Anda di halaman 1dari 8

Efek samping dan tingkat perlindungannya yang pendek, vaksin jenis ini sudah tidak beredar lagi.

2) Vaksin oral Ty21a


Ini adalah vaksim oral yang mengandung S. typhi strain Ty21a hisup. Vaksin diberikan pada usia 6 tahun
dengan dosis 1 kapsul setiap selama 1 minggu. Menurut laporan. Vaksin oral Ty21a bisa memberikan
perlindungan elama 5 tahun.

3) Vaksin parenteal polisakarida


Vakdin ini berasal dari polisakarida Vi dari kuman Salmonella. Vaksin diberikan secara parenteral dengan
dosis tunggal 0,5 cc intra muscular pada usia mulai 2 tahun dengan dosis ulangan setipa tahun. Jenis
Vaksin ini menjadi pilihan utama karena relatif paling aman (sumarno, 2012).

B. Asuhan Keperawatan Demam Thypoid


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu proses kontinu yang dilakukan semua fase pemecahan masalah
dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan. Pengkajian menggunakan banyak keterampilan
keperawatan dan terdiri atas pengumpulan, klarifikasi, dan analisis data dari berbagai sumber. Untuk
memberikan pengkajian yang akurat dan kompeherensif, perawat harus mempertimbangkan informasi
mengenai latar belakang biofisik, psikologi, sosiokultural dan spiritual pasien (Wong etall, 2009).
Pengkajian adalah peraswat dalam mengumpulkan data. Hak secara objektif atau bisa
diukur secara verbal yang bisa digali oleh seorang perawat terhadap klien, keluarga, dan seorang yang
dekat dengan klien, data yang diperoleh haruslah menggambarkan status kesehatan klien ataupun masalah
utama yang dialami oleh klien. Dalam melakukan pengkajian, diperlukan teknik khusus dari seorang
perawat, terutama dalam menggali data, yaitun dengan menggunakan lomunikasi yang efektif dan teknik
terapeutik (Wilkinson, 2007).
a. Keluahan utama
Pada pasien typus abdominalis keluhan utamanya adalah demam.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian ringkas dengan PQRST dapat lebih memudahkan perawat dalam melengkapi pengkajian.
P : Provokatif/Paliatif
Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang dapat mebgurangi dan memberatkannya?
Q : Quality/Quantity
Bagaimana gejala dirasakan?
S : Skala
Seberapakah Keparahan dirasakan dengan suhu ᵒC?
T : Timing
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering terasa ?
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak pernah, apakah menderita
penyakit lainnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Apakah kesehatan dalam keluarga ada yang pernah menderita thypoid atau sakit yang lainnya.
e. Riwayat imunisasi
Berisi mengenai pemberian vaksin DCG, FPT, Polio, Campak, Hepatitis, waktu pemberian dll.
f. Riwayat psiko dan spiritual
Psio sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejal-gejala yang
dialami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.
g. Pemeriksaan fisik
Head to toe
1) Kepala
Infeksi : ukur lingkar kepala, bentuk, kesimetrian, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna rambut, jumalh dan distribusi rambut.
Normal : simestri, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukan tanda-tanda
kekurangan gizi (rambut jagung dan kering).
Palpasi : adanya pembengkakan / penonjolan, dan tekstur rambut
Normal : tidak ada penonjolan / pembengkakan, rmbut lebat dan kuat/tidak rapuh
` setelah diadakan pemeriksaan kepala eveluasi hasil yang didapat dengan memnadikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasi hasil pemeriksaan yang didapat.
2) Wajah
Infeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk dan keseimbangan
Normal : warna sama dengan bagian tubuh lain, tidak pucat/ikterik, simetris
Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi dan rahang
Normal : tidak ada nyeri tekan dan edema
Setelah diadakannya pemeriksaan wajah eveluasi hasil yangdidapat dengan membandingkan
dengan keadaan normal, dan dokumentasi hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
3) Mata
Infeksi : bentuk, kesimetrian, alis mata, bulu mata, kelopak mata, bola mata, warna
konjungtiva dan selera (anemis/ikterik), penggunaan kacamata/lensa, kontak
dan respon terhadap cahaya.
Normal : simetris mata kita, simetris bola mata kita, warna konjingva pisik, dan selera
berwarna putih.
4) Telinga
Infeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integrasi, posisi telinga, warna, lubnag
telinga (serumen/tanda-tanda infeksi), alat bantu dengar
Normal : bentuk dan posisi simetris kika, intergasi kulit bagus, warna sama dengan kulit
lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.
Palpasi : nyeri tekan aulikuler, mastoid dan tragus
Normal : tidak ada nyeri tekan
Setelah diadakan pemeriksaan telingan eveluasi hasil yang didapat dengan membandingkan
dengan keadaan norma, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
5) Hidung
Infeksi : hidung eksternal (bnetul, ukuran, warna, kesimentrisan), rongga, hidung (lesi,
secret, sumbatan, pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda-tanda
infeksi)
Normal : simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada
sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi.
Palpasi dan perkusi prontalis dan, maksilaris (bengkak, nyeri dan septum deviasi)
Normal : tidak ada bengkak dan nyeri tekan.
Setelah diadakannya pemeriksaan hidung eveluasi hasil yang didapt dengan membandingkan
dengan keadaan norma, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
6) Mulut
Infeksi dan palpasi : (stuktur dalam) gigi lengkap/pemggunaan gigi palsu, perdarahan,
radang gusi, kesimestrisan, warna, posisi tidak, dan keadaan langit-
langit.
Normal : gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau kerusakan gigi,
tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simestris warna pin, langit-
langit utuh dan tidak ada tanda infeksi.
Infeksi dan palpasi : (struktur luar) warna mukosan mulut dan bibir, tekstur, lesi dan
stomatitis.
Normal : warna mukosan mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi dan
Stomatitis.
7) Leher
Infeksi : warna integrasi, bentuk simeris.
Normal : warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simestris,
tidak ada pembesaran kelenjar gondok.
Infeksi dan auskualtasi: (arteri karatis) lokasi pulsasi
Normal : arteri karo tis terdengar
Infeksi dan palpasi : (kelenjar thypoid) nodus/difus, pembesaran, batas. Konsisten, nyeri,
gerakan/perlengkapan, pada kulit, kelenjar limfe (letak, konsisten,
nyeri, pembesaran), kelenjar parotis (letak, terlihat/teraba)
Normal : tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri.
Auskultasi : bising pembuluh darah
Setelah diadakannya pemeriksaan leher eveluasi hasil yang, didapat dengan membandingkan
dengan keadaan normal, dan dokumentasi hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
8) Dada
Infeksi : kemestrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna kulit, lesi,
edema, pembengkakan/penonjolan.
Normal : sismetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernafasan,
warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembekakan/penonjolan/edema.
Palpasi : simsteris, pergerakan dada, lessi, nyeri, tractile vremitus (intruksikan pasien
untuk mengucap angkat tujuh-tujuh sambil melakukan perabaan dengan dedua
telapak tangan pada punggung pasien)
Normal : integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan/tanda tand aperadangan,ekspansi
simestris, taktil vremitus cenderung sebelah kanan lebih teraba jelas.
Perkusi : paru, ekskrusi, diafragma, (konsisten dan bandingkan satu sisi dengan satu sisi
lain pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke sisi)
Normal : resonan (dug-dug-dug), jika bagian padat lebih dari pada bagian udara pekak
(bleg-bleg-bleg), jika bagian udara lebih besar dari bagian padat hiperesonan
(deng-deng-deng), batas jantung bunyi resonan hilang >> redup.
Auskultas : suara nafas, trachea, bronchus, paru, (dengarkan dengan menggunakan
stestokop di lapang paru kika. Du RIC 1 dan 2, diatas manubrium dan di atas
trchea)
Normal : bunyi nafas vesikuler, bronchovesikuler, bronchial, tracheal
Setelah diadakannya pemeriksaan dada eveluasi hasil yang didapat dengan membandingkan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat.
9) Abdomen
Infeksi : kuadrat dab simetris, warna kulit, lesi, scar, astomy, distensi, tonjolan,
pelebaran vena, kelainan umbilicus, dan gerakan dinding perut.
Normal : simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain, tidak terdapat ostomy,
distensi, tonjolan, pelebaran vena, dan kelainan umbilicus.
Auskultasi : bising usus, diafragma, suara pembuluh darah dan friction rub: aorta, arteri
renalis, arteri illiaka
Normal : suara peristaltic terdengar 6-9x/menit, terdengar denyutan arteri renalis, iliaka,
Aorta
Pekusi : (ginjal) nyeri
Normal : tidak ada nyeri
Setelah diadakannya pemeriksaan abdomen evaluasi hasil yang didapat dengan membandingkan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
10) Ekstremitas
Atas
Infeksi : (musculoskeletal) simestris dan pergerakan, integritas ROM, kekuatan dan
tonus otot.
Normal : simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh
Palpasi : denyutan arteri brachialis dan arteri radialis
Normal : teraba jelas
Bawah
Infeksi : (musculoskeletal) simestris dan pergerakan, intgritas ROM, kekuatan dan tonus
Otot
Normal : simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh
Palpasi : arteri femoralis, arteri popliteal, arteri dorsalis pedis denyutan.
Normal : teraba jelas
Tes reflek : tendon fatella dan archilles
Normal : reflek patella dan archiles posisif
Setelah diadakannya pemeriksaan ekstremitas evaluasi hasil yang didapat dengan
membandingkan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
tersebut.
11) Genitalia
Infeksi : mukosa kulit, integritas kulit, edema, pengeluaran, scrotum (ukuran dan bentuk,
turunan testes, tonjolan, hemoroid.
Normal : bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik, simestris tidak ada edema,
hemoroid dan tanda-tanda infeksi (pengeluaran pus/bau)
setelah diadakannya pemeriksaan genitalia avaluasi hasil yang didapat dengan membandingkan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
2. Dianogsa keperawatan
Dianogsa keperawatan adalah penyebut ssekelompok petunjuk yang didapat selama fase
pengkajian. Diagnosa keperawatan saat ini dikenal adalah suatu penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan, perencanaan kepeerawatan
merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien, setiap klien yang
memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik (Nursalam_2009).
a. Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
Tujuan : Harapkam kondisi pasien membaik
Kriteria hasil : - suhu tubuh dalam rentang normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing merasa nyaman
Intervensi :
1) Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rasional :
Peningkatan dan penurunan suhu tubuh dapat dihubungkan dengan pathogen tertentu dan
resolusi infeksi
2) Kompres pasien pada lipatan pada dan aksila
Rasional :
Memfasilitasi kehilangan panas lewat konfeksi dan kondukksi
3) Berikan cairan intravena
Rasional :
Mengembalikan cairan tubuh yang keluar akibat bevavorasi.
a. Implementasi
1) Hipertermi berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan, proses penyakit
a) Menjelaskan pada kelurga tentang dari peningkatan suhu tubuh.
b) Mempertahankan ventilasi yang cukup dalam ruangan.
c) Memberi kompres dingin
d) Menganjurkan untuk menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat.
e) Observasi tanda-tanda vital
f) Melakukan kolaborasi pemberian obat-obatan golongan antipiretik bila
dengan intervensi perawatan suhu tidak turun.
2) Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan
a) Mengkaji tingkat nyeri,lokasi, sifat dan lamanya nyeri
b) Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien
c) Mengajarkan teknis nafas dalam
d) Mengajarkan kepada orang tua untuk mengguanakan teknik relaksasi
misalnya visualisasi, aktivitas hiburan yang tepat
3) Gangguan eliminasi berhubungan dengan proses inflamasi. Proses peradangan
usus halus.
a) Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan factor
pencetus.
b) Meningkatkan tirah baring
c) Membuang feces dengan cepat dan berikan pengharum ruangan.
d) Mengidentifikasi makanan dan cairan yang mencetus diare.
e) Kolaborasi dengan medik untuk antikolinergik,antibiotic,dan antasida
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungab dengan intake yang tidak
adekuat
a) Observasi tanda-tanda vital
b) Memonitor tanda-tanda kekurangan volume cairan : tirgor kulit tidak elastis,
produksi urin menurun, membrane mukosa kering, bibir pecah-pecah.
c) Observasi dan catat intake dan output pada waktu yang sama
d) Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
5) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan fungsi digestif absorbs nutrisi.
a) Mendiskusikan denga keluarga diet yang harusndiberikan pada anak (mudah
cerna).
b) Mendorong tirag baring atau pembatasan aktivitas selama feses akut.
c) Memberikan makanan dengan porsi kecil dan frekuensi sering.
d) Memberikan diet sesui dengan kondisi klien.
e) Mencatatat masukan dan pengeluaran.
f) Kolaborasi dengan pemberian nutrisi parenteral bila nutrisi peroral sulit
dicapai.
6) Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dangan factor hospitalisasi,
diare, dan konstipasi.
a) Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan penunjang
b) Menciptakan lingkungan yang nyaman dengan cara mengurangi kebisingan
kunjugan .
c) Meningkatkan tidur dengan menguatkan bantuan sesuai kebiasaan di rumah
d) Menjelaskan waktu semalam pada anak.
e) Memerikan anak lampu malam atau senter.

b. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan sesuai diagnose yang ada pasien tidak lagi mengeluh
panas tinggi, nyeri, pusing dan lemas, rasa nyaman pasien terpenuhi, kebutuhan
nutrisi terpenuhi, kebutuhan volume cairan terpenuhi, istirahat tidur terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai