Anda di halaman 1dari 10

TUMBUH KEMBANG ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

TUMBANG ANAK

Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang diperhatikan secara
serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses
pembentukan seseorang, anak secara fisik maupun psikososial. Namun sebagian orang tua belum
memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak
mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para
orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
pengertian yang sama. (Nursalam, 2005 : 31-32) Aspek tumbuh kembang pada masa anak
merupakan suatu hal yang sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan
khususnya di lapangan. Biasanya penanganan lebih banyak difokuskan pada mengatasi
penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabakan. Sering terjadi setelah anak sembuh dari
sakitnya, justru timbul masalah berkaitan dengan tumbuh kembangnya, misalnya anak
mengalami kemunduran dalam kemampuan otonominya. (Nursalam, 2005 : 45 )
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Karenanya, hal itu menjadi
kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2002-2003, Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran
hidup. Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup. Gizi
kurang Pada tahun yang sama prevalensi gizi kurang pada anak balita akan diturunkan dari 25,8
persen menjadi 20 persen dan umur harapan hidup dinaikkan dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.
(Depkes, 2007)

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan anak.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui tahapan tumbuh-kembang pada anak
b) Dapat mendeteksi kelainan pada proses tumbuh-kembang pada anak

2. Manfaat Penulisan
a) Untuk Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dibidang keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau
ukuran\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004). Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/
dimensi akibat penambahan jumlah atau ukuran sel dan jaringan interseluler (Mansjoer, 2000 :
580). Pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhan atau sebagian yang dapat
diukur, dimana grafik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan dan diameter pada lipatan kulit
(Suriadi, 2001 : 1). Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi
sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler (Hassan, 2007 : 387).

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara
bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui
proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).Perkembangan adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).Pengertian dari
kembang (berkembang) adalah proses pematangan/ maturasi fungsi organ tubuh termasuk
berkembangnya kemampuan mental intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000 : 580).
Perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi
(Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk menunjukkan bertambahnya
ketrampilan dan fungsi yang kompleks dalam pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam
mempergunakan tangan kanannya dan berbentuk pula kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387

B. Tahapan Tumbuh Kembang


Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung sampai
dewasa.
1. Tahap prenatal
 Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
 Masa tengah fetus : 9 minggu – 24 minggu
 Masa fetus lanjut : 24 minggu – lahir
2. Tahap postnatal
 Masa neonatal : lahir – 1 bulan
 Masa bayi awal : 1 bulan – 1 tahun
 Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa anak 2-12 tahun :
 Masa prasekolah : 2 – 6 tahun
 Masa sekolah : 6 – 12 tahun
4. Masa remaja (adolesen) : 10-18 tahun
- Pra pubertas : wanita 10-12 tahun,laki-laki 10-14 tahun
- Pubertas : wanita 12-14 tahun,laki-laki 14-15 tahun
- Post pubertas :wanita 14-18 tahun,laki-laki 16-20 tahun

C. Ciri-Ciri Tumbuh-Kembang
Menurut Nursalam (2005 : 32-33) menjelaskan bahwa pada umumnya pertumbuhan mempunyai
ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa. Sebagaimana pada
usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat dari panjang badan keseluruhan, kemudian secara
berangsur-angsur proporsinya berkurang.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan lepasnya gigi susu
dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks
sekunder, dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-masa tertentu yaitu
masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan cepat. Dan masa prasekolah dan
masa sekolah dimana pertumbuhan berlangsung lambat.
D. Pola Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalocaudal dan proximal
distal (Wong, 1995)
Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang ditandai
dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk
menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas
bawah lengan ,tangan dan kaki
Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan
anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu
baru kemudian jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan daerah yang
lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya
melambaikan tangan kemudian memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini mencerminkan ciri
khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini
perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
 Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan tubuh
 Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir sedikit
aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
 Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan
mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam dirinya
 Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara
penyesuaian dengan lingkungan
 Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda pubertas

