis, makalah, jurnal, website ataupun

data-data cetak lainnya yang berhubungan dengan BWU-T.

3.6.2. Tehnik Pengumpulan Data


76

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian terpenting

dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

terdiri dari kuesioner, wawancara, dan kepustakaan. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada nara sumber untuk dijawabnya (Sugiyono

2008). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa

yang bisa diharapkan dari narasumber. Kuesioner disebarkan sebanyak

200 responden.

2) Wawancara. Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk

mendapatkan data dari responden. Wawancara dilakukan dengan cara

bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi

dan keterangan.

Dalam penulisan tesis ini penyusun akan melakukan wawancara

kepada pihak BWUTMUIY sebagai sumber objek penelitian yang

dalam hal ini sebagai pengelola.

3) Kepustakaan. Kepustakaan yaitu pengumpulan data berupa peraturan

perundang-undangan dan bahan-bahan yang terkait serta teori-teori

yang mendukung penelitian tersebut. Penelitian kepustakaan dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh data skunder, yaitu data yang berupa
77

bahan-bahan kepustakaan umum yang diperoleh melalui studi

kepustakaan (library research). Data skunder merupakan data primer

yang diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data

primer atau oleh pihak lain.

3.7. Teknik dan Metode Analisis Data

Teknik dan metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.7.1. Analisis SWOT

Analisis ini menggunakan instrument analisis SWOT (Rangkuti,

1999). Dari data yang terkumpul, kemudian penyusun menganalisisnya

dengan memperhatikan Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) BWUTMUIY. Sehingga

melalui analisis swot ini dapat dengan mudah diketahui peta

BWUTMUIY dalam strateginya menghimpun wakaf uang tunai.

Tabel 3.1
Matriks Analisis SWOT

Strengths (S) Weakness (W)


Daftar semua kekuatan Daftar semua kelemahan
yang dimiliki BWU-T yang dimiliki BWU-T
MUI DIY MUI DIY
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Daftar semua peluang Gunakan semua kekuatan Atasi semua kelemahan
yang dapat yang dimiliki untuk dengan memanfaatkan
diidentifikasi memanfaatkan peluang semua peluang yang ada
yang ada
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Daftar semua Gunakan semua kekuatan Tekan semua kelemahan
ancaman yang dapat untuk menghindar dari dan cegah semua
didentifikasi semua ancaman ancaman
Sumber: Kuncoro dan Suhardjono, 2002
78

3.7.2. Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi bertujuan untuk mengorganisasikan data

secara sistematik ke dalam berbagai macam klasifikasi tanpa mengurangi

informasi yang ada dari data tersebut (Saleh, 2004).

Adapun cara menentukan distribusi frekuensi adalah sebagai

berikut:

1. Tentukan Range atau jangkauan rata-rata (r)

2. Tentukan banyak kelas (k)

Rumus Strugess:

K = 1 + 3,3log n

3. Tentukan lebar kelas (c)

c = r/k

4. Tentukan limit bawah kelas pertama dan kemudian batas bawah

kelasnya

5. Tambah batas bawah kelas pertama dengan lebar kelas untuk

memperoleh batas kelas atas

6. Tentukan limit atas kelas

7. Tentukan nilai tengah kelas

8. Tentukan frekuensi

3.7.3. Analisis Faktor


79

Menurut Kastaman, dkk., (2003), analisis faktor adalah suatu

metode umum statistik multivariat yang bertujuan untuk menganalisis

variansi maksimum dan mereproduksi korelasi dari serangkaian peubah

pengamatan. Pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk

mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk

dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan dari beberapa atribut yang

mempengaruhi suatu komponen variabel yang diringkas menjadi

beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Menurut Suliyanto

untuk melakukan penelitian dengan mengunakan analisis faktor, maka

jumlah sampel minimal 4 sampai 5 kali jumlah variabel (Sulianto, 2005).

Reduksi peubah yang diperoleh dengan menggunakan model

analisis faktor tersebut dapat dijelaskan melalui contoh berikut:

Gambar 3.2
Pengelompokan Peubah Dalam Analisis Faktor

Sumber: Suliyanto, 2005


80

3.7.3.1. Jenis analisis faktor. Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis

analisis faktor yaitu analisis faktor eksploratif (Exploratory

Faktor Analysis-EFA) dan analisis faktor konfirmatif

(Confirmatory Faktor Analysis-CFA). Menurut Kerlinger dalam

Amirudin (2009), analisis faktor eksploratif diartikan sebagai

penggunaan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor apa

yang melandasi sehimpunan variabel atau sehimpunan ukuran,

sedangkan analisis faktor konfirmatif adalah pengunaan analisis

faktor untuk menguji hipotesis mengenai struktur faktor dalam

sehimpunan data. Analisis faktor yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Exploratory Faktor Analysis (EFA).

Menurut Supranto dalam Amirudin (2009), bahwa di dalam

analisis faktor eksploratori, secara a priori tidak ada hipotesis

yang berkenaan dengan komposisi atau struktur, sebaliknya

dalam analisis konfirmatori memerlukan secara eksplisit formula

atau perumusan hipotesis yang berkenaan dengan struktur yang

mendasari. Jadi, analisis faktor konfirmatori memerlukan

spesifikasi mengenai banyaknya faktor terlebih dahulu serta

komposisinya, sedangkan analisis faktor eksploratori tidak

mengunakan. Oleh karena itu, ada lima langkah dalam analisis

faktor eksploratori yaitu:


81

a. Memilih variabel, dengan cara melihat determinansinya

mendekati nol, nilai kaiser-meyer-olkin measure of sampling

adequacy (KMO). KMO merupakan sebuah indeks

perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien

parsialnya secara keseluruhan. Untuk dapat dilakukan analisis

faktor, KMO dianggap cukup apabila nilai KMO 0,5. Serta

measure of adequacy (MSA). MSA merupakan sebuah

indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan

korelasi parsialnya secara parsial setiap item/variabel, nilai

MSA dianggap cukup apabila nilai MSA 0,5, jika variabel

tersebut kurang dari 0,5 maka harus dikeluarkan (Suliyanto,

2005).

b. Mengekstraksi faktor

c. Mempertahankan faktor yang penting

d. Merotasi faktor

e. Memberi arti hasil penemuan.

3.7.3.2. Metode analisis faktor. Metode yang digunakan dalam analisis

faktor ini adalah Principal Component Analysis (PCA). Metode

ini bertujuan untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor

yang akan dihasilkan. Menurut Cooper dan Emory (1998),

metode PCA mentransformasi sebuah himpunan variabel

kedalam sebuah himpunan baru yang berisi variabel majemuk


82

atau komponen utama yang tidak saling berkorelasi dengan yang

lainnya. Semua variabel kombinasi linier tersebut yang disebut

faktor, menerangkan varians dalam keseluruhan data.

Semakin besar bobot suatu variabel terhadap faktor, maka

menunjukkan semakin erat variabel tersebut terhadap faktor yang

terbentuk, demikian juga sebaliknya.

3.7.3.3. Penentuan jumlah faktor. Untuk menentukan berapa faktor yang

akan diidentifikasikan sebagai faktor yang mendominasi,

ditentukan dengan nilai karakteristik (eigenvalue). Salah satu

kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah faktor

yang akan mendominasi adalah dengan menetapkan nilai

eigenvalue 1 (Sulianto, 2005). Bila dari hasil analisis faktor

diperoleh jumlah faktor cukup banyak dan faktor tersebut perlu

dibatasi lagi hingga jumlah tertentu, maka penentuan jumlah

faktor dapat dilakukan dengan menetapkan persentase variansi

tertentu secara subjektif (Dillon dan Goldstein dalam Kastaman

dkk., 2003). Untuk dapat menentukan berapa jumlah faktor yang

diambil berdasarkan percentage of variance, maka faktor

tersebut harus memiliki nilai persentase varian 0,5 dan apabila

mengunakan kriteria kumulatif persentase varian besarnya nilai

kumulatif varian 60 persen (Suliyanto, 2005).


83

3.7.3.4. Rotasi faktor. Analisis faktor menghasilkan faktor matriks yang

berisi faktor loading atau koefisien bobot kontribusi suatu

variabel terhadap faktor. Agar mudah dipahami, dilakukan rotasi

faktor, sehingga faktor matriks yang sebelumnya kompleks

menjadi lebih simpel. Menurut Suliyanto (2005), untuk

mempermudah pembuatan (asumsi) interpretasi mengenai faktor

rotasi orthogonal menghasilkan faktor-faktor yang tidak

berkorelasi satu sama lain, maka metode rotasi yang dipakai

dalam analisis faktor adalah metode orthogonal rotation

varimax. Asumsi ini sebenarnya kurang realistis, namun

demikian metode ini lebih stabil. Sedangkan menurut Ghozali

(2009), karena penelitian bertujuan untuk mengurangi jumlah

variabel asli (awal), maka pilihan rotasi yang cocok adalah

orthogenal. Prosedur ini merupakan metode orthogonal dengan

cara memutar sumbu ke kanan sampai 900 yang berusaha

meminimumkan banyaknya variabel dengan muatan tinggi (high

loading) pada suatu faktor (Sulianto, 2005).

3.7.3.5. Penentuan faktor yang terbaik. Menurut Suliyanto, untuk

menamai faktor yang telah terbentuk dapat dilakukan dua cara

yaitu: cara pertama, memberi nama faktor yang dapat mewakili

nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut. Cara

kedua, melihat variabel yang memiliki nilai faktor loading


84

tertinggi. Hal ini dilakukan apabila tidak dimungkinkan untuk

memberi nama faktor yang dapat mewakili semua variabel yang

membentuk faktor tersebut.


85

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BWU-T MUI DIY sebagai pengelola wakaf uang, mempunyai peranan yang

penting bagi peningkatan penghimpunan maupun pengelolaan wakaf uang yang

maksimal. Dalam kegiatan sehari-hari BWU-T MUI DIY berkerjasama dengan

Bank BPD DIY Syariah baik dalam penghimpunan maupun dalam pengelolaan.

Untuk semetara ini yang digunakan oleh BWU-T MUI DIY adalah Tabungan

Mudharabah dan Deposito Mudharabah.

Pada bab ini akan memaparkan analisis hasil penelitian yang diperoleh dari

data kuisioner, yang dianalisis dengan meode penelitian yang dipilih untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini. Pertama,

mengenai strategi penghimpunan wakaf uang-tunai. Kedua, Preferensi wakif

terhadap produk wakaf uang-tunai.

Untuk keperluan tersebut akan dilakukan analisis secara ilmiah dengan

menggunakan analisi distribusi frekuensi, analisis SWOT dan analisis faktor.

4.1. Analisis SWOT

Melihat potensi dana wakaf yang sangat besar, maka perlu ada

profesionalisasi dalam penghimpunan maupun pengelolaannya. Efektifitas dan

efisiensi penghimpunan dan pengelolaan dana wakaf sangat perpengaruh

kepada kinerja dari pengurus badan wakaf uang-tunai. Jika dana yang terhimpun

sedikit, maka dapat dipastikan bahwa perkembangan wakaf uang-tunai akan

terhambat, khususnya dalam pemberdayaan umat maupun dalam pembiayaan


86

operasional pelaksanaan wakaf uang-tunai. Dalam pelaksanaannya baik dari

segi penghimpunan maupun segi pengelolaan BWU-T MUI DIY bekerjasama

dengan Bank BPD DIY Syariah.

Pengurus BWU-T MUI DIY untuk sementara menggunakan beberapa

cara dalam menghimpun dana wakaf dari masyarakat yaitu:

Pertama, metode ”menunggu bola”, artinya pengurus BWU-T MUI DIY

menunggu wakif yang dengan sukarela menyerahkan sebagian hartanya untuk

diwakafkan. Metode ini diawali dengan membuka rekening di Bank BPD DIY

Syariah atas nama BWU-T MUI DIY. Sehingga menjadi alternatif yang mudah

bagi masyarakat yang ingin mewakafkan uangnya, para calon wakif bisa

langsung datang ke Bank BPD DIY Syariah atau ke kantor cabang pembantu

Bank BPD DIY yang melayani wakaf uang-tunai.

Kedua, metode ”jemput bola”, artinya pengurus BWU-T MUI DIY

bersikap proaktif untuk mendapatkan calon wakif dan menghimpun dana wakaf

uang-tunai. Metode ini dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi

pemerintah maupun swasta untuk mensosialisasi wakaf uang-tunai dan

memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dengan harapan mendapatkan dana

wakaf secara rutin dengan sistem pemotongan sekian persen dari gaji sesuai

dengan keikhlasan mereka (wawancara dengan Bapak Halimi, ketua BWU-T

MUI DIY, pada tanggal 20 Februari 2010 di Bank BPD DIY Syariah).

Pada perkembangannya, kedua metode tersebut berjalan sejalan. Proses

sosialisasi terus dilakukan dengan cara sosialisasi dalam forum-forum resmi

maupun tidak resmi di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut


87

Zaki per bulan April sudah terkumpul dana wakaf uang-tunai sebesar Rp.

224.000.000. dan telah memperoleh hasil sebesar Rp. 6.000.000. serta

disalurkan kepada 20 orang usaha mikro di wilayah Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Sleman (wawancara dengan Bapak Zaki pada tanggal 15 Mei 2010

di Bank BDP DIY Syariah).

Analisis SWOT adalah salah satu alat analisis manajerial dalam rangka

merumuskan kebijakan strategi perusahaan. Dalam perkembangannya alat ini

tidak saja dipergunakan pada perusahaan, tetapi kegunaannya telah meluas pada

berbagai jenis dan ukuran organisasi. Analisis ini berusaha memadukan

interaksi antara faktor-faktor internal kelembagaan dan faktor-faktor eksternal

untuk memahami dimensi kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesess),

peluang (opportunities) dan ancaman (threats) suatu organisasi untuk

selanjutnya dirumuskan strategi yang relevan dalam rangka mencapai tujuan

(Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Keempat aspek tersebut diatas merupakan faktor–faktor strategi suatu

perusahaan/organisasi. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan

dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan

demikian perencanaan strategis (strategic planning) harus menganalisis faktor-

faktor strategis perusahaan/organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan) dalam kondisi saat ini.

Analisis SWOT (strengh, weakness, opportunity, dan thread)

nampaknya diperlukan untuk mengukur Strategi BWU-T MUI DIY dalam

menjalankan misinya. Analisis ini merupakan salah satu model untuk


88

menunjukkan mendeteksi kekuatan, kelemahan yang dimiliki oleh sebuah

organisiasi. Selain itu, analisis SWOT juga berfungsi untuk menunjukkan sisi-

sisi peluang dan tantangan yang dimiliki BWU-T MUI DIY.

4.1.1. Strength

Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh metode ”jemput bola” adalah

adanya interaksi langsung dengan calon wakif dengan cara mendatangi

langsung ke instansi-intansi baik negeri maupun swasta untuk

memberikan motivasi untuk berpartisipasi dengan harapan mendapatkan

dana wakaf secara rutin dalam penghimpunan dana dengan sistem

pemotongan sekian gaji dari masyarakat sesuai dengan kesepakatan, yang

dihimpun oleh bendahara intansi dan disetor ke BWU-T MUI DIY setiap

bulannya dengan atas nama instansi terkait.

Sedangkan kekuatan terbesar yang dimiliki oleh metode

”menungu bola” adalah adanya kerjasama dengan lembaga keuangan

syariah yaitu Bank BPD DIY Syariah. Hal ini dilakukan karena LKS

(Bank BPD DIY Syariah) dalam Investasi wakaf setidaknya memiliki

beberapa keunggulan yang diharapkan dapat mengoptimalkan operasional

Investasi wakaf sebagai berikut (Sudarsono, 2008):

a. Jaringan Kantor

Jaringan kantor Bank BPD DIY Syariah luas mencapai lebih 100

kantor di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena

itu, fenomena ini merupakan faktor penting dalam mengoptimalkan

sosialisasi penggalangan dana wakaf serta penyalurannya.


89

b. Kemampuan Sebagai Fund Manager

Bank BPD DIY Syariah adalah lembaga pengelola dana masyarakat.

Dengan sendirinya, lembaga tersebut haruslah merupakan lembaga

yang memiliki kemampuan untuk mengelola dana dan dihaharapkan

dapat berperan sebagai lembaga alternatif yang mampu mengelola

dana wakaf tunai yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan kepada

publik, khususnya kepada wakif.

c. Pengalaman, Jaringan Informasi dan Peta Distribusi

Bank BPD DIY Syariah adalah lembaga perbankan yang memiliki

pengalaman, informasi, serta peta distribusi yang cukup luas sehingga

pengelolaan wakaf tunai diharapkan tidak saja akan mengoptimalkan

pengelolaan dana saja, akan tetapi juga dapat mengefektifkan

penyalurannya sesuai dengan yang diinginkan.

d. Citra Positif

Dengan adanya ketiga hal di atas, diharapkan akan menimbulkan citra

positif pada gerakan wakaf tunai itu sendiri maupun pada perbankan

syariah pada khususnya.

4.1.2. Weakness

Kalaulah dianggap kelemahan, ada beberapa titik yang bisa

disampaikan di sini.

a. BWU-T MUI DIY belum mempunyai legalitas dari pemerintah

(legalitas masih di urus namun sampai sekarang belum keluar).

b. BWU-T MUI DIY merasa kesulitan dalam beradaptasi dengan


90

masyarakat agar masyarakat memperoleh pemahaman tentang wakaf

tunai dan termotivasi untuk menyalurkan sebagian hartanya untuk

membantu kesejahteraan kaum dhuafa.

c. Bank BPD DIY Syariah hanya menjadi nadzir penerima dan penyalur

sedangkan fungsi pengelola dana akan dilakukan oleh BWU-T MUI

DIY yang dengan sendirinya tanggung jawab pengelola termasuk

hubungan kerjasama dengan lembaga penjamin berada pada BWU-T

MUI DIY. Kondisi ini menjadi kelemahan karena perlu terjalinan

hubuangan diantara dua institusi sehingga berdampak pada lambatnya

penyaluran dana wakaf.

