PENDAHULUAN
Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu kebumian yang mempelajari batuan
berdasarkan kenampakan mikroskopis, termasuk didalamnya untuk dipergunakan sebagai
langkah pemerian, pendeskrifsian dan klasifikasi batuan. Pemerian secara petrografi pada
batuan pertama-tama melibatkan identifikasi mineral (bila memungkinkan), dan penentuan
komposisi dan hubungan tekstural antar butir batuan,
1.2 Maksud Dan Tujuan
Tujuan dari studi petrografi adalah memerikan dan mengelompokkan batuan secara optis
sehingga dapat diketahui pertologinya, hal ini akan sangat terbatas tanpa bantuan dari cabang
ilmu geologi lain, seperti mineralogi, mineral optik, petrologi, dan petrografi. Kepentingan
Petrogafi dalam hal ini merupakan bagian sangat berarti dalam petrologi ( ilmu tentang
pembentukan batuan ).
1.3 Peralatan dan Bahan
Adapun Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum petrografi yaitu :
a. Mikroskop polarisasi
b. Sayatan tipis
c. Alat tulis kantor
BAB II
PETROGRAFI BATUAN SEDIMEN
II.1 Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk sebagai hasil
pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai
endapan merupakan batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air
ataupun angin. Ada lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk
karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi
tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan. Seorang ahli, yakni Hutton (1875)
menyatakan bahwasannya batuan sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh
konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air,
angin, es dan juga longsoran gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk
dari demikian, batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat,
silika, garam, dan juga material- material lainnya. Demikianlah yang disebut dengan batuan
sedimen.
Batuan sedimen ini jumlahnya sangat banyak dan banyak tersebar di permukaan bumi
di dunia ini ? Bahkan menurut Tucker (1991), bahwa 70% batuan yang terdapat di seluruh
permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen. Namun batuan itu hanya sebesat 2% dari
volume seluruh kerak bumi. Hal ini menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar dengan
sangat luas di permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis. Kerak bumi memang
tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja namun juga lapisan- lapisan
tanah, pasir, dan juga yang lainnya. Dan batuan ini juga termasuk elemen yang menyusun
komposisi kerak bumi . batuan- bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini terbagi ke
dalam berbagai macam jenis dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.
1. Mud Stone
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan sedimen non klastik dengan warna segar putih
abu – abu dan warna lapuknya adalah putih kecoklatan.Batuan ini bertekstur Non klastik
dengan komposisi kimia karbonat dan strukturnyapun tidak berlapis. Salah satu contoh dari
batuan karbonat adalah kalsilutit ( Grabau ) atau Munstone ( Dunham ) , Batuan ini
mempunyai nama yang berbeda, karena dari klasifikasi yang digunakan dengan interprestasi
yang berbeda, batuan ini dinamakan kalsilutit, karena batuan ini merupakan batuan karbonat
dan menurut klasifikasi dunham nama dari batuan ini adalah mudstone, karena batuan ini
mempunyai kesan butiran kurang dari 10 % dan pada batuan ini tidak ditemukan adanya fosil.
Tekstur dari batuan ini adalah non kristalin, karena mineralnya penyusunnya tidak
berbentuk Kristal, dengan memperhatikan tekstur batuan ini dapat disimpulkan bahwa batuan
ini terbentuk dari adanya pelarutan batuan asal yang merupakan material – material penyuplai
terbentuknya batuan ini adapun batuan asal dari batuan ini adalah seperti pelarutan terumbu
karang. Selain itu, proses keterbentukan batuan ini adalah pengerusan gamping yang telah
ada misalnya penghancuran terumbu karang,oleh gelombang, atau dari pengendapan
langsung secara kimia air laut yang kelewat jenuh akan CaCO3 . proses litifikasi dari batuan
ini melibatkan pelarutan mineral- mineral karbonat yang stabil maupun yangtidak stabil,
dalam pengertian luas diagnesa meliputi perubahan mineralogy, tekstur kemas dan geokimia
sedimen dan temperature serta tekanan yang rendah.
Litifikasi sedimen karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap , maupun yang
masihberada didalam laut, proses terbentuknya batuan in berlangsung perlahan – lahan dan
bertingkat – tingkat , dimana batas antara antara tingkatan tidak jelas , bahkan dapat saling
melingkup , tingkatan tersebut adalah penyemenan, pelarutan pengendapan, perubahan
mineralogy butir – butir dan rekristalisasi. Keterdapatan batuan ini biasanya dapat ditemukan
disekitar pinggiran pantai, adapun asosiasi dari batuan ini adalah batupasir karbonatan dan
packtone. Adapun kegunaan dari batuan ini adalah sebagai reservoir dalam pencarian minyak
bumi.
2. Wackestone
Wackestone adalah matriks yang didukung batuan karbonat yang mengandung lebih dari
10% allochems dalam matriks lumpur karbonat. Ini adalah bagian dari klasifikasi Dunham
batuan karbonat. Dalam klasifikasi banyak digunakan lain karena Folk , deskripsi yang
setara akan, misalnya, oopelmicrite, dimana allochems yang dimaksud adalah ooids dan
peloids. Wackstone merupakan lumpur didukung batu kapur yang mengandung butiran
karbonat lebih dari 10% (lebih besar dari 20 mikron) "mengambang" dalam matriks
lumpur halus-halus kapur
3. Boundstone
Merupakan hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).
Karbonat batuan menunjukkan tanda-tanda terikat selama pengendapan (Dunham,
1962). Embry dan Klovan (1972) lebih diperluas klasifikasi boundstone atas dasar kain
dari boundstone tersebut. Boundstone merupakan batu kapur yang terikat oleh ganggang,
karang , atau organisme uniseluler lainnya ketika dia terbentuk. Boundstone
ditemukan di daerah sekitar terumbu karang, dan daerah yang terumbu karang 2,5-3 juta tahun
lalu, tapi mungkin dikelilingi lahan kering. Tergantung pada cara bahan organik telah diatur
dalam sedimen ketika batu itu terbentuk dan jenis bahan organik itu, boundstone dapat
diklasifikasikan sebagai framestone, bindstone, atau bafflestone. Mereka memiliki tiga
subdivisi:
a. Framestone: Organisme dari organik fosil, biasanya dalam karang laut, yang
terjadi berdekatan dengan spons ini terikat oleh kerak mikroba dan pasir yang
mengeras. Dan ruang antara bertahap diisi dengan pasir , sedimen, dan kristal
kalsit. Dalam waktu yang lama, air surut dan struktur itu terus menerus terkena
udara, dan penyemenan alami dari padat sedimen diawetkan sisa-sisa bahan
organik sebagai fosil.
c. bafflestone: terikat oleh sedimen berdinding tebal berupa karang berbentuk paralel
sehingga hanya sedimen halus yang melewatinya. Akibatnya, komposisi
bafflestone, selain karang fosil, sebagian besar pasir alami-semen dan lumpur.
Pasir ini terdiri dari kalsit homogen dan lumpur terdiri dari campuran residu
tertinggal setelah lumpur karbonat yang disaring. Struktur unik dari bafflestone
yaitu terbentuk pada dan di sekitar koloni-vertikal tumbuh karang, dan karena itu
terbatas pada individu kecil.
4. Grainstone
5. Packstone
Merupakan lumpur, tetapi yang banyak adalah betolit. Butir-bitirnya didukung batuan karbonat
berlumpur (Dunham, 1962). Lucia (1999) dibagi packstones ke dalam lumpur yang didominasi
(ruang pori total dipenuhi lumpur) dan yang didominasi (beberapa ruang pori antar butir bebas
dari lumpur) packstones. Divisi ini adalah penting dalam memahami kualitas reservoir karena
lumpur plugs ruang partikel pori. Packstones menunjukkan berbagai sifat pengendapan. Lumpur
menunjukkan proses energi yang lebih rendah , sedangkan kelimpahan butir menunjukkan
proses energi yang lebih tinggi . menurut Dunham (1962) asal packstones: (1) packstone berasal
dari wackestones dipadatkan, (2) berasal dari proses akibat dari infiltrasi lumpur awal atau akhir
dari sebelumnya disimpan lumpur bebas sedimen, (3) terbentuk dalam air yang tenang, atau (4)
hasil pencampuran dari berbagai lapisan sedimen. Di mana butirnya yang sangat besar, Embry
dan Klovan (1971) contohnya karbonat rudstones."
BAB III
METODA
Deskripsi mineral
70%
MIKRIT Warna coklat, mengirsi ruang antar butir atau
sebagai masa dasar, bentuk abstrak.
20%
Gambar Sayatan :
KET :
A : Kenampakan Sayatan Pada Saat Sejajar Nikol.
B : Kenampakan Mineral Pada Saat Silang Nikol.
C : Kenampakan Mineral Pada Saat Silang Nikol + Komparator.