Berisi berbagai tulisan yang membahas semua hal tentang pelayanan Sekolah Minggu
baik yang menyangkut sejarah, visi dan misi Sekolah Minggu maupun hal-hal umum misalnya
tentang kelas Sekolah Minggu, atau hubungan Sekolah Minggu dan gereja, dan lain
sebagainya.
I. Sekolah Minggu
II. Guru
2.9 Meningkatkan Mutu Pelayanan Guru-Guru Sekolah Minggu Dengan Mengenal Psikologi
Anak Dan Memahami Peranan Kunjungan Bagi Anak
2.12 Orangtua Sebagai Jembatan Antara Gereja dan ASM: Aktivitas untuk Belajar tentang
Gereja
2.23 Kriteria Guru Sekolah Minggu untuk Kelas Madya dan Pratama
III. Persiapan
4.7 Aktivitas yang Cocok untuk Anak Pratama (Umur 6-8 Tahun)
V. Cerita
6.2 Bagaimana Menggunakan Musik dan Pujian Menjadi Alat Bantu Mengajar?
VII. Mengajar
VIII. Menghadapi
IX. Tips
9.4 Ketika Anak Berkata: Aku Tidak Mau Pergi ke Sekolah Minggu
X. Fasilitas
XI. Lain-lain
XII. Evaluasi
Banyak sekali guru Sekolah Minggu dan para pembina anak yang belum tahu cerita
tentang bagaimana pelayanan Sekolah Minggu pertama kali diselenggarakan. Oleh karena itu
dalam edisi perdana, kami akan menyajikan terlebih dahulu sebuah artikel tentang sejarah
Sekolah Minggu.
Kalau kita menelusuri kembali ke jaman Perjanjian Lama, maka sebenarnya Alkitab
telah memberikan perhatian yang serius terhadap pembinaan rohani anak. Pada masa itu
pembinaan rohani anak dilakukan sepenuhnya dalam keluarga (Ulangan 6:4-7). Sejak sebelum
usia 5 tahun anak telah dididik oleh orang tuanya untuk mengenal Allah Yahweh. Pada masa
pembuangan di Babilonia (500 SM), ketika Tuhan menggerakkan Ezra dan para ahli kitab
untuk membangkitkan kembali kecintaan bangsa Israel kepada Taurat Tuhan, maka dibukalah
tempat ibadah sinagoge dimana mereka dapat belajar Firman Tuhan kembali, termasuk diantara
mereka adalah anak-anak kecil. Orangtua wajib mengirimkan anak-anaknya yang berusia di
bawah 5 tahun ke sekolah di sinagoge. Di sana mereka dididik oleh guru-guru sukarelawan
yang mahir dalam kitab Taurat. Anak-anak dikelompokkan dengan jumlah maksimum 25
orang dan dibimbing untuk aktif berpikir dan bertanya, sedangkan guru adalah fasilitator yang
maka mereka meneruskan tradisi membuka tempat ibadah sinagoge ini di Palestina sampai
masa Perjanjian Baru. Tuhan Yesus ketika masih kecil, juga sama seperti anak-anak Yahudi
yang lain, menerima pengajaran Taurat di sinagoge. Dan pada usia 12 tahun Yesus sanggup
bertanya jawab dengan para ahli Taurat di Bait Allah. Tradisi mendidik anak-anak secara ketat
terus berlangsung sampai pada masa rasul-rasul (1 Tim 3:15) dan gereja mula-mula. Namun,
tempat untuk mendidik mereka perlahan-lahan tidak lagi dipusatkan di sinagoge tetapi di
Tetapi sayang sekali pada Abad Pertengahan gereja tidak lagi memelihara kebiasaan
mendidik anak seperti abad-abad sebelumnya. Bahkan orang dewasapun tidak lagi
mendapatkan pengajaran Firman Tuhan dengan baik. Barulah pada masa Reformasi, gerakan
pengembalian kepada pengajaran Alkitab dibangkitkan lagi, dan pendidikan terhadap anak-
anak mulai digalakkan kembali, khususnya melalui kelas Katekismus. Untuk itu hanya para
pekerja gereja sajalah yang diijinkan untuk terlibat dalam pembinaan. Namun sedikitnya orang
yang terlatih untuk mengajarkan kelas Katekismus ini menyebabkan pelayanan anak ini
menjadi mundur bahkan perlahan-lahan tidak lagi menjadi perhatian utama gereja dan diadakan
hanya sebagai prasyarat bagi anak-anak yang akan menerima konfirmasi (baptis sidi).
Barulah pada abad 18, seorang wartawan Inggris bernama Robert Raikes, digerakkan
oleh rasa cinta kepada anak-anak, membuat suatu gerakan yang akhirnya mendorong lahirnya
pelayanan Sekolah Minggu! Pada masa akhir abad 18, Inggris sedang dilanda suatu krisis
ekonomi yang sangat parah. Setiap orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
bahkan anak-anak dipaksa bekerja untuk bisa mendapatkan penghidupan yang layak. Pada saat
itu wartawan Robert Raikes, mendapat tugas untuk meliput berita tentang anak-anak
gelandangan di Gloucester bagi sebuah harian (koran) milik ayahnya. Apa yang dilihat Robert
sangat memprihatinkan sebab anak-anak gelandangan itu harus bekerja dari hari Senin sampai
Sabtu. Apa yang dilakukan anak-anak pada hari Minggu itu? Hari Minggu adalah satu-satunya
hari libur mereka sehingga mereka habiskan untuk bersenang-senang, tapi karena mereka tidak
pernah mendapat pendidikan (karena tidak bersekolah), anak-anak itu menjadi sangat liar,
mengundang mereka berkumpul di sebuah dapur milik Ibu Meredith di kota Scooty Alley. Di
sana selain anak-anak mendapat makanan, mereka juga diajarkan sopan santun, membaca dan
menulis. Tapi hal paling indah yang diterima anak-anak di situ adalah mereka mendapat
kesempatan mendengar cerita-cerita Alkitab. Pada mulanya pelayanan ini sangat tidak mudah.
Banyak anak-anak itu datang dengan keadaan yang sangat bau dan kotor. Namun dengan cara
pendidikan yang disiplin, kadang dengan pukulan rotan, tapi dilakukan dengan penuh cinta
kasih, anak-anak itu akhirnya belajar untuk mau dididik dengan baik, sehingga semakin lama
semakin banyak anak datang ke dapur Ibu Meredith. Semakin banyak juga guru disewa untuk
mengajar mereka, bukan hanya untuk belajar membaca dan menulis tapi juga Firman Tuhan.
Perjuangan yang sangat sulit tapi melegakan. Dan dalam waktu 4 tahun sekolah minggu itu
semakin berkembang bahkan ke kota-kota lain di Inggris, dan jumlah anak-anak yang datang
Mula-mula, gereja tidak mengakui kehadiran gerakan Sekolah Minggu yang dimulai
oleh Robert Raikes ini. Tetapi karena kegigihannya menulis ke berbagai publikasi dan
membagikan visi pelayanan anak ke masyarakat Kristen di Inggris, dan juga atas bantuan John
Wesley (pendiri gereja Methodis), akhirnya kehadiran Sekolah Minggu diterima oleh gereja.
Mula-mula oleh gereja Methodis, akhirnya gereja-gereja protestan lain. Ketika Robert Raikes
meninggal dunia thn. 1811, jumlah anak yang hadir di Sekolah Minggu di seluruh Inggris
mencapai lebih dari 400.000 anak. Dari pelayanan anak ini, Inggris tidak hanya diselamatkan
dari revolusi sosial, tapi juga diselamatkan dari generasi yang tidak mengenal Tuhan.
Gerakan Sekolah Minggu yang dimulai di Inggris ini akhirnya menjalar ke berbagai tempat di
dunia, termasuk negara-negara Eropa lainnya dan ke Amerika. Dan dari para misionaris yang
pergi melayani ke negara-negara Asia, akhirnya pelayanan anak melalui Sekolah Minggu juga
hadir di Indonesia.
