Anda di halaman 1dari 9

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume IX No. 2, Juli 2018


Page : 141-149

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KEARIFAN


LOKAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

Dazrullisa

Dosen Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh E-mail:dazrullisa@yahoo.co.id

Abstrak: Pendidikan menjadi jalur utama guna menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan berbasis kearifan lokal. Pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain kedalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global. Selain itu, kearifan lokal juga dapat menajdikan minat
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pembelajaran matematika berbasis kearifan lokal terhadap minat belajar siswa. Penelitian ini
menggunakan peelitian deskriptif kualiatatif. Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan kegiatan
pembelajaran dan wawancara terhadap siswa serta angket minat belajar dan tes akhir. Data dianalisis secara
kualitatif berdasarkan indikator minat belajar siswa yang diamati. Berdasarkan hasil angket sebanyak 76,16% siswa
berminat mempelajari pembelarajan matematika berbasis kearifan lokal. Selain itu hasil belajar siswa juga
berpengaruh, dimana ketuntasan belajar sudah mencapai nilai KKM sebesar 63 dengan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 82,08% dan nilai rata-rata kelas sebesar 16,41. Dari keseluruhan 27 siswa, seluruhnya tuntas.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Kearifan Lokal, Minat Belajar.

PENDAHULUAN mampu memaknai kegunaan matematika dalam


kehidupan.
Pembelajaran matematika di sekolah
Pemaknaan matematika oleh siswa di
merupakan pelajaran wajib yang harus diajarkan
Indonesia haruslah berdasarkan aturan
di sekolah. Dalam pembelajaran matematika,
perundangan yang berlaku di Indonesia.
siswa sering dihadapkan pada masalah-masalah.
Didalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Masalah-masalah dalam pembelajaran
Nasional (Permendiknas) Nomor 20 tahun 2006
matematika diharapkan dapat mempermudah
tentang Standar Isi, yang menyebutkan bahwa
siswa dalam memahami dan menyelesaikan
pelajaran matematika bertujuan supaya siswa
masalah-masalah yang diberikan karena
memiliki kemampuan 1).Memahami konsep
masalah-masalah tersebut ada dalam lingkungan
matematika, menjelaskan keterkaitan antar
siswa atau sering dijumpai oleh siswa dalam
konsep dan mengaplikasikan konsep atau
kehidupan nyata. Berdasarkan hal tersebut, kita
algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dapat memahami bahwa pembelajaran
dalam pemecahan masalah. 2).Menggunakan
matematika di sekolah harus diposisikan sebagai
penalaran pada pola dan sifat, melakukan
pembelajaran yang penting, sehingga siswa

