Anda di halaman 1dari 18

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS

“Model Kurikulum”

Disusun Oleh :

JASMIT FIKRI ( 16053097)

TARA OKTAVIA FAROZA (16053030)

DERI AFRIZAL (15053058)

Dosen :

ANNUR FITRI HAYATI, S.Pd, Mm

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tepat waktu dan tanpa suatu hambatan apapun. Kami juga berterima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini hingga dapat kami selesaikan.

Adapun makalah ini berisi tentang “Telaah Kurikulum dan Buku Teks”.
Dimana dalam materi pembahasan tersebut kita dapat mempelajari dan
memahami sebagai bahan pembelajaran.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dari isi materi,
segi bahasa, penyusunan, dan dari segi lainnya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara sekalian, supaya
kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Padang, 02September 2018


DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................... 5

BAB II........................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6

2.1 Model Kurikulum................................................................................................ 6

A. Kurikulum Subjek Akademik ...................................................................... 7

B. Kurikulum Humanistik ................................................................................ 8

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial ................................................................. 11

D. Kurikulum Teknologi ................................................................................ 12

BAB III .................................................................................................................... 15

PEUTUP ................................................................................................................. 15

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum dapat dikategorokan kedalam empat kategori umum,


yaitu subjek akademik, humanistic, rekonstruksi social, teknologis.
Masing-masing kategori memiliki perbedaan dalam hal apa yang harus di
ajarkan, oleh siapa di ajarkan, kapan, dan bagaimana mengajarkannya.

Konsep kurikulum humanistic lebih mengarah pada kurikulum


yang dapat memuaskan setiap induvidu, agar mereka dapat
mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan keunikan masing-
masing.

Konsep kurikulum teknologi member pandangan bahwa kurikulum


harus dibuat sebagai suatu proses teknologi untuk dapat memenuhi
keinginan pembuat kebijakan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Model Kurikulum ?

2. Apa itu Kurikulum Subject Akademik ?

3. Apa itu Kurikulum Humanistik ?

4. Apa itu Kurikulum Rekstruksi Sosial ?

5 Apa itu Kurikulum Teknologi ?


1.3 Tujuan Masalah

1. Agar orang dapat mengetahui apa itu model kurikulum

2. Agar dapat memudahkan orang dapat memahami Kurikulum dalam


pembelajaran

3. Agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kurikulum


tersebut

4. Agar dapat membantu pelajar dalam penelitiannya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Kurikulum

Kurikulum dapat dikategorokan kedalam empat kategori umum,


yaitu subjek akademik, humanistic, rekonstruksi social, teknologis.
Masing-masing kategori memiliki perbedaan dalam hal apa yang harus di
ajarkan, oleh siapa di ajarkan, kapan, dan bagaimana mengajarkannya.

Konsep kurikulum humanistic lebih mengarah pada kurikulum yang


dapat memuaskan setiap induvidu, agar mereka dapat mengaktualisasikan
dirinya sesuai dengan potensi dan keunikan masing-masing. Adapun
konsep kurikulum rekonstruksi social tidak sekedar menekankan pada
minat individu, tetapi juga pada kebutuhan sosialnya. Tanggung jawab
kurikulum ini adalah untuk memberikan dampak social, dalam
pembentukan dan penciptaan masyarakat masa datang yang lebih baik.
Konsep kurikulum rekonstruksi sosial juga memberi penekanan pada
proses perkembangan nilai-nilai social.

Konsep kurikulum teknologi member pandangan bahwa kurikulum


harus dibuat sebagai suatu proses teknologi untuk dapat memenuhi
keinginan pembuat kebijakan. Konsep kurikulum akademik, disisilain di
pandang sebagi wahana untuk mengendalikan mata pelajaran yang akan di
pelajari oleh peserta didik. Mereka menganggap bahwa kurikulum
merupakan jalan terbaik untuk mengembangkan pemikiran, dan
penguasaan pengetahuan secara umum ditemukan dalam kurikulum yang
memberikan kontribusi berfikir rasional.
Pembahasan berikut akan berisi mengenai kategori kurikulum
berdasarkan manfaat , isi, metode, organisasi, serta evaluasinya.

