Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran
elektronelektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul
akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik
hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam
bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke
seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.
Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di
tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita
atau bagian-bagian tubuh lainnya. Biolistrik merupakan energi yang dimiliki
bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan
oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan
luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat
biolistrik sangat penting.
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa di gunakan dalam kehidupan se
hari-
hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Walaupun
pemakaian praktis darikelistrikan telah dikembangkan khususnya pada abad
keduapuluh, penelitian dibidang kelistrikanmempunyai sejarah yang panjang.
Pengamatan terhadap gaya listrik dapat ditelusuri sampai padazaman Yunani
kuno. Orang-orang Yunani telah mengamati bahwa setelah batu amper
digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Kata
listrik berasal dari bahasaYunani untuk amper yaitu electron.
Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak,ja
ntung,ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan
berbagai jaringan lainnya. Semuanya bekerja berdasar sistem kelistrikan.
Karena itu kita bisa mengukur tegangan listrik

1
di bagian tubuh mana pun yang kita mau. Semuanya ada tegangan listriknya.
Bahkan setiap sel ditubuh kita memiliki tegangan antara -90 mvolt pada saat
rileks sampai 40 mvolt pada saat beraktivitas.
Tubuh kita boleh disebut sebagai sistem elektromagnetik. Sebab kelistrikan
erat kaitannya dengan kemagnetan. Otak kita memiliki medan kemagnetan.
Sebagaimana jantungataupun bagian-bagian lain di tubuh kita.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari biolistrik ?
1.2.2 Apa hukum/rumus yang mendasari biolistrik?
1.2.3 Bagaimana sistem syaraf pada manusia?
1.2.4 Bagaimana kelistrikan syaraf pada manusia?
1.2.5 Bagaimana potensial listrik syaraf pada manusia?
1.2.6 Bagaimana kelistrikan pada sinapsis dan neuromyal junction?
1.2.7 Bagaimana kelistrikan pada otot jantung?
1.2.8 Bagaimana kelistrikan pada otak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian biolistrik
1.3.2 Untuk mengetahui hukum/rumus yang mendasari biolistrik
1.3.3 Untuk mengetahui sistem syaraf pada manusia
1.3.4 Untuk mengetahui kelistrikan syaraf pada manusia
1.3.5 Untuk mengetahui potensial listrik syaraf pada manusia
1.3.6 Untuk mengetahui kelistrikan pada sinapsis dan neuromyal
junction
1.3.7 Untuk mengetahui kelistrikan pada otot jantung
1.3.8 Untuk mengetahui kelistrikan pada otak

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah
satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik
juga merupakan fenomena sel. Sel-sel jaringan tubuh manusia mampu
menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif
pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan
dalam bidang batas/membrane (Carr, 1998).
Di dalam sebuah sel terdapat ion Na+ , K+ , Cl- dan protein. Pada saat
membran sel istirahat (tidak ada sinyal listrik) muatan di dalam sel lebih
negative daripada di luar sel. Jika terdapat rangsangan maka ion Na+ akan
masuk dari luar menuju dalam sel dan membrane sel berada dalam keadaan
depolarisasi. Terjadinya depolarisasi sel membrane secara tiba-tiba disebut
potensial aksi.
Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik
sangat penting. Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat
yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor
ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan,
perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
biolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang
pada permukaan air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan
dengan memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Biolistrik juga
terjadi di dalam organ jantung (Carr, 1998).
2.2 Hukum dan Rumus yang Biolistrik
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm didefinisikan sebagai tegangan V pada hambatan berbanding
lurus dengan kuat arus I untuk suhu yang konstan. Berdasarkan hubungan
antara beda potensial dengan kuat arus listrik didapatkan nilai hambatan
dari bahan tersebut. Beda potensial dalam suatu bahan berhambatan akan
mempunyai hubungan yang linear terhadap kuat arus listrik, asalkan suhu

3
konstan. Berlakunya hukum Ohm sangat terbatas pada kondisi-kondisi
tertentu, bahkan hukum ini tidak berlaku jika suhu konduktor tersebut
berubah. Untuk material material atau piranti elektronika tertentu seperti
diode dan transistor, hubungan I dan V tidak linier.
Secara garis besar hukum Ohm menyatakan bahwa besar kuat arus
listrik yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding
dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor. Pada sebagian
besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan potensial
diatur oleh Hukum Ohm. Ohm menggunakan rangkaian percobaan
sederhana seperti pada rangkaian seri. Dia menggunakan rangkaian
sumber potensial secara seri, mengukur besarnya arus yang mengalir dan
menemukan hubungan linier sederhana, dituliskan sebagai :
V = IR (1.1)
Dimana R = V/I disebut hambatan dari beban. Nama ini sangat cocok
karena R menjadi ukuran seberapa besar konduktor tersebut menahan laju
aliran elektron. Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh
seorang guru fisika berasal dari Jerman yang bernama George Simon
Ohm.
Bunyi Hukum Ohm : “Tegangan (V) pada hambatan yang memenuhi
Hukum Ohm berbanding lurus terhadap kuat arus (I) untuk suhu yang
konstan.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai
dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Dalam rangkaian elektronika, resistor terdapat dalam berbagai
bentuk, tetapi paling sering berbentuk silinder kecil dengan satu
sambungan pada masing- masing ujung. Silinder ini diberi lingkaran warna
sebagai kode warna untuk menunjukkan sifatnya. Pada resistor terdapat

4
hubungan berbanding lurus atau hubungan linear antara voltase dan arus.
Secara rumus terbentuk

y= k . x (1.2)
Dengan bentuk ini voltase bisa dipilih sebagai variable x. Dalam hal ini
konstanta k disebut resisivitas R dan terdapat persamaan berikut:
V= R . I <=> R= V/I (1.3)
Persamaan (2.3) juga disebut “Hukum Ohm”. Satuan dari resistivitas
adalah Ohm, disingkat dengan huruf Yunani omega besar, bentuknya: Ω .
1 Ohm= 1 Ω, adalah resisivitas yang terdapat kalau voltase sebesar 1 V
menghasilkan arus sebesar 1 A. Berarti untuk satuan resistivitas terdapat
persamaan satuan :

[R]= Ω= V/A (1.4)


Resistivitas juga disebut sebagai tahanan dan besar resistivitas
menunjukkan berapa kuat suatu komponen (misalnya resistor) menahan
arus. Jika resistivitas besar maka daya kuat menahan arus juga besar ,
sehingga arus menjadi kecil atau voltase harus besar untuk mendapatkan
arus tertentu.
Besarnya resistivitas ditulis pada resistor dengan memakai
lingkaran berwarna sebagai kode warna. Lingkaran pertama menunjukkan
angka pertama, lingkaran kedua menunjukkan angka kedua. Lingkaran
ketiga menunjukkan berapa banyak nol yang harus ditambahkan kepada
dua angka pertama. Lingkaran ketiga juga bisa dimengerti sebagai
pangkat dari 10 yang merupakan faktor pengali untuk bilangan yang
didapatkan dari kedua angka pertama. Lingkaran keempat untuk
menunjukkan resistivitas tersebut.
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
membatasi arus yang mengalir pada sebuah rangkaian. Resistor memiliki
satuan “ Ohm “ atau dilambangkan dengan ''Ω “. Simbol Resistor. Pada
dasarnya, Resistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Resistor Tetap dan
Resistor Variabel (Maulana, 2016).

