Kegiatan belajar I
Mengidentifikasi kondisi neonatal yang beresiko
untuk :
hipotermi.
hipoglikemi.
Uraian Materi
Mengidentifikasi kondisi
neonatal yang beresiko
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3
kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan
dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan
biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal
proses fisiologik.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan
Tujuan
1. Gawat Janin
Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi janin yang tidak
kondusif untuk memenuhi tuntutan persalinan. Kondisi gawat janin
ditandai dengan hipoksia janin, yaitu suatu keadaan di mana janin tidak
mendapat pasokan oksigen yang cukup. Kondisi ini bisa terjadi sebelum
persalinan (antepartum period) atau selama proses persalinan
(intrapartum period).Hak Pasien adalah hak pribadi yang dimiliki
manusia sebagai pasien . Hak pasien / klien, yaitu :
Gawat janin dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik dari kondisi janin
(masalah tali pusat, infeksi pada rahim, melewati tanggal persalinan) maupun
kehamilan pada usia di atas 35 tahun, serta mengalami kehamilan dengan janin
Dokter juga dapat melakukan pemantauan detak jantung janin dan perubahan
warna cairan ketuban. Jika hasil pengamatan menunjukkan janin dalam keadaan
gawat, dokter dapat segera melakukan penanganan yang tepat sesuai dengan
kondisi ibu dan janin. Jika tidak tertangani atau tidak segera dilahirkan, janin
terasa.
adalah 110 hingga 160 per menit. Jika detak jantung tersebut kurang
dari 110 atau melebihi dari 160 per menit, maka kondisi ini dapat
ketika rahim berada pada awal kontraksi. Gawat janin dapat dipastikan
Warna air ketuban menjadi cokelat atau hijau. Warna cairan amniotik
dalam air ketuban biasanya jernih dengan sedikit bercak merah muda,
kuning, atau merah. Namun jika warna cairan tersebut menjadi hijau
lama keluar bersama air ketuban. Perubahan warna air ketuban ini dapat
syndrome).
Penyebab utama gawat janin adalah pasokan oksigen yang kurang pada
janin (hipoksia janin). Kondisi ini dapat terjadi terkait dengan kondisi
janin sendiri atau kondisi ibu. Kondisi yang terkait dengan janin
meliputi:
di mana berat janin kurang dari persentil 10 dari berat badan normal
antaranya adalah:
atau preeklamsia.
Pemeriksaan kondisi gawat janin dapat dimulai setelah gerakan bayi dirasakan
menurun. Selanjutnya dapat dilakukan beberapa pemeriksaan lebih rinci guna
menetapkan diagnosis gawat janin, seperti:
USG Doppler. Alat ini digunakan untuk melihat aliran darah, baik
pembuluh darah arteri atau vena pada janin. Pemindaian dengan USG
Mengupayakan Kelahiran
Tindakan ini dapat dilakukan jika cara resusitasi dalam rahim tidak dapat
mengatasi kondisi gawat janin. Kelahiran perlu diupayakan paling lama 30 menit
Kelahiran bisa diupayakan melalui vagina dengan bantuan vakum pada kepala
bayi. Jika cara ini tidak bisa dilakukan, maka janin harus dilahirkan
Kondisi bayi akan dimonitor secara seksama selama satu atau dua jam setelah
Pemeriksaan bayi meliputi keadaan umum, gerakan dada, warna kulit, tulang dan
Jika terlihat bayi mengalami sindrom aspirasi mekonium, maka dokter perlu
2. Hipotermi
Definisi
Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36,5oC pada pengukuran suhu
2007). Suhu normal pada neonatus berkisar antara 36,50C -37,5oC pada
Prinsip Dasar
b. Gejala awal Hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin.bila seluruh tubuh bayi sudah terba dingin, maka
dengan Hipotermia kuat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu
5) Shock
6) Apnea
pada kulit
4. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh
a. Hipotermia Sedang
Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami
3. Tangisan lemah
b. Hipotermia Berat
Manajemen
a. Hipotermia Berat
b. Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat,
3. Tutup kepala
5. Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir bayi
dapat disusukan.
b. Bayi Sakit
2. Tetap letakkan pada Radiant warner sampai stabil. Bayi kurang bulan
(premature)
atauradiantwarnerdenganservo controle.
Menanganani Hipotermia
atau melalui penyinaran lampu. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah
dikerjakan setiap orang ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup
dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayinya senantiasa hangat.
b. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang
disetrika terlebih dahulu yang digunakan untuk menujtupi tubuh bayi dan
ibu.lakukan berulang kali sampai tubuh bayi hangat. Tidak boleh memakai buli
diberi ASI sedikit sedikit dan sesering munkin. Bila bayi tidak dapat menghisap
beri innfus glukos 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.(Dwi Maryanti, dkk,
2011).