141
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

manipulasi matematika dalam membuat dalam lingkungan sosial, empat tujuan


generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan pendidikan matematika tersebut adalah :
gagasan dan pernyataan matematika.3). 1. Tujuan praktis (Practical Goal):Tujuan
Memecahkan masalah yang meliputi praktis berkaitan dengan pengembangan
kemampuan memahami masalah, merancang kemampuan siswa untuk menggunakan
model matematika, menyelesaikan model dan matematika untuk menyelesaikan masalah yang
menafsirkan solusi yang diperoleh.4). terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, 2. Tujuan kemasyarakatan (Civic Goal):
tabel diagram atau media lain untuk Tujuan ini berorientasi pada kemapuan siswa
memperjelas keadaan atau masalah.5). Memiliki untuk berpartisipasi secara aktif dan cerdas
sifat menghargai kegunaan matematika dalam dalam hubungan kemasyarakatan. Tujuan
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, kemasyarakatan menunjukan bahwa tujuan
perhatian dan minat dalam mempelajari pendidikan matematika tidak hanya
matematika serta sifat ulet dan percaya diri mengembangkan kemampuan kognitif siswa
dalam pemecahan masalah. tetapi juga aspek afektif siswa. Pendidikan
Tujuan pendidikan matematika pun matematika seharusnya bisa mengembangkan
diungkapkan Ramaley (Wijaya, 2012) yang kemampuan sosial siswa, khususnya kecerdasan
menyatakan tujuan pendidikan yang lebih luas intrapersonal.
dan tidak terikat konteks kenegaraan 3. Tujuan profesional (Professional Goal):
dikemukakan oleh Plato dan Socrates yang Pendidikan harus bisa mempersiapkan siswa
memposisikan pendidikan untuk membimbing untuk terjun ke dunia kerja. Tujuan pendidikan
manusia dalam mengungkap hukum alam ini memang dipengaruhi oleh pandangan
(Natural Law) serta kebenaran dan keindahan masayarakat secara umum yang sering
(The Truth and Beauty) yang melandasi menempatkan pendidikan sebagai alat untuk
kehidupan manusi. Pendidikan secara nyata mencari pekerjaan.
harus dapat memberikan kemudahan bagi 4. Tujuan budaya (Cultural Goal): Pendidikan
manusia dalam memahami hukum alam, merupakan suatu bentuk dan sekaligus produk
kebenaran dan keindahan untuk kepentingan budaya. Oleh karena itu, pendidikan matematika
kehidupan manusia dalam menyelesaikan perlu menempatkan matematika sebagai hasil
berbagai persoalan yang dihadapi. kebudayaan manusia dan sekaligus sebagai suatu
Pada pemahaman selanjutnya, NCTM proses untuk mengembangkan suatu
(Wijaya, 2012) merumuskan tujuan pendidikan kebudayaan.
matematika jika ditinjau dari posisi matematika

142
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

Dalam hal itu, pendidikan dapat perubahan yang terjadi pada masyarakat yang
digunakan sebagai pembentukan alat dalam dan kebudayaannya sudah maju atau kompleks,
untuk kehidupan. Matematika dapat dijadikan bisaanya terwujud dalam proses penemuan
sebagai alat dalam memahami dan (discovery), penciptaan baru (invention), dan
menyelesaikan masalah yang ditemukan dan melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kebudayaan). Ketiga komponen itu secara
diberikannya masalah-masalah yang berkaitan bersama menghasilkan proses modernisasi
dengan kehidupan nyata, siswa akan dengan dalam suatu masyarakat dan berdampak pada
mudah memahaminya. Menurut Irianto (2009) perubahan peradaban dalam proses yang lama.
pendidikan berbasis kearifan lokal dapat Teknologi modern secara sadar dan
dikatakan sebagai model pendidikan yang tidak sadar telah mengubah kehidupan manusia.
memiliki relevansi tinggi bagi pengembangan Pada masa sekarang ini, manusia hidup penuh
kecakapan hidup (life skills), dengan bertumpu dengan angan-angan dan harapan akan adanya
pada pemberdayaan keterampilan dan potensi peningkatan kesejahteraan akibat adanya
lokal di masing-masing daerah. Materi modernisasi, sehingga hal tersebut menimbulkan
pembelajaran juga harus memiliki makna dan kehidupan yang hedonis/mengagungkan
relevansi tinggi terhadap pemberdayaan hidup kebendaan. Kondisi tersebut lebih berpihak pada
mereka secara nyata, berdasarkan realitas yang orang yang mempunyai modal, terbentuknya
dihadapi. Kurikulum yang harus disiapkan kekuasaan yang sentralistik dan adanya
adalah kurikulum yang sesuai dengan kondisi intervensi nilai sebagai langkah-langkah
lingkungan hidup, minat, dan kondisi peserta pengembangan kelembagaan dan transformasi
didik. Selain itu, harus memperhatikan juga kultural (culture determinism). Hal tersebut
kendala-kendala sosiologis dan kultural yang adalah buah dari adanya hedonisme yang lebih
dihadapi. Kearifan lokal merupakan pedoman mengutamakan nilai kebendaan, sehingga nilai-
dalam hidup dan karakter bangsa Indonesia. nilai lokal termasuk kearifan lokal Sunda
Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah menjadi tergeser. Generasi sekarang ini banyak
pendidikan yang mengajarkan peserta didik menganggap jika menggunakan barang dan
untuk selalu lekat dengan situasi konkret yang budaya luar lebih keren dan gaul daripada
mereka hadapi. belajar budaya lokal. Jika hal ini dibiarkan terus
Selanjutnya perkembangan teknologi menerus, maka akan menyebabkan berubahnya
modern menyebabkan terjadinya perkembangan struktur kehidupan dalam masyarakat.
kebudayaan, hal ini dikarenakan kehidupan ini Atas dasar kedua hal tersebut, kiranya
bersifat dinamis. Menurut Marfai (2012), kearifan lokal sebagai bagian dari kehidupan

