Keperawatan Transkultural
Keperawatan Transkultural
A. Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture,
Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui.
sedangkan Cultur berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Cultur berarti
:kebudayaan , cara pemeliharaan , pembudidayaan. kepercayaan , nilai – nilai dan pola
perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi
berikutnya. Sedangkan cultural berarti : Sesuatu yang berkaitan dengan
kebudayaan. Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat. dan kebudayaan
berarti :
a) Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia seperti kepercayaan ,
kesenian dan adat istiadat.
b) Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk
menjadi pedoman tingkah lakunya.
Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai :
a) Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya
yang lain.
b) Pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial
c) Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda , ras , yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien /
pasien ). Menurut Leininger ( 1991 ).
B. Konsep Transkultural
Kazier Barabara ( 1983 ) dalam bukuya yang berjudul Fundamentals of Nursing
Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah tindakan
perawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang
meliputi pengetahuan ilmu humanistic , philosopi perawatan, praktik klinis keperawatan ,
komunikasi dan ilmu sosial . Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat
seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio –
psycho – social – spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan harus didasarkan pada
tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata
sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma , adat istiadat menjadi
acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain . Pola kehidupan yang
berlangsung lama dalam suatu tempat , selalu diulangi , membuat manusia terikat dalam
proses yang dijalaninya . Keberlangsungaan terus – menerus dan lama merupakan proses
internalisasi dari suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter , pola
pikir , pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada
pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach ).
Kehamilan dan kelahiran bayi pun dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya
universal sama. Namun proses kelahiran sering ditanggapi dengan cara-cara yang
berbeda oleh aneka kelompok masyarakat (Jordan, 1993). Berbagai kelompok yang
memiliki penilaian terhadap aspek kultural tentang kehamilan dan kelahiran menganggap
a. Di provensi jambi
setempat jika wanita hamil makan rebung maka bayinya akan berbulu
seperti rebung.
» Fakta di lapangan : Masih banyak para waita hamil yang masih percaya
bulu yang sangat lebat di bagian luarnya,maka dari itu masyarakat jambi
b. Di provinsi jambi
tersebut. Dan diperkuat dengan adanya bayi yang lahir dengan ukuran
c. Di daerah jawa
Mitos : Ibu hamil tidak boleh menyiksa atau membunuh binatang karena bayi akan menyerupai b
» Fakta di lapangan : Masih banyak masyarakat terutama di aerah jawa yang masih mempercayai
hal tersebut.
Opini : Secara medis hal ini tidak teruji kebenarannya karena rupa bayi diturunkanoleh faktor gin
etik kedua orang tuanya. Namun dibalik mitos ini perlu diambil pesanmoralnya,
yaitu : Perilaku ibu dan suami di himbau untuk dapat mengendalikan emosiagar tidak menjadi co
d. Di daerah jawa
» Fakta di lapangan : Sebagian masih banyak yang mempercayai hal tersebut karena didukung
serta dapat menurunkan resiko infeksi prematuritas.Namun jikaberlebih (lebih dari 1000mg/hari)
e. Di daerah jawa
» Mitos
:Berhubungan seks saat hamil bisa menyakiti janin dan membuat janin kotor terkena sperma.
» Fakta di lapangan : Banyak yang masih mempercayai hal tersebut
» Opini
:Hubungan seks saat hamil tidak akan menyakiti dan tidak akan membahayakanjanin.FYI (For
Your Information) : di dalam perut terdapat 7 lapisan perut, rahim, ketuban dan air ketuban.
f. Di daerah jawa
» Mitos : Ibu hamil tidak boleh menyiapkan perlengkapan bayi sebelum melahirkan.
» Fakta di lapangan : Konon katanya sebelum melahirkan tapi sudah membeli perlengkapan
bayi,maka anaknya akan lahir sebelum waktunya atau bahkan akan keguguran.
Pantangan dan simbol yang terbentuk dari kebudayaan hingga kini masih dipertahankan
dalam komunitas dan masyarakat. Dalam menghadapi situasi ini, pelayanan kompeten secara
budaya diperlukan bagi seorang perawat untuk menghilangkan perbedaan dalam pelayanan,
bekerja sama dengan budaya berbeda, serta berupaya mencapai pelayanan yang optimal bagi
klien dan keluarga. perawat harus mampu memahami kondisi kliennya yang memiliki budaya
berbeda. Perawat juga dituntut untuk memiliki keterampilan dalam pengkajian budaya yang
akurat dan komprehensif sepanjang waktu berdasarkan warisan etnik dan riwayat etnik, riwayat
biokultural, organisasi sosial, agama dan kepercayaan serta pola komunikasi. Semua budaya
mempunyai dimensi lampau, sekarang dan mendatang. Untuk itu penting bagi perawat
memahami orientasi waktu wanita yang mengalami transisi kehidupan dan sensitif terhadap