4.1.3. Opportunity

Dengan dikembangkannya wakaf tunai, maka akan didapat

sejumlah keunggulan, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang

memiliki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana wakafnya

tanpa harus menunggu menjadi orang kaya atau tuan tanah terlebih

dahulu, sehingga dengan program wakaf tunai akan memudahkan si

pemberi wakaf atau wakif untuk melakukan ibadah wakaf. Misalnya

besaran nominal dari Rp. 100.000. - Rp. 100.000. tergantung tingkat

penghasilan masyarakat.

b. Dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga

pendidikan Islam, perekonomian kaum dhuafa (usaha mikro).

4.1.4. Threat
91

Rumitnya pengurusan legalitas badan wakaf uang-tunai.

Prosedurnya berbelit dan tidak simpel. Birokrasi yang tidak efesien ini

membuat BWU-T MUI DIY belum mempuyai legalitas.

Hasil temuan survei ini mengkonfirmasi bahwa kerangka fikih

wakaf yang dianut masyarakat lebih dekat dengan bangunan fikih Mazhab

Syafi’i yang lebih kaku dalam memahami berbagai persoalan wakaf.

Dalam hal wakaf uang, misalnya, mazhab ini cenderung berkeberatan

karena uang dianggap tidak lestari dan cepat habis. Wakaf uang

sesungguhnya telah eksis sejak beberapa abad silam di beberapa negara

Muslim seperti Turki. Namun di Indonesia, baru tahun 2002, wakaf uang

dibolehkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kerangka fikih wakaf ini membuat baik para wakif masih ragu-

ragu untuk mengeluarkan wakaf uang-tunai maupun para nazhir yang

masih ragu-ragu terkait dengan perlunya penukaran harta wakaf dengan

yang lebih produktif serta perubahan peruntukan wakaf untuk tujuan

kemaslahatan yang lebih besar.

Analisis SWOT di atas apabila diringkas seperti tabel di bawah ini:


92

Tabel 4.1
Penerapan Analisis SWOT

Strengths (S) Weakness (W)


• Metode jemput bola • BWU-T MUI DIY
BWU-T MUI DIY belum mempunyai
berinteraksi legalitas.
langsung dengan • Pemahaman
calon wakif. masyarakat masih
• Metode menunggu kaku (wakaf hanya
bola BWU-T MUI berupa tanah dan
DIY bekerja sama sejenisnya).
dengan Bank BPD
DIY Syariah.
• Surat Edaran
Gubernur DIY
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
• Wakaf tidak hanya Bekerja sama dengan Wakaf uang tidak hanya
untuk orang yang Bank BPD DIY Syariah untuk orang kaya
kaya dan dalam menghimpun dan karena nominalnya bisa
mempunyai tanah mengelola dana wakaf dipecah sampai Rp.
luas. 100.000.
• Dana wakaf uang
dapat untuk
pendidikan
maupun membantu
perekonomian
kaum dhuafa.
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
• Belum adanya Surat Edaran Gubernur Pemahaman masyarakat
legalitas. sebagai pengganti mengenai wakaf uang
• Adanya ulama sementara legalitas ditingkatkan dengan
yang tidak cara sosialisasi
membolehkannya
wakaf uang tunai.

4.2. Distribusi Frekuensi

Pada sub bab ini akan dibahas preferensi wakif terhadap produk wakaf

uang-tunai dari 200 responden yang berada di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarata (Kota Yogyakarata, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo,

Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul) baik yang bekerja sebagai
93

wiraswasta maupun Pegawai Negeri Sipil, sehingga dianggap bisa mewakili

obyek penelitian ini.

Berdasarkan data kuisioner yang telah diolah, diperoleh gambaran

secara sederhana berkaitan dengan informasi jenis kelamin, persetujuan

wakaf uang, kesediaan besaran wakaf uang dan preferensi responden terhadap

wakaf uang-tunai berdasarkan pertama variabel religiusitas meliputi:

menghadiri kegiatan religius (P1), nilai religius lebih penting dari materi

(P2), orang muslim minimal sholat malam 3 kali dalam sebulan (P3), orang

muslim minimal puasa selain ramadhan 3 kali dalam sebulan (P4), zakat,

infaq, sedekah (wakaf uang) seimbang (P5), infaq, sedekah (wakaf uang)

lebih besar dibanding zakat (P6), objek wakaf berkembang yaitu wakaf uang

(P7), pengenalan wakaf uang dihimpun oleh badan wakaf dan dikelola oleh

perbankan syariah (P8)., kedua variabel karakteristik produk meliputi: wakaf

hanya tanah (P9), kegiatan agama bagi orang kaya (tanah luas) untuk amal

sholeh (P10), wakaf dilakukan oleh orang kaya (P11), baru mengenal wakaf

uang (P12), produk wakaf uang (P13), wakaf uang lebih praktis dibandingkan

dengan tanah (P14), wakaf uang mudah pembayarannya (P15), perbedaan

wakaf uang dan sedekah (P16), wakaf uang saingan dari zakat dan infaq

(P17)., ketiga variabel persepsi wakif meliputi: tertarik wakaf uang tetap

(P18), tertarik wakaf uang sementara (P19), ingin mengetahui prosedur (P20),

makna wakaf uang (P21), lembaga wakaf (P22), kelola untuk pemberdayaan

(P23), produk bank (P24), kegiatan produktif (P25), instrument investasi

(P26)., dan ketiga variabel perilaku wakif meliputi: mensosialisasikan kepada


94

orang lain (P27), merekomendasikan kepada orang lain (P28), mendorong

teman untuk berwakaf (P29), mempertimbangkan produk wakaf uang (P30),

berwakaf uang lebih banyak (P31), tetap akan berwakaf (P32), berwakaf

uang lebih banyak (P33), tetap akan berwakaf (P34), berwakaf lebih dari

harga (P35), beralih ke badan wakaf lain jika terjadi masalah (P36), mengeluh

kepada wakif lain (P37), mengeluh kepada badan wakaf Indonesia (P38) dan

mengeluh kepada BWU-T MUI DIY (P39). Semua data responden dapat

dirangkum dalam Tabel berikut, yaitu:

Tabel 4.2
Karakteristik Demografi

Karakteristik Uraian Jumlah Persen (%)


Jenis kelamin Laki-laki 120 60
Perempuan 80 40
Berwakaf Sudah 36 18
Belum 164 82
Kesediaan berwakaf uang Setuju 132 66
tunai Ragu-ragu 47 23,5
Tidak setuju 21 10,5
Wakaf uang tetap Setuju 91 45,5
Ragu-ragu 79 39
Tidak Setuju 31 15,5
Wakaf uang sementara Setuju 40 20
Ragu-ragu 99 49,5
Tidak setuju 61 30,5
Potensi wakaf < 500 rb 132 66
500 rb -1 jt 37 18,5
> 1 jt 10 5
Sumber: Data Primer

4.2.1. Jenis Kelamin

Dari 200 responden, ternyata karakteristik responden

berdasarkan jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 120 responden

atau 60%, sedang perempuan sebanyak 80 responden atau sebesar 40%.


95

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa karakteristik jenis kelamin laki-

laki lebih dominan. Sebagaimana tertuang dalam gambar berikut:

Gambar 4.1
Karakteristik Jenis Kelamin (dalam persen)

70,0

60,0

50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

,0
laki-laki perempuan

Sumber: Data Primer

4.2.2. Berwakaf

Dari karakteristik berwakaf seorang responden, terlihat bahwa

responden yang sudah berwakaf sebanyak 36 responden atau 18%,

sedangkan responden yang belum berwakaf sebesar 164 responden atau

82%. Berdasarkan karakterisitik berwakaf seorang responden, terlihat

bahwa mayoritas responden belum pernah berwakaf, yaitu sebesar 82%.

Gambaran sudah berwakaf atau belum seorang responden, tergambar

dalam gambar di bawah ini.


96

Gambar 4.2
Berwakaf

sudah
18%

belum
82%

Sumber: Data Primer

4.2.3. Kesediaan Berwakaf Uang-Tunai

Preferensi responden yang tidak setuju terhadap item kesediaan

berwakaf uang sebanyak 21 responden atau 10,5%, yang memilih ragu-

ragu sebanyak 47 responden atau 23,5% dan responden yang memilih

setuju sebanyak 132 responden atau 66%. Berdasarkan item persetujuan

wakaf uang, terlihat bahwa responden yang setuju untuk berwakaf uang

lebih banyak dibandingan responden yang ragu-ragu maupun yang

tidak setuju. Hal ini berarti bahwa perkembangan wakaf uang-tunai di

Daerah Istimewa Yogyakarta masih terbuka lebar dan mempunyai

potensi yang tinggi. Adapun gambar umumnya dapat disajikan dalam

gambar berikut:
97

Gambar 4.3
Kesediaan Berwakaf Uang
tidak
setuju
10%

netral
24%
setuju
66%

Sumber: Data Primer

4.2.4. Wakaf Uang tetap

Preferensi responden yang tidak setuju terhadap item wakaf

uang tetap sebanyak 31 responden atau 15,5%, yang memilih ragu-ragu

sebanyak 79 responden atau 39% dan responden yang memilih setuju

sebanyak 91 responden atau 45,5%. Berdasarkan item wakaf uang

tetap, terlihat bahwa responden yang tertarik terhadap wakaf uang tetap

setuju lebih banyak dibandingan responden yang ragu-ragu maupun

yang tidak tertarik. Walaupun disini persentasenya tidak dominan.

Sebagaimana tergambar di bawah ini:


98

Gambar 4.4
Wakaf Uang Tetap (dalam persen)
50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

,0
tidak setuju netral setuju

Sumber: Data Primer

4.2.5. Wakaf Uang Sementara

Preferensi responden yang tidak setuju terhadap item wakaf

uang sementara sebanyak 61 responden atau 30,5%, yang memilih

ragu-ragu sebanyak 99 responden atau 49,5% dan responden yang

memilih setuju sebanyak 40 responden atau 20%. Berdasarkan item

wakaf uang sementara, terlihat bahwa responden yang ragu-ragu

terhadap ketertarikannya terhadap wakaf uang-tunai sementara. Hal ini

dipilih karena anggapan masyarakat bahwa jika masih membutuhkan

uang maka mereka akan memilih wakaf uang-tunai sementara. Namun

jika lagi tidak membutuhkan uang banyak (ada sisa uang) maka

memilih wakaf uang-tunai tetap. Adapun gambar umumnya dapat

disajikan dalam gambar berikut:


99

Gambar 4.5
Wakaf Uang Sementara

setuju tidak
20% setuju
30%

netral
50%

Sumber: Data Primer

4.2.6. Potensi Wakaf

Gambar karakteristik responden menurut potensi wakaf

disajikan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 4.6
Potensi Wakaf

> 1 jt
500 rb - 1 5%
jt
21%

< 500 rb
74%

Sumber: Data Primer

Dilihat dari prosentase besaran wakaf para responden dimaksud

masing-masing adalah besaran wakaf kurang dari lima ratus ribu

sebesar 132 responden atau 66%, sebanyak 37 responden, antara 500 rb


100

– 1 jt sebesar 18,5% atau sebanyak 37 responden, di atas satu juta

rupiah sebesar 5%. Sedangkan sisanya yaitu 21 responden atau 10,5%

tidak menyebutkan besaran wakaf, karena responden tidak menyetujui

tentang adanya produk wakaf uang-tunai. Adapun untuk melihat

besaran wakaf yang lebih rinci dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 4.3
Potensi Wakaf
Jumlah (Rp) Frekuensi Persen
5.000 5 2,5
S 10.000 33 16,5
15.000 9 4,5
20.000 10 5,0
25.000 6 3,0
30.000 1 ,5
50.000 14 7,0
75.000 4 2,0
100.000 34 17,0
150.000 7 3,5
200.000 3 1,5
250.000 5 2,5
400.000 1 ,5
500.000 9 4,5
700.000 1 ,5
1.000.000 27 13,5
3.000.000 2 1,0
5.000.000 4 2,0
7.000.000 1 ,5
10.000.000 2 1,0
20.000.000 1 ,5
Total 179 89,5

sumber: Data Primer

Tabel 4.4
Statistik

Potensi Wakaf
Mean 635.586,59
Median 100.000,00
Mode 100.000
Std. Deviation 2.018.998,129
Range 19.995.000
Minimum 5.000
Maximum 20.000.000
Sumber: Data Primer
101

Dari tabel di atas menunjukkan rata-rata hitung (mean) potensi

wakaf uang sebesar 635.586,59. Nilai tengah (median) sebesar 100.000.

Nilai data frekuensi tertinggi (mode) sebesar 100.000. Std. deviation

(nilai yangmenunjukkan tingkat variasi kelompok atau ukuran standar

penyimpangan dari reratanya) sebesar 2.018.998,129. Range sebesar

19.995.000. Minimum potensi wakaf sebesar 5.000 dan maximum

putensi wakaf sebesar 20.000.000.

Tabel 4.5
Religiusitas (dalam persen)

Keterangan Tidak Ragu- Setuju


setuju ragu
Menghadiri kegiatan religius (P1) 32,5 16,5 51
Nilai religius lebih penting dari 8 22 70
materi (P2)
Orang muslim minimal sholat 49 25,5 25,5
malam 3 kali dalam sebulan (P3)
Orang muslim minimal puasa 38 27 35
selain ramadhan 3 kali dalam
sebulan (P4)
Zakat, infaq, sedekah (wakaf 8,5 15,5 76
uang) seimbang (P5)
Infaq, sedekah (wakaf uang) lebih 20,5 36 43,5
besar dibandingkan zakat (P6)
Objek wakaf berkembang yaitu 10,5 19 70,5
objek wakaf uang (P7)
Wakaf uang dihimpul oleh badan 12 25,5 62,5
wakaf dan dikelola oleh
perbankan syariah (P8)
Sumber: Data Primer

Berdasarkan variabel religiusitas menunjukkan responden yang

setuju dengan item menghadiri kegiatan religius (P1) sebesar 51%,

ragu-ragu sebesar 16,5% dan tidak setuju sebesar 32,5%. Responden

yang setuju dengan item nilai religius lebih penting dari materi (P2)
102

sebesar 70%, ragu-ragu sebesar 22% dan tidak setuju sebesar 8%.

Responden yang setuju dengan item orang muslim minimal sholat

malam 3 kali dalam sebulan (P3) sebesar 25,5%, ragu-ragu sebesar

25,5% dan tidak setuju sebesar 49%. Respon yang setuju dengan item

orang muslim minimal puasa selain ramadhan 3 kali dalam sebulan (P4)

sebesar 35%, ragu-ragu sebesar 27% dan tidak setuju sebesar 38%.

Responden yang tidak setuju dengan item zakat, infaq, sedekah (wakaf

uang) seimbang (P5) sebesar 8,5%, ragu-ragu sebesar 15,5% dan setuju

sebesar 76%. Responden yang tidak setuju dengan item infaq, sedekah

(wakaf uang) lebih besar dibandingkan zakat (P6) sebesar 20,5%, ragu-

ragu sebesar 36% dan setuju sebesar 43,5%. Responden yang setuju

dengan item objek wakaf berkembang yaitu objek wakaf uang (P7)

sebesar 70,5%, ragu-ragu sebesar 19% dan yang tidak setuju sebesar

10,5%. Sedangkan responden yang setuju dengan item wakaf uang

dihimpun oleh badan wakaf dan dikelola oleh perbankan syariah (P8)

sebesar 62,5%, ragu-ragu sebesar 25,5% dan yang tidak setuju sebesar

12 %.
103

Tabel 4.6
Karakteristik Produk (dalam persen)

Keterangan Tidak setuju Ragu-ragu Setuju


Wakaf hanya Tanah (P9) 25,5 15,5 59
Kegiatan agama bagi 52,5 14 33,5
orang kaya (tanah luas)
untuk amal sholeh (P10)
Wakaf dilakukan oleh 60,5 13 26,5
orang kaya (P11)
Baru mengenal wakaf 16,5 20,5 63
uang (P12)
Produk wakaf uang (P13) 11,5 23 65,5
Wakaf uang lebih praktis 8 29,5 62,5
dibandingkan tanah
(P14)
Wakaf uang mudah 10 23,5 66,5
pembayarannya (P15)
Perbedaan wakaf uang 7,5 28,5 64
dan sedekah (P16)
Wakaf uang saingan dari 65 24.5% 10,5
zakat dan infaq (P17)
Sumber: Data Primer

Berdasarkan variabel karakteristik produk menunjukkan

responden yang setuju dengan item wakaf hanya tanah (P9) sebesar

59%, ragu-ragu sebesar 15,5% dan tidak setuju sebesar 25,5%.

Responden yang setuju dengan item kegiatan agama bagi orang kaya

(tanah luas) untuk amal sholeh (P10) sebesar 35,5%, ragu-ragu sebesar

14% dan tidak setuju sebesar 52,5%. Responden yang setuju dengan

item wakaf dilakukan oleh orang kaya (P11) sebesar 26,5%, ragu-ragu

sebesar 13% dan tidak setuju sebesar 60,5%. Respon yang setuju

dengan item baru mengenal wakaf uang (P12) sebesar 63%, ragu-ragu

sebesar 20,5% dan tidak setuju sebesar 16.5%. Responden yang tidak

setuju dengan item produk wakaf uang (P13) sebesar 11,5%, ragu-ragu
104

sebesar 23% dan setuju sebesar 65,5%. Responden yang tidak setuju

dengan item wakaf uang lebih praktis dibandingkan tanah (P14) sebesar

8%, ragu-ragu sebesar 29,5% dan setuju sebesar 62,5%. Responden

yang setuju dengan item wakaf uang mudah pembayarannya (P15)

sebesar 66,5%, ragu-ragu sebesar 23,5% dan yang tidak setuju sebesar

10%. Responden yang setuju dengan item perbedaan wakaf uang dan

sedekah (P16) sebesar 64%, ragu-ragu sebesar 28.5% dan yang tidak

setuju sebesar 17,5%. Sedangkan responden yang tidak setuju dengan

item wakaf uang saingan dari zakat dan infaq (P17) sebesar 65%, ragu-

ragu sebesar 24,5% dan setuju sebesar 10,5%.