143
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

dijadikan sebagai sumber dan pelengkap para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup
pembelajaran. Kearifan lokal yang merupakan sekitar mereka, menjadi pengetahuan itu sebagai
nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang bagian dari budaya dan memperkenalkan serta
dalam masyarakat akan memudahkan siswa meneruskan dari generasi ke generasi. Beberapa
dalam memahami maupun menyelesaikan bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat
masalah-masalah yang diberikan, serta siswa cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-
menjadi lebih tertarik untuk menyelesaikan nyanyian, ritual-ritual dan juga aturan-aturan
permasalahan-permasalahan yang diberikan hukum setempat. Hal tersebut relevan dengan
karena masalah tersebut ada pada kehidupan tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam
sehari-hari. Hal ini juga menunjukkan bahwa Permendiknas Nomor 20 tahun 2006 tentang
nilai-nilai budaya dan tradisi melandasi Standar Isi dan NCTM yang telah dibahas di
kebiasaan orang untuk berinteraksi, berpikir, dan atas, dimana disebutkan bahwa pendidikan
belajar. Oleh karena itu, dapat dinyatakan merupakan suatu bentuk dan sekaligus produk
bahwa cara berpikir dan cara belajar seseorang budaya. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa
dipengaruhi nilai-nilai budaya dan tradisi yang pembelajaran matematika merupakan hasil
dimiliki. kebudayaan manusia, sekaligus sebagai suatu
Secara konseptual, kearifan lokal proses untuk mengembangkan suatu
merupakan kebijaksanaan manusia yang kebudayaan. Salah satunya dengan
bersandar pada filosofi nilai-nilai, cara-cara dan menggunakan kearifan lokal sebagai suatu
prilaku yang melembaga secara tradisional. produk kebudayaan yang dihasilkan oleh
Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan manusia.
sebagai sistem pengetahuan masyarakat Kearifan lokal menjadi penting dan
lokal/pribumi (indigenous knowledge systems) bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang
yang bersifat emperis dan pragmatis. Bersifat mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima
emperis karena hasil olahan masyarakat secara dan mengklaim suatu hal yang manjadi nilai-
lokal berangkat fakta-fakta yang terjadi nilai budaya sebagai bagian dari kehidupan
disekeliling kehidupan mereka. Bertujuan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat
pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun disebut sebagai jiwa budaya lokal. Hal itu dapat
sebagai hasil olah pikir dalam system dilihat dari eksperesi kearifan lokal dalam
pengetahuan itu bertujuan untuk memecahkan kehidupan sehari-hari karena telah
masalah sehari-hari (daily problem solving). terinternalisasi dengan sangat baik. Tiap bagian
Dapat dipahami bahwa kearifan lokal dari kehidupan masyarakat lokal diarahkan
adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh secara arif berdasarkan sistem pengetahuan

