Anda di halaman 1dari 25

BP2D Kota Malang kembali Gelar Operasi Gabungan Sadar Pajak

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang kembali
menggelar Operasi Gabungan (Opsgab) Sadar Pajak hari ini, Selasa (4/12/2018). Operasi gabungan itu
untuk mengejar target Rp 420 Miliar yang harus terealisasi akhir tahun ini.

Selain sudah menggeber operasi rutin setiap hari, upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak secara
senyap dengan tim UPL/satgas pajak internal BP2D juga dilakukan. Secara berkala juga digelar opsgab
dengan melibatkan lintas instansi- mitra kerja BP2D seperti ini.

Kepala BP2D Kota Malang, Ade Herawanto mengatakan, Operasi Gabungan (Ospgab) Sadar Pajak hari
Selasa (4/12/2018) terdiri dari unsur Pemkot Malang, serta melibatkan pihak Kejaksaan Negeri Malang.

“Ada 17 titik yang menjadi sasaran Opsgab kali ini meliputi Wajib Pajak Kost, Resto/Rumah Makan dan
Pajak Bumi & Bangunan (PBB). Umumnya adalah para penunggak pajak daerah yang bandel dan sudah
diberikan surat peringatan, namun tidak kunjung ada itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya,”
ujar Ade, Selasa (4/12/2018).

Ia menegaskan, giat itu bukan semata tindakan represif, namun lebih persuasif sebagai pembelajaran bagi
masyarakat agar meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakan daerah.
Selain itu juga dalam upaya mengurangi tunggakan dan mengurai piutang Pemkot Malang.

“Untuk sasaran WP kost diantaranya tersebar di kawasan Sumbersari, Sigura-gura hingga Tlogomas. WP
Resto di daerah Sawojajar, Sarangan, Klojen lalu kawasan Soekarno-Hatta. Sedangkan sasaran WP PBB
di kawasan Gadang, Tidar dan Purwantoro,” urainya.

Dari 17 WP, total nilai tunggakan yang menjadi sasaran kali ini kisaran Rp 616 juta. Tempat yang tidak
ada itikad baik untuk memenuhi kewajiban, tim Opsgab langsung melakukan penempelan stiker dan
memasang patok di lokasi usaha WP bersangkutan, yang mana tidak boleh dilepas sebelum WP
melakukan pelunasan.

Hasil dari kombinasi operasi rutin dan gabungan ini cukup signifikan, selain dalam upaya mengurangi
tunggakan dan mengurai piutang Pemkot Malang juga pastinya menambah PAD dari sektor pajak.
Terhitung sampai akhir November 2018, realisasi yang telah dibukukan oleh BP2D senilai Rp 393 Miliar
atau 94% dari total target tahun ini sebesar Rp 420 Miliar. Untuk Pajak BPHTB selama ini tidak bisa
dilakukan opsgab karena terhitung sebagai pajak pasif.

"Dalam hal ini, tentu kami tidak bisa memaksakan WP melakukan transaksi jual beli tanah atau
propertinya. Dalam pencatatan Pajak BPHTB kami bersifat menunggu terjadinya transaksi dan
pengurusan oleh WP bersangkutan," tandas Sam Ade d'Kross, sapaan akrab Kepala BP2D Kota Malang.

Maka dari itu, warga Kota Malang yang akan atau sedang melakukan transaksi jual beli tanah/property
dihimbau segera melakukan pengurusan Pajak BPHTB sebelum pertengahan bulan Desember ini.

"Dari sektor pajak pasif seperti BPHTB memang seperti itu mekanismenya, jadi tidak mungkin kita
adakan razia atau opsgab supaya orang menjual lahannya," seloroh pria yang juga dikenal sebagai musisi
dan tokoh Aremania ini.
TMII Bayar Tunggakan Pajak 1,56 Miliar ke Kantor Pajak - Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya


menuntaskan pembayaran pajak yang sempat tertunggak beberapa waktu lalu.

Kini pajak yang sempat terunggak tersebut telah selesai dibayar ke kantor pajak.

Adapun pajak yang telah dibayarkan oleh pihak TMII sejumlah Rp 1,56 miliar, sehingga dengan
pembayaran pajak tersebut, pihak TMII meminta kepada Sudin Pajak untuk mencopot plang
tunggakan yang terpasang di beberapa wahana TMII.

Direktur Umum Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Taufik Sukasah mengatakan pihaknya
tidak ada maksud untuk melakukan penundaan pembayaran pajak.

Meski begitu, ia mengklaim bahwa TMII selalu bayar pajak.

Namun persoalan yang ada bukan karena TMII tidak ingin membayar pajak, namun proses
pembayaran pajak masih dalam tahapan-tahapan yang cukup panjang.

Hingga hari ini tunggakan telah diselesaikan.

"Yang jelas hari ini kita sampaikan bahwa managemen TMII sudah selesaikan pajak negara dan
sudah disetorkan ke kantor wilayah Jakarta timur," kata Taufi, Selasa (4/12/2018).

Sedangkan perwakilan dari Sekretariat Negara (Setneg), Masruh menyampaikan proses


pembayaran pajak yang dilakukan oleh pihak TMII memang sudah dilakukan beberapa waktu
lalu, setelah pihak Pemkot Jaktim melakukan pemasangan plang penunggakan pajak.

Ia meyakini bahwa managemen TMII tidak bermasud untuk melakukan penundaan


pembayar pajak, serta TMII merupakan wajib pajak yang selalu mentaati peraturan.

"Memang proses dari awal kita sudah ikuti dan hari ini selesai. Kami yakin TMII tidak ada niat
untuk tidak bayar pajak. Tapi memang butuh proses cukup panjang. Karena sekarang sudah
selesai maka tanda plang yang ada untuk di cabut," ujarnya. (JOS)
Suasana Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor PPKAD
Nagekeo - Pos Kupang

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendapatan Pengelola


Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Nagekeo, Fransiskus Futi, SH
mengungkapkan, jumlah kendaraan bermotor di Nagekeo sebanyak 13.828 unit. Dari jumlah
tersebut, yang belum membayar pajak 885 objek pajak kendaraan bermotor.

"Yang belum membayar pajak 885 unit, terdiri dari kendaraan roda dua hingga roda dua belas.
Kendaraan yang belum membayar pajak itu sebelum tahun 2018 hingga 3 Desember 2018.,"
ungkap Fransiskus saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/12/2018).

Dia menyebut ada banyak kendala yang dihadapi pemilik kendaraan bermotor sehingga tidak
membayar pajak. Beberapa di antaranya, yakni faktor ekonomi dan kurangnya pemahaman
terhadap pentingnya membayar pajak kendaraan bermotor.
Alasan lainnya, kesadaran rendah akibatnya biaya semakin meningkat setiap tahun karena
menunggak terus.

