Anda di halaman 1dari 5

Regina Triswara dan Novita Carolia | Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin

Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin


Regina Triswara 1, Novita Carolia2
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Farmakologi, Fakultas kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penyalahgunaan narkoba di dunia. Berdasarkan data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN), prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 2,2%. Amfetamin merupakan
salah satu jenis narkoba yang banyak beredar di masyarakat dan banyak dikenal dengan istilah sabu-sabu. Penyalahgunaan
amfetamin disebabkan karena efek menyenangkan yang dapat dihasilkannya seperti euforia, meningkatnya energi dan
kewaspadaan, meningkatnya libido dan kepercayaan diri, perasaan meningkatnya kapasitas fisik dan mental, serta
peningkatan produktivitas. Efek yang ditimbulkan dari penggunaan amfetamin diperantarai oleh ikatan amfetamin dengan
dopamin transporter, norepinefrin transporter, dan serotonin transporter. Namun bahaya yang diakibatkan oleh
penggunaan amfetamin lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah
gangguan fungsi kognitif. Artikel ini merupakan suatu studi literatur bertujuan untuk mengetahui farmakologi kerja dari
amfetamin, patofisiologi gangguan kognitif yang ditimbulkannya, dan tatalaksana secara umum bagi pasien intoksikasi
amfetamin.

Kata kunci: amfetamin, dopamin, gangguan fungsi kognitif

Amphethamine Abuse Causes Cognitive Dysfunction


Abstract
Indonesia is one of countries with narcotics abuse in the world. Based on Badan Narkotika Nasional (BNN), the prevalence
of narcotics abuse in Indonesia in 2015 was 2,2%. Amphetamine is one of famous narcotics in Indonesia and well known as
sabu-sabu. Amphethamine abuse is caused by its recreational effects such as euforia, increase energy and alertness,
increase libido and self esteem, the feeling of increase in physical and mental capacity, and also productivity. The effects
that come from amphethamine mediated by the bonding between amphethamine and dopamine transporter,
norepinephrine transporter, and serotonin transporter. But the negative effects are much more than its benefit. One of the
negative effects is cognitive dysfunction. This article is a literature study aims to know the pharmacology of amphethamine,
patophysiology of cognitive dysfunction due to amphethamine abuse, and treatment for people with amphethamine
intoxification.

Keywords: amphethamin, cognitive dysfunction, dopamine.

Korespondensi: Nama : Regina triswara, email: Triswararegina@gmail.com No. HP :081271990374, alamat : Pondok kost
arbenta, jalan soemantribojronegoro rajabasa bandarlampung

Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara amfetamin. Artikel ini diharapkan dapat menjadi
dengan penyalahgunaan narkoba di dunia. Data penyegar informasi bagi siapapun agar dapat
dari Badan Narkotika Nasional (BNN), prevalensi menghindarkan diri dari penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada narkoba, khususnya amfetamin.
tahun 2015 mencapai 2,2%. Amfetamin
merupakan salah satu narkotika yang banyak Isi
beredar di masyarakat dan banyak dikenal Amfetamin merupakan salah satu zat
dengan istilah sabu-sabu. Penyalahgunaan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan
amfetamin dilakukan untuk mendapatkan efek kecanduan. Meskipun demikian amfetamin juga
menyenangkan yang diperantarai oleh digunakan untuk pengobatan. Amfetamin yang
pelepasan dopamin, namun efek ini hanya digunakan untuk pengobatan adalah kelas d-
bertahan sesaat. Pengguna amfetamin berisiko amfetamin dan metamfetamin, digunakan di
tinggi mengalami efek negatif pada penggunaan beberapa negara untuk mengobati berbagai
baik jangka pendek maupun jangka panjang. penyakit seperti attention-deficit hyperactive
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui disorder (ADHD), narkolepsi, dan obesitas.1
farmakologi kerja dari amfetamin, patofisiologi Penggunaan amfetamin sebagai pengobatan
gangguan kognitif yang ditimbulkannya dan sering digunakan pada orang-orang yang
tatalaksana secara umum bagi pasien intoksikasi memiliki gangguan mental komorbid dengan

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 49


Regina Triswara dan Novita Carolia | Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin

asosiasi kompleks dan dua arah.2 Namun karena yaitu dopamin dan norepinefrin. Kesamaan
terjadi penyalahgunaan, amfetamin mulai struktur ini merupakan dasar cara kerja
dilarang penggunaannya baik untuk pengobatan amfetamin. Amfetamin menyebabkan
atau lainnya. Amfetamin yang sering pelepasan monoamin melalui sitosol neuronal
disalahgunakan adalah jenis d-amfetamin; melalui dopamin transporter, norepinefrin
methamfetamin; 3-4, metilenedioksiamfetamin; transporter, dan serotonin transporter. Salah
dan 3,4-metilenedioksimetamfetamin. Diantara satu mekanisme kerja yang diteliti dari
jenis-jenis amfetamin yang paling sering amfetamin adalah dengan mengganggu aktivitas
disalahgunakan, metamfetamin memiliki potensi vesicular monoamine transporter-2 (VMAT-2).
yang lebih besar untuk menimbulkan Amfetamin yang diberikan dalam dosis tinggi
kecanduan.1 akan masuk ke dalam sel saraf melalui dopamin
Amfetamin memiliki banyak nama yaitu transporter dan berdifusi. Ketika masuk ke
speed yang merupakan sediaan amfetamin dalam sel, amfetamin akan berdifusi melalui
berbentuk serbuk dengan kejernihan yang membran vesikel dan terakumulasi di dalam
rendah dan dijual dalam satuan gram atau ons. vesikel. Akumulasi amfetamin di dalam vesikel
Cara pakainya adalah dengan cara dihisap atau akan menyebabkan terjadinya gangguan
disuntikkan. Amfetamin bentuk lain berupa pil. gradient pH yang diperlukan untuk sekuestrasi
Pada umumnya pil ini mengandung obat dopamin sehingga terjadilah akumulasi dopamin
stimulan rendah seperti dexamphetamin atau di dalam sitoplasma. Akumulasi dopamin di
dapat juga berupa amfetamin serbuk yang dalam sitoplasma akan mengganggu gradien
dikemas menjadi bentuk tablet dan biasanya konsentrasi dopamin sehingga terjadinya
dijual sebagai amfetamin atau ekstasi. Pil dapat transport balik dopamin melalui dopamin
diminum langsung, digerus untuk dihirup, dan transporter. Setelah dopamin dilepaskan,
dilarutkan di dalam air untuk injeksi. neurotransmitter tersebut akan diinaktivasi oleh
Metamfetamin yang sudah dijernihkan monoamin oksidase. Amphetamin memiliki
contohnya adalah ice yang dikonsumsi dengan struktur satu cincin benzena dengan 9 atom C,
cara diasapkan pada pipa gelas kemudian 13 atom H dan 1 atom N dengan cabang pada
ditampung dengan kertas aluminium, dicampur gugus pertama sehingga Amphetamin disebut
dengan mariyuana dan selanjutnya dihisapi juga Alfa-metil-fenetilami, seperti terlihat pada
seperti rokok atau disuntikkan ke dalam tubuh.3 gambar 1 merupakan gambar struktur
Cara kerja amfetamin amfetamin.4,5
Amfetamin memiliki struktur yang sangat
mirip dengan neurotransmitter katekolamin

3
Gambar 1. Struktur molekul amfetamin

Pengaruh amfetamin terhadap tubuh amfetamin akan meningkatkan pembentukan


Berbagai bukti menunjukkan bahwa spesies oksigen reaktif. Inaktivasi
ketika dikonsumsi dalam dosis yang besar, neurotransmitter juga akan menyebabkan

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 50


Regina Triswara dan Novita Carolia | Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin

pelapasan spesies oksigen reaktif. Sehingga kapasitas fisik dan mental, serta peningkatan
peningkatan aktivitas dopamin menyebabkan produktivitas. Efek penggunaan amfetamin
terjadinya stress oksidatif sehingga dapat dengan rokok atau injeksi akan lebih cepat
menyebabkan kerusakan sel. Efek ini tampak dibandingkan dengan secara oral atau hirup.
jelas terutama di dalam sitosol. Hal ini dapat Pemberian secara oral atau hirup menimbulkan
menyebabkan terjadinya defisit persisten dari efek yang lebih lambat dan diserap di dalam
fungsi neuron dopaminergik. Terganggunya tubuh lebih lambat. Waktu paruh amfetamin
fungsi neuron dopaminergik akan menyebabkan mencapai 8-13 jam.5
kerusakan otak jangka panjang karena terdapat Penggunaan dosis yang lebih tinggi secara
banyak sekali daerah kaya dopamin di bagian- terus-menerus akan menyebabkan efek
bagian penting otak terutama area yang menyenangkan dari amfetamin menjadi
mengatur gerakan, belajar, dan memori.4 semakin berkurang dan akan meningkatkan efek
Berbagai studi menunjukkan bahwa toksiknya. Pengguna amfetamin akan
terjadi penurunan jumlah dopamin transporter mengalami kecemasan, mudah marah,
di dalam striata pengguna amfetamin. Pada insomnia, dan kebingungan. Gejala putus obat
tubuh pengguna amfetamin ditemukan akan terjadi pada penghentian amfetamin.
penurunan densitas dopamin transporter pada Gejala yang muncul antara lain disforia, depresi,
daerah striata pengguna amfetamin mudah marah, cemas, sulit konsentrasi,
berdasarkan pemeriksaan dengan positron hipersomnia, kelelahan, paranoia, akatisia, dan
emission tomography (PET). Penurunan jumlah keinginan yang kuat untuk kembali
transporter dopamin ini menunjukkan adanya mengonsumsi amfetamin.5
penurunan jumlah dopamin di dalam akson dan
akson terminal. Hal ini diperkuat dengan Efek amfetamin terhadap fungsi kognitif
terjadinya penurunan penanda terminal Pengaruh amfetamin terhadap fungsi otak
dopaminergik pada pengguna amfetamin jangka berhubungan dengan pelepasan dopamin,
panjang.6 norepinefrin, dan serotonin. Ketiga
Selain kerusakan pada transporter neurotransmitter tersebut dihasilkan di dalam
dopamin, penggunaan amfetamin juga sel-sel neuron yang terletak di otak tengah dan
menyebabkan kerusakan pada transporter batang otak serta terproyeksi pada hampir
serotonin. Ditunjukkan dengan terjadinya seluruh bagian otak. Para pengguna amfetamin
penurunan densitas transporter serotonin pada Berbagai studi menunjukkan adanya
area talamus, nukleus kaudatus, putamen, otak peningkatan performa kognitif, khususnya
tengah, serebellum, dan korteks serebral pada kecepatan memproses informasi, fungsi
pengguna amfetamin. Semakin lama seseorang psikomotor dan atensi, dengan pemberian akut
menggunakan amfetamin maka akan semakin amfetamin dalam dosis terapeutik, namun tetap
rendah juga densitas serotonin transporter di berisiko tinggi untuk mengalami
dalam otaknya. Akibat yang ditimbulkan dari ketergantungan. Pengguna amfetamin yang
degradasi transporter serotonin adalah mengalami gangguan tidur akan menunjukkan
6
meningkatnya level agresivitas pengguna. adanya perbaikan performa setelah
menggunakan amfetamin.5 Dopamin dihasilkan
Efek penggunaan akut amfetamin di substansia nigra dan area ventral tegmental
Efek yang dapat muncul setelah yang merupakan jalur Mesokortikolimbik-
penggunaan amfetamin tergantung dari jumlah dopaminergik.7 Substransia nigra terproyeksi ke
amfetamin yang dikonsumsi dan cara dorsal striata sehingga kerusakan pada daerah
pemberiannya. Pada umumnya, penggunaan ini akan menyebabkan terjadinya penyakit
amfetamin menimbulkan efek akut berupa Parkinson. Area ventral tegmental akan
gangguan sistem simpatetik saraf otonom terproyeksi ke korteks prefrontal melalui
seperti hipertensi, takikardia, hipertermia, septum lateral sehingga menyebabkan
takipnea, dan vasokonstriksi. Selain itu terjadinya gangguan atensi, inhibisi, dan
penggunaan akut amfetamin dapat memori.4,5,7 Septum lateral yang dilewati dari
menyebabkan euforia, meningkatnya energi dan hasil proyeksi neuron GABA dianggap sebagai
kewaspadaan, meningkatnya libido dan zona kesenangan ataupun ketakutan pada
kepercayaan diri, perasaan meningkatnya manusia.7

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 51


Regina Triswara dan Novita Carolia | Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin

Salah satu fungsi kognitif yang terganggu dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh
pada penggunaan amfetamin adalah pembuatan pasien. Hal yang tidak boleh dilakukan antara
keputusan. Sirkuit kognitif terlibat di korteks lain ialah berdebat dengan pasien, menanyakan
prefrontal dorsolateral, korteks singuli anterior banyak sekali pertanyaan kepada pasien, dan
dorsal, korteks posterior parietal, dan girus melakukan anamnesis yang panjang terhadap
supratemporal. Sirkuit afektif terdiri dari pasien.9
amigdala, ventral striata, korteks ventrolateral Pengguna amfetamin juga dapat
prefrontal, korteks singuli anterior ventral, dan mengalami overdosis. Overdosis merupakan
insula anterior. Aktivasi struktur kortikal yang suatu keadaan emergensi yang jika tidak
terlibat dalam proses kognitif dan afektif secara ditangani dengan tepat dapat menyebabkan
berlebihan ketika diberikan tugas yang mudah serangan jantung, stroke, rabdomiolisis, gagal
pada pengguna amfetamin dibandingkan orang ginjal, hingga kematian. Gejala yang muncul
sehat. Penurunan aktivasi pada korteks pada kondisi hiperdosis amfetamin antara lain
prefrontal kanan dan juga penurunan waktu ialah:9
reaksi ketika mengerjakan Winconsin card 1. Demam tinggi dan kemerahan pada
sorting test (tes untuk mengukur fungsi wajah
eksekutif) lebih banyak terjadi pada pengguna 2. Nyeri kepala
amfetamin dibandingkan orang sehat.6 Hal ini 3. Nyeri dada
disebabkan karena amfetamin dapat 4. Gangguan berjalan
mengurangi plastisitas dari struktur motor 5. Kekakuan otot, tremor, spasme,
korteks penggunanya.8 kejang
Pengguna amfetamin jangka panjang akan 6. Panik, gelisah
mengalami gangguan atensi. Suatu penelitian 7. Sulit bernapas
menunjukkan bahwa atensi berhubungan 8. Gangguan status mental
dengan kadar N-asetil aspartat yang merupakan Pertolongan pertama yang harus dilakukan bagi
penanda intergritas selular yang ditemukan di pasien tersebut adalah pindahkan pasien pada
dendrit dan akson pada korteks singuli anterior. tempat yang tenang tanpa cahaya berlebih
Fungsi memori juga terganggu pada pengguna dengan suhu ruangan yang baik, ganti pakaian
amfetamin jangka panjang. Pengguna pasien yang tebal dan kompres dengan es jika
amfetamin memiliki waktu respon yang lebih pasien demam tinggi, jika pasien kejang
lambat untuk mengingat dibandingkan orang miringkan ke kiri dan longgarkan bagian leher
sehat.6 pasien untuk mencegah aspirasi dan tercekik.
Dilarang meninggalkan pasien sendirian karena
Tatalaksana bagi pengguna amfetamin perburukan kondisi pasien dapat terjadi
Dalam menghadapi pasien yang sewaktu-waktu.
menggunakan amfetamin, maka harus dicari Tatalaksana khusus yang harus dilakukan
adanya tanda-tanda intoksikasi seperti dibawah sesuai dengan gejala overdosis yang muncul.
ini:6 Jika pasien mengalami sindrom koroner akut
1. Gaya bicara yang cepat, keras, dan maka harus diberikan nitrat, aspirin, opioat, dan
tidak dapat diinterupsi, serta oksigen. Jika pasien mengalami agitasi maka
adanya flight of ideas harus diberikan benzodiazepin. Jika kejang dan
2. Gelisah, agitasi hipertensi maka diberikan benzodiazepin. Jika
3. Gerakan berulang-ulang mengalami aritmia maka harus diberikan
4. Impulsif natrium bikarbonat dan amiodaron. Pasien
5. Gigi bergemeretak (bruxism) intoksikasi amfetamin jika mengalami hipertensi
6. Berkeringat tidak boleh diberikan obat penyekat beta, obat
7. Paranoia pilihan untuk hipertensi berat pada pasien
8. Pupil midriasis dengan intoksikasi amfetamin adalah penyekat
9. Mudah tersinggung alfa.3,9,10
Hal yang harus dilakukan ketika mendapatkan
pasien dengan intoksikasi amfetamin antara lain Ringkasan
ialah menjaga agar pasien tetap tenang, Amfetamin merupakan salah satu
membawa pasien ke tempat yang lebih tenang, narkotika yang banyak beredar di masyarakat

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 52


Regina Triswara dan Novita Carolia | Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin

dan banyak dikenal dengan istilah sabu-sabu. terutama area yang mengatur gerakan, belajar,
Neurotransmitter utama yang dipengaruhi oleh dan memori.
amfetamin adalah dopamin sehingga
menimbulkan efek menyenangkan bagi Simpulan
penggunanya. Stimulasi neuron dopaminergik Penggunaan amfetamin memiliki bahaya
oleh amfetamin dapat menyebabkan terjadinya yang lebih besar dibandingkan manfaatnya. Efek
difungsi persisten neuron dopaminergik. samping tersering yang muncul akibat
Terganggunya fungsi neuron dopaminergik akan penggunaan jangka pendek maupun jangka
menyebabkan kerusakan otak jangka panjang panjang adalah gangguan kognitif yang terjadi
karena terdapat banyak sekali daerah kaya akibat stimulasi berlebih neuron dopaminergik
dopamin di bagian-bagian penting otak di otak dan berkurangnya plastisitas mator
korteks penggunanya.

Daftar Pustaka
1. Hart CL, Marvin CB, Silver R, Smith EE. Is
cognitive functioning impaired in structure and function [skripsi]. Sweden:
methamphetamin users? A critical University of Skovde;2009.
review. Neuropsycopharmacology. 7. Liu PK, Christina HL. Epigenetics of
2012;37(1):586-608. amphetamine-induced sensitization:
2. Mayfrank EG, Roland HP, Willem H, HDAC5 expression and microRNA in
Ursula HR, Stephan M, Norbert W, Dkk. neural remodeling. Journal of
Methamphetamine-Related Disorders. Biomedical Science .2016;23(1):90-1
Dtsch Arztebl Int. 2017; 114(26): 455–61 8. X Huang, Y Y Chen, Y Shen, X Cao, A Li, Q
3. Maxwell JC. Emerging research on Liu, Dkk. Methamphetamine abuse
methamphetamin. Curr Opin Psychiatri. impairs motor cortical plasticity and
2005;18(1):235-42. function. Molecular Psychiatry. 2017;22
4. Thanos PK, Kim R, Delis F, Ananth M, (1):1274–81.
Chachati G, Rocco MJ, Dkk. Chronic 9. Jenner L, Lee N. Treatment approaches
methamphetamin effects on brain for users of methamphetamine: A
structure and function in rats. PLoS ONE. practical guide for frontline workers.
2016;11(6):1-18. Canberra : Australian Government
5. Scott JC, Woods SP, Matt GE, Meyer RA, Departement of Health and Ageing;
Heaton RK. Neurocognitive effects of 2008.
methamphetamine: A critical review 10. Li W, Gunja N. Illicit drug overdose:
and meta-analysis. Neuropsychol Rev. Prevalence and acute management.
2007;17:275-97. Australian Family Physician.
6. Clavenstam. The effect of 2013;42(6):481-5.
methamphetamine abuse on brain

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 53

Anda mungkin juga menyukai