Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas teori yang mendasari penelitian antara lain, 1) Konsep gosok

gigi, 2) Konsep kemampuan, 3) Konsep Pendidikan Kesehatan, 4) Konsep media, 5)

Konsep anak usia sekolah, 6) Kerangka konsep, 7) Hipotesis.


2.1 Konsep Dasar Gosok Gigi
2.1.1 Definisi Gosok Gigi
Menyikat gigi adalah suatu cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan

deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Menyikat gigi adalah salah satu prosedur

terhadap terjadinya penyakit gigi, karena dengan menyikat akan bisa menghilangkan

plak yang merupakan salah satu faktor penyakit gigi. Tindakan menyikat gigi atau

kontrol plak merupakan kunci keberhasilan untuk mempunyai rongga mulut yang sehat

dalam upaya pencegahan dan memelihara mulut yang optimal (Machfoedz, 2005).

Gosok.gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan memelihara


kesehatan gigi (Kunto, 2012). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Nasrulloh
(2015), bahwa gosok gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan memelihara
kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan menggunakan sikat
gigi.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa gosok gigi adalah suatu rutinitas penting

yang harus kita lakukan setidaknya dua kali dalam sehari sebagai upaya untuk

memelihara kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan

menggunakan sikat gigi. Diharapkan dimasa depan udak terjadi masalah yang

mengganggu.
2.1.2 Manfaat Gosok Gigi

1
Manfaat gosok gigi antara lain: memelihara kesehatan gigi, memelihara
kesehatan, menjaga nafas tetap segar (Kunto, 2012). Sedangkan manfaat gosok gigi
menurut Made (2014), ialah: 1) Rajin gosok gigi dapat mengurangi waktumu saat
kontrol gigi ke dokter gigi dan membuat pengalaman ke doter gigi menjadi lebih
menyenangkan, 2) Rajin gosok gigi juga dapat menghemat pengeluaranmu karena
kemungkinan gigi berlubang menjadi lebih kecil sehingga bisa mengurangi biaya untuk
menambal atau mencabut gigi, 3) Menurunkan resiko gigi berlubang, 4) Menurunkan
resiko penyakit pada gusi, 5) Mengurangi bau nafas yang tidak sedap, 6) Dapat
membuat gigimu lebih putih, 7) Membuat gigimu lebih lama umurnya, dan 8) Membuat
tubuhmu lebih sehat.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Mulut


Menurut Potter (2005), faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut, antara

lain: 1) Status sosial-ekonomi, sumber ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan

tingkatan praktik kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan

klien menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi; 2) Praktik sosial,

kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat mempengaruhi praktik

hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mendapat praktik hygiene dari

orang tua mereka; 3) Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi

kebutuhan hygiene pribadi. Pengetahuan tentang, pentingnya oral hygiene dan

implikasinya bagi kesehatan bagi mempengaruhi praktik oral hygiene. Kendati

demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk

melakukan oral hygiene; 4) Status kesehatan, klien paralisis atau memiliki retriksi fisik

pada tangan mengalami penurunan kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan

untuk hygiene mulut; 5) Cacat jasmani atau mental bawaan, kondisi cacat dan gangguan

2
mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara

mandiri.
2.1.4 Teknik Menyikat Gigi

Menurut Putri, Herijulianti & Nurjannah (2013), teknik menyikat gigi adalah
cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi
dan gusi yang merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan
rongga mulut yang optimal.

Menurut Putri, Herijulianti & Nurjannah (2013), teknik menyikat gigi dapat
digolongkan ke dalam enam golongan berdasarkan macam gerakan yang dilakukan,
yaitu:

1) Teknik vertikal, Tekxnik vertikal dilakukan dengan kedua rahang menutup,


kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan ke bawah.
Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut
terbuka.

2) Teknik horizontal, Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan kedepan
dan kebelakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang “serub brush
tecnic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk
anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang belum diberi pendidikan
khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertikal dan horizontal dengan tekan
yang keras. Cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan luka gusi dan abrasi gigi.

3) Teknik roll atau modifikasi stillman, Teknik ini disebut “ADA-roll technic” dan
merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efesien dan
dapat digunakan di seluruh mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh
mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks
dan sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga
bagian belakang kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu
sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lurus permukaan email.

3
Gerakan ini diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada
yang terlewat.

4) Vibratory Technic, Diantaranya adalah: teknik charter, teknik stillman McCall, dan
teknik bass.

(1) Teknik Charter, Pada permukaan bukal dan labial, sikat dipegang dengan tangan
dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada permukaan gigi
membentuk. sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal. Hati-hati
jangan sampai menusuk gusi. Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak denga
tepi gusi, sedangkanujung dari bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi
kemudian sikat ditekan sedemikian rupa sehingga ujung-ujung bulu sikat masuk ke
interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat masuk ke sela-sela gigi. Sikat digetarkan
dalam lengkungan-lengkungan kecil sehingga kepala sikat secara sirkuler, tetapi
ujung-ujung bulu sikat harus tetap di tempat semula. Setiap kali dapat dibersihkan
dua atau tiga gigi. Setelah tiga atau empat lingkaran kecil, sikat diangkat, lalu
ditempatkan lagi pada posisi yang sama, untuk setiap daerah dilakukan tiga atau
empat kali.

2.2 Konsep Kemampuan

Anda mungkin juga menyukai