Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Petrografi adalah ilmu memerikan dan mengelompokkan batuan. Pengamatan seksama


pada sayatan tipis batuan dilakukan dibawah mikroskop, dengan tentunya didukung oleh data-
data pengamatan singkapan batuan di lapangan. Pada pemerian petrografi, pertama-tama akan
diamati mineral penyusun batuan, selanjutnya tekstur batuan. Tekstur batuan sangat membantu
dalam pengelompokan batuan selain memberikan gambaran proses yang terjadi selama
pembentukan batuan.

Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu kebumian yang mempelajari batuan
berdasarkan kenampakan mikroskopis, termasuk didalamnya untuk dipergunakan sebagai
langkah pemerian, pendeskrifsian dan klasifikasi batuan. Pemerian secara petrografi pada
batuan pertama-tama melibatkan identifikasi mineral (bila memungkinkan), dan penentuan
komposisi dan hubungan tekstural antar butir batuan,
1.2 Maksud Dan Tujuan
Tujuan dari studi petrografi adalah memerikan dan mengelompokkan batuan secara optis
sehingga dapat diketahui pertologinya, hal ini akan sangat terbatas tanpa bantuan dari cabang
ilmu geologi lain, seperti mineralogi, mineral optik, petrologi, dan petrografi. Kepentingan
Petrogafi dalam hal ini merupakan bagian sangat berarti dalam petrologi ( ilmu tentang
pembentukan batuan ).
1.3 Peralatan dan Bahan
Adapun Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum petrografi yaitu :
a. Mikroskop polarisasi
b. Sayatan tipis
c. Alat tulis kantor

BAB II
PETROGRAFI BATUAN SEDIMEN
II.1 Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk sebagai hasil
pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai
endapan merupakan batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air
ataupun angin. Ada lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk
karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi
tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan. Seorang ahli, yakni Hutton (1875)
menyatakan bahwasannya batuan sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh
konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air,
angin, es dan juga longsoran gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk
dari demikian, batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat,
silika, garam, dan juga material- material lainnya. Demikianlah yang disebut dengan batuan
sedimen.
Batuan sedimen ini jumlahnya sangat banyak dan banyak tersebar di permukaan bumi
di dunia ini ? Bahkan menurut Tucker (1991), bahwa 70% batuan yang terdapat di seluruh
permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen. Namun batuan itu hanya sebesat 2% dari
volume seluruh kerak bumi. Hal ini menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar dengan
sangat luas di permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis. Kerak bumi memang
tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja namun juga lapisan- lapisan
tanah, pasir, dan juga yang lainnya. Dan batuan ini juga termasuk elemen yang menyusun
komposisi kerak bumi . batuan- bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini terbagi ke
dalam berbagai macam jenis dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.

II.2 Batu Gamping (Kapur)


Batu Gamping (Kapur) adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terdiri dari mineral
utama calcite (kalsium karbonat). Pembentukan batu gamping dapat terjadi secara mekanik,
kimia, dan organik. Mineral calcite banyak terdapat pada organisme laut, oleh karena itu
biasanya terbentuk dari cangkang binatang laut, kerang, dan jasad makhluk hidup laut yang telah
mati. Batu Gamping (kapur) mudah larut dalam air terutama yang mengandung CO2, dan bila
ditetesi zat asam maka akan membentuk gas CO2. Batuan ada yang keras adapula yang lunak.
Warna batuan ini umumnya putih keabu-abuan, namun adajuga yang berwarna merah, kuning,
hitam, atau abu – abu gelap. Batu Kapur sering dimanfaatkan sebagai bahan baku semen.
Batu gamping juga dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawa karbonat dalam
batuan misalnya batugamping murni, batugamping napalan, batugamping tufan.
Pengelompokkan batugamping berdasarkan grade atau kandungan karbonatnya banyak
digunakan dalam kajian pedology dan edaphology Batu gamping ini dapat diklasifikasikan
salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian batugamping.
Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia mengamati indikasi
adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil pengendapan yaitu
limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang mempengaruhi
pengendapannya.

Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :

1. Mud Stone

Batuan ini termasuk dalam jenis batuan sedimen non klastik dengan warna segar putih
abu – abu dan warna lapuknya adalah putih kecoklatan.Batuan ini bertekstur Non klastik
dengan komposisi kimia karbonat dan strukturnyapun tidak berlapis. Salah satu contoh dari
batuan karbonat adalah kalsilutit ( Grabau ) atau Munstone ( Dunham ) , Batuan ini
mempunyai nama yang berbeda, karena dari klasifikasi yang digunakan dengan interprestasi
yang berbeda, batuan ini dinamakan kalsilutit, karena batuan ini merupakan batuan karbonat
dan menurut klasifikasi dunham nama dari batuan ini adalah mudstone, karena batuan ini
mempunyai kesan butiran kurang dari 10 % dan pada batuan ini tidak ditemukan adanya fosil.