"Sikap masa bodoh acuh tak acuh untuk membayar pajak. Dalam pemikiran mereka bahwa tidak
penting membayar pajak. Padahal ada aturanya. Faktor lain karena ada orang dalam. Mereka
berpikir bahwa kalau saat kena razia ada orang dalam ada Polantas yang mereka kenal dan
sebagainya," ungkap Fransiskus.

Mengenai realisasi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Fransiskus mengatakan hingga 30 November 2018 sudah mencapai Rp 6.571.252.884 dari target
Rp 6.773 198.898.

Ia optimis mencapai target pada akhir tahun 2018. "Saat ini sudah mencapai 97,02 persen. Yang
belum itu sekitar Rp 201 juta, itu dari 885 kendaraan yang belum bayar pajak," ujarnya.
Keramahan Pegawai Kantor Pajak Dapat Simpati, Upaya Dongkrak
Penerimaan Pajak Di Kediri

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Keramahan dan bimbingan pegawai pajak kepada para


wajib pajak menuai apresiasi dan simpati. Sehingga wajib pajak sekarang tidak merasakan
ketakutan saat berhadapan dengan pegawai pajak.

"Kalau dulu orang takut pajak, sekarang orang telah menjadi sadar dan mengerti karena ada
bimbingan dari pegawai pajak," ungkap Sutrimo, wajib pajak pemilik industri Gansar
Tulungagung usai acara Tax Gathering di Hotel Grand Surya, Senin (3/12/2018) malam.

Kegiatan Tax Gathering dihadiri wajib pajak dari Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek.

Diungkapkan Sutrimo, saat ini pegawai pajak telah banyak berbenah dengan memberikan
pembinaan terkait dengan kekurangan para wajib pajak. Hal itu sangat berbeda dengan
sebelumnya yang memberikan "surat cinta" kepada wajib pajak yang membuat banyak wajib
pajak takut.

"Sekarang kami sebagai wajib pajak menjadi lega dan enak," ungkapnya.

Sutrimo, pemilik industri makanan dan SPBU mengajak masyarakat untuk memenuhi
kewajibannya pajaknya. Karena dari 250 juta penduduk Indonesia, yang telah mengikuti tax
amnesti jumlahnya ternyata kurang dari satu juta.

Sementara Rudi Gunawan Bastari, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Jatim III menjelaskan, penerimaan pajak di wilayahnya telah mencapai 76 persen. Diharapkan
dalam sisa waktu akhir Desember 2018 sudah dapat terpenuhi kekurangan 24 persen.

Target pajak untuk Kanwil DJP III sebesar Rp 31,5 triliun. Diperkirakan masih kurang sekitar
Rp 7 triliun lagi untuk mencapai target.

Diungkapkan Rudi Gunawan, kegiatan Tax Ghatering diharapkan mengingatkan kepada para
pembayar pajak untuk segera memenuhi kewajibannya.

Saat ini pihaknya terus intensif melakukan kegiatan sosialisasi. Termasuk bekerjasama dengan
PT Pos Indonesia dan kalangan perbankan. "Kerja sama ini diharapkan dapat melakukan edukasi
kepada masyarakat," jelasnya

Diharapkan kerja sama dengan pihak ketiga semakin mampu menjangkau setiap pelosok daerah.
Sosialisasi melalui pamflet, radio dan media massa juga terus dilakukan. "Saat ini kepatuhan
formal wajib pajak sudah mencapai di atas 90 persen," ungkapnya.
Sistem Jemput Bola Permudah Warga Membayar Pajak

Untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak tepat pada waktunya, Badan
Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Provinsi DKI Jakarta melakukan upaya jemput bola.

Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Provinsi DKI Jakarta, Faisal Syafruddin
mengatakan upaya jemput bola itu dilakukan dengan cara mendekatkan pelayanan pembayaran
pajak ke wajib pajak.

“Sehingga mereka bisa membayar pajak di lokasi terdekat, dimana pun dan kapan pun,” kata
Faisal, beberapa waktu lalu.

Langkah yang dilakukan adalah pelayanan gerai pajak di pusat perbelanjaan, gerai layanan pajak
di Mal Pelayanan Publik, layanan Samsat keliling di lima wilayah kota serta layanan
pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di kecamatan.

“Tidak hanya itu BPRD Provinsi DKI Jakarta akan terus melakukan sosialisasi terahdap
kewajiban perpajakan daerah baik melalui media online maupun offline. Kami akan terus
berinovasi dalam meningkatkan pelayanan pajak daerah khususnya dalam pendaftaran dan
pembayaran pajak daerah,” imbuhnya.

Untuk lebih meningkatkan kesadaran wajib pajak membayar pajak tepat waktu, BPRD Provinsi
DKI Jakarta juga sudah menggunakan Sistem Pintar pengingat pembayaran pajak sebelum jatuh
tempo untuk seluruh jenis pajak.

“Kami juga memperbanyak kanal-kanal pembayaran pajak daerah, baik melalui perbankan, mini
market, kantor pos dan situ belanja online,” tuturnya.
Di TTU, Penerimaan Pajak Kendaraan Melebihi Target

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi


POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Realisasi penerimaan pajak daerah dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah pada Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah khusus di wilayah Kabupaten TTU telah melebihi target yang
ditentukan.
Jumlah secara keseluruhan penerimaan pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah sampai dengan
keadaan bulan November 2018 sebesar Rp. 18.250.700.424 atau setara dengan 100,97 persen
dari target sebesar Rp. 18.075.518.525.
Hal itu disampaikan oleh Kepala UPT Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Wilayah Kabupaten TTU, Yulius Benyamin Lico, S.Sos kepada POS- KUPANG.COM di ruang
kerjannya, Selasa (4/12/2018).
Yulius mengatakan, realisasi ril pemerimaan pajak tersebut terdiri dari lima jenis penerimaan
diantaranya pajak kendaraan bermotor (PKB), tunggakan PKB, BBN KB, Pendapatan Denda
PKB, dan Pendapatan Denda BBN-KB.
"Kalau untuk PKB target penerimaan kita sebesar Rp. 6.373.267.492. Tapi realisasi penerimaan
sampai dengan bulan november sebesar Rp. 6.653.769.202 atau setara dengan 104.40 persen,"
ujarnya.
Yulius mengatakan, untuk penerimaan dari tunggakan PKB ditargetkan sebesar Rp.
293.786.700. Dari target tersebut, realisasi rilnya sampai dengan bulan november sebanyak Rp.
594.025.269 atau setara dengan 202.20 persen.
"Jadi penerimaan rill dari PKB dan tunggakannya sebesar Rp. 7.247.794.471 atau setara dengan
108,71 persen dari target sebesar Rp. 6.667.054.192," ungkapnya.
Sementara itu, jelas Yulius, untuk penerimaan dari BBN-KB ditargetkan sebesar Rp.
11.108.465.333. Realisasi penerimaan ril sampai dengan bulan november sebesar Rp.
10.820.261.200 atau setara dengan 97,41 persen.
"Jadi total penerimaan riil dari PKB ditambah dengan BBN-KB sebesar Rp. 18.068.055.671 atau
setara dengan 101,65 persen dari target sebesar Rp. 17.775.519.525," katanya.
Selain itu, tambah Yulius, target penerimaan dari denda PKB sebesar Rp. 250.000.000, namun
realisasi penerimaan rill sebesar Rp. 169.589.273 atau setara dengan Rp. 67.84 persen.
Kalau pendapatan denda BBN-BK, ungkap Yulius, target penerimaan sebesar Rp. 50.000.000.
Tapi realisasi penerimaan riilnya hanya Rp 13.055.480 atau 26,11 persen.
"Sehingga jumlah penerimaan rill dari denda pajak sampai dengan bulan november sebesar Rp.
182.644.753 atau 60,88 persen dari target sebesar Rp. 300.000.000," ujarnya. (*)
Sandiaga Janji Bebaskan Pajak UMKM Digital Dua Tahun Pertama

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno berjanji akan
membebaskan pajak bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM digital selama 2
tahun. Hal itu ia ungkapkan saat bertemu dengan para pelaku UMKM di DIY.

“Diskusi mengenai UMKM digital yang sekarang tumbuh kembang di Yogya, sebagai tulang
punggung penciptaan lapangan kerja ke depannya. Ini ada masukan, agar pajak bisa diberi
keringanan insentif 2 tahun pertama," kata Sandi dalam keterangannya, Ahad, 2 Desember 2018.

Selain itu, pelaku UMKM meminta Sandiaga mengeluarkan kebijakan berupa pemberian
keringanan ongkos pengiriman produk UMKM yang dijual melalui online. “Banyak yang jual
ke luar negeri tapi yang memberatkan ongkos pengiriman ke luar negeri. Juga permasalahan
klasik perizinan, SDM, nanti bisa cari solusinya,” kata dia.

Menurut Sandiaga, UMKM berkonstribusi 97,7 persen bagi penyerapan lapangan kerja di
Indonesia. Sandiaga juga mengatakan 60 persen ekonomi Indonesia berasal dari UMKM.

“Di Yogya, digital market kontribusinya di atas 25 persen sampai 30 persen," tutur dia.

Sementara itu, perwakilan dari Yoshugimedia Group, Yoyok Rubianto berharap masukan dari
para pelaku UMKM digital ini bisa menjadi perhatian utama. “Masukan dari teman-teman, suatu
saat ada insentif untuk kiriman barang ke luar negeri, seperti di China, sehingga bisa
berkompetisi dengan China maupun negara lain," ujarnya.

Pemerintah sebenarnya telah memberi keringanan pajak terhadap pelaku UMKM. Pada Juli lalu,
pemerintah telah memangkas tarif pajak penghasilan (PPh) final bagi pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) dari 1 persen menjadi 0,5 persen.

Kebijakan itu diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Surabaya.
Jokowi meluncurkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu sebagai pengganti atas Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013.

Kebijakan ini telah berlaku mulai 1 Juli 2018. Dalam Peraturan Pemerintah itu diatur pengenaan
Pajak Penghasilan Final (PPh Final) bagi wajib pajak yang peredaran bruto hingga Rp 4,8 miliar
per tahun.
Cara Cek Pajak Kendaraan Plat B via SMS yang Sangat Mudah dan Gratis
- Tribun Jogja

TRIBUNJOGJA.com - Bagi Anda pemilik kendaraan berplat B, ada cara yang sangat mudah
untuk memeriksa pajak kendaraan, jatuh tempo pembayaran pajak, info kendaraan bermotor,
pengingat pembayaran pajak, informasi SAMSAT keliling hingga info SIM keliling melalui
SMS. Cara ini sangat mudah dan dapat dilakukan tanpa biaya.

Dikutip dari instagram Divisi Humas Polri, ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan
Polda Metro Jaya.

Bagaimana caranya? Berikut cara cek pajak kendaraan Plat B via SMS :

Untuk pengguna Telkomsel dan XL tekan *368*1# atau kirim SMS ke 8893 dengan format :

INFO RANMOR (Masukan nopol diketik tanpa spasi)


PAJAK REMINDER (Masukan nopol diketik tanpa spasi)

Ketika dicoba, fitur ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Layanan berhasil memperlihatkan
informasi kendaraan secara akurat, termasuk besaran pajak yang harus dibayarkan. Sementara
untuk pembayaran online, masih terbatas pada beberapa Bank saja. (*)
Sri Mulyani: Bea Cukai dan Pajak Banyak Diterpa Hoaks Pungli -
Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapan,


banyak berita bohong atau hoaks yang menyudutkan petugas bea cukai dan petugas pajak.

Salah satunya, kata dia, hoaks itu menyebut kedua pegawai lembaga yang berada di bawah
Kementerian Keuangan itu melakukan pungutan liar (pungli).

"Saya sampaikan beberapa saat ini saya juga melihat banyak sekali terjadi hoaks jadi bea cukai
(disebut) memungut atau meminta sumbangan," ujarnya saat bicara di CEO Network, Jakarta,
Senin (3/12/2018).

"Tolong kalau ada yang seperti ini hati-hati," sambung mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia
itu.

Sri Mulyani mengatakan, ada bebarapa orang yang mengatakan bahwa petugas bea cukai dan
petugas pajak melakukan pungutan secara liar.

Namun demikian, perempuan yang kerap disapa Ani tersebut langsung membantah hal itu. Ia
menegaskan bahwa hal itu tidaklah benar.

"Itu pasti tidak benar," kata Sri Mulyani.

Bila ada petugas bea cukai dan pajak meminta uang di luar di luar ketentuan, Sri Mulyani
meminta agar masyarakat segera melaporkannya ke Kementerian Keuangan.
Tunggakan Pajak di KPP Pratama Yogyakarta Hampir Mencapai Rp 100
Miliar - Tribun Jogja

Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Yogyakarta'>KPP Pratama Yogyakarta, Guntur


Wijaya Edi menyebutkan, hingga saat ini tunggakan pajak yang ditanggung oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Yogyakarta kurang lebih mencapai Rp 100 Miliar.

Dari tunggakan pajak tersebut, paling dominan berasal dari Wajib Pajak pengusaha badan
hukum yang bergerak di bidang properti, otomotif dan elektronik.

"Kalau tunggakan sebenarnya secara detail karena namanya tunggakan kan berjalan, hari ini
dibayar kan berkurang, kemudian timbul lagi. (Tunggakan pajak) kurang lebih di bawah Rp 100
Miliar," ujar Guntur pada Tribunjogja.com Selasa (4/12/2018).

Untuk penagihan tunggakan pajak, Guntur menuturkan, KPP Pratama Yogyakarta sekarang ini
telah melakukan tindakan penagihan sampai ke tahapan penyanderaan atau 'gijzeling'.

Ia mencontohkan, ada salah satu Wajib Pajak yang telah dilakukan gijzeling karena tunggakan
pajaknya memenuhi syarat untuk dilakukan gijzeling, yaitu tunggakan pajak di atas Rp 100 juta.

"Kemudian (Wajib Pajak tersebut -red) kita serahkan kepada tim gabungan. Ada salah satu yang
kita titipkan di Wirogunan sampai enam bulan ke depan seperti apa, kalau tidak bayar ya
diperpanjang lagi. Sampai akhirnya membayar," lanjutnya.

Guntur menambahkan, apabila sudah sampai pada tahap gijzeling, maka pembayaran sudah
tidak diperbolehkan membayar sepotong-sepotong, harus lunas.

Untuk mengantisipasi tunggakan pajak tersebut, pihaknya juga telah melakukan berbagai
langkah, satu dari beberapa upayanya melalui sosialisiasi.

"Kita kumpulkan para penunggak pajak besar, kemudian kita lakukan sosialisasi, kita ingatkan,"
ujarnya kepada Tribunjogja.com. (*)
Setoran Pajak Rp 1.350 T Dikejar hingga Akhir 2018, Bisa Tercapai?

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan memastikan realisasi
penerimaan pajak 2018 tidak akan 100%. Menurut Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas
Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama penerimaan pajak tahun ini hanya mampu 94,9% dari target.

"Sesuai outlook APBN 2018, kami optimis penerimaan pajak sampai dengan akhir tahun bisa
tercapai sebesar Rp 1.350 triliun atau 94,9% dari target Rp 1.424 triliun," kata Hestu beberapa
waktu lalu kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Hestu mengatakan target penerimaan pajak yang sebesar 94,9% bisa tercapai jika dalam dua
bulan terakhir November-Desember penerimaannya tumbuh 17,6%.

"Penerimaan di akhir tahun biasanya meningkat cukup tajam karena belanja pemerintah dan
konsumsi masyarakat di akhir tahun," kata Hestu.

Dia menambahkan dalam mengejar penerimaan Rp 1.350 triliun sampai akhir 2018 Ditjen Pajak
menggeber kegiatan pengawasan yang dilakukan seluruh KPP (Kantor Pelayanan Pajak) dengan
data-data yang dimiliki, serta diikuti penagihan dan pemeriksaan.

"Sehingga dapat memberikan hasil yang baik di akhir tahun," kata Prastowo.

Sebagai informasi realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2018 baru mencapai Rp 1.016,52
triliun atau 71,3% dari target APBN yang sebesar Rp 1.424 triliun. (hek/hns)
Aturan Libur Bayar Pajak untuk Industri Terbit

Jakarta - Pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi jilid 16 untuk mendorong investasi
asing masuk ke tanah air. Salah satu kebijakan dalam paket itu adalah libur bayar Pajak Penghasilan
(PPh) Badan atau tax holiday dalam waktu tertentu.

Aturan ini ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 26 November 2018 yakni
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 150 Tahun 2018. Sebelumnya kebijakan tax holiday diatur
dalam PMK 35 Tahun 2018 tentang Tax Holiday.

Dengan aturan ini, pemerintah memperluas bidang usaha yang bisa mendapatkan fasilitas libur pajak.
Misalnya untuk usaha agrikultur dan digital.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan tax holiday ini
juga bisa berlaku untuk perluasan usaha, selama nilai investasinya masih sesuai dengan aturan dalam
PMK 150/2018 tersebut.

Menurut dia, jika ada wajib pajak yang sudah dapat tax holiday tetapi menambah project baru, maka dia
akan mendapatkan fasilitas lagi.

"Sehingga tidak hanya satu. Ini yang berbeda dari aturan sebelumnya," kata Susi di kantor Kementerian
Koordinator Perekonomian, Kamis (29/11/2018).

Dia menjelaskan dengan adanya tax holiday investor terdorong untuk memanfaatkan fasilitas ini. Apalagi
dengan adanya sistem OSS, diharapkan pegurusan izin juga menjadi lebih mudah.

"Proses antarkementerian sudah dipotong langsung dengan sistem OSS. Sehingga finalisasinya hanya di
Kemenkeu. Kami harap tax holiday akan mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan insentif fiskal,"
tambahnya.

Dalam pasal 2 PMK Nomor 150 Tahun 2018 disebutkan Wajib Pajak Badan yang melakukan penanaman
modal baru pada industri pionir dapat memperoleh pengurangan Pajak Penghasilan badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha utama yang dilakukan.

Kemudian memperoleh fasilitas tax holiday tersebut masih sama seperti sebelumnya, yaitu harus
mendaftarkan terlebih dulu ke Online Single Submission (OSS). Setelah itu akan muncul dengan
sendirinya berapa lamanya tax holiday yang akan diberikan, ini disesuaikan dengan jumlah investasinya.

Berdasarkan jumlahnya, nilai investasi Rp 500 miliar sampai dengan kurang dari Rp 1 triliun
mendapatkan tax holiday selama lima tahun; investasi Rp 1 triliun sampai dengan kurang dari Rp 5
triliun selama tujuh tahun; investasi Rp 5 triliun sampai dengan kurang dari Rp 15 triliun selama sepuluh
tahun; investasi Rp 15 triliun sampai dengan kurang dari Rp 30 triliun selama 15 tahun; dan Rp 30 triliun
ke atas mendapatkan tax holiday selama 20 tahun.

Lalu setelah jangka waktu pemberian tax holiday tersebut berakhir, wajib pajak akan diberikan
pengurangan PPh Badan sebesar 50 persen dati PPh Badan terutang selama dua tahun pajak berikutanya
untuk nilai penanaman modal baru. Selain itu, wajib pajak akan diberikan pengurangan PPh Badan
sebesar 25 persen dari PPh Badan terutang selama dua tahun pajak berikutnya untuk penanaman modal
baru.
Objek Pajak PT BTL Dimuktahirkan

Daerah SELASA, 04 DESEMBER 2018 , 18:30:00 WIB | LAPORAN: ALEXANDER

RMOLBengkulu

RMOLBengkulu. Bidang Pendapatan Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Lebong, melakukan
pemuktahiran data objek pajak pada PT Bangun Tirta Lestari (BTL) di Desa Ladang Palembang,
Kecamatan Lebong Utara, Sabtu (1/12) lalu.

Kepala BKD Lebong, Wuwun Mirza melalui Kabid Pendapatan, Rudi Hartono, mengatakan, penilaian
ulang dilakukan oleh pihaknya lantaran perusahaan yang bergerak bidang energi tersebut sudah
ditargetkan berproduksi tahun 2019 mendatang.

"Selama ini pajak PT BTL sekitar Rp 170 juta karena masih melakukan kontruksi. Akan tetapi pihak
perusahaan menargetkan sudah berproduksi tahun depan," ujar Rudi kepada RMOLBengkulu, Senin
(3/12) siang.

Oleh sebab itu, kata Rudi, timnya langsung turun langsung ke lapangan dengan melibatkan tim ahli
untuk melakukan penilaian ulang.

Sebab, menurut Rudi dengan adanya perubahan status dari kontruksi ke produksi maka nilai ketetapan
pajak perusahaan tersebut dipastikan turut berubah.

"Nilai objek pajak berpotensi bertambah 2 hungga 3 lipat meningkat dari tahun sebelumnya. Makanya,
hasil penilaian ini jadi dasar kita menentukan ketetapan," demikian Rudi. [ogi]
Pajak Barang Mewah Kapal Yacht Dihapus Mulai Januari 2019

Pekerja menyelesaikan pembuatan kapal pesiar di galangan Heesen Yachts di Oss, Belanda, 8
Agustus 2018. REUTERS/Piroschka van de Wouw

TEMPO.CO, Jakarta - Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM sebesar 75 persen pada
kapal yacht bakal resmi dihapus mulai 1 Januari 2019. Pemerintah ingin menghapus penerimaan
pajak dari yacht yang hanya sekitar Rp 10 miliar per tahun ini demi mendapatkan penerimaan
negara yang lebih besar.

"Kalau kita keluarin (dari daftar barang yang terkena PPnBM), ternyata pemasukannya banyak,
perawatannya di sini, sewanya di sini," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut
Binsar Panjaitan dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 30 November 2018.

Penghapusan pajak bagi kapal yacht ini akan dilakukan dengan merevisi beberapa pasal dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kelompok Barang Kena Pajak yang
Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Saat ini, proses revisi
sedang berjalan dan menunggu masukan dari Kementerian Parwisata.

Aturan detail soal pengenaan pajak ini juga diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
35/PMK.010/2017. Dalam aturan ini, tak hanya kapal yacht yang dikenai pajak 75 persen, akan
tetapi juga Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam itu terutama dirancang
untuk pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis, kecuali untuk kepentingan negara atau
angkutan umum.

Selain itu, ada pula barang lain yang dikenai PPnBM dengan besaran yang berbeda. Contohnya
PPnBM untuk helikopter, senjata artileri, hingga revolver dan pistol sebesar 50 persen.
Kemudian PPnBM 20 persen untuk rumah dan town house dari jenis nonstrata title dengan
harga jual sebesar Rp 20 miliar atau lebih. Lalu apartemen, kondominium, town house dari jenis
strata title, dan sejenisnya dengan harga jual sebesar Rp 10 miliar atau lebih.

ADVERTISEMENT

Nah, kapal pesiar dan rumah mewah merupakan dua komoditas yang rencana bakal ikut terkena
relaksasi alias pengurangan PPnBM, bahkan pembebasan. Tujuannya sama, untuk
mendatangkan penerimaan yang lebih besar ketimbang sekedar penerimaan dari pajak yang
tidak seberapa. Tapi kemudian kapal pesiar tetap dikenai PPnBM, begitupun rumah mewah. "Ya
karena belum ada kajiannya saja," kata Luhut.

Akan tetapi, Luhut membuka peluang bahwa relaksasi bagi kapal yacht ini bukanlah yang
terakhir. PPnBM bagi barang mewah lainnya akan menyusul untuk dihapuskan setelah lengkap
kajiannya. "Nanti kami sapu, mana yang gak efisien, kami sapu semua," ujarnya.
Ditjen Pajak Kejar Setoran Rp 1.350 T, Pengamat: Sudah Optimal
Hendra Kusuma - detikFinance

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) menargetkan penerimaan sampai akhir tahun
ini akan sebesar 94,9% dari target yang sebesar Rp 1.424,00 triliun. Jika mampu merealisasikan
target tersebut, berarti di akhir tahun Ditjen Pajak akan menyetor ke negara Rp 1.350 triliun.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo
target tersebut sudah optimal.

"Sesuai pola pertumbuhannya, dan saya kira angka itu sudah optimal," kata Prastowo saat
dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut Prastowo, target penerimaan pajak itu juga sesuai prediksinya yang sejak awal tahun
memproyeksi setoran pajak berada di kisaran 94-95%. dari target APBN

Dapat diketahui, penerimaan pajak sampai Oktober 2018 telah mencapai 71,3% atau setara Rp
1.016,52 triliun dari target Rp 1.424,00 triliun atau masih kurang Rp 407,48 triliun.

Dia menambahkan biasanya penerimaan pajak bakal ngebut di akhir tahun.

"Biasanya 2 bulan terakhir, setidaknya Desember akan signifikan naiknya (penerimaan)," kata
Prastowo.

Selain itu, penerimaan pajak di akhir tahun paling banyak bersumber dari Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dan 23.

"Karena belanja APBN dan APBD, lalu PPN akhir tahun ssecara umum akan naik karena stok
yangg meningkat di akhir tahun," terang Prastowo. (hek/hns)
Nasdem Soal Janji PKS Hapus Pajak Kendaraan: Ngawur dan Nanggung
Senin, 26 November 2018 16:38 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus
menyebut janji PKS menghilangkan pajak kendaraan bermotor adalah hal "ngawur" dan
tanggung.

Bestari bahkan menyarankan PKS untuk sekalian berjanji menghilangkan Pajak Bumi dan
Bangunan bila hanya sekedar mencari popularitas.

"Ngawur. Asal ngomong nggak boleh. Kalau ditataran wacana, ngomong apapun bisa.
Nanggung kenapa cuma pajak motor? Kenapa nggak pajak PBB? Sekalian gitu, kalo mau
popularitas," kata Bestari saat di temui di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin
(26/11/2018).

"Kalkulatornya jelek itu, beli kalkulator baru itu PKS," imbuhnya.

Pasalnya, ungkap Bestari, pemerintah daerah sangat bergantung pada sokongan pajak sebagai
tambahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sebab adanya keterbatasan
subsidi yang diberikan pemerintah pusat.

Bestari menyebut janji kampanye PKS itu adalah hal yang ngawur, dan meyakini bakal ada
banyak penolakan oleh pemerintah daerah.

"Jadi kalau hanya untuk menang kampanye dan membuat program yang akan ditolak oleh
daerah, itu namanya ngawur," terang Bestari.

