Anda di halaman 1dari 7

BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 1 of 7

Berbagi Laporkan Penyalahgunaan Laporkan Penyalahgunaan Blog Berikut» Buat

BUDIDAYA IKAN SIDAT


Kami PT. Lintasglobal Investama bekerjasama dengan Aquatic Techno Park – Tambak Pandu Karawang
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departeman Kelautan dan Perikanan, mengajak anda untuk
dapat turut berpartisipasi dalam pengembangan Budidaya Ikan Sidat, untuk info lebih lanjut dapat
menghubungi, Amritsjar Hasaruddin 021 711 328 30 atau 0816 1989 761 email amritsjar@yahoo.com
atau amritsjar@gmail.com

Selasa, Juli 06, 2010 Size Ikan Sidat


UNDANGAN KERJASAMA
UNDANGAN KERJASAMA

Kami mengundang anda para pemerhati dan calon pembudidaya


Ikan sidat untuk bersama sama mengembangkan usaha budi daya
Ikan Sidat untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun
eksport.

Adapun sistem kerjasama yang kami tawarkan adalah :

1. Size 250 Gram

Pengadaan bibit yang kontinyu


Sortir
2.

Teknologi pembesaran Ikan Sidat


3.

Pengadaan Pakan yang efektif dan efisien


4.

Penanggulangan penyakit
5.

Pemasaran
6.
Proser Sortir Awal
Magang
7. Sortir

Investasi
8.

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011


BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 2 of 7

Bantuan Pembiayaan Perbankan

Kami mengundang anda untuk datang belajar, berdiskusi dan


magang ditempat kami untuk kemudian dapat menerapkan
pengalaman di tempat masing masing dan atau dapat melanjutkan
di tempat kami.

Saat ini di Cinegara kami memiliki Kolam Tanah, Kolam Semen, dan
Kolam Air Deras, sedangkan Kolam Fiber dan Aquarium Glass Eel,
sedang kami persiapkan.

Proses Penyortiran
Sekedar untuk biaya konsumsi, maka setiap peserta akan kami
kenakan biaya sebesar Rp.100.000,- (Seratus Ribu Rupiah). Proses Fillet

Pembayaran dapat melalui transfer bank ke :

Bank Central Asia

Cabang Wahid Hasyim Jakarta

No Rekening :0281708863

Atas Nama : Amritsjar Hasaruddin

Waktu pelaksanaan : Hari Sabtu Tanggal 10 Juli 2010


Proses Pe Fillet an
Materi : Presentasi, Diskusi dan kunjungan ke kolam

Fillet
Untuk Info lebih lanjut, dapat menghubungi kami di 021 28 78 48
48

atau SMS ke 0816 1989 761

Tersedia Ikan Sidat untuk Souvenir

Untuk waktu pertemuan pukul 10 sampai selesai


Bertempat di : Kolam Sindang Reret
Lokasi : Desa Cinegara, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor
Ancer ancernya ; Fillet siap dipanggang
Keluar Tol Ciawi arah Sukabumi, sekitar 6 Km atau Talang Tiga,
belok kiri, ikutin petunjuk Restoran Desa Sawah, sekitar 1 km
Mesin Pemanggang
anda telah di kolam Sindang Reret RT 02/04
Terima kasih
Amritsjar Hasaruddin
0816 1989 761

Terima Kasih untuk kawan kawan yang telah hadir pada tanggal 3

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011


BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 3 of 7

Pak Asep Andri krisyandi, Pak Rahadianto, Pak M. Baldansyah, Pak


Moh Sunarwan, Pak Budianto, Pak Hadi, Pak Michael, Pak Musadek,
dan Pak Yayan
Diposkan oleh Amritsjar Hasaruddin di 7/06/2010 09:50:00 AM
0 komentar Link ke posting ini

Rabu, Agustus 22, 2007


BUDIDAYA IKAN SIDAT
Tempat memanggang Unagi
Salam kenal para pecinta Agrimina
Proses Pematangan
Kami PT. Lintasglobal Investama dengan Aquatic Techno
Park – Tambak Pandu Karawang Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
Departeman Kelautan dan Perikanan, bekerjasama dalam program
pengembangan budidaya Ikan Sidat.

Pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2007 lalu, Tambak Pandu, untuk pertama
kalinya telah berhasil mengekspor 30 Ton ikan sidat atau Anguilla sp, menuju
negara-negara di Asia Timur, yakni Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang.