Tekstur dari batuan ini adalah non kristalin, karena mineralnya penyusunnya tidak
berbentuk Kristal, dengan memperhatikan tekstur batuan ini dapat disimpulkan bahwa batuan
ini terbentuk dari adanya pelarutan batuan asal yang merupakan material – material penyuplai
terbentuknya batuan ini adapun batuan asal dari batuan ini adalah seperti pelarutan terumbu
karang. Selain itu, proses keterbentukan batuan ini adalah pengerusan gamping yang telah
ada misalnya penghancuran terumbu karang,oleh gelombang, atau dari pengendapan
langsung secara kimia air laut yang kelewat jenuh akan CaCO3 . proses litifikasi dari batuan
ini melibatkan pelarutan mineral- mineral karbonat yang stabil maupun yangtidak stabil,
dalam pengertian luas diagnesa meliputi perubahan mineralogy, tekstur kemas dan geokimia
sedimen dan temperature serta tekanan yang rendah.

Litifikasi sedimen karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap , maupun yang
masihberada didalam laut, proses terbentuknya batuan in berlangsung perlahan – lahan dan
bertingkat – tingkat , dimana batas antara antara tingkatan tidak jelas , bahkan dapat saling
melingkup , tingkatan tersebut adalah penyemenan, pelarutan pengendapan, perubahan
mineralogy butir – butir dan rekristalisasi. Keterdapatan batuan ini biasanya dapat ditemukan
disekitar pinggiran pantai, adapun asosiasi dari batuan ini adalah batupasir karbonatan dan
packtone. Adapun kegunaan dari batuan ini adalah sebagai reservoir dalam pencarian minyak
bumi.
2. Wackestone

Wackestone adalah matriks yang didukung batuan karbonat yang mengandung lebih dari
10% allochems dalam matriks lumpur karbonat. Ini adalah bagian dari klasifikasi Dunham
batuan karbonat. Dalam klasifikasi banyak digunakan lain karena Folk , deskripsi yang
setara akan, misalnya, oopelmicrite, dimana allochems yang dimaksud adalah ooids dan
peloids. Wackstone merupakan lumpur didukung batu kapur yang mengandung butiran
karbonat lebih dari 10% (lebih besar dari 20 mikron) "mengambang" dalam matriks
lumpur halus-halus kapur

3. Boundstone

Merupakan hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).
Karbonat batuan menunjukkan tanda-tanda terikat selama pengendapan (Dunham,

1962). Embry dan Klovan (1972) lebih diperluas klasifikasi boundstone atas dasar kain
dari boundstone tersebut. Boundstone merupakan batu kapur yang terikat oleh ganggang,
karang , atau organisme uniseluler lainnya ketika dia terbentuk. Boundstone

ditemukan di daerah sekitar terumbu karang, dan daerah yang terumbu karang 2,5-3 juta tahun
lalu, tapi mungkin dikelilingi lahan kering. Tergantung pada cara bahan organik telah diatur
dalam sedimen ketika batu itu terbentuk dan jenis bahan organik itu, boundstone dapat
diklasifikasikan sebagai framestone, bindstone, atau bafflestone. Mereka memiliki tiga
subdivisi:

a. Framestone: Organisme dari organik fosil, biasanya dalam karang laut, yang
terjadi berdekatan dengan spons ini terikat oleh kerak mikroba dan pasir yang
mengeras. Dan ruang antara bertahap diisi dengan pasir , sedimen, dan kristal
kalsit. Dalam waktu yang lama, air surut dan struktur itu terus menerus terkena
udara, dan penyemenan alami dari padat sedimen diawetkan sisa-sisa bahan
organik sebagai fosil.

b. Bindstone: hasil organisme yang mengikat sedimen sehingga lepas bersama-sama,


ditandai dengan adanya dispersi. Yang mengikat di bindstone pada umumnya
adalah ganggang, yang bersama-sama dengan lapisan lumpur dan kalsit dengan
besar pori-pori yang disebabkan oleh gelembung gas yang menjadi terperangkap
dalam sedimen selama pembentukan. Stromatolit ,berupa gundukan fosil alga
berlapis dan sedimen, yang bentuk paling umum dari bindstone. Bindstone
kebanyakan berorientasi secara vertikal. Bindstone merupakan jenis yang paling
banyak ditemukan dari boundstone.

