ISI B20m5
ISI B20m5
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DESKRIPSI 1
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
ISI
2.1 SKENARIO
Armin : hei eren… (armin menepuk bahu eren) kok murung amat sih!!
Eren : saya tuh lagi pusing…, saya belum punya judul penelitian. Sudah beberapa
judul saya ajukan tetapi selalu ditolak, katanya sudah pernah diteliti kakak
tingkat dulu
Mikasa: kata orang yang pernah menyusun skripsi, lebih mudah mendapat jodoh
daripada mendapat judul penelitian
Sasha : kak mikasa bisa saja ngomong gitu… karena judul penelitiannya sudah
diterima
Eren : please, please help me friends, judul penelitian apa yang bisa saya ajukan?
Armin : saya juga sudah beberapa kali mengajukan judul penelitian, namun kemarin
sudah di ACC
Mikasa: memang apa yang pernah diteliti dulu sebaiknya tidak diteliti ulang lagi
nanti dicap plagiat, namun kalau berbeda jenis penelitianya bole-boleh aja.
Misalnya dulu jenis penelitiannya deskriptif makas ekarang sebaiknya jenis
penelitiannya bukan deskriptif lagi seperti kualitatif dan lain-lain.
DESKRIPSI 2
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Eren : apakah penelitian deskriptif itu juga mempunyai beberapa bentuk desain, kak
mikasa?
DESKRIPSI 3
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Jenis-jenis penelitian:
Penelitian berdasarkan :
Desain penelitian secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu observasional
dan intervensional yang dalam intervensonal terdapat uji klinis dan intervensi.
Sisanya seperti studi kohort, case control masuk dalam observasional.
DESKRIPSI 5
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
perpustakaan atau dimana saja dengan mengacu pada referensi yang telah
disediakan
Desain penelitian:
a. Observasional
Laporan kasus
Seri kasus
Studi cross-sectional termasuk survey
Studi kasus-kontrol
Studi kohort
Meta-analisis
b. Intervensional
Uji klinis
Intervensi pendidikan, perilaku, kesehatan masyarakat
DESKRIPSI 8
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Penelitian Observasional
Penelitian cross-sectional
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau pengukuran
variable pada satu saat tertentu, dalam hal ini bukan berarti smeua subyek
diamati tepat pada satu saat yang sama, tetapi artinya tiap subyek dilakukan
pada saat pemeriksaan tersebut. Dari pengukuran tersebut maka dapat
diketahui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek
dengan maupun tanpa faktor risiko, lalu dapat dihitung perbandingan antara
pervalensi efek pada subyek yang memiliki faktor risiko dengan prevalens
subyek tanpa faktor risiko (rasio prevalens). Peneliti tidak melakukan tindak
lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain ini dapat digunakan pada
penelitian deskriptif maupun analitik.
Studi kasus-kontrol
Pada penelitian ini observasi atau pengukuran variable tidak dilakukan
pada waktu yang sama. Peneliti melakukan pengukuran variable tergantung,
yaktni efek, sedangkan variable bebasnya dicari secara retrospektif, karena itu
studi kasus-kontrol disebut sebagai studi longitudinal, artinya subyek tidak
DESKRIPSI 9
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
hanya diobservasi pada suatu saat tetapi diikuti selama periode yang
ditentukan. Dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit
(efek), kemudian ditelusur secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko
yang diduga berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi
dengan karakteristik yang sama dengan kasus, bedanya kelompok control ini
tidak menderita penyakit atau kelainan yang diteliti. Hubungan sebab-akibat
tidak diperoleh secara langsung, yakni dengan menghitung rasio relatif (rasio
odds), yaitu perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek
dengan peluang tidak terjadinya efek. Rasio odds menunjukkan berapa besar
pengaruh faktor risiko yang diteliti terhadap terjadinya suatu penyakit (efek).
Studi kohort
Berlawanan dnegan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan
identifikasi efek, pada penelitian kohort yang didentifikasi lebih udlu adalah
kausa atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek (yang disebut
kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan
terjadi atau tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni, yang diamati adalah
subyek yang belum mengalami pajanan faktor risiko yang dipelajari serta
belum mengalami efek. Subyek yang terpajan faktor risiko menjadi
kelompok yang diteliti, sedang subyek yang tidak terpajan menjadi kelompok
control. Selanjutnya dapat dihitung risiko relative atau risiko insidens, yakni
perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko
dengan insidens kelompok tanpa faktor risiko. Risiko relatif menunjukkan
besarnya peran faktor risiko terhadap terjadinya suatu penyakit, bila risiko
relatif = 1maka faktor yang diteliti bukanlah merupakan faktor risiko, nilai
yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan risiko,
sedangkan nilai kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
tersebut berdifat protektif.
Penelitian Eksperimental
DESKRIPSI 10
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Definisi yang jelas dinyatakan sejak Definisi sesuai konteks atau saat
awal penelitian berlangsung
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan
Reduksi data menjadi angka-angka
atau pernyataan
Lebih memperhatikan reliabilitas skor
Lebih suka menganggap cukup
yang diperoleh melalui instrumen
dengan reliabilitas penyimpulan
penelitian
Penilaian validitas menggunakan Penilaian validitas melalui
berbagai prosedur dengan pengecekan silang atas sumber
mengandalkan hitungan statistik informasi
Mengunakan deskripsi prosedur yang Menggunakan deskripsi prosedur
DESKRIPSI 11
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
3. PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian Deskriptif
A. Definisi
B. Jenis penilitian
Survey Pendidikan
DESKRIPSI 12
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Study Kasus
Penelaahan secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Analisisnya mendalam (mengungkap
semua variable yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai
aspek yang mempengaruhi kasus. Tekanannya pada pertanyaan mengapa
individu berperilaku demikian, bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi
itu, dan pengaruhnya terhadap lingkungannya, tidak untuk menguji
hipotesis namun dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji lebih
lanjut. Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertaanyaan-
pertanyaan penelitian dan data diperoleh dari berbagai sumber yang terkait
dengan kasus yang diteliti. Teknik pengumpulan data sangat komrehensif,
observasi, wawancara, analisi dokumenter, dan atau tes terhadap sampel
penelitian bersifat purposif.
Studi Korelasional
Mempelajari hubungan dua variable atau lebih sejauh mana variable yang
satu berhubungan dengan variable yang lainnya. Studi ini menuntut
adanya hipotesis, peneliti menduga dan mengharapkan terdapatnya
hubungan diantara variabel-variabel yang ditelitinya. Hipotesis yang diuji
didasarkan atas teori yang telah ada.
Studi Perkembangan
Mempelajari karakteristik individu (seorang atau sekelompok) dan
bagaimana karakteristik itu berubah dalam pertumbuhannya dalam kurun
waktu tertentu. Misal: perkembangan kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan
kepribadian individu. Ada dua tek nik yang dapat digunakan: studi
longitudinal dan studi cross sectional,
Studi longitudinal
Metode jangka panjang yang menggunakan subyek yang tetap
untuk mengetahui perkembangannya dalam kurun waktu yang
relative lebih lama. Peneliti harus mengetahui kondisi awal subyek
terlebih dahulu.
Misal : Peneliti ingin mengetahui keterampila berbahasa tulisan
siswa SD. Peneliti mengukur keterampilan berbahasa siswa SD
DESKRIPSI 14
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
DESKRIPSI 15
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Teknik angket adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data atau
informasi siswa menggunakan serankaian pertanyaan yang diajukan secara
tertulis.
Teknik angket dibagi menjadi dua, yaitu angket terstruktur dan angket
tidak terstruktur. Angket tersetruktur bersifat tegas,pertanyaan yang
diajukan menuntut jawaban yang tegas dan jawaban yang relative lebih
singkat. Sedangkan angket tidak terstruktur, siswa diharapkan
menguraikan jawaban secara lengkap leluasa dan terbuka.
2. Wawancara (interview)
Teknik wawancara adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan
dengan mengadakan percakapan antara pewawancara dan yang sedang
dikumpulkan datanya
3. Pengamatan (Observasi)
Teknik pengamatan atau observasi dilakukan dengan cara mengamatai
tingkah laku siswa atau obyek sedemikian rupa, diharapkan siswa atau
obyek yang diamati tidak mengetahui bahwa dia sedang diamati.dalam
melakukan pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan ada
beberapa yang perlu diperhatikan. Pertama, tujuan yang ingin dicapai
harus ditetapkan lebih dulu. Kedua, kegiatan pengamatan direncanakan
secara sitematis
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) merupakan penelitian terhadap
masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan current status dan subyek yang diteliti. Tipe
penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini (individu, kelompok atau
organisasional), kejadian, atau prosedur. Metode pengumpulan data yang
sering digunakan dalam penelitian berupa opini dari subyek yang diteliti
(responden) melalui tanya-jawab. Ada dua cara dalam metode survey: (1)
kuisioner (pertanyaan tertulis), dan (2) wawancara (pertanyaan lisan).
Kuisioner dapat secara langsung dikomunikasikan kepada dan dikumpulkan
DESKRIPSI 16
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Studi Deskriptif
Studi deskriptif (descriptive study), merupakan penelitian terhadap fenomena
atau populasi tertentu yang diperoleh penelti dari subyek berupa: individu,
organisasional, industry, atau perspektif yang lain. Tijuan studi ini untuk
menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi
ini membantu peneliti untuk: menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide
masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya. Jika dalam studi
eksploraasi dimaksudkan untuk memahami karakteristik fenomena atau
masalah yang diteliti, studi ini dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik
fenomena atau masalah yang ada.
Studi deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-
masalah bisnis. Studi ini, meskipun pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk
memecahkan masalah-masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis
yang datanya dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data
melalui studi ini, meskipun demikian, kadang-kadang ini dimaksudkan juga
untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
(Nur Indriantoro, 2014)
DESKRIPSI 17
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
Penelitian deskriptif lebih murah dan cepat disbanding dengan analitik, karena
menggunakan informasi yang rutin dikumpulkan dan sudah tersedia, misalnya
data dari produksi dan penjualan, rekam medis dari rumah sakit, dan data
sensus. Penelitian deskriptif terdiri dari beberapa tipe, yaitu
1. Komparatif : membandingkan frekuensi suatu kejadian antar populasi
yang berbeda pada waktu yang sama, atau pada populasi yang sama
dengan waktu yang berbeda. Penelitian ini mempunyai keterbatasan
karena data yang digunakan adalah seluruh populasi dan bukan individual,
sehingga tidak dapat menghubungkan antara suatu paparan/faktor terhadap
kejadian. Kekurangan lainnya adalah pada ketidakmampuan mengontrol
efek dari faktor-faktor lain yang mungkin berhubungan dengan
outcome/kejadian (biasa disebut factor confounder/perancu)
2. Laporan kasus: deskripsi detil tentang apa yang dialami seorang pasien
3. Seri kasus: deskripsi tentang karakteristik sejumlah pasien yang
mempunyai penyakit, karakteristik, atau pajanan tertentu Laporan kasus
dan seri kasus mempunyai kekurangan dalam hal perbandingan dengan
kelompok lain.
4. Survey cross-sectional : menilai status individual dengan
mempertimbangkan ada atau tidaknya pajanan dan penyakit pada waktu
yang sama. Desain ini memberi gambaran kejadian di populasi pada satu
waktu dan mempunyai kelebihan yaitu :
Memberi gambaran perkiraan prevalensi penyakit atau indicator
kesehatan lain
Meneliti seluruh populasi atau sampel yang representative
Hasil penelitian dapat digeneralisasi
Tetapi juga mempunyai kekurangan sebagai berikut
Karena pajanan dan penyakit dinilai pada saat yang sama, hubungan
antara pajanan dan penyakit tidak dapat dipastikan bersifat sementara
Jenis penelitian ini rentan terhadap bias seleksi dan observasi
1. Populasi Target
Merupakan populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil
penelitian, sementara ahli menyebutnya ranah atau domain. Populasi
target berssifat umum, yang pada penelitian klinis biasanya ditandai
dengan karakteristik demografis (misal kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klinis (misal sehat, osteoporosis, pneumonia). (Sastroasmoro,
2011)
2. Populasi Terjangkau
Disebut pula poplasi sumber (source population) adalah bagian dari
populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh : Pasien Atrial
Fibrilation yang dirawat di RSUD abdul Wahab Syahranie Samarinda
pada tahun 2012. Dengan kata lain populasi terjangkau adalah bagian dari
poplasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu. Dari populasi
terjangkau inilah dipilih sampel, yang terdiri atas subyek yang akan
langsung diteliti. (Sastroasmoro, 2011)
Populasi Terjangkau
Populasi Target
(Sastroasmoro, 2011)
DESKRIPSI 20
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
1. PROBABILITY SAMPLING
Hal yang prinsip pada pengambilan sampel dengan cara ini adalah bahwa
tiap subyek dalam populasi terjangkau mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih atau untuk tidak terpilih sebagaai sampel penelitian.
(Sastroasmoro, 2011)
Contoh :
Cara ini bisa dilakukan dengan cara memutar pensil, dimana ujung mata
pensil menunjukkan sampel yang ditunjuk. Misal, dari 200 ubyek ingin
diambil 20 sampel saja. Maka kita bisa melakukan pemutaran pensil
sampai berhenti. Ujung pensil menandakan bahwa yang ditunjuk
merupakan sampel yang akan kita teliti. Terus lakukan berulang seperti
itu sampai tercapai 20 sampel.
2. Systemic sampling
Pada sampling sistemik ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang
dapat dipilih, setiap subyek nomor kesekian dipilih sebagai sampel. Bila
ingin diambl 1/n dari populasi, maka tiap pasien ke-n dipilih sebagai
DESKRIPSI 21
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
sampel. Jadi, seperti pada random sampling, setiap subyek yang memenhi
kriteria diberi nomor. (Sastroasmoro, 2011)
Contoh :
Contoh :
dari 200 subyek. Pada kelompok pertama dan kedua kemudian dilakukan
simple random sampling, lalu sampel yang terpilih dari kedua kelompok
dijumlahkan sampai tercapai target 20 subyek yang akan diteliti.
4. Cluster sampling
Pada cluster sampling sampel dipilih secara acak pada kelompok
individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah, misal wilayah
(kodya, kecamatan, kelurahan, dst.) . Cara ini sangat efisien bila populasi
tersebar luas sehingga tidak mungkin membuat daftar seluruh populasi
tersebut. Pada kondisi ini maka pemilihan dengan simple random
sampling sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
(Sastroasmoro, 2011)
Contoh :
Misalnya kita ingin meneliti kejadian karies dentis pada anal sekolah di
Samarinda. Dibutuhkan 6000 subyek yang diharapkan dapat mewakili
anak di Samarinda. Dari daftar sekolah di Kanwil Depdiknas Samarinda,
diambil secara random sejumlah 100 sekolah dasar. Dari masing-masing
sekolah diambil secara random sampling 60 subyek hingga tercapai 6000
subyek.
Keuntungan lain cara ini adalah pada suatu cluster biasanya subyeknya
kurang lebih homogen. (Sastroasmoro, 2011)
2. NON-PROBABILITY SAMPLING
Dalam penelitian klinis pengambilan sampel dengan cara non-probability
sampling lebih sering digunakan daripada probability sampling. Kesahihan
DESKRIPSI 23
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
a. Consecutive sampling
Pada consecutive sampling, semua subyek yang datang secara
berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Consecutive sampling
ini merupakan jenis non-probability sampling yang paling baik, dan
seringkali merupakan cara yang termudah. (Sastroasmoro, 2011)
b. Convenient sampling
Cara ini merupakan cara termudah untuk menarik sampel, namun
juga seklaigus merupakan cara yang paling lemah. Pada cara ini sampel
diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga jarang dapat dianggap
mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target penelitian.
(Sastroasmoro, 2011)
Contoh :
DESKRIPSI 24
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
yang berencana pindah tempat tinggal dalm kurun waktu penelitian sering
juga tidak diikutsertakan dalam penelitian. (Sastroasmoro, 2011)
DESKRIPSI 25
BLOK 16
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL – KELOMPOK 6 – ANGKATAN 2012
MODUL 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain merupakan kerangka acuan bagi pengkajian hubungan antar-
variabel. Dalam pengertian tertentu desain mengatakan jenis observsi atau
pengukuran apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukan pengukuran,
serta bagaimana melakukan analisis terhadap hasil pengukuran. Pemilihan desain
penelitian ditujukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian
dengan cara yang paling efisien dan dengan hasil yang memuaskan.
B. Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi
diskusi kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai
tutor maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan angkatan
2012, dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.
DESKRIPSI 27