NIM : 170342615507
Offering :I
Jurusan : Biologi
A. PENDAHULUAN
Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa Tanaman Lidah Mertua dengan kandungan
bahan aktif Pregnane glykoside dapat menjadi alternatif pengendali polusi udara. “Dengan
menanam sansevieria di Ruang Terbuka Hijau, di sepanjang jalan dengan lalu lintas
yang padat serta kawasan industri, pencemaran udara di kota Semarang dapat menurun.
Sehingga dapat tercipta kota Semarang yang bersih, sehat, indah dan nyaman.” (Rosha,
P. T., Fitriyana M. N., et al. 2013.)
B. POLUSI UDARA
a. Secara Umum
Polusi udara adalah suatu keadaan kehadiran satu atau lebih substansi
fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
b. Menurut pandangan masyarakat
Menurut pandangan masyarakat, polusi udara adalah keadaan ketika udara
kotor dan dapat menyebabkan penyakit-penyakit muncul.
c. Menurut Pakar
1) Menurut Chambers
Polusi udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia
ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan
diukur, serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi
dan material.
2) Menurut Parker
Polusi udara adalah perubahan atmosfer oleh karena masuknya
bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut.
3) Menurut Kumar
Polusi Udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer yang
dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik
atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya
4) Menurut Corman
Polusi Udara adalah terdapat bahan kontamina di atmosfer
karena perbuatan manusia. Hal ini untuk membedakan dengan
pencemaran udara alamiah dan pencemaran udara di tempat kerja.
2. Jenis Polutan
a. Polutan Primer
1) Pengertian Polutan Primer
. Polutan primer adalah polutan-polutan yang diemisikan langsung
dari sumber alami maupun kegiatan-kegiatan manusia, seperti CO,
SO2, CO2, NO2, dan debu. Polutan primer tidak mengalami perubahan
fisik maupun kimia. ( Fitri,Retnawaty 2015 ). Polutan ini dikeluarkan
langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa Gas dan partikel.
Sehingga langsung dipancarkan ke atmosfer dari sumber. Ini dapat
dipancarkan dengan cara alami atau karena perbuatan manusia.
2) Macam Polutan Primer
- Senyawa karbon : hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi dan
karbon oksida (CO atau CO2 )
- Senyawa sulfur : sulfur oksida
- Senyawa nitrogen : nitrogen oksida dan amoniak
- Senyawa halogen : fluor, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon
terklorinasi dan bromin.
- Polutan yang berbentuk partikel diantaranya partikel yang berasal
dari proses kondensasi, proses dispersemisal kegiatan menyemprot,
yang biasanya berbentuk uap, gas, dan kabut
b. Polutan Sekunder
1) Pengertian Polutan Sekuder
Polutan sekunder ini merupakan polutan yang tidak ada di atmosfer
secara langsung, namun polutan ini ada ketika terjadi proses. Polutan
sekunder merupakan hasil emisi cemaran udara yang berasal dari hasil
proses fisik dan kimia (photochemistry) yang bersifat reaktif, serta
mengalami proses transformasi fisik kimia menjadi unsur atau
senyawa lain ( Fitri,Retnawaty 2015 ). Hasil dari proses ini merupakan
polutan yang bentuknya dapat berubah dari saat diemisikan hingga
setelah ada di atmosfer.
2) Macam Polutan sekunder
- Ozon (O3)
- PAN (peroxyacetyl nitrate) yang terbentuk dari reaksi HC, NOx,
dan oksigen (O2).
- Formaldehid.
c. Polutan yang berasal dari proses insinerasi (pembakaran)
Sudah hal yang umum diperbincangkan di masyarakat bahwa sampah
merupakan pokok permasalahan di lingkungan sekitarnya, tidak jarang pula
orang yang mendaur ulang sampah tersebut menjadi barang yang dapat
digunakan lagi. Namun,tidak sedikit pula masyarakat memilih untuk
membakar sampah-sampah tersebut dengan tujuan agar tidak banyak
sampah yang menumpuk di lingkungan sekitar. Namun kenyataannya
proses pembakaran ini memiliki dampak negatif, yaitu menyebabkan polusi
udara akibat asap yang ditimbulkan ketika proses pembakaran terjadi.
Menurut Prayudi, T (2003) “Sumbangan terbesar dari kegiatan manusia
terhadap polusi NOx bersumber dari hasil kegiatan kegiatan yang
menggunakan proses pembakaran pada temperatur yang cukup tinggi. Hal
ini berkaitan dengan reaksi pembentukan gas NOx dalam atmosfir sangat
dipengaruhi oleh faktor temperatur”. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses
pembakaran sampah dapat menyebabkan udara menjadi tidak bersih dan
sehat lagi, yang menyebabka polusi udara.
d. Polutan Hujan Asam
Mulai tercemarnya udara meyebabkan polutan di udara semakin
bertambah dan dapat menyebabkan hujan menjadi asam. Polutan utama yang
menyebabkan terjadinya hujan asam adalah sulfur dan nitrogen oksida.
Polutan tersebut berasal dari knalpot mobil dan industri yang menggunakan
bahan bakar minyak dan batubara . Diatmosfir, polutan tersebut membentuk
asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3). Akhirnya mereka jatuh ke
tanah sebagai hujan asam.
Selain hujan asam dapat menyebabkan pencemaran, Hujan asam juga
menyebabkan menurunkan pH air dan semakin banyaknya wabah penyakit.
e. Polutan Mikroba
Pada era seperti ini, yaitu banyaknya kendaraan bermotor udara-udara
sudah tidak bisa dikatakan udara yang bersih dan sehat lagi, karena
banyaknya kendaraan yang mengeluarkan asap rokok sehingga menyebabkan
udara terkontaminasi dengan asap tersebut. Udara tersebut mengandung
debu-debu yang telah tercemar mikroba. Mikroba tersebut ada yang bersifat
sapofit dan tidak berbahaya. Dalam keadaan khusus udara dapat merupakan
medium penyebaran beberapa penyakit karena droplet, tetes kecil, yang
dikeluarkan dari mulut waktu batuk, bersin, atau berbicara, dapat tercemar
oleh mikroba patogen.( Arty, I.S. 2005). Sehingga mikroba yang terdapat
dalam debu di udara ini menyebabkan udara tidak bersih dan sehat lagi dan
dapat menimbulkan pencemaran udara.
a. Secara Umum
1) Faktor Internal
Faktor internal atau disebut faktor alami asuknya zat pencemar
ke dalam udara / atmosfer, akibat proses-proses alam seperti asap
kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu
meteroid dan sebagainya.
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal atau disebut Faktor non-alami Masuknya zat
pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari
dan merupakan produk sampingan, berupa gas-gas beracun, asap,
partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan
panas dan buangan nuklir.
b. Zat Pencemar udara
1) Karbon Monoksida (CO)
Karbon Monoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna,
tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO sebagian besar berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan.
Selain itu, gas CO dapat pula terbentuk karena aktivitas industri.
Sedangkan secara alamiah, gas CO terbentuk sebagai hasil kegiatan
gunung berapi, proses biologi dan lain-lain walaupun dalam jumlah
yang sedikit (Wardhana, 2004).
Gas CO terbanyak berasal dari asap kendaraan bermotor. Dari
waktu ke waktu kepadatan lalu lintas semakin bertambah dan
penyumbang terbanyak kepadatan lalu lintas tersebut adalah kendaraan
bermotor. Sehingga, tidak bisa dihindari bahwa polusi udara semakin
hari justru semakin bertambah karena asap kendaraan yang dikeluarkan
kendaraan bermotor dan semakin banyaknya kendaraan bermotor pada
lingkungan masyarakat.
2) Nitrogen dioksida (NO2)
Nitrogen merupakan gas yang paling banyak diketahui sebagai
bahan pencemar udara. Sumber penghasil gas ini adalah gas buangan
hasil pembakaran dari generator listrik, pembakaran batu bara, minyak,
kebakaran hutan dan lain-lain.
a. Asma
b. Bronkitis
c. Pneumokoniosis
d. Iritasi Mata
e. Alergi Kulit
f. Kanker Paru
1. Timbal (Pb)
2. Saponin
1. Keindahan
2. Kesehatan
3. Penghilang bau
F. PENUTUP
G. RUJUKAN
1) Rosha, P. T., Fitriyana M. N., et al. 2013. Pemanfaatan Sansevieria Tanaman Hias
Penyerap Polutan Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara Di Kota
Semarang. Diponegoro. Halaman 6
2) Adita, B.R., Ratni, N., Vol 4. No 1. Tingkat Kemampuan Penyerapan Tanaman Hias
Dalam Menurunkan Polutan Karbon Monoksida. Surabaya
3) Utami, P.U., 2015. Sansievieria Trifasciata Mengatasi Sick Building
Syndrom.Semarang
4) Wardhana, Wisnu, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi), Andi
Offset, Yogyakarta.
5) Budiyono, A. 2001. Pencemaran Udara : Dampak Pencemaran Udara Pada
Lingkungan. Vol 2
6) Rosha, P.T., Fitriyana M.N., at all. 2013. Pemanfaatan Sansevieria Tanaman Hias
Penyerap Polutan Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara Di Kota
Semarang. Vol 3. Semarang
7) Arty, I.S., 2005. Pendidikan Lingkungan Hidup Tentang Bahaya Polutan
Udara.Yogyakarta. Cakrawala Pendidikan
8) Fitri, Y., Retnawaty S.F., 2015. Prediksi Konsentrasi Co2 Pada Cerobong Asap Dari
Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Dan Gas (Pltmg) Duri.
Riau.
9) Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Graha Ilmu