Tabel 4.7
Persepsi Wakif (dalam persen)

Keterangan Tidak Ragu- Setuju


setuju ragu
Tertari wakaf uang tetap 15,5 39 45,5
(P18)
Tertarik wakaf uang 30,5 49,5 20
sementara (P19)
Ingin mengetahui prosedur 5,5 20 74,5
(P20)
Makna wakaf uang (P21) 13 44,5 42
Lembaga wakaf (P22) 13,5 34,5 52
Kelola untuk pemberdayaan 10,5 28,5 61
(P23)
Produk Bank (P24) 16 39 45
Kegiatan Produktif (P25) 6,5 19,5 74
Instrument Investasi (P26) 10 21,5 68,5
Sumber: Data Primer

Dari data di atas mengenai variabel persepsi wakif menunjukkan

responden yang setuju dengan item tertarik wakaf uang tetap (P18)

sebesar 45,5%, ragu-ragu sebesar 39% dan tidak setuju sebesar 15,5%.
105

Responden yang setuju dengan item tertarik wakaf uang sementara

(P19) sebesar 20%, ragu-ragu sebesar 49,5% dan tidak setuju sebesar

30,5%. Responden yang setuju dengan item ingin mengetahui prosedur

(P20) sebesar 74,5%, ragu-ragu sebesar 20% dan tidak setuju sebesar

5,5%. Respon yang setuju dengan item makna wakaf uang (P21)

sebesar 42%, ragu-ragu sebesar 44,5% dan tidak setuju sebesar 13%.

Responden yang tidak setuju dengan item lembaga wakaf (P22) sebesar

13,5%, ragu-ragu sebesar 34,5% dan setuju sebesar 52%. Responden

yang tidak setuju dengan item kelola untuk pemberdayaan (P23)

sebesar 10,5%, ragu-ragu sebesar 28,5% dan setuju sebesar 61%.

Responden yang setuju dengan item produk bank (P24) sebesar 45%,

ragu-ragu sebesar 39% dan yang tidak setuju sebesar 16%. Responden

yang setuju dengan item kegiatan produktif (P25) sebesar 44%, ragu-

ragu sebesar 19,5% dan yang tidak setuju sebesar 6,5%. Sedangkan

responden yang tidak setuju dengan item instrument investasi (P26)

sebesar 10%, ragu-ragu sebesar 21,5% dan setuju sebesar 68,5%.


106

Tabel 4.8
Perilaku Wakif (dalam persen)

Keterangan Tidak Ragu- Setuju


setuju ragu
Mensosialisasikan kepada orang lain 8 47 45
(P27)
Merekomendasikan kepada orang lain 10 55 35
(P28)
Mendorong teman untuk berwakaf 9,5 57,5 33
(P29)
Mempertimbangkan produk wakaf 10,5 53,5 36
uang (P30)
Berwakaf uang lebih banyak (P31) 6,5 50 43.5
Tetap akan berwakaf (P32) 13,5 64,5 22
Berwakaf lebih dari harga (P33) 18,5 59 22,5
Berwakaf lebih sedikit (P34) 45,5 45 9,5
Beralih ke badan wakaf lain (P35) 21,5 67 11,5
Beralih ke badan wakaf lain jika 12.5 51.5 36
terjadi masalah (P36)
Mengeluh kepada wakif lain (P37) 13,5 51 35,5
Mengeluh kepada badan wakaf 12 40,5 47,5
Indonesia (P38)
Mengeluh kepada BWU-T MUI DIY 7 34,5 58.5
(P39)
Sumber: Data Primer

Tabel variabel perilaku wakif di atas menunjukkan responden

yang setuju dengan item mensosialisasikan kepada orang lain (P27)

sebesar 45%, ragu-ragu sebesar 47% dan tidak setuju sebesar 8%.

Responden yang setuju dengan item merekomendasikan kepada orang

lain (P28) sebesar 35%, ragu-ragu sebesar 55% dan tidak setuju sebesar

10%. Responden yang setuju dengan item mendorong teman untuk

berwakaf (P29) sebesar 33%, ragu-ragu sebesar 57,5% dan tidak setuju

sebesar 9,5%. Respon yang setuju dengan item mempertimbangkan

produk wakaf uang (P30) sebesar 36%, ragu-ragu sebesar 53,5% dan
107

tidak setuju sebesar 10,5%. Responden yang tidak setuju dengan item

berwakaf uang lebih banyak (P31) sebesar 6.5%, ragu-ragu sebesar

50% dan setuju sebesar 43,5%. Responden yang tidak setuju dengan

item tetap akan berwakaf (P32) sebesar 13,5%, ragu-ragu sebesar

64.5% dan setuju sebesar 22%. Responden yang setuju dengan item

berwakaf lebih dari harga (P33) sebesar 22,5%, ragu-ragu sebesar 59%

dan yang tidak setuju sebesar 18,5%. Responden yang setuju dengan

item berwakaf lebih sedikit (P34) sebesar 9,5%, ragu-ragu sebesar

45,5% dan yang tidak setuju sebesar 45%. Responden yang tidak setuju

dengan item beralih ke badan wakaf lain (P35) sebesar 21,5%, ragu-

ragu sebesar 67% dan setuju sebesar 11,5%. Responden yang tidak

setuju dengan item beralih ke badan wakaf lain jika terjadi masalah

(P36) sebesar 12,5%, ragu-ragu sebesar 51,5% dan yang setuju sebesar

36%. Responden yang setuju dengan item mengeluh kepada wakif lain

(P37) sebesar 35,5%, ragu-ragu sebesar 51% dan yang tidak setuju

sebesar 13,5%. responden yang tidak setuju dengan item mengeluh

kepada badan wakaf Indonesia (P38) sebesar 12%, ragu-ragu sebesar

40,5% dan yang setuju sebesar 47,5%. Sedangkan responden yang tidak

setuju dengan item mengeluh kepada BWU-T MUI DIY (P39) sebesar

7%, ragu-ragu sebesar 34,5% dan yang setuju sebesar 58,5%.

4.3. Analisis Faktor

4.3.1. Uji Korelasi Antar Variabel


108

Prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, artinya

variabel yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor,

sedang variabel yang ada dalam suatu faktor akan memiliki korelasi

yang lemah dengan variabel yang terdapat pada faktor yang lain

(Suliyanto, 2005). Oleh karena itu, dalam penelitian ini diharapkan

bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai korelasi tinggi antar

variabel.

Tabel 4.9
Hasil Uji Anti Image Matrics Correlation 1

Kode Item Anti Image Matrics Comunalitie


s
P1 Menghadiri kegiatan religius 0,417a 0,759
P2 Nilai religious lebih penting dari 0,536a 0,651
materi
P3 Orang muslim minimal sholat 0,689a 0,735
malam 3 kali dalam sebulan
P4 Orang muslim minimal puasa 0,700a 0,748
selain ramadhan 3 kali dalam
sebulan
P5 Zakat, infaq, sedekah (wakaf 0,683a 0,622
uang) seimbang
P6 Infaq, sedekah (wakaf uang) 0,856a 0,574
lebih besar dibandingkan zakat
P7 Objek wakaf berkembang yaitu 0,716a 0,632
objek wakaf uang
P8 Wakaf uang dihimpul oleh 0,813a 0,642
badan wakaf dan dikelola oleh
perbankan syariah
P9 Wakaf hanya Tanah 0,673a 0,669
P10 Kegiatan agama bagi orang kaya 0,563a 0,786
(tanah luas) untuk amal sholeh
P11 Wakaf dilakukan oleh orang 0,552a 0,770
kaya
P12 Baru mengenal wakaf uang 0,471a 0,698
P13 Produk wakaf uang 0,594a 0,656
P14 Wakaf uang lebih praktis 0,805a 0,594
109

dibandingkan tanah
P15 Wakaf uang mudah 0,724a 0,681
pembayarannya
P16 Perbedaan wakaf uang dan 0,617a 0,438
sedekah
P17 Wakaf uang saingan dari zakat 0,497a 0,663
dan infaq
P18 Tertari wakaf uang tetap 0,824a 0,635
P19 Tertarik wakaf uang sementara 0,580a 0,708
P20 Ingin mengetahui prosedur 0,777a 0,611
P21 Makna wakaf uang 0,798a 0,617
P22 Lembaga wakaf 0,630a 0,680
P23 Kelola untuk pemberdayaan 0,686a 0,542
P24 Produk Bank 0,806a 0,644
P25 Kegiatan Produktif 0,764a 0,662
P26 Instrument Investasi 0,845a 0,583
P27 Mensosialisasikan kepada orang 0,772a 0,608
lain
P28 Merekomendasikan kepada 0,718a 0,724
orang lain
P29 Mendorong teman untuk 0,754a 0,731
berwakaf
P30 Mempertimbangkan produk 0,794a 0,745
wakaf uang
P31 Berwakaf uang lebih banyak 0,762a 0,778
P32 Tetap akan berwakaf 0,736a 0,664
P33 Berwakaf lebih dari harga 0,736a 0,745
P34 Berwakaf lebih sedikit (P34) 0,462a 0,738
P35 Beralih ke badan wakaf lain 0,439a 0,751
PP36 Beralih ke badan wakaf lain jika 0,581a 0,742
terjadi masalah
P37 Mengeluh kepada wakif lain 0,790a 0,730
P38 Mengeluh kepada badan wakaf 0,732a 0,788
Indonesia
P39 Mengeluh kepada BWU-T MUI 0,711a 0,738
DIY
Sumber: Data Primer

Dari hasil anti-image correlation dan communalities terdapat

nilai korelasi dibawah 0,5 (yang berwarna buram) yaitu 0,417 (P1),
110

0,471 (P12), 0,438 (P16), 0,497 (P17), 0,463 (P34) dan 0,439 (P35).

Untuk itu variabel P1, P12,P17, P34 dan P35, kita keluarkan dari

analisis dan hanya akan melakukan analisis faktor dengan variabel P2,

P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, P11, P13, P14, P15, P18, P19, P20,P21,

P22, P23, P24, P25, P26, P27, P28, P29, P30, P31, P32, P33, P36, P37,

P38 dan P39.

Tabel 4.10
Hasil Uji Anti Image Matrics Correlation 2

Kode Item Anti Image Matrics Communalities


P2 Nilai religious lebih penting dari 0,678a 0,625
materi
P3 Orang muslim minimal sholat 0,695a 0,718
malam 3 kali dalam sebulan
P4 Orang muslim minimal puasa 0,730a 0,780
selain ramadhan 3 kali dalam
sebulan
P5 Zakat, infaq, sedekah (wakaf 0,733a 0,662
uang) seimbang
P6 Infaq, sedekah (wakaf uang) 0,870a 0,587
lebih besar dibandingkan zakat
P7 Objek wakaf berkembang yaitu 0,794a 0,516
objek wakaf uang
P8 Wakaf uang dihimpul oleh 0,866a 0,581
badan wakaf dan dikelola oleh
perbankan syariah
P9 Wakaf hanya Tanah 0,652a 0,668
P10 Kegiatan agama bagi orang 0,558a 0,789
kaya (tanah luas) untuk amal
sholeh
P11 Wakaf dilakukan oleh orang 0,556a 0,761
kaya
P13 Produk wakaf uang 0,703a 0,619
a
P14 Wakaf uang lebih praktis 0,809 0,612
dibandingkan tanah
P15 Wakaf uang mudah 0,773a 0,723
pembayarannya
P18 Tertarik wakaf uang tetap 0,872a 0,477
a
P19 Tertarik wakaf uang sementara 0,594 0,574
111

P20 Ingin mengetahui prosedur 0,773a 0,655


P21 Makna wakaf uang 0,839a 0,546
P22 Lembaga wakaf 0,744a 0,658
P23 Kelola untuk pemberdayaan 0,841a 0,421
P24 Produk Bank 0,790a 0,507
P25 Kegiatan Produktif 0,759a 0,657
P26 Instrument Investasi 0,838a 0,560
P27 Mensosialisasikan kepada orang 0,819a 0,647
lain
P28 Merekomendasikan kepada 0,749a 0,686
orang lain
P29 Mendorong teman untuk 0,804a 0,699
berwakaf
P30 Mempertimbangkan produk 0,805a 0,609
wakaf uang
P31 Berwakaf uang lebih banyak 0,795a 0,736
P32 Tetap akan berwakaf 0,754a 0,695
P33 Berwakaf lebih dari harga 0,790a 0,655
PP36 Beralih ke badan wakaf lain jika 0,671a 0,652
terjadi masalah
P37 Mengeluh kepada wakif lain 0,824a 0,718
P38 Mengeluh kepada badan wakaf 0,725a 0,758
Indonesia
P39 Mengeluh kepada BWU-T MUI 0,720a 0,685
DIY
Sumber: Data Primer
Dari hasil di atas walaupun anti-image correlation sudah

memenuhi syarat yaitu di atas 0,5 namun pada communalities terdapat

nilai dibawah 0,5 (yang berwarna buram) yaitu 0,477 (P18), dan 0,421

(P23). Untuk itu variabel P18 dan P23, kita keluarkan dari analisis dan

hanya akan melakukan analisis faktor dengan variabel P2, P3, P4, P5,

P6, P7, P8, P9, P10, P11, P13, P14, P15, P19, P20,P21, P22, P24, P25,

P26, P27, P28, P29, P30, P31, P32, P33, P36, P37, P38 dan P39.
112

Tabel 4.11
Hasil Uji Anti Image Matrics Correlation 3

Kode Item Anti Image Matrics Communalities


a
P2 Nilai religious lebih penting dari 0,644 0,700
materi
P3 Orang muslim minimal sholat 0,687a 0,715
malam 3 kali dalam sebulan
P4 Orang muslim minimal puasa 0,723a 0,782
selain ramadhan 3 kali dalam
sebulan
P5 Zakat, infaq, sedekah (wakaf uang) 0,723a 0,685
seimbang
P6 Infaq, sedekah (wakaf uang) lebih 0,864a 0,588
besar dibandingkan zakat
P7 Objek wakaf berkembang yaitu 0,798a 0,517
objek wakaf uang
P8 Wakaf uang dihimpul oleh badan 0,852a 0,569
wakaf dan dikelola oleh perbankan
syariah
P9 Tanah 0,638a 0,673
P10 Kegiatan agama bagi orang kaya 0,556a 0,790
(tanah luas) untuk amal sholeh
P11 Wakaf dilakukan oleh orang kaya 0,555a 0,758
P13 Produk wakaf uang 0,684a 0,626
P14 Wakaf uang lebih praktis 0,812a 0,621
dibandingkan tanah
P15 Wakaf uang mudah 0,770a 0,745
pembayarannya
P19 Tertarik wakaf uang sementara 0,607a 0,564
P20 Ingin mengetahui prosedur 0,763a 0,622
P21 Makna wakaf uang 0,848a 0,557
P22 Lembaga wakaf 0,744a 0,657
P24 Produk Bank 0,784a 0,552
P25 Kegiatan Produktif 0,744a 0,706
P26 Instrument Investasi 0,831a 0,647
P27 Mensosialisasikan kepada orang 0,803a 0,633
lain
P28 Merekomendasikan kepada orang 0,747a 0,670
lain
P29 Mendorong teman untuk berwakaf 0,798a 0,708
113

P30 Mempertimbangkan produk wakaf 0,814a 0,606


uang
P31 Berwakaf uang lebih banyak 0,782a 0,733
P32 Tetap akan berwakaf 0,758a 0,701
P33 Berwakaf lebih dari harga 0,783a 0,651
PP36 Beralih ke badan wakaf lain jika 0,663a 0,662
terjadi masalah
P37 Mengeluh kepada wakif lain 0,824a 0,724
P38 Mengeluh kepada badan wakaf 0,728a 0,779
Indonesia
P39 Mengeluh kepada BWU-T MUI 0,720a 0,683
DIY
Sumber: Data Primer

Hasil KMO MSA tersebut diatas 0,5 yaitu 0,758, tetap

signifikan (angka signifikan adalah 0,000), dan dapat dipercaya bahwa

antar variabel terdapat korelasi. Menurut Prabawati, ed. (2010),

mengatakan karena KMO MSA dan Bartlett s test of sphericity sudah

memnuhi syarat yaitu lebih dari 0,5 (0,758) dan nilai signifikannya

adalah 0,000, maka analisis faktor dapat dilanjutkan.

4.3.2. Penentuan Jumlah Faktor

Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya jumlah

faktor yang terbentuk. Ada beberapa pendekatan dalam penentuan

jumlah faktor yaitu penentuan berdasarkan Apriori, Eigenvalue, Scree

Plot, dan berdasarkan Persentase Varian (Suliyanto, 2005). Namun

penyusun mengunakan pendekatan berdasarkan eigenvalue (jumlah

varian yang dijelaskan oleh setiap faktor). Variabel dapat dianggap

suatu faktor apabila memiliki eigenvalue 1, sebaliknya jika nilai

eigenvaluenya < 1 maka variabel tersebut tidak dapat dimasukkan

dalam suatu faktor (Suliyanto, 2005).


114

Dari output tersebut dapat diperoleh sebelas faktor yang masing-

masing mempunyai persentase varian (jumlah variasi yang

berhubungan pada suatu faktor yang dinyatakan dalam persentase)

sebesar 21,142 persen; 7,661 persen; 7,040 persen; 6,354 persen, 4,855

persen, 4,577 persen, 3,978 persen; 3,891 persen, 3,553 persen dan

3,473 persen, sehingga total persentase varian kesebelas faktor tersebut

adalah 66,5305 persen.

Setelah diketahui bahwa ada 10 faktor adalah jumlah yang

paling optimal, maka perlu dilihat component matrix yang

menunjukkan distribusi 31 item pertanyaan pada 10 faktor yang

terbentuk. Component matrix digunakan untuk mendistribusikan

variabel-variabel yang telah diekstrak kedalam faktor yang telah

dibentuk berdasarkan loading faktornya. Loading dengan nilai terbesar

berarti mempunyai peranan utama pada faktor tersebut. Variabel yang

memiliki loading < 0,5 dianggap tidak memiliki peranan yang berarti

terhadap faktor terbentuk sehingga variabel tersebut dapat diabaikan

dalam pembentukan faktor (Suliyanto, 2005). Keketigapuluhempat item

pertanyaan tersebut dimasukkan dalam faktor yang memiliki loading

faktor terbesar.