c. bafflestone: terikat oleh sedimen berdinding tebal berupa karang berbentuk paralel
sehingga hanya sedimen halus yang melewatinya. Akibatnya, komposisi
bafflestone, selain karang fosil, sebagian besar pasir alami-semen dan lumpur.
Pasir ini terdiri dari kalsit homogen dan lumpur terdiri dari campuran residu
tertinggal setelah lumpur karbonat yang disaring. Struktur unik dari bafflestone
yaitu terbentuk pada dan di sekitar koloni-vertikal tumbuh karang, dan karena itu
terbatas pada individu kecil.

4. Grainstone

Merupakan hubungan antar komponen- komponen tanpa lumpur sehingga


sering disebut batuan karbonat bebas lumpur, yang didukung butir . Dunham
(1962) , batuan ini berasal : (1) Grainstone terbentuk pada kondisi energi yang
tinggi, butiran-produktif lingkungan di mana lumpur tidak dapat terakumulasi,
(2) terdapat pada arus yang putus butir dan melewati lumpur pada lingkungan.
Grainstones mempunyai tekstur berpori dan dikenal sebagai karbonat yang
terdapat pada sekitar pantai.

5. Packstone

Merupakan lumpur, tetapi yang banyak adalah betolit. Butir-bitirnya didukung batuan karbonat
berlumpur (Dunham, 1962). Lucia (1999) dibagi packstones ke dalam lumpur yang didominasi
(ruang pori total dipenuhi lumpur) dan yang didominasi (beberapa ruang pori antar butir bebas
dari lumpur) packstones. Divisi ini adalah penting dalam memahami kualitas reservoir karena
lumpur plugs ruang partikel pori. Packstones menunjukkan berbagai sifat pengendapan. Lumpur
menunjukkan proses energi yang lebih rendah , sedangkan kelimpahan butir menunjukkan
proses energi yang lebih tinggi . menurut Dunham (1962) asal packstones: (1) packstone berasal
dari wackestones dipadatkan, (2) berasal dari proses akibat dari infiltrasi lumpur awal atau akhir
dari sebelumnya disimpan lumpur bebas sedimen, (3) terbentuk dalam air yang tenang, atau (4)
hasil pencampuran dari berbagai lapisan sedimen. Di mana butirnya yang sangat besar, Embry
dan Klovan (1971) contohnya karbonat rudstones."
BAB III
METODA

Pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2018 telah dilaksanakan praktikum


petrografi berlokasi di laboratorium Teknik Geologi Universitas Pakuan. Praktikum
menggunakan mikroskop polarisasi untuk melihat mineral pada sayatan tipis
batugamping. Sayatan yang diamati berwarna kuning ketika diamati dengan
pengamatan sejajar nikol, bila dilihat dengan pengamatan silang nikol, mineral
menunjukan kuning gelap. Konstituen utama sayatan ini adalah kerangka, jenis
kerangka/butir diantaranya foraminifera dan koral. Jenis konstitusi detritus
diantaranya, kuarsa, orthoklas. Masa dasar yang tampak adalah Mikrit, Hubungan
Butir bersetuhan, Besar Butir pada sayatan ini 0,8mm ( kasar ). Pemilahan yang
tampak sedang dan keadaan butir utuh, kemas nya tak beraturan yang dimana Jenis
Porositas nya Inter Partikel.

Deskripsi mineral

Nama Mineral Deskripsi Gambar

ORTHOKLAS Warna pada sejajar nikol Bening , Hadir sebagai


massa dasar, bentuk tidak berturan (massive).
5%

KUARSA Warna bening pada sejajar nikol, warna pada silang


nikol + komprator + diputar warna mineral berubah
5%
– ubah merah, kuning, biru. Bentuk mineral tidak
beraturan, hadir sebagai masa dasar.

CANGKANG Ukuran 0,8 mm – 3 mm . warna gelap/coklat gelap.


FOSIL Keadaan utuh. Terdiri dari foram sedang – kecil.

70%
MIKRIT Warna coklat, mengirsi ruang antar butir atau
sebagai masa dasar, bentuk abstrak.
20%

Gambar Sayatan :

(A) (B) (C)

KET :
A : Kenampakan Sayatan Pada Saat Sejajar Nikol.
B : Kenampakan Mineral Pada Saat Silang Nikol.
C : Kenampakan Mineral Pada Saat Silang Nikol + Komparator.

Anda mungkin juga menyukai