E. Teori Tumbuh-Kembang Menurut Pakar Keperawatan


1. Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud
Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan pakar psikoanalisis. Tapi
kita sering lupa bahwa Freud lah yang menekankan pentingnya arti perkembangan psikososial
pada anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa
ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami perkembangan psikososialnya.
Dasar psikaonalisis yang dilakukannya adalah untuk menelusuri akar gangguan jiwa yang
dialami penderita jauh kemasa anak, bahkan kemasa bayi. Freud membagi perkembangan
menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui oleh setiap individu dalam perkembangan
menuju kedewasaan.
 Fase Oral
Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat kenikmatan dan kepuasan berbagai
pengalaman sekitar mulutnya. Fase oral mencakup tahun pertama kehidupan ketika anak sangat
tergantung dan tidak berdaya. Ia perlu dilindungi agar mendapat rasa aman. Dasar perkembangan
mental sangat tergangtung dari hubungan ibu – anak pada fase ini. Bila terdapat gangguan atau
hambatan dalam hal ini maka akan terjadi fiksasi oral, artinya pengalaman buruk, tentang
masalah makan dan menyapih akan menyebabkan anak terfiksasi pada fase ini, sehingga
perilakunya diperoleh pada fase oral.
Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka persoalan ini akan terbawa ke fase
kedua. Ketidak siapan ini meskipun belum berhasil dituupi biasanya kelak akan muncul kembali
berupa berbagai gangguan tingkah laku.
 Fase Anal
Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun. Pada fase ini anak menunjukkan sifat ke-AKU-
annya. Sikapnya sangat narsistik dan egoistic. Ia pun mulai belajar kenal tubuhnya sendiri dan
mendapatkan kepuasan dari pengalaman. Suatu tugas penting dalam yang lain dalam fase ini
adalah perkembangan pembicaraan dan bahasa. Anak mula-mula hanya mengeluarkan bahasa
suara yang tidak ada artinya, hanya untuk merasakan kenikmatan dari sekitar bibir dan mulutnya.
Pada fase ini hubungan interpersonal anak masih sangat terbatas. Ia melihat benda-benda hanya
untuk kebutuhan dan kesenangan dirinya. Pada umur ini seorang anak masi bermain sendiri, ia
belum bias berbagi atau main bersama dengan anak lain. Sifatnya sangat egosentrik dan sadistik.
 Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-6 tahun dan fase
laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3 tahun.
Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum masyarakat. Perasaan seksual yang
negative ini kemudia menyebabkania menjauhi orang tua dengan jenisn kelamin yang sama.
Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada fase praoediopal biasanya senang bermain
denagn anak yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal lebih suka
berkelompok dengan anak sejenis.
 Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang terentang 7-12 tahun, untuk
kemudian anak masuk ke permulaan masa pubertas. Periode ini merupakan integrasi, yang
bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan dan hubungan denagn dunia
dewasa. Anak belajar untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengalaman baru ini. Dalam fase
berikutnya berbagai tekanan sosial akan dirasakan lebih berat oleh karena terbaur dengan
keadaan transisi yang sedang dialami si anak.
 Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir dalam perkembangannya.
Dalam fase ini si anak menghadapi persoalan yang kompleks. Kesulitan sering timbul pada fase
ini disebabkan karena si anak belum dapat menyelesaikan fase sebelumnya dengan tuntas.

2. Teori tumbuh Kembang Erik Erikson


Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia mengungkapakan bahwa
perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan fisis, dan ada interaksi antara
perkembangan fisis dan psikologis. Ia melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara
perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis. Erikson membagi perkembangan manusi dari
awal hingga akhir hayatnya menjadi 8 fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada
setiap fase. Lima fase pertama adalah saat anak tumbuh dan berkembang.
 Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi interaksi sosial yang erat antara
ibu dan anak yang menimbulkan rasa aman dalam diri si anak. Dari rasa aman tumbuh rasa
kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
 Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira-kira sejajar dengan fase anal.
Pada masa ini anak sedang belajar untuk menegakkan kemandiriannya namun ia belum dapat
berfikir, oleh karena itu masih perlu mebdapat bimbingan yang tegas. Psikopatologi yang banyak
ditemukan sebagai akibat kekurangan fase ini adalah sifat obsesif-kompulsif dan yang lebih berat
lagi adalah sifat atau keadaan paranoid.
 Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak pada umur ini sangat aktif
dan banyak bergerak. Ai mulai belajar mengembangkan kemampuannya untuk bermasyarakat.
Inisiatifnya mulai berkembang pula dan bersama temannya mulai belajar merencanakan suatu
permainan dan melakukannya dengan gembira.
 Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai memasuki sekolah
yang lebih formal. Ia sekarang berusaha merebut perhatian dan penghargaan atas karyanya. Ia
belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, rasa tanggung jawab mulai timbul,
dan ia mulai senang untuk belajar bersama.
 Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13 tahun masa kanak-kanak
berakhir dan masa remaja dimulai. Pertumbuhan fisis menjadi sangat pesat dan mencapai taraf
dewasa. Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-nilai dianutnya mulai diaragukan
lagi satu per satu.

3. Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget


Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Seperti juga Freud,
Piaget melihat bahwa perkembangan itu mulai dari suatu orientasi yang egosentrik, kemudian
makin meluas dan akhirnya memasuki dunia sosial. Piaget membagi perkembangan menjadi
empat fase:
 Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat terpusat pada diri sendiri. Oleh
karena itu kebutuhan pada fase ini bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan si anak cepat
menguasainya dan dibekali dengan keterampilan tersebut melangkah ke fase berikutnya.
 Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase intuitif. Fase pra konseptual (2-4
tahun). Disini anak mulai mengembangkan kemampuan bahasa yang memungkinkan untuk
berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia kecilnya. Fase intuitif (4-7 tahun) anak makin
mampu bermasyarakat namun ia belum dapat berfikir secara timbal balik. Ia banyak
memperhatikan dan meniru perilaku orang dewasa.
 Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya menjadi mantap. Ia mulai
belajar untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannyadan belajar menerima pendapat yang
berbeda dari pendapatnya sendiri.
 Fase Operasional Formal (11-16 tahun)
Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf kemampuan berfikir orang
dewasa. Tercapainya kemampuan ini memungkinkan remaja untuk masuk ke dalam dunia
pendidikan yang lebih kompleks, yaitu dunia pendidikan tinggi.

Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud, Erikson, dan Piaget, maka kita
dapat melihat bagaimana para pakar tersebut mempelajari perkembangan anak dari sudut yang
berbeda namun semuanya sepeandapat bahwa:
1. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang dimulai dari beberapa hal
sederhana, dan terus berkembang menjadi semakin kompleks.
2. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan disalah satu fase untuk
menyelesaikan suatu tugas perkembangan tertentu.
3. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak anak sendiri.

F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang


Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya
pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut
Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1. Genetika
 Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
 Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
 Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
 Jenis kelamin, Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.
 Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
2. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada
saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon
pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan
otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran,
dan pascanatal.
4. Faktor prenatal
 Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir
kehamilan
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal,
misalnya club foot
 Toksin, zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
 Kelainan imunologi

G. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG


Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan pencatatan yang baik
dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara teratur dan pengawasan terutama anak
balita.
 Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
 Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver Development Screening Test).
Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :
 Anamnesis
 Skrining gangguan perkembangan anak
 Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
 Evaluasi bicara dan bahasa anak
 Pemeriksaan fisik
Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan
memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan
pada anak kita sehingga langkah-langkah antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas
adalah harapan setiap orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat.
Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah
biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan
sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial,
komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Merupakan gangguan dimana
anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan
hiperaktivitas.
Daftar pustaka
Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.
Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat
&Bidan). Jakarta: Salemba Medika

Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto;2001


Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Wong and Whaley. ( 1995 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada
penyusun sehingga penyusun dapat menyelasaikan penyusunan makalah ini dengana tepat
waktu.
Makalah ini disusun sebagai penugasan dari mata kuliah Keperawatan Komunitas. Makalah ini
berisikan tentang bagaimana kriteria perumahan yang memenuhi persyaratan perumahan sehat,
yang mendapatkan sanitasi yang cukup dan bebas dari anak.
Kami megucapkan terima kasih kepada pihak yang telah banyak membantu baik materil maupun
moril, dan mendukung penyusun untuk dapat menyelasaikan proses penyususnan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya, dan bagi penyusun
khususnya. Terima kasih.
Karawang, Sebtember 2012 "Gusri Wahyudi

Anda mungkin juga menyukai