5
2. Hukum Joule
Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu
ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. 1 kalori (kal) ternyata
ekivalen dengan 4,186 joule (J). Nilai ini dikenal sebagai tata kalor
mekanik.
4,186 J = 1 kal
4.186 103J = 1 kkal
Dan dari percobaan joule kalor diinterpretasikan bukan sebagai zat, dan
bahkan bukan sebagai bentuk energi. Kalor merupakan “ transfer energi “
yang berarti ketika kalor mengalir dari benda panas ke yang lebih dingin,
energi-lah yang yang ditransfer dari yang panas ke yang dingin. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke
yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur. (Giancoli,2001)
Sedangkan hukum joule sendiri adalah daya listrik yang hilang
sebagai kalor, akibat arus listrik yang mengalir dalam hambatan adalah
berbanding lurus dengan kuadrat kuat arus dan hambatannya. Dan hukum
ini dikemukakan oleh James Prescott Joule (1840). Dan juga hukum kalor
menuliskan bagaimana tenaga listrik diubah ke dalam tenaga termal. Di
dalam hukum Joule beda potensial adalah kerja yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu satuan dalam medan. Misalnya saja pada suatu
rangkaian, akibat adanya beda potensial V, timbul I. Maka pada setiap
detiknya akan ada 1 coloumb yang dipindahkan dan ada V.I Joule kerja
yang dibutuhkan. Jadi dapat dituliskan persamaan rumusnya adalah :
P = V.I……………………………………(2.9)
Jadi kesimpulannya daya ini dikeluarkan di dalam kawat tiap
detiknya, dan daya ini akan hilang sebagai panas. (Giancoli,2001). Panas
dapat ditimbulkan berasal dari E yang mempercepat pergerakkan elektron,
kemudian terjadi tabrakan yang dapat menyebabkan elektron akan
kehilangan energinya ke dalam bagian-bagian bahan dan akibatnya
temperatur bahan akan naik. Dan juga energi yang hilang di kawat oleh
arus I selama t detik. Jadi secara matematis dapat didapat persaan rumus :
W = V.I.t…………………………………...(2.10)

6
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑃 = 𝐼 2 . 𝑅……………………………………(2.11)
Pada satuan SI, P adalah daya listrik dengan satuan watt (W).
(Giancoli,2001)

7
2.3 Sistem Syaraf pada Manusia
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan
impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.Sistem
saraf adalah mekanisme yang memungkinkan tubuh bereaksi terhadap
perubahan pada berbagai lingkungan eksternal dan internal yang
senantiasa terjadi. Mekanisme ini juga mengawasi dan menyelaraskan
berbagai kegiatan tubuh (misalnya jantung dan paru-paru), untuk tujuan
deskriptif secara struktural sistem saraf dibedakan atas sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi dan seacara fungsional atas sistem saraf somatis dan
sistem saraf otonom. Jaringan sel terdiri dari dari dua jenis sel utama:
neuron (sel saraf) dan sel penunjangnya. Neuron merupakan ke satuan
struktural dan fungsionalis sistem saraf yang khusus berguna untuk
komunikasi cepat, sebuah neuron terdiri dari badan sel dan jalurnya, yakni
dendrit dan akson yang masing-masing membawa implus ke badan sel dan
menjauhi badan sel. (Waseso, 2015)
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer
(sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan
sistem saraf otonom. Sistem saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni
menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus memproses
informasi yang diterima serta memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua
kendali dan juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian
jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf. Sistem saraf pusat meliputi
bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan, dan
juga bagian sumsum tulang belakang. Bagian Otak bisa ditemukan di
bagian dalam tulang tengkorak, sedangkan bagian sumsum tulang
belakang bisa ditemukan di dalam bagian ruas-ruas tulang belakang.
pada bagian sistem saraf pusat ditemukan juga sebuah penghubung

8
dinamakan sebagai jembatan varol yang terbentuk dari serabut saraf
yang menjadi penghubung utama atara otak kecil bagian kiri dan juga
otak kecil bagian kanan. Selanjutnya juga menjadi penghubung antara
bagian otak besar dengan bagian sumsum tulang belakang. Jembatan
varol mempunyai fungsi utama dalam membantu menghantarkan
rangsangan dari kedua bagian yang bernama cereblum. Sistem saraf
pusat terdapat empat bagian, yaitu :
a. Otak Besar
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak
lipatan, dan juga lebih berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu
cairan yang bernama cairan serebrospinal yang mempunyai fungsi
dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga
memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi
saat ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak
pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu
menyuplai oksigen ke bagian otak besar.
b. Otak Kecil
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga
dekat dengan leher. Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan
sebagai pusat terjadinya suatu koordinasi terhadap gerakan otot
yang biasanya terjadi secara sadar, berpengaruh pada
keseimbangan, dan juga posisi tubuh. Apabila terjadi suatu
rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang
bersifat sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan.
Bagian otak kecil merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari
keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu kerusakan pada bagian
otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah semua gerakan otot
yang sedang berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan baik.
c. Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sering disebut sebagai medula oblongata) bisa
ditemukan pada area persambungan antara bagian otak dengan
bagian tulang belakang. Fungsi utama dari bagian sumsum lanjutan

9
ialah digunakan untuk membantu dalam proses mengatur suhu
tubuh, mengatur berbagai gerak refleks seperti berkedip, batuk, dan
bersin, kemudian bisa dijadikan alat kendali muntah, serta sebagai
pusat pernapasan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran
khusus dalam mengantarkan semua impuls yang datang kemudian
dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan
darah, jantung, respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan dan
juga pencernaan.

d. Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang (sering disebut dengan medula spinalis)
bisa ditemukan di bagian dalam tulang belakang. Sumsum tulang
belakang dibedakan menjadi dua bagian, meliputi lapisan luar yang
mempunyai warna putih dan juga lapisan dalam yang mempunyai
warna kelabu. Yang memberikan perlindungan sumsum tulang
belakang adalah bagian tulang belakang atau pun bagian tulang
punggung yang bertekstur keras. Tulang punggung sendiri
mempunyai 33 ruas. Fungsi utama yang dimiliki ialah digunakan
sebagai pusat gerak refleks.
2. Sistem saraf Tepi
a. Sistem Saraf Somatk
Sistem saraf somatik juga dikenal sebagai sistem saraf sadar.
Sistem saraf somatik mampu mengelola gerakan otot rangka secara
sadar. Ada saraf eferen yang terdapat dalam Sistem saraf somatik
untuk merangsang kontraksi otot. Semua gerakan sadar pada otot
rangka dikendalikan oleh Sistem saraf somatik. Namun, busur
refleks tidak dikendalikan oleh sistem ini. Asetilkolin disebut
sebagai neurotransmitter, yang hadir

10
baikdalam vertebrata dan invertebrata. Namun, invertebrata
kadang-kadang memiliki neurotransmitter penghambatan dalam
sistem saraf somatik mereka. Meskipun kemampuan untuk
memindahkan otot rangka sangat lancar melalui Sistem saraf
somatik, busur refleks adalah sirkuit saraf tak sadar yang
mengendalikan otot rangka.
b. Sistem Sraf Otonom
Sistem saraf otonom juga dikenal sebagai sistem saraf visceral atau
tak sadar yang mengendalikan gerakan otot yang paling penting
untuk mempertahankan kehidupa. Kontraksi otot jantung untuk
berdetak semua-penting untuk jantung, sebagian besar saluran
pencernaan, pengaturan fungsi pernapasan, pemeliharaan ukuran
pupil, dan rangsangan setsual adalah beberapa fungsi utama diatur
oleh sistem saraf otonom tersebut. Terlepas dari kenyataan bahwa
sistem saraf otonom mengatur tindakan disengaja, respirasi dapat
dikontrol dengan beberapa kesadaran. Berdasarkan fungsi sistem
saraf otonom, ada dua subsistem utama yang dikenal sebagai
aferen (sensorik) dan eferen (motorik). Kehadiran kedua sinapsis
rangsang dan penghambatan mengatur fungsi yang tepat dari
sistem saraf otonom dalam tubuh hewan. Sistem sarafotonom di
bagi menjadi dua, yaitu :

c. Sistem Saraf Simpatik


Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini
terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa
yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara
lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata,
memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara
lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan
menghambat kontraksi kantung seni.
d. Sistem Saraf Parasimpatik

11
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan
dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara
lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata,
memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan
keadaan yang normal.
3. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga
disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls (rangsangan)(Irma, 2015). Setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf,
dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur
sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

a. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.


Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
b. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel
dan sitoplasma.