Ruth Lautfer, Pedoman Pelayan Anak, halaman 191 - 194, Yayasan Persekutuan
Mavis L. Anderson, Pola Mengajar Sekolah Minggu, halaman 5-9, Yayasan Kalam
Memulai sebuah Sekolah Minggu yang asal-asalan tidaklah sulit, karena secara praktis yang
dibutuhkan adalah seorang guru yang bisa bercerita, beberapa anak untuk menjadi murid, lalu
sebuah ruangan dengan fasilitas minimum, mis. papan tulis dan kursi untuk anak-anak duduk.
Tetapi untuk memiliki sebuah Sekolah Minggu yang memiliki panggilan, visi dan misi tidaklah
mudah. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus dimiliki agar Sekolah Minggu anda
"Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18). Pertanyaan: apakah
maksud yang mendasari didirikannya Sekolah Minggu di tempat anda melayani? Sekolah
Minggu tidak didirikan karena keinginan manusia saja. Allahlah yang menggerakkan manusia
yang dikasihiNya untuk memiliki kerinduan menjangkau jiwa-jiwa "kecil" bagi kerajaanNya.
Visi Sekolah Minggu adalah melihat jauh ke depan kepada kerinduan Allah untuk bersekutu
dengan manusia, di antara mereka adalah anak-anak yang masih muda belia, supaya melalui
(Mat 19:14). Pertanyaan: apa yang ingin dilakukan dan dikerjakan Sekolah Minggu di tempat
anda melayani? Melalui kegiatan Sekolah Minggu kita ingin agar anak-anak dapat dengan
bebas datang kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia menjadi Juruselamat pribadi mereka.
untuk:
A. menjadi sarana yang dapat dipakai Allah untuk mengumpulkan anak-anak dan memberitakan
B. menjadi sarana agar anak-anak mendapat siraman kasih Allah melalui persekutuan yang
diadakan.
C. menjadi sarana agar anak-anak dimuridkan dan menjadi alat bagi pelebaran kerajaanNya.
(Pokok-pokok di atas diaplikasikan tidak hanya untuk Sekolah Minggu, tetapi juga untuk
semua bentuk pelayanan anak, meskipun masing-masing mungkin memiliki penekanan dan
Jika anda telah lama terlibat dalam pelayanan Sekolah Minggu atau pelayanan anak secara
umum, periksalah kembali apakah pelayanan anda memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas?
Dan apakah sampai saat ini tetap setia melaksanakannya? Apakah hasilnya adalah seperti yang
diharapkan. Jika pelayanan anak yang anda lakukan mulai mengalami kejenuhan, periksalah
lagi ketiga hal itu, adakah yang kurang? Perlukah pelayanan anda disegarkan agar kembali ke
visi, misi dan tujuan yang benar? Pakailah pertanyaan-pertanyaan ini untuk menjadi bahan
diskusi di antara para guru yang terlibat dalam pelayanan anak di mana anda berada. Kiranya
bahan ini bisa menjadi bahan pergumulan agar pelayanan sekolah minggu anda dibangunkan
kembali.
Rabu, 23 Desember 2009
Berisi berbagai tulisan yang membahas semua hal tentang pelayanan Sekolah Minggu baik
yang menyangkut sejarah, visi dan misi Sekolah Minggu maupun hal-hal umum misalnya
tentang kelas Sekolah Minggu, atau hubungan Sekolah Minggu dan gereja, dan lain
sebagainya.
I. Sekolah Minggu
II. Guru
2.12 Orangtua Sebagai Jembatan Antara Gereja dan ASM: Aktivitas untuk Belajar tentang
Gereja
2.23 Kriteria Guru Sekolah Minggu untuk Kelas Madya dan Pratama
III. Persiapan
4.7 Aktivitas yang Cocok untuk Anak Pratama (Umur 6-8 Tahun)
V. Cerita
6.2 Bagaimana Menggunakan Musik dan Pujian Menjadi Alat Bantu Mengajar?
IX. Tips
9.4 Ketika Anak Berkata: Aku Tidak Mau Pergi ke Sekolah Minggu
X. Fasilitas
10.4 Ruang Kelas sebagai Fasilitas Belajar dan Bermain di Sekolah Minggu
XI. Lain-lain
XII. Evaluasi
I Sekolah Minggu
Banyak sekali guru Sekolah Minggu dan para pembina anak yang belum tahu cerita tentang
bagaimana pelayanan Sekolah Minggu pertama kali diselenggarakan. Oleh karena itu dalam
edisi perdana, kami akan menyajikan terlebih dahulu sebuah artikel tentang sejarah Sekolah
Minggu. Kalau kita menelusuri kembali ke jaman Perjanjian Lama, maka sebenarnya Alkitab
telah memberikan perhatian yang serius terhadap pembinaan rohani anak. Pada masa itu
pembinaan rohani anak dilakukan sepenuhnya dalam keluarga (Ulangan 6:4-7). Sejak
sebelum usia 5 tahun anak telah dididik oleh orang tuanya untuk mengenal Allah Yahweh.
Pada masa pembuangan di Babilonia (500 SM), ketika Tuhan menggerakkan Ezra dan para
ahli kitab untuk membangkitkan kembali kecintaan bangsa Israel kepada Taurat Tuhan, maka
dibukalah tempat ibadah sinagoge dimana mereka dapat belajar Firman Tuhan kembali,
termasuk diantara mereka adalah anak-anak kecil. Orangtua wajib mengirimkan anak-
anaknya yang berusia di bawah 5 tahun ke sekolah di sinagoge. Di sana mereka dididik oleh
guru-guru sukarelawan yang mahir dalam kitab Taurat. Anak-anak dikelompokkan dengan
jumlah maksimum 25 orang dan dibimbing untuk aktif berpikir dan bertanya, sedangkan guru
Ketika orang-orang Yahudi yang dibuang di Babilonia diijinkan pulang ke Palestina, maka
mereka meneruskan tradisi membuka tempat ibadah sinagoge ini di Palestina sampai masa
Perjanjian Baru. Tuhan Yesus ketika masih kecil, juga sama seperti anak-anak Yahudi yang
lain, menerima pengajaran Taurat di sinagoge. Dan pada usia 12 tahun Yesus sanggup
bertanya jawab dengan para ahli Taurat di Bait Allah. Tradisi mendidik anak-anak secara
ketat terus berlangsung sampai pada masa rasul-rasul (1 Tim 3:15) dan gereja mula-mula.
Namun, tempat untuk mendidik mereka perlahan-lahan tidak lagi dipusatkan di sinagoge
Tetapi sayang sekali pada Abad Pertengahan gereja tidak lagi memelihara kebiasaan
mendidik anak seperti abad-abad sebelumnya. Bahkan orang dewasapun tidak lagi
mendapatkan pengajaran Firman Tuhan dengan baik. Barulah pada masa Reformasi, gerakan
pengembalian kepada pengajaran Alkitab dibangkitkan lagi, dan pendidikan terhadap anak-
anak mulai digalakkan kembali, khususnya melalui kelas Katekismus. Untuk itu hanya para
pekerja gereja sajalah yang diijinkan untuk terlibat dalam pembinaan. Namun sedikitnya
orang yang terlatih untuk mengajarkan kelas Katekismus ini menyebabkan pelayanan anak
ini menjadi mundur bahkan perlahan-lahan tidak lagi menjadi perhatian utama gereja dan
diadakan hanya sebagai prasyarat bagi anak-anak yang akan menerima konfirmasi (baptis
sidi).
