Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikultural

Akar kata multukulturalisame adalah kebudayaan. Secara etimologis,


multikulturalisme dibentuk dari kata multi yang berarti banyak, kultur berarti budaya dan isme
berarti aliran/paham. Jadi multikulturalisme sebagai paham yang menekankan pada
kesejahteraan dan kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi
budaya yang lain. Hal ini penting kita pahami bersama dalam kehidupan masyarakat yang
multikultural seperti Indonesia. Jika tidak, kemungkinan besar kita akan terjadi konflik dalam
masyarakat akibat ketidaksaling pengertian dan pemahaman terhadap realitas multikultural
tersebut.

Pendapat Andersen dan Cusher (1994:320) menyatakan pendidikan multikultural dapat


diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Kemudian, menurut James
Banks (1993:3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of
color. Artinya pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan
(anugerah Tuhan atau sunnatullah).

Sedangkan arti pendidikan menurut pendapat Paule Freire (pakar pendidikan


pembebasan) bahwa pendidikan bukan merupakan “menara gading” yang berusaha menjauhi
realitas sosial dan budaya. Pendidikan, menurutnya harus mampu menciptakan tatanan
masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan sebuah masyarakat yang hanya
mengagungkan restise sosial sebagai akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya.

Dalam dimensi lain pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan


aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi, dan perhatian
terhadap orang-orang non Eropa (Hilliard, 1991-1992). Sedangkan secara luas, pendidikan
multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membeda-bedakan kelompoknya seperti
gender, atnic, ras, budaya, strata sosial, dan agama.

James Banks (1994) menjelaskan, bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa


dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

2
3

1. Conten integration yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk


mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi, dan teori dalam mata pelajaran atau
disiplin ilmu.
2. Knowledge contruction process yaitu membawa siswa untuk memahami implikasi
budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin).
3. An equity paedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa
dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras,
budaya (culture) atau sosial (social)
4. Prejudice reduction yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan
metode pengajaran mereka.

B. Ciri-ciri pendidikan multikultural

Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan multikultural


dalam struktur sekolah adalah tidak adanya kebijakan yang menghambat toleransi, termasuk
tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan jenis kelamin. Juga, harus menumbuhkan
kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan
kesukaan. Selain itu, juga memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar
umat beragama serta memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan
keputusan secara demokratis.
Pendidikan multikultural seyogyanya memfasilitasi roses belajar megajar yang
mengubah prespektif monukultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke
prespektif multikulturalis yang menghargai perbedaan dan keberagaman dengan sikap toleransi
dan terbuka. Pendidikan multikulturalisme biasanya mempunyai ciri-ciri :

1. Tujuannya membentuk “manusia Budaya” dan menciptakan “masyarakat berbudaya


(berperadaban)”
2. Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa dan nilai-nilai
kelompok etnis (kultural)
3. Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman
budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme)
4. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkahlaku anak didik ya ng meliputi
persepsi, apresiasi dan tindakan terhadap budaya lainnya.
4

Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang


pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang


merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.
2. Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran
tunggal terhadap kebenaran sejarah.
3. Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang
kebudayaan yang berbeda-beda.
4. Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas
pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.

Pendidikan multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman persamaan


dan perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas wawasan
budaya dan kebudayaan mereka sendiri.

C. Tujuan Pendidikan Multikultural

Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik,
respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Imron
Mashadi (2009) pendidikan multikultural bertujuan mewujudkan sebuah bangsa yang kuat,
maju, adil, makmur, dan sejahtera tanpa perbedaan etnik, ras, agama, dan budaya. Dengan
semangat membangun kekuatan diseluruh sektor sehingga tercapai kemakmuran bersama,
memiliki harga diri yang tinggi dan dihargai bangsa lain. Sutarno (2008:1-24) tujuan
pendidikan multikultural mencakup 8 aspek,yaitu:

1. Pengembangan leterasi etnis dan budaya. Memfasilitasi siswa memiliki pengetahuan


dan pemahaman tentang berbagai budaya semua kelompok etnis.
2. Perkembangan pribadi. Memfasilitasi siswa bahwa semua budaya setiap etnis sama
nilai antar satu dengan yang lain. Sehingga memiliki kepercayaan diri dalam
berinteraksi dengan orang lain (kelompok etnis) walaupun berbeda budaya
masyarakatnya.
3. Klarifikasi nilai dan sikap. Pendidikan mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari
prinsip martabat manusia, keadilan, persamaan, dan, dan demokratis. Sehingga
pendidikan multikultural membantu siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai
tidak dapat dihindari dalam masyarakat pluralistik.
5

4. Untuk menciptakan pesamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda-
beda ras, etnis, kelas sosial, dan kelompok budaya.
5. Untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilanyang
diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat
demokrasi-pluralistik serta diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi
dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat
bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama.
6. Persamaan dan keunggulan pendidikan. Tujuan ini berkaitan dengan peningkatan
pemahaman guru terhadap bagaimana keragaman budaya membentuk gaya belajar,
perilaku mengajar, dan keputusan penyelenggaraan pendidikan. Keragaman budaya
berpengaruh pada pola sikap dan perilaku setiap individu. Sehingga guru harus mampu
memahami siswa sebagai individu yg memiliki ciri unik dan memperhitungkan
lingkungan fisik dan sosial yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
7. Memperkuat pribadi untuk reformasi sosial. Pendidikan multikultural memfasilitasi
peserta didik memiliki dsan mengembangkan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan
sehingga mampu menjadi agen perubahan sosial yang memiliki komitmen tinggi dalam
reformasi masyarakat untuk memberantas perbedaan (disparaties) etnis dan rasial.
8. Memiliki wawasan kebangsaan atau kenegaraan yang kokoh.

D. Pendidikan Multikultural di Indonesia

Dalam model multikulturalisme, sebuah masyarakat dilihat ebagai sebuah kebudayaan


yang berlaku umum bagi kehidupan masyarakat tersebut, yang coraknya seperti mozaik.
Mozaik tersebut adalah sebuah kebudayaan bangsa yang intibnya adalah kebangsaan yang
dipunyai oleh masyarakat tersebut. Di dalamnya tercangkup semua kebudayaan dari
masyarakatyang menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Semua kebudayaan dalam mozaik
tersebut mempunyai kesederajatan yang sama dan semuanya terpusat pada kebudayaan
kebangsaan yang menjadi mozaik tersebut.

Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang bertahap harus diubah menjadi


masyarakat multikultural yang landasan bangunannya adalah perbedaan kebudayaan dalam
kesederajatan yang secara keseluruhan merupakan mozaik kebudayaan indonesia yang terdiri
dari mozaik-mozaik budaya di setiap provinsi dan kabupaten/kota.
6

Masalah utama yang ada dalam multikulturalisme adalah kebudayaan yang


beranekaragam dan kesederajadannya. Bila kita melihat kebudayaan sebagai “pedoman bagi
kehidupan yang menyeluruh yang dipunyai manusia digunakan untuk memahami dan
memanfaatkan lingkungan beserta isinya bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya”,
kita akan melihat kebudayaan sebagai pedoman hidup yang dinamis yang dipunyai oleh
manusia dengan keluwesan dan kecairannya untuk berubah, berkembang dan beradaptasi
terhadap lingkungan-lingkungan dimana manusia pemilik kebudayaan itu hidup.

Signifikansi pendidikan multikultural di indonesia, di antaranya adalah :

1. Pendidikan multikultural sebagai sarana alternatif pemecahan konflik sosial.


Penyelenggaraan pendidikan multikultural di dunia pendidikan dapat menjadi solusi
nyata bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat, khususnya yang
kerap terjadi di masyarakat indonesia yang secara realistis plural. Dengan lain kata,
“Pendidikan Multikultural” dapat menjadi sarana alternatif pemecahan konflik sosial-
budaya.
2. Pendidikan multikultural sebagai pembina agar siswa tidak tercerabul dari akar
budayanya.
Selain sebagai sarana alternatif pemecahan konflik, pendidikan multikultural juga
signitifkan dalam pembina siswa agar mereka tidak tercerabul dari akar budaya yang
dimilikisebelumnya tatkala berhadapan dengan realitas sosial-budaya di era
globalisasi..
Dalam era globalisasi, pertemuan antar budaya menjadi “aancaman” serius bagi anak
didik. Maka, siswa pada era globalisasi ini perlu diberi materi tentang pemahaman
banyak budaya atau pendidikan multikulturalisme agar siswa tidak tercerabut dari akar
budaayanya itu.
3. Sebagai landasan pengembangan kurikulum pendidikan nasional.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum titik tolak dalam proses belajar mengajar,
atau guna memberikan sejumlah materi dan isi pelajaran yang harus dikuasai siswa
dengan ukuran atau tingkatan tertentu, maka pendidikan multikultural sebagai landasan
pengembangan kurikulum menjadi sangat penting.
4. Menciptakan masyarakat multikultural.
Cita-cita reformasi untuk membangun indonesia baru harus dilakukan dengan cara
membangun kembali dari hasil permbakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan
yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari adilancita-cita tersebut adalah terwujudnya
7

sebuah masyarakat sipil yang demokratis, ditegakkannnya hukum untuk supremasi


keadilan, pemerintah bebas KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam
kehidupan masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan
kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia,
karena dengan pendidikan manusia membentuk kepribadian yang berkualitas. Pendidikan tidak
hanya bisa dilakukan didalam lembaga pendidikan (sekolah) namun pendidikan juga bisa
dilakukan diluar sekolah dan tanpa batas waktu atau berlangsung seumur hidup.
Berbagai masalah yang timbul di negara kita, Indonesia, banyak dikarenakan adanya
ketidakberagaman budaya yang memang pada dasarnya Indonesia adalah negara yang tediri
dari berbagai latar belakang sosial budaya meliputi ras, suku, agama, status sosial, mata
pencaharian dan lain-lain. Berbagai masalah yang timbul itulah yang akhirnya menjadi konflik
berkepanjangan dan tidak bisa menemui titik terang atau jalan keluar untuk masalah yang
menyangkut sosial budaya.
Masalah-masalah akibat ketidak-seragaman budaya tidak hanya
melanda Indonesia saja, di negara maju seperti Amerika Serikat juga memiliki masalah yang
sama dengan Indonesia yaitu masalah multikultural. Konflik-konflik yang terjadi karena
penindasan ras kulit putih terhadap ras kulit hitam. Kelompok etnis minoritas merasa
direndahkan oleh kaum mayoritas (sebut saja ras golongan eropa) yang memang pada
kenyataannya segala yang berkaitan dengan parlemen atau kedudukan dalam pemerintahan
maupun berbagai bidang lainnya banyak dikuasai oleh ras kulit putih. Tidak hanya masalah
diskriminasi yang dilakukan oleh ras kulit putih terhadap ras kulit hitam, masalah lainnya
seperti ketidak-toleran (I’intorelable) seperti ikuisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya
teologi atau ideologi), perang agama, dan hegemoni budaya ditengah kulur monolitik dan uni
formitas global. Berbagai masalah yang menjadi konflik berkepanjangan di Amerika Serikat
memunculkan pentingnya pendidikan multikultural untuk memberikan persamaan kesempatan
pendidikan untuk menangani masalah pertentangan ras dan mengembangkan toleransi dan
sensivitas terhadap sejarah dan budaya dari kelompok atnis yang beraneka macam di negara
Amerika Serikat.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan multikultural untuk membentuk
warga negara yang berpendidikan multikultural tidaklah mudah, banyak tahap dan prosedur
yang harus dilaksanakan untuk membentuk masyarakat berpendidikan multikultural Indonesia,
antara lain :
8

1. Menyiapkan materi atau kurikulum pelajaran yang mengagungkan perbedaan budaya.


2. Menyiapkan kurikulum yang mempelajari tentang budaya suku lain mulai dari tari
tradisional, sastra, hasil kerajinan suku lain di Indonesia dan lain-lain.
3. Menyiapkan kurikulum yang tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai
keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.
4. Menyiapkan materi yang ebrasaskan nilai moral untuk menanamkan sikap mengharga
orang, budaya, agama dan keyakinan lain.
5. Membangun monumen maupun museum disetiap daerah untuk dijadikan penelitian
budaya daerah tersebut dan dapat dijadikan tambahan bahan acuan materi pelajaran.
6. Membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk memproduksi hasil kerajinan tangan
yang menjadi ciri khas budaya daerah.
7. Pemerataan pendidikan multikultural untuk sekolah baik dari lembaga pendidikan
pemerintah maupun swasta bahkan untuk sekolah-sekolah internasional yang
mempunyai kurikulum sendiri yang mengacu pada kurikulum negara lain.
8. Pemerataan pendidikan multikultural bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa meliat
status sosialnya.
9. Mengembangkan potensi peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan dan
pengetahuan sosial budaya dengan kemajuan IPTEK.
10. Mempercepat proses hak paten semua hasil kebudayaan agar tidak diklain negara lain
dan sebagainya.
Hal-hal seperti diatas tidak lepas dari campur tangan pemerintah RI agar dapat berjalan
lancar dan membawa hasil positif dan dapat membawa dampak yang baik (kemajuan) bagi
bangsa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan multikultural adalah pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam


meresponi perubahan demografis dan kultural yang terjadi di lingkungan masyarakat tertentu
atau bahkan di dunia secara keseluruhan.

Multikultural juga berarti memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa yang plural
dan majemuk ialah bangsa yang dipenuhi dengn budaya-budaya yang beragam. Sedangkan
bangsa yang multikultural adalah bangsa yang kelompok-kelompok etnik atau budaya yang
ada dapat hidup berdampingan secara damai serta menghormati dan menghargai budaya lain.

Anda mungkin juga menyukai