12
c. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
d. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih
panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls
saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan
lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
e. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua
segmen disebut nodus ranvier.
f. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan
makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
(akson).
g. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls
saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf
meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls
lebih cepat sampai pada tujuan.
h. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf
satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis
terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls
saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung
dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan
sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu
a. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi
menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra,
dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke
otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson
pendek, dan dendritnya panjang.

13
b. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang
pendek dan akson yang panjang.
c. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di
dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf)
tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

2.4 Kelistrikan Syaraf pada Manusia


a. Sistem saraf dan neuron
sistem saraf dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini
adalah serat saraf yang mengirimkan informasi sensoris ke otak ke
medulla spinalis disebut Afferen, sedangkan sera saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau meddulla spinalis ke otak atau
medulla spinalis ke otak serta kelenjar disebut saraf Efferen.
2. Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh, misalnya jantung dan
kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Otak
berhubungan langsung dengan medulla spinalis, keduanya diliputi
cairan serebrospinalis dan dilindungi tulang tengkorak.
b. Konsentrasi Ion Dalam dan Luar Sel
Konsentrasi ion Dalam dan luar sel Dari hasil penelitian diperoleh
konsentrasi ion didalam dan diluar membrane suatu akson terlihat pada
gambar dibawah ini:

14
Melalui suatu percobaan dapat ditunjukan suatu model membrane
permeable terhadap larutan KCl.

Gambar diatas merupakan suatu bentuk model potensial istirahat


pada waktu 0 dimana ion K akan melakukan difusi dari kosentrasi tinggi
ke konsntrasi rendah sehingga saat tertentu akan terjadi membrane
dipole/membran dua kutub dimana larutan dengan konsentrasi yang
tadinya rendah akan kelebihaan ion positif, kebalikan dengan larutan yang
konsentrasi tinggi akan berubah menjadi kekurangan ion sehingga menjadi
lebih negatif. Membrane permeabel biasanya terhadap ion K , Na dan Cl
sedangkan terhadap protein besar (A-) sangat tidak permeable
c. Kelistrikan Saraf
Dalam tubuh manusia mulai dari mekanisme otak, jantunh, ginjal,
paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot dan berbagai jaringan
lain bekerja berdasarkan kelistrikan. Oleh karena itu kita bisa mengukur
tegangan listrik di bagian tubuh manapun. Bahkan setiap sel di tubuh
manuisa memiliki tegangan antara 90 mvlot pada saat rileks sampai 40
mvolt pada saat beraktifitas. Tubuh manusia disebut sebagai sistem
elektromagnetik karena dalam tubuh manusia terdapat sistem kelistrikan
sangat erat kaitannya dengan sistem kemagnetan.
Selain pada kabel, ternyata tubuh kita juga dialiri oleh arus listrik,
khususnya pada syaraf yaitu dengan adanya impuls listrik. Bidang yang
khusus mempelajari tentang aliran impuls listrik pada tubuh manusia

15
disebut biolistrik. Tegangan pada tubuh berbeda dengan yang kita
bayangkan seperti listrik rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh hanya
berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh, bukan listrik
yang mengalir seperti pada kabel listrik di rumah-rumah. Salah satu
contoh kelistrikan dalam tubuh adalah perjalanan impuls saraf menuju ke
efektor/ otot sangat cepat karena proses kelistrikan pada sel saraf.
Tubuh manusia mengandung ion postif dan ion negatif. Ion
penyebab muatan negatif di dalam tubuh manusia adlah Cl-, sedangkan
penyebab muatan positif adalah Ca2+ dan Na+. Salah satu peristiwa
fisiologi yang menggunakan gejala kelistrikan di dalam tubuh manusia
adalah penghantar impuls saraf. Muatan yang ada diluar dan di dalam sel
saraf tidak dapat saling tarik menarik dengan sendirinya karena ada
pemisah berupa membran sel saraf. Tarik menarik antar muatan akan
terjadi jika ada rangsangan dari neurotransmiter.

http://www.mikirbae.com/2016/01/kelistrikan-pada-sel-saraf.html
Saat sel saraf tidak menghantarkan impuls, muatan positif Na+
melingkupi bagian luar membran sel. Pada kondisi demikian, membran sel
saraf bagian luar bermuatan listrik positif dan membran sel bagian dalam
bermuatan listrik negatif (Cl-).

16
a. Saat neurotransmiter dilepaskan dari sel saraf lain, impuls
(rangsangan) akan diteruskan ke sel saraf berikutnya.
Neurotransmiter mengakibatkan muatan positif Na+ masuk ke
dalam sel saraf.
b. Saat muatan positif Na+ masuk ke dalam sel saraf melewati
membran sel, rangsang listrik mengalir ke ujung akhir sel saraf.
c. Saat rangsangan telah mencapai ujung sel saraf, neurotransmiter
akan dilepaskan kembali menuju sel saraf lain atau sel saraf tujuan.
Kelistrikan juga ada kaitanya dengan transpor aktif.
Transport aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel
yang bersifat selektif permeabel. Transport aktif dipengaruhi oleh muatan
listrik di dalam sel dan diluar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion
natrium (Na+), ion kalium (K+) dan ion clor (Cl-). Keluar masuknya ion
Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.

17
Sumber : biologi.2008
Pada sebagian besar jaringan, pompa natrium-kalium
bertanggungjawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari
dalam ke luar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor aktif.
Transport aktif memerlukan molekul pengangkut, terdapat tempat
untuk Na+ dan K+ yang dinamakan binding sites.
a. Tiga ion natrium diambil dari dalam sel dan menempati
binding sites (tempat terjadinya ikatan ion atau molekul pada
membran)
b. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral
pada membran agar membuka ke bagian luar sel
c. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel,
kemudian melepaskan ion atrium keluar dari sel
d. Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada
protein integral
e. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula,
yakni membuka ke arah dalam sel
f. Ion kalium dilepaskam ke dalam sel
(Kamara,2008)
Kecepatan impuls serat syaraf : serat syarat berdiameter besar,
kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang berdiameter
kecil.Apabila ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di
bagi dalam 3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan
mempergunakan mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe:
1. Bermyelin : Banyak terdapat pada manusia. Berdiameter 1μm dengan
kecepatan 100 m/s, merupakan insulator yang baik dan memiliki
kemampuan mengaliri listrik sangat rendah. Aliran sinyal dapat
meloncat dari satu simpul ke simpul yang lain.
2. Tanpa Myelin
Akson tanpa myelin diameter 1 mm mempunyai kecepatan 20 s.d. 50
m/s.

18
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat
(tidak adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih
banyak diluar sel dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative
dibandingkan dengan di luar sel. Apabila potensial diukur dengan
galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane sel ini disebut dalam
keadaan polarisasi, dengan potensial membrane istirahat -90 m Volt.

Telah diketahui bahwa sel mempunyai lapisan yang disebut membrane


sel, didalam sel ini terdapat ion Na, K, Cl, dan Protein A-. Sel mempunyai
kemampuan memindahkan ion dari satu sisi ke sisi yang lain. Kemampuan
sel ini disebut aktivitas kelistrikan sel. Dalam keadaan biasa, konsentrasi
ion Na+ lebih besar diluar sel.

Pada keadaan demikian potensial didalam sel relative negative


dibandingkan dengan potensial diluar sel, dalam keadaan demikian disebut
potensial membrane negative. Jika konsentrasi ion Na+ terdapat banyak
didalam sel daripada di luar sel, perbedaan potensial listrik dalam sel lebih
positif daripada diluar sel, keadaan ini sidebut potensial membrane positif.

19
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat
(tidak adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih
banyak diluar sel dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative
dibandingkan dengan di luar sel.

Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m


Volt, membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial
membrane istirahat -90 m Volt.