Berdasarkan tabel component matrix menunjukan bahwa masih

ada item pertanyaan yang belum jelas akan dimasukkan kedalam faktor

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, atau 10 Yaitu P3 (0,489), P4 (0,437), P5 (0,456),

P6 (0,446), P14 (0,481), P20 (0,460), dan P24 (0,483). Item tersebut
115

tidak jelas karena sama-sama memiliki nilai dibawah 0,5. Disamping itu

masih ada nilai yang di atas 0,5 berada di dua tempat yaitu P39 dengan

nilai 0,5 berada di faktor 1 dan nilai 0,621 berada di faktor 2 Oleh

karena harus diulang lagi dengan membuang item P39.

4.3.3. Rotasi Faktor

Untuk mempermudah interpretasi dilakukan rotasi faktor,

sehingga faktor matriks yang sebelumnya kompleks menjadi lebih jelas

untuk dimasukkan dalam faktor tertentu (Ghozali, 2009). Ada dua

model rotasi yaitu; pertama, Rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu

90° (Quartimax, Varimax dan Equamax). Kedua, Rotasi Oblique yaitu

memutar sumbu kekanan tetapi tidak harus 90° (Oblimin, Promax dan

Orthoblique) (Ghozali, 2009). Adapun model yang digunakan dalam

analisis faktor ini adalah metode orthogonal rotation varimax

procedure. Hal ini karena penyusun ingin mencari pengelompokkan

baru variabel awal menjadi variabel yang jumlahnya semakin sedikit

(Ghozali, 2009). Prosedur ini merupakan metode orthogonal dengan

cara memutar sumbu ke kanan sampai 90º yang berusaha

meminimumkan banyaknya variabel dengan muatan tinggi (high

loading) pada suatu faktor. Tujuannya adalah untuk mempermudah

pembuatan interpretasi mengenai faktor, sehingga rotasi orthogonal

menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama lain atau

korelasi antar faktor nol (Suliyanto, 2005).


116

Tabel 4.12
Rotated Component Matrix*1

Component
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P2 0,735
P3 0,795
P4 0,814
P5 0,745
P6 0,579
P7 0,552
P8
P9 0,602
P10 0,862
P11 0,846
P13 -0,677
P14 0,738
P15 0,788
P19
P20 0,595
P21
P22 0,714
P24 0,540
P25 0,718
P26 0,653
P27
P28 0,719
P29 0,762
P30 0,721
P31 0,500
P32 0,746
P33 0,620
P36 0,783
P37 0,832
P38 0,684
* Rotated Component Matrix adalah komponen matrix yang telah dirotasi digunakan untuk
menentukan koefisien bobot kontribusi suatu variabel terhadap faktor yang sebelumnya kecil
semakin diperkecil, dan koefisien bobot kontribusi suatu variabel terhadap faktor yang
sebelumnya besar semakin diperbesar.
Semua kolom ada nilainya, karena kurang dari nilai mutlak yaitu 0,5 maka tidak ditampilkan.
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel rotated component matrix, menunjukan

bahwa komponen matrix hasil dari proses rotasi (rotated component

matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.


117

Namun berdasarkan tabel rotated component matrix di atas menunjukan

bahwa masih ada item pertanyaan yang memiliki loading < 0,5 yaitu P8

(0,449), P13 (-0,677), P19 (0,484), P21 (0,440) dan P27 (0,356), maka

diperlukan lagi melakukan rotated component matrix dengan

membuang item tersebut.

Tabel 4.13
Rotated Component Matrix 2

Component
1 2 3 4 5 6 7 8
P2 0,758
P3 0,785
P4 0,818
P5 0,622
P6 0,612
P7
P9 0,547 0,517
P10 0,847
P11 0,839
P14 0,705
P15 0,804
P20 0,549
P22 0,540
P24
P25 0,772
P26 0,707
P28 0,735
P29 0,766
P30 0,726
P31 0,502
P32 0,764
P33 0,624
P36 0,781
P37 0,845
P38 0,677
Semua kolom ada nilainya, karena kurang dari nilai mutlak yaitu 0,5 maka tidak
ditampilkan.
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel rotated component matrix, menunjukan

bahwa komponen matrix hasil dari proses rotasi (rotated component


118

matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.

Namun berdasarkan tabel rotated component matrix di atas menunjukan

bahwa masih ada item pertanyaan yang memiliki loading < 0,5 yaitu

P24 (0,365) dan ada dua nilai sekaligus dalam satu item yaitu P9 (0,547

dan 0,517), maka diperlukan lagi melakukan rotated component matrix

dengan membuang item di atas.

Tabel 4.14
Rotated Component Matrix 3

Component
1 2 3 4 5 6 7 8
P2 0,646
P3 0,847
P4 0,784
P5 0,766
P6 0,542
P10 0,881
P11 0,866
P14 0,744
P15 0,775
P20 0,619
P22 0,620
P25 0,778
P26 0,716
P28 0,740
P29 0,761
P30 0,740
P31
P32 0,757
P33 0,613
P36 0,747
P37 0,855
P38 0,732
Semua kolom ada nilainya, karena kurang dari nilai mutlak yaitu 0,5 maka tidak
ditampilkan.
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel rotated component matrix, menunjukan

bahwa komponen matrix hasil dari proses rotasi (rotated component


119

matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.

Namun berdasarkan tabel rotated component matrix di atas menunjukan

bahwa masih ada item pertanyaan yang memiliki loading < 0,5 yaitu

P31 (0,474), maka diperlukan lagi melakukan rotated component

matrix.

Tabel 4.15
Rotated Component Matrix 4
Component
1 2 3 4 5 6 7
P2 0,714
P3 0,827
P4 0,802
P5 0,747
P6
P10 0,881
P11 0,868
P14 0,732
P15 0,805
P20 0,543
P22 0,557
P25 0,774
P26 0,739
P28 0,748
P29 0,776
P30 0,744
P32 0,741
P33 0,608
P36 0,752
P37 0,857
P38 0,736
Semua kolom ada nilainya, karena kurang dari nilai mutlak yaitu 0,5 maka tidak
ditampilkan.
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel rotated component matrix, menunjukan

bahwa komponen matrix hasil dari proses rotasi (rotated component

matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.

Namun berdasarkan tabel rotated component matrix di atas menunjukan

bahwa masih ada item pertanyaan yang memiliki loading < 0,5 yaitu P6
120

(0,499), maka diperlukan lagi melakukan rotated component matrix

dengan membuang item P6.

Tabel 4.16
Rotated Component Matrix 5

Component
1 2 3 4 5 6 7
P2 0,762
P3 0,822
P4 0,825
P5 0,739
P10 0,882
P11 0,868
P14 0,731
P15 0,804
P20 0,531
P22 0,585
P25 0,769
P26 0,737
P28 0,751
P29 0,775
P30 0,743
P32 0,746
P33 0,617
P36 0,756
P37 0,858
P38 0,733
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel rotated component matrix, menunjukan

bahwa komponen matrix hasil dari proses rotasi (rotated component

matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.

Menurut Ghozali (2009), matrix korelasi secara keseluruhan

digunakan untuk menentukan apakah variabel tersebut dapat dilakukan

analisis faktor atau tidak. Uji KMO Measure of sampling and Bartlett s

test of sphericity digunakan untuk menguji apakah antar variabel

tersebut mempunyai korelasi. Sedangkan uji measure of sampling


121

adequacy (MSA) digunakan untuk melihat interkorelasi antar variabel

dan dapat tidaknya analisis faktor dilakukan (Suliyanto, 2005). Nilai

MSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0,50, maka analisis

faktor tidak dapat dilakukan.

Berdasarkan hasil uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan bartlett s

test menunjukan bahwa angka KMO Measure of sampling and

Bartlett s test berada pada nilai 0,715 dengan tingkat signifikan 0,000,

sedangkan berdasarkan hasil yang terlihat dalam tabel Total

Variance Explained menunjukan bahwa dari 20 pertanyaan yang

dianalisis ternyata ada 7 faktor atau komponen yang eigenvalue-nya

lebih dari satu, yaitu faktor pertama yang mempunyai eigenvalue =

4,394, faktor kedua mempunyai eigenvalue = 1,888, faktor ketiga

mempunyai eigenvalue = 1,803, faktor keempat mempunyai eigenvalue

= 1,608, faktor kelima mempunyai eigenvalue = 1,394, faktor keenam

mempunyai eigenvalue = 1,175, dan faktor ketuju mempunyai

eigenvalue = 1,061.
122

Tabel 4.17
Total Variance Explained

Component Initial Eigenvalues


Total % of Variance Cumulative %
1 4,394 21,968 21,968
2 1,888 9,439 31,407
3 1,803 9,015 40,422
4 1,608 8,041 48,463
5 1,394 6,969 55,432
6 1,175 5,875 61,307
7 1,061 5,305 66,612
8 ,940 4,701 71,313
9 ,894 4,469 75,781
10 ,737 3,687 79,469
11 ,694 3,471 82,940
12 ,591 2,956 85,896
13 ,479 2,395 88,291
14 ,412 2,061 90,352
15 ,389 1,946 92,299
16 ,363 1,815 94,113
17 ,331 1,655 95,768
18 ,304 1,522 97,290
19 ,276 1,379 98,670
20 ,266 1,330 100,000
123

Tabel 4.18
Faktor Terbentuk

Komponen Eigenvalue Item Faktor loading


(jumlah varian (koefisien bobot
yang dijelaskan kontribusi suatu
oleh setiap variabel terhadap
faktor) faktor)
Merekomendasikan kepada 0,751
orang lain (P28)
Mendorong teman untuk 0,775
berwakaf (P29)
Mempertimbangkan produk 0,743
Faktor 1 4,394 wakaf uang (P30)
Tetap akan berwakaf (P32) 0,746
Berwakaf uang lebih banyak 0,617
(P33)
Beralih ke badan wakaf lain 0,756
jika terjadi masalah (P36)
Mengeluh kepada wakif lain 0,858
Faktor 2 1,888 (P37)
Mengeluh kepada badan 0,733
wakaf Indonesia (P38)
Ingin mengetahui prosedur 0,531
(P20)
Faktor 3 1,803 Lembaga wakaf (P22) 0,585
Kegiatan Produktif (P25) 0,769
Instrument Investasi (P26) 0,737
Kegiatan agama bagi orang 0,882
kaya (tanah luas) untuk amal
Faktor 4 1,608 sholeh (P10)
Wakaf dilakukan oleh orang 0,868
kaya (P11)
Wakaf uang lebih praktis 0,731
dibandingkan tanah (P14)
Faktor 5 1,394 Wakaf uang mudah 0,804
pembayarannya (P15)
Orang muslim minimal sholat 0,822
malam 3 kali dalam sebulan
Faktor 6 1,175 (P3)
Orang muslim minimal puasa 0,825
selain ramadhan 3 kali dalam
sebulan (P4)
Nilai religious lebih penting 0,762
dari materi (P2)
Faktor 7 1,061 Zakat, infaq, sedekah (wakaf 0,739
uang) seimbang (P5)
Sumber: Data Primer
124

4.3.4. Penamaan Faktor yang Terbentuk

Untuk menamai faktor yang telah dibentuk dalam analisis

faktor, dapat dilakukan dua cara yaitu: Pertama, dengan cara memberi

nama faktor yang dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk

faktor-faktor tersebut; Kedua, berdasarkan variabel yang memiliki nilai

faktor loading tertinggi. Hal ini dilakukan apabila tidak dimungkinkan

untuk memberikan nama faktor yang dapat mewakili semua variabel

yang membentuk faktor tersebut (Suliyanto, 2005).

Berdasarkan faktor yang terbentuk menunjukan bahwa ada yang

dapat mewakili dan ada yang tidak dapat mewakili, sehingga

penamaannya sebagai berikut:


125

Tabel 4.19
Penamaan Faktor yang Terbentuk

Komponen Item Terdiri dari Nama Faktor


Merekomendasikan kepada orang lain (P28)
Mendorong teman untuk berwakaf (P29)
Faktor 1 Mempertimbangkan produk wakaf uang (P30) Perilaku Wakif
Tetap akan berwakaf (P32)
Berwakaf uang lebih banyak (P33)
Beralih ke badan wakaf lain jika terjadi masalah (P36)
Faktor 2 Mengeluh kepada wakif lain (P37) Pengaduan
Mengeluh kepada badan wakaf Indonesia (P38)
Ingin mengetahui prosedur (P20)
Lembaga wakaf (P22) Kegiatan
Faktor 3 Kegiatan Produktif (P25) produktif
Instrument Investasi (P26)
Kegiatan agama bagi orang kaya (tanah luas) untuk amal
Faktor 4 sholeh (P10) Kekayaan
Wakaf dilakukan oleh orang kaya (P11)
Faktor 5 Wakaf uang lebih praktis dibandingkan tanah (P14) Karakteristik
Wakaf uang mudah pembayarannya (P15) Produk
Orang muslim minimal sholat malam 3 kali dalam
Faktor 6 sebulan (P3) Religiusitas
Orang muslim minimal puasa selain ramadhan 3 kali
dalam sebulan (P4)
Faktor 7 Nilai religius lebih penting dari materi (P2) Kedermawanan
Zakat, infaq, sedekah (wakaf uang) seimbang (P5)

Sumber: Data Primer

Tabel.4.20
Total Variance Explained

component Rotation Sums of Squared


Loadings
% of Cumulative
Total Variance %
1 2,909 14,543 14,543
2 2,022 10,110 24,652
3 1,995 9,974 34,626
4 1,754 8,769 43,395
5 1,648 8,241 51,636
6 1,632 8,159 59,794
7 1,363 6,817 66,612
Sumber: Data Primer

Dari output di atas diperoleh tujuh faktor yang masing-masing

mempunyai persentase varian (jumlah variasi yang berhubungan pada

suatu factor yang dinyakatakan dalam persentase) sebesar 14,543


126

persen, 10,110 persen, 9,974 persen, 8,769 persen, 8,241 persen, 8,159

persen, dan 6,817 persen. Sehingga total persentase varian ketujuh

faktor tersebut adalah 66,612 persen Jadi, rotated component matrix

berhasil mereduksi 20 item pertanyaan menjadi 7 faktor yaitu:

Tabel 4.18 dan 4.19 mengambarkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi Preferensi Wakif terhadap produk dari Badan Wakaf

Uang-Tunai MUI DIY disebabkan oleh beberapa faktor sesuai dengan

urutan persentase varian berikut:

1. Faktor Perilaku wakif dengan persentase varian sebesar 14,543%,

berdasarkan analisis faktor ada lima item pertanyaan yang

membentuk faktor perilaku wakif yaitu; merekomendasikan kepada

orang lain (P28), mendorong teman untuk berwakaf (P29),

mempertimbangkan produk wakaf uang (P30), tetap akan berwakaf

(P32), dan berwakaf uang lebih banyak (P33).

2. Faktor Pengaduan dengan persentase varian sebesar 10,110%,

berdasarkan analisis faktor ada tiga item pertanyaan yang

membentuk faktor komplain yakni; beralih ke badan wakaf lain jika

terjadi masalah (P36), mengeluh kepada wakif lain (P37) dan

mengeluh kepada badan wakaf Indonesia (P38).

3. Faktor Kegiatan Produktif dengan persentase varian sebesar 9,974%,

faktor ini dibentuk dari empat item pertanyaan yakni; ingin

mengetahui prosedur wakaf uang (P20), lembaga wakaf (P22),

kegiatan produktif (P25) dan instrumen investasi (P26).


127

4. Faktor Kekayaan dengan persentase varian sebesar 8,769%, terdiri

dari dua item pertanyaan yaitu kegiatan agama bagi orang kaya

(tanah luas) untuk amal sholeh (P10) dan wakaf dilakukan orang

kaya (P11).

5. Faktor Karakteristik Produk dengan persentase varian sebesar

8,241%, terdiri dari dua item yaitu; obyek wakaf berkembang yaitu

objek wakaf uang lebih prkatis dibandingkan tanah (P14) dan wakaf

uang mudah pembayarannya (P15).

6. Faktor Religiusitas dengan persentase varian sebesar 8,159%, terdiri

dari dua item pertanyaan yaitu orang muslim minimal sholat malam

3 kali dalam sebulan (P3) dan orang muslim minimal puasa selain

ramadhan 3 kali dalam sebulan (P4).

7. Faktor Kedermawanan dengan persentase varian sebesar 6,817%,

terdiri dari dua item pertanyaan tentang nilai religius lebih penting

dari materi (P2) dan zakat, infaq dan sedekah (wakaf uang) seimbang

(P5).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas maka penyusun dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut.

1. Berdasarkan analisis SWOT BWU-T MUI DIY menunjukkan bahwa:

strengths (kekuatan) BWUT MUI DIY adalah bekerjasama dengan Bank

BPD DIY Syariah dan adanya surat edaran Gubernur DIY. Weaknesses

(kelemahan) yang dimiliki BWU-T MUI DIY adalah belum adanya

legalitas serta masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap porduk

wakaf tunai. Opportunities (peluang) yang dimiliki oleh BWU-T MUI

adalah Wakaf tidak hanya untuk orang yang kaya dan mempunyai tanah

luas dan dana wakaf uang dapat untuk pendidikan maupun membantu

perekonomian kaum dhuafa. Sedangkan threats (ancaman) yang dimiliki

adalah belum adanya legalitas dan adanya ulama’ yang tidak membolehkan

wakaf tunai. Adapun strategi penghimpunan wakaf uang-tunai yang

dilakukan oleh BWU-T MUI DIY adalah pertama, metode ”Jemput Bola”

dan kedua, metode ”Menunggu Bola”

2. Berdasarkan hasil dari analisis distribusi frekuensi menunjukkan bahwa

responden yang sudah berwakaf sebesar 82% sedangkan yang belum

berwakaf sebesar 18%. Kesediaan untuk berwakaf uang-tunai sebesar 66%,

ragu-ragu sebesar 3,5% dan yang tidak setuju dengan kesediaan untuk

128
129

berwakaf sebesar 10,5%. Adapun responden yang menyetujui produk

wakaf uang tetap sebesar 45,5%, ragu-ragu sebesar 39% dan renponden

yang menolak sebesar 15,5%. Sedangkan responden yang setuju dengan

wakaf uang sementara sebesar 20%, ragu-ragu sebesar 49,5% dan yang

menolak sebesar 30,5% responden. Hal ini berarti bahwa preferensi wakif

terhadap produk wakaf uang-tunai adalah produk wakaf uang-tunai tetap

(abadi) sebesar 45,5%.

