Anda di halaman 1dari 15

1.

Pengertian
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam sluarn kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri,virus,atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih
dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada pria. (Sudoyo Aru,
dkk 2009)

2. Klasifikasi
Klasifikasi menurut letaknya :
a. ISK bawah
1) Sistitis
2) Uretritis
b. ISK atas
1) Pielonefritis
2) Ureteritis

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:

a. ISK uncomplicated (simple)

ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik,
anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial
kandung kemih.

b. ISK complicated

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:

1) Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral


obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing
menetap dan prostatitis.

2) Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.

3) Gangguan daya tahan tubuh

4) Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp


yang memproduksi urease.

3. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia,gender,prevalensi bakteriuria,
dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme ISK antara lain :
a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
1) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
2) Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
3) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
5) Adanya hambatan pada aliran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

4. Patogenesis
a. Infeksi Hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh
yang rendah, karena menderita sesuatu penyakit yang kronik, atau pada pasien
yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen
bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi disalah satu tempat. Misalnya
infeksi S.aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus
infeksi di tulang, kulit, endotel, atau ditempat lain. Salmonela, pseudomonas,
kandida dan proteus termasuk jenis bakteri yang dapat menyebar secara
hematogen.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.colli
karena itu jarang ada infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan
ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen. Hal ini dapat terjadi
pada keadaan sebagai berikut :
1) Adanya bendungan total aliran urin
2) Adanya bendungan intrarenal baik karena jaringan parut maupun
terdapatnya presipitasi obat intratubular misalnya sulfonamid
3) Terdapat faktor vaskular misalnya konstriksi pembuluh darah
4) Pemakaian obat analgetik atau estrogen
5) Pijat ginjal
6) Penyakit ginjal polikistik
7) Penyandang DM
b. Infeksi Asending
1) Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme
kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri
normal kulit seperti basil difteroid, streptokokus. Disamping bakteri normal
flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan
periuretral dan vestibula vaginalis juga banyak dihuni bakteri yang berasal
dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita,
kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli disamping
golongan enterobakter dan S.fecalis. Karena peran faktor predisposisi maka
kolonisasi basil koliform pada wanita didaerah tersebut diduga karena :
a) Adanya perubahan flora normal didaerah perineum
b) Berkurangnya antibodi local
c) Bertambahnya daya lekat organisme pada sel epitel pada wanita
2) Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih
Proses masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih belum diketahui
dengan jelas. Beberapa faktor yang mempengaruhi masuknya
mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah :
a) Faktor Anatomi
Kenyataan bahwa ISK lebih banyak pada wanita dari laki-laki hal ini
disebabkan karena :
(1) Uretra wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat pada anus
(2) Uretra laki-laki bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret
prostat dikenal sebagai antibakteri yang kuat
b) Faktor tekanan urin pada waktu miksi
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena
tekanan urin. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung
kemih setelah pengeluaran urin
c) Manipulasi uretra
Misalnya manipulasi manual pada masturbasi atau pada hubungan
kelamin.
d) Faktor lain misalnya :
(1) Perubahan hormonal waktu menstruasi
(2) Kebersihan alat kelamin bagian luar
(3) Adanya bahan antibakteri dalam urin
(4) Pemakaian obat kontasepsi oral
3) Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih
Dalam keadaan normal mikroorganisme yang masuk kedalam kandung
kemih manusia atau binatang akan cepat menghilang, sehingga tidak cepat
berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari kandung kemih
ini tergantung dari interaksi 3 faktor :
(1) Eradikasi organisme yang disebabkan oleh efek pembiasan dan
pengeceran urin
(2) Efek antibakteri dari urin karena :
(3) Urin mengandung urea dan asam organik yang bersifat bakteriostatik
(4) Urin mempunyai tekanan osmotik yang tinggi dan PH yang rendah
(5) Mekanisme pertahanan mukosa kandung kemih yang intriksik.
4) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan menyebarnya infeksi pada
pelvis ke korteks karena refluks intrarenal. Refluks vesikoureter adalah
keadaan patologis karena tidak berfungsinya val-vula vesikoureter sehingg
aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal.Valvulo vesikoureter yang
tidak berfungsi ini disebabkan karena :
(1) Memendeknya bagian intravesikal ureter yang bisa terjadi secara
kongenital, pada perkembangan embrio ureter yang abnormal sehingga
orifisium ureter terletak lebih ke lateral.
(2) Edema mukosa ureter akibat infeksi
(3) Jajasan sumsum tulang belakang, tumor pada kandung kemih dan
penebalan dinding kandung kemih.

