BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dari Front Pit 1 Blok 24 Menuju Stock Rom Batubara Pada Pt Senamas
Timur Provinsi Kalimantan Tengah yang ditulis oleh Aetco Septa Teknik
jurnal ini bertujuan untuk menghitung pengaruh geometri jalan aktual terhadap
produktivitas alat angkut dan menghitung kondisi geometri jalan angkut dari
front menuju stock ROM yang ada pada pertambangan batubara di PT. Senamas
Aktualsebagai berikut : Lebar jalan angkut aktual pada jalan lurus berkisar
16,14 m – 18,45 m ( 2 jalur ) dan lebar jalan pada tikungan berkisar antara
yang bisa dilalui ADT Volvo A40F dengan kecepatan rencana 30 km/jam adalah
33 m. Superelevasi setiap tikungan pada jalan angkut jalur T1, T2 dan T3 yang
Nilai superelevasi yang akan diterapkan adalah sebesar 4% atau 0,04 m/m. Nilai
cross slope pada setiap segmen jalan belum memenuhi standar minimum antara
6
-0,06 mm/m sampai 0,00 mm/m sehingga perlu adanya perbaikan cross slope
namun standar grade yang digunakan sebesar 10%. Jadi grade yg lebih dari 8%
aktual alat angkut Articulated dump truck tipe Volvo A40F dengan
dumping area. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa secara teoritis masih ada
lapangan pada jalan lurus mulai dari 14,32 m – 20,62 m, pada tikungan 18,22 m
– 21,89 m. Sedangkan lebar jalan minimum secara teoritis pada dua jalur untuk
keadan lurus adalah 17 meter dan untuk lebar di tikungan adalah 27 meter.
Grade jalan angkut di berkisar dari -1% - 11%. Nilai superelevasi di lapangan
pada tikungan I 0,66% dan tikungan II 0,08%. Kemiringan melintang atau cross
slope perlu dibuat guna mencegah air yang berasal dari hujan tidak tergenang
7
pada badan jalan. Pembuatan cross dapat dibuat dengan cara meninggikan
bagian tengah dari jalan (poros jalan) pada jalam dua jalur, beda tinggi yang
metode URCI di PT. Pamapersada Nusantara yang ditulis oleh Ivania Ceria
lebih ditekankan pada geometri jalan yaitu lebar dan grade jalan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan geometri jalan yang dibuat sesuai
beberapa segmen dengan Kode STA, kemudian data tersebut diolah dengan
untuk jalan lurus 5 m dan 9 m, sedangkan untuk tikungan 8,11 m dan 14,25 m.
Kesimpulan yang didapatkan bahwa pada jalan STA 57-58 masih mengalami
kekurangan lebar 1m dan kemiringan jalan pada STA 9-10 mencapai 30,48%
Pengangkutan dalam hal ini dapat dimaksudkan untuk mengangkut bijih atau
tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang
khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali
dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan
tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track.
seperti:
4. Alat angkut untuk mengangkut hasil galian tanah yang tidak diperlukan
jalan disesuaikan dengan alat angkut yang akan digunakan. Rencana alat angkut
9
geomeri jalan. Pada lebar jalan dipengaruhi oleh jumlah jalur dan lebar alat
alat angkut, sedangkan kelandaian jalan (grade) akan dipengaruhi oleh daya
alat itu sendiri. Dengan rancangan rancangan teknis jalan angkut yang sesuai
dengan alat angkut rencana, maka diharapkan fungsi, umur dan pelayanan jalan
maksimum.
karena setiap alat angkut mempunyai berat dan daya alat angkut yang
rencana konstruksi jalan. Selain hal diatas kecepatan alat angkut yang akan
digunakan juga akan mempengaruhi rancangan teknis jalan yaitu pada besar
tikungan dan jarak pandang. Kecepatan rencana yang dipilih adalah kecepatan
1
Lmin =[(n.Wt )+ {(n+1) (2 .Wt )} ] .............................. 2.1
10
Keterangan :
Lmin = Lebar minimum pada jalur lurus (m)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar satu unit kendaraan (m)
Untuk penentuan lebar jalan angkut pada tikungan lihat gambar 2.2
(U+Fa +Fb )
Z= .............................................................. 2.3
2
Keterangan :
rumus:
Beda Tinggi
Grade (%)= x 100% .......................................... 2.4
Jarak
alat angkut (truk) adalah antara 10-12% tergantung truk yang digunakan.
gaya tersebut maka pada jalan belokan diperlukan kemiringan jalan atau
jalan bagian dalam pada suatu tikungan lihat gambar 2.3. Untuk
12
V2
e+f= ................................................... 2.5
127R
Keterangan :
e = super elevasi
f = koefisien gesekan melintang maksimum
v = kecepatan kendaraan (km/jam)
R = Jari-jari tikungan (m)
f = (-0,00065V) + 0,192
f = (-0,00125V) + 0,24
Untuk menghindari agar disaat hujan air tidak tergenang pada jalan,
bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian pinggir jalan. Nilai yang
mm/m lihat gambar 2.4 jarak bagian tepi jalan ke bagian tengah/pusat
F. Safety Berm
safety berm dibuat minimal ½ kali diameter roda alat angkut terbesar lihat
gambar 2.5.
14
agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana
tersebut selalu pada kondisi yang baik dan layak. Pemeliharaan hauling
terukur
drainage)
4. Debu (dust)
road.
dalam kondisi tidak padat. Hal ini disebabkan oleh karena base
rongga pori masih cukup besar dan tidak terisi oleh butiran agregat
yang lebih kecil. Lalu lintas dengan beban cukup berat juga
luas kerusakan
Bobot Kerusakan= luas total segmen hauling road x100% ................ 2.27
21
Gambar 2.13 Grafik-Grafik Pengurangan Nilai Kerusakan Jalan (US Army, 1995
dalam Didik Djarwadi, 2010)
22
2.13dibawah ini.
7. Debu (dust)
yang lepas dari massa oleh karena kehilangan daya lekat karena
- Patching
membentuk cross fall jalan layer per layer kemudian dipadatkan hingga
penambahan material.
karena friction dengan permukaan ban unit yang lewat dalam periode
ada ikatan menyatu antar permukaan lama dan baru kemudian material
material.
- Repair Maintenance
Jadi pada aktivitas ini bisa terjadi penambahan material atau tidak
- Maintenance