3. Berdasarkan analisis faktor menunjukkan bahwa minat wakif untuk

berwakaf uang disebabkan oleh beberapa faktor sesuai dengan urutan

persentase varian berikut:

a. Faktor Perilaku wakif dengan persentase varian sebesar 14,543%,

berdasarkan analisis faktor ada lima item pertanyaan yang membentuk

faktor perilaku wakif yaitu; merekomendasikan kepada orang lain,

mendorong teman untuk berwakaf, mempertimbangkan produk wakaf

uang, tetap akan berwakaf, dan berwakaf uang lebih banyak.

b. Faktor Pengaduan dengan persentase varian sebesar 10,110%,

berdasarkan analisis faktor ada tiga item pertanyaan yang membentuk

faktor komplain yakni; beralih ke badan wakaf lain jika terjadi masalah,

mengeluh kepada wakif lain dan mengeluh kepada badan wakaf

Indonesia.

c. Faktor Kegiatan Produktif dengan persentase varian sebesar 9,974%,

faktor ini dibentuk dari empat item pertanyaan yakni; ingin mengetahui
130

prosedur wakaf uang, lembaga wakaf, kegiatan produktif dan instrumen

investasi.

d. Faktor Kekayaan dengan persentase varian sebesar 8,769%, terdiri dari

dua item pertanyaan yaitu kegiatan agama bagi orang kaya (tanah luas)

untuk amal sholeh dan wakaf dilakukan orang kaya.

e. Faktor Karakteristik Produk dengan persentase varian sebesar 8,241%,

terdiri dari dua item yaitu; wakaf uang lebih prkatis dibandingkan tanah

dan wakaf uang mudah pembayarannya.

f. Faktor Religiusitas dengan persentase varian sebesar 8,159%, terdiri

dari dua item pertanyaan yaitu orang muslim minimal sholat malam 3

kali dalam sebulan dan orang muslim minimal puasa selain ramadhan 3

kali dalam sebulan.

g. Faktor Kedermawanan dengan persentase varian sebesar 6,817%, terdiri

dari dua item pertanyaan tentang nilai religius lebih penting dari materi

dan zakat, infaq dan sedekah (wakaf uang) seimbang.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang dicapai dalam penelitian

ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. BWU-T MUI DIY lebih memprioritaskan produk wakaf uang tetap

dibandingkan wakaf uang sementara.

2. BWU-T MUI DIY lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.

3. Berdasarkan analisis faktor BWU-T MUI DIY dalam mengembangkan

produk wakaf uang harus memperhatikan hal-hal berikut ini: pertama,


131

menyelami perilaku wakif. kedua, mekanisme komplain harus jelas,

ketiga, memperhatikan produktifitas dalam penyaluran.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, I.B. 2009, Waqf a Sustainable Development Institution for Muslim Communities.
http.//tkaafultt.org.

Ali, Muhammad Daud, 1988, “System Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf”, cet.1
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Amirudin, 2009, Identifikasi dan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Sinkronisasi Dokumen Anggaran Pandapatan dan Belanja Daerah dengan
Dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (Studi Kasus Propinsi D.I Yogyakarta TA 2008). Tesis S-2
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (tidak
dipublikasikan).

Antonio, Muhammad Syafi’I, 2004, “Cash Waqf dan Anggaran Pendidikan”,


makalah dalam Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan, Tim Depag RI. Dirjen
Bimas Islam dan Penyelenggaran Haji, Jakarta.

Anwar, Syamsul, 2007, Studi Hukum Islam Kontemporer, RM Books, Jakarta.

Arif, M.Nur Riyanto al, 2010, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Alfabeta,
Bandung.

Budi, Triton P, 2006, ”SPSS 13.0 Terapan,” Riset Statistik Parametrik, Andi,
Yogyakarta

Bennet, Peter D. 1995, Dictionary of Marketing, American Marketing Association,


Chicago

Bernasek Alexandra, Banking on Social Change: Grameen Bank Lending to Women,


International Journal of Politics, Culture, and Society, Vol. 16, No. 3,
diakses pada tanggal 29/03/2010

Bolton Ruth N. dan James H. Drew, A Longitudinal Analysis of the Impact of


Service Changes on Customer Attitudes, The Journal of Marketing, Vol. 55,
No. 1 (Jan., 1991), diakses pada tanggal 14/04/2010

Cizakca, Murat, 1995, “Cash Waqfs of Buras, 1555-1823” Journal of the Ekonomic
and Sosial History of the Orient.Vol. 338 bab. 3. diakses pada tanggal
14/04/2010

132
Cizakca, Murat, 2000, A History of Philantrophic Foundations: The Islamic World
from Sevent Century to the Present, Bogazici University Press, Istambul,
Turki.

Cooper, Donal R., dan Emory, C. William, 1998, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 2,
Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Culligan, Mattew J. 1996, Manajemen Back to Basic, alih bahasa Hermoyo, Mitra
Utama, Jakarta.

Djunaidi, Achmad dan Thobieb Al-Asyhar, 2006, Menuju Era Wakaf Produktif
(Sebuah Upaya Progresif untuk Kesejahteraan Umat), Mitra Abadi Press,
Jakarta.

Donna, D.R., 2008, “Penerapan Wakaf Tunai pada Lembaga Keuangan Publik
Islam”. Journal of Islamic Business and Economics, Vol.1, No.1.

Donna, D.R., 2008, The Dynamic Optimization of Cash Waqf Management: an


Optimal Control Theory Approach, http.//lebi.fe.ugm.ac.id.

Esposito, John L. ed., 2001, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Mizan,
Bandung.

Fatwa Majelis Ulama’ Indonesia Tanggal 11 Mei 2002 Tentang Wakaf Uang.

Fornell Claes, A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish


Experience, The Journal of Marketing, Vol. 56, No. 1 (Jan., 1992), diakses
pada tanggal 14/04/2010

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan
IV, Edisi Keempat, BP UNDIP, Semarang.

Ghozali, Imam, 2008, Struktural Equation Modeling, Badan Penerbit Universitas


Diponegoro, Semarang.

Hasanah, Uswatun, “Strategi Pengembangan Ekonomi Dhu’afa Melalui


Pengembangan Wakaf Produktif”, makalah disampaikan pada seminar
nasional tentang zakat dan wakaf tunai produktif sebagai sistem pengelolaan
ekonomi umat, diselenggarakan oleh Yayasan Amal Ihsan Fi Sabilillah
Yogyakarta, 11 juni 2005

http://www.jstor.org/

133
Jusmaliani, ed., 2008. Investasi Syari’ah (Implementasi, Konsep pada Kenyataan
empirik), Kreasi Wacana, Yogyakarta.

Kahf, Monzer, Financing the Development of Awqaf Property,


http://kahf.net/papers.html. diakses pada tanggal 02/02/2010

Kahf, Monzer, Waqf and Its Sociopolitical Aspects, http://kahf.net/papers.html.


diakses pada tanggal 02/02/2010

Kahf, Monzer, Towards the Revival of Awqaf: A Few Fiqhi Issues to Reconsider,
http://kahf.net/papers.html. diakses pada tanggal 02/02/2010

Kastaman, R., Kramadibrata, Ade M., Susanto, A., Permana, Y., dan Bambang, 2003,
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Asuransi Teknologi (ASTEKNO)
dan Perlindungan Pengetahuan Tradisional (LINTRAD), Laporan Akhir
Penelitian, Universitas Padjadjaran, Bandung (tidak dipublikasikan).

Khotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.

Koentjaraningrat, 1989, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan: Teori dan


Aplikasi, BPFE, Yogyakarta.

Lubis, Suhrawardi K dkk., 2010, Wakaf dan Pemberdayaan Umat, Sinar Grafika,
Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, 2008, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba


Empat, Jakarta.

Mannan, M.A., tt, Sertifikasi Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan
Islam, CIBER PKTTI-UI, Jakarta.

Mindak William A. dan H. Malcolm Bybee, Marketing's Application to Fund


Raising, The Journal of Marketing, Vol. 35, No. 3 (Jul., 1971) diakses pada
tanggal 14/04/2010

Mubarok, Jaih, 2008, Wakaf Produktif, Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

Nasution, Mustafa Edwin dan Uswatun Hasanah (ed)., 2006, Wakaf Tunai Inovasi
Finansial Islam (Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan Kesejahteraan
Umat, Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, Jakarta.

134
Nasution, Edwin, “Potensi Wakaf Tunai Di Indonesia”dalam www.tazkiaonline.com
diakses pada 27 Oktober 2009.

Nazir, Habib dan Muhammad Hasanuddin, 2008, Ensiklopedi Ekonomi dan


Perbankan Syari’ah, Kafa Publishing, Bandung.

Parasuraman, A. Valarie A. Zeithaml, Leonard L. Berry, The Behavioral


Consequences of Service Quality, The Journal of Marketing, Vol. 60, No. 2
(Apr., 1996) diakses pada 14/04/2010

Purwanto, April, 2009, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelolaan Zakat,


Teras, Yogyakarta.

Prabawati, Ari, 2010, Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian Dengan SPSS17,
Andi Offset, Yogyakarta.

Qahaf, Mundzir, 2007, Manajemen Wakaf Produktif, Khalifa, Jakarta.

Rangkuti, Freddy, 1999, Analisis Swot Tehnik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2008, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan
Bisnis, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Sudarsono, Heri, 2007, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan
Ilustrasi, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Suhadi, Imam, 2002, Wakaf Untuk Kesejahteraan Umat, PT. Dana Bhakti Prima,
Yogyakarta.

Suliyanto, 2005, Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor.

Sumarni, Murti, 2002, Manajemen Pemasaran Bank, Liberty, Yogyakarta.

Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag RI., 2004, Kumpulan Hasil
Seminar Perwakafan, Direktorat Jenderal Pengembagan Zakat dan Wakaf
Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta.

Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag RI., 2005, Pedoman
Pengelolaan Wakaf Tunai, Direktorat Jenderal Pengembagan Zakat dan
Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,
Jakarta.

135
Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag RI., 2006, Strategi
Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Direktorat Jenderal Pengembagan
Zakat dan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji, Jakarta.

Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag RI, 2006, Perkembangan
Pengelolan Wakaf di Indonesia, Direktorat Jenderal Pengembagan Zakat dan
Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,
Jakarta.

Tim Penulis dan Peneliti Center for the Stuy of Religion and Culture (CSRC) UIN
Syarif Hidayatullah, 2006, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi
tentang Potensi, Tradisi dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia.
Center for the Stuy of Religion and Culture. Jakarta.

Tjiptono, Fandi, 1995, Strategi Pemasaran, Andi Offset, Yogyakarta

Tjiptono, Fandi, dkk., 2008, Pemasaran Strategik, Andi Offset, Yogyakarta

Triton PB, 2008, Marketing Strategic, Tugu, Yogyakarta.

Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Usman, Rachmadi, 2009, Hukum Perwakafan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

Wadjdy, Farid dan Mursyid, 2007, Wakaf Kesejahteraan Umat, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

W.D.Bygrave The Poetable MBA Enterpreneurship. Dalam menggagas bisnis islami.


Jakarta gema insane press 1995

Zuhaili, Wahbah az-, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, cet. III, Damaskus: Dar al-Fikr,
t.t.

136
Lampiran

Magister Ekonomika Islam


Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Bapak/Ibu/Sdr/Sdri Yth, saya adalah mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,
saat ini sedang melakukan penelitian tentang Wakaf Uang Tunai di Badan Wakaf Uang Tunai
(BWU-T) Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, khususnya mengenai penghimpunan wakaf
uang. Dengan segala kerendahan hati, saya memohon dapatkah kiranya Bpk/Ibu/Sdr/Sdri
menyisihkan waktu sekitar 10 menit untuk pengisian kuesioner berikut ini. Terima kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Nama : Jauhar Faradis


NIM : 08/278039/PMU/05741

I. Informasi singkat mengenai wakaf


Diantara jalan kebaikan yang Allah sediakan bagi manusia adalah bersedekah dengan harta
yang dia cintai kepada orang lain. Sedekah dibagi menjadi dua jenis yaitu sedekah wajib dan
sedekah sunah. Salah satu sedekah sunnah adalah wakaf. Pengertian wakaf dalam terminology
adalah menahan/menyerahkan pokok barang dan memberikan manfaatnya. Wakaf sering
diarahkan kepada wakaf barang tidak bergerak seperti tanah, bangunan. Sekarang ini telah
berkembang pendapat bahwa wakaf dapat juga dilakukan dengan barang bergerak seperti
uang, saham dsb. Salah satu syarat wakaf adalah nilai pokok barang tidak boleh
berkurang/habis nilainya. Berbeda dengan infaq, nilai barang yang diinfaqkan akan habis
terpakai untuk konsumsi, maka dalam wakaf nilai barang tersebut tidak boleh berkurang,
sehingga manfaatnya bisa berlangsung lama (abadi).
BWU-T MUI DIY merupakan suatu lembaga pengelola wakaf uang. Dalam pelaksanaannya
sehari-hari BWU-T MUI DIY bekerjasama dengan Bank BPD Syariah sebagai penyimpan

I
Lampiran

dan sirkulasi dana. Dana yang terkumpul di BWU-T MUI DIY sebesar Rp. 224.000.000,-
dengan jumlah wakif 215 orang, dana tersebut disimpan di Bank BPD Syariah dalam bentuk
deposito. BWU-T MUI DIY mempunyai dua produk dalam pengumpulan wakaf uang yaitu;
wakaf uang tetap (abadi) dan wakaf uang sementara (berjangka). Seiring berjalannya waktu,
BWU-T MUI DIY sudah mendapatkan hasil dari dana yang terhimpun sebesar RP.
6.000.000,- dan sudah di salurkan sebesar Rp. 2.000.000,- kepada 5 orang usaha mikro yaitu;
3 orang di daerah Banyusumurp, Imogiri, Bantul dan 2 orang di daerah Jogotirto, Berbah,
Sleman. Untuk sisa dana Insyaallah akan disalurakan pada bulan Mei kepada 15 orang.

II. Petunjuk Pengisian


Petunjuk pengisian beri tanda silang (x) pada jawaban yang dipilih untuk setiap pertanyaan
yang diajukan. Mohon di isi identitas diri anda yang diperlukan dalam penelitian ini.
Kerahasiaan identitas diri anda sebagai responden akan dijaga dengan sebaik-baiknya

III. Demografi
Pertanyaan umum:
Nama Anda :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Penghasilan Perbulan :
1. Apakah anda sudah berwakaf uang tunai (selain di Badan Wakaf Uang Tunai MUI DIY) ?
a. Sudah b. Belum
2. Setujukah anda untuk berwakaf uang tunai?
a. setuju b. ragu-ragu c. tidak setuju
3. Produk wakaf uang apa yang anda pilih ?
a. Wakaf uang tetap (abadi) b. Wakaf uang sementara (berjangka)
4. Jika anda memilih wakaf uang tetap (abadi) berapa besar anda ingin berwakaf ?
Rp. …………..

II
Lampiran

5. Jika anda memilih wakaf uang sementara (berjangka), berapa besar serta berapa lama anda
ingin berwakaf ?
Rp. ……………………… dan …………………………… (th/bl)
IV. Variabel Religiusitas, Karekteristik Produk dan Variabel Persepsi Konsumen
Pertanyaan inti: Setujukah anda jika semua hal di bawah ini merupakan alas an yang
menjadikan anda untuk mau berwakaf uang di BWU-T MUI DIY.
Untuk menjawab, mohon Anda member tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang sesuai
dengan penilaian Anda: 1 = Sangat Tidak Setuju (STS); 2 = Tidak Setuju (TS);
3 = Netral (N); 4 = Setuju (S); 5 = Sangat Setuju (SS).
Kode No Pertanyaan Jawaban
STS TS N S SS
Religiusitas
Keterlibatan 1 Orang muslim adalah orang yang sering
Religiusitas menghadiri kegiatan-kegiatan religius
2 Nilai religious lebih penting dari pada
nilai materi
Perhatian 1 Orang muslim adalah orang yang
terhadap melakukan shalat malam minimal 3 kali
Agama dalam sebulan
2 Orang muslim adalah orang yang
melakukan puasa selain puasa bulan
ramadhan minimal 3 kali dalam sebulan
Kedermawanan 1 Orang muslim yang dermawan adalah
orang muslim yang mengeluarkan zakat,
infaq dan sedekah (wakaf uang) seimbang
2 Orang muslim yang dermawan adalah
orang muslim yang mengeluarkan infaq
dan sedekah (wakaf uang) lebih besar
dibandingkan mengeluarkan zakat
Pengenalan 1 Setujukah anda jika sesuai perkembangan
Wakaf zaman maka, objek wakaf juga

III
Lampiran

berkembang yaitu adanya objek wakaf


uang
2 Setujukah saudara jika wakaf uang
dihimpun oleh badan wakaf dan dikelola
oleh perbankan syariah
3 Setujukah anda untuk berwakaf uang
Brand Association
A. Karakteristik Produk
Tanah 1 Yang saya ketahui wakaf hanya berupa
tanah, mesjid, sekolah dan sejenisnya
Agama 2 Yang saya ketahui wakaf merupakan
kegiatan keagamaan yang diperuntukkan
bagi orang yang mempunyai tanah luas
sebagai amal sholeh
Kaya 3 Yang saya ketahui wakaf dilakukan oleh
orang tua atau orang yang mempunyai
tanah luas
Kenal 4 Saya baru mengetahui bahwa selain tanah
uang juga bisa digunakan untuk berwakaf
Produk 5 Saya baru mengetahui bahwa ada dua
produk wakaf uang, yaitu wakaf tetap dan
wakaf sementara
Praktis 6 Jika demikian wakaf uang lebih praktis
dibandingkan dengan wakaf tanah
Mudah 7 Wakaf uang lebih mudah pembayarannya,
misalnya melalui ATM
Beda 8 Saya mengetahui perbedaan antara wakaf
uang dan sedekah, yaitu dalam wakaf
nilai pokoknya tidak boleh berkurang,
sedangkan dalam sedekah, nilai pokoknya

IV
Lampiran

bisa habis dikonsumsi


Saingan 9 Produk wakaf uang merupakan saingan
dari zakat, infaq (sedekah)
A. Persepsi Konsumen
Tertarik 1 1 Saya lebih tertarik wakaf uang tetap
dibandingkan wakaf uang sementara
Tertarik 2 2 Saya lebih tertarik wakaf uang sementara
dibandingkan wakaf uang tetap
Prosedur 3 Saya ingin mengetahui pembayaran dan
prosedur wakaf uang
Makna 4 Saya telah mengetahui makna wakaf uang
Lembaga 5 Saya mengetahui beberapa lembaga
wakaf yang ada, seperti Badan Wakaf
Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia
Kelola 6 Menurut saya pengelolaan wakaf uang
masih kurang, sehingga belum menyentuh
pada aspek pemberdayaan ekonomi umat
yang melibatkan banyak pihak
Bank 7 Menurut saya wakaf uang akan lebih
dikenal jika merupakan bagian dari
produk bank
Produktif 8 Wakaf uang dapat mendorong kegiatan
ekonomi yang produktif, misalnya untuk
perdagangan, pembiayaan
Investasi 9 Wakaf uang dapat menjadi instrument
investasi yang hasil investasi dapat
diberikan kepada masyarakat
Perilaku Konsumen
A. Loyalitas
Item 1 1 Saya akan mensosialisasikan kepada

V
Lampiran

orang lain mengenai keunggulan produk


wakaf uang
Item 2 2 Saya akan merekomendasikan kepada
orang lain untuk menyalurkan wakaf uang
ke Badan Wakaf Uang Tunai MUI
Yogyakarta
Item 3 3 Saya akan mendorong teman untuk
berwakaf di Badan Wakaf Uang Tunai
MUI Yogyakarta
Item 4 4 Saya akan mempertimbangkan produk
Badan Wakaf Uang Tunai MUI
Yogyakarta sebagai pilihan pertama
dalam melaksanakan wakaf uang
Item 5 5 Saya akan berwakaf uang tunai lebih
banyak diwaktu mendatang
B. Membayar Lebih
Item 1 6 Saya tetap akan berwakaf uang di Badan
Wakaf Uang Tunai MUI Yogyakarta
walaupun terjadi kenaikan harga (adanya
kenaikan besaran nominal untuk
mendapatkan sertifikasi wakaf uang
tunai)
Item 2 7 Saya akan membayar (berwakaf) lebih
tinggi dibandingkan dengan harga yang
ditawarkan karena manfaat lain yang
diberikan oleh Badan Wakaf Uang Tunai
Yogyakarta
C. Pindah
Item 1 8 Saya akan berwakaf uang tunai lebih
sedikit diwaktu mendatang
Item 2 9 Saya akan mengalihkan wakaf uang saya

VI
Lampiran

kepada badan wakaf uang yang lain


D. Respon Eksternal
Item 1 10 Saya akan beralih ke Badan Wakaf Uang
Tunai yang lain jika mengalami masalah
dengan pelayanan di Badan Wakaf Uang
Tunai MUI Yogyakarta
Item 2 11 Saya akan mengeluh kepada wakif (orang
yang berwakaf) lain jika mengalami
masalah dengan pelayanan di Badan
Wakaf Uang Tunai MUI Yogyakarta
Item 3 12 Saya akan mengeluh/mengadukan kepada
lembaga eksternal, misalnya Badan
Wakaf Indonesia apabila mengalami
masalah dengan pelayanan di Badan
Wakaf Uang Tunai MUI Yogyakarta
E. Respon Internal
Item 1 13 Saya akan mengeluh/mengadukan kepada
pengelola Badan Wakaf Uang Tunai MUI
Yogyakarta apabila mengalami masalah
dengan pelayanan di Badan Wakaf Uang
Tunai MUI Yogyakarta

Deskripsikan kesan Anda terhadap BWU-T MUI DIY!


………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Apakah saran dan kritik Anda untuk perbaikan BWU-T MUI DIY?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

VII
Lampiran

Tabel 1
KMO and Bartlett's Test 1

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling ,707


Adequacy.
Bartlett's Approx. Chi-Square 2874,748
Test of
Sphericity
df 741
Sig. ,000

Tabel 2
Anti-image Matrices 1

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
Anti-image P1 .417 a -,319 -,123 -,356 ,108 ,014 -,254 ,075 -,008
Correlation
P2 -,319 .536a ,110 ,122 -,222 -,092 ,124 -,079 ,047
P3 -,123 ,110 .689a -,428 ,161 ,008 -,044 -,103 -,015
P4 -,356 ,122 -,428 .700a -,281 -,128 ,046 ,020 ,068
P5 ,108 -,222 ,161 -,281 .683a -,119 -,134 -,155 -,145
P6 ,014 -,092 ,008 -,128 -,119 .856a -,046 -,027 -,154
P7 -,254 ,124 -,044 ,046 -,134 -,046 .716a -,168 ,153
P8 ,075 -,079 -,103 ,020 -,155 -,027 -,168 .813 a ,054
P9 -,008 ,047 -,015 ,068 -,145 -,154 ,153 ,054 .673 a
P10 -,209 ,044 ,112 ,028 -,087 ,027 ,092 -,031 -,146
P11 ,118 ,042 -,036 -,117 ,057 -,010 -,087 ,079 -,074
P12 -,085 ,126 ,096 ,007 ,067 -,066 ,076 -,173 -,253
P13 ,094 -,133 ,007 -,154 ,001 -,045 -,032 ,111 -,054
P14 -,075 ,122 -,049 ,116 -,065 ,027 -,028 -,026 ,051
P15 ,197 ,026 ,141 -,183 ,125 -,026 -,314 -,150 -,027
P16 -,096 -,001 -,193 ,132 -,130 ,096 ,176 ,093 ,051
P17 -,095 ,115 -,139 ,057 ,055 -,210 ,168 -,176 ,007
P18 -,015 -,080 ,022 ,025 -,081 ,059 -,187 -,009 -,056
P19 ,031 -,060 ,029 -,116 -,018 -,102 -,134 ,148 -,056
P20 -,079 -,007 ,037 ,110 ,109 -,023 -,127 -,165 -,142
P21 ,085 -,014 -,064 -,049 -,141 ,005 ,152 ,077 ,221
P22 ,199 -,108 -,089 -,067 ,137 -,090 -,133 -,052 ,044
P23 -,207 ,104 ,077 ,045 -,162 -,030 ,157 -,067 -,104
P24 -,021 -,133 ,024 -,039 ,153 -,096 ,086 -,173 -,118
P25 ,160 ,021 ,088 ,014 -,050 ,108 -,250 ,001 -,027
P26 -,028 -,015 -,084 -,060 -,020 -,133 ,055 -,094 ,029
P27 -,073 -,080 -,094 ,059 -,081 -,017 -,025 -,016 ,185
P28 ,141 ,031 ,083 -,061 -,061 ,004 ,049 -,049 ,045
P29 -,117 ,101 ,015 ,021 -,046 -,019 ,098 -,039 -,043
P30 -,163 -,029 -,064 ,167 ,165 -,080 -,130 -,141 -,197
P31 ,217 -,221 -,225 -,088 ,072 ,040 ,038 ,187 ,064
P32 -,002 -,012 ,036 -,028 ,062 ,112 -,175 ,063 -,047

VIII
Lampiran

P33 ,023 ,040 ,007 -,070 -,097 -,147 ,093 -,006 ,077
P34 -,011 -,062 ,000 ,037 ,177 -,046 -,110 -,108 -,136
P35 ,237 -,039 -,167 ,044 -,025 -,011 ,002 ,138 ,041
P36 -,101 ,104 ,095 ,039 -,037 ,009 -,007 -,008 ,043
P37 ,009 -,020 -,079 -,008 -,010 ,049 -,022 ,046 -,032
P38 -,008 ,086 ,018 ,007 -,013 -,006 ,158 -,038 -,014
P39 ,160 -,149 -,064 -,058 ,079 -,070 -,230 -,033 -,030

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18


Anti-image P1 -,209 ,118 -,085 ,094 -,075 ,197 -,096 -,095 -,015
Correlation
P2 ,044 ,042 ,126 -,133 ,122 ,026 -,001 ,115 -,080
P3 ,112 -,036 ,096 ,007 -,049 ,141 -,193 -,139 ,022
P4 ,028 -,117 ,007 -,154 ,116 -,183 ,132 ,057 ,025
P5 -,087 ,057 ,067 ,001 -,065 ,125 -,130 ,055 -,081
P6 ,027 -,010 -,066 -,045 ,027 -,026 ,096 -,210 ,059
P7 ,092 -,087 ,076 -,032 -,028 -,314 ,176 ,168 -,187
P8 -,031 ,079 -,173 ,111 -,026 -,150 ,093 -,176 -,009
P9 -,146 -,074 -,253 -,054 ,051 -,027 ,051 ,007 -,056
P10 .563 a -,611 -,002 ,054 -,036 ,012 ,033 -,043 ,061
P11 -,611 .552a -,119 -,009 ,046 ,095 -,022 -,071 -,065
P12 -,002 -,119 .471a -,441 ,089 -,081 ,021 ,164 -,034
P13 ,054 -,009 -,441 .594a -,184 ,046 -,038 -,006 -,010
P14 -,036 ,046 ,089 -,184 .805a -,395 -,022 ,007 ,035
P15 ,012 ,095 -,081 ,046 -,395 .724a -,265 ,109 -,050
P16 ,033 -,022 ,021 -,038 -,022 -,265 .617a -,013 -,063
P17 -,043 -,071 ,164 -,006 ,007 ,109 -,013 .497 a -,251
P18 ,061 -,065 -,034 -,010 ,035 -,050 -,063 -,251 .824 a
P19 -,165 ,170 -,098 ,144 -,054 ,000 -,069 -,226 ,207
P20 -,021 ,009 ,100 ,007 -,055 ,036 -,036 ,021 -,164
P21 -,021 ,056 -,135 ,203 -,024 -,133 ,021 ,089 -,138
P22 -,050 -,040 ,083 -,107 -,020 ,185 -,052 ,055 -,100
P23 ,021 -,023 ,278 -,170 ,113 -,164 ,089 ,119 -,062
P24 -,108 ,037 ,109 ,006 -,058 -,100 ,092 -,103 -,086
P25 ,070 -,079 -,125 -,016 -,137 ,131 -,116 -,129 ,018
P26 -,062 ,101 -,094 -,001 ,015 ,025 -,041 ,093 ,002
P27 -,018 -,047 -,204 ,153 -,138 -,004 ,052 -,049 -,049
P28 -,030 -,051 ,183 -,153 ,095 -,105 -,084 ,083 -,029
P29 -,016 ,030 -,121 ,116 -,058 -,079 ,135 -,196 ,047
P30 ,020 -,014 ,142 -,103 -,020 ,073 -,027 ,086 ,039
P31 -,126 -,009 -,103 ,048 ,006 -,100 ,100 ,011 -,139
P32 ,103 -,107 -,094 ,099 -,075 ,134 -,092 -,115 ,157
P33 ,099 ,026 ,145 -,139 ,053 -,063 -,060 ,141 -,185
P34 ,081 -,208 ,203 -,069 ,005 ,075 ,037 ,063 ,066
P35 -,182 ,170 -,128 ,046 -,057 -,045 ,033 -,141 ,000
P36 ,125 -,133 ,269 -,239 ,187 -,056 -,022 ,102 ,012
P37 ,050 -,030 -,192 ,054 -,004 -,058 ,045 -,181 ,070

IX
Lampiran

P38 ,077 ,060 ,011 -,048 -,013 -,055 ,019 ,026 -,008
P39 -,226 ,138 -,020 -,001 -,064 ,216 -,146 ,201 ,006

P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27


Anti-image P1 ,031 -,079 ,085 ,199 -,207 -,021 ,160 -,028 -,073
Correlation
P2 -,060 -,007 -,014 -,108 ,104 -,133 ,021 -,015 -,080
P3 ,029 ,037 -,064 -,089 ,077 ,024 ,088 -,084 -,094
P4 -,116 ,110 -,049 -,067 ,045 -,039 ,014 -,060 ,059
P5 -,018 ,109 -,141 ,137 -,162 ,153 -,050 -,020 -,081
P6 -,102 -,023 ,005 -,090 -,030 -,096 ,108 -,133 -,017
P7 -,134 -,127 ,152 -,133 ,157 ,086 -,250 ,055 -,025
P8 ,148 -,165 ,077 -,052 -,067 -,173 ,001 -,094 -,016
P9 -,056 -,142 ,221 ,044 -,104 -,118 -,027 ,029 ,185
P10 -,165 -,021 -,021 -,050 ,021 -,108 ,070 -,062 -,018
P11 ,170 ,009 ,056 -,040 -,023 ,037 -,079 ,101 -,047
P12 -,098 ,100 -,135 ,083 ,278 ,109 -,125 -,094 -,204
P13 ,144 ,007 ,203 -,107 -,170 ,006 -,016 -,001 ,153
P14 -,054 -,055 -,024 -,020 ,113 -,058 -,137 ,015 -,138
P15 ,000 ,036 -,133 ,185 -,164 -,100 ,131 ,025 -,004
P16 -,069 -,036 ,021 -,052 ,089 ,092 -,116 -,041 ,052
P17 -,226 ,021 ,089 ,055 ,119 -,103 -,129 ,093 -,049
P18 ,207 -,164 -,138 -,100 -,062 -,086 ,018 ,002 -,049
P19 .580 a -,172 -,088 -,089 -,043 -,017 -,027 ,001 ,129
P20 -,172 .777a -,118 -,059 -,117 ,005 ,031 -,120 ,088
P21 -,088 -,118 .798a -,175 ,042 -,013 -,133 ,119 -,045
P22 -,089 -,059 -,175 .630a -,118 ,110 -,009 -,054 -,120
P23 -,043 -,117 ,042 -,118 .686a ,051 -,232 ,013 -,041
P24 -,017 ,005 -,013 ,110 ,051 .806a -,296 -,032 ,083
P25 -,027 ,031 -,133 -,009 -,232 -,296 .764a -,477 -,138
P26 ,001 -,120 ,119 -,054 ,013 -,032 -,477 .845 a ,038
P27 ,129 ,088 -,045 -,120 -,041 ,083 -,138 ,038 .772 a
P28 -,219 -,128 ,011 ,109 ,123 -,096 ,143 -,111 -,347
P29 ,130 ,164 -,039 -,202 -,043 ,129 -,065 -,001 ,204
P30 ,007 ,159 -,122 ,028 -,049 ,013 ,048 -,083 -,174
P31 ,037 -,305 ,019 ,201 -,047 ,073 -,107 ,077 -,128
P32 ,130 -,034 -,135 -,119 -,102 -,125 ,096 -,056 ,253
P33 -,143 ,077 -,032 ,062 ,022 -,106 ,004 -,007 -,207
P34 -,107 -,036 -,188 ,233 ,048 ,001 ,013 ,039 -,046
P35 ,021 ,066 ,131 -,052 -,154 -,009 ,085 ,065 ,070
P36 -,190 ,015 -,048 ,117 ,104 ,042 -,041 -,114 -,177
P37 ,000 -,047 -,077 -,049 -,091 -,071 ,142 -,045 ,073
P38 -,111 -,068 ,132 -,202 ,055 -,157 ,006 ,097 -,045
P39 ,146 ,013 -,153 ,174 -,091 ,031 -,006 ,025 -,067

X
Lampiran

P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36


Anti-image P1 ,141 -,117 -,163 ,217 -,002 ,023 -,011 ,237 -,101
Correlation
P2 ,031 ,101 -,029 -,221 -,012 ,040 -,062 -,039 ,104
P3 ,083 ,015 -,064 -,225 ,036 ,007 ,000 -,167 ,095
P4 -,061 ,021 ,167 -,088 -,028 -,070 ,037 ,044 ,039
P5 -,061 -,046 ,165 ,072 ,062 -,097 ,177 -,025 -,037
P6 ,004 -,019 -,080 ,040 ,112 -,147 -,046 -,011 ,009
P7 ,049 ,098 -,130 ,038 -,175 ,093 -,110 ,002 -,007
P8 -,049 -,039 -,141 ,187 ,063 -,006 -,108 ,138 -,008
P9 ,045 -,043 -,197 ,064 -,047 ,077 -,136 ,041 ,043
P10 -,030 -,016 ,020 -,126 ,103 ,099 ,081 -,182 ,125
P11 -,051 ,030 -,014 -,009 -,107 ,026 -,208 ,170 -,133
P12 ,183 -,121 ,142 -,103 -,094 ,145 ,203 -,128 ,269
P13 -,153 ,116 -,103 ,048 ,099 -,139 -,069 ,046 -,239
P14 ,095 -,058 -,020 ,006 -,075 ,053 ,005 -,057 ,187
P15 -,105 -,079 ,073 -,100 ,134 -,063 ,075 -,045 -,056
P16 -,084 ,135 -,027 ,100 -,092 -,060 ,037 ,033 -,022
P17 ,083 -,196 ,086 ,011 -,115 ,141 ,063 -,141 ,102
P18 -,029 ,047 ,039 -,139 ,157 -,185 ,066 ,000 ,012
P19 -,219 ,130 ,007 ,037 ,130 -,143 -,107 ,021 -,190
P20 -,128 ,164 ,159 -,305 -,034 ,077 -,036 ,066 ,015
P21 ,011 -,039 -,122 ,019 -,135 -,032 -,188 ,131 -,048
P22 ,109 -,202 ,028 ,201 -,119 ,062 ,233 -,052 ,117
P23 ,123 -,043 -,049 -,047 -,102 ,022 ,048 -,154 ,104
P24 -,096 ,129 ,013 ,073 -,125 -,106 ,001 -,009 ,042
P25 ,143 -,065 ,048 -,107 ,096 ,004 ,013 ,085 -,041
P26 -,111 -,001 -,083 ,077 -,056 -,007 ,039 ,065 -,114
P27 -,347 ,204 -,174 -,128 ,253 -,207 -,046 ,070 -,177
P28 .718 a -,482 -,134 ,015 -,287 ,254 -,021 -,044 ,221
P29 -,482 .754a -,232 -,176 ,035 -,214 -,105 ,154 -,102
P30 -,134 -,232 .794a -,075 -,129 -,025 ,114 -,182 -,096
P31 ,015 -,176 -,075 .762a -,192 -,120 ,351 -,058 -,220
P32 -,287 ,035 -,129 -,192 .736a -,467 ,084 -,010 -,059
P33 ,254 -,214 -,025 -,120 -,467 .736a -,218 -,120 ,290
P34 -,021 -,105 ,114 ,351 ,084 -,218 .462a -,363 ,032
P35 -,044 ,154 -,182 -,058 -,010 -,120 -,363 .439 a -,293
P36 ,221 -,102 -,096 -,220 -,059 ,290 ,032 -,293 .581 a
P37 -,010 ,004 ,077 -,080 ,129 -,099 -,051 ,012 -,359
P38 ,053 -,114 -,118 ,033 ,076 ,014 -,063 ,168 -,001
P39 -,086 -,008 ,154 ,072 -,097 -,015 ,027 -,050 -,163