5. Manifestasi klinis
a. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba
untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.
b. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna
putih,cokelat,atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
c. Warna air seni kental/pekat sepeti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
d. Nyeri pada pinggang.
e. Demam atau menggigil yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal
(diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mula dan muntah).
f. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
g. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat meneyrupai infeksi atau sepsis
berupa demam, apatis, berta badan tidak naik, mutah, mencret, anoreksia,
problem minum dan sianosis (kebiruan)
h. Pada bayi gejalanya berupa berupa demam, berta badan sukar naik atau
anoreksia.
i. Pada anak besar gejalnya lebih khas seperti sakit waktu kencing, frekuensi
kenicng menigkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol, anyang-anyangan
(polakisuria) dan bau kencing yang menyengat.
Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :
a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
b. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
c. Hematuria
d. Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri panggul dan pinggang
d. Nyeri ketika berkemih
e. Malaise
f. Pusing

6. Pemeriksaan penunjang
a. Analisa urin rutin, mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta jumlah
kuman/ml urine.
1) Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar
(LPB) sediment air kemih
2) Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
b. Infestigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis (lihat tabel):
1) Ultrasonogram (USG)
2) Radiografi : foto polos perut, pielografi IV, Micturating cystogram
3) Isotop scanning
Sumber : Sudoyo Aru

c. Bakteriologis

1) Mikroskopis

Pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan air kemih segar tanpa


diputar atau tanpa pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bermakna
bilamana dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.

2) Biakan bakteri

Pemeriksaan biakan bakteri contoh air kemih dimaksudkan untuk


memastikan diagnosis ISK Yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah
bermakna sesuai dengan kriteri Cattel.

d. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

e. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai
criteria utama adanya infeksi.

f. Metode tes

1) Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

2) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):

Uretritis akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia


trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

a) Tes- tes tambahan:

Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan


ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau
abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi
ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

7. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
1) Istirahat
2) Diet ; perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran
kemih.
b. Farmakologi
1) Antibiotic sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotic antara lain cefotaxime,ceftriaxon, kotrimoxsazol, trimetropim,
fluoroquinolon, amoksisiklin, doksisisklin, aminoglikosid.
2) Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi
penisilin dengan aminoglikosida.
3) Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin, nitrofurantoin atau
sefalosporin.

8. Discharge planning
a. Perbanyak minum air putih (8/10 gelas/hari)
b. Mengkonsumsi vitamin C secara teratur karena dapat mengurangi jumlah
bakteri dalam urin.
c. Hindari konsumsi minuman beralkohol, makanan yang berempah, dan kopi,
karena semua makanan ini dapat mengiritasi kandung kemih.
d. Berikan kompres hangat dengan bantal elektrik khusus atau botol berisi air
panas pada bagan abdomen untuk mengurangi rasa tegang pada kandung kemih.
e. Segera buang air kecil jika keinginan itu timbul.
f. Cucilah alat kelamin sebelum dan sesudah berhubungan kelamin.
g. Jalani hidup bersih dengan mencuci bagian anus dan genitalia sekurang-
kurangnya sekali sehari.
h. Jika memakai kateter lakukan pergantian atau cek ke dokter dengan teratur.
i. Untuk wanita:
1) Kenali factor penyebab/gejala-gejala yang menimbulkan ISK.
2) Basuh bagian kemaluan dari arah depan kebelakang (anus) agar bakteri
tidak berimigrasi dari anus kevagina atau uretra.
3) Cuci setelah melakukan senggama diikuti dengan terapi antimikroba takaran
tunggal (misal trimetroprim 200 mg).
4) Jika hamil segera periksakan kedokter untuk mendapatkan perawatan
sesegara mungkin.
5) Ganti pembalut atau tampon.
6) Hindari pemakaian celana ketat.
7) Hindari penggunaan parfum, deodorant, atau produk kebersihan wanita
lainnya pada bagian kelamin karena dapat berpotensi mengiritasi uretra.
A. Konsep keperawatan
1. Pengkajian secara umum
a. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh
b. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
1) Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
2) Adakah obstruksi pada saluran kemih?
c. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
1) Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
2) Imobilisasi dalam waktu yang lama.
3) Apakah terjadi inkontinensia urine?

d. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih

1) Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi


terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)

2) Adakah disuria?