Pencegahan
1. Untuk mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada
b. Alat-alat incubator untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam
c. Radiant warner adalah alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil
atau non servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara
manual).(Manuaba, 1998)
b. Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir/ air ketuban segera setelah
c. Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di dada ibu dengan
bayi. Atau pada bayi kurang bulan yang belum bisa menetek ASI
rujukan
dkk, 2011)
3. HIPOGLIKEMI
1. Definisi Hipoglikemia
hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik (IDM) dan bayi
2. Gejala
b) Sianosis
e) lethargy (lemas)
3. Etiologi
pertumbuhan).
4. Diagnosis
Anamnesis
gangguan pernapasan
Bayi puasa
5. Penatalaksanaan
Pada neonatus yang beresiko tinggi gula darah harus diukur tiap
6. Komplikasi
penyebab lain.
7. Stabilisasi
8. Prognosa
digolongkan:
1. Hipoglikemia transisional
mg/100 ml.
2. Hipoglikemia sekunder
3. Hipoglikemia transien
Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan
mati. Bayi-bayi tersebut seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa
prognosisnya
4. ASFIKSIA
A. DEFINISI
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia
janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang
timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-
akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan
berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang
asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi
berikut ini:
1. Faktor ibu
3. Faktor Bayi
maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang
tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap
Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan
O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat.
Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan
bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue kedua.
asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis
respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme
terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan
diantaranya :
jantung.
jantung.
(Rustam, 1998).
Kejang
Penurunan kesadaran
C. DIAGNOSIS
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia /
hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan
dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu :
tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar his,
dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada
diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat
merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan
dengan mudah.
kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa
sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi,
menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan
resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien dan efektif berlangsung melalui
rangkaian tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda
penting, yaitu :
Penafasan
Denyut jantung
Warna kulit
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau
membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan
menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak kuat, harus
segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan vertilasi
dengan tekanan positif (VTP).
2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang,
–Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
–Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran
pernafasan terbuka.
2. Memulai pernafasan
–Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau
3. Mempertahankan sirkulasi
–Kompresi dada
– Pengobatan
Langkah-Langkah Resusitasi
2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas
yang datar.
4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut
5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan
selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai
warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru
beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan
positif.
positif.
mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri
pemberian PPV.
5. Kompresi jantung
kompresi jantung :
a) Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi
tubuh bayi.
b) Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan
sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
9. Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin
10. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat.
11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis
12. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak
rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan
Persiapan resusitasi
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua
faktor utama yang perlu dilakukan adalah:
1. Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat
terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia
dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.
2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minum
antara lain
– Alat pemanas siap pakai – Oksigen
– Alat pengisap
– Alat intubasi
– Obat-obatan
1. Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal
2. Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang
efesien
berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
Kesimpulan
usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
tetapi juga kematian. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan
tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat diduga secara pasti
walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun. Oleh karena itu
kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi mutlak
sangat dibutuhkan.
Gawat janin
Hipoglikemi
Hipotermi
Asfiksia
Evaluasi
Setelah saudara belajar Modul (kegiatan belajar) ini, untuk mengkaji apakah
cukup baik, maka dibawah ini ada 5 ( lima ) soal yang harus saudara kerjakan.
c) Beri tanda silang (x) pada huruf (a,b,c,d) pada jawaban yang menurut
saudara benar.
1. Bayi “B” lahir prematur di BPS dengan usia kehamilan 35 minggu, BB: 2400
gram, P: 46 cm, RR: 20 x/ menit, dan Apgar skor 4-6. Dan pada saat persalinan air
ketuban bercampur dengan mekonium. Pertanyaan: Apa diagnosa pada bayi
tersebut ?
a. Asfiksia
e. Gangguan pernafasan
2. Bayi I lahir spontan di BPM, berat badan 2300 gram, panjang badan 48 cm, suhu
35,5oC. Bayi tampak kedinginan dan muka bayi tampak pucat.
Pertanyaan: Asuhan apa yang diberukan pada bayi I tersebut………….
a. Memasukan bayi kedalam incubator
b. Melakukan metode kangguru
c. Memberikan asi eklusif kepada bayi
d. Berikan antibiotic
e. Lakukan rujukan segera
Catatan
1. C
2. B
3. D
4. C
5. A
Cocokkan jawaban saudara dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir kegiatan belajar. Kemudian hitunglah jawaban yang benar. Jika jawaban
Kalau saudara mencapai 80% ke atas, maka hasil saudara adalah baik sekali, dan
TUGAS MANDIRI
Untuk menjawab soal, saudara harus memahami modul dan kegiatan belajar
ini.
Soal :