Politisi Nasdem itu juga menyarankan partai politik tidak mempolitisasi kemiskinan yang ada di
masyarakat dengan membuat program-program bohong.

"Sekarang aja satu motor aja harganya Rp 20 juta, yang punya motor orang miskin?
Jangan juga mempolitisasi kemiskinan rakyat dengan program-program yang bohong," ujarnya.

Sebelumnya wacana penghapusan pajak kendaraan bermotor dan pemberlakuan SIM seumir
hidup dicetuskan pertama kali oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan Pemilu PKS Almuzzammil
Yusuf.

Dia beralasan penghapusan itu hanya untuk masyarakat kelas bawah. Almuzzammil juga
menyebut, penerimaan pajak kendaraan bermotor tak signifikan meningkatkan APBD.

Nantinya, janji tersebut akan di terapkan usai PKS berhasil memenangkan kontestasi pemilu
2019 mendatang.
Prabowo Turunkan Pajak Badan, Penerimaan Negara Jatuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga
Uno memiliki sejumlah gagasan di bidang ekonomi, terutama sektor perpajakan untuk
diimplementasikan dalam 5 tahun ke depan.

Salah satunya, adalah rencana untuk menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) badan dari
yang saat ini sebesar 25%, menjadi 17%. Penurunan, akan dilakukan secara gradual setiap
tahunnya.

Meski demikian, rencana tersebut dinilai bisa berdampak buruk terhadap penerimaan pajak.
Apalagi, jika implementasi kebijakan tersebut tidak diiringi oleh perluasan basis pajak dan
pembangunan sistem yang handal.

"Penerimaan pajak kita akan terjun bebas," kata Direktur Eksekutif Center for Indonesian
Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo, dikutip dari siaran pers, Minggu (25/11/2018).

"Tahukah bahwa tarif pajak efektif di Singapura bahkan bisa jauh lebih rendah, sekitar 6% - 7%,
bahkan untuk kondisi tertentu bisa 0%," tegas Prastowo.

Prastowo pun mempertanyakan rencana penurunan tarif pajak, di tengah tax ratio Indonesia
yang rendah. Apabila tarif pajak diturunkan, maka secara langsung pundi-pundi penerimaan
pun akan berkurang.

"Prabowo baru saja mengkritik bahwa tax ratio kita rendah. Artinya penerimaan pajak
menurutnya kurang besar. Tapi kok malah mau menurunkan tarif pajak?," kata dia.

"Bukannya pembayaran pajak akan lebih kecil dan tax ratio juga semakin rendah?," tanya
Prastowo (ray)
Pajak Jadi Sumber Penerimaan Negara Paling Ideal, 2018 Penerimaan
Pajak Rp 1.618,1 Triliun
Jumat, 23 November 2018 09:10

Achmad Maudhody

Kakanwil DJP Kalselteng, Cucu Supriatna

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Peran pajak baik yang berasal dari setoran


pajak maupun pungutan melalui bea cukai terus menjadi komponen dominan penerimaan
negara.

Dilihat dari lima tahun ke belakang saja sejak Tahun 2014 hingga Tahun 2018 ini, pajak
sumbang 65 hingga 85 persen penerimaan negara.

Dari tahun ke tahun, jumlah kontribusi pajak pun cenderung meningkat, dimana pada Tahun
2014 sebesar R 1.144,86 triliun dan pada Tahun 2018 mencapai Rp 1.618,1 triliun.

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kalimantan Selatan dan
Tengah (Kalselteng), Cucu Supriatna menilai tren tersebut merupakan hal yang positif.

Menurutnya pajak merupakan alternatif paling baik sebagai sumber penerimaan negara
dibanding sumber penerimaan lainnya.

"Jual SDA tentu kita tahun SDA terbatas, hutang kita juga tahu nantinya wajib dibayar dan
dikembalikan, maka yang paling baik yaitu bersumber dari pajak," kata Cucu.

Karena itu menurutnya, Pemerintah saat ini berusaha untuk secara bertahap naikkan tax ratio di
Indonesia yang saat ini masih tergolong rendah.

"Saat ini tax ratio kita di Indonesia masih tergolong rendah baik di kawasan Asia maupun Asia
Tenggara yaitu kisaran 12 persen, ini yang pelan-pelan pemerintah berusaha meningkatkan,"
kata Cucu.(Achmad Maudhody)
Pajak Bandara Kualanamu Naik, Domestik jadi Rp 100.000
Internasional Rp 230.000 | merdeka.com

Tiket pesawat dan airport tax


Bandara Kualanamu. ©2012 Merdeka.com/Djoko Poerwanto

Merdeka.com - Manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara


Kualanamu memberlakukan tarif baru Passanger Service Charge (PSC), yang sebelumnya
dikenal dengan pajak bandara (airport tax). Kenaikan tarif berlaku mulai hari ini, Sabtu (1/12).

Tarif PSC untuk penerbangan domestik naik dari Rp 75.000 menjadi Rp 100.000 per
penumpang. Sementara, PSC penerbangan rute international naik dari Rp 200.000 menjadi Rp
230.000.

"Pemberlakuan tarif baru PSC ini sesuai surat Menteri Perhubungan Nomor :PR 303/1/25/PHB
2018 tanggal 14 November 2018 tentang Persetujuan Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat
Udara (PJP2U) atau yang lebih dikenal dengan Passenger Service Charge (PSC)," kata
Eksecutive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, Bayuh Iswantoro, Sabtu
(1/12).

Bayuh menyatakan kenaikan tarif PSC dimbangi dengan komitmen manajemen PT Angkasa
Pura II (Persero) untuk terus berinovasi dan mengembangkan digital airport. Mereka akan terus
melakukan pembenahan dan penambahan fasilitas untuk memberikan pelayanan prima bagi
pegguna jasa Bandara Kualanamu.

Fasilitas yang disiapkan manajemen di antaranya self check-in, baggage monitoring system,
Terminal Operation Center (TOC), movie theater, rest area, smart parking, body scanner, digital
wayfinding, penambahan trolley, serta penambahan bandwidth WiFi dengan kecepatan hingga
50 Mbps. Bandara Kualanamu juga akan didukung smart survey yang berfungsi sebagai sarana
menyampaikan saran dan keluhan.

Pengembangan terminal penumpang juga tengah direalisasikan dan dibagi dalam tiga tahap.
Terminal saat ini masih seluas 118.930 m2 akan dikembangkan menjadi 224.256 m2. Juga akan
ada penambahan lounge khusus jamaah umrah. Fasilitas counter check in pun akan ditambah
menjadi 140 counter pada 2019.

Bandara Kualanamu saat ini sudah melayani 11 juta penumpang per tahun. "Kita mendapat
berpredikat Bintang 4 dari Lembaga survei Skytrax selama 3 tahun berturutturut. Dengan
hadirnya fasilitas terbaru seperti Horison Sky Hotel dan didukung oleh program Smart Airport
diharapkan dapat meningkatkan predikat menjadi Bintang 5," harap Bayuh.
2 Hakim yang Denda Ditjen Pajak Rp 606 Miliar Didemosi

Palembang - Dua hakim PN Palembang, Sumatera Selatan, Kartijono dan Wishnu Wicaksono,
didemosi. Kedua hakim itu pernah menghukum Ditjen Pajak Rp 606 miliar di kasus salah
tangkap wajib pajak.

Demosi keduanya tertuang di keputusan Mahkamah Agung atau MA dalam hasil rapat
pimpinan, Selasa (27/11). Dari 217 hakim yang dirotasi, terlihat nama keduanya berada di
urutan ke-193 dan ke-194.

Karijono sebagai hakim PN Palembang yang berkedudukan di ibu kota provinsi, didemosi MA
ke pengadilan tingkat kabupaten, PN Cilacap, Jawa Tengah. Sedangkan hakim Wisnu
Wicaksono didemosi ke PN Tasikmalaya, Jawa Barat.

Hingga berita ini diturunkan, humas PN Palembang belum bisa dimintai konfirmasi. detikcom
sudah berusaha menemui pejabat PN Palembang, tetapi belum mendapatkan konfirmasi.

Kasus bermula saat Ditjen Pajak wilayah Sumselbabel mengusut tunggakan pajak atas
perusahaan dengan pemilik Teddy. Ditjen Pajak mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan
No.PRIN-002/WPJ.03/2014 tanggal 15 April 2014 dan surat pemberitahuan dimulainya
penyidikan S-02.SPDP/WPJ.03/BD.04/2014 tanggal 25 April 2014.

Kemudian disusul dengan penahanan Teddy sejak 19 Maret 2015 sampai 7 April 2015.
Dilanjutkan dengan tahanan kota sejak 30 April 2015 sampai 28 Juni 2015.

Kasus pun bergulir dan Teddy didakwa menggelapkan pajak Rp 90 miliar. Tapi, pada 22
Desember 2015, PN Palembang membebaskan Teddy. Majelis hakim menyatakan tudingan
Dirjen Pajak tidak terbukti. Putusan dikuatkan Mahkamah Agung (MA) pada 14 Desember
2016.

Berbekal putusan itu, Teddy mengajukan gugatan ganti rugi pada Kemenkeu atas apa yang
dialaminya dan PN Palembang mengabulkan gugatan tersebut. Majelis menghukum tergugat I
(Menkeu cq Dirjen Pajak) dan tergugat II (Kanwil Pajak Sumsel-Babel), baik secara sendiri-
sendiri maupun secara tanggung renteng, membayar ganti rugi kepada penggugat.

Kerugian itu berupa kerugian materiil untuk PT Ina Besteel tahun 2017 sejumlah Rp
419.762.172.27 dan PT Agrotek Andal Tahun 2017 sejumlah Rp 186.995.167.724.

"Maka total kerugian seluruhnya adalah Rp 606.757.340.002," ucap majelis dengan suara bulat
majelis hakim, yang terdiri atas Wisnu Wicaksono, Paluko Hutagalung, dan Kartijono.
(ras/asp)
Peringati Hari Oeang, DJP Pajak Besar Gelar Donor Darah dan Operasi
Katarak

Kanwil DJP Wajib Pajak Besar mengadakan bakti sosial donor darah dan operasi katarak gratis.

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Wajib Pajak Besar
(Kanwil DJP Wajib Pajak Besar) beserta seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak
Besar, KPP Perusahaan Masuk Bursa dan KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu
mengadakan bakti sosial donor darah dan operasi katarak gratis.

Kepala Kanwil DJP Wajib Pajak Besar Mekar Satria Utama mengatakan, kegiatan bakti sosial di
gedung Pajak Radjiman Wedyodiningrat Jalan Sudirman Jakarta ini dalam rangka memperingati
Hari Oeang ke-72.

Diharapkan dengan adanya bakti sosial ini dapat mewujudkan kepedulian serta rasa berbagi
terhadap sesama dan membawa manfaat bagi semua.

“Saya harap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin oleh Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
beserta seluruh unit kerja lain yang berada di gedung Radjiman Wedyodiningrat,” jelas dia
dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/11/2018).

Aksi sosial ini berlangsung mulai tanggal 31 Oktober 2018 yang diawali dengan donor darah
untuk para pegawai serta para tenaga pendukung yang bekerja di gedung Pajak Radjiman.

Operasi Katarak sendiri dimulai tanggal 3 November 2018 dengan screening para calon pasien
operasi katarak untuk menentukan apakah kesehatan serta tingkat kematangan katarak
memungkinkan untuk dioperasi.

Operasi katarak untuk para pasien yang lolos screening akan dilakukan bertepatan dengan hari
Pahlawan pada tanggal 10 November 2018 sedangkan perawatan pasca-operasi akan dilakukan
pada tanggal 11 November dan 17 November 2018.
Kemenkeu Siapkan Berbagai Insentif Pajak untuk Tarik
Investasi

Ilustrasi Foto Pajak (iStockphoto)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah siapkan beragam kebijakan perpajakan untuk menarik
investasi. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menuturkan, kalau dlihat dari scope-nya, sekarang ini insentif
perpajakan yang diberikan kepada dunia usaha mencakup tax holiday yang diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35 Tahun 2018 yang akan diperluas dari sisi sektornya.
Kemudan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), kelompok bidang usahanya yang
akan mendapatkan tax holiday.

"Kita juga menggunakan tax allowance, memberikan insentif untuk usaha kecil menengah dan
juga pembebasan PPN (pajak pertambahan nilai), serta insentif perpajakan di sektor
pertambangan, serta biaya masuk yang ditanggung oleh pemerintah," ujar Sri Mulyani, seperti
dikutip dari laman Setkab, Kamis (22/11/2018).

Selain itu, ia menuturkan, pemerintah juga memberikan insentif berdasarkan kawasan seperti
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan industri, dan free trade zona, dan tempat
penimbunan barang.

Berbagai insentif ini, lanjut Sri Mulyani diminta oleh Presiden Jokowi untuk dievaluasi sangat
ketat dari sisi efektivitasnya.

Ia menunjuk contoh seperti tax holiday dalam waktu enam bulan dari April hingga hari ini sudah
ada Rp 162 triliun penanaman modal baru yang mendapatkan tax holiday untuk sembilan
perusahaan yang akan mempekerjakan lebih dari 8.000 tenaga kerja di Indonesia. Dari sembilan
itu adalah penanaman modal baru sama sekali dan satu adalah perluasan.

"Kita akan terus diminta oleh Bapak Presiden untuk menyederhanakan prosesnya dan juga
mengevaluasi dari sisi kebutuhan efektivitas dari tax holiday ini untuk betul-betul meningkatkan
investasi,” ujar Sri Mulyani.

Kedua mengenai untuk usaha kecil dan menengah, menurut dia, dengan penurunan tarif dari satu
persen menjadi 0,5 persen. Jumlah pembayaran pajak di usaha kecil menengah sekarang ini
meningkat karena tarifnya menjadi kecil yakni 0,5 persen final.

Ia menuturkan, jumlah pembayar pajak baru mencapai lebih dari 232.000 dari 1,5 juta pembayar
pajak usaha kecil dan menengah. Sedangkan jumlah pajak yang dikumpulkan sekarang
mencapai lebih dari Rp 5 triliun.
Pemerintah Tak akan Terbitkan Jenis Pajak
Baru di 2019

Ilustrasi Foto Pajak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Badan Kebijakan Fiskal


(BKF) memastikan tidak akan mengeluarkan jenis pajak baru guna mendongkrak penerimaan
perpajakan di 2019.

Kepala BKF Suahasil Nazara mengatakan, guna mendorong penerimaan pajak, paradigma yang
digunakan bukan lagi menerbitkan banyak kebijakan pajak baru, tetapi meningkatkan kepatuhan
membayar dari wajib pajak.

"Kami tidak ingin menciptakan pajak baru, tapi compliance yang lebih baik," ujar dia di
kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Bahkan menurut dia, pemerintah akan memberikan insentif pajak bagi para pelaku usaha. Salah
satunya yaitu penghapusan PPN atas penyerahan jasa kena pajak sewa alat angkutan udara
internasional.

"PPN sewa alat angkut udara, ini yanag maskapai lagi gencar minta. Kemudian di pertambangan
batubara," kata dia.

Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif pengurangan pajak penghasilan (PPh)
badan (tax holiday) yang telah tertuang dalam paket kebijakan ekonomi XVI. Rencananya
payung hukum insentif tersebut akan terbit pada pekan ini.

"Bisa (keluar pekan ini). Itu kan Peraturan Menteri Keuangan. Belum (diundangkan) tapi akan
keluar," tandas dia.
Sri Mulyani: Dari 10 Orang RI, Cuma Satu yang Taat Bayar Pajak

Sri Mulyani pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Dok:
am2018bali.go.id

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyentil kurangnya kesadaran


masyarakat Indonesia untuk membayar pajak. Hal ini dia sampaikan saat menyaksikan
penandatanganan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian
Keuangan dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Agama (Kemenag),
dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"10 orang yang bekerja di Indonesia, baru satu yang terdaftar sebagai wajib pajak. Dari 10 orang
wajib pajak, yang betul-betul bayar pajak hanya 1 orang. Yang betul-betul sampaikan SPT,
hanya 5 orang," kata dia, di Kantor DJP, Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Ia melanjutkan, kenyataan tersebut tentu akan memberikan kesan negatif terutama bagi para
wajib pajak (WP) yang sudah patuh membayar pajak.

"Ini menggambarkan ketidakadilan. Pembayar pajak patuh melihat kenapa kita harus patuh terus
yang lain tidak terkena konsekuensi apa-apa," ungkapnya.

Kurangnya kesadaran wajib pajak di Indonesia dapat dilihat pada persentase tax ratio Indonesia
yang bergerak stagnan.

"Kalau dilihat dari tax ratio masih di bawah 15 persen selama 5 tahun terakhir kita berkutat
antara 10 sampai 12 persen," ujar dia.

Padahal, menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, potensi penerimaan negara dari
pajak masih sangat besar.

"Penerimaan pajak terhadap total penerimaan negara adalah 70 persen. Dan ini masih kecil
karena kita lihat potensinya sangat besar," katanya.

"PDB sudah mendekati Rp 16.000 triliun, tapi penerimaan pajak baru Rp 1.600 triliun. Kalau tax
ratio bisa dinaikkan dengan negara sekitar 16 persen dari PDB, maka kita punya potensi hampir
Rp 750 triliun," imbuhnya.

Karena itu, dia berharap penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan hari ini, dapat
mendorong meningkatnya kesadaran WP untuk membayar pajak.

"Tugas ini tidak mudah dibutuhkan satu pemahaman dan kesadarna yang harus ditanamankan
sejak usia dini. Oleh karena itu kita senang bikin MoU," tandasnya.
Razia di Jakbar, Pengendara Bisa Langsung Bayar Pajak di Lokasi

Razia pajak kendaraan di depan kantor Samsat Daan Mogot, Jakarta Barat. (Guruh/detikcom)

Jakarta - Razia pajak kendaraan digelar di depan kantor Samsat Jakarta Barat. Pelanggar pajak
kendaraan bisa langsung membayar pajak di lokasi.

Razia digelar dua jam sejak pukul 09.00 WIB, Senin (29/11/2018), di depan kantor Samsat,
Jalan Daan Mogot Km 13, Jakarta Barat.

"Pagi ini adalah giat razia gabungan agar masyarakat patuh membayar pajak, dan penghapusan
sanksi administrasi PKB (pajak kendaraan bermotor) dan BBNKB (bea balik nama kendaraan
bermotor)," kata Kepala Unit Pelayanan PKB dan BBNKB Jakarta Barat Elling Hartono di
lokasi.

ATM dan kasir disiapkan di halaman Samsat untuk pelanggar membayar pajak. Kendaraan yang
langsung membayar pajak di lokasi akan dilepas. Namun yang tidak membayar pajak akan
ditilang.

Total pajak yang diterima melalui razia hari ini sebanyak Rp 55.708.000. Perinciannya, 3 mobil
membayar tunggakan pajak lebih dari setahun dan diberi surat keterangan pajak (SKP) dengan
nilai Rp 14.233.200. Sementara perpanjangan pajak tahunan, 9 mobil Rp 40.895.600 dan 2 unit
sepeda motor Rp 580.000.

"Sedangkan yang ditilang ada 13 unit mobil, termasuk 1 unit mobil yang ditahan karena STNK
mati. Sedangkan motor yang ditilang ada 5 unit motor. Total yang ditilang ada 18 unit
kendaraan," ujarnya.

Elling mengatakan penghapusan denda pajak ini masih dalam rangka Hari Pahlawan. Selain itu,
untuk mendorong warga patuh membayar pajak.

"Imbauan kami, supaya masyarakat itu patuh membayar pajak. Jangan sampai adanya razia
bersama ini mereka kena penilangan," tuturnya.
(idh/rvk)

Anda mungkin juga menyukai