Barulah pada abad 18, seorang wartawan Inggris bernama Robert Raikes, digerakkan oleh
rasa cinta kepada anak-anak, membuat suatu gerakan yang akhirnya mendorong lahirnya
pelayanan Sekolah Minggu! Pada masa akhir abad 18, Inggris sedang dilanda suatu krisis
ekonomi yang sangat parah. Setiap orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, bahkan anak-anak dipaksa bekerja untuk bisa mendapatkan penghidupan yang
layak. Pada saat itu wartawan Robert Raikes, mendapat tugas untuk meliput berita tentang
anak-anak gelandangan di Gloucester bagi sebuah harian (koran) milik ayahnya. Apa yang
dilihat Robert sangat memprihatinkan sebab anak-anak gelandangan itu harus bekerja dari
hari Senin sampai Sabtu. Apa yang dilakukan anak-anak pada hari Minggu itu? Hari Minggu
adalah satu-satunya hari libur mereka sehingga mereka habiskan untuk bersenang-senang,
tapi karena mereka tidak pernah mendapat pendidikan (karena tidak bersekolah), anak-anak
itu menjadi sangat liar, mereka minum-minum dan melakukan berbagai macam kenakalan
dan kejahatan.
Melihat keadaan itu Robert Raikes bertekad untuk mengubah keadaan. Ia dengan beberapa
mereka berkumpul di sebuah dapur milik Ibu Meredith di kota Scooty Alley. Di sana selain
anak-anak mendapat makanan, mereka juga diajarkan sopan santun, membaca dan menulis.
Tapi hal paling indah yang diterima anak-anak di situ adalah mereka mendapat kesempatan
mendengar cerita-cerita Alkitab. Pada mulanya pelayanan ini sangat tidak mudah. Banyak
anak-anak itu datang dengan keadaan yang sangat bau dan kotor. Namun dengan cara
pendidikan yang disiplin, kadang dengan pukulan rotan, tapi dilakukan dengan penuh cinta
kasih, anak-anak itu akhirnya belajar untuk mau dididik dengan baik, sehingga semakin lama
semakin banyak anak datang ke dapur Ibu Meredith. Semakin banyak juga guru disewa untuk
mengajar mereka, bukan hanya untuk belajar membaca dan menulis tapi juga Firman Tuhan.
Perjuangan yang sangat sulit tapi melegakan. Dan dalam waktu 4 tahun sekolah minggu itu
semakin berkembang bahkan ke kota-kota lain di Inggris, dan jumlah anak-anak yang datang
Mula-mula, gereja tidak mengakui kehadiran gerakan Sekolah Minggu yang dimulai oleh
Robert Raikes ini. Tetapi karena kegigihannya menulis ke berbagai publikasi dan
membagikan visi pelayanan anak ke masyarakat Kristen di Inggris, dan juga atas bantuan
John Wesley (pendiri gereja Methodis), akhirnya kehadiran Sekolah Minggu diterima oleh
gereja. Mula-mula oleh gereja Methodis, akhirnya gereja-gereja protestan lain. Ketika Robert
Raikes meninggal dunia thn. 1811, jumlah anak yang hadir di Sekolah Minggu di seluruh
Inggris mencapai lebih dari 400.000 anak. Dari pelayanan anak ini, Inggris tidak hanya
diselamatkan dari revolusi sosial, tapi juga diselamatkan dari generasi yang tidak mengenal
Tuhan.
Gerakan Sekolah Minggu yang dimulai di Inggris ini akhirnya menjalar ke berbagai tempat di
dunia, termasuk negara-negara Eropa lainnya dan ke Amerika. Dan dari para misionaris yang
pergi melayani ke negara-negara Asia, akhirnya pelayanan anak melalui Sekolah Minggu
Sumber:
• Ruth Lautfer, Pedoman Pelayan Anak, halaman 191 - 194, Yayasan Persekutuan Pekabaran
• Mavis L. Anderson, Pola Mengajar Sekolah Minggu, halaman 5 - 9, Yayasan Kalam Hidup,
Bandung, 1993.
Memulai sebuah Sekolah Minggu yang asal-asalan tidaklah sulit, karena secara praktis yang
dibutuhkan adalah seorang guru yang bisa bercerita, beberapa anak untuk menjadi murid, lalu
sebuah ruangan dengan fasilitas minimum, mis. papan tulis dan kursi untuk anak-anak duduk.
Tetapi untuk memiliki sebuah Sekolah Minggu yang memiliki panggilan, visi dan misi
tidaklah mudah. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus dimiliki agar Sekolah
Minggu anda menjadi Sekolah Minggu yang berhasil dan memiliki panggilan.
"Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18). Pertanyaan: apakah
maksud yang mendasari didirikannya Sekolah Minggu di tempat anda melayani? Sekolah
Minggu tidak didirikan karena keinginan manusia saja. Allahlah yang menggerakkan manusia
yang dikasihiNya untuk memiliki kerinduan menjangkau jiwa-jiwa "kecil" bagi kerajaanNya.
Visi Sekolah Minggu adalah melihat jauh ke depan kepada kerinduan Allah untuk bersekutu
dengan manusia, di antara mereka adalah anak-anak yang masih muda belia, supaya melalui
(Mat 19:14). Pertanyaan: apa yang ingin dilakukan dan dikerjakan Sekolah Minggu di tempat
anda melayani? Melalui kegiatan Sekolah Minggu kita ingin agar anak-anak dapat dengan
bebas datang kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia menjadi Juruselamat pribadi mereka.
untuk:
1. menjadi sarana yang dapat dipakai Allah untuk mengumpulkan anak-anak dan
2. menjadi sarana agar anak-anak mendapat siraman kasih Allah melalui persekutuan
yang diadakan.
3. menjadi sarana agar anak-anak dimuridkan dan menjadi alat bagi pelebaran
kerajaanNya.
(Pokok-pokok di atas diaplikasikan tidak hanya untuk Sekolah Minggu, tetapi juga
Jika anda telah lama terlibat dalam pelayanan Sekolah Minggu atau pelayanan anak secara
umum, periksalah kembali apakah pelayanan anda memiliki visi, misi dan tujuan yang
jelas? Dan apakah sampai saat ini tetap setia melaksanakannya? Apakah hasilnya adalah
seperti yang diharapkan. Jika pelayanan anak yang anda lakukan mulai mengalami
kejenuhan, periksalah lagi ketiga hal itu, adakah yang kurang? Perlukah pelayanan anda
disegarkan agar kembali ke visi, misi dan tujuan yang benar? Pakailah pertanyaan-
pertanyaan ini untuk menjadi bahan diskusi di antara para guru yang terlibat dalam
pelayanan anak di mana anda berada. Kiranya bahan ini bisa menjadi bahan pergumulan
Kedudukan Sekolah Minggu dalam Gereja Pengantar Ide Sekolah Minggu pertama kali
dicetuskan dan direalisasikan oleh Robert Raikes (1736-1811). Kelas Sekolah Minggu yang
pertama dibuka bukan berada di dalam gereja, melainkan di sebuah dapur di kota Gloucester,
Inggris. Baru setelah bertahun-tahun kemudian, ide Sekolah Minggu Robert Raikes dapat
Bagaimana perkembangan kedudukan Sekolah Minggu dalam gereja pada masa kini?
Tulisan berikut ini akan menolong kita melihat dengan lebih jelas.
Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15) "....
jadikanlah semua bangsa muridKu dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu ...." (Matius 28:19-20) Perintah Tuhan Yesus di atas ditujukan pada
segenap orang percaya (Gereja yang kudus dan am) untuk meraih dan membimbing orang
mengenal kebenaran, termasuk di dalamnya adalah untuk menjangkau dan membimbing anak-
anak.
anak kecil, Tuhan Yesus justru meluangkan waktu bersama dengan anak-anak (Markus 10:13-
16). Bahkan, Tuhan Yesus sempat memberikan peringatan yang cukup keras pada orang
menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut."
(Markus 9:42) Sekali-kali gereja tidak boleh memandang rendah atau menyepelekan anak
kecil. Sebaliknya sudah sewajarnya bila gereja memberi perhatian pada pelaksanaan dan
pertumbuhan Sekolah Minggu. Melalui Sekolah Minggu, gereja memiliki tanggung jawab
yang besar, yaitu membimbing dan mempersiapkan angkatan muda, generasi penerus di masa
yang akan datang. Sungguh suatu hal yang indah bila gereja dapat mengatakan kepada anak-
anak, "Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!"
(Mazmur 34:12)
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak
Pada umumnya gereja-gereja memiliki Sekolah Minggu lengkap dengan berbagai program
maupun fasilitas yang disediakan. Tapi, apakah para pemimpin gereja dan guru Sekolah
Minggu benar-benar menyadari akan NILAI pendidikan bagi para generasi penerus Gereja ini?
Apakah Sekolah Minggu benar-benar telah dikelola secara serius dan profesional?
Ditinjau dari banyak aspek, Sekolah Minggu memiliki keunikan tersendiri, dan boleh dikatakan
merupakan dasar pertumbuhan gereja, bila dikelola secara benar dan bertanggung jawab.
1. Bila ditinjau dari segi kejiwaan, Banyak ahli telah membuktikan bahwa kepribadian
seseorang akan lebih mudah dibentuk pada usia yang dini. Sebab itu, penting sekali
lingkungan inti anak) juga pada Sekolah Minggu. Apabila keluarga dan gereja dapat
mendidik anak-anak di dalam terang Firman Tuhan, kelak mereka pasti akan bertumbuh
dan menjadi seorang Kristen yang memuliakan nama Tuhan. Selain itu, gereja, melalui
yang belum percaya untuk dibina dalam lingkungan Kristen yang baik.
2. Bila ditinjau dari segi kerohanian, Pada umumnya, seorang anak kecil "mudah
menerima dan percaya", mereka tidak perlu perdebatan dan adu argumentasi mengenai
keberadaan Allah. Selain itu, menerima Tuhan pada masa kanak-kanak berarti seluruh
sisa hidupnya yang masih panjang bisa dipakai untuk melayani Tuhan.
Sebenarnya ada tiga macam pertumbuhan gereja: (1) pertumbuhan karena ada mutasi
anggota, (2) pertumbuhan melalui penginjilan (Sekolah Mingu jelas dapat melakukan
peran ini), dan (3) pertumbuhan secara alamiah, yaitu anak-anak jemaat gereja yang
dididik sejak kecil kemudian mengaku percaya, setelah beranjak dewasa juga mendidik
anak-anaknya takut akan Tuhan, dst. Di sini Sekolah Minggu sangat berperan untuk
ikut ambil bagian dalam pendidikan anak-anak. Dengan memenangkan anak, berarti
terbuka pula peluang untuk memenangkan orangtuanya. Tidak sedikit kejadian dimana
4. Gereja dan Sekolah Minggu Jikalau Sekolah Minggu berhasil, berarti gereja telah
melatih dan mempersiapkan para pemimpin gereja untuk masa yang akan datang.
Memang "anak-anak kecil" yang terlihat hadir di Sekolah Minggu, tapi "anak-anak
kecil" itulah yang beberapa tahun ke depan akan menjadi para pemimpin gereja.
Kualitas para pemimpin gereja di masa yang akan datang, sedikit banyak dapat dilihat
Oleh karena itu, penting dipikirkan bersama, bagaimana membuat Sekolah Minggu
menjadi program yang terintegrasi dengan gereja secara utuh. Bagaimana merangkai
program pembinaan anak secara berkesinambungan hingga kelak mereka remaja dan
dewasa.
Melayani anak-anak di Sekolah Minggu memang merupakan suatu tugas dan tanggung
jawab yang berat. Tapi sesuai dengan janji-Nya, Tuhan Yesus akan senantiasa
menyertai dan memberikan kekuatan bagi setiap kita yang terpanggil melayani di
Sekolah Minggu. ".... ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
Bina Kasih.
Hidup, Bandung.
Meskipun Sekolah Minggu tidak dikelola seperti layaknya sebuah perusahaan besar,
menjadi lebih tertib dan terarah. Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi
Biasanya para murid dibagi dalam kelompok sesuai dengan usianya. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan guru menyampaikan pengajaran sesuai dengan kemampuan,
Selain itu, yang seringkali kurang diperhatikan, adalah rasio guru dan murid. Berikut
ini adalah contoh "ideal" perbandingan jumlah guru dan murid dalam tiap kelompok
usia anak:
2. Struktur Organisasi
Sebaiknya perbandingan antara pimpinan dan anggota tidak melebihi 1:8. Bila hal
Misalnya: dalam sebuah Sekolah Minggu ada 25 orang guru. Struktur organisasinya
|Sekretaris
Bendahara
& kelas TK
Pembagian Tugas
sebagai pemimpin. Ia harus bekerja sama dengan semua pihak dalam merencanakan
masing-masing guru, serta dapat memajukan pelayanan Sekolah Minggu dengan aktif.
rapat, surat masuk dan keluar, file data, dsb.) serta persiapan rapat.
keuangan).
dengan Kepala Sekolah Minggu, dan hubungan ke bawah, yaitu dengan guru-guru. Ia
anak di kelas asuhannya. Guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang
Tiap Sekolah Minggu mempunyai kebutuhan yang berbeda, bisa saja dibentuk
berbagai sie. atau pembidangan sesuai dengan tuntutan kondisi, seperti: sie. literatur,
sie. perkunjungan, sie. acara, dan sebagainya. Tapi yang perlu diperhatikan adalah
Sumber:
• Dr. Mary Go Setiawani, Pembaruan Mengajar, halaman 131 - 135, Yayasan Kalam
Hidup, Bandung.
Dapat dikatakan bahwa ada dua macam Sekolah Minggu (SM), yaitu integral dan
cabang. "SM Integral" diadakan dalam sebuah gedung gereja, sebelum atau setelah
kebaktian umum dan melayani anggota- anggota gereja itu serta anak-anak mereka.
"SM Cabang" sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, sebenarnya adalah cabang dari
suatu SM yang lebih besar dari suatu gereja. Biasanya SM itu diselenggarakan
sebagai satu usaha Pekabaran Injil dengan tujuan mencapai anak atau orang dewasa
SM Cabang, hendaknya jangan heran dan kecewa, jika SM cabang yang kecil itu
demikian dengan gereja yang telah melahirkan dan memberi hidup kepadanya,
"saling bergantung". Marilah kita menelaah arti kata-kata itu dalam hubungan ini.
Pada umumnya departemen-departemen lahir dalam sebuah gereja sama seperti anak-
anak dilahirkan dalam sebuah rumah tangga, satu demi satu dengan jangka waktu
yang cukup lama. Untuk sementara waktu kelompok-kelompok ini dengan kegiatan
dan kepentingannya yang berbeda-beda mengabaikan satu sama lain, tentu saja tidak
setahun tanpa mengiraukan sama sekali apa yang direncanakan atau dibuat oleh
Gembala gereja serta pimpinan kegiatan itu hendaknya mengatur agar kegiatan dan
acara perbagai kelompok itu saling bersesuaian sehingga tidak terjadi pertentangan,
tumpang tindih atau mengalami kelalaian dalam hal melakukan sesuatu yang
dilakukan.
Pengurus SM hendaknya jangan lupa bahwa hampir semua anggota SM itu menjadi
anggota gereja juga. Mereka mempunyai kewajiban, bukan saja terhadap SM, tetapi
dari rumah ke rumah, kursus pendidikan guru-guru atau kebaktian istimewa di cabang
pada waktu yang bersamaan, di mana gembala dan majelis gereja merencanakan suatu
Satu-satunya pengurus gereja yang akhirnya bertanggung jawab atas hubungan yang
harmonis serta sehat antara gereja dan SM, ialah gembala. Gembala hendaknya
melakukan pengawasan umum atas SM dan mengetahui seluk beluk cara bekerjanya.