Sel manusia dibungkus oleh sebuah membran yang diliputi oleh cairan
logam kalium dibagian dalam dan cairan logam natrium dan klorida
dibagian luar membran. Ketika sek-sel bekerja mengirimkan sinyal berupa
energi listrik, pada saat [otensial listrik antara membran sel bagian luar dan
dalam sama maka sel tidak dapat mengirimnkan lagi energi listrik. Akan
tetapi, saat beda potensial listrik antara kedua bagian membran sel itu
sama, tubuh manusia kembali meproduksi cairan logam kalium dan
natrium dalam tubuh dan terjadi proses oksidasi sehingga elektron dari
cairan logam kalium menuju cairan logam natrium, sel akan kembali
bermuatan sehingga kembali menimbulkan beda potensial listrik antara

20
keduannya. Hal inilah yang menyebabkan energi listrik pada sel-sel tubuh
manusia tidak pernah habis.

2.5 Potensial Listrik Syaraf pada Manusia


Di permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat beda
potensial listrik (voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan dalam
membran dan muatan positif neto di permukaan luar. Muatan neto adalah
hasil dari interaksi rumit antara ion-ion negatif dan positif. Neuron
dikatakan mengalami polarisasi. Bagian dalam sel biasanya lebih negatif
60 sampai 90 mV daripada bagian luar. Beda potensial ini disebut
potensial istirahat neuron. Secara skematis konsentrasi lazim berbagai ion
di dalam dan di luar membran akson. Saat neuron mengalami stimulasi,
terjadi perubahan besar sesaat pada potensial istirahat di titik stimulasi.
Perubahan potensial ini, yang disebut potensial aksi, menjalar di sepanjang
akson. Penjalaran suatu potensial aksi merupakan metode utama
penyaluran sinyal di dalam tubuh. Stimulasi dapat disebabkan oleh
berbagai rangsangan fisik dan kimia, misalnya panas, dingin, sinar, suara,
dan bau. Apabila stimulasinya bersifat listrik, hanya diperlukan perubahan
20 mV di membran untuk memicu potensial aksi.
Pada kondisi awal, ion-ion klorida akan berdifusi menembus
membran sehingga ter-jadi pergerakan neto muatan negatif dari kiri ke
kanan. Karena ion kalium tidak dapat melewati membran, di sisi kiri
membran akan segera terjadi defisit ion klorida, meninggalkan muatan
positif di sini. Ion klorida yang berpindah menembus membran akan
membentuk lapisan bermuatan negatif di kanan
Muatan yang terpisah berlaku sebagai kapasitor bermuatan yang
sederhana, menghasilkan medan listrik E yang mengarah dari kiri ke
kanan. Semakin meningkarnya medan ini menyebabkan aliran ion klorida
akhirnya terhenti. Medan listrik ini disertai adanya beda potensial di kedua
sisi membran memberikan penjelasan sederhana tentang potensial
istirahat. Muatan-muatan itu terletak sangat dekat dengan membran, dalam
jarak beberapa ran, dan besarnya bergantung pada konsentrasi ion.

21
Sebagian besar larutan yang terletak jauh dari ion-ion di membran bersifat
menghantarkan dan ion-ion dapat bergerak sehingga medan listrik di
daerah ini dipastikan nol dan tidak menyebabkan timbulnya muatan neto
di kedua volume. Hal ini tampak jelas bahwa konsentrasi ion total adalah
nol di dalam dan di luar regio yang jauh dari membran.
Pembahasan di atas menguraikan suatu model sederhana untuk
menjelaskan adanya beda potensial di antara kedua sisi membran, di lain
pihak potensial istirahat di sebuah saraf jelas merupakan hal yang lebih
rumit. Konsentrasi ion-ion utama dengan ion A- (protein) tidak mampu
menembus membran.
Pengukuran memperlihatkan bahwa ion klorida bertindak seperti
kasus keseimbangan yang dibahas di atas, sementara ion kalium secara
perlahan bocor keluar sel dan ion natrium bocor ke dalam. Suatu proses
kimiawi aktif "memompa" ion kalium kembali ke dalam sel dan ion
natrium kembali keluar sel sehingga terbentuk keseimbangan konsentrasi.
Ion kalium dan natrium berperan penting dalam stimulasi dan penjalaran
potensial aksi.
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ecf660ad905ddaba
303787e265d14c91.pdf)

Gambar pergerakan ion saat pembentuka potensial aksi.

22
Impuls dapat dikatakan sebagai “aliran listrik” yang merambat pada
serabut syaraf. Bila sebuah serabut syaraf tidak menghantarkan impuls
dikatakan bahwa serabut syaraf tersebut dalam keadaan istirahat. Impuls
dapat dihantarkan melalui sel syaraf sinapsis. Berikut adalah cara impuls
rangsangan dihantarkan:
a. Impuls Melalui Sel Syaraf
Impuls dapat mengalir melalui serabut syaraf karena adanya perbedaan
potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut syaraf.
Pada saat sel syaraf istirahat, sebelah dalam serabut syaraf bermuatan
negative kira-kira -60 mV, sedangkan di sebelah luar serabut syaraf
bermuatan positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama
potensial istirahat, sedangkan membrane serabut syaraf dalam keadaan
polarisasi Jika sebuah impuls merambat melelui akson, dalam singkat
muatan di sebelah dalam menjadi positif, kira-kira +60 mV dan muatan
sebelah luar menjadi negative. Perubahan tiba-tiba pada potensial
istirahat bersamaan dengan impuls disebut potensial kerja. Pada saat ini
terjadi depolarisasi pada selapit membrane akson. Proses depolarisasi
merambat sepanjang serabut syaraf bersamaan dengan merambatnya
impuls. Akibatnya, muatan negative di sebelah luar membrane
merambat sepanjang serabut syaraf.
Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut syaraf
tidak bisa dilalui oleh impuls karena terjadi perubahan dari potensial
kerja menjadi potensial istirahat. Agar dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu kira-kira 1/500 sampai 1/1000 detik untuk pemulihan.
Rangsangan yang dapat menimbulkan impuls harus sama atau di atas
ambang batas. Rangsangan yang memiliki kekuatan di bawah ambang
batas tidak akan menghasilkan impuls yang dapat mengubah potensial
listrik. Kecepatan merambatnya impuls pada mamalia tertentu dapat
lebih dari 100 meter per detik sedangkan pada beberapa hewan tingkat
rendah kira-kira 0,5 meter per detik. Ada dua faktor yang
mempengaruhi kecepatan rambatan impuls syaraf yaitu selaput myelin
dan diameter serabut syaraf. Pada serabut syaraf yang bermielin,

23
berpolarisasi hanya terjadi pada nodus ranvier, sehingga terjadi
lompatan potensial kerja, akibatnya impuls syaraf lebih cepat
merambat.

24
b. Impuls melalui sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit atau akson dari suatu
neutron dengan ujung dendrite dari neuron lainnya. Setiap ujung akson
membengkak membentuk bonggol sinapsis (synaptic knob). Pada
bonggol sinapsis tersebut terdapat mitokondria dan gelembung-
gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat
kimia neurotrasmiter yang berperan penting dalam merambatkan impuls
syaraf ke sel syaraf lain.
Ada berbagai macam neurotransmiter antara lain asetilkolin yang
terdapat pada sinapsis di seluruh tubuh, noradrenalain terdapat di syaraf
simpatetik, dan dopamine serta serotonin terdapat di otak. Antara ujung
borgol sinapsis dengan membrane sel syaraf berikutnya terdapat celah
sinapsis yang dibatasi oleh membran pre-sinapsis (membrane dari
borgol sinapsis) dan membrane post-sinapsis (membrane dendrite dari
sel syaraf berikutnya). Apabila impuls syaraf pada bonggol sinapsis,
maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membrane pre-
sinapasis, kemudian melepaskan isinya yaitu neurotransmitter ke celah
sinapsis. Impuls syaraf dibawa oleh neurotransmitter ini.
Neurotransmiter menyeberang celah sinapsis menuju membran post-
sinapsis. Zat kimia neutrotransmiter ini mengakibatkan terjadinya
depolarisasi pada membran post-sinapsis dan terjadilah potensial kerja.
Ini berarti impuls telah diberikan ke serabut syaraf berikutnya. Dengan
demikian impuls syaraf menyebrangi celah sinapsis dengan cara
perpindahan zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sel syaraf
berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.