Ekspor perdana tersebut dilepas dari Tambak Pandu di Desa Pusakajaya


Utara,Kabupaten Karawang, Jawa Barat, oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan Freddy Numberi dan Wakil Gubernur Jawa Nu'man A.Hakim.
Unagi dalam proses pematangan
Dibutuhkan waktu dua tahun, untuk menemukan formula tepat bagi
pembesaran ikan sidat. Ternyata, ikan ini tumbuh baik pada suhu 29-31
derajat Celsius, dengan tingkat salinitas lima per mil, oleh karena.teknologi Matang
pembesaran ikan sidat telah dikuasai, maka secepatnya DKP akan
mengembangkan ikan sidat di beberapa daerah, antara lain di Kabupaten
Karawang, Jawa Barat, dan Likupang, Sulawesi Selatan.

Setiap tahunnya, Jepang membutuhkan ikan sidat sebanyak 100.000 ton,


dengan hanya sekitar 20.000 ton yang diproduksi dari dalam negeri maka
Jepang, mengimpor 80.000 ton ikan sidat, dengan 60.000 ton diantaranya
diimpor dari China.

Budidaya ikan sidat di Indonesia, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan


Jepang atas ikan sidat sebagai bahan baku makanan seharga per kilogram
antara 4.000-6.000 yen, setara Rp 350.000 hingga Rp 450.000.sehingga
Indonesia dapat menyubtitusi China sebagai eksportir ikan sidat, karena ikan Unagi siap di packing
sidat produksi China seringkali ada bercak- bercak akibat jamur. Sementara,
konsumen Jepang menginginkan produk yang sempurna.
Packaging
SEKILAS IKAN SIDAT

Perubahan iklim telah mengubah pola migrasi ikan sidat di perairan laut
Kepulauan Indonesia. Jika biasanya ikan ini hanya bisa dilihat di laut selama
setengah tahun, namun saat ini belut laut ini muncul sepanjang tahun.

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011


BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 4 of 7

Bentuknya seperti ular. Namun secara biologis karena memiliki insang dan
sirip dia masuk kelompok ikan. Orang Indonesia biasa menyebutnya ikan
sidat (belut laut tropis) atau bahasa latinnya anguilla sp. Jarang sekali ikan ini
dikonsumsi oleh orang pribumi. Meski demikian, jangan remehkan ikan ini
dari bentuknya. Sebab kandungan nutrisi ikan ini berada di atas rata-rata
semua jenis ikan. Bahkan, di Eropa, Amerika, dan Jepang ikan ini laris manis
dan menjadi konsumsi dari kalangan menengah ke atas karena harganya
cukup mahal.

Bahkan sebagian orang Jepang percaya bahwa dengan mengonsumsi ikan ini
bisa menambah stamina dan memperpanjang umur. Meskipun terkesan
hanya sebagai mitos, namun secara medis ikan ini memang memiliki
kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga Proses Akhir Pengemasan
menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Indonesia
memiliki potensi sebagai penghasil ikan sidat jenis tropis yang melimpah. UNAGI, Masakan Jepang

Menurut Peneliti Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hagi Yulia Sugeha menyatakan
RI berpotensi menjadi penghasil ikan sidat terbesar di dunia. Sebab, ikan
sidat jenis tropis yang ada di perairan laut Indonesia memiliki karakter yang
unik. Sidat betina tropis memiliki kemampuan reproduksi sembilan kali lebih
banyak ketimbang jenis ikan sidat dari lintang tinggi. Ini bisa dilihat dari
jumlah telur yang dibawa dalam perutnya. Selain itu kemampuan
Menu Ikan Sidat
memijahnya pun sepanjang tahun. Dengan kemampuan bertelur mencapai
ratusan ribu bahkan jutaan telur, maka ikan ini sangat potensial untuk
dibudidayakan. Best We Have

"Ikan sidat merupakan menu paling mahal di Jepang disebut sebagai unagi
tahun 2000-an harga ikan ini di pasar 700 yen per ekor (saat itu sekira Rp490
ribu per ekor). Tapi kalau sudah diolah yang siap makan di restoran harganya
5.000 yen per porsi. Itu hanya orang kaya yang beli padahal hanya 1 potong,"
katanya.

Meski demikian, kata dia, ikan sidat kini mulai menunjukkan pola hidup yang
berbeda. Menurut Yulia, ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim atau
kondisi air yang tercemar. Selama ini dilaporkan ikan ini akan muncul di
lautan hanya setengah tahun. Namun ternyata berdasarkan penelitian yang
dia lakukan di Muara Sungai Poigar sebelah utara pulau Sulawesi, ikan ini
bisa muncul sepanjang tahun. Selain itu, komposisi spesies ikan sidat yang
masuk ke perairan laut Indonesia pun bisa berbeda. Dalam satu tahun bisa Ikan Sidat Uk 3 Kg
dominan sidat jenis spesies celebesensis, sedang tahun berikutnya bisa
dominan marmorata. Mengenai Saya

Pengamatan yang dilakukan Yulia bersama empat peneliti dari Jepang selama AMRITS JAR

kurun 1997-1999, terungkap bahwa pola migrasi sidat Muara Sungai Poigar HASARUDD IN

Sulawesi tercatat ada tiga karakter spesies sidat yang melimpah. Yakni, jenis GE DUN G UK M PUSAT

anguilla celebesensis, marmorata, dan bicolor pacifica. Selama tiga tahun IK AN H IAS L T 2, JL .

penelitian celebesensis merupakan spesies paling melimpah dengan angka PE RCE T AK AN N EGARA

73,5 persen, 79,5 persen, dan 81,9 persen. Marmorata merupakan spesies II J AK - PUS,

dengan kelimpahan nomor dua dengang persentase 23,8 persen, 18,8 persen, IN DON ES IA

dan 17,7 persen. Sedangan bicolor pasifika hanya 2,7 persen, 1,7 persen, dan Lihat profil lengkapku
0,3 persen.

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011


BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 5 of 7

"Selama awal bulan, belut laut ini tampak lebih melimpah saat laut pasang
ketimbang saat surut. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa ikan sidat
akan menjadi melimpah saat awal bulan dan saat laut pasang," katanya.

Namun selama empat tahun terakhir penelitian yang dilakukan Yulia bersama
tim peneliti LIPI, ditemukan pola migrasi yang berbeda dari ikan ini.

Menurut dia, ikan sidat telah mengubah tingkah laku migrasi. Dia bersama
tim peneliti baru saja melaporkan tentang perubahan dominasi spesies.
Celebesensis yang sebelumnya tampak melimpah kini telah digantikan oleh
marmorata. Toh meskipun, kata dia, dalam bermigrasi celebesensis memang
lebih dekat ke Indonesia dibandingkan marmorata dan bicolor pasifika.

"Kami menduga perubahan siklus ini karena dia mengikuti siklus perubahan
iklim. Jadi mungkin 10 tahun kemudian bisa jadi celebesensis akan dominan
lagi. Lha kalau dipengaruhi lagi oleh perubahan iklim itu bisa berubah sebab
spesies yang bermigrasi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim atau
lingkungan. Jadi apabila lingkungan berubah, maka pola migrasinya juga
akan berubah. Misalnya sungainya rusak, tercemar dan lainnya," paparnya.

Para ilmuwan memang sudah terlanjur khawatir. Bahwa pada 2030


mendatang diperkirakan banyak spesies akan punah. Namun kenyataannya
dilaporkan bahwa Indonesia merupakan tempat bagi tujuh dari 18 spesies
ikan sidat yang ada di dunia.

Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Yulia dan Tim LIPI menemukan lima
jenis spesies baru yang karakternya belum pernah di laporkan ada di dunia.
Sehingga berpeluang menjadi spesies baru di luar angka 18 spesies yang telah
tercatat tersebut. Selain itu, dia menemukan bahwa Indonesia tidak hanya
menjadi tempat tinggal tujuh spesies sidat, namun juga ditemukan dua
spesies lainnya yang termasuk bagian dari 18 spesies tersebut. Artinya
Indonesia berpeluang ditempati sembilan spesies sidat yang pernah dikenal di
dunia.

Tidak hanya itu, spesies moyang dari sidat yakni anguilla borneensis
merupakan spesies yang hanya ada di Indonesia dan statusnya sudah endemis
atau terancam punah. Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan
sebagai tempat favorit sidat, karena karakter ikan sidat yang suka bertelur di
wilayah gugusan pulau. Selain itu banyaknya gunung dan danau merupakan
surga bagi ikan ini. Yulia bersama Tim peneliti sempat menemukan ikan sidat
yang sudah berumur 15 tahun dengan ukuran panjang 1,72 meter dan berat 15
kg. Tingkat pertumbuhannya memang tinggi di daerah tropis.

"Curiga saya jangan-jangan 18 spesies dunia awal penyebarannya dari


Indonesia kemudian menyebar ke daerah lain," katanya.

