Anda di halaman 1dari 7

MEKANISME HORMONAL PADA JANTAN DAN MORFOLOGI

SPERMATOZOA

UMMUL MASIR
B 352130101
BIOLOGI REPRODUKSI

DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
MOROFOLOGI SPERMA

Sumber: Philip, L.S. ,1997)


Fungsi bagian-bagian sperma

Spermatozoa dibentuk di dalam testes melalui proses yang disebut


spermatogenesia, tetapi mengalami pematangan lebih lanjut di dalam epididimis
di mana sperma disimpan sampai ejakulasi. Satu sel sperma terdiri dari beberapa
bagian seperti kepala sperma, leher sperma, dan ekor. Setiap bagian memegang
fungsinya masing-masing.

A. Bagian Kepala
1. Acrosom merupakan ikatan membran lisosom yang teridiri dari enzim
hidrolitik. Enzim ini terdiri dari acrosin, hylurodinase, zona lisin,
esterases dan hidrolasess asam. Enzim-enzim ini
a. Hialuronidase merupakan enzim yang dapat melarutkan hialuronid
pada korona radiata ovum, sehingga spermatozoon dapat menembus
dan membuahi ovum.
b. Sementara akrosin merupakan enzim protease yang dapat
menghancurkan glikoprotein yang terdapat di zona pellusida ovum.
2. Membran plasma
Bentuk dari nucleus pada mamalia adalah oval dan pipihyang
dikelilingi oleh membran nucleus. Kromatin dilengkapi dan hampir
lembab karena tingginya kadar kreatinin.
3. Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan
sebagai pengendali kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar
yang berada dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 mm dan
biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk oval atau bulat.
Setiap sel mempunyai satu inti, kecuali beberapa organisme yang
berinti dua (dikariotik), misalnya Paramecium, atau berinti banyak
(prokariotik), misalnya jamur. Di dalam inti sel terdapat matriks yang
disebut nukleoplasma,nukleous,RNA, dan kromosom. Kromosom
tersusun atas protein dan DNA. DNA berfungsi untuk menyampaikan
informasi genetik dan sintesis protein.

B. Bagian Ekor
Pada bagian ekor sperma terbagi atas empat bagian yatu leher, bagian
tengah, bagian dasar dan pangkal sperma.
1. Leher
Pada bagian leher ini terdiri dari selubung mitokondria luar bagian
serabut ekor sampai ke potongan bagian dalam. Pada bagian tengahnya
berakhir sampai di annulus, di mana batas pertemuannya di antara
annulus dan bagian dasar.
2. Bagian tengah ke bagian dasar.
Pada bagian ini merupakan perpanjangan dari annual yang terdapat
pada leher sperma. Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang
terdapat Axial Filament pada bagian dalam dan membran plasma di
bagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma Berupa flagella
untuk pergerakan spermatozoon menuju sel telur. Ekor yang motil itu
pada pusatnya sama seperti flagellum memiliki struktur axoneme yang
terdiri atas mikrotubul pusat dikelilingi oleh Sembilan doblet
mikrotubul yang berjarak sama satu dengan yang lainnya. Daya yang
dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan baling-baling dan
memungkinkan sperma meluncur dengan cepat. Keberadan mesin
pendorong ini tentunya membutuhkan bahan bakar yang paling
produktif yaitu gula fruktosa yang telah tersedia dalam bentuk cairan
yang melingkupi sperma.

3. Pangkal Ekor
Pangkal ekor merupakan ujung dari flagella sperma.
MEKANISME HORMONAL PADA HEWAN JANTAN

Sumber: Philip, L.S. ,1997)


Hormon-hormon reproduksi memegang peranan penting dalam inisiasi
dan regulasi siklus estrus, ovulasi, fertilisasi, mempersiapkan uterus untuk
menerima ovum yang telah dibuahi, melindungi, mengamankan dan
mempertahankan kebuntingan, menginisiasikan kelahiran.
Banak rangsangan sensoris eksternal bekerja terhadap sistem syaraf pusat
dan hypotalamus dan mempengaruhi produksi. Rangsangan-rangsangan tersebut
meliputi cahaya melalui mata, suara yang tertangkap oleh telinga, penciuman
melalui hidung, tindakan makanan, rangsangan-rangsangan fisik meliputi dingin
dan panas dan jumlah kerja, stres dengan akibat pengeluaran hormon-hormon
glukokortikoid dari kelenjar adrenal, perabaan seperti yang disebabkan naiknya
pejantan dan intromisi penis ke dalam vagina (Feradis, 2010).
Rangsangan-rangsangan olfaktoris yang diterima melalui alat penciuman
disebut pheromon. Di dalam sistem syarafpusat, sumsum tulang belakang dan
hypotalamus terdapat banyak busur-busur refleks yang saling mempengaruhi, dan
pusat-pusat yang berhubungan dengan kelakukan kelamin dan dengan produksi
“faktor-faktor pelepas” (releasing factors) atau neurosekresi yang menyebabkan
pelepasan hormon-hormon tropik dari kelenjar adenohypophysa. Pusat-pusat
demikian sering terletak dekat hypotalamus, juga mengatur elepasan prolaktin
daru adenohypophisa, oxytosin dan vasopresin dari neurohypophysa (Toelihere,
1993).
Hormon reproduksi terdapat di dalam hypotalamus. Substansi-substansi
ini disekresikan oleh hypotalamus dan mengetur evektivitas adenohypopysa.
Suatu pengecualian tersebut adalah hormon tiroid yang adalah suatu asam amino
berjodium. (Feradis, 2010)
Sebelum dijelaskan bagaimana sebenarnya mekanisme kerja dari hormon
dalam pengaturan fungsi reproduksi, akan dipaparkan sedikit mengenai hormon-
hormon yang terlibat dalam pengaturan fungsi reproduksi serta dimana hormon
tersebut di sintesis.
Secara umum hormon reproduksi dihasilkan oleh tiga bagian utama yakni
Hipotalamus, Hipofisa, dan Gonadotropin. Ketiga bagian inilah yang memegang
peranan penting dalam mensintesis ataupun mensekresikan hormon reproduksi.
Hipotalamus menghasilkan hormon Gn-RH (Gonadotropin Releasing
Hormone), dimana Gn-RH berfungsi untuk merangsang atau menstimulasi
hipofisa anterior untuk mensintesis hormon gonadotropin yakni FSH dan LH,
ICSH pada jantan.
Setelah hipotalamus menstimulasi hipofisa anterior, maka hipofisa
anterior akan mensintesis dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin yakni
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) pada betina
dan ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) pada jantan.
Hormon gonadotropin (FSH, LH, dan ICSH) berperan dalam merangsang
perkembangan pada organ reproduksi baik jantan maupun betina. FSH akan
menstimulasi pertumbuhan folikel di dalam ovarium dalam menghasilkan hormon
estrogen tepatnya pada folikel yang terdapat di dalamnya, sedangkan LH akan
menstimulasi ovarium dalam menghasilkan hormon progesteron tepatnya pada
corpus luteum.
Pada jantan, FSH akan menstimulasi testis dalam menghasilkan dan
mengatur perkembangan sperma serta proses spermatogenesis tepatnya di dalam
tubulus seminiferus. Sedangkan LH akan menstimulasi testis dalam mensintesis
hormon testosteron yang tepatnya berlangsung di dalam sel leydig atau sel
interstitial.

Anda mungkin juga menyukai