Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, dimana tumor jinak maupun ganas
bisa timbul pada tiap bagian. Benjolan pada kulit sangat umum ditemukan dan
masalah yag berbaikat dengan hal ini meningkat akibat makin meningkatnya usia
penduduk secara keseluruhan (banyak tumor kulit sering terjadi di usia lanjut), kanker
kulit meningkat pada semua golongan umur, terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya tumor kulit. Sebagaian besar tumor kulit adalah
jinak (benigna), sering hanya merupakan gangguan kosmetik. Namun demikian,
penting untuk menentukan dengan cepat dan efektif apakah suatu tumor ganas
(maligna) atau mempunyai potensi untuk menjadi ganas, karena keputusan tentang
apa yang harus dilakukan terhadap suatu lesi hanya dapat dibuat sesudah diagnosis
tingkat awal ditentukan.
Tumor kulit ada 2 jenis yakni tumor ganas dan tumor juunak. Tumor jinak tidak
pernah berpotensi menjadi ganas, meskipun demikian ada juga yang disebut pra
kanker karena bisa menjadi ganas, yang disebut tumor ganas. Benjola atau perubahan
struktur kulit perlu diwaspadai sebagai tumor kulit. Riwayat keluarga yang memiliki,
tumor, pajanan sinar matahari dapat mencetuskan tumor pada kuli. Tumor banyak
terjadi pada ras kulit putih, jarang terjadi pada kulit berwarna akibat
zat emelanin melindungi kulit dari berbagai gangguan cahaya matahari.
Tumor jinak yang banyak terjadi di antaranya tahi lalat (naevus
pigmentosus); kulit cokelat kehitaman (seborok keratosis) yang terjadi akibat
penebalan zat tanduk, banyak tumbuh di bagian leher dan kulit wajah; bintil lunak
(skin tag) di ketiak dan leher; bintil pucat di kelopak mata (syryngoma), benjol warna
kulit di wajah dan punggung (kista aterom); dan luka parut yang melebar dann
menonjol (keloid). Tumor ganas bisa ditemukan di bagian wajah (basaloma ) berupa
luka koreng, tidak nyeri namun memunculkan keropeng hitam. Biasanya di derita
oleh orang berkulit pucat. Pengobatan untuk tumor jinak dan ganas adalah dengan

1
operasi di saat yang tepat. Ada beberapa cara operasi, mulai dari yang menggunakan
pisau,bedah listrik, bedah beku, hingga bedah laser. Pada makalah ini akan dibahas
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor kulit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya yaitu:
1. Apakah yang definisi dengan tumor kulit?
2. Bagaimana anatomi fisiologi tumor kulit?
3. Apakah etiologi dari tumor kulit?
4. Apa sajakah klasifikasi dari tumor kulit?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor kulit?
6. Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit?
7. Bagaimanakah pemeriksaan fisik pada tumor kulit?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostik tumor kulit??
9. Bagaimana penatalaksanaan tumor kulit?
10. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan tumor
kulit?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Menjelaskan tentang tumor kulit dan asuhan keperawatan pada klien dengan
kasus tumor kulit.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tumor kulit.
b. Untuk mengetahui bagaimana epidemologi tumor kulit.
c. Untuk mengetahui apakah etiohhlogi dari tumor kulit.
d. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari tumor kulit.
e. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari tumor kulit.
f. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari tumor kulit.
g. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada tumor kulit.

2
h. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik tumor kulit.
i. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan tumor kulit.
j. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada klien
dengan tumor kulit.

3
BAB II
PEMBAHASANAN

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT


2.1.1 DEFINISI
a. Tumor kulit merupaka suatu tumor ganas yang sering terjadi,
namun harapan hidup penderita kanker kulit ini tidak terpengaruh;
angka kematiannya sangat rendah.
b. Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak
jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
c. Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari
berbagai jenis sel-sel dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit).
Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis
dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
d. Tumor kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel
seperti sel-sel epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat
merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam epidermis
atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price
Sylvia, 2006)

4
2.1.2 Anatomi Fisiologi

1. Anatomi
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh
dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit
(integumen) mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut
turunannya termasuk kuku, rambut dan kelenjar. Kulit adalah lapisan
jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringatdan kelenjar mukosa.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua
macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan
epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan
lapisan dermis (kulit dalam). Lapisan kulit terdiri atas :

a. Epidermis (kulit ari)


Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur
utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit.
Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat
kolagen ddan sedikit serat elastis. Kulit ari terdiri atas beberapa

5
lapis sel dan tiap sel-sel berbeda dalam beberapa tingkat
pembelahan sel secara mitosis, lapisan tersebut terdiri atas :
a) Stratum korneum (stratum corneum)
Lapisan ini terdiri atas banyak sel tanduk (keratinasi),
gepeng, kering, dan tidak berinti. Zat tanduk merupakan
keratinin lunak yang susunan kimianya berada dalam sel-sel
keratin keras.
b) Stratum lusidum (stratum lucidum)
Lapisan ini terdiri dari beberapa sel yang sangat gepeng dan
bening.
c) Stratum granulosum (stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak
gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran
(granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
d) Stratum spinosum (stratum spinosum)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus
dan poligonal, inti terdapat di tengah dan sitoplasma berisi
berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom (jembatan
sel).
e) Stratum malpigi (stratum malpighi)
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang
khas.
b. Kulit jangat (Dermis)
Batas dermis sangat sukar ditentukan karena menyatu dengan
lapisan subkutis (hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm,
beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari
komponen jaringan pengikat. Kulit jangan terdiri atas serat-serat
kolagen, serabut- serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin.
Lapisan epidermis terdiri atas :
a) Lapisan papil