144
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

mereka, dimana tidak hanya bermanfaat dalam Indikator minat belajar terdiri dari perbuatan,
aktivitas keseharian dan interaksi dengan sesama perhatian dan perasaan senang.
saja, tetapi juga dalam situasi-situasi yang tidak
terduga seperti bencana yang datang tiba-tiba.
Dari ke semua ungkapan diatas, kearifan lokal 1. Partisipasi/Perbuatan: Minat yang telah
tidak hanya dapat dijadikan sebagai produk muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian
pendidikan, namun juga sebagai sumber dari pada kegiatan belajar mengajar, dengan
bahan pendidikan, yang mampu menjadi sendirinya telah membawa murid ke suasana
jembatan bagi siswa untuk lebih mengenal dan partisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mendekatkan diri terhadap nilai-nilai budaya di mengajar. Kegiatan berpartisipasi aktif tidak
daerahnya. selalu berupa gerakan-gerakan badaniah.
Minat besar pengaruhnya terhadap Murid-murid yang ikut aktif secara aqliyah
belajar, karena bila bahan pelajaran yang atau secara bathiniyah dalam proses
dipelajari untuk sesuai dengan minat siswa, pengajaran. Sementara itu, minat tidak timbul
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya secara tiba-tiba atau spontan melainkan
karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, timbul akibat dari partisipasi. Jadi, jelas
1995: 57). bahwa soal minat akan selalu berkait dengan
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena
(1989: 72) berpendapat bahwa minat itu dapat itu, yang penting bagimana menciptakan
ditimbulkan dengan cara sebagai berikut: 1). kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan
Membangkitkan suatu kebutuhan misalnya, ingin terus belajar.
kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk 2. Perhatian
mendapatkan penghargaan dan sebagainya. 2). Perhatian merupakan kegiatan yang
Menghubungkan dengan pengalaman- dilakukan seseorang dalam hubungannya
pengalaman yang lampau, 3). Memberikan dengan pemulihan rangsangan yang datang
kesempatan mendapat hasil yang baik “Nothing dari lingkungannya (Slameto, 1996: 183)
succes like success” atau mengetahui sukses mengemukakan bahwa istilah perhatian dapat
yang diperoleh individu itu sebab sukses akan berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula
memberikan rasa puas. minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada
Selanjutnya, akan memperoleh ukuran suatu masalah yang sedang dipelajari.
dan data minat belajar siswa, kunci pokoknya Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh
adalah dalam mengetahui indikatornya. perasaan siswa dalam minatnya terhadap
belajar. Siswa yang berperasaan tidak senang

145
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

dalam belajar dan tidak berminat dalam berperasaan tidak senang juga akan kurang
materi pelajaran. Akan mengalami kesulitan berminat dan sebaliknya.
dalam memusatkan tenaga dan energinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Sebaliknya siswa yang berperasaan senang mendeskripsikan bagaimana minat belajar siswa
dan berminat akan mudah berkonsentrasi berbasis kearifan local dalam pembelajaran
dalam belajar. Selanjutnya perhatian matematika.
merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa
kita terhadap pengamatan, pengertian dan METODE PENELITIAN
sebagainya. Dengan mengenyampingkan Penelitian ini dilakukan untuk
yang lain dari pada itu. memperoleh gambaran mendalam mengenai
3. Perasaan minat belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang di SMP Negeri 5 Nagan Raya pada Semester
sedikit banyak yang bersifat subjektif, untuk Genap tahun ajaran 2017/2018. Subjek
merasakan senang atau tidak senang dan penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 5
yang tidak bergantung pada perangsang dan Seunagan Nagan Raya. Minat belajar siswa
alat-alat indra . Maka merasa itu adalah dilihat ketika proses kegiatan pembelajaran dan
kemampuan untuk menghayati perasaan atau diperoleh melalui instrument lembar observasi
rencana. Rencana itu bergantung kepada (a) dan wawancara, angket serta tes.
isi-isi kesadaran, (b) kepribadian, (c) kondisi Lembar observasi berisikan beberapa
psikisnya. Ringkasnya, rencana ini deskripsi kegiatan berdasarkan aspek
merupakan reaksi-reaksi rasa dari segenap pengamatan minat belajar siswa. Hal ini untuk
organisme psiko fisik manusia. Perasaan melihat sejauh mana minat belajar siswa dengan
momentan dan intensional. Momentan berarti pembelajaran berbasis budaya lokal. Sedangkan
bahwa perasaan pada saat-saat tertentu, wawancara, angket dan tes dilakukan untuk
intensional berarti bahwa reaksi perasaan melihat keabsahan data yang dilakukan pada
diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau observasi. Berikut pedoman pengamatan
situasi tertentu. Apabila situasi berubah, berdasarkan indikator minat belajar siswa.
maka perasaan berganti pula sehingga Tabel pedoman observasi minat
perasaan momentan dan intensional dapat belajar siswa
digolongkan ke dalam perasaan tidak senang. Indikator Sub indikator
Antara minat dan berperasaan senang Partisipasi Siswa
terdapat hubungan timbal balik, sehingga perbuatan memperhatikan
tidak mengherankan kalau siswa yang guru menjelaskan

