Anda di halaman 1dari 29

FARMAKODINAMIKA

BY
RAHMA YULIA , M. Farm, Apt
DEFENISI
• Salah satu cabang ilmu farmakologi yang
mempelajari tentang mekanisme dan efek
obat di dalam tubuh..
• O +R E
Keterangan :
O OBAT
R RESEPTOR
E EFEK
Interaksi obat dengan Biopolimer

• Semua molekul obat yang masuk dalam


tubuh, kemungkinan besar berikatan dengan
konstituen jaringan atau biopolimer seperti
protein, lemak, asan nukleat, mukopolisakari -
da, enzim biotransformasi dan reseptor.
Pengikatan obat oleh biopolimer dipengaruhi
oleh bentuk konformasi molekul obat dan
pengaturan ruang dari gugus-gugus fungsional
senyawa obat.
• Kerja obat dapat digolongkan menjadi dua
yaitu :

(A) Kerja obat yang diperantarai reseptor dan :


(B) Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor.
RESEPTOR
DEFINISI CONTOH RESEPTOR
• Suatu makromolekul • Asetilkolin esterase
spesifik dapat • Na ˟ ATP ase
berupa lipoprotein, • K ˟ ATP ase
glikoprotein dan
asam nukleat tempat • Asam nukleat (
terikatnya obat khusus untuk zat2
sehingga sitostatika)
menimbulkan efek.
KERJA OBAT YANG DIPERANTARAI
OLEH RESEPTOR
• Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat
dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi
obat dengan reseptornya, mencetuskan perubahan
biokimia dan fisiologi yang merupakan respons biologis
yang khas untuk obat tersebut.
Interaksi antara obat dengan enzim biotransformasi
juga merupakan interaksi yang khas karena
mengakibatkan perubahan struktur makromolekul
reseptor sehingga timbul rangsangan perubahan fungsi
fisiologis yang dapat diamati sebagai respons biologis
• Sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan
sebagai reseptor untuk ligand endogen (hormon dan
neurotransmitter.
• Komponen yang paling penting dalam reseptor obat
adalah protein
( misalnya : asetilkolinesterase, Na+ -, K+ -ATP ase dsb ).
Asam nukleat juga dapat merupakan reseptor obat ,
contohnya untuk obat sitostatika (pembunuh sel
kanker).
Ikatan antara obat dengan reseptor
• Ikatan antara obat dengan reseptor,
misalnya ikatan antara substrat dengan enzim,
biasanya merupakan ikatan lemah
a. ikatan ion,
b. ikatan hidrogen,
c. ikatan hidrofobik,
d. ikatan van der Walls ) dan
e. ikatan kovalen
Hubungannya dengan efek obat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Obat Reseptor Obat-Reseptor Efek

Hubungan Struktur dan Aktifitas Biologik :


Struktur kimia suatu obat berhubungan erat dengan
aktifitasnya terhadap reseptor dan aktifitas
intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam molekul
obat (misal : perubahan stereoisomer ) dapat
menimbulkan perubahan besar dalam sifat
farmakologinya. Pengetahuan mengenai hubungan
struktur dan aktifitas bermanfaat dalam strategi
pengembangan obat baru .
B. KERJA OBAT YANG TIDAK
DIPERANTARAI RESEPTOR
• Beberapa obat tertentu dapat menimbulkan
efek tanpa berikatan dengan reseptor.
Mekanismenya ada berbagai cara yaitu :

1. Mengubah atau mempengaruhi sifat cairan


tubuh
2. Berinteraksi dengan ion atau molekul kecil
3. Masuk kedalam komponen sel
Mekanisme kerja
Mengubah atau mempengaruhi sifat cairan
tubuh

a. Pengubahan sifat osmotik, ( secara fisika )


contoh :
• Obat-obat diuretik osmotik ( manitol ) yang
meningkatkan osmolaritas filtrat
glomerulus sehingga terjadi efek diuretik;
• pencahar ( Mg SO4 );
b. Pengubahan sifat asam-basa , (secara kimia)
contoh :
Obat-obat antasida untuk menetralkan asam
lambung;
NaHCO3 NaCl + H2CO3
Al (OH)3 HCl AlCl3 + H2O
Mg (OH)2 MgCl2 + H2O
c. Perusakan nonspesifik membran sel
( sebagai antiseptik dan desinfektan ),
contoh ; halogen, peroksida dan oksidator lain (
merusak zat organik );
d. Gangguan fungsi membran, contoh

anestesi umum dengan eter, halotan atau


metoksifluran, bekerja dengan melarut dalam
lemak membran sel di SSP sehingga
eksitabilitas menurun.
2. Mekanisme Kerja :
Interaksi dengan molekul kecil atau ion
Dengan Molekul pengkhelat ( chelating agent ),
contoh :
(1) CaNa2 EDTA. yang mengikat logam Pb
menjadi khelat yang inaktif, misal pemberian
larutan CaNa2 -EDTA pada keracunan Pb;
(2) Penisilamin, mengikat Cu 2+ bebas ;
(3) Dimerkasol untuk keracunan logam-logam
berat. Khelat yang terbentuk larut dalam air
sehingga mudah dikeluarkan lewat ginjal .
• Mekanisme Kerja :
Masuk ke dalam komponen sel

Obat-obat analog purin atau pirimidin, dapat


bergabung dengan asam nukleat, sehingga
mengganggu fungsinya ( obat-obat antimetabolit
), cotohnya : 6-merkaptopurin, 5-fluorourasil,
flusitosin yang merupakan obat-obat anti kanker.
TERMINOLOGI MENGENAI EFEK OBAT
Spesifisitas dan Selektifitas
Obat yang ideal adalah yang bersifat spesifik dan
selektif.

• Obat yang spesifik :


bila bekerjanya hanya pada satu jenis reseptor
• Obat yang selektif :
bila menghasilkan satu efek pada dosis rendah dan
pada dosis lebih tinggi baru timbul yang lain
• Atropin adalah bloker spesifik untuk reseptor
muskarinik,
tetapi tidak selektif karena reseptor
muskarinik terdapat di berbagai organ
• Salbutamol adalah agonis ß-adrenergik yang
spesifik dan relatif selektif karena memblok
reseptor ß2 dan pada dosis terapi hanya
berefek dibronkhus.
• Respons individu terhadap obat sangat bervariasi, yaitu
dapat berupa :
(1) Hiperaktif ( dosis rendah sekali sudah dapat
memberikan efek );
(2) Hiporeaktif ( untuk mendapatkan efek, memerlukan
dosis yang tinggi sekali );
(3) Hipersensitif (orang alergi terhadap obat tertentu);
(4) Toleransi ( untuk mendapatkan efek obat yang
pernah di konsumsi sebelumnya, memerlukan dosis
yang lebih tinggi );
(5) Resistensi ( efek obat berkurang karena pembentukan
genetik );
(6) Idiosinkrasi ( efek obat yang aneh , yang merupakan
reaksi alergi obat atau akibat perbedaan genetik )
Penggunaan Obat dapat menghasilkan
lebih dari satu efek, yaitu
1. Efek terapi ( utama ).
Terapi obat dapat bertujuan untuk :
(a) terapi kausal ;
(b) terapi simptomatik dan
(c) terapi substitusi
2. Efek samping :
adalah efek yang tidak diinginkan, atau efek obat yang
tidak termasuk kegunaan terapi,
misalnya : Efek terapi pemberian morfin adalah sebagai
analgesik, tapi mempunyai efek samping depresi
pernapasan dan konstipasi
3. Efek teratogen :
Adalah efek obat yang pada dosis terapetik
untuk ibu hamil, mengakibatkan cacat pada
janin, misalnya : tangan dan kaki seperti
kepunyaan anjing laut atau bentuk-bentuk
lain yang tidak normal
4. Efek toksik
Adalah aksi tambahan dari obat yang lebih
berat dari efek samping dan merupakan efek
yang tidak diinginkan. Efek ini disebabkan
oleh dosis yang berlebih
5. Fotosensitisasi :
Adalah efek kepekaan yang berlebihan
terhadap cahaya yang timbul akibat
penggunaan obat, misalnya penggunaan obat
Bithionol sebagai antiseptika lokal.
EFEK OBAT PENGULANGAN ATAU
PENGGUNAAN OBAT YANG LAMA
1. Hipersensitif :
Adalah suatu reaksi alergik yang merupakan respons
abnormal terhadap obat dimana pasien sebelumnya telah
kontak dengan obat tersebut hingga berkembang timbul
antibodi.
2. Kumulasi :
Suatu fenomena pengumpulan obat dalam badan akibat
pengulangan penggunaan obat, dimana obat diekskresi
lebih lambat dibanding kecepatan absorpsinya.
3. Toleransi :
Suatu fenomena berkurangnya respon terhadap dosis
obat yang sama, sehingga untuk memperoleh respon yang
sama , dosis harus diperbesar
5. Habituasi :
Suatu gejala ketergantungan psikhologik terhadap suatu obat.
Kriterianya : (a) selalu ingin menggunakan obat;
(b) tanpa atau hanya sedikit kecenderungan untuk menaikkan
dosis;
(c). memberikan efek yang merugikan pada suatu individu.
6. Adiksi :
Adalah suatu gejala ketergantungan psikhologik dan fisik terhadap obat.
Kriteria :
(a) ada dorongan untuk selalu menggunakan obat;
(b). ada kecenderungan untuk menaikkan dosis;
(c). timbul ketergantungan psikhik dan biasanya diikuti ketergantungan
fisik.;
(d) merugikan terhadap individu maupun masyarakat.
7. Resistensi terhadap bakteri :

Pada penggunaan antibiotik untuk infeksi


oleh bakteri, dapat terjadi obat tidak
mampu bekerja lagi untuk membunuh
atau menghambat perkembangan bakteri
tertentu.
EFEK PENGGUNAAN OBAT CAMPURAN
Penggunaan obat campuran dapat menyebabkan
efek :
(1) Adisi;
(2) Sinergis;
(3) Potensiasi;
(4) Antagonis dan
(5) Interaksi.
1. Adisi :

Beberapa obat yang diberikan bersama-sama


memberikan efek yang merupakan penjumlahan dari
efek masing-masing obat bila diberikan secara
terpisah
2. Sinergis :

Beberapa obat mempunyai aksi yang hampir sama, bila


diberikan bersama-sama ,memberikan efek yang lebih
besar dari efek masing-masing obat yang diberikan
secara terpisah
• 3. Potensiasi :
Beberapa obat yang diberikan bersama-sama
dengan aksi-aksi yang tidak sama, memberikan
efek yang lebih besar pada pasien, dari pada efek
masing-masing secara terpisah.
4. Antagonis :
Beberapa obat yang diberikan bersama-sama,
salah satu obat mengurangi efek dari obat yang
lain
Faktor yang mempengaruhi respons
klinis pengguna obat
• Status
• Penyakit & gangguan
• Faktor fisiologis
• Interaksi obat
• Interaksi obat-makanan
ThAnK’s
for
aTteNsIoN

Anda mungkin juga menyukai