Mempelajari pola karakter hidup ikan sidat memang unik. Ikan ini bisa hidup
di air tawar maupun asin, dipercaya inilah yang menyebabkan metabolisme
dan daya tahan tubuh ikan ini menjadi tinggi sehingga kandungan nutrisinya
pun tinggi. Ikan sidat dewasa akan bereproduksi di laut. Sementara jutaan
anakan-anakan ikan ini akan bermigrasi mencari muara dan menuju air tawar

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011


BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 6 of 7

dan tinggal di sana selama bertahun-tahun.

Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi begitu
terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar
untuk melakukan reproduksi, dan anak-anaknya yang akan bermigrasi
mencari laut.

Namun menurut Yulia, memang ada yang berubah dari pola migrasi sidat.
Temuan lain yang dia dapatkan bersama tim peneliti adalah pola migrasi yang
tidak sama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Penelitian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayah tersebut dengan
melibatkan banyak anggota tim peneliti menemukan bahwa musim kemarau
merupakan puncak kelimpahan sidat di Indonesia bagian tengah yakni pada
bulan April - Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian barat
dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau.

"Jadi kemungkinan ketemu kelimpahannya di musim penghujan. Nah


implikasinya buat pengelolaannya tidak boleh sama. Kebiasaan di Indonesia,
jika satu budi dayanya seperti ini maka yang lainnya juga sama. Padahal
musimnya saja beda," paparnya.

Hingga saat ini, memang eksploitasi ikan sidat masih mengandalkan hasil
tangkapan alam. Biasanya ikan sidat ditangkap saat anakan untuk kemudian
diekspor atau pada ukuran yang sudah besar. Meskipun di Indonesia
potensinya memang melimpah dan belum tergali, namun menurut Yulia
hingga saat ini belum ditemukan lokasi di mana ikan sidat ini bertelur dan
bereproduksi. Jika sudah ditemukan lokasi dan karakternya, tentu akan
sangat membantu pengembangan budi dayanya.

Selain itu, dia mengkhawatirkan masih ada spesies lain ikan sidat di negeri ini
yang belum ditemukan. Kekhawatirannya spesies tersebut sudah punah lebih
dulu sebelum dilakukan pencatatan akibat eksploitasi yang tidak
mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan ikan ini.

(Abdul Malik / Sindo / mbs)

Kami mengajak anda untuk dapat turut berpartisipasi dalam pengembangan


Budidaya Ikan Sidat, untuk info lebih lanjut dapat menghubungi,

Amritsjar Hasaruddin 021 711 328 30


atau 0816 1989 761
Diposkan oleh Amritsjar Hasaruddin di 8/22/2007 01:55:00 PM
2 komentar Link ke posting ini

Label: Investasi Budidaya Ikan Sidat

Beranda

Langgan: Entri (Atom)

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011


BUDIDAYA IKAN SIDAT Page 7 of 7

Analisa Usaha
ANALISA USAHA - BUDIDAYA IKAN SIDAT

BIAYA INVESTASI Harga Volume Jumlah


1 Persiapan Lahan Rp 3,000,000 1 Rp
2 Pagar Biosekuriti dan saringan Rp 1,700,000 1 Rp
3 Tiang pagar (bambu) Rp 600,000 1 Rp
4 Pompa Rp 5,000,000 2 unit Rp
5 Sewa Lahan Rp 5,000,000 1 thn Rp
6 Saung Jaga Rp 2,000,000 1 Rp
Sub Total Rp

BIAYA OPERASIONAL Harga Volume Jumlah


1 Benih sidat size 10 (berat 100 gr) Rp 30,000 800 kg Rp
2 Pakan Sidat Rp 13,500 8000 kg Rp
3 Bahan Bakar Solar Rp 10,000 1200 ltr Rp
4 Honor Tenaga Kerja Rp 1,450,000 6 bln Rp
5 Panen Rp 2,000,000 1 Rp
Sub Total Rp 154,700,000

Total Biaya Rp 177,000,000

Target Masa Pembudidayaan Ikan Sidat Selama 6 (Enam) Bulan


Berat Ikan Sidat akan bertambah 10 kali lipat menjadi 8.000 kg

Analisa Keuntungan
Penjualan Ikan Sidat 8,000 kg x Rp 70,000 = Rp 560,000,000

Biaya-biaya
Biaya operasional Rp
Biaya investasi Rp
Biaya penyusutan (pompa & saung jaga) Rp
Total Biaya Rp 167,400,000

Keuntungan Rp 392,600,000

Profesional Fee 20% Rp

Keuntungan Bersih Rp 314,080,000

Return On Investment (ROI)

file://I:\BUDIDAYA IKAN SIDAT.htm 2/3/2011

Anda mungkin juga menyukai