XI
Lampiran

P37 P38 P39


Anti-image P1 ,141 -,117 -,163
Correlation
P2 ,009 -,008 ,160
P3 -,020 ,086 -,149
P4 -,079 ,018 -,064
P5 -,008 ,007 -,058
P6 -,010 -,013 ,079
P7 ,049 -,006 -,070
P8 -,022 ,158 -,230
P9 ,046 -,038 -,033
P10 -,032 -,014 -,030
P11 ,050 ,077 -,226
P12 -,030 ,060 ,138
P13 -,192 ,011 -,020
P14 ,054 -,048 -,001
P15 -,004 -,013 -,064
P16 -,058 -,055 ,216
P17 ,045 ,019 -,146
P18 -,181 ,026 ,201
P19 ,070 -,008 ,006
P20 ,000 -,111 ,146
P21 -,047 -,068 ,013
P22 -,077 ,132 -,153
P23 -,049 -,202 ,174
P24 -,091 ,055 -,091
P25 -,071 -,157 ,031
P26 ,142 ,006 -,006
P27 -,045 ,097 ,025
P28 ,073 -,045 -,067
P29 -,010 ,053 -,086
P30 ,004 -,114 -,008
P31 ,077 -,118 ,154
P32 -,080 ,033 ,072
P33 ,129 ,076 -,097
P34 -,099 ,014 -,015
P35 -,051 -,063 ,027
P36 ,012 ,168 -,050
P37 -,359 -,001 -,163
P38 .790 a -,272 -,182
P39 -,272 .732a -,504

XII
Lampiran

Tabel 3
Communalities 1

Initial Extraction
P1 1,000 ,759
P2 1,000 ,651
P3 1,000 ,735
P4 1,000 ,748
P5 1,000 ,622
P6 1,000 ,574
P7 1,000 ,632
P8 1,000 ,642
P9 1,000 ,669
P10 1,000 ,786
P11 1,000 ,770
P12 1,000 ,698
P13 1,000 ,656
P14 1,000 ,594
P15 1,000 ,681
P16 1,000 ,438
P17 1,000 ,663
P18 1,000 ,635
P19 1,000 ,708
P20 1,000 ,611
P21 1,000 ,617
P22 1,000 ,680
P23 1,000 ,542
P24 1,000 ,644
P25 1,000 ,662
P26 1,000 ,583
P27 1,000 ,608
P28 1,000 ,724
P29 1,000 ,731
P30 1,000 ,745
P31 1,000 ,778
P32 1,000 ,664
P33 1,000 ,745
P34 1,000 ,738
P35 1,000 ,751
P36 1,000 ,742
P37 1,000 ,730
P38 1,000 ,788
P39 1,000 ,738

XIII
Lampiran

Tabel 4
Anti-image Matrices 2

P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Anti-image P2 .678 a ,081 ,013 -,208 -,071 ,023 -,038 ,067 -,006
Correlation
P3 ,081 .695a -,490 ,173 -,009 -,024 -,082 ,025 ,069
P4 ,013 -,490 .730a -,273 -,132 -,073 ,034 ,065 -,034
P5 -,208 ,173 -,273 .733a -,092 -,086 -,129 -,113 -,074
P6 -,071 -,009 -,132 -,092 .870a -,030 -,081 -,182 ,010
P7 ,023 -,024 -,073 -,086 -,030 .794a -,163 ,155 ,069
P8 -,038 -,082 ,034 -,129 -,081 -,163 .866a ,009 -,016
P9 ,067 ,025 ,065 -,113 -,182 ,155 ,009 .652 a -,157
P10 -,006 ,069 -,034 -,074 ,010 ,069 -,016 -,157 .558 a
P11 ,082 -,013 -,090 ,088 -,029 -,079 ,031 -,123 -,608
P13 -,077 ,075 -,159 ,017 -,067 ,014 ,053 -,192 ,078
P14 ,097 -,086 ,111 -,066 ,032 -,049 -,005 ,076 -,057
P15 ,101 ,157 -,106 ,063 ,020 -,262 -,136 -,030 ,055
P18 -,065 -,035 ,032 -,093 ,017 -,148 -,040 -,045 ,039
P19 -,037 -,019 -,095 ,004 -,160 -,101 ,111 -,080 -,184
P20 -,054 ,025 ,086 ,117 -,008 -,169 -,157 -,127 -,021
P21 ,003 -,009 -,035 -,125 ,016 ,149 ,051 ,181 ,024
P22 -,045 -,078 ,001 ,069 -,071 -,069 -,024 ,099 -,024
P23 ,013 ,046 -,020 -,167 -,012 ,083 -,001 -,053 -,027
P24 -,152 ,007 -,051 ,177 -,130 ,083 -,191 -,097 -,126
P25 ,099 ,096 ,081 -,080 ,098 -,188 -,036 -,043 ,107
P26 -,023 -,058 -,099 -,035 -,110 ,054 -,096 ,008 -,057
P27 -,090 -,076 ,016 -,054 -,037 -,043 -,062 ,139 -,033
P28 ,052 ,075 ,014 -,098 ,030 ,078 -,011 ,098 ,004
P29 ,093 ,028 -,054 ,012 -,075 ,078 -,115 -,089 -,036
P30 -,097 -,122 ,143 ,164 -,063 -,182 -,089 -,172 -,030
P31 -,133 -,184 -,050 ,005 ,047 ,149 ,208 ,080 -,130
P32 ,012 ,010 -,027 ,047 ,104 -,139 ,052 -,054 ,093
P33 ,007 -,032 -,020 -,084 -,143 ,063 ,038 ,097 ,125
P36 ,054 ,024 ,062 -,046 ,026 -,051 ,079 ,116 ,091
P37 ,016 -,091 -,004 ,021 -,001 ,005 -,013 -,084 ,037
P38 ,077 ,053 -,023 -,006 ,007 ,147 -,052 -,018 ,109
P39 -,127 -,046 ,014 ,034 -,020 -,219 ,004 -,035 -,204

XIV
Lampiran

P11 P13 P14 P15 P18 P19 P20 P21 P22


Anti-image P2 ,082 -,077 ,097 ,101 -,065 -,037 -,054 ,003 -,045
Correlation
P3 -,013 ,075 -,086 ,157 -,035 -,019 ,025 -,009 -,078
P4 -,090 -,159 ,111 -,106 ,032 -,095 ,086 -,035 ,001
P5 ,088 ,017 -,066 ,063 -,093 ,004 ,117 -,125 ,069
P6 -,029 -,067 ,032 ,020 ,017 -,160 -,008 ,016 -,071
P7 -,079 ,014 -,049 -,262 -,148 -,101 -,169 ,149 -,069
P8 ,031 ,053 -,005 -,136 -,040 ,111 -,157 ,051 -,024
P9 -,123 -,192 ,076 -,030 -,045 -,080 -,127 ,181 ,099
P10 -,608 ,078 -,057 ,055 ,039 -,184 -,021 ,024 -,024
P11 .556 a -,070 ,067 ,100 -,069 ,144 ,012 ,003 -,010
P13 -,070 .703a -,159 -,022 -,010 ,133 ,064 ,157 -,108
P14 ,067 -,159 .809a -,412 ,034 -,054 -,069 -,005 -,012
P15 ,100 -,022 -,412 .773a -,044 ,007 ,061 -,165 ,130
P18 -,069 -,010 ,034 -,044 .872a ,165 -,171 -,102 -,109
P19 ,144 ,133 -,054 ,007 ,165 .594a -,173 -,093 -,063
P20 ,012 ,064 -,069 ,061 -,171 -,173 .773a -,118 -,044
P21 ,003 ,157 -,005 -,165 -,102 -,093 -,118 .839 a -,161
P22 -,010 -,108 -,012 ,130 -,109 -,063 -,044 -,161 .744 a
P23 ,041 -,048 ,081 -,116 -,039 ,001 -,161 ,096 -,115
P24 ,047 ,074 -,070 -,055 -,112 -,030 -,003 ,012 ,127
P25 -,118 -,087 -,122 ,087 -,021 -,069 ,050 -,152 -,040
P26 ,107 -,056 ,026 -,001 ,017 ,023 -,125 ,107 -,062
P27 -,072 ,083 -,128 ,016 -,064 ,120 ,103 -,074 -,086
P28 -,054 -,102 ,089 -,161 -,003 -,220 -,143 ,013 ,074
P29 -,001 ,106 -,054 ,005 ,008 ,098 ,168 -,053 -,147
P30 ,048 -,045 -,049 ,092 ,047 ,037 ,153 -,081 ,025
P31 ,033 -,022 ,044 -,193 -,176 ,082 -,291 ,050 ,102
P32 -,108 ,070 -,071 ,120 ,119 ,108 -,025 -,120 -,141
P33 ,012 -,102 ,034 -,085 -,146 -,154 ,072 -,067 ,100
P36 -,086 -,150 ,161 -,051 ,039 -,189 ,003 ,000 ,126
P37 -,062 -,021 ,011 -,045 ,031 -,054 -,025 -,091 -,021
P38 ,042 -,047 -,008 -,042 ,004 -,106 -,090 ,116 -,200
P39 ,148 -,046 -,057 ,133 ,058 ,194 ,028 -,198 ,133

XV
Lampiran

P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31


Anti-image P2 ,013 -,152 ,099 -,023 -,090 ,052 ,093 -,097 -,133
Correlation
P3 ,046 ,007 ,096 -,058 -,076 ,075 ,028 -,122 -,184
P4 -,020 -,051 ,081 -,099 ,016 ,014 -,054 ,143 -,050
P5 -,167 ,177 -,080 -,035 -,054 -,098 ,012 ,164 ,005
P6 -,012 -,130 ,098 -,110 -,037 ,030 -,075 -,063 ,047
P7 ,083 ,083 -,188 ,054 -,043 ,078 ,078 -,182 ,149
P8 -,001 -,191 -,036 -,096 -,062 -,011 -,115 -,089 ,208
P9 -,053 -,097 -,043 ,008 ,139 ,098 -,089 -,172 ,080
P10 -,027 -,126 ,107 -,057 -,033 ,004 -,036 -,030 -,130
P11 ,041 ,047 -,118 ,107 -,072 -,054 -,001 ,048 ,033
P13 -,048 ,074 -,087 -,056 ,083 -,102 ,106 -,045 -,022
P14 ,081 -,070 -,122 ,026 -,128 ,089 -,054 -,049 ,044
P15 -,116 -,055 ,087 -,001 ,016 -,161 ,005 ,092 -,193
P18 -,039 -,112 -,021 ,017 -,064 -,003 ,008 ,047 -,176
P19 ,001 -,030 -,069 ,023 ,120 -,220 ,098 ,037 ,082
P20 -,161 -,003 ,050 -,125 ,103 -,143 ,168 ,153 -,291
P21 ,096 ,012 -,152 ,107 -,074 ,013 -,053 -,081 ,050
P22 -,115 ,127 -,040 -,062 -,086 ,074 -,147 ,025 ,102
P23 .841 a ,020 -,168 ,043 ,003 ,106 -,022 -,138 ,017
P24 ,020 .790a -,297 -,003 ,103 -,109 ,116 ,006 ,102
P25 -,168 -,297 .759a -,511 -,161 ,159 -,077 ,096 -,176
P26 ,043 -,003 -,511 .838a ,014 -,092 ,000 -,081 ,060
P27 ,003 ,103 -,161 ,014 .819a -,306 ,163 -,158 -,155
P28 ,106 -,109 ,159 -,092 -,306 .749a -,455 -,156 ,034
P29 -,022 ,116 -,077 ,000 ,163 -,455 .804a -,218 -,166
P30 -,138 ,006 ,096 -,081 -,158 -,156 -,218 .805 a -,066
P31 ,017 ,102 -,176 ,060 -,155 ,034 -,166 -,066 .795 a
P32 -,069 -,122 ,064 -,069 ,247 -,276 ,023 -,131 -,259
P33 -,042 -,122 ,050 ,031 -,175 ,202 -,179 -,053 -,018
P36 -,011 ,018 ,024 -,076 -,122 ,178 -,038 -,197 -,201
P37 -,040 -,077 ,118 -,043 ,031 ,039 -,055 ,118 -,109
P38 ,067 -,161 ,008 ,086 -,058 ,064 -,148 -,104 ,064
P39 ,148 -,046 -,057 ,133 ,058 ,194 ,028 -,198 ,133

XVI
Lampiran

P32 P33 P36 P37 P38 P39


Anti-image P2 ,012 ,007 ,054 ,016 ,077 -,127
Correlation
P3 ,010 -,032 ,024 -,091 ,053 -,046
P4 -,027 -,020 ,062 -,004 -,023 ,014
P5 ,047 -,084 -,046 ,021 -,006 ,034
P6 ,104 -,143 ,026 -,001 ,007 -,020
P7 -,139 ,063 -,051 ,005 ,147 -,219
P8 ,052 ,038 ,079 -,013 -,052 ,004
P9 -,054 ,097 ,116 -,084 -,018 -,035
P10 ,093 ,125 ,091 ,037 ,109 -,204
P11 -,108 ,012 -,086 -,062 ,042 ,148
P13 ,070 -,102 -,150 -,021 -,047 -,046
P14 -,071 ,034 ,161 ,011 -,008 -,057
P15 ,120 -,085 -,051 -,045 -,042 ,133
P18 ,119 -,146 ,039 ,031 ,004 ,058
P19 ,108 -,154 -,189 -,054 -,106 ,194
P20 -,025 ,072 ,003 -,025 -,090 ,028
P21 -,120 -,067 ,000 -,091 ,116 -,198
P22 -,141 ,100 ,126 -,021 -,200 ,133
P23 -,069 -,042 -,011 -,040 ,067 -,073
P24 -,122 -,122 ,018 -,077 -,161 ,078
P25 ,064 ,050 ,024 ,118 ,008 -,024
P26 -,069 ,031 -,076 -,043 ,086 ,004
P27 ,247 -,175 -,122 ,031 -,058 -,045
P28 -,276 ,202 ,178 ,039 ,064 -,146
P29 ,023 -,179 -,038 -,055 -,148 ,085
P30 -,131 -,053 -,197 ,118 -,104 ,170
P31 -,259 -,018 -,201 -,109 ,064 ,039
P32 .754 a -,458 -,029 ,107 ,090 -,096
P33 -,458 .790a ,218 -,067 ,030 -,064
P36 -,029 ,218 .671a -,347 ,042 -,200
P37 ,107 -,067 -,347 .824a -,275 -,160
P38 ,090 ,030 ,042 -,275 .725a -,528
P39 -,096 -,064 -,200 -,160 -,528 .720a

XVII
Lampiran

Tabel 5
Communalities 2

Initial Extraction
P2 1,000 ,625
P3 1,000 ,718
P4 1,000 ,780
P5 1,000 ,662
P6 1,000 ,587
P7 1,000 ,516
P8 1,000 ,581
P9 1,000 ,668
P10 1,000 ,789
P11 1,000 ,761
P13 1,000 ,619
P14 1,000 ,612
P15 1,000 ,723
P18 1,000 ,477
P19 1,000 ,574
P20 1,000 ,655
P21 1,000 ,546
P22 1,000 ,658
P23 1,000 ,421
P24 1,000 ,507
P25 1,000 ,657
P26 1,000 ,560
P27 1,000 ,647
P28 1,000 ,686
P29 1,000 ,699
P30 1,000 ,609
P31 1,000 ,736
P32 1,000 ,695
P33 1,000 ,655
P36 1,000 ,652
P37 1,000 ,718
P38 1,000 ,758
P39 1,000 ,685

XVIII
Lampiran

Tabel 6
Anti-image Matrices 3

P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Anti-image P2 .644 a ,078 ,015 -,217 -,070 ,013 -,040 ,065 -,003
Correlation
P3 ,078 .687a -,489 ,181 -,008 -,033 -,083 ,026 ,071
P4 ,015 -,489 .723a -,278 -,133 -,068 ,035 ,066 -,036
P5 -,217 ,181 -,278 .723a -,094 -,090 -,136 -,130 -,076
P6 -,070 -,008 -,133 -,094 .864a -,027 -,080 -,182 ,010
P7 ,013 -,033 -,068 -,090 -,027 .798a -,172 ,155 ,078
P8 -,040 -,083 ,035 -,136 -,080 -,172 .852a ,007 -,014
P9 ,065 ,026 ,066 -,130 -,182 ,155 ,007 .638 a -,157
P10 -,003 ,071 -,036 -,076 ,010 ,078 -,014 -,157 .556 a
P11 ,078 -,018 -,088 ,091 -,028 -,094 ,028 -,125 -,607
P13 -,077 ,077 -,160 ,008 -,067 ,017 ,053 -,196 ,077
P14 ,099 -,089 ,112 -,050 ,033 -,051 -,003 ,082 -,056
P15 ,100 ,162 -,108 ,040 ,019 -,265 -,139 -,039 ,055
P19 -,027 -,014 -,102 ,021 -,165 -,079 ,119 -,073 -,193
P20 -,065 ,027 ,091 ,077 -,008 -,189 -,169 -,148 -,019
P21 -,005 -,016 -,030 -,122 ,018 ,130 ,048 ,183 ,031
P22 -,051 -,078 ,002 ,040 -,072 -,078 -,030 ,089 -,023
P24 -,161 ,002 -,047 ,174 -,128 ,067 -,196 -,102 -,122
P25 ,101 ,105 ,080 -,114 ,098 -,183 -,038 -,054 ,105
P26 -,022 -,059 -,099 -,027 -,110 ,054 -,096 ,012 -,057
P27 -,094 -,078 ,018 -,061 -,036 -,053 -,065 ,137 -,031
P28 ,051 ,071 ,016 -,083 ,031 ,071 -,011 ,104 ,007
P29 ,094 ,030 -,055 ,009 -,076 ,082 -,115 -,090 -,037
P30 -,094 -,116 ,141 ,150 -,066 -,168 -,089 -,179 -,036
P31 -,147 -,194 -,044 -,009 ,051 ,125 ,204 ,074 -,125
P32 ,021 ,018 -,033 ,048 ,102 -,119 ,057 -,053 ,088
P33 -,002 -,035 -,016 -,109 -,143 ,047 ,032 ,090 ,131
P36 ,057 ,026 ,061 -,045 ,026 -,045 ,081 ,118 ,089
P37 ,019 -,088 -,006 ,018 -,002 ,013 -,012 -,085 ,035
P38 ,077 ,051 -,022 ,006 ,008 ,145 -,052 -,014 ,111
P39 -,123 -,041 ,010 ,028 -,022 -,209 ,007 -,037 -,209

XIX
Lampiran

P11 P13 P14 P15 P19 P20 P21 P22 P24


Anti-image P2 ,078 -,077 ,099 ,100 -,027 -,065 -,005 -,051 -,161
Correlation
P3 -,018 ,077 -,089 ,162 -,014 ,027 -,016 -,078 ,002
P4 -,088 -,160 ,112 -,108 -,102 ,091 -,030 ,002 -,047
P5 ,091 ,008 -,050 ,040 ,021 ,077 -,122 ,040 ,174
P6 -,028 -,067 ,033 ,019 -,165 -,008 ,018 -,072 -,128
P7 -,094 ,017 -,051 -,265 -,079 -,189 ,130 -,078 ,067
P8 ,028 ,053 -,003 -,139 ,119 -,169 ,048 -,030 -,196
P9 -,125 -,196 ,082 -,039 -,073 -,148 ,183 ,089 -,102
P10 -,607 ,077 -,056 ,055 -,193 -,019 ,031 -,023 -,122
P11 .555 a -,069 ,066 ,102 ,157 ,007 -,008 -,013 ,039
P13 -,069 .684a -,156 -,028 ,136 ,056 ,162 -,117 ,075
P14 ,066 -,156 .812a -,406 -,061 -,051 -,009 ,001 -,068
P15 ,102 -,028 -,406 .770a ,015 ,035 -,162 ,113 -,059
P19 ,157 ,136 -,061 ,015 .607a -,150 -,078 -,046 -,012
P20 ,007 ,056 -,051 ,035 -,150 .763a -,125 -,087 -,020
P21 -,008 ,162 -,009 -,162 -,078 -,125 .848a -,165 -,001
P22 -,013 -,117 ,001 ,113 -,046 -,087 -,165 .744 a ,119
P24 ,039 ,075 -,068 -,059 -,012 -,020 -,001 ,119 .784 a
P25 -,115 -,097 -,110 ,068 -,066 ,019 -,142 -,064 -,303
P26 ,107 -,054 ,022 ,005 ,021 -,118 ,106 -,056 -,002
P27 -,077 ,083 -,126 ,013 ,133 ,095 -,082 -,095 ,097
P28 -,059 -,097 ,081 -,151 -,224 -,130 ,003 ,088 -,112
P29 ,000 ,105 -,053 ,003 ,098 ,171 -,050 -,151 ,118
P30 ,058 -,052 -,040 ,080 ,030 ,144 -,065 ,015 ,014
P31 ,021 -,023 ,050 -,204 ,115 -,334 ,032 ,086 ,084
P32 -,099 ,069 -,071 ,120 ,091 -,016 -,104 -,139 -,109
P33 ,004 -,107 ,044 -,099 -,133 ,041 -,079 ,081 -,140
P36 -,083 -,150 ,161 -,051 -,198 ,009 ,004 ,131 ,022
P37 -,058 -,022 ,013 -,049 -,059 -,027 -,085 -,022 -,074
P38 ,039 -,044 -,014 -,034 -,109 -,080 ,112 -,195 -,163
P39 ,156 -,049 -,054 ,128 ,188 ,027 -,188 ,133 ,086

XX
Lampiran

P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33


Anti-image P2 ,101 -,022 -,094 ,051 ,094 -,094 -,147 ,021 -,002
Correlation
P3 ,105 -,059 -,078 ,071 ,030 -,116 -,194 ,018 -,035
P4 ,080 -,099 ,018 ,016 -,055 ,141 -,044 -,033 -,016
P5 -,114 -,027 -,061 -,083 ,009 ,150 -,009 ,048 -,109
P6 ,098 -,110 -,036 ,031 -,076 -,066 ,051 ,102 -,143
P7 -,183 ,054 -,053 ,071 ,082 -,168 ,125 -,119 ,047
P8 -,038 -,096 -,065 -,011 -,115 -,089 ,204 ,057 ,032
P9 -,054 ,012 ,137 ,104 -,090 -,179 ,074 -,053 ,090
P10 ,105 -,057 -,031 ,007 -,037 -,036 -,125 ,088 ,131
P11 -,115 ,107 -,077 -,059 ,000 ,058 ,021 -,099 ,004
P13 -,097 -,054 ,083 -,097 ,105 -,052 -,023 ,069 -,107
P14 -,110 ,022 -,126 ,081 -,053 -,040 ,050 -,071 ,044
P15 ,068 ,005 ,013 -,151 ,003 ,080 -,204 ,120 -,099
P19 -,066 ,021 ,133 -,224 ,098 ,030 ,115 ,091 -,133
P20 ,019 -,118 ,095 -,130 ,171 ,144 -,334 -,016 ,041
P21 -,142 ,106 -,082 ,003 -,050 -,065 ,032 -,104 -,079
P22 -,064 -,056 -,095 ,088 -,151 ,015 ,086 -,139 ,081
P24 -,303 -,002 ,097 -,112 ,118 ,014 ,084 -,109 -,140
P25 .744 a -,511 -,164 ,181 -,081 ,076 -,184 ,057 ,040
P26 -,511 .831a ,015 -,098 ,000 -,077 ,064 -,069 ,036
P27 -,164 ,015 .803a -,309 ,163 -,157 -,169 ,258 -,187
P28 ,181 -,098 -,309 .747a -,455 -,144 ,034 -,273 ,210
P29 -,081 ,000 ,163 -,455 .798a -,224 -,167 ,021 -,181
P30 ,076 -,077 -,157 -,144 -,224 .814a -,058 -,148 -,054
P31 -,184 ,064 -,169 ,034 -,167 -,058 .782a -,243 -,044
P32 ,057 -,069 ,258 -,273 ,021 -,148 -,243 .758 a -,453
P33 ,040 ,036 -,187 ,210 -,181 -,054 -,044 -,453 .783 a
P36 ,023 -,077 -,120 ,180 -,039 -,203 -,197 -,034 ,226
P37 ,114 -,042 ,033 ,043 -,056 ,112 -,104 ,102 -,065
P38 ,020 ,083 -,058 ,057 -,147 -,096 ,065 ,095 ,034
P39 -,036 ,006 -,041 -,140 ,083 ,160 ,051 -,109 -,059

XXI
Lampiran

P36 P37 P38 P39


Anti-image P2 ,057 ,019 ,077 -,123
Correlation
P3 ,026 -,088 ,051 -,041
P4 ,061 -,006 -,022 ,010
P5 -,045 ,018 ,006 ,028
P6 ,026 -,002 ,008 -,022
P7 -,045 ,013 ,145 -,209
P8 ,081 -,012 -,052 ,007
P9 ,118 -,085 -,014 -,037
P10 ,089 ,035 ,111 -,209
P11 -,083 -,058 ,039 ,156
P13 -,150 -,022 -,044 -,049
P14 ,161 ,013 -,014 -,054
P15 -,051 -,049 -,034 ,128
P19 -,198 -,059 -,109 ,188
P20 ,009 -,027 -,080 ,027
P21 ,004 -,085 ,112 -,188
P22 ,131 -,022 -,195 ,133
P24 ,022 -,074 -,163 ,086
P25 ,023 ,114 ,020 -,036
P26 -,077 -,042 ,083 ,006
P27 -,120 ,033 -,058 -,041
P28 ,180 ,043 ,057 -,140
P29 -,039 -,056 -,147 ,083
P30 -,203 ,112 -,096 ,160
P31 -,197 -,104 ,065 ,051
P32 -,034 ,102 ,095 -,109
P33 ,226 -,065 ,034 -,059
P36 .663 a -,350 ,043 -,204
P37 -,350 .824a -,273 -,165
P38 ,043 -,273 .728a -,527
P39 -,036 ,006 -,041 -,140

XXII
Lampiran

Tabel 7
Communalities 3

Initial Extraction
P2 1,000 ,700
P3 1,000 ,715
P4 1,000 ,782
P5 1,000 ,685
P6 1,000 ,588
P7 1,000 ,517
P8 1,000 ,569
P9 1,000 ,673
P10 1,000 ,790
P11 1,000 ,758
P13 1,000 ,626
P14 1,000 ,621
P15 1,000 ,745
P19 1,000 ,564
P20 1,000 ,622
P21 1,000 ,557
P22 1,000 ,657
P24 1,000 ,552
P25 1,000 ,706
P26 1,000 ,647
P27 1,000 ,633
P28 1,000 ,670
P29 1,000 ,708
P30 1,000 ,606
P31 1,000 ,733
P32 1,000 ,701
P33 1,000 ,651
P36 1,000 ,662
P37 1,000 ,724
P38 1,000 ,779
P39 1,000 ,683

XXIII
Lampiran

Tabel 8
Component Matrix

Component
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P2 ,236 ,055 ,028 ,122 ,300 -,133 ,122 -,695 ,134 ,043
P3 ,375 ,002 ,088 -,331 ,489 -,068 -,039 ,396 -,087 -,218
P4 ,437 ,179 -,027 -,136 ,614 -,182 -,051 ,338 ,066 ,088
P5 ,381 ,082 -,140 ,240 ,404 -,100 -,036 -,261 ,070 ,456
P6 ,446 ,382 -,119 ,126 ,136 -,435 ,005 ,029 ,036 ,063
P7 ,531 -,202 -,092 ,303 ,112 ,244 -,027 ,130 -,057 ,042
P8 ,509 ,003 -,227 ,408 -,097 -,116 -,052 ,021 -,247 ,075
P9 ,047 ,720 -,079 ,104 -,261 -,150 -,093 ,026 ,188 -,033
P10 ,086 ,734 -,105 -,121 -,037 ,327 ,177 ,030 -,116 ,255
P11 ,036 ,670 -,158 -,266 ,029 ,412 ,004 ,083 -,124 ,135
P13 ,292 ,263 ,121 ,128 ,050 -,046 -,612 -,001 ,225 -,103
P14 ,481 -,304 -,161 ,285 -,178 ,140 -,119 ,300 ,065 ,173
P15 ,515 -,366 -,086 ,232 -,161 ,125 -,041 ,309 ,250 ,287
P19 ,306 ,214 ,065 ,136 ,001 -,170 ,554 ,227 ,114 ,040
P20 ,460 ,078 ,034 ,238 -,074 ,259 ,447 -,032 ,091 -,254
P21 ,533 -,327 ,053 -,132 ,080 ,053 ,329 -,067 -,111 ,102
P22 ,374 -,008 -,073 -,043 ,113 -,133 ,049 -,017 -,625 -,293
P24 ,483 ,201 -,166 ,300 -,216 -,167 ,147 ,005 ,162 -,193
P25 ,560 ,035 -,232 ,384 ,037 ,300 -,118 -,092 -,055 -,269
P26 ,581 ,145 -,222 ,265 ,091 ,131 -,146 -,080 -,049 -,338
P27 ,583 -,180 ,020 -,088 ,123 ,253 -,141 -,182 -,244 ,247
P28 ,605 -,005 -,195 -,306 -,318 -,048 ,050 -,061 -,074 ,238
P29 ,595 ,039 -,134 -,406 -,307 -,182 -,110 ,016 -,134 ,110
P30 ,554 ,016 -,144 -,366 -,273 -,043 -,217 -,122 -,055 -,051
P31 ,580 -,058 ,093 -,369 ,104 ,362 ,043 -,095 ,286 -,120
P32 ,551 -,125 -,238 -,447 -,121 -,048 ,087 -,089 ,210 -,218
P33 ,570 -,206 -,183 -,278 ,044 -,306 ,034 -,044 ,269 -,047
P36 ,323 ,069 ,644 -,082 ,022 ,306 -,098 -,060 ,149 -,050
P37 ,437 ,135 ,706 ,015 -,045 -,032 ,038 ,101 ,041 -,011
P38 ,442 ,066 ,610 ,142 -,248 -,280 -,027 ,026 -,213 ,018
P39 ,500 ,020 ,621 ,076 -,080 -,045 -,024 -,117 -,094 ,099

XXIV
Lampiran

Tabel 9
Rotated Component Matrix 1

Component
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P2 ,735
P3 ,795
P4 ,814
P5 ,745
P6 ,579
P7 ,552
P8
P9 ,602
P10 ,862
P11 ,846
P13 -,677
P14 ,738
P15 ,788
P19
P20 ,595
P21
P22 ,714
P24 ,540
P25 ,718
P26 ,653
P27
P28 ,719
P29 ,762
P30 ,721
P31 ,500
P32 ,746
P33 ,620
P36 ,783
P37 ,832
P38 ,684

XXV
Lampiran

Tabel 10
Rotated Component Matrix 2

Component
1 2 3 4 5 6 7 8
P2 ,758
P3 ,785
P4 ,818
P5 ,622
P6 ,612
P7
P9 ,547 ,517
P10 ,847
P11 ,839
P14 ,705
P15 ,804
P20 ,549
P22 ,540
P24
P25 ,772
P26 ,707
P28 ,735
P29 ,766
P30 ,726
P31 ,502
P32 ,764
P33 ,624
P36 ,781
P37 ,845
P38 ,677

XXVI
Lampiran

Tabel 11
Rotated Component Matrix 3

Component
1 2 3 4 5 6 7 8
P2 ,646
P3 ,847
P4 ,784
P5 ,766
P6 ,542
P10 ,881
P11 ,866
P14 ,744
P15 ,775
P20 ,619
P22 ,620
P25 ,778
P26 ,716
P28 ,740
P29 ,761
P30 ,740
P31
P32 ,757
P33 ,613
P36 ,747
P37 ,855
P38 ,732

XXVII
Lampiran

Tabel 12
Rotated Component Matrix 4

Component
1 2 3 4 5 6 7
P2 ,714
P3 ,827
P4 ,802
P5 ,747
P6
P10 ,881
P11 ,868
P14 ,732
P15 ,805
P20 ,543
P22 ,557
P25 ,774
P26 ,739
P28 ,748
P29 ,776
P30 ,744
P32 ,741
P33 ,608
P36 ,752
P37 ,857
P38 ,736

XXVIII
Lampiran

Tabel 13
Rotated Component Matrix 5

Component
1 2 3 4 5 6 7
P2 ,762
P3 ,822
P4 ,825
P5 ,739
P10 ,882
P11 ,868
P14 ,731
P15 ,804
P20 ,531
P22 ,585
P25 ,769
P26 ,737
P28 ,751
P29 ,775
P30 ,743
P32 ,746
P33 ,617
P36 ,756
P37 ,858
P38 ,733

Tabel 14
KMO and Bartlett's Test akhir

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling ,715


Adequacy.
Bartlett's Approx. Chi-Square 1172,471
Test of
Sphericity
df 190
Sig. ,000

XXIX
Lampiran

Tabel 15
Total Variance Explained

com Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Rotation Sums of Squared


pon Loadings Loadings
ent % of % of % of
Varianc Cumulati Varian Cumulati Varianc Cumula
Total e ve % Total ce ve % Total e tive %
1 4,394 21,968 21,968 4,394 21,968 21,968 2,909 14,543 14,543
2 1,888 9,439 31,407 1,888 9,439 31,407 2,022 10,110 24,652
3 1,803 9,015 40,422 1,803 9,015 40,422 1,995 9,974 34,626
4 1,608 8,041 48,463 1,608 8,041 48,463 1,754 8,769 43,395
5 1,394 6,969 55,432 1,394 6,969 55,432 1,648 8,241 51,636
6 1,175 5,875 61,307 1,175 5,875 61,307 1,632 8,159 59,794
7 1,061 5,305 66,612 1,061 5,305 66,612 1,363 6,817 66,612
8 ,940 4,701 71,313
9 ,894 4,469 75,781
10 ,737 3,687 79,469
11 ,694 3,471 82,940
12 ,591 2,956 85,896
13 ,479 2,395 88,291
14 ,412 2,061 90,352
15 ,389 1,946 92,299
16 ,363 1,815 94,113
17 ,331 1,655 95,768
18 ,304 1,522 97,290
19 ,276 1,379 98,670
20 ,266 1,330 100,000

XXX

Anda mungkin juga menyukai