Anda di halaman 1dari 3

Peran menejer dalam menciptakan motivasi

Menejer memang penting dalam peran motivasi staf dalam mencapai tujuan organisasi.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, menejer harus mempertimbangkan keunikan atau
karakterristik stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas sebai suatu strategi dalam
memotivasi staf. Kegiatan yang perlu dilaksanakan menejer dalam menciptakan suatu
yang termotivasi adalah sebagai berikut.

1. Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan mengomunikasikan


harapan tersebut kepada para stafnya.
2. Harus adil dan konsiksten terhadap semua staf atau karyawan.
3. Pengambilan keputusan harus tepat dan sesuai.
4. Mengembangkan konsep kerja tim.
5. Mengembangkan kebutuhan dan keinginan staf terhadap tujuan organisasi.
6. Menunjukkan kepada staf bahwa Anda memahami perbedaan-perbedaan dan
keunikan dari masing-masing staf.
7. Menghindarkan adanya suatu kelompok atau perbedaan antarstaf.
8. Memberikan kesempatan kepada setafnya untuk menyelesaikan tugasnya dan
melakukan suatu tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna.
9. Meminta tanggapan dan masukan kepada stafnya.
10. Memastikan bahwa staf memahami dampak dari keputusan dan tindakan yang
akan dialakukannya.
11. Memberikan kesempatan setiap orang untuk mengambil keputusan sesuai tugas
yang diberikan.
12. Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
13. Memberikan kesempatan kepada setaf untuk melakukan korksi dan pengawasan
terhadap tugas.
14. Menjadi role model bagi staf.
15. Memberi dukungan yang positif.

Peran mentor sebagi instrumen peningkatan motivasi kerja

Peran sebagai mentor manajemen keperawatan adalah sebagai berikut (Darling, 1984
dikutip oleh Marques & Huston, 1998: 246).
1. Model, seseorang yang perilakunya menjadi contoh dan pantan.
2. Envisioner, seseorang yang dapat melihat dan berkomunikasi arti keperawatan
perofesional dan keterkaitanya dalam peraktik keperawatan.
3. Energizer, seseorang yang selalu dinamis dan memberikan stimulasi kepada staf
untuk berpatisifasi terhadap program kerja.
4. Investor, seseorang yang mengivestasikan waktu dan tenaga dalam
perkembangan profesi dan organisasi.
5. Supporter, seseorang yang memberikan dukungan emosional dan
menumbuhkan rasa percaya diri.
6. Standard procedure, seseorang selalu berpegan pada standar yang ada dan
menolak aktivitas yang kurang atau tidak memenuhi kriteria standar.
7. Teacher-coach, seseorang yang akan mengajar kepada anda tentang kemampuan
skill interpersonal, dan politik yang penting dalam pengembangan.
8. Feedback giver, seseorang yeng memberi umpan balik, baik secara tulus positif
atau positif dalam perkembangan.
9. Eye-opener, seseorang yang selalu memberikan wawasan atau pandangan yang
luas tentang situasi terbaru yang terjadi.
10. Problem sahver, seseorang yang akan membantu anda dalam mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah.
11. Idea bowncer, seseorang yang akan selalu berdiskusi dan mendengar pendapat
anda.
12. Career counselar, seseorang yang akan membantu anda dalam pengembangan
karir.

Motivasi diri untuk manejer

Motivasi diri sendiri dari manajer merupakan variabel yang menentukan motivasi pada
semua tingkatan, kususnya kepuasan kerja staf dan untuk tetaf bertahan bekerja pada
institusi tersebut. Sikap yang positif semangat, produktif, dan melaksanakan kegiatan
dengan baik merupakan faktor utama yang harus dimiliki manejer. Terjadinya “burn
out” salah satunya disebabkan oleh sikap manejer yang kurang positif. Oleh karna itu,
secara kontinu nanejer selalu memonitor tingkat motivasinya dan menjadikan
motivasinya sebagai panutan bagi staf.
Hal penting yang dilakukan oleh manejer keperawatan adalah perawatan diri. Ada
beberapa strategi untuk mempertahankan staf care (Summers,1994), yaitu sebagai
berikut.

1. Menczari konsultan dan klompok penduduk yang memungkinkan manejer


untuk selalu memperhatikan staf dan mendengarkan keinginan anda.
2. Mempertahankan diet dan aktivitas.
3. Mencari aktivitas unuk membantu manejer untuk dapat santai.
4. Memisahkan urusan kerja dari kehidupan dirumah.
5. Menurunkan harapan yang terlalu tinggi dari diri anda dan orang lain.
6. Mengenali keterbatasan.
7. Menyadari bukan hanya Anda yang bisa menyelesaikan suatu pekerjaan
belajarlah menghargai kemampuan staf.
8. Menanamkan bahwa semua yang anda kerjakan adalah untuk kemasalahn umat
dan sebagai ibadah.

Anda mungkin juga menyukai