Jika pada saat memulai tugasnya sebagai gembala, ia dapati bahwa SM-nya lemah,
maka wajiblah ia dengan hati-hati mencari apa yang menyebabkan keadaan itu,
jawabnya yang terutama ialah memelihara asas pengajaran SM agar tetap murni,
penuh hidup dan kuasa. Hal ini dilakukannya dengan mengangkat guru-guru yang
Satu-satunya cara yang baik agar gembala dapat menambah keberhasilan SM-nya
ialah membantu dengan segenap hati dan bersemangat pada segala waktu. Ia dapat
mengabaikan Sekolah Minggu dan dengan demikian secara tidak sadar menyebabkan
banyak anggotanya berbuat seperti itu pula, atau ia dapat senantiasa menekankan
Perlengkapan sebuah SM yang terorganisir dan terselenggara dengan baik serta benar-
benar rohani, memberikan kesempatan yang begitu indah untuk pendidikan dan
menulis bahwa:
"Dalam jemaat yang biasa, tidak lebih dari 10% dari tenaga, usaha dan keuangannya
dipakai untuk SM, namun SM itu menghasilkan 90% dari anggota baru, pekerja dan
setia kepada jemaat dan aliran gereja mereka. Kesetiaan ini bukan sekedar perasaan
saja sebab akan terlihat dalam semangat yang tetap dari seluruh SM itu untuk
menghadiri kebaktian-kebaktian gereja dan juga dalam kerjasama yang setia dari SM
Sumber:
• Ralph M. Riggs, Sekolah Minggu yang Berhasil, halaman 10 - 14, Yayasan Penerbit
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang aku mengutus kamu."
(Yohanes 20:21)
Hakekat kekristenan, hakekat gereja, hakekat SM, ialah Kristus. Pengabaran Injil
dalam arti yang sebenarnya bukanlah satu pertemuan yang diadakan kadang-kadang
saja, tetapi adalah satu tugas yang agresif, yang berlangsung terus dan meluas, yang
timbul dari kasih kepada dunia yang terhilang. Allah sangat mengasihi dunia sehingga
yang terhilang harus diserahkan kepada pengikut- pengikut-Nya. "Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21).
Program yang telah diserahkan Kristus kepada gereja-Nya ialah supaya setiap orang
para pemuda, dan orang-orang dewasa kepada suatu hubungan yang vital dan yang
bersifat pribadi dengan Allah melalui Kristus, dan kemudian pergi dan menjadikan
orang-orang lain murid-murid Tuhan. Gereja hanya dapat memenuhi program bagi
dunia yang terhilang ini bila gereja telah digerakkan oleh panggilan Allah dan
pertama-tama perlu ada satu pengertian yang jelas tentang apa yang dimaksudkan
dengan gereja. Dalam percakapan sehari-hari kita berbicara tentang pergi ke gereja
dan Sekolah Minggu. Kita mendorong setiap orang untuk pergi ke gereja setiap
Menurut Perjanjian Baru, gereja setempat adalah tubuh yang kelihatan dari orang-
orang percaya yang telah mendengar panggilan Allah dan dipersatukan kepada-Nya
oleh iman di dalam Yesus Kristus. Kelompok setempat seperti itu merupakan bagian
dari gereja yang am (umum), yang menjadi tubuh rohani yang dibentuk oleh orang-
Gereja adalah alat vital dari Tuhan yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk maksud
dan melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus untuk "jadikanlah
antara anak-anak miskin tidak akan berhasil. Tetapi sebelum Robert Raikes
dengan pesat sehingga memiliki seperampat juta murid dan perkembangannya meluas
dunia, satu alat yang paling berhasil untuk kemajuan moral dan agama yang akan
disebarkan kedalam abad dua puluh untuk satu perkembangan yang jauh melebihi
keduapuluh, namun akhirnya belum tiba. Berbagai aliran gereja yang menghargai
nilai SM telah membuktikan bahwa memang SM adalah suatu alat yang potensial
untuk menguatkan gereja. Marilah kita perhatikan perkembangan yang menonjol yang
a. SM bukan lagi seperti anak yatim piatu, satu ban cadangan, sebuah ruang
tambahan, ataupun merupakan suatu bagian yang terlepas dari pekerjaan gereja. SM
tidak mempunyai tujuan lain, selain tujuan dari gereja. SM hampir serupa dengan
gereja. Gereja dan SM tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena mereka
merupakan satu kesatuan. SM ada untuk memajukan pekerjaan gereja yaitu untuk
merupakan gereja yang berfungsi di dalam suatu pelayanan pengajaran yang khusus.
Allah dan telah membawa satu perkembangan baru untuk gereja, sebab kini SM telah
diakui sebagai satu lapangan pelayanan gerejani yang berbeda.
b. Perkembangan kedua yang merupakan ciri masa kini ialah bahwa SM tidak lagi
daya tariknya terhadap para pemuda, tetapi mereka yang masih memakainya sebagai
usaha untuk perkembangan gereja telah lama berhenti untuk menganggap SM sebagai
membuktikan bahwa bagi pemuda dan orang dewasa pun SM itu perlu. Karena
mempelajari Firman Tuhan merupakan makanan bagi jiwa, sama seperti kita hidup
dan bernafas, penting sekali bagi gereja untuk memberikan satu pelayanan mengajar
untuk semua usia. Hal ini dapat dikerjakan oleh SM! SM merupakan pelayanan
Jikalau gereja hendak memakai SM "sebagai satu alat yang paling potensial bagi
kemajuan moral dan agama", gereja haruslah mengikuti pola pengajaran abad
pertama. Gereja yang mula-mula telah memulai pola bersaksi secara perseorangan
untuk melaksanakan perintah Kristus. Pola ini merupakan perintah kepada setiap
untuk bersaksi bagi Kristus. SM adalah suatu "alat yang potensial" sebab badan ini
a. Gereja melalui SM-nya mendapat kesempatan yang tidak terbatas untuk melayani
setiap anggota. Banyak orang Kristen ingin menjadi seorang saksi, tetapi takut dan
ragu-ragu di mana mereka akan mulai. SM yang akan mengajar mereka "melakukan
bagi mereka untuk menaati perintah itu. Dalam SM yang hidup harus ada satu tempat
Misi "The Christian and Missionary Alliance" dilahirkan dari suatu kerinduan untuk
memenangkan dunia yang terhilang, dan untuk menyegarkan gereja yang suam untuk
"'Saya berjalan mondar-mandir di pesisir Pantai Old Orchard, Maine, pada musim
panas tahun 1881,' kata A.B. Simpson, 'dan meminta kepada Allah melalui suatu cara
untuk membangkitkan satu gerakan pengabaran Injil yang besar yang akan mencapai
pelayanan mengajar dari gereja tanpa "pergi". Di sini SM menduduki satu kehidupan
yang unik dalam program gereja yang mengikuti metode-metode abad pertama. SM
mempunyai suatu pelayanan pribadi kepada setiap rumah tangga dalam masyarakat.
SM telah melewati pelbagai rintangan, prasangka, sifat acuh tak acuh dan telah
menumpangkan tangan di atas kepala anak-anak. Dengan kasih Kristus dan kasih
sayang para orang tua melalui anak-anak dan membuka pintu-pintu yang dengan cara
c. Gereja melalui SM-nya merupakan suatu gereja yang banyak memenangkan jiwa
untuk bekerja secara perseorangan. Mereka heran karena Yesus menggunakan begitu
banyak waktu untuk kepentingan satu orang, tetapi Yesus mengetahui nilai dari jiwa
Injil kepada setiap orang. Gereja mempunyai kesempatan melalui SM untuk mengajar
Hal-hal ini merupakan ciri-ciri dari Gereja abad kesembilan belas dan membuktikan
"bahwa SM kepada dunia memberikan satu alat yang berpengaruh untuk kemajuan
moral dan agama". Gerajalah yang menemukan bahwa para guru SM menarik anggota
baru dan membawa mereka kepada pengenalan secara pribadi akan Kristus. Bilamana
Anda juga ikut memperjuangkan SM, hal itu akan memperkuat gereja Anda menjadi
Pertumbuhan yang tetap adalah sebagian daripada program Allah untuk gereja. SM
mempunyai tempat dalam program ini, sebab SM itu dikenal sebagai suatu satu faktor
Kadang-kadang kita mendengar pernyataan seperti berikut ini, "Saya lebih suka
mempunyai satu SM yang baik daripada satu yang besar" atau "Allah tidak pernah
memanggil kita supaya menjadi besar." Satu analisa yang teliti mungkin melahirkan
satu sikap hati yang tulus tetapi sering juga pernyataan-pernyataan seperti itu datang
dari tipu muslihat iblis, dari satu hati yang acuh tak acuh, atau karena gereja mencoba
Tiap saran yang menentang jumlah yang banyak bukan datang dari sorga, karena
bunyi undangan dari pintu gerbang kemuliaan ialah "Barangsiapa mau, hendaklah ia
datang!" Neraka tentu saja menentang orang banyak yang mendapatkan Kristus. Iblis
takut kepada Firman Allah. Iblis akan melawan jiwa-jiwa itu di bawah naungan suara
hati dari Firman yang Hidup itu.
Pertumbuhan yang tetap adalah satu hasil dari program gereja rasuli. "Dan makin
lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki
"Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah
banyak; juga sejumlah besar iman menyerahkan diri dan percaya" (Kisah Para Rasul
6:7). "Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi
percaya dan berbalik kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 11:21). "Adapun kumpulan
orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa" (Kisah Para Rasul 4:32).
Menarik jiwa datang kepada Tuhan bukanlah soal senang atau tidak senang,
pekerjaan gereja. Bilamana SM Anda gagal dalam hal ini, maka SM itu telah gagal
dalam mengambil kedudukan yang benar dalam program Allah. Sebuah SM yang
tetap. Sumbangan pengajaran Injil akan berarti kehidupan dan pertumbuhan baru
kepada program penginjilan kita, calon-calon pekerja baru akan didaftarkan dan
lebih banyak calon untuk pelayanan penginjilan. Pertumbuhan gereja adalah hal yang
Pada tahap ini Anda mungkin akan melihat SM melalui sudut pandang yang lain,
dengan suatu tekad baru untuk ikut serta dalam program pembangunan gereja yang
ajaib. Kiranya Tuhan mengabulkan maksud Anda. Pada saat yang sama, semoga tak
pernah diketahui orang lain, bahwa Anda berada di antara orang-orang yang
seorang pribadi di atas kekurangan orang lain. Tidak dapat disangkal bahwa mungkin
Anda berada di tengah-tengah orang yang menghina pekerjaan Allah dalam lapangan
pelayanan perseorangan ini. Bilamana Anda mengambil bagian dalam pelayanan SM,
Anda telah menggabungkan diri dalam satu pasukan inti yang dipersatukan untuk
melakukan satu tugas yang sama, yaitu menambah anggota-anggota kepada gereja
Yesus Kristus.
Dalam sebuah acara tanyajawab dengan Dr. Stephen Tong (yang ditulis dalam
bukunya Seni Membentuk Karakter Kristen), salah seorang peserta bertanya: "Apakah
peranan Sekolah Minggu dalam membentuk karakter anak?" Jawaban pertanyaan tsb.
"Dalam soal waktu, Sekolah Minggu mempunyai bagian yang paling kecil dalam
hidup seorang anak. Seorang anak mempunyai paling tidak tiga puluh lima sampai
empat puluh sembilan jam per minggu di sekolah, dan mempunyai lebih dari seratus
jam per minggu di rumah, namun hanya mempunyai waktu dua jam di Sekolah
Minggu. Dalam soal keseimbangan, Sekolah Minggu mempunyai tugas yang terbesar,
karena pembentukan karakter yang gagal di rumah atau tidak didapat di sekolah akan
pengharapan, kasih, firman, pengertian, doktrin, dan pimpinan Roh Kudus dalam diri
anak-anak itu. Oleh sebab itu guru Sekolah Minggu tidak boleh menghina
Seringkali sepatah kata mampu mengubah hidup seseorang. Demikian pula dengan
Sekolah Minggu, yang walaupun hanya dua jam per minggu juga mampu memberikan
pengaruh seumur hidup. Oleh karena itu waktu yang singkat tetap bernilai penting
bila dipergunakan sebaik mungkin. Bila Tuhan bekerja didalamnya. maka sedetik
Pendapat beliau di atas menolong kita untuk mengerti bahwa jika Sekolah Minggu
memiliki guru-guru yang mengajar anak-anak didiknya dengan benar maka peranan
SM dapat memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak.
Oleh karena itu untuk menyambung pembahasan ini, kami akan kutipkan pendapat
Dr. Stephen Tong tentang faktor-faktor apa yang berperan dalam pembentukan
Menurut beliau ada 4 faktor yang sangat beperan dalam pembentukan karakter yaitu:
Roh Kudus. Kami akan memberikan ringkasan dari masing-masing faktor tsb. sbb.:
1. Kebenaran
"Kebenaran bagi orang Kristen adalah dasar dan prinsip, rencana dan perintah-
perintah Alkitab, yang terwujud di dalam diri Kristus dan pengajaran-Nya. Ini akan
membentuk diri kita. Itu sebabnya, di dalam pendidikan dan pembentukan karakter,
jangan lupa bahwa Firma Tuhan itu penting sekali. Pengajaran tentang Kristus
Locke mengenai "tabula rasa". Jika kita setuju dengan prinsip seperti ini, itu berarti
kita tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, karena Alkitab mengatakan bahwa kita
tidak dilahirkan dalam keadaan "kertas puith". tetapi kita sudah dilahirkan dengan
dosa turunan. Dalam hal ini sebagai guru SM kita harus mengerti pokok pikiran
teologi, supaya kita mengerti pokok-pokok yang diajarkan dalam Firman Tuhan. Oleh
karena itu kita percaya bahwa hidup seorang anak tidak lagi betul-betul putih lagi.
Disini kita mengerti bahwa "sebagai guru, selain kita menulis sesuatu kepada diri
anak, kita terlebih dahulu juga harus mencuci dan membersihkan dia dengan darah
Kristus. sehingga kertas itu bisa benar-benar putih dan bersih. Penting kita melihat
2. Agama
Faktor kedua adalah agama. "Kalau pendidikan mengisi hidup, dan makna hidup dan
mengarahkan jalan yang benar di dalam karakter manusia, maka agama mengontrol
perasaan takut di bawah ikatan agama. Di mana agama berkuasa besar, di situ
masyarkat atau manusia dihantui oleh suatu kekuatan supra-alami dan tidak berani
sembarangan hidup. Hal ini baik untuk menjaga dan menghentikan berkembang dan
merajalelanya kejahatan secara berlebihan itu. Itu berarti dengan semakin banyaknya
agama di dalam dunia ini, lebih banyak orang tidak berani berbuat dosa."
Namun, sebaik apa pun ajaran sebuah agama, tidaklah cukup untuk mampu
kemuliaan Tuhan. Itu sebabnya Yesus berkata kepada seorang pemimpin agama
terkemuka pada masa itu yang bernama Nikodemus, "Engkau harus dilahirkan
mengubah diri mereka menjadi pribadi yang baru, suatu ciptaan baru, melalui
peristiwa "dilahirkan kembali" /"kelahiran baru". Penting bagi guru Sekolah Minggu
untuk terus menerus menyampaikan berita keselamatan serta membimbing anak- anak
yang telah siap untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka
pribadi.
Peran Sekolah Minggu dalam hal ini adalah menolong anak-anak untuk belajar
menerima bahwa hidup tidak senantiasa manis, kadang- kadang juga pahit. Namun
guru perlu menolong anak untuk mengerti bahwa kepahiran tidak selalu
Tuhan ijinkan kesulitan dan kesengsaraan datang datang dalam hidup kita, maka kita
4. Roh Kudus
Roh Kudus memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan
karakter seorang anak, karena Roh Kuduslah yang akan memimpin, menolong, dan
menyertai anak melalui kehidupan sehari-hari mereka. Roh Kudus dikirimkan Allah
Mengenai hal ini Sthepen Tong menyarankan pada guru Sekolah Minggu untuk:
1. Belajar dengan sungguh-sungghu tentang doktrin Roh Kudus.
kepada pimpinan Roh Kudus, agar guru menikmati sukacita karena Roh Kudus
4. Menyerahkan setiap pribadi yang diajar dan dididik kepada Roh Kudus dan
Oleh karena itu, Sekolah Minggu perlu mengajarkan kepada anak- anak bahwa Roh
Kudus senantiasa memimpin dan menyertai mereka dimana pun dan dalam situasi apa
pun. Guru Sekolah Minggu juga perlu mengajarkan pada anak untuk senantiasa taat
pada pimpinan Roh, supaya mereka akhirnya boleh menjalani hidup ini di dalam
Melalui apa yang sudah kita bahas di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
Sekolah Minggu adalah peluang emas bagi anak untuk mengenal Kristus. Apabila
ini suatu pintu kesempatan indah yang terbuka di hadapan anda. Usia muda, atau usia
anak-anak, adalah masa yang paling tepat untuk membentuk karakter Kristen anak-
anak.
Siapkah anda dipakai Tuhan untuk menolong anak-anak itu memiliki karakter
Kristen.
Dr. Mary Go Setiawani & Pdt. Dr. Stephen Tong, Seni Membentuk Karakter Kristen,
Pdt. Dr. Stephen Tong, Arsitek Jiwa II, halaman 75 - 77, Lembaga Reformed Injili
dan rasa tanggung jawab yang tinggi agar anak bertumbuh dengan benar di dalam
Berikut ini adalah ide program Pelayanan Anak selain Sekolah Minggu yang berhasil
A. Pelayanan Literatur
Ada beberapa lembaga yang salah satu bentuk pelayanannya adalah mengembangkan
literatur anak, misalnya menerbitkan buku cerita anak, komik anak, renungan harian
anak, majalah anak, bacaan rohani anak serta buku-buku yang berguna bagi guru
Yayasan ini bersifat interdenominasi dan bertujuan untuk memberitakan Injil pada
siapa saja dari berbagai tingkatan usia. YASUMA memiliki sebuah program khusus
yang ditujukan untuk melayani anak-anak, yaitu yang disebut program Filipus Yunior.
Salah satu bentuknya adalah menerbitkan renungan harian untuk anak: SYEDA
(Singa dari Yehuda, merupakan kerjasama dengan KIDS 33. Bersama dengan
Lembaga ini menerbitkan majalah KITA (Kristus Idola dan Tuhan Anak-anak), Saat
Teduh untuk Anak: PELITAKU dan buku-buku yang berguna bagi para guru Sekolah
Minggu.
mendidik bagi anak-anak. Yayasan ini membuat buku cerita anak misalnya "TOLA:
misalnya: "(KHA) Efata", dsb. Yayasan Efata ini bekerjasama dengan Penerbit Andi
Yogyakarta.
Alkitab, seperti "Gideon dan Samsom", "Abraham", "Ester", "Raja Daud", dsb.
PPA menerbitkan renungan harian untuk anak-anak dan remaja yaitu: SHA dan SHR
7. Pengadaan Buku Panduan bagi guru Sekolah Minggu banyak diterbitkan oleh
berbagai pihak, misalnya: Suluh Sekolah Minggu (Sinode GKI Jabar), Suara Sekolah
Minggu (YPPII Batu - Malang), dan Bible Way (SAAT - Malang). Ada pula pribadi
(Ibu Lisa Veronika - GKI Manyar Surabaya) yang menerbitkan buku panduan untuk
Mengajar Sekolah Minggu. Buku ini dibagikan gratis bagi siapa saja Guru Sekolah
Yayasan yang bergerak dalam pelayanan Multimedia dan Audio visual antara lain:
Yayasan ini mengkhususkan dalam pelayanan Multimedia anak dan remaja, dengan
membuat kaset audio mengenai cerita rohani untuk anak. Contoh kaset audio yang
telah dibuat yayasan ini adalah: "Kisah Petualangan Trio Penjelajah Dunia".
toko buku Kristen. Kaset audionya antara lain seri cerita "Kabar Gembira Untuk
Anak", yang terdiri dari kisah "Yohanes Pemandi", "Bangkit dari Mati", "Anak Yang
Yayasan ini membuat film rohani untuk anak-anak Indonesia, tiga film yang telah
diproduksi yaitu: "Doni dan Paman Don", "Pita Merah", dan "Air Mata Doa".
Sebuah pelayanan yang mengerjakan proyek "FILM YESUS VERSI ANAK". Film
menjangkau anak-anak di "Jendela 4/14" yaitu anak-anak yang berusia di antara 4-14
tahun kepada Kristus. Apabila anda menginginkan video film tersebut, silakan kontak:
Agar guru-guru Sekolah Minggu menjadi guru yang benar-benar kompeten dan
pelatihan, hingga penyediaan alat-alat peraga dan mengajar bagi Guru Sekolah
dan seminar, yayasan ini juga menyediakan berbagai ide permainan yang menarik.
Yayasan ini secara rutin mengadakan pelatihan atau seminar bagi guru-guru Sekolah
Minggu.
3. SAAT (Sekolah Alkitab Asia Tenggara) - Malang.
Secara berkala mengadakan Camp Nasional bagi Guru Sekolah Minggu maupun
LIDIA (Layanan Injil dan Ilmu bagi Anak Indonesia) memberikan bimbingan belajar
secara gratis kepada anak yang lemah ekonomi atau yang lemah secara intelektual.
Dalam proses bimbingan tsb. anak juga mendapat pembinaan rohani. Guru yang
Program ini hadir sebagai pendamping Sekolah Minggu dalam menyiapkan anak
untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Semangat "belajar itu
hingga apresiasi seni. Para fasilitatornya pun beragam, dan semuanya diperoleh dari
peran aktif para jemaat (sesuai dengan latar belakang pendidikan dan profesinya).
Program ini hadir sebagai mitra Gereja, sekolah, dan keluarga Kristen dalam hal
pelayanan dan pendidikan anak. Pelangi Kristus menyediakan wadah bagi anak
(mulai usia 2,6 tahun) untuk dididik secara khusus dalam hal rohani melalui
pertemuan dan berbagai aktivitas yang dirancang khusus. Meski bukan sekolah
formal, Pelangi Kristus memiliki kurikulum pengajaran yang rapi dan terinci untuk
anak-anak. Dalam program ini, anak belajar Alkitab secara lebih mendalam dibanding
dengan program Sekolah Minggu, mereka juga melakukan berbagai aktivitas serta
pelayanan bersama.
E. Pelayanan Sosial
Ada banyak Panti Asuhan Anak yang dikelola oleh berbagai lembaga Kristen maupun
gereja. Lokasinya pun tersebar di berbagai kota di Indonesia. Saat ini para anggota
dan keberadaan Panti Asuhan Anak tsb. Bila ada di antara Pembaca yang ingin
memberikan masukan data dan informasi mengenai hal di atas dapat mengirimkannya
Selain Panti Asuhan Anak, sebenarnya ada juga Tempat Pembinaan Anak Cacat Fisik
Pecandu Narkoba. Namun karena keterbatasan sumber informasi, kami belum dapat
F. Pelayanan Elektronik
Sekolah Minggu antara lain Yayasan Lembaga SABDA, dengan menerbitkan buletin
e-BinaAnak dan Milis Diskusi e-BinaGuru secara virtual. Pelayanan anak ini
Kiranya berbagai sajian informasi di atas dapat memberikan inspirasi bagi anda untuk
mengembangkan pelayanan anak dengan berbagai cara yang berbeda di tempat anda
masing-masing.
1.9 Sekolah Minggu (Tidak) Penting?
Jika pertanyaan berikut ini disampaikan kepada orang dewasa yang kristen, apa kira-
kira jawaban mereka. Pertanyaannya adalah "Apakah sekolah minggu perlu atau
penting?", lalu apa jawabannya? Mungkin jawabannya semacam ini: "Oh sangat
perlu", "Ya, anak-anak harus diajar sejak kecil untuk mengenal Tuhan." "Sekolah
minggu harus diadakan." Jadi pada dasarnya mereka menganggap sekolah minggu
Tetapi, apakah sikap yang memandang penting pelayanan anak itu terwujud dalam
tataran praktik ternyata keadaannya tidak seperti yang diungkapkan dengan kata-kata.
Berikut ini adalah beberapa hal yang masih dapat - kalau tidak sangat sering -
Sikap seperti ini mungkin muncul dari praanggapan bahwa anak-anak tidak atau
belum bisa berbakti. Sikap semacam ini mempunyai implikasi de facto bahwa
kebaktian SM tidak penting. Dalam kata lain, kebaktian orang dewasa begitu teramat
sangat penting, sehingga gangguan dari pihak anak-anak sedikit pun tidak diizinkan.
Mereka dipisahkan dari kebaktian orang dewasa bukan dengan maksud agar anak-
anak dapat berbakti dengan lebih baik kepada Tuhan, tetapi agar kebaktian orang
dewasa tidak terganggu sama sekali. Apabila tempat kebaktian SM dekat dengan
tempat kebaktian orang dewasa, anak-anak tidak diizinkan untuk memuji Tuhan
dengan suara keras yang menunjukkan rasa bebas memuji Tuhan di SM, karena
akan mengganggu kebaktian orang dewasa. Apakah pernah terpikir bahwa puji-pujian
dari kebaktian orang dewasa yang begitu keras bisa mengganggu anak-anak belajar
Firman Tuhan?
2. Fasilitas untuk SM tidak memadai
Sering terlihat ruangan untuk SM sempit dan tidak memadai. Ada gereja yang
tempat parkir di basement sebuah hotel, sedangkan kebaktiaan untuk orang dewasa
Jarang ada alat musik untuk anak-anak SM, sedangkan pada kebaktian orang dewasa
alat musik serta sistem suaranya sangat baik dan lengkap. Bukankah ini salah satu
penting, tetapi pada kenyataannya yang menjadi pusat adalah orang dewasa dan
pelayanan SM dinomorduakan.
Banyak orang tidak mau mengajar di SM dan karena itu gereja sering menghadapi
kurangnya guru SM, padahal anggota jemaat banyak sekali. Dari antara mereka yang
memiliki beban besar untuk pelayanan anak, banyak pula yang pengetahuan dan
Sering ditemui banyak guru SM yang mengajar tanpa persiapan dan banyak pula yang
mengajarkan hal yang tidak tepat -- jika tidak dikatakan sangat salah. Pernah ada guru
SM yang menyampaikan kisah berikut di kelas kecil. Guru itu berkata: "Suatu hari
Budi diminta ibu untuk membeli sesuatu. Budi ternyata memakai uang itu untuk jajan,
dan ketika ditanya oleh ibunya ia menjawab bahwa uangnya hilang. Pada malam hari,
Budi bermimpi dikejar-kejar oleh setan. Pada pagi harinya ketika bangun ia ketakutan
lalu ia meminta maaf kepada ibunya." Apa yang ingin dicapai melalui cerita ini,
apakah guru itu akan mengajarkan bahwa setan bisa juga membuat orang bertobat?
Ada juga guru SM yang mengajarkan bahwa persembahan Kain tidak diterima oleh
Allah karena sayur dan buah-buahan di dalam persembahan Kain busuk semua. Di
bagian yang mana dari Alkitab yang mengajarkan hal ini, lagi pula konsep apa yang
ingin disampaikan oleh guru ini? Persembahan Kain tidak diterima karena ia tidak
binatang ini menyatakan konsep bahwa "Tidak ada penebusan tanpa curahan darah."
Persembahan dari binatang ini merupakan simbol dari persembahan agung Yesus
Kristus kelak.
Senada dengan kesalahan ini adalah cerita guru lain lagi yang menyatakan bahwa
Daniel tidak dimakan oleh singa di gua karena singanya ompong. Pengajaran yang
salah ini mengaburkan dan mengecilkan arti perintah Tuhan dan juga penyertaan
Tuhan.
Memang adalah suatu hal yang sangat baik apabila seseorang memiliki beban yang
besar untuk pelayanan, apalagi pelayanan anak-anak. Akan tetapi para guru harus
dapat lebih baik lagi menyampaikan berita sukacita kepada anak-anak. Gereja
Masih banyak hal yang sebetulnya menunjukkan bahwa anak-anak memang tidak
begitu diperhatikan. Pelayanan SM biasanya diberi prioritas yang paling akhir dari
cara memandang anak-anak yang kurang tepat. Banyak orang dewasa -- dalam hal ini
para pengajar SM, gembala sidang, majelis gereja, dll -- yang memandang anak-anak
belum bisa apa-apa: belum bisa mengerti FT, belum bisa memuji Tuhan. Cara
pandang seperti ini memanifestasi pada sikap atau kondisi guru SM yang mengajar
tanpa persiapan, tidak dipikirkannya fasilitas untuk pelayanan SM, tidak pernah
dipikirkan camp/retret khusus untuk anak-anak, penyampaian cerita yang tidak
membawa kepada pengenalan akan Tuhan atau kepada kesadaran akan perlunya juru
selamat, dsb.
Cara pandang seperti ini perlu diubah, karena masa anak-anak merupakan masa yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Apa yang diberikan atau dialami oleh anak-
anak dalam masa kanak-kanak bisa mempunyai efek yang sangat serius untuk anak itu
sebagai individu kelak. Amsal 22:6 menyatakan: "Didiklah orang muda menurut jalan
yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu."
Banyak orangtua yang mengusahakan pendidikan formal sebaik mungkin untuk anak-
anak: mereka dimasukkan ke dalam sekolah yang baik atau favorit, dibelikan buku
pelajaran yang lengkap, dll., akan tetapi apakah sikap yang memandang penting
pendidikan seperti ini juga diterapkan dalam hal rohani? Perlu diingat, sebagaimana
anak-anak itu kelak memimpin bangsa, mereka juga adalah masa depan gereja. Di
timbul karena gereja memegang konsep praktis yang umum dipegang oleh kalangan
Secara sadar atau tidak, banyak gereja beranggapan bahwa mengeluarkan uang untuk
menyediakan alat musik, ruang kelas yang cukup baik, dan juga yang lain untuk SM
ini pun kita temukan pada Markus 14:4, yaitu ketika seorang perempuan mencurahkan
minyak narwastu ke kepala Yesus. Waktu itu ada orang yang gusar dan berkata:
"Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?" Jelaslah di sini terlihat segi ekonomi
bisa mengalahkan urusan yang mempunyai dampak kekekalan, karena kita tidak
"Pemborosan" yang ini perlu dilakukan untuk membawa anak-anak itu mengenal dan
2. Terlalu perhitungan
Sikap terlalu perhitungan juga sering menghinggapi gereja. Segala sesuatu terlalu
didasarkan pada prinsip untung dan rugi. Berdasarkan prinsip ini jelas pelayanan SM
adalah pelayanan yang merugi dilihat dari segi ekonomi. Berapa banyak uang
persembahan anak-anak SM? Sudah pasti jumlahnya tidak cukup untuk dapat
menyewa ruangan yang baik atau untuk membeli gitar atau untuk membiayai hamba
Tuhan. Karena persembahan anak-anak ini kontribusinya sangat kecil untuk gereja,
maka apakah dapat disalahkan jika gereja menyediakan fasilitas sesuai dengan
kontribusinya? Tentu tidak salah jika acuannya adalah berapa banyak keuntungan
yang dapat diberikan oleh anak-anak melalui pelayanan SM. Tetapi memang
Sikap seperti ini memang sering mewarnai gereja yang ditebus oleh Tuhan Yesus.
Jika tidak memberikan kontribusi yang layak, maka tidak perlulah terlalu
Dalam kehidupan sehari-hari yaitu urusan sekolah biasa, orangtua mau mengeluarkan
banyak uang untuk membeli buku, membayar guru privat, membeli komputer, dll.
Apakah dalam hal ini orangtua menggunakan perhitungan untung-rugi secara murni?
Tentu tidak. Mereka melihat masa depan yang akan dijalani oleh anak-anak itu.
Mereka harus diberi bekal agar dapat menghidupi dirinya dan keluarganya kelak.
Bukankah pelayanan untuk anak-anak juga harus dipandang begitu juga. Anak-anak
harus dipersiapkan untuk menerima Yesus Kristus yang sangat mempengaruhi masa-
masa setelah kehidupannya di dunia ini berakhir. Berