Anda di halaman 1dari 27

BLOK 16

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012


MODUL 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Klasifikasi jenis penelitian medis sangat beragam, bergantung pada dasar
pebuatan klasifikasi. Klasifikasi yang sangat sering dikemukakan adalah
penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Pembagian ini menimbulkan
kerancuan oleh karena sering disalahtafsirkan, yaitu sebagai penelitian deskriptif
akan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan analisis data.
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) merupakan penelitian terhadap
masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan current status dan subyek yang diteliti. Tipe penelitian ini
umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok atau organisasional),
kejadian, atau prosedur.
Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.
Seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara) sistematis dan logis
tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu.
Dalam dunia pendidikan pendekatan penelitian yang terkenal terbagi
menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Untuk melakukan
penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian tersebut. Sesuai
dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang dimilikinya.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Kompetensi yang ingin dicapai mulai dari Desain metode penelitian,
Penelitian kualitatif dan kuantitatif (perbedaan, keuntungan, kerugian, cara
penggunaan), Penelitian deskriptif (instrument, jenis, kekurangan dan kelebihan),
dan Besar sampel dan teknik sampel, populasi, yang secara khusus akan dibahas
pada diskusi kelompok kecil pada Modul 3 ini.

BAB II

DESKRIPSI 1
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

ISI

2.1 SKENARIO

Sulitnya mendapatkan judul penelitian

Armin : hai eren.. hai mikasa…

Mikasa: hai armin

Armin : hei eren… (armin menepuk bahu eren) kok murung amat sih!!

Eren : saya tuh lagi pusing…, saya belum punya judul penelitian. Sudah beberapa
judul saya ajukan tetapi selalu ditolak, katanya sudah pernah diteliti kakak
tingkat dulu

Mikasa: kata orang yang pernah menyusun skripsi, lebih mudah mendapat jodoh
daripada mendapat judul penelitian

Armin : aah… kak mikasa sok sudah punya jodoh aja

Sasha : kak mikasa bisa saja ngomong gitu… karena judul penelitiannya sudah
diterima

Eren : please, please help me friends, judul penelitian apa yang bisa saya ajukan?

Sasha : sebaiknya kamu punya masalah dulu, Eren

Armin : saya juga sudah beberapa kali mengajukan judul penelitian, namun kemarin
sudah di ACC

Mikasa: memang apa yang pernah diteliti dulu sebaiknya tidak diteliti ulang lagi
nanti dicap plagiat, namun kalau berbeda jenis penelitianya bole-boleh aja.
Misalnya dulu jenis penelitiannya deskriptif makas ekarang sebaiknya jenis
penelitiannya bukan deskriptif lagi seperti kualitatif dan lain-lain.

DESKRIPSI 2
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Sasha : bagaimana… bagaimana maksudnya kak mikasa… saya belum tangkap,


tolong diulangilagi, kak mikasa

Mikasa: jenis-jenis penelitiandapat dibedakan menurut tujuan, waktu, bentuk data,


metode, dan lain-lain

Eren : apakah penelitian deskriptif itu juga mempunyai beberapa bentuk desain, kak
mikasa?

Mikasa: tentu… dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan

Armin : intinya penelitian deskriptif itu menjawab 4W

Nia : bagaimana instrument, cara pengumpulan dan pengolahan datanya, kak


mikasa?

Mikasa: mari kita Tanya google… hahaha

2.2 STEP 1 IDENTIFIKASI ISTILAH SULIT


1. Deskriptif: gambaran atau penjelasan dimana dalam penelitian deskriptif tidak
ditemukan adanya hipotesis, tidak ada analisis data yang diperoleh dan
analisis fenomena.
2. 4w: unsur-unsur penelitian (who, what, when, where)
3. Kualitatif: esensi fenomena yang diteliti, riset deskriptif yang menggunakan
anamnesis, subjektif
4. Instrument: alat untuk mengumpulkan data-data penelitian

2.3 STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa saja jenis-jenis penelitian berdasarkab waktu, tujuan, bentuk data?
2. Apa saja yang termasuk penelitian deskriptif disertai kelebihan dan
kekurangannya?
3. Apa saja desain penelitian desktiptif?
4. Apa saja instrument yang digunakan?
5. Sebutkan perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif!
6. Ada berapa cara pengumpulan data? Sebutkan!

DESKRIPSI 3
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

2.4 STEP 3 CURAH PENDAPAT


1. Dalam desain penelitian terdapat pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yaitu:
a. Kualitatif
- Data yang dihasilkan berbentuk narasi
- Sumber penelitian banyak dari buku-buku
- Bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan sehingga akan
memunculkan teori baru
- Idiografik
- Sejalan dengan hipotesis
- Contoh: kearifan lokal suku dayak mempengaruhi hokum disana
b. Kuantitatif
- Nommotetif
- Hasil data diperole melalui proses statistic
- Hanya butuh 2-3 artikel dalam penyusunannya
- Ada hipotesis lebih dulu
- Hasil dalam bentuk angka
- Bertujuan untuk memperkuat yang ada
- Contoh: kasus prevalensi penyakit disuatu daerah

Jenis-jenis penelitian:

1. Eksploratif: penelitian yang mencari sesuatu yang baru


2. Deskriptif: penelitian yang merupakan gambaran
3. Eksplanatif: penelitian yang menjelaskan tentang suatu fenomena

Penelitian berdasarkan :

1. Waktu: longitudinal dan cross-sectional


2. Data: opini, empiris, arsip
3. Manfaat:dasar dan terapan

Penelitian berdasarkan variabelnya:

- Deskriptif: satu variable, disajikan apa adanya


- Asosiatif: menghubungkan variable dengan yang lain. Contoh: tingkat
kepatuhan dengan pendidikan
- Eksploratif: terdiri dari 2 variabel

Untuk penelitian deskriptif masuk dalam bagian dari dasar penelitian


kualitatif.
DESKRIPSI 4
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

2. Kelebihan dan kekurangan dari penelitian deskriptif, yaitu:


a. Kelebihan
Murah, cepat, adanya interaksi social, sebagai data untuk penyusunan latar
belakang dalam penelitian selanjutnya
b. Kekurangan
Tidak dapat mengikuti perkembangan objek, dipilih karena untuk
enghindari statistic, cenderung hanya satu variable
3. Desain penelitian desktiptif:

Ruang lingkup penelitian: klinis, laboratorium, lapangan

Terdapat 3 jenis penelitian deskriptif, yaitu: kasus kontol, cross sectional


dimana dilakukan penelitian pada waktu tertentu, studi kohort.

Desain penelitian secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu observasional
dan intervensional yang dalam intervensonal terdapat uji klinis dan intervensi.
Sisanya seperti studi kohort, case control masuk dalam observasional.

4. instrument yang digunakan dapat berupa test, kuesioner, ataupun wawancara.


Penggunaan instumen disesuaikan dengan objek penelitian. Dimana objek
penelitian diambil dari populasi dalam berupa sampel.

Populasi adalah kumpulan manusia pada satu tempat

Sampel adalah beberapa objek yang diambil dari populasi

Terdapat 2 cara pengambilan sampel yaitu probabilitas dan non-probabilitas


dimana ada yang bernama sampling bertingkat, kluster yang berdasarkan
wilayah.

2.5 STEP 4 STRUKTURISASI KONSEP

DESKRIPSI 5
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

2.6 STEP 5 MERUMUSKAN SASARAN PEMBELAJARAN\


Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami:
1. Desain metode penelitian
2. Penelitian kualitatif dan kuantitatif (perbedaan, keuntungan, kerugian, cara
penggunaan)
3. Penelitian deskriptif (instrument, jenis, kekurangan dan kelebihan)
4. Besar sampel dan teknik sampel, populasi

2.7 STEP 6 BELAJAR MANDIRI


Belajar mandiri dilaksanakan dari hari Senin tanggal 11 Mei 2015 sampai
dengan hari Kamis tanggal 14 Mei 2015. Dimana masing-masing mahasiswa
melakukan belajar sendiri baik itu secara berkelompok atau sendiri di
DESKRIPSI 6
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

perpustakaan atau dimana saja dengan mengacu pada referensi yang telah
disediakan

2.8 STEP 7 SINTESIS


1. DESAIN METODE PENELITIAN
Desain merupakan kerangka acuan bagi pengkajian hubungan antar-
variabel. Dalam pengertian tertentu desain mengatakan jenis observsi atau
pengukuran apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukan
pengukuran, serta bagaimana melakukan analisis terhadap hasil pengukuran.
Pemilihan desain penelitian ditujukan untuk memperoleh jawaban atas
pertanyaan penelitian dengan cara yang paling efisien dan dengan hasil yang
memuaskan.

Klasifikasi desain penelitian kedokteran/kesehatan

1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian


 Penelitian klinis
 Penelitian lapangan
 Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan pada waktu
 Penelitian transversal (cross-sectional): prospektif atau
retrospektif
 Penelitian longitudinal: prospektif atau retrospektif
3. Berdasarkan pola substansi
 Penelitian dasar
 Penelitian terapan
4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antar-
variabel
 Penelitian deskriptif
 Penelitian analitik
5. Desain khusus
 Uji diagnostic
 Analisis kesintasan (survival analysis)
 Meta-analisis
Klasifikasi yang sangat sering dikemukakan adalah penelitian deskriptif
dan penelitian analitik, yang mengacu pada ada atau tidaknya hubungan antar-
DESKRIPSI 7
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

variabel. Studi yang tidak mempelajari hubungan antar variable disebut


penelitian deskriptif, dan semua penelitian yang mencari hubungan antar-
variabel disebut penelitian analitik. Pada penelitian deskriptif peneliti hanya
melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Hasil pengukuran
dilakukan apa adanya, tidak dilakukan analisis mengapa fenomena terjadi, dan
tidak diperlukan hipotesis sehinggna tidak dilakukan uji hipotesis. Pada
penelitian analitik peneliti beupaya mencari hubungan antara variable yang
satu dengan variable lainnya, dilakukan analisis data, oleh karena itu
diperlukan hipotesis yang keudian diujikan.

Sebelum deasin penelitian ditentukan, peneliti harus menentukan apakah


akan melakukan intervensi, yaitu studi intervensional (eksperimental) atau
hanya akan melaksanakan pengamatan saja tanpa intervensi, yaitu
melaksanakan studi observasional. Lalu harus ditentukan apakah akan
dilakukan pengamatan sewaktu (studi cross-sectional) atau dilakukan follow-
up dalam kurun waktu tertentu (studi longitudinal). Apakah akan dilakukan
evaluasi peristiwa yang sudah berlangsung (retrospektif) atau dengan
mengikuti subjek untuk meneliti peristiwa yang belum pernah terjadi (studi
prospektif).

Desain penelitian:

a. Observasional
 Laporan kasus
 Seri kasus
 Studi cross-sectional termasuk survey
 Studi kasus-kontrol
 Studi kohort
 Meta-analisis
b. Intervensional
 Uji klinis
 Intervensi pendidikan, perilaku, kesehatan masyarakat

DESKRIPSI 8
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Penelitian Observasional

 Laporan kasus dan seri kasus


Banyak yang tidak menganggap leporan kasus dna seri kasus sebagai
suatu penelitian. Dari laporan kasus dan seri kasus kita tidak dapat meniali
terdapatnya hubungan sebab-akibat, karena dilakukan tanpa menggunakan
kontrol. Salah satu seri kasus yang sering dilakukan adalah pengaruh
pengobatan atau prosedur atau tindakan pada sejumlah kasus. Penelitian ini
tidak dilakukan dengan kontrol dan hanya member petunjuk mengenai
kemungkinan terdapatnya efek terapi , efek samping, atau komplikasi yang
dapat timbul dari pemakaian suatu obat atau prosedur. Seharusnya penelitian
semacam ini dilanjutkan dengan eksperimental untuk membuktikan ada atau
tidaknya efek obat atau prosedur tersebut.

 Penelitian cross-sectional
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau pengukuran
variable pada satu saat tertentu, dalam hal ini bukan berarti smeua subyek
diamati tepat pada satu saat yang sama, tetapi artinya tiap subyek dilakukan
pada saat pemeriksaan tersebut. Dari pengukuran tersebut maka dapat
diketahui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek
dengan maupun tanpa faktor risiko, lalu dapat dihitung perbandingan antara
pervalensi efek pada subyek yang memiliki faktor risiko dengan prevalens
subyek tanpa faktor risiko (rasio prevalens). Peneliti tidak melakukan tindak
lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain ini dapat digunakan pada
penelitian deskriptif maupun analitik.

 Studi kasus-kontrol
Pada penelitian ini observasi atau pengukuran variable tidak dilakukan
pada waktu yang sama. Peneliti melakukan pengukuran variable tergantung,
yaktni efek, sedangkan variable bebasnya dicari secara retrospektif, karena itu
studi kasus-kontrol disebut sebagai studi longitudinal, artinya subyek tidak

DESKRIPSI 9
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

hanya diobservasi pada suatu saat tetapi diikuti selama periode yang
ditentukan. Dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit
(efek), kemudian ditelusur secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko
yang diduga berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi
dengan karakteristik yang sama dengan kasus, bedanya kelompok control ini
tidak menderita penyakit atau kelainan yang diteliti. Hubungan sebab-akibat
tidak diperoleh secara langsung, yakni dengan menghitung rasio relatif (rasio
odds), yaitu perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek
dengan peluang tidak terjadinya efek. Rasio odds menunjukkan berapa besar
pengaruh faktor risiko yang diteliti terhadap terjadinya suatu penyakit (efek).

 Studi kohort
Berlawanan dnegan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan
identifikasi efek, pada penelitian kohort yang didentifikasi lebih udlu adalah
kausa atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek (yang disebut
kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan
terjadi atau tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni, yang diamati adalah
subyek yang belum mengalami pajanan faktor risiko yang dipelajari serta
belum mengalami efek. Subyek yang terpajan faktor risiko menjadi
kelompok yang diteliti, sedang subyek yang tidak terpajan menjadi kelompok
control. Selanjutnya dapat dihitung risiko relative atau risiko insidens, yakni
perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko
dengan insidens kelompok tanpa faktor risiko. Risiko relatif menunjukkan
besarnya peran faktor risiko terhadap terjadinya suatu penyakit, bila risiko
relatif = 1maka faktor yang diteliti bukanlah merupakan faktor risiko, nilai
yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan risiko,
sedangkan nilai kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
tersebut berdifat protektif.

Penelitian Eksperimental

DESKRIPSI 10
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Studi eksperimental sering disebut sebagai studi intervensional, adalah


salah satu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan
sebab akibat. Disbanding studi observasional, studi eksperimental mempunyai
kapasitas asosiasi yang lebih tinggi, lebih tegas dan nyata, sehingga simpulan
dapat diperoleh pun lebih definitive daripada studi observasional. Namun
studi eksperimental ini memerlukan biaya yang mahal dan pelaksanaannya
sedikit rumit, hingga penggunaannya lebih terbatas.

Studi eksperimental memiliki beberapa tingkatan atau gradasi, mulai


dari studi pra-eksperimental, studi kuasi-eksperimental, dan studi
eksperimental benar. Studi eksperimental benar dianggap merupakan desain
terkuat untuk meperlihatkan hubungan sebab-akibat. Desain ini ditandai
dengan terdapatnya randomisasi, yakni alokasi subyek uji klinis yang
berdasarkan asas peluang untuk diberikan obat atau prosedur yang diuji atau
diberikan obat atau prosedur standar.

2. PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF


Kuantitatif Kualitatif
Hipotesis dikembangkan sejalan
Menggunakan hiopotesis yang
dengan penelitian/saat penelitian
ditentukan sejak awal penelitian

Definisi yang jelas dinyatakan sejak Definisi sesuai konteks atau saat
awal penelitian berlangsung
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan
Reduksi data menjadi angka-angka
atau pernyataan
Lebih memperhatikan reliabilitas skor
Lebih suka menganggap cukup
yang diperoleh melalui instrumen
dengan reliabilitas penyimpulan
penelitian
Penilaian validitas menggunakan Penilaian validitas melalui
berbagai prosedur dengan pengecekan silang atas sumber
mengandalkan hitungan statistik informasi
Mengunakan deskripsi prosedur yang Menggunakan deskripsi prosedur
DESKRIPSI 11
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

jelas (terinci) secara naratif


sampling random Sampling purposive
Desain/kontrol statistik atas variabel Menggunakan analisis logis dalam
eksternal mengontrol variabel ekstern
Menggunakan desain khusus untuk Mengandalkan peneliti dalam
mengontrol bias prosedur mengontrol bias
Menyimpulkan hasil menggunakan Menyimpulkan hasil secara
statistik naratif/kata-kata
Memecah gejala-gejala menjadi Gejala-gejala yang terjadi dilihat
bagian-bagian untuk dianalisis dalam perspektif keseluruhan
Memanipulasi aspek, situasi atau Tidak merusak gejala-gejala yang
kondisi dalam mempelajari gejala terjadi secara alamiah /membiarkan
yang kompleks keadaan aslinya
(Sastroasmoro, 2011)
Ditinjau dari sisi kemudahan

1. Kuantitatif, cukup dengan menggunakan software statistic tertentu lewat


media komputer (meski harus tetap mengetahui proses statistik).

2. Kualitatif, menganalisis konsep-konsep (bukan hanya satu prosedur)

3. Kualitatif menggunakan banyak buku sebagai sumber analisa.

4. Kuantitatif, cukup dengan mempelajari 2-3 artikel.

3. PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian Deskriptif
A. Definisi

Penilitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan


suatugejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

B. Jenis penilitian
 Survey Pendidikan

DESKRIPSI 12
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Mengungkap jawaban pertanyaan tentang apa, bagaimana, berapa dan


bukan pertanyaan mengapa. Tujuannya untuk memperoleh penjelasan
tentang kondisi dan praktek penyelenggaraan pendidikan dan bukan untuk
pengembangan ilmu pendidikan. Perumusan masalah dijabarkan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian dan bukan hipotesis penilitian,
umumnya meneliti vaiabel-variabel lepas dan data yang dikumpulkan
relative terbatas. Umumnya menggunakan instrument penelitian teknik
angket.

 Study Kasus
Penelaahan secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Analisisnya mendalam (mengungkap
semua variable yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai
aspek yang mempengaruhi kasus. Tekanannya pada pertanyaan mengapa
individu berperilaku demikian, bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi
itu, dan pengaruhnya terhadap lingkungannya, tidak untuk menguji
hipotesis namun dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji lebih
lanjut. Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertaanyaan-
pertanyaan penelitian dan data diperoleh dari berbagai sumber yang terkait
dengan kasus yang diteliti. Teknik pengumpulan data sangat komrehensif,
observasi, wawancara, analisi dokumenter, dan atau tes terhadap sampel
penelitian bersifat purposif.

 Studi Tindak lanjut


Penelitian yang diarahkan untuk menindak lanjuti hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan sebagai umpan balik. Mempelajari
perkembangan dan perubahan subyek setelah subyek diberi perlakuan
tertentu dalam kurun waktu tertentu sampai selesai. Subyek terlebih
dahulu mendapat perlakuan khusus sampai selesai, kemudian dilanjutkan
bagaiman pengaruhnya terhadap perkembangan subyek. Misal :
sebelumnya subyek diberikan pengajaran dengan system modul selama
kurun waktu tertentu sampai selesai. Pada tahun berikutnya subyek diukur
DESKRIPSI 13
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

kemampuan tertentu yang diharapkan dari pengajaran modul tersebut.


Hasilnya dibandingkan dengan siswa yang lain yang memperoleh
pengajran modul, maka perbedaan yang ditunjukkan merupakan efek atau
akibat perlakuan pengajaran modul.

 Studi Kecenderungan (Prediksi/Perkiraan)


Bersifat prediktif meramalkan keadaan masa depan berdasarkan keadaan,
gejala yang ada pada masa lalu dan saat sekarang, meupakan perpaduan
antara metode sejarah, documenter, dan survey. Missal : memperkirakan
kemungkinan keberhasilan siswa dalam bidang studi tertentu berdasarkan
pada hasil tes inteligensi yang diperoleh siswa yang bersangkutan.
Pengolahan dapat menggunakan analisis regresi atau standar error
estimasi.

 Studi Korelasional
Mempelajari hubungan dua variable atau lebih sejauh mana variable yang
satu berhubungan dengan variable yang lainnya. Studi ini menuntut
adanya hipotesis, peneliti menduga dan mengharapkan terdapatnya
hubungan diantara variabel-variabel yang ditelitinya. Hipotesis yang diuji
didasarkan atas teori yang telah ada.

 Studi Perkembangan
Mempelajari karakteristik individu (seorang atau sekelompok) dan
bagaimana karakteristik itu berubah dalam pertumbuhannya dalam kurun
waktu tertentu. Misal: perkembangan kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan
kepribadian individu. Ada dua tek nik yang dapat digunakan: studi
longitudinal dan studi cross sectional,
 Studi longitudinal
Metode jangka panjang yang menggunakan subyek yang tetap
untuk mengetahui perkembangannya dalam kurun waktu yang
relative lebih lama. Peneliti harus mengetahui kondisi awal subyek
terlebih dahulu.
 Misal : Peneliti ingin mengetahui keterampila berbahasa tulisan
siswa SD. Peneliti mengukur keterampilan berbahasa siswa SD
DESKRIPSI 14
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

kelas 1 pada sekolah tertentu untuk mengetahui kondisi awal.


Peneliti mempelajari keterampilan tersebut dan keterampilan
tersebut diukur kembali setiap tahun di kelas-kelas berikutnya
untuk melihat perkembangan pada subyek penelitian. Sehingga
peneliti dapat melihat perubahan dan perkembangan
keterampilan dalam jangka waktu tertentu untuk kelompok
tertentu.

 Studi cross sectional


Dilaksanakan dalam jangka waktu yang relative pendek untuk
mempelajari individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik
waktu yang sama.
 Misal: mempelajari keterampilan berbahasapada siswa SD
yang dilakukan pada siswa disetiap kelas (1-6) dan pada titik
dan kurun waktu tertentu diukur keterampilannya, kemudian
hasil pengukuran dibandingkan untuk setiap kelas yang
berbeda tadi. Perbedaan dari subyek tiap kelas merupakan
dasar dalam menarik kesimpulan tentang pertumbuhan dan
perkembangan keterampilan tersebut.

C. Kelebihan dan Keterbatasan Metode Deskriptif


 Tidak menuntut adanya perlakuan/manipulasi variabel
 Pada studi tertentu hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam
meramalkan situasi mendatang
 Menuntut ketajaman berpikir dalam menjelaskan fenomena
 Umumnya hasil penelitian hanya berlaku pada saat ini dan belum tentu
berlaku pada masa yang akan datang
 Untuk jenis studi tertentu memerlukan waktu yang relative lama,
konsekuensinya biaya dan tenaga akan lebih besar

D. Instrumen dalam Penelitian Deskriptif


Dalam penelitian deskriptif instrument yang sering digunakan adalah
angket (kuesioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.
1. Angket atau kuesioner

DESKRIPSI 15
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Teknik angket adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data atau
informasi siswa menggunakan serankaian pertanyaan yang diajukan secara
tertulis.
Teknik angket dibagi menjadi dua, yaitu angket terstruktur dan angket
tidak terstruktur. Angket tersetruktur bersifat tegas,pertanyaan yang
diajukan menuntut jawaban yang tegas dan jawaban yang relative lebih
singkat. Sedangkan angket tidak terstruktur, siswa diharapkan
menguraikan jawaban secara lengkap leluasa dan terbuka.
2. Wawancara (interview)
Teknik wawancara adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan
dengan mengadakan percakapan antara pewawancara dan yang sedang
dikumpulkan datanya
3. Pengamatan (Observasi)
Teknik pengamatan atau observasi dilakukan dengan cara mengamatai
tingkah laku siswa atau obyek sedemikian rupa, diharapkan siswa atau
obyek yang diamati tidak mengetahui bahwa dia sedang diamati.dalam
melakukan pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan ada
beberapa yang perlu diperhatikan. Pertama, tujuan yang ingin dicapai
harus ditetapkan lebih dulu. Kedua, kegiatan pengamatan direncanakan
secara sitematis

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) merupakan penelitian terhadap
masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan current status dan subyek yang diteliti. Tipe
penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok atau
organisasional), kejadian, atau prosedur. Metode pengumpulan data yang
sering digunakan dalam penelitian berupa opini dari subyek yang diteliti
(responden) melalui tanya-jawab. Ada dua cara dalam metode survey: (1)
kuisioner (pertanyaan tertulis), dan (2) wawancara (pertanyaan lisan).
Kuisioner dapat secara langsung dikomunikasikan kepada dan dikumpulkan

DESKRIPSI 16
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

dari responden (secara perorangan) atau dapat juga dikomunikasikan dan


dikumpulkan melalui pos. wawancara dapat dilakukan dengan komunikasi
tatap muka atau melalui telepon. (Nur Indriantoro, 2014)

Studi Deskriptif
Studi deskriptif (descriptive study), merupakan penelitian terhadap fenomena
atau populasi tertentu yang diperoleh penelti dari subyek berupa: individu,
organisasional, industry, atau perspektif yang lain. Tijuan studi ini untuk
menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi
ini membantu peneliti untuk: menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide
masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya. Jika dalam studi
eksploraasi dimaksudkan untuk memahami karakteristik fenomena atau
masalah yang diteliti, studi ini dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik
fenomena atau masalah yang ada.
Studi deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-
masalah bisnis. Studi ini, meskipun pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk
memecahkan masalah-masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis
yang datanya dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data
melalui studi ini, meskipun demikian, kadang-kadang ini dimaksudkan juga
untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
(Nur Indriantoro, 2014)

Penelitian deskriptif dapat digunakan sebagai landasan bagi:


1. Petugas atau administrator kesehatan untuk mengalokasikan sumber daya
secara efisien
2. Pengembangan program prevensi dan edukasi yang efektif
3. Formulasi hipotesa yang kemudian diuji dengan desain analitik

DESKRIPSI 17
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Penelitian deskriptif lebih murah dan cepat disbanding dengan analitik, karena
menggunakan informasi yang rutin dikumpulkan dan sudah tersedia, misalnya
data dari produksi dan penjualan, rekam medis dari rumah sakit, dan data
sensus. Penelitian deskriptif terdiri dari beberapa tipe, yaitu
1. Komparatif : membandingkan frekuensi suatu kejadian antar populasi
yang berbeda pada waktu yang sama, atau pada populasi yang sama
dengan waktu yang berbeda. Penelitian ini mempunyai keterbatasan
karena data yang digunakan adalah seluruh populasi dan bukan individual,
sehingga tidak dapat menghubungkan antara suatu paparan/faktor terhadap
kejadian. Kekurangan lainnya adalah pada ketidakmampuan mengontrol
efek dari faktor-faktor lain yang mungkin berhubungan dengan
outcome/kejadian (biasa disebut factor confounder/perancu)
2. Laporan kasus: deskripsi detil tentang apa yang dialami seorang pasien
3. Seri kasus: deskripsi tentang karakteristik sejumlah pasien yang
mempunyai penyakit, karakteristik, atau pajanan tertentu Laporan kasus
dan seri kasus mempunyai kekurangan dalam hal perbandingan dengan
kelompok lain.
4. Survey cross-sectional : menilai status individual dengan
mempertimbangkan ada atau tidaknya pajanan dan penyakit pada waktu
yang sama. Desain ini memberi gambaran kejadian di populasi pada satu
waktu dan mempunyai kelebihan yaitu :
 Memberi gambaran perkiraan prevalensi penyakit atau indicator
kesehatan lain
 Meneliti seluruh populasi atau sampel yang representative
 Hasil penelitian dapat digeneralisasi
Tetapi juga mempunyai kekurangan sebagai berikut
 Karena pajanan dan penyakit dinilai pada saat yang sama, hubungan
antara pajanan dan penyakit tidak dapat dipastikan bersifat sementara
Jenis penelitian ini rentan terhadap bias seleksi dan observasi

4. POPULASI DAN SAMPEL


Populasi
DESKRIPSI 18
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Dalam penelitian, populasi adalah sejumlah besar subyek yang


mempunyai karakteristik tertentu. Ada yang membuat definisi : “ Populasi
adalah sejumlah besar subyek yang oleh peneliti didefinisikan sebagai
populasi “. Subyek penelitian dapat berupa manusi, hewan coba, data rekam
medis, data laboratorium, dan lain-lain, dan karakteristik subyek ditentukan
sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian. Populasi penelitian dapat dibagi
menjadi dua, yakni : (1) populasi target (target population) atau domain
(ranah), dan (2) populasi terjangkau (accessible population) atau sering pula
disebut populasi sumber (source population). (Sastroasmoro, 2011)

1. Populasi Target
Merupakan populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil
penelitian, sementara ahli menyebutnya ranah atau domain. Populasi
target berssifat umum, yang pada penelitian klinis biasanya ditandai
dengan karakteristik demografis (misal kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klinis (misal sehat, osteoporosis, pneumonia). (Sastroasmoro,
2011)

2. Populasi Terjangkau
Disebut pula poplasi sumber (source population) adalah bagian dari
populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh : Pasien Atrial
Fibrilation yang dirawat di RSUD abdul Wahab Syahranie Samarinda
pada tahun 2012. Dengan kata lain populasi terjangkau adalah bagian dari
poplasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu. Dari populasi
terjangkau inilah dipilih sampel, yang terdiri atas subyek yang akan
langsung diteliti. (Sastroasmoro, 2011)

Hubungan Antara Populasi, Sampel, Subyek Yang Diteliti (Sastroasmoro,


2011)
1. Pemilihan populasi terjangkau. Pemilihan populasi terjangkau ini semata-
mata didasarkan pada kenyataan praktis atau faktual, bukan merupakan
DESKRIPSI 19
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

bagian dari suatu proses pemilihan yang sistematis. Misalnya pemilihan


pasien stroke yang dirawat di RSCM semata-mata berdasarkan pada alasan
praktis, bukan karena pasien stroke di RSCM mewakili stroke pada
umumnya.
2. Penetapan subyek terpilih. Proses ini dapat, dan seharusnya, dilakukan
dengan prosedur tertentu, sehingga dapat diperoleh sampel yang
representatif terhadap populasi terjangkau.
3. Subyek yang benar diteliti. Disini menyangkut apakah subyek yang telah
dipilih menolak diteliti, atau terdapat drop out atau loss to follow up.

Populasi Terjangkau
Populasi Target

Subjek yang benar diteliti


Subyek Terpilih

(Sastroasmoro, 2011)

Cara Pemilihan Sampel


Cara pemilihan sampel dapat digolongkan menjad dua, yaitu pemilihan
berdasarkan peluang (probability sampling) dan pemilihan tidak berdasarkan
peluang (non-probability sampling). (Sastroasmoro, 2011)

DESKRIPSI 20
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

1. PROBABILITY SAMPLING
Hal yang prinsip pada pengambilan sampel dengan cara ini adalah bahwa
tiap subyek dalam populasi terjangkau mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih atau untuk tidak terpilih sebagaai sampel penelitian.
(Sastroasmoro, 2011)

1. Simple random sampling


Pada simple random sampling kita hitung terlebih dahulu jumlah
subyek dalam populasi terjangkau yang akan dipilih subyeknya sebagai
sapel penelitian. Setiap subyek diberi nomor dan dipilih sebagian dari
mereka dengan bantuan tabel angka random. (Sastroasmoro, 2011)

Contoh :

Cara ini bisa dilakukan dengan cara memutar pensil, dimana ujung mata
pensil menunjukkan sampel yang ditunjuk. Misal, dari 200 ubyek ingin
diambil 20 sampel saja. Maka kita bisa melakukan pemutaran pensil
sampai berhenti. Ujung pensil menandakan bahwa yang ditunjuk
merupakan sampel yang akan kita teliti. Terus lakukan berulang seperti
itu sampai tercapai 20 sampel.

Pemilihan subyek secara acak saat ini dipermudah dengan


tersedianya program komputer. Pengambilan sampel dengan cara seperti
ini tidak mebedakan jenis kelamin, umur, tempat tinggal, faktor penyakit
dan lain-lain. Oleh karena itu, pengambilan sampel dengan cara seperti ini
susah untuk digunakan jika untuk menilai hasil penelitian berdasarkan
pengelompokkan tertentu. (Sastroasmoro, 2011)

2. Systemic sampling
Pada sampling sistemik ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang
dapat dipilih, setiap subyek nomor kesekian dipilih sebagai sampel. Bila
ingin diambl 1/n dari populasi, maka tiap pasien ke-n dipilih sebagai

DESKRIPSI 21
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

sampel. Jadi, seperti pada random sampling, setiap subyek yang memenhi
kriteria diberi nomor. (Sastroasmoro, 2011)

Contoh :

Subyek yang sudah memenuhi kriteria diberi penomoran. Misal ingin


dipilih 20 dari 200 sampel dengan cara systemic sampling, berarti
diperlukan 20/200 = 1/10. Artinya setiap nomor pasien yang kelipatan 10
akan dipilih sebagai sampel yang akan diteliti.

Pemilihan subyek dengan caraa seperti ini keuntungan dan


kerugiannya hampir sama dengan pengabilan sampel dengan cara simple
random sampling. (Sastroasmoro, 2011)

3. Stratified random sampling


Dalam penelitian tidak jarang ditemukan keadaan tertentu, sehingga
setiap kelompok memberikan nilai yang berbeda. Bila sampling dilakukan
terhadap semua subyek sebagai satu kesatuan, akan diperoleh sampel
dengan variai yang sangat besar terutama bila jumlah subyek tidak
banyak, dan sipulan hasil penelitian menjadi bias.untuk mengatasi hal
tersebut maka dilakukan stratifikasi dan pemilihan subyek berdasarkan
atas strata. Pada cara ini sampel dipilih secara acak untuk setiap strata,
kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel yang terbebas
dari variasi untuk setiap strata. Variabel yang sering digunakan untuk
stratifikasi adalah jenis kelamin, umur, ras, kondisi sosial-ekonomi, status
gizi, tempat penelitian, dan lain-lain. (Sastroasmoro, 2011)

Contoh :

Ingin diketahui insidens miokarditis difterika pada pasien yang berusia 0


sampai 10 tahun. Dalam hal ini dilakukan pengelompokkan. Kelompok
pertama adalah sbyek yang berusia 0-5 tahun, sedangkan kelompok
kedua adalah subyek yang berusia 6-10 tahun. Misalnya akan diambil 20
DESKRIPSI 22
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

dari 200 subyek. Pada kelompok pertama dan kedua kemudian dilakukan
simple random sampling, lalu sampel yang terpilih dari kedua kelompok
dijumlahkan sampai tercapai target 20 subyek yang akan diteliti.

Pengambilan sampel dengan cara seperti ini lebih mudah dilakukan


jika hasil penelitian ditujukan untuk misalnya mengetahui faktor-faktor
penyebab dari suatu penyakit dengan klasifikasi tertentu. (Sastroasmoro,
2011)

4. Cluster sampling
Pada cluster sampling sampel dipilih secara acak pada kelompok
individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah, misal wilayah
(kodya, kecamatan, kelurahan, dst.) . Cara ini sangat efisien bila populasi
tersebar luas sehingga tidak mungkin membuat daftar seluruh populasi
tersebut. Pada kondisi ini maka pemilihan dengan simple random
sampling sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
(Sastroasmoro, 2011)

Contoh :

Misalnya kita ingin meneliti kejadian karies dentis pada anal sekolah di
Samarinda. Dibutuhkan 6000 subyek yang diharapkan dapat mewakili
anak di Samarinda. Dari daftar sekolah di Kanwil Depdiknas Samarinda,
diambil secara random sejumlah 100 sekolah dasar. Dari masing-masing
sekolah diambil secara random sampling 60 subyek hingga tercapai 6000
subyek.

Keuntungan lain cara ini adalah pada suatu cluster biasanya subyeknya
kurang lebih homogen. (Sastroasmoro, 2011)

2. NON-PROBABILITY SAMPLING
Dalam penelitian klinis pengambilan sampel dengan cara non-probability
sampling lebih sering digunakan daripada probability sampling. Kesahihan
DESKRIPSI 23
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

sampel non-probability sampling terletak pada seberapa benar karakteristik


sampel yang dipilih dengan cara lain akan menyerupai karakteristik sampel
bila pemilihan dilakukan dengan cara probability sampling. (Sastroasmoro,
2011)

a. Consecutive sampling
Pada consecutive sampling, semua subyek yang datang secara
berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Consecutive sampling
ini merupakan jenis non-probability sampling yang paling baik, dan
seringkali merupakan cara yang termudah. (Sastroasmoro, 2011)

Agar hasil pemilihan subyek dengan consecutive sampling dapat


menyerupai hasil dengan probability sampling, maka jangka waktu
pemilihan subyek atau pasien penelitian harus tidak terlalu pendek,
terutama untuk penyakit yang dipengaruhi oleh musim. Contohnya,
pengambilan pasien demam berdarah dengue pada bulan-bulan Agutu dan
September mungkin tidak mewakili karakterisitik pasien demam berdarah
dengue pada umumnya, karena puncak insidens penyakit ini biasanya
terjadi antara bulan April-Juni, dan karakteristik pasien pada puncak
insidens biasanya tidak sama dengan pasien bulan-bulan lain. Untuk jenis
penyakit yang tidak dipengaruhi oleh musim hal tersebut dapat diabaikan.
(Sastroasmoro, 2011)

b. Convenient sampling
Cara ini merupakan cara termudah untuk menarik sampel, namun
juga seklaigus merupakan cara yang paling lemah. Pada cara ini sampel
diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga jarang dapat dianggap
mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target penelitian.
(Sastroasmoro, 2011)

Contoh :
DESKRIPSI 24
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

Ingin diketahui kadar imunoglobulin pasien penyakit jantung bawaan


(PJB). Ditetapkan besar sampel 40. Peneliti, suatu hari mengambil 8
kasus di poliklinik jantung. Kemudian ia cuti, dan waktu masuk kembali,
kalau tidak ada kegiatan ia mengumpulkan kembali pasien sampai
mencapai 40. Cara ini mudah, namun subyek terpilih tidak mewakili
pasien PJB yang berobat di poliklinik tersebut.

c. Judgmental sampling atau purposive sampling


Pada teknik pengambilan sampel dengan cara ini peneliti memilih
responden berdasarkan pada pertimbangan subyektif dan praktis, bahwa
responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Misalnya, untuk meneliti pendapat ibu
tentang pemberian ASI dan susu formula, dipilih ibu-ibu yang pernah
memberikan ASI dan pernah pula memberikan susu formula kepada
bayinya, atau ibu yang pendidikannya cukup sehingga dapat memberi
keterangan yang lebih akurat. Cara tersebut mempunyai kelemahan yang
lebih kurang sama dengan cara convenient sampling. Pada studi yang
memerlukan follow-up, misalnya studi kohort atau uji klinis, calon peserta

yang berencana pindah tempat tinggal dalm kurun waktu penelitian sering
juga tidak diikutsertakan dalam penelitian. (Sastroasmoro, 2011)

DESKRIPSI 25
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desain merupakan kerangka acuan bagi pengkajian hubungan antar-
variabel. Dalam pengertian tertentu desain mengatakan jenis observsi atau
pengukuran apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukan pengukuran,
serta bagaimana melakukan analisis terhadap hasil pengukuran. Pemilihan desain
penelitian ditujukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian
dengan cara yang paling efisien dan dengan hasil yang memuaskan.

Klasifikasi yang sangat sering dikemukakan adalah penelitian deskriptif


dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif (Descriptive Research) merupakan
DESKRIPSI 26
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3

penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu


populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dan subyek yang
diteliti. Tipe penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok
atau organisasional), kejadian, atau prosedur.

B. Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi
diskusi kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai
tutor maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan angkatan
2012, dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.

DESKRIPSI 27

Anda mungkin juga menyukai