3) Adakah urgensi?

4) Adakah hesitancy?

5) Adakah bau urine yang menyengat?

6) Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi


urine?

7) Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah

8) Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih


bagian atas

9) Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.

e. Pengkajian psikologi pasien:

1) Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang


telah dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.

2. Diagnosa secara umum


a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai dengan mual,
muntah.
b. Hipertermia b.d peningkatan laju metabolism dan proses penyakit.
c. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur
traktus urinarius lain.
d. Retensi urin b.d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung kemih.
e. Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain.
f. Resiko infeksi b.d port de entry kuman.
g. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri
Berhubungan dengan faktor :
Infeksi saluran perkemihan
Batasan karakteristik :
Mengeluh nyeri seperti terbakar waktu buang air kecil, mengeluh nyeri pada daerah
panggul, hal ini meningkat dalam intensitas pada perkusi daerah panggul.
Hasil Pasien (kolaboratif) :
Mendemonstrasikan tidak adanya nyeri
Kriteria Hasil :
Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi daerah panggul.

INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau Untuk mengidentifikasi indikasi
a. Haluaran urine terhadap kemajuan atau penyimpangan dari
perubahan warna, baud an pola hasil yang diharapkan
berkemih
b. Masukkan dan haluaran setiap 8
jam
c. Hasil urinalisis ulang
2. Konsul dokter bila: Temuan-temuan ini dapat member
 Sebelumnya kuning gading- tanda kerusakan jaringan lanjut dan
urinekuning, jingga gelap, perlu pemeriksaan lebih luas.
berkabut, atau keruh Seperti pemeriksaan radiologi, jika
 Pola berkemih berubah, sebagai sebelumnya tidak dilakukan.
ccontoh, sering bekemih dengan
jumlah sedikit, perasaan ingin
kencing, menetes setelah
berkemih
 Nyeri menetap atau betambah
sakit
3. Berikan analgesik sesuai kebutuhan Analgetik memblok lintasan nyeri,
dan evaluasi keberhasilannya. sehingga mngurangi nyeri
4. Jika frekuensi menjadi masalah, Berkemih yang sering mengurangi
jamin akses ke kamar mandi, pispot stasis urine pada kandung kemih
temat tidur, atau bedpan. Anjurkan dan menghindari pertumbuhan
pasien untuk berkemih kapan saja bakteri.
ada keinginan
5. Berikan antibiotic. Buat berbagai Akibat dari peningkatan haluaran
variasi sediaan minuman, termasuk urine memudahkan berkemih
air segar di samping tempat tidur. sering dan membantu membilas
Pemberian air sampai 2400 mL/hari. saluran perkemihan.

Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi terhadap infeksi
Berhubungan dengan faktor :
Adanya faktor risiko nosokomial
Batasan Karakteristik :
Inkontinensia, imobilisasi dalam waktu yang lama, kateter indwelling
Hasil Pasien :
Mendemonstrasikan tak ada infeksi saluran perkemihan nosokomial
Kriteria Hasil :
Berkemih dengan urine jernih tanpa ketidaknyamanan, urinalisis dalam batas
normal, kuultur urine menunjukkan tak ada bakteri.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan perawatan perineal dengan Untuk mencegah kontaminasi
air sabun stiap shift. Jika pasien uretra
ainkontinensia, cuci daerah perineal
sesegera mungkin
2. Jika dipasang kateter indwelling, Kateter memberikan jalan pada
berikan perawatan keteter 2 kali per bakteri untuk memasuki kandung
hari (merupakan bagian dari waktu kemih dan naik ke saluran
mandi pagi dan pada waktu akan perkemihan
tidur) dan setelah buang air besar
3. Ikuti kewaspadaan umum (cuci Untuk mencegah kontaminasi
tangan sebelum dan sesudah kontak silang
langsung, pemakaian sarung
tangan), bila kontak dengan cairan
tubuh atau darah yang mungkin
terjadi (memberikan perawatan
perineal, pengosongan kantung
drainse urine, penampungan
speimen urine). Pertahankan teknik
asepsis bila melakukan kateterisasi,
bila mengambil contoh urine dari
kateter indwelling.
4. Kecuali dikontraindikasikan, ubah Untuk mencegah stasis urine
posisi pasien setiap dua jam dan
anjurkan masukkan cairan
sekurang-kurangnya 2400 mL/hari.
Bantu melakukan ambulasi dengan
kebutuhan.
5. Lakukan tindakan untuk Asam urine menghalangi
memelihara asam urine: tumbuhnya kuman. Karena jumlah
 Tingkatkan masukan sari buah sari buah berri diperlukan untuk
berry mencapai dan memelihara
 Berikan obat-obat untuk keasaman urine. Peningkatan
meningkatkan asam urine masukan cairan sari buah dapat
perpengaruh dalam pengobatan
infeksi saluran kemih.

Diagnosa Keperawatan :

Resiko tinggi terhadap kepatuhan

Berhubungan dengan faktor :


Kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan
perawatan di rumah.
Batasan karakteristik :
Pertanyaan kebutuhan menyelesaikan terapi antibiotik yang diprogramkan bila tidak
ada lagi gejala, adanya riwayat infeksi saluran kemih berulang, meminta informasi,
menyatakan tidak mengerti.
Hasil Pasien :
Mendemonstrasikan keinginan untuk mentaati rencana terapeutik
Kriteria Hasil :
Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana
pengobatan, tindakan perawatan diri preventif.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan informasi tentang: Pengetahuan apa yang diharapkan
a. Sumber infeksi. dapat mengurangi ansietas dan
b. Tindakan untuk mencegah membantu mengembangkan
penyebaran atau kekambuhan. kepatuhan klien terhadap rencana
c. Jelaskan pemberian antibiotik terapeutik.
yang meliputi nama, tujuan,
dosis, jadwal dan catat efek
sampingnya.
d. Pemeriksaan diagnostik,
termasuk
 Tujuan.
 Gambaran singkat.
 Persiapan yang dibutuhkan
sebelum pemeriksaan.
 Perawatan sesudah
pemeriksaan.
2. Pastikan pasien atau orang terdekat Instruksi verbal dapat dengan
telah menulis perjanjian untuk mudah dilupakan
perawatan lanjut dan instruksi
tertulis untuk tindakan pencegahan.
3. Instruksikan pasien untuk Pasien sering menghentikan obat
menggunakan seluruh antibiotic mereka, jika tanda-tanda mereda.
yang diresepkan, minuman Cairan menolong membolas ginjal.
sebanyak delapan gelas per hari, Asam piruvat dari sari buah berry
khususnya air dan sari buah berry, membantu mempertahankan
dan segera memberitahu dokter bila keadaan asam urine. Lingkungan
diduga ada infeksi. asam membantu mencegah
pertumbuhan bakteri. Deteksi dini
memungkinkan pemberian terapi
antibiotic sebelum infeksi
menyebar.
4. Sarankan pada wanita berisiko Untuk menjaga saluran bawah
untuk: bebas dari bakteri. Pembersihan
 Berkemih bila keinginan terasa yang tepat setelah buang air
dan setelah berhubungan menghindari uretra terkontaminasi.
seksual. Sejumlah sabun dapat mengiritasi
 Membersihkan perineal dari perineal. Kain katun memberikan
depan ke belakang setelah buang sirkulasi udara yang baik untuk
air besar. mengeringkan daerah perineal.
 Hindari penggunaan busa sabun
dan sabun dengan parfum kuat.
 Gunakan pakaian dalam dari
katun daripada nilon.
5. Berikan kesempatan pada pasien Untuk mendeteksi isyarat indikasi
untuk mengekspresikan perasaan kemungkinan ketidakpatuhan dan
dan masalah tentang rencana membantu mengembangkan
pengobatan penerimaan rencana terpeutik.

Anda mungkin juga menyukai