6
Mengandung lekak-lekuk papila sehingga stratum malpighii
juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan
pengikat longgar yang membentuk lapisan bunga karang
disebut lapisan stratum spongeosum.
b) Lapisan retikulosa
Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan serat
kolagen.
c. Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan
pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel
lemak. Selain lapisan tersebut, kulit juga terdiri atas kelenjar-
kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu disebut adneksa kulit.
Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi atas kelenjar
keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula
sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit
(akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut).
2. Fisiologi
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf
yang tidak bermielin (selaput).
Fungsi kulit pada manusia antara lain :
a. Fungsi proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik.
b. Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air
dan larut, tetapi cairan yang mudah menguap akan lebih
mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
c. Fungsi ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak
berguna (zat sisa metabolisme) berupa Na, Cl, ureum, asam
urat, dan amonia.
d. Fungsi persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis untuk merangsang panas yang

7
diterima oleh dermis dan subkutis, rangsangan dingin oleh
terjadi di dermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh : kulit berperan mengeluarkan
keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.
f. Fungsi pembentukan pigmen : terletak pada lapisan basal dan
sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna
kulit.
g. Fungsi keratinasi : keratonosit melalui proses sintesis dan
generasi menjadi sel tanduk yang berumur ± 14-21 hari.
Selain itu juga memberi perlindungan kulit terhadap infeksi
secara mekanisme fisiologis.
h. Fungsi pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D berlangsung
dengan mengubah dihidroksida kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari.

2.1.3 ETIOLOGI
1. Karsinoma sel basal (Basalioma)

Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada faktor yang menjadi


predisposisi terjadi basalioma.

a) Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar


yang memiliki panjang gelombang yang berkisar antara 280 sampai
320 nm. Spectrum ini terutama bertanggung jawab dalam
membakar dan membuat kulit menjadi coklat.

b) Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah


yang cukup didalam kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya
sangat terlentang terhadap kerusakan pada sinar matahari. Orang
yang paling beresiko itu adalah yang berkulit cerah, bermata biru,
berambut merah yang nenek mengalami kontak dengan zat zat

8
kimia tertentu (senyawa arsen, nitrat, batu bara, teraspal serta
parafin).

d) Xeroderma pigmen tosum: penyakit ini merupakan penyakit


resesif autosomal yang menjadi predisposisi penuaan pada kulit,
dimulai dengan perubahan pigmen moyangnya berdarah celtic, atau
dengan warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang
yang sudah lama terkena matahari tanpa terjadi perubahan warna
kulit menjadi coklat kekuningan .

c) Para pekerja yang

e) Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat
mengalami kanker kulit setelah 20 sehingga 40 tahun kemudian.

2. Karsinoma sel skuamosa ( SCC )

Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi


terdapat beberapa faktor resiko yang terkait dengan perkembangan
karsinoma sel skuanoma, meliputi hal-hal berikut ini :

a) Usia lebih tua dari 50 tahun

b) Jenis kelamin laki-laki

c) Kulit putih terang; rambut pirang atau coklat terang; mata hijau,
biru, atau abu-abu

d) Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari


(jenis Fitzpatrick l dan ll)

e) Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).

f) Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.

g) Paparan karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )

9
h) Imunosupresi kronis

i) Kondisi bekas luka kronis

3. Melanoma Maligna

Umumnya tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling


dicurigai sebagai melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi
dihadapi oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru,
berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak, kecoklatan pada
kulitnya.

2.1.6 KLASIFIKASI
a. Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi,
berasal dari sel epiderma sepanjang lamina basalis epodemis.
Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia
pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin
di epidermis. Pasien dengan riwayat karsinoma sel basa harus
menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk
menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai
dengan nodul seperti mutiara, halus, dam kemerahan.
Karsinoma sel basa harus diobati dengan tepat. Pengobatan
meliputi kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel,
iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah beku.
2) Karsinoma Sel Skuamosa
Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid
yang berasal dari sel epidermis yang lebih berdiferensiasi
(keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang dirusak
cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik.

10
Cahaya matahari merupakan factor etiologi utama yang
menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada kulit. Penyebab lain
karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen, iradiasi sinar x,
luka baker, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Karsinoma
sela skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya
matahari biasanya tidak bermetastasis dan jarang menyebabkan
kematian, namun ada yang tidak terpajan sinar matahari, setelah
menelan arsen atau di atas parut lama, mempunyai resiko
metastasis terbesar.
Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada
epidermis disebut penyakit Bowen, penyakit ini biasanya
disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik. Karsinoma sel
skuamosa muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal,
berskuama, dan berulserasi yang kadang-kadang berdarah dam
biasanya timbul di atas kulit wajah, kepala, telinga, leher, tangan
atau lengan yang rusak oleh cahaya matahari. Pengobatan
karsinoma sel skuamosa dan variannya adalah eksisi bedah.
3) Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit
primer tetapi mengakibatkan hamper semua kematian yang
disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan melanoma terjadi pada
kelompok usia 40 – 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat
diantara kelompok usia 20 – 40 tahun. Salah satu penjelasan untuk
peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar matahari yang lebih
besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian. Diagnosis
didasarkan pada perubahan bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi
lezi yang berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling
sering (60% sampai 80%) dan mempunyai prognosis paling baik.
Sebagian besar pasien mempunyai harapan hidup 5 tahun atau lebih

11
dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah
berperan dalam perbaikan statistic. Pengobatan melanoma malignum
terutama dengan pembedahan. Pasien dengan melanoma diseminata
dilakukan kemoterapi.
b. Tumor Jinak
1) Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna
coklat sperti dilekatkan pada permukaan epidermis. Peneyebab
dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini berasal
dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis.
Pasien yang lebih tua dapat mengalami keratosis seboroid
multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas
atas.Pengobatan tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik
atau diagnostik.
2) Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit
yang terkena sinar matahari seperti wajah, leher, kulit kepala
dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi
eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi
ini disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik, terutama
pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker ini dapat
berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus diobati.
Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan
kuretase atau bedah beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan
sinar matahari selanjutnya, dan dianjurkan untuk memaki tabir
surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan
faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de
Soleir).
3) Keratoakantoma

12
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah
dengan bagian tengahnya berbentuk kawah atau mengalami
ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu
beberapa bulan dan biasanya timbul pada orang tua yang
berkulit terang. Tumor ini jinak dan dapat mengalami
involunsi spontan. Karena tumor ini dapat menyerupai
karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk
pemeriksaan histopatologi.
4) Dermatofibroma, Akrokordon dan Keloid
Empat tumor jinak yang paling sering di temukan adalah
dematofibroma, akrokordon (skintags), keloid, hyperplasia
sebaseus. Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya di
temukan pada kaki, tubuh dan lengan. Pada palpasi
konsistensinya keras seperti kancing. Tumor ini hanya di eksisis
karena alas an kosmetik atau diagnostic, karena tumor ini
jinak.Skintags (akrokordon ) sering kali terdapat di leher, axial,
dan lipat paha pada pasien tua dan setengah baya. Akrokordon
lebih banyak di jumpai pada pasien yang gemuk dan pada wanita
hamil daripada populasi secara umum. Tumor ini di eksisi bila
nyeri dan karena alasan kosmetik. Keloid di sebabkan oleh
pembentukan jaringan parut abnormal yang terjadi bahkan
setelah cedera minor. Keloid lebih sering pada orang Afrika
Amerika daripada keturuna Kaukasia, dan ada kecenderungan
genetik. Eksisi jaringan keloid boleh di usahakan untuk alasan
kosmetik. Eksisi keloid yang di kombinasi denga injeksi
kortikosteroid ke dalam lesi sering kali merupakan pengobatan
yang efektif.
5) Tumor Jinak Pembuluh Darah
Diantara sejumlah tumor pembuluh darah kulit, jenis yang
paling sering di temui adalah nevus flammeus, angioma

13
strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider nevi), dan
granulome piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang
menimbulkan perubahan warna menjadi merah muda pada kulit
bayi baru lahir disebut nevus plammeus. Apabila kapiler ini
mengikuti cabang saraf trigeminus, maka kondisi ini dapat
disertai angioma pada mata ipsilateral dan sistem saraf pusat
(syndrom Sturge-Weber). Keadaan ini dapat menimbulkan
glaukoma dan kejang kontra lateral. Nevus plammeus dapat
menghilang atau tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Jika lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan
penyamaran dengan dandanan (Covermark, DermaBland).
Laser pewarna dengan pulsasi berguna untuk pengobatan
hemangioma ini.
a.) Angioma stawberi timbul setelah lahir dan mengalami
involusi spontan setelah usia 7 tahun pada 70% sampai 95
% dari semua kasus. Proliferasi kapiler dalam dermis
menyebabkan nodula merah-kebiruan yang meninggi
biasanya di kepala dan tubuh bagian atas, tetapi dapt juga
tibul dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering kali
berinvolusi spontan maka pengobatan tumor ini biasanya
tidak diperlukan.
b.) Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi
berwarna merah pada tubuh dan ekstremitas orang tua dan
setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak
diperlukan pengobatan.
c.) Angioma laba-laba timbul pada perempuan pada masa
kehamilan, pada peminum alkohol dan juga pada anak-
anak. Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai
cabang kecil dari tumor ini. Angioma laba-laba multiple
dapat disebabkan oleh penyakit hati seperti sirosis.

14
Umunya angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita
hamil dapat sembuh dengan sendirinya. Angioma laba-
laba yang persisten dapat dibuang dengan elektrodesikasi
atau laser pewarna dengan pilsasi.
d.) Granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi
abnormal jaringan granulasi. Tumor timbul pada tempat
trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul lembab berwarna
merah atau ungu bertangkai. Tumor jinak ini kadang-
kadang berdarah dan diobati dengan pembedahan.

2.1.5 MANIFESTASI KLINIS


Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu :
a. Benjolan kecil yang membesar.
b.Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
c. Tahi lalat yang berubah warna
d.Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
e. Bercak kecoklatan pada orang tua
f. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan

a. Karsinoma sel Basal

1. Tumor berawal sebagai benjolan licin yang sangat kecil (nodul) dan
tumbuh sangat lambat.
2. Pada bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng.
3. Kadang kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan
4. Batas pinggir kanker kadang tampak memutih.
5. Kanker bisa mengalami perdarahan dan membentuk keropeng lalu
sembuh, sehingga penderita menduganya sebagai luka dan bukan
kanker.

15
6. Sebetulnya pergantian antara perdarahan dan penyembuhan ini
merupakan ciri yang khas untuk karsinoma sel basal atau karsinoma
sel skuamosa

b. Karsinoma Sel Skuamosa

1. Karsinoma sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang


bersisik dengan permukaan berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.

2. Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya


menyerupai kutil.

3.Kadang terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam


jaringan di bawahnya.

c. Melanoma

1. Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap

2. Gatal
3. Perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas
serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal,
permukaan tidak rata
4. Membentuk tukak
5. Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya.


Karena melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah
metastasis jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini
perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas
bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas, kuku.
Manifestasi secara spesifik adanya lesi berpigmen baru atau adanya
tahi lalat yang berubah, seperti:

a) perubahan dalam warna

16
b) perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

c) timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)

d) terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

e) perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi


berpigmen

f) berkembangnya lesi satelit.

2.1.6 PATOFISIOLOGI
Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil
seperti lilin dengan tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap,
pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai.
Dengan tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian
tengahnya dan terdapat pembentukan krusta. Karsinoma sel basal
ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang saling menyatu.
Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi. Lesi
yang diabaikan dapat menyebabkan kehilangan hidung, telinga, atau
bibir.

Quamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada


keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi
de novo (tidak adanya lesi precursor), namun beberapa karsinoma
skuamosa berasal dari matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker
dikenal sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic
multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk
mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa
yang mampu infiltrasi pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah
bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.

17
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang
kecil dan berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh
pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus
tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke
bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh dan
menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke
dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya.
Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih mungkin
menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan
bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun.
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi
oleh kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa
penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama
bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.

2.6.7 PATHWAY

18
2.1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu
dilakukan CT-scan
b. Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis
histopatologis
c. Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan
CT-Scan/ MRI atas indikasi.
d. Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
a) Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional
b) Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional

2.1.9 PENATALAKSANAAN
a. Karsinoma Basal

Kuret dengan alat diseksi lisrtik, scalpel, radiasi, bedah dengan


bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel basah dengan diameter
kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel atau alat diseksi
listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastika diagnostic.
Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada penderita telah berusia 60
sampai 70 thn dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata
, daun telinga , atau bibir .pembedahan dengan bahan kimia baik untuk
mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta sering kambuh ,
terutama disekitar telinga lipat nasolabial, dan mata .

b. Karsinoma Sel Skuamosa

1. Eksisi bedah

Tujuannya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor.


Dengan cara ini, jaringan parut yang terbentuk tidak akan

19
mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan
lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap
lebar yaitu 3:1. Memadainya eksisi dengan pembedahan
dipastikan melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-
potongan specimen.

Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan


rekontruksi dengan menggunakan skin flup atau graf kulit
mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk
memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka
untuk penyangga. Infeksi jarang di jumpai sesudah tindakan
eksisi yang sederhana jika tindakan aseptic bedah yang benar
tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.

2. Terapi radiasi

Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak


mata, ujung hidung dan daerah di dekat struktur yang vital.
Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien berusia lanjut karena
perubahan pada sinar x dapat terlihat sesudah 5-10 thn
kemudian dan perubahan malignan pada sikatrik dapat di
timbulkan oleh sinar x setelah 15-30 thn kemudian.

3. Kemoterapi

Formulasi kemoterapi topical dari 5- fluorouracil (5-FU)


digunakan untuk pengobatan atinik keratosis dan dangkal
karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa infasif tidak
harus ditangani dengan kemoterapi topical

20
c. Melanoma

Pendekatan terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf


invasi dalamnya lesi. Tindakan eksisi merupakan terapi yang terpilih
bagi lesi yang kecil dan superficial.

1. Bedah Elektro

Bedah elektro merupakan teknik penghancuran atau


penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.

2. Bedah Beku

Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep


freezing. Lokasi yang menjalani bedah beku ini akan melunak
secara alami serta mengalami gelatinisasi dan sembuh spontan.

3. Pembedahan Mikrografik Moh

Pembedahan mikrografik merupakan metode pembedahan


untuk mengangkat lesi kulit yang malignan; metode ini paling
akurat dan paling menyelamatkan jaringan normal.

Untuk lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi lokal


yang luas dan sesudah itu diperlukan graft kulit. Diseksi
kelenjar limfe regional umumnya dilakukan untuk
menyingkirkan metastasis.

2.110 KOMPLIKASI
Komplikasi yang terdapat terjadi antaralain :Selulitis
adalah lesikanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang
dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor,
kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran kanker
ke organ lain terutama pada jenis Melanoma Maligna yang
merupakantipe yang paling sering bermetastasis ke organ lain dan

21
dengan jarak yang jauh. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan
oleh kurangnya higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses
pembedahan. Terjadi efek samping akibat radio terapi seperti kulit
terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala,
mual muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit.
Terjadi efek samping akibat kemoterapi seperti anorexia, anemia
aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok, mual
muntah, mulut kering, dan rasa lelah.

2.1.11 Pencegahan
a. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna
coklat kekuningan jika kulit mudah terbakar.
b. Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan,
khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul
10.00 – 15.00 WIB.
c. Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus
berjemur di bawah terik matahari. Preparat ini akan
menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
d. Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya
dengan angka SPF tinggi.
e. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja
tangan panjang).
f. Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit
berwarna cokelat kekuningan.

22
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas diri klien
2. Status kesehatan
a. Karsinoma sel basal (Basalioma)

Anamnesa:

1) Keluhan berupa lesi pada kulit.

2) Adanya riwayat kontak lama dengan sinar ultraviolet matahari,


kontak dengan agen arsenic.

Pemeriksaan fisik:

1) Karsinoma sel basal didapatkan pada lapisan sel basal dari


epidermis atau folikel rambut.

2) Mula-mula berbentuk papul (papula) meninggi, “pearly” atau


permukaan mengilat seperti “mutiara”, sering
terdapat telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif.
Kadang berskuama halus dan berkrusta tipis dan tumbuh lambat.

b. Karsinoma sel skuamosa (Skuamosa)

Anamnesa:

1) Pasien mengeluh adanya lesi berupa pembesaran pada kulit.

2) Keluhan pembesaran tersebut biasanya bersifat lambat, tetapi


beberapa lesi membesar dengan cepat.

3) Keluhan lain yang didapatkan pada pasien karsinoma sel


skuamosa dapat berupa adanya perdarahan pada sisi lesi, nyeri
local, dan adanya kelembutan pada sisi lesi terutama dengan tumor
yang lebih besar.

23
4) Keluhan adanya kesemutan atau kelemahan otot dapat
mencerminkan keterlibatan perineural, dan merupakan pengkajian
anamnesis riwayat yang paling penting karena memberikan dampak
negative terhadap prognosis penyakit.

Pemeriksaan fisik:

1) Lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun


membrane mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan
keratosis aktinika, leukoplakia ( lesi premalignant pada membrane
mukosa ) atau lesi dengan pembentukan ulkus.
2) Daerah-daerah yang terbuka, khususnya eksitremitas atas, muka,
bibir bawah, telinga, hidung, dan dahi merupakan lokasi kulit yang
sering terkena kanker ini. Bagian lain yang terserang karsinoma
biasanya adalah suatu kondisi metastatis seperti pada penis.

c. Melanoma Maligna
Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan
berdasarkan riwayat pasien dan gejalanya. Pasien ditanya
khususnya tentang gejala pruritus, nyeri tekan dan rasa sakit yang
bukan merupakan ciri khas nevus yang benigna.
Kepada pasien juga ditanyakan mengenai perubahan yang
terjadi pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau pertumbuhan
lesi baru yang berpigmen. Orang-orang yang beresiko harus
diperiksa dengan cermat.
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam
melakukan inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan
perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan
malignan mencakup berikut ini:
1) Warna yang bervariasi

24
a) Warna yang dapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat
atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru; warna
biru dianggap lebih mengkhawatirkan.
b) Daerah-daerah dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.
c) Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi
tetapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam (hitam
kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2) Tepi yang ireguler
Identasi atau lekukan yang menyudut pada bagian nevus arus dicatat.
3) Permukaan yang ireguler
a) Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat
teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga
seperti sisik.
b) Sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian
punggung, tungkai (khususnya wanita), antara jari-jari kaki pada
kaki, muka kulit kepala, jari-jari tangan, serta pada bagian dorsal
tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering
terdapat ditempat yang tidak mengandung begitu pigmen. Seperti:
telapak tangan, telapak kaki, daerah sublingual dan membrane
mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma
berukuran lebih dari 6 mm lesi satelit (lesi yang terletak di dekat
nevus) harus dicatat.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
1) Nyeri b.d kerusakan jaringan lunak efek metastasi kanker basal,
sekunder intervensi pasca bedah
2) Kecemasan b.d kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit

25
b. Karsinoma Sel Skuamosa (Skuamosa)
1) Nyeri b.d kerusakan jaringan pasca tindakan eksisi bedah bedah
2) Kecemasan b.d prognosis penyakit
3) Pemenuhan informasi b.d intervensi diagnosa, intervensi,
kemoterapi, dan eksisi bedah
c. Melanoma Maligna
1) Nyeri b.d kerusakan tindakan eksisi dan graft kulit
2) Kecemasan dan depresi b.d konsekuensi melanoma yang dapat
membawa kematian atau kecacatan
3) kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma

3. Intervensi dan Rasionalisasi


a. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)

Nyeri b.d kerusakan jaringan lunak efek metastasi kanker basal, sekunder intervensi paska bedah
Tujuan: nyeri berkurang/hilang atau teratasi
Criteria hasil:
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi dengan skala nyeri 0-4
Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Pasien tidak gelisah
INTERVENSI RASIONAL
kaji nyeri dengan pendekatan Menjadi parameter dasar untuk melihat sejauh mana renca
PQRST intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari
intervensi menajemen nyeri keperawatan
jelaskan dan bantu pasien
dengan tindakan pereda nyeri Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi
nonfarmakologi dan lainnya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri
noninvasif
Lakukan menajemen nyeri

26
keperawatan:
 Atur posisi fisiologi Posisi fiologis akan meningkatkan asupan 02 kejaringan yang
dan imobilisasi mengalami peradangan subkutan. Pengaturan posisi idealnya
ekstrimitas yang adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari selulitis.
mengalami selulitis Bagian tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan
imobilitasiuntuk menurunkan respon peradangan dan
meningkatkan kesembuhan.
o Istirahatkan pasien Istirahat diperlukan selama fase akut. Disini akan meningkatkan
suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan.

o Menajemen lingkungan: Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal


lingkungan tenang dan dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan
batasi pengunjung kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada diruangan.

o Ajarkan teknik relaksasi Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurukan nyeri


pernafasan dalam sekunder dari peradangan

o Ajarkan teknik distraksi Distraksi ( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus


pada saat nyeri internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorphin dan
enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak
dikirimka ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri.
Kolaborasi dengan dokter,
Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri kan berkurang
pemberian analgetik

Kecemasan b.d kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit


Tujuan: kecemasan pasien berkurang
kriteria hasil :

27
Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks
INTERVENSI RASIONAL
Kanji tanda verbal dan Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukan rasa agitasi,
nonverbal kecemasan, damping marah, dan gelisah
pasien dan lakukan tindakan bila
menunjukan prilaku merusak
Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan
kerja sama dan mungkin memperlambat penyembuhan.
Mulai melakukan tindakan Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu
untuk mengurangi kecemasan.
Beri lingkungan yang tenang
dan suasana penuh istirat
Bina hubungan saling percaya Mereka harus didorong untuk mengekspresikan perasaan
terhadap seseorang yang mereka percayai. Mendengarkan
keprihatinan mereka dan selalu siap untuk memberikan yang
terampil serta penuh kehangatan yang penting untuk
mengurangi ansietas.
Orientasikan pasien terhadap Orientasi dapat menurunkan kecemasan.
prosedur rutin dan aktifitas yang
diharapkan.
Beri kesempatan kepada pasien Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran
untuk mengungkapkan yang tidak diekspresikan.
ansietasnya.
Berikan privasi untuk pasien Member waktu untuk mengekspresikan perasaan,
dan orang terdekat menghilangkan cemas dan prilaku adaptasi.
Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien
melayani aktifitas dan pengalihan ( misalnya: membaca ) akan
menurunkan perasaan terisolasi.

28
Pengaturan agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya
untuk lebih banyak mencurahkan waktu bersama pasien dapat
menjadi upaya yang bersifat suportif.
Kolaborasi : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
Berikan anti cemas sesuai
indikasi contohnya diazepam.

b. Karsinoma Sel Skuamosa (Skuamosa)

Nyeri b.d kerusakan jaringan paska tindakan eksisi bedah


Tujuan: dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau teratasi
Criteria hasil:
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi dengan skala nyeri 0-4
Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Pasien tidak gelisah
INTERVENSI RASIONAL
kaji nyeri dengan pendekatan Menjadi parameter dasar untuk melihat sejauh mana renca
PQRST intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan
dari intervensi menajemen nyeri keperawatan
jelaskan dan bantu pasien Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi lainnya telah menunjukan keefektifan dalam
nonfarmakologi dan mengurangi nyeri
noninvasif
Lakukan menajemen nyeri
keperawatan:
o Atur posisi fisiologi dan Posisi fiologis akan meningkatkan asupan 02 kejaringan yang

29
imobilisasi ekstrimitas yang mengalami peradangan subkutan. Pengaturan posisi idealnya
mengalami selulitis adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari selulitis.
Bagian tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan
imobilitasiuntuk menurunkan respon peradangan dan
meningkatkan kesembuhan.

o Istirahatkan pasien Istirahat diperlukan selama fase akut. Disini akan meningkatkan
suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan.
o Menajemen lingkungan: Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal
lingkungan tenang dan batasi dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan
pengunjung kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada diruangan.
o Ajarkan teknik relaksasi Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurukan nyeri
pernafasan dalam sekunder dari peradangan.

o Ajarkan teknik distraksi Distraksi ( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus


pada saat nyeri internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorphin
dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak
dikirimka ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri.
Kolaborasi dengan dokter, Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri kan
pemberian analgetik berkurang

Kecemasan b.d prognosis penyakit


Tujuan: kecemasan pasien berkurang
kriteria hasil :
Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab
atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks
intervensi rasional

30
Kanji tanda verbal dan nonverbal Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah,
kecemasan, damping pasien dan dan gelisah
lakukan tindakan bila
menunjukan prilaku merusak
Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja
sama dan mungkin memperlambat penyembuhan.
Mulai melakukan tindakan untuk Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu
mengurangi kecemasan.
Beri lingkungan yang tenang dan
suasana penuh istirat
Bina hubungan saling percaya Mereka harus didorong untuk mengekspresikan perasaan
terhadap seseorang yang mereka percayai. Mendengarkan
keprihatinan mereka dan selalu siap untuk memberikan yang
terampil serta penuh kehangatan yang penting untuk mengurangi
ansietas.
Orientasikan pasien terhadap Orientasi dapat emnurunkan kecemasan.
prosedur rutin dan aktifitas yang
diharapkan.
Beri kesempatan kepada pasien u/ Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang
mengungkapkan ansietasnya. tidak diekspresikan.
Berikan privasi untuk pasien dan Member waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan
orang terdekat cemas dan prilaku adaptasi.
Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani
aktifitas dan pengalihan ( misalnya: membaca ) akan
menurunkan perasaan terisolasi.
Pengaturan agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya
untuk lebih banyak mencurahkan waktu bersama pasien dapat
menjadi upaya yang bersifat suportif.
Kolaborasi : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

31
Berikan anti cemas sesuai
indikasi contohnya diazepam.

Pemenuhan informasi b.d intervensi diagnosa, intervensi, kemoterapi, dan eksisi bedah
Tujuan : informasi kesehatan terpenuhi
Criteria hasil :
Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan
Pasien termotivasi untuk menjelaskan yang telah diberikan
intervensi rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien Tingkat pengetahuan dipengerahui oleh kondisi sosial
tentang prosedur diagnostik, pasien. Perawat menggunakan pendekatan sesuai dengan
pembedahan kolostomi sementara, kondisi individu pasien dengan mengetahui tingkat
dan rencana perawatan dirumah pengetahuan tersebut perawat dapat lebih terarah dalam
memberikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan
pasien secara efesien dan efektif
Cari sumber yang meningkatakan Keluarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam
penerimaan informasi pemenuhan informasi untuk menurunkan resiko
misininterprestasi terhadap informasi yang diberikan .
Jelakan tentang terapi dengan Pasien perlu mengetahui bahwa kemoterapi diberikan
temoterapi sebagai pelengkap terapi bedah dan terapi radiasi.
Jelaskan tentang terapi radiasi. Pengetahuan tentang karsinoma skuamosa walaupun tidak
bersifat radiosensitive pada kebanyakan pasien jika
memberikan efek penyusutan tumor akan bertambah
semangat pada pasien untuk terapi .
Jelaskan dan lakukan pemenuhan
atau persiapan pembedahan,
meliputi:
Diskusikan jadwal Pasien dan keluarga harus diberitahu waktu
pembedahan. dimulainya pembedahan. Apabila rumah sakit

32
mempunyai jadwal kamar operasi yang padat, lebih
baik pasien dan keluarga diberitahukan tentang
banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkan
sebelum pasien
Persiapan administrasi dan Pasien sudah menyelesaikan administrasi dan
informet consent mengetahui secara financial biaya pembedahan.
Pasien sudah mendapat penjelasan tentang
pembedahan kolektomi atau kolostomi oleh
timbedah dan menandatangani imfomed consent.
Lakukan pendidikan Manfaat dari intruksi preoperative telah dikenal
kesehatan pereoperatif sejak lama. Setiap pasien diajarkan seseorang
individu, dengan mempertimbangkan segala
keunikan ansietas, kebutuhan, dan harapan-
harapannya .
Programkan intruksi yang Jika sesi penyuluhan dilakaukan beberapa haru
didasarkan pada kebutuhan sebelum pembedahan, pasien mungkin tidak ingat
individu direncanakan dan tentang telah apa yang dikataka. Jika intruksi
diimplementasikan pada diberikan terlalu dekat dengan waktu pembedahan,
waktu yang tepat. pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau
belajar karna ansietas atau efek dari medikasi
praanestesi
Beritahu pembedahan: Puasa dilakukan minimal 6-8 jam sebelum pembedahan
Persipan puasa apabila intervensi bedah dilaksanakan dengan
Persipan kulit menggunakan anestesi umum.
Tujuan dari persiapan kulit preoperative adalah untuk
menguragi sumber bakteri tanpa mencederai kulit.
Beritahu pasien dan keluarga kapan Pasien akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan
pasien bisa dikunjungi keluarga dan temannya dapat berkunjung setelah
pembedahan.

33
Beri informasi tentang menajemen Menajemen nyeri dapat dilakukan untuk peningkatan
nyeri keperawatan control nyeri pada pasien.
Berikan motivasi dan dukungan Intervensi untuk meningkatkan keinginan pasien dalam
moral melaksanakan pengobatan jangka panjang.

c. Melanoma Maligna
Nyeri b.d tindakan dan graft kulit
Tujuan: nyeri berkurang/hilang atau teratasi
Criteria hasil:
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi dengan skala nyeri 0-4
Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Pasien tidak gelisah
INTERVENSI RASIONAL
kaji nyeri dengan pendekatan Menjadi parameter dasar untuk melihat sejauh mana renca
PQRST intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari
intervensi menajemen nyeri keperawatan
jelaskan dan bantu pasien
dengan tindakan pereda nyeri Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi
nonfarmakologi dan lainnya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri
noninvasif
Lakukan menajemen nyeri
keperawatan:
o Atur posisi fisiologi dan Posisi fiologis akan meningkatkan asupan 02 kejaringan yang
imobilisasi ekstrimitas mengalami peradangan subkutan. Pengaturan posisi idealnya
yang mengalami selulitis adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari selulitis.
Bagian tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan
imobilitasiuntuk menurunkan respon peradangan dan
meningkatkan kesembuhan.
o Istirahatkan pasien Istirahat diperlukan selama fase akut. Disini akan meningkatkan

34
suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan.
o Menajemen lingkungan: Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal
lingkungan tenang dan dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan
batasi pengunjung kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada diruangan.
o Ajarkan teknik relaksasi Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurukan nyeri
pernafasan dalam sekunder dari peradangan.
o Ajarkan teknik distraksi Distraksi ( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus
pada saat nyeri internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorphin dan
enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak
dikirimka ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri.
Kolaborasi dengan dokter,
Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri kan berkurang
pemberian analgetik

Kecemasan dan depresi b.d melanoma yg dapat membawa kematian dan menimbulkan cacat
kriteria hasil :
Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab
atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks
intervensi rasional
Kanji tanda verbal dan Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah,
nonverbal kecemasan, damping dan gelisah
pasien dan lakukan tindakan bila
menunjukan prilaku merusak
Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja
sama dan mungkin memperlambat penyembuhan.
Mulai melakukan tindakan Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu
untuk mengurangi kecemasan.
Beri lingkungan yang tenang

35
dan suasana penuh istirat
Bina hubungan saling percaya Mereka harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap
seseorang yang mereka percayai. Mendengarkan keprihatinan
mereka dan selalu siap untuk memberikan yang terampil serta
penuh kehangatan yang penting untuk mengurangi ansietas.
Orientasikan pasien terhadap Orientasi dapat menurunkan kecemasan.
prosedur rutin dan aktifitas yang
diharapkan.
Beri kesempatan kepada pasien Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang
u/ mengungkapkan ansietasnya. tidak diekspresikan.
Berikan privasi untuk pasien Member waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan
dan orang terdekat cemas dan prilaku adaptasi.
Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani
aktifitas dan pengalihan ( misalnya: membaca ) akan menurunkan
perasaan terisolasi.
Pengaturan agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya
untuk lebih banyak mencurahkan waktu bersama pasien dapat
menjadi upaya yang bersifat suportif.
Kolaborasi : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
Berikan anti cemas sesuai
indikasi contohnya diazepam

kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma


Tujuan : terpenuhinya pengrtahuan pasien tentang kondisi penyakit.
Criteria evaluasi :
Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan dengan
kemungkinan komplikasi.
Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Intervensi Rasional

36
Beri penekanan akan pentingnya Harapan yang terbesar untuk mengendalikan penyakit
pengenalan dini tanda-tanda terletak pada pendidikan pasien mengenai pengenalan
melanoma. tanda-tanda dini melanoma. Pasien yang berisiko harus
diajarakan untuk memeriksa kulit dan mereka sebulan
sekali dengan cara sistematis.
Identifikasi sumber-sumber Keterlibatan keluarga terhadap cara-cara untuk
pendukung yang memungkinkan mengidentifikasi melanoma akan meningkatkan risiko
untuk mempertahankan perawatan metastasis yang lebih berat.
dirumah yang dibutuhkan.
ajarkan tentang tanda-tanda bahaya Tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan pada
melanoma. ukuran , warna, bentuk nevus, permukaan nevus atau
kulit disekitar nevus.

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencama
keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan.Sumber:Setiadi(2012), konsep&Penulisan Asuhan
Keperawatan,Yogyakarta:Graha Ilmu

Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat


memberikan intervensi keperawaran lagsung dan tidak langsung terhadap
klien.Sumber:Potter&Perry.2009.Fundamental of Nursing 7 th Edition

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan
perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil
meningkatkan kondisi klien.

Sumber: Potter & Perry. (2009). Fundamental of Nursing 7 th Edition.

Macam-macam
1. Evaluasi formatif

37
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan
hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera
setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna
menilai keefektifan tindakan keperawaatan yang telah dilaksanakan.
Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang
dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan
klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan
data denagn teori), dan perencanaan.

2. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua


aktivitas proses kepwrawatan seelsai dilakukan. Evalusi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang
telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini
adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon
klien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan
pertemuan pada akhir layanan.

Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan


pencapaian tujuan keperawatan.

1. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai


dengan standar yang telah titentukan
2. Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses
pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada
sebagian kriteria yang telah ditetapkan.
3. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat
timbul masalah baru.

38
Sumber: Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:
EGC.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a. Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-
sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan
mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyebabnya antara
lain sering berada di luar dan terpapar sinar ultraviolet (uv) kekurangan
melanin atau orang berkulit putih, paparan karsinogen dan genetik/faktor
keturunan
b. Tumor diklasifikasikan menjadi 2 yaitu tumor ganas dan tumor jinak.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker
kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
c. Pencegahannya antara lain jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit
lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit mudah terbakar., hindari
pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketikaradiasi sinar
uv terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 wib, oleskan preparat tabir
surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari, kenakan

39
pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang) dan
jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna
cokelat kekuningan.
3.2 SARAN
Kita sebagai seorang perawat harus memahami dan mempelejari tentang
penyakit tumor kulit supaya kita sebagai seorang perawat mampu memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan profesinal kepada pasien yang mengalami
kanker kulit dan dapat memberikan edukasi kepada pasien untuk mencegah
terjadinya kanker kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Doenges E Marilynn, 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:Jakarta
Dr.Maria Dwikarya, DSK. Kesehatan dan Kecantikan Merawat Kulit dan Wajah
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012-2014
(terjemahan). Jakarta : EGC
Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan
Dukungan Keluarga. Jakarta
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Robin Graham Brown dan Tony Burns. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi
Kedelapan. Jakarta : Erlangga

40

Anda mungkin juga menyukai