25
Neurotransmiter

Apabila neurotransmiter sudah melaksanakan tugas maka akan


diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh membrane post-sinapsis.
Misalnya apabila neurotransmitter berupa asetilkolin maka enzim yang
menghidrolisisnya adalah enzim asetilkolinesterase. Gerak merupakan
pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.Gerak pada umumnya terjadi secara
sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh
otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak.
Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan
oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung

26
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila
ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya
refleks pada lutut.

Lengkung refleks

2.6 Kelistrikan pada sinapsis dan Neuromyal junction


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada
sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Atau bisa
dikatakan sebagai tempat dalam tubuh tempat akson dari saraf motorik
bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak yang
memerintahkan otot untuk berkontraksi atau berrelaksasi.

27
Baik sinapsis maupun neuromyal junction mempunyai kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke
sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel
membrane otot. Karena pada waktu terjadi depolarisasi zat kimia yang
terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut dan menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot dimana otot
akan mengalami relaksasi. Depolarisasi adalah keadaan dimana saraf
sedang menjalankan rangsang. Pada keadaan ini muatan yang lebih negatif
berada di sisi luar membran sedangkan muatan yang lebih positif berada di
sisi dalam membran. Membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap ion
kalium dan permeabel terhadap ion natrium sehingga ion (Na) berdifusi
dan ion (K) ditahan. Dalam keadaan ini pula dikenal istilah potensial aksi,
yaitu potensial membran yang diukur pada saat sel terdepolarisasi. Proses
ini terjadi jika terdapat rangsangan yang akan menjadi impuls bagi saraf.
Impuls dapat dikatakan sebagai “aliran listrik” yang merambat pada
serabut saraf. Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
Impuls melalui sel saraf terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik
antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf sehingga impuls
merambat sesuai aliran listrik. Impuls melalui sinapsis terjadi karena
adanya neurontransmiter, yaitu senyawa kimia yang menghantarkan

28
impuls di dalam sinapsis. Impuls diterima neurontransmiter di membran
presinapsis kemudian neurontransmiter menyebrangi celah sinapsis
menuju membran postsinapsis. Membran postsinapsis mengalami
depolarisasi dan impuls diteruskan ke serabut saraf berikutnya. Perjalan
impuls melalui sinaps disebut trasmisi. Terdapat dua jenis perjalan impuls
melalui sinapsis, pertama melalui sinaps elektrik sehingga disebut
transmisi elektrik dan kedua melalui sinaps kimia sehingga disebut
trasmisi kimiawi. Polarisasi adalah keadaan dimana saraf sedang istirahat
atau keadaan dimana saraf tidak sedang menjalankan rangsang. Pada
keadaan ini muatan yang lebih negatif berada di sisi dalam membran
sedangkan muatan yang lebih positif berada di sisi luar membran.
Membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap ion natrium dan
permeabel terhadap ion kalium. Potensial yang dapat diterima membran
saraf dalam keadaan istirahat berbeda-beda tergantung pada jenis selnya.
Hal ini menunjukkan keadaan elektrolis antara sisi dalam membran
dengan sisi luar membran. Perbedaan potensial tersebut disebabkan oleh
adanya distribusi ion natriun dan kalium yang tidak seimbang di antara
kedua sisi membran sel saraf. Besarnya potensial membran yang diukur
saat sel dalam keadaan istirahat ini disebut potensial membran. Proses
pada neuromuscular junctiondianggap berlangsungdalam 4 tahap, yaitu:
1. Sintesis asetil kolin terjadi dalam sitosol terminal saraf dengan
menggunakan enzimkolin asetiltransferase yang mengkatalisasi reaksi
berikut ini:Asetil-KoA + Kolin à Asetilkolin + KoA
2. Asetilkolin kemudian disatukan ke dalam partikel kecil terikat-
membran yang disebutvesikel sinap dan disimpan di dalam vesikel ini
3. Pelepasan asetilkolin dari vesikel ke dalam celah sinaps merupakan
tahap berikutnya.Peristiwa ini terjadi melalui eksositosis yang
melibatkan fusi vesikel dengan membranpresinaptik. Dalam keadaan
istirahat, kuanta tunggal (sekitar 10.000 molekul transmitteryang
mungkin sesuai dengan isi satu vesikel sinaps) akan dilepaskan secara
spontansehingga menghasilkan potensial endplate miniature yang kecil.
Kalau sebuah akhir sarafmengalami depolarisasi akibat transmisi

29
sebuah impuls saraf, proses ini akan membukasaluran Ca2+ yang
sensitive terhadap voltase listrik sehingga memungkinkan aliran
masukCa 2+ dari ruang sinaps ke terminal saraf. Ion Ca2+ ini
memerankan peranan yang esensialdalam eksositosis yang melepaskan
asitilkolin (isi kurang lebih 125 vesikel) ke dalamrongga sinaps
4. Asetilkolin yang dilepaskan akan berdifusi dengan cepat melintasi celah
sinaps ke dalamreseptor di dalam lipatan taut (junctional fold),
merupakan bagian yang menonjol dari motor end plate yang
mengandung reseptor asetilkolin (AChR) dengan kerapatan yangtinggi
dan sangat rapat dengan terminal saraf. Kalau 2 molekul asetilkolin
terikat padasebuah reseptor, maka reseptor ini akan mengalami
perubahan bentuk dengan membukasaluran dalam reseptor yang
memungkinkan aliran kation melintasi membran. Masuknyaion Na+
akan menimbulkan depolarisasi membran otot sehingga terbentuk
potensial endplate. Keadaan ini selanjutnya akan menimbulkan
depolarisasi membran otot di dekatnyadan terjadi potensial aksi yang
ditransmisikan disepanjang serabut saraf sehingga timbulkontraksi otot
(http://www.academia.edu/6853030/Biokimia_Neuromuskular_Junction)

2.7 Kelistrikan pada Otot Jantung


Jantung merupakan alat pemompa yang besar yang menjaga tetap
terpeliharanya peredaran darah ke seluruh tubuh. Dalam peredaran itu
darah membawa zat-zat makanan kedalam sel-sel, jaringan, dan organ-
organ serta membawa hasil-hasil metabolisme keluar dari jantung. Sistem
sirkulasi darah menjaga homeostatis serta memelihara hubungan antara
cairanintraseluler dan ekstraseluler.Jantung adalah pusat sistem sirkulasi,
memompakan hampir 7571liter darah tiap hari danantara 51dan 55 juta

30
galon atau 193 sampai 208 juta liter selama hidup melalui lebih kurang
60.000 mil pembuluh darah.
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan
berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan
oleh jantung itu sendiri yang disebut “autorhytmicity”. Terdapat dua jenis
khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik.
Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu memompa,
sedangkan sel otoritmik mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi
yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Berbeda dengan
sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat.
Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membran istirahat, tetapi
memperlihatkan aktivitas “pacemaker” (picu jantung), berupa depolarisasi
lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut
mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulah potensial aksi secara
berkala yang akan menyebar keseluruh jantung dan menyebabkan jantung
berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.
1. Potensial Membran Sel
Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel
yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus
menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan
di luarnya). Potensial membran bertindak seperti baterai, yaitu suatu
sumber energi yang mempengaruhi lalulintas semua substansi
bermuatan yang melintasi membran. Karena di dalam sel itu muatannya
lebih negatif dibandingkan dengan di luarnya, maka potensial membran
ini mendukung transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel.
Membran potensial merupakan suatu keadaan pada membrane sel
dimana terjadi dalam muatan listrik pada kedua sisinya.Apabila tidak
ada aliran ion melewati membrane maka tercapai keadaan
keseimbangan atau yang disebut dengan membrane potensial istirahat.
Keadaan keseimbangan tersebut secara kuantitatif dapat dinyatakan
dengan persamaan nerst :

31
𝑅𝑇 𝐶𝑜
𝑉= 𝑙𝑛
𝑧𝐹 𝐶𝑖
Dimana:
V = Keseimbangan potensial(volt)
Co = Konsentrasi ion di luar sel
Ci = Konsentrasi di dalam sel
R = Konstanta gas (2 cal mol-1K-1)
T = Temperatur(K)
K = Konstanta Faraday (2,3 x 104 cal V-1mol-1)
z = valensi (muatan) ion
2. Potensial aksi pada sel saraf dan sel otot rangka
Suatu saraf atau membran otot pada keadaan istirahat (tidak adanya
proses konduksi impuls listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar
sel dari pada dalam sel sehingga di dalam sel akan lebih negatif dibanding
luar sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai –
90 mVolt, membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan
suatu potensial membran istirahat – 90 mVolt. Apabila suatu rangsangan
terhadap membrane dengan mempergunakan listrik, mekanik atau zat
kimia, maka butir-butir membran akan berubah dan beberapa ion Na+
akan masuk dari luar sel ke dalam sel. Di dalam sel akan menjadi kurang
negatif dari pada di luar sel dan potensial membran akan meningkat.
Keadaan membran ini di katakan menjadi depolarisasi.Suatu rangsangan
yang cukup kuat mencapai titik tertentu sehingga dapat menimbulkan
depolarisasi membran, titik tertentu ini disebut nilai ambang, dan proses
depolarisasi akan berkelanjutan serta irreversible, ion-ion Na+ akan
mengalir ke dalam sel secara cepat dan dalam jumlah yang banyak. Pada
keadaan ini potensial membran akan naik dengan cepat mencapai
overshoot + 40 mVolt.Terjadinya depolarisasi sel membran secara tiba-
tibadisebut potensial aksi, yang berlangsung kurang dari 1mdetik.Segera
setelah potensial aksi mencapaipuncak, mekanisme pengangkutan di
dalam selmembran dengan cepat mengembalikan ion Na+ keluar sel
sehingga mencapai potensial membrane istirahat (- 90 mVolt) yang
disebut repolarisasi.

32
Suatu rangsangan yang mencapai nilai ambangtimbul potensial aksi
kemudian mencapai repolarisasidan berakhir dengan potensial membran
istirahat,keseluruhan siklus ini mencapai 3 mdetik. Setelahtimbul potensial
aksi, sel membran akan mengalamirepolarisasi. Proses repolarisasi sel
membran disebutsuatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua
faseyaitu periode refrakter absolut dan periode refrakterrelatif.
Periode refrakter absolute terjadi selama tidakada rangsangan, tidak
ada unsur kekuatan untukmenghasilkan potensial aksi yang lain.
Perioderefrakter relatif terjadi setelah sel membran mendekatirepolarisasi
seluruhnya maka dari periode refrakterabsolut akan menjadi periode
refrakter relatif, danapabila ada stimulus yang kuat secara normal
akanmenghasilkan potensial aksi yang baru. 3,4
3. Elektrofisiologi jantung
Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picuoleh aksi potensial yang
menyebar ke seluruhmembran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot
jantungyaitu:
a. Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel ototjantung,
melakukan kerja mekanis memompa darah.Dalam keadaan normal, sel
ini tidak membentuksendiri potensial aksinya.
b. Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khususmemulai dan
menghantarkan potensial aksi yangmenyebabkan kontraksi sel-sel
jantung kontraktil. Sel otoritmik jantung merupakan sel ototkhusus
yang berbeda dari sel saraf dan sel ototrangka di mana sel otoritmik
jantung tidak memilikipotensial istirahat. Sel ini memperlihatkan
aktivitaspemicu yaitu potensial membran secara perlahanterdepolarisasi
sampai ke ambang (potensial pemicu).Dengan siklus yang berulang
tersebut, sel otoritmikmemicu potensial aksi yang kemudian menyebar
keseluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanparangsangan
saraf apapun. Sel-sel jantung otoritmik inimembentuk area tersendiri di:
 Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecilkhusus di dinding
atrium kanan dekat pintu masukvena cava superior.

33
 Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkaskecil sel-sel otot
jantung khusus yang terdapatpada dasar atrium kanan dekat septum,
tepatdiatas pertemuan atrium dan ventrikel.
 Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jarassel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV danmasuk ke septum antar ventrikel. Disini
berkastersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dankiri yang
turun menyusuri septum, melengkungmengelilingi ujung rongga
ventrikel dan berjalanbalik kearah atrium di sepanjang dinding luar.
 Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yangmenjulur ke seluruh
miokardium ventrikel sepertiranting kecil dari suatu cabang pohon.
Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus sinoatrial sebagai
pacemaker yang berguna untuk memicu setiap siklus jantung. Nodus SA
ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf pusat, seperti impuls dari saraf
simpatis akan menambah kecepatannya dan saraf parasimpatis akan
memperlambatnya. Hormon tiroid dan epinefrin yang dibawa oleh darah
juga dapat mempengaruhi kecepatan impuls nodus SA. Setelah impuls
listrik yang diinisiasi oleh nodus SA, impulnya akan menyebar melalui
kedua atrium sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara
berkesinambungan.
Pada saat yang sama impuls tersebut mendepolarisasi nodus
atrioventrikular yang berada dibawah atrium kanan. Dari nodus AV ini,
cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui otot jantung sampai
septum interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang menjadi
cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun
berkas His mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan
medial ventrikel, kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje
(serat otot konduksi) yang muncul dari cabang bundle yang dilanjutkan ke
sel miokardium ventrikel. 1,5,6
4. Potensial aksi sel otot otoritmik jantung
a. Fase 0 (Depolarisasi Cepat)
Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat berkontraksi
sekitar 60-100 kali/menit oleh karena impuls listrik yang dihasilkan

34
oleh nodus SA. Aksi ini merubah potensial istirahat membran dan
membiarkan masuknya aliran Na+ (sodium) secara cepat ke dalam sel
melalui natrium channel. Dengan masuknya ion natrium (bersifat
positif) ke dalam sel, maka potensial dalam membran sel akan menjadi
lebih positif sehingga ambang potensialnya akan naik (depolarisasi)
sekitar 30 mV.
b. Fase 1 (Repolarisasi Awal)
Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium) terbuka dan
melewatkan ion kalium ke luar dari dalam sel. Hal ini membuat
potensial membran sel menjadi lebih turun sedikit.

c. Fase 2 (Plateu)
Segera setelah repolarisasi awal, untuk mempertahankan ambang
potensial di membran sel maka ion kalsium (Ca+) akan segera
masuksementara ion kalium tetap keluar. Dengan begini,ambang
potensial membran sel akan tetap dataruntuk mempertahankan
kontraksi sel otot jantung.
d. Fase 3 (Repolarisasi Cepat)
Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi aliranion kalium yang
keluar membran sel tetap terjadisehingga potensial membran menjadi
turun (lebihnegatif) dan disebut dengan repolarisasi.
e. Fase 4 (Istirahat/resting state)
Potensial membran menjadi ke fase istirahat dimanapotensialnya sekitar
-90 mV. Dikarenakan ionnatrium yang berlebihan di dalam sel dan ion
kaliumyang berlebihan di luar sel dikembalikan ke tempatsemula
dengan pompa natrium-kalium, sehingga ionnatrium kembali ke luar sel
dan ion kalium kembalike dalam sel.
Pada otot jantung, ion Na+ mudah bocorsehingga setelah
repolarisasi, ion Na+ akan masukkembali ke sel disebut depolarisasi
spontan (nilaiambang dan potensial aksi tanpa memerlukanrangsangan
dari luar). Sel otot jantung akan mencapainilai ambang dan potensial aksi

35
pada kecepatan yangteratur disebut natural rate/kecepatan dasarmembran
sel.

2.8 Kelistrikan Pada Otak


Salah satu aktivitas otak yang paling dominan adalah munculnya
sinyal-sinyal listrik. Setiap kali berpikir, otak bakal menghasikan sinyal-
sinyal listrik. Bahkan sedang santai pun menghasilkan sinyal-sinyal listrik.
Apalagi sedang tegang dan stress. Sinyal itu dihasilkan oleh sel-sel yang
jumlahnya sekitar 100 miliar di dalam otak kita. Apabila dilihat dalam
kegelapan, miliaran sel itu memang seperti bintang-bintang yang sedang
berkedip-kedip di angkasa. Setiap kali sel itu aktif, dia bakal berkedip
menghasilkan sinyal listrik. Jika ada sekelompok sel yang aktif, maka
sekelompok sel di bagian otak itu bakal menyala. Di sana dihasilkan
gelombang dengan energi tertentu. Bahkan bisa dideteksi dari luar batok
kepala dengan menggunakan alat pengukur gelombang otak, EEG atau
MEG. Dari aktifnya program-program yang tersimpan di inti sel otak.
Setiap saat di otak kita muncul stimulasi-stimulasi yang menyebabkan
aktifnya bagian otak tertentu. Misalnya, kita melihat mobil, maka
bayangan mobil itu akan tertangkap oleh sel-sel retina mata kita, dan
kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang dikirim ke otak kita.
Sinyal-sinyal kiriman retina mata itu bakal mengaktifkan sejumlah sel
yang bertanggung jawab terhadap proses penglihatan tersebut. Demikian
pula ketika kita membaui sesuatu. Aroma yang tertangkap oleh ujung-
ujung saraf penciuman kita bakal dikirim sebagai sinyal-sinyal ke otak.
Dan sinyal-sinyal itu lantas mengaktifkan sel-sel untuk membangkitkan
sinyal-sinyal berikutnya. Bahkan dalam keadaan tidur, otak kita masih
mengirimkan sinyal-sinyal untuk mengatur denyut jantung, pernafasan,
suhu tubuh, hormon-hormon pertumbuhan, dan lain sebagainya.
Otak adalah generator sinyal-sinyal listrik yang saling terangkai
menjadi kode-kode kehidupan. Jika kode-kode itu padam, maka orangnya
pun meninggal. Karena, sudah tidak ada lagi aktivitas kelistrikan di sel
otaknya. Berarti tidak ada lagi perintah-perintah untuk mempertahankan

36
kehidupan. Tidak hanya berhenti di otak, sinyal-sinyal listrik itu merambat
ke mana-mana ke seluruh tubuh, lewat komando otak. Menghasilkan
gerakan-gerakan atau perintah lain untuk kelangsungan hidup badan kita.
Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan sekitar 120 m per detik.
Jalur yang dilaluinya adalah ‘kabel-kabel’ saraf yang menyebar dalam
sistem yang sangat kompleks.
Otak memiliki peranan penting dalam berbagai proses yang
terjadi pada tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena otak
merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat kontrol aktivitas dalam
tubuh manusia. Otak bekerja menggunakan sistem kelistrikan, yaitu
menghasilkan sinyal listrik kecil dalam pola teratur dan disalurkan
melalui jaringan sel-sel saraf yang disebut neuron. Perbedaan
komposisi ionik pada cairan intraseluler dan ekstraseluler menghasilkan
gradien voltase listrik melintasi membran yang disebut potensial
membran. Potensial inilah yang direkam oleh elektroenchephalograph.
Adapun Otak manusia terdiri atas beberapa bagian dimana setiap
bagian memiliki peran terhadap suatu proses pada tubuh. Secara umum
otak terbagi menjadi 3 bagian sebagai berikut (Valerie, 2007):
1. Otak Besar
Bagian paling besar dari otak manusia adalah otak besar. Otak besar
dibagi kepada dua belahan (hemisphere) yaitu kanan dan kiri.
Belahan kiri mengatur fungsi tubuh bagian kanan dan begitu pula
sebaliknya. Masing-masing belahan otak ini terdiri dari 4 lobus
yaitu frontal, pariental, temporal dan occipital. Setiap bagian itu
mempunyai fungsi tertentu:

37
Sumber : http://ramliyana-fisika.blogspot.com/2013/05/sistem-kelistrikan-dalam-
tubuh-manusia_5172.html

a. Lobus Frontal: Tingkah laku, proses berfikir, perhatian berfikir


kreatif, emosi, intektual, inisiatif, mengkoordinasi penggerakan,
penciuman, pergerakan otot, keahlian motoric, Lobus Frontal
memiliki sub-bagian yang bertanggung jawab dengan masing-
masing fungsi, yaitu: motor area, pre-motor area, orbifrontal
cortex dan prefrontal.
b. Lobus Parietal: Penglihatan dan membaca
c. Lobus Ocipital, respon terhadap rangsangan internal, sentuhan,
fungsi bahasa, kombinasi sensory dan pemahaman
d. Lobus temporal: Pendengaran, musik, pengucapan beberapa
tindakan dan emosi
2. Otak Tengah
Cukup kecil, didepan otak belakang Fungsi: membantu pergerakan
mata, menyempit dan melebar pupil, reflex pendengaran, pusat
pengendalian dan keseimbangan, serabut saraf yang menghubungkan
bagian depan dan belakang otak
3. Otak belakang
Otak belakang terdiri dari dua bagian yaitu:

38
a. Otak kecil (cerebellum): bagian terbesar otak belakang berada
dibawah lobus occipital. Otak kecil terbagi menjadi belahan kanan dan
kiri yang berfungsi untuk pengatur keseimbangan tubuh, sikap dan
posisi tubuh serta koordinasi otot ketika sadar
b. Jembatan Varol
Jembatan varol merupakan saraf penghubung antara otak kecil dan
otak besar dan belahan kiri dan kanan dari otak kecil
c. Sumsum lanjutan
Membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan
jembatan varol dengan sumsum tulang belakang. Sekelompok neuron
pada formasi retikular di dalam sumsum lanjutan berfungsi
mengontrol sistem pernapasan, dan syaraf kranial yang berfungsi
mengatur laju denyut jantung juga berada pada sumsum ini.
Selain itu juga berperan sebagai pusat pengatur refleks fisiologi,
tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh
darah, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin,
dan berkedip
Gelombang Otak
Gelombang otak dihasilkan oleh aktivitas neuon di dalam
otak manusia, aktivitas neuron ini menghasilkan sinyal listrik
sebagai pembawa informasi sensori dan motorik. Gelombang otak
merupakan rambatan dari potensial aksi sepanjang wilayah tertentu
pada otak dan pada waktu tertentu. Gelombang otak manusia memliki
rentang frekuensi dan amplitudo yang bervariasi antara 0-30 Hz
dan digolongkan menjadi gelombang delta, theta, alpha dan beta
(Alifis, 2011).
EEG merupakan alat yang didesain untuk mengukur aktivitas
elektrik pada otak manusia. Pada umumnya, EEG dipasang dengan
menempelkan elektroda pada kepala pasien. Gelombang otak yang
terdeteksi merupakanpenjumlahan neural di otak yang disebabkan
oleh rangsangan dari inderamaupun dari pikiran. Rekaman yang

39
terakhir dari volume konduktor bidang diproduksioleh jutaan
persambungan antara saraf-saraf. Komponen saraf yang
menghasilkan arus adalah dendrites, axons dan sel tubuh. Bagian-
bagiandari otak tidak seragam tetapi bervariasi pada lokasi yang
berbeda. Dengandemikian dapat dikatakan EEG bervariasi, tergantung
pada lokasi rekamanelektroda tersebut diletakan. Informasi sensor
dikirim ke otak oleh frekuensiyang dimodulasi dari tindakan yang
menyebabkan kegiatan potensi saraf pada daerah tertentu dari otak
tergantung pada jenis sensor informasi. EEG direkam dengan
menggunakan elektroda-elektroda yang biasanya berupa keping
Ag-AgCl berukuran 1-3 mm yang direkatkan pada kulit kepala dengan
gel atau pasta khusus. Strukturnya terdiri dari metal Ag dikelilingi
oleh AgCl yang sedikit larut dalam air sehingga tetap stabil.
Elektroda ini kemudian dicelupkan ke dalam bak elektrolit di mana
anion elektrodanya adalah Cl- + Ag+ ↔ AgCl. Aksi ini mempunyai
beda potensial sebesar 0,223 V pada 25 °C. Bila dipakai bahan Cu
maka beda potensialnya sebesar 0,34 V (Bahill, 1981)
Setiap gelombang punya karakteristik yang berbeda-beda
serta menandakan kondisi mental seseorang sehingga terbagi
menjadi beberapa jenis gelombang seperti dibawah ini:

Sumber:
https://ilmutelepati.files.wordpress.com/2016/07/gelombang-alpha-
telepati.gif

40
1. Gamma (16 Hz – 100 Hz)
Terjadi saat mengalami aktivitas mental yang sangat tinggi.
Misalnya: Saat berada di arena pertandingan, sangat panik
ketakutan.
2. Beta (12 – 19 Hz)
Saat melakukan aktivitas mental yang terjaga penuh. Diperlukan
ketika otak berfikir, rasional, pemecahan masalah, adapun
gelombang beta dibagi menjadi dua lagi yaitu:
 Getaran Beta (15 – 18 Hz)
 Low beta (12 – 15 )
3. Alpha (8 -12 Hz)
Saat keadaan relaks, mata tertutup, mulai mengantuk.
4. Theta (4 – 7 Hz)
Tidur ringan, sangat mengantuk, tidur disertai mimpi.
5. Delta (0.5 – 4 Hz)
Amplitudo tegangan mencapai 10 mV biasanya dalam keadaan
tidur lelap tanpa mimpi, koma, dan keadaan anestesi. Berdasarkan analisis
gelombang otak yang telah didapatkan melalui EEG, kita dapat
mengklasifikasikan karakteristik gelombang otak tersebut kedalam
gelombang otak normal dan gelombang otak abnormal . Hasil pemeriksaan
EEG menunjukan perbedaan pola gelombang otak sebagai berikut (Jan Nissl,
2006):
a. Normal
Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik
disbanding dengan gelombang beta, aktivitas elektrik dan tidak ada
gelombang yang lambat selama test, maka hasil gelombang tetap normal.
Orang dewasa yang terjaga, EEG menunjukkan gelombang alfa lebih
banyak
b. Abnormal
Serupa dari aktivitas elektrik abnormal yang cepat atau lambat. Hal ini
mungkin ini disebabkan oleh oleh tumor otak, infeksi/peradangan, injuri,

41
strok, atau epilepsi. Ketika seseorang mempunyai epilepsi dengan
pemeriksaan EEG ini bisa diketahui daerah otak bagian mana yang
aktivitas listriknya tidak normal. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola
tidak hal ini Namun pemeriksaan EEG saja tidak cukup, sebab EEG
diambil selalu pada saat tidak ada serangan kejang bukan pada saat
serangan, karena tidak mungkin orang yang sedang mengalami
serangan epilepsi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa EEG. Maka,
pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu sendiri,
yaitu melihat gambaran otaknya misalnya dengan teknik foto Magnetic
Resonance Imaging (MRI). Jadi EEG dengan sendirinya tidak cukup
untuk mendiagnosa penyakit neurology tetapi perlu dengan pemeriksaan
yang lain agar hasil diagnosisnya lebih akurat gambaran EEG. Berbagai
keadaan dapat mempengaruhi EEG yang abnormal dapat disebabkan
kelainan di dalam otak yang tidak hanya terbatas pada satu area khusus di
otak, misalnya intoksikasi obat, infeksi otak (ensefalitis), atau penyakit
metabolisme (Diabetik ketoasidosis). EEG menunjukkan gelombang
delta atau EEG dikatakan abnormal jika mengandung beberapa hal
sebagai berikut (Fisch, 1999):
 Aktivitas bentuk epileptik menyerupai gelombang tajam (sharp
waves), gelombang paku (spike waves), gelombang paku-ombak,
gelombang paku majemuk, dan gelombang lambat yang timbul
secara paraksimal.
 Gelombang lambat terjadi saat irama gelombang tidak teratur atau
irama gelombang lebih lambat dibanding seharusnya.
 Kelainan amplitude terjadi pada saat besar tegangan gelombang
otak pada daerah yang sama dikedua hemisphere otak tidak simetris.
 Pola-pola tertentu yang menyerupai pola gelombang normal tetapi
terdapat penyimpangan nilai frekuensi, reaktivitas dan distribusi.

42
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran
elektronelektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan
muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari
daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam
otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian
diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh

43
perangsangnya. Kelistrikan meurupakan sesuatu yang biasa digunkan
dalam kehidupan sehari-hari dam biasanya kita tidak terlalu memikirkan
hal tersebut. Kelistrikan pada manusia terdiri dari kelistrikan pada syaraf,
otot jantung dan otak.

3.2 Saran
Manusia merupakan mahkluk yang paling sempurna yang telah diciptakan
oleh Allah SWT yang mana kita sering lupa akan takjubnya akan ciptaan-
Nya pada diri kita sendiri, salah satunya yaitu mengenai kelistrikan pada
tubuh kita. Oleh karena itu banyak-banyaklah belajar mengenai tubuh kita
sendiri supaya kita nantinya menjadi hambanya yang rajin bersyukur.

DAFTAR RUJUKAN
Alfi. 2006. Analisis Pola gelombang normal dan abnormal. Bandung: ITB.
Alifis. 2011. Gelombang Gamma, Beta, Alpha, Tetha dan Delta dalam Otak.
(Online). Diakses: 19 Maret 2014. Tersedia

44
dihttp://alifis.wordpress.com/2011/06/02/gelombang-gamma-beta-alpha-tetha-
dan-delta-dalam-otak/
Bahill, A.T. 1981. Bioengineering : Biomedical, Medical and Clinical
Engineering, Prentice-Hall, New Jersey, p. 46- 54
Cameron Jr. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Edisi ke-2. Jakarta: EGC
Carr, J.H., Shepherd, R.B. 1998. Neurological Rehabilitation Optimizing Motor
Fitriana, Muhammad.2012.Kelistrikan Sel. (Online).
(http://id.scribd.com/doc/190897366/Kelistrikan-Sel) diakses 1
November 2018.
Gabriel JF. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC
Ganong WF. 1995.Fisiologi Kedokteran. Edisi ke- 14.Jakarta: EGC
Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika. Jakarta : Erlangga
Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11 th edition.
Philadephia: Elsevier Saunder
Irma Hidayati, Dkk. 2015. Identifikasi Miskonsepsi Sistem Saraf Pada Buku Teks
Biologi Kelas XI. Universitas Syiah Kuala
Junqueira LC, Carneiro J, Kelly RO. 2002. Histologi Dasar. Edisi ke-8. Jakarta:
EGC
Karmana, Oman.2008. Biologi. Bandung : Gafindo Media Pratama
Maulana, R. 2016. Hukum Ohm. Samarinda: Universitas Mulawarman
Mikirbae.2006. Kelistrikan Pada
Sel.http://www.mikirbae.com/2016/01/kelistrikan-pada-sel-saraf.html.
(Diakses tanggal 2 November 2018)
Moore KL, Dalley AF. 2006. Clinically Oriented Anatomy. 5th Edition. United
States: Lippincott Williams & Wilkins
Performance. Oxford: Butterworth Heinemann.
Sherwood L. 2010.Human Physiology: From Cell toSystem. 7th edition. Toronto:
Brooks/Cole CengageLearning
Tortora GJ, Rerrickson B. 2007.Principles of Anatomyand Physiology. 11 th
Edition. New Jersey: John andSons
Tungga Waseso. 2015. Aplikasi Pembelajaran Fungsi Sistem Saraf Pada Tubuh
Manusia Berbasis Android. Universitas Mercu Buana Jakarta.

45
Valerie. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology 5th ed - V. Scanlon, T.
Sanders

46

Anda mungkin juga menyukai