A. Kurikulum Subjek Akademik

Dari waktu ke waktu para ahli akademik terus mencoba


mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik
untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk
mengamati, hubungan antar sesama, analisis data, dan penarikan
kesimpulan. Mereka menginginkan peserta didik berlaku layaknya seorang
ahli fisika, biologi, atau sarjanawan. Oleh karena itu, sebagai anggota
masyarakat mereka perlu mengikuti perkembangan displin ilmu, dengan
memahami dan mendukungnya, dan jika perlu melanjutkan studinya, untuk
menjadi seorang ahli dalam bidang tertentu.

Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik


(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu, semua
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa
lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil
budayamasa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi
pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya.
Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh
atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh
guru.

Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi


yamg disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur
memperhatiakan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang
dipilih sangat beruntung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi
pelajaran tersebut.
Beberapa kegiatan belajar memungkinkan untuk mengadakan
generalisasi, suatu pengetahuan dapat digunakan dalam konteks lain,
daripada sekedar yang dipelajarinya, dapat merangsang ingatan apabila
siswa diminta untuk menghubungkannya dengan masalah lain. seorang
siswa yang belajar fisika, umpamanya, harus melakukan kegiatan belajar
sebagaimana seorang ahli fisika melakukannya.

Karakteristik kurikulum :

a. kurikulum menekankan isi/materi ajaran

b. isi kurikulum berasal dari disiplin ilmu (solid-sistematis)

c. peranan guru sangat dominan

d. penyajian : ekspositori & inkuiri

Satu kesalahan dalam pendekatan ini adalah kegalalan dalam untuk


memberikan perhatian pada yang lainnya, dan melihat bagaimana isi dan
disiplin dapat membawa mereka pada permasalahan kehidupan modern
yang kompleks, yang tidak dapat dijawab oleh hanya satu ilmu saja.

B. Kurikulum Humanistik

Berdasarkan kurikulum humanistik fungsi kurikulum adalah


menyiapkan peserta didik dengan berbagai pengalaman naluriah yang
sangat berperan dalam perkembangan individu. Bagi para pendukung
kurikulum humanistik tujuan pendidikan adalah suatu proses atas diri
individu yang dinamis yang berkaitan dengan pemikiran integritas dan
otonominya.
Model kurikulum humanistik, yang muncul sebagai reaksi atas pendidikan
yang lebih menekankan aspek intelektual siswa dan dominasi guru. Model
kurikulum ini menganggap bahwa siswa adalah yang pertama dan utama
dalam pendidikan. Siswa dengan potensi, kemampuan dan kekuatannya
selalu bisa dikembangkan dari sisi intelektual, afeksi, dan sosialnya.
karakteristik dari kurikulum adalah :

· Peserta didik adalah subjek, punya peran utama.

· Isi atau bahan sesuai minat atau kebutuhan peserta didik.

· Menekankan keutuhan pribadi

· Penyampaian materi dengan: discovery, inquiry, dan penekanan


masalah.

Dalam kurikulum humanistik guru diharapkan dapat membangun


hubungan emosional yang baik dengan peserta didiknya, untuk
perkembangan individu peserta didik itu selanjutnya. Oleh karena itu peran
guru yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Mendengarkan pandangan realitas peserta didik serta komprehensif


2. Menghormati individu peserta didik dan yang ketiga
3. Tampil alamiah autentik tidak dibuat-buat,

Dalam pendekatan humanistik peserta didik diajar untuk


membedakan hasil berdasarkan maknanya, Guru seharusnya dapat
menyediakan kegiatan yang memberikan alternatif pengalaman belajar bagi
peserta didik.

Evaluasi kurikulum humanistik berbeda dengan evaluasi pada


umumnya yang lebih ditekankan pada hasil akhir atau produk. Sebaliknya,
evaluasi kurikulum humanistik lebih memberi penekanan pada proses yang
dilakukan.Kurikulum ini melihat kegiatan sebagai sebuah manfaat untuk
peserta di masa depan.Kelas yang baik akan menyediakan berbagai
pengalaman untuk membantu peserta didik menyadari potensi mereka dan
orang lain serta dapat mengembangkannya.

Pada kurikulum ini, guru diharapkan mengetahui respon peserta


didik terhadap kegiatan mengajar.Guru juga diharapkan mengamati apa
yang sudah dilakukannya, untuk melihat umpan balik setelah kegiatan
belajar dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut,berikut ini adalah beberapa
acuan dalam kurikulum humanistic.

1. Integrasi semua domain afeksi peserta didik, yaitu emosi, sikap dan nilai-
nilai dengan domain kognitif yaitu kemampuan dan pengetahuan.Agar
integrasi tersebut dapat terjadi menurut Shapiro kurikulum harus terdiri atas
berbagai elemen berikut :
a. Partisipasi
b. Integrasi, interaksi, perasaan dan kegiatan
c. Relevan dengan kebutuhan hidup
d. Pribadi
e. tujuan sosial untuk membangun kebutuhan pribadi dan lingkungan
masyarakat.

2. Kesadaran dan kepentingan

3. Respon terhadap ukuran tertentu seperti ke dalam suatu keterampilan. Oleh


karena itu kurikulum humanistik perlu mempertimbangkan motivasi untuk
mencapai hasil dan minat peserta didik.

Sebagai suatu hal yang amal alamiah, kurikulum humanistik memiliki


beberapa kelemahan, seperti :

1. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi


perkembangan individual peserta didik.
2. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik pada
kenyataannya di setiap program terdapat keragaman peserta didik.
3. Kurikulum ini kurang melibatkan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan,
4. Dalam kurikulum ini prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang
dihubungkan

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Kurikulum rekonstruksi soasial sangat memperhatikan hungungan


kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi.
Banyak prinsip kelompok ini yang konsisten dengan cita-cita tertinggi,
cntohnya masalah hak asasi kaum minoritas, keyakinan dalam intelektual
masyarakat umumnya, dan kemampuan menentukan nasib sendiri sesuai
arahan yang mereka inginkan.

pemusatan pada masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.


Melalui interaksi dan kerja sama antara siswa, guru, orang tua, lingkungan,
masalah-masalah yang terdapat di masyarakat dapat terselesaiakan sehingga
terbentuk masyarakat yang lebih baik.

Pendukung kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk


menghadapkan peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan
kemanusiaann. Para pendukung kurikulum ini yakin, bahwa permasalahan
yang muncul tidak harus diperhatikan oleh “pengetahuan sosial” saja, tetapi
oleh setiap disiplin ilmu, termasuk ekonomi, kimia, matematika, dan lain-
lain.

Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial antara


lain melibatkan :
1. Survei kritis terhadap suatu masyarakat;

2. Studi yang melihat hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi


nasional atau internasional;

3. Studi pengaruh sejarah dan kecendrungan situasi ekonomi lokal;

4. Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian;

5. Berbagai pertimbangan perubahan politik; dan

6. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya.

Dalam kurikulum rekonstruksi sosial guru berperan menghubungkan


tujuan peserta didik dengan manfaat lokal, nasional, dan internasional. Para
peserta didik diharapkan dapat menggunakan minatnya dalam menentukan
jawaban atas permasalahan sosial yang di bahas di kelas.

Pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial


harus memenuhi tiga kriteria berikut, yaitu nyata, membutuhkan tindakan,
dan harus mengajarkan nilai.

Adapun kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pertanyaan


berikut :

 Dapatkah manusia tercukupi dengan kemampuan yang dimilikinya dalam


menghadapi tantangan keterbatasan ?

 DApatkah antar tetangga belajar bekerjasama dalam memecahkan masalah


mereka masing-masing.

 Dapatkah stabilitas ekonomi dan politik dibangun kembali agar masyarakat


tempat mereka berada mempunyai kemudahan dalam mengakses sumber-
sumber budaya dan lingkungan ?
Evaluasi dalam kurikulum rekonstruksi sosial mencakup spektrum yang
luas, yaitu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan permasalahan,
kemungkinan pemecahan masalah, pendefenisian kembali pandangan mereka
tentang dunia, dan keauan mengambil tindakan atas suatu ide.. Disampig itu,
peserta didik diharapkan dapat menilai pembelajaran mandiri yang sudah dilakukan
untuk melihat apa yang mereka sudah pelajari.

D. Kurikulum Teknologi

Model kurikulum teknologis,yang menekankan pemanfaatanberbagai hasil


teknologi untuk memberikan layanan belajar kepada setiap individu siswa.
Teknologi dalam pengertian alat lebih dilihat dari sisi penunjang pembelajaran
yang efisien dan efektif. Dan pengertian sistem, mengarah pada program yang
ditunjang alat dan media pengajaran.

Dikalangan pendidikan, teknoligi sudah dikenal dalam bentuk


pembelajaran berbasis komputer, sistem pembelajaran individu, serta kaset atau
vidio pembelajaran banyak pihak yang kurang menyadari bahwa teknologi sangat
membantu menganalisis masalah kurikulum, dalam hal pembuatan, implementais,
evaluasi, dan pengelolaan instruksional.

Karakteristik :

 Tujuan dirici menjadi objektif

 Menekankan isi (uraian kopetensi)

 Disain mengajar disusun sistematik(megguaka analisis approach)

 Isi disajikan dalam media tulis & elektronik

 Evaluasi meggunakan objektif

Perspektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektivitas


program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan.
Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara, yaitu aplikasi dan teori.
Aplikasi teknologi merupakan suatu rencana penggunaan beragam alat dan media,
atau tahapan basis instruksi. Sebagai teori, teknologi dugunakan dalam
pengembangan dan evaluasi material kurikulum dan instruksional. Pandangan
pertama menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi lebih diarahkan pada
bagaimana mengajarkannya, bukan apa yang diajarkan. Adapun pandangan kedua
menyatakan bahwa teknologi diarahkan pada penerapan tahapan instruksional.

Pada tahun 1960, B.F. Skinner menganjurkan efisiensi dalam belajar, yaitu
cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta didik yang
lebih banyak. Bentuk efisiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku
tertentu. Bedasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk
membangun kurikulum alam bentuk latihan terprogram, antara lain :

 Memberi perhatian kepada peserta didik;

 Menginformasikan kepada peserta didik tentang ekspektasi hasil;

 Mengaktifkan kemampuan yang relevan;

 Memberikan stmulus pada tugas;

 Memberi tanggapan koreksi saat terjadi kesalahan;

 Menyediakan umpan masukan;

 Mengukur kinerja; dan

 Meyakini ingatan

Inti dari kurikulum teknologi adalah keyakinan bahwa materi


kurikulum yang digunakan oleh peserta didik seharusnya dapat menghasilkan
kompentensi khusus bagi mereka. Meskipn demikian, masih ada tiga
permasalahan yang belum terpecahkan dalam kurikulum teknologi ini, yaitu :

1. Kesalahan Hierarki dalam persyaratan dan standar pemisahan dari


penguasaan belajar;

2. Ketidaktepatan penerapan dalam situasi yang tidak pasti dan


3. Keterbatasan konsep individualisme.

Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan


memberi kontribusi mengenai keefektifan instruksional, tahapan instruksional, dan
membantu perkembangan peserta didik.

Salah satu kelemahan kurikulum teknologi ini adalah kurangnya perhatian


pada penerapan dan dinamika inovasi. Model teknologi ini hanya menekankan
pengembangan efektifitas produk saja, sedangkan perhatian untuk mengubah
lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara
pandang masyarakat, sangat kurang.

Jenis-Jenis teknologi:

 Teknologi cetak

 Teknologi audio-vidio

 Teknologi berbasis komputer

 Teknologi terpadu
BAB III

PEUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kurikulum dapat dikategorokan kedalam empat kategori umum,


yaitu subjek akademik, humanistic, rekonstruksi social, teknologis.
Dari waktu ke waktu para ahli akademik terus mencoba
mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik
untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk
mengamati, hubungan antar sesama, analisis data, dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan kurikulum humanistik fungsi kurikulum adalah
menyiapkan peserta didik dengan berbagai pengalaman naluriah yang
sangat berperan dalam perkembangan individu.Kurikulum rekonstruksi
soasial sangat memperhatikan hungungan kurikulum dengan sosial
masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Dikalangan pendidikan,
teknoligi sudah dikenal dalam bentuk pembelajaran berbasis komputer, sistem
pembelajaran individu, serta kaset atau vidio pembelajaran banyak pihak yang
kurang menyadari bahwa teknologi sangat membantu menganalisis masalah
kurikulum, dalam hal pembuatan, implementais, evaluasi, dan pengelolaan
instruksional.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Prof.Dr.H.Oemar.(2007).Dasar-dasar Pengembangan

Kurikulum. Peerbit: PT. REMAJA RSDAKARYA, BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai