dan hal ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akan aktif bila dirangsang oleh
rangsangan kimia, mekanis dan suhu.
pasca bedah TUR prostat pada kelompok
Bila sel-sel tersebut mengalami
kerusakan maka zat-zat tersebut
akan keluar merangsang
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
reseptor nyeri sedangkan pada mekanik untuk tumbuh atau berhenti tumbuh.
umumnya karena spasme otot dan Pada permukaan sel terutama sel saraf
kontraksi otot. Spasme otot akan terdapat area yang menerima
menyebabkan penekanan pada pembuluh endorphine. Ketika endorphine terpisah
darah sehingga terjadi iskemia pada dari DNA, endorphine membuat
jaringan, sedangkan pada kontraksi otot kehidupan dalam situasi normal
terjadi ketidakseimbangan antara menjadi tidak terasa
kebutuhan nutrisi dan suplai nutrisi menyakitkan. Endorphine
sehingga jaringan kekurangan nutrisi dan mempengaruhi impuls nyeri dengan
oksitosin yang mengakibatkan terjadinya cara menekan pelepasan
mekanisme anaerob dan menghasilkan neurotransmitter di presinap atau
zat besi sisa, yaitu asam laktat yang menghambat impuls nyeri dipostsinap
berlebihan kemudian asam laktat tersebut sehingga rangsangan nyeri tidak
merangsang serabut rasa nyeri. Salah dapat mencapai kesadaran dan
satu penatalaksanaan yang dapat sensorik nyeri tidak dialami (Solehati
dilakukan untuk meringankan atau & Kokasih, 2015).
menghilangkan rasa nyeri adalah terapi Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian bahwa relaksasi benson
Benson (Solehati & Kokasih,
efektif untuk mengurangi rasa nyeri
2015).
Terapi Benson merupakan pasca bedah dalam Roukulcharoen,
teknik relaksasi pernafasan dengan 2003, The effect of systemic relaxation
melibatkan keyakinan yang technique on postoperative pain in
mengakibatkan penurunan terhadap Thailand. Sama halnya penelitian yang
konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot- dilakukan oleh Datak (2008) mengenai
otot tubuh menjadi rileks sehingga efektifitas relaksasi benson terhadap
menimbulkan perasaan tenang dan nyeri pascabedah pasien TUR prostat
nyaman. Apabila O2 dalam otak juga membuktikan bahwa relaksasi
tercukupi maka manusiadalam kondisi benson efektif mengatasi nyeri
seimbang. Kondisi ini akan dibandingkan hanya menggunakan
menimbulkan keadaan rileks secara terapi analgetik saja dengan pvalue
umum pada manusia. Perasaan rileks 0,019 < α (0,05). Relaksasi Benson
akan diteruskan ke hipotalamus untuk dikembangkan dari metode respons
menghasilkan conticothropin releaxing relaksasi dengan melibatkan faktor
factor (CRF). CRF akan merangsang keyakinan. Jumlah responden pada
kelenjar dibawah otak untuk penelitian ini 16 orang, 10 orang
meningkatkan produksi proopiod beragama Kristen dan 6 orang
melanocorthin (POMC) sehingga beragama islam, sehingga
produksi enkephalin oleh medulla penggunaan kata atau kalimat yang
adrenal meningkat. Kelenjar dibawah digunakan selama melakukan
otak juga menghasilkan β endorphine relaksasi benson disesuaikan dengan
sebagai neurotransmitter (Yusliana, keyakinan responden.
2015). Yusliana (2015) yang berjudul
Endorphine muncul dengan cara efektivitas relaksasi benson terhadap
memisahkan diri dari deyoxyribo nucleid penurunan nyeri pada ibu post partum
acid (DNA) yaitu substansi yang mengatur section caesarea dalam hasil penelitian
kehidupan sel dan memberikan perintah menunjukkan rata-rata nyeri
bagi sel postpartumsectio caesarea setelah
diberikan intervensi pada
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
s/themes/newihstheme/display
e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 5 Nomor 1, Februari 2017
1. Judul
“Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi di
RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU dan RS TK.III R.W. MONGOSIDI TELING
MANADO”
2. Latar Belakang
Apendisitis merupakan penyebab yang paling umum dari inflmasi akut kuadran
kanan bawah rongga abdomen dan penyebab yang paling umum dari pembedahan
abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada wanita. Remaja lebih banyak
daripada dewasa. Insiden tertinggi adalah mereka yang berusia 10 sampai 30 tahun
(Brunner & Suddarth, 2000)
Dalam penelitian yang dilakukan Dani & Calista (2013) yang berjudul
karakteristik penderita apendisitis akut di Rumah Sakit Imanuel Bandung menyatakan
bahwa keluhan utama yang tersering dari 152 kasus apendisitis adalah nyeri perut di
bagian kanan bawah sebanyak 96,05 %.
Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan untuk
meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh
klien. Ada dua cara penatalaksanaan nyeri yaitu terapi farmakologis dan non-
farmakologis. Tindakan perawat untuk menghilangkan nyeri selain mengubah posisi,
meditasi, makan, dan membuat klien merasa nyaman yaitu mengajarkan teknik relaksasi
(Potter & Perry, 2005).
Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik pernapasan yang
biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang mengalami nyeri atau
mengalami kecemasan. Dan, pada relaksasi Benson ada penambahan unsur keyakinan
dalam bentuk kata-kata yang merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami. Kelebihan
dari latihan teknik relaksasi dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah dilakukan
dan tidak ada efek samping apapun (Solehati & Kosasih, 2015).
Benson (2000) mengatakan, bahwa jika individu mulai merasa cemas, maka akan
merangsang saraf simpatis sehingga akan memperburuk kecemasan sebelumnya.
Kemudian, daur kecemasan dan nyeri dimulai lagi dengan dampak negatif semakin besar
terhadap pikiran dan tubuh (Solehati & Kokasih, 2015).
3. Masalah Peneliti
Apakah ada Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post
Operasi
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Benson
terhadap skala nyeri pada pasien post operasi apendiksitis di RSUP. Prof. Dr. R.D.
Kandou dan RS Tk. III R.W. Mongonsidi Teling Manado.
5. Manfaat Penelitian
Untuk perawat diharapkan dapat menggunakan teknik Relaksai Benson ini sebagai salah
satu metoda alternatif untuk mengatasi masalah nyeri dan kecemasan pada klien Post
Operasi.
6. Kerangka Konsep
Pengaruh
Teknik Relaksasi Benson
7. Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh Relaksasi Benson untuk
mengurangi rasa nyeri dan kecemasan pada pasien Post Operasi.
8. Hipotesis
a. Adanya pengaruh teknik Relaksasi Benson terhadap skala nyeri pada pasien Post
Operasi
b. Tidak adanya pengaruh teknik Relaksasi Benson terhadap skala nyeri pada pasien
Post Operasi
9. Desain Penelitian
Metoda penelitian ini termaksud kedalam penelitian Kuantitatif dengan menggunakan
Non Probility sampling yaitu Purposive Sampling.
10. Populasi/Sampel
Teknik pengambilan Sampel menggunakan rumus untuk penelitian Quasi Eksperimen
dengan desain Pre and Post Test Without Control dengan jumlah sampel 16 orang.
11. Instrumen
Instrumen dari penelitian ini adalah Observasi pasien yang mengalami nyeri Post Operasi
dengan melihat pengaruh teknik Relaksasi Benson terhadap skala nyeri pada pasien Post
Operasi.
Smeltzer & Susanne, C. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner and Suddart.
Jakarta: EGC
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental: Konsep, proses dan praktik. Ed. 4.
Vol. 2. Jakarta: EGC
Pada tahun 2020 menghasilkan ahli madya keperawatan
yang unggul dalam penguasaan teknologi keperawatan
neurosains