146
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

pembelajaran Siswa kurang


Siswa aktif senang dengan
bertanya pembelajaran.
Adanya hubungan Sumber: Effendi (1989: 72)
timbal balik antara Teknik analisis data yang digunakan
guru dan siswa pada penelitian adalah mengolah dan
Perhatian Siswa mempersiapkan data untuk dianalisis. Kemudian
memperhatika guru Membaca keseluruhan data, menganalisis
dalam belajar data/informasi menjadi segmen-segmen tulisan
Menjawab setiap sebelum memaknainya, melakukan deskripsi
pertanyaan guru dari informasi yang diperoleh dan disajikan
Siswa asik sendiri kembali dalam narasi/laporan kualitatif. Setelah
dalam belajar semua di analissi kemudian menginterpretasi
Perasaan Siswa senang atau memaknai data yaitu berupa makna yang
dengan metode berasal dari perbandingan antara hasil penelitian
yang diterapkan dengan informasi yang berasal dari
guru literature/teori atau membuat pembahasan dari
siswa antusias data yang didapatkan kemudian disesuaikan
dalam belajar dengan teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anlisis data yang menelaah permasalahan dari hasil analisis data
dilakukan melalui obsevasi, wawancara, angket angket minat belajar siswa yang diberikan
dan tes dengan menggunakan indikator minat kepada siswa setelah kegiatan pembelajarn
belajar, maka ada terdapat beberapa siswa yang berlangsung. Dari permasalahan yang dialami
minat belajarnya tinggi, rendah dan sedang. oleh siswa selama mengikuti pembelajaran
Berikut uraian minat belajar berdasarkan matematika sebelumnya, maka melalui
indikator yang digunakan. Hasil penelitian penerapan kearifan lokal dalam pembelajaran
menunjukkan minat belajar siswa dalam diharapkan dapat mempengaruhi dan
pembelajaran matematika baru dipengaruhi meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata
dengan penerapan kearifan lokal. Dengan

147
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

palajaran matematika. Materi yang disampaikan Dalam kegiatan tersebut menunjukkan


dalam pembelajaran adalah adalah bangun datar. antusias belajar siswa sangat berpengaruh
dengan penggunaan budaya lokal dalam
Pada awal pembelajaran guru
pembelajaran. Dari hasil data angket minat
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru
belajar siswa pada pembelajaran matematika
memulai pembelajaran dengan memberikan
dengan penerapan kearifan lokal sangat
motivasi kepada siswa dan menjelaskan
berpengaruh. Hal ini menunjukan bahwa minat
pengertian bangun datar berdasarkan kearifan
belajar siswa mengalami pengaruh yang cukup
lokal. Guru mengulas hal-hal yang berhubungan
signifikan, dengan ditunjukkan dari persentase
dengan bangun datar, kemudian menuntun siswa
(76,16%). Penerapan kearifan lokal dalam
untuk mengamati berbagai budaya lokal yang
pembelajarn matematika yang berlangsung,
ditampilkan yang berhubungan dengan
membuat siswa aktif dan tertarik untuk
matematika. Kemudian guru memberi
melakukan pengamatan serta interaksi terhadap
pertanyaan kepada siswa tentang bangun datar
isi materi yang ada didalamnnya dengan budaya
lainnya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
yang menarik dan lebih riil. Sehingga siswa
hari. Dan memberi kesempatan siswa untuk
akan memahami budaya peristiwa tersebut
mengungkapkan apa saja yang mereka ketahui
dengan mudah. Melalui kegiatan yang berbasis
berkaitan dengan gambar yang ditampilkan.
kearifan lokal tersebut diharapkan siswa akan
Kemudian guru memberi penjelasan dan
dapat belajar sendiri dari hasil kegiatan belajar
mengkaitkan bentuk-bentuk lain dari kearifan
tersebut bagaimana peran kearifan lokal dalam
lokal yang umum didapatkan oleh siswa.
pembelajaran. Selain itu, siswa juga akan dapat
Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa
belajar secara bermakna dan sesuai dengan
yang telah disusun berdasarkan etnomatematika
konten dalam pembelajaran matematika.
berbasis budaya lokal. Guru menyuruh siswa
untuk mengerjakan LKS tersebut. Guru Selain dari kegiatan pembelajaran, siswa
membimbing siswa dalam mengerjakan LKS juga diberikan evaluasi terhadap hasil
tersebut. Dengan bimbingan guru, siswa pembelajarn. Hal ini dilakukan untuk melihat
mendiskusikan dengan teman sebangku hasil dan memperkuat hasil angket dan observasi.
pengamatan dan mempresentasikan hasil diskusi Berdasarkan hasil tes evaluasi, hasil belajar
di depan siswa lain. Melalui pengalaman kognitif siswa, ketuntasan belajar sudah
tersebut siswa dapat terlibat secara langsung mencapai nilai KKM sebesar 63 dengan
dengan apa yang dipelajarinya. ketuntasan belajar klasikal sebesar 82,08% dan
nilai rata-rata kelas sebesar 16,41. Dari seluruh
36 siswa, seluruhnya tuntas. Berdasarkan hasil

148
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume IX No. 2, Juli 2018
Page : 141-149

dari penelitian yang diperoleh tersebut, terdapat Marfai, Muh Aris. 2012. Pengantar Etika
pengaruh pembelajaran matematika berbasis Lingkungan dan Kearifan Lokal. UGM

kearifan lokal terhadap minat belajar siswa. Slameto. 1995, Belajar dan Faktor Yang
Artinya, hal ini menunjukkan adanya minat Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta
belajar siswa terhadap pembelajarn matematika
berbasis kearifan lokal pada materi yang telah Effendi, E. Usman, dan Praja, Johana,1989.
Pengantar Psikologi. Angkasa. Bandung
disampaikan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
didapatkan bahwa minat belajar siswa dalam
pembelajaran matematika yang berbasis kearifan
lokal sangat tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan
dari hasil observasi dan angket serta hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil angket sebanyak
76,16% siswa berminat mempelajari
pembelarajan matematika berbasis kearifan
lokal.
Selain itu hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan. Dimana ketuntasan
belajar sudah mencapai nilai KKM sebesar 63
dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar
82,08% dan nilai rata-rata kelas sebesar 16,41.
Dari seluruh 36 siswa, seluruhnya tuntas.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyadi, Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika
Realistik, Suatu Alternatif. Pendekatan
Pembelajaran Matematika . Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Agus, Irianto. 2009. Statistik Konsep Dasar dan


Aplikasinya. Jakarta: Kencana. Prenada
Media Group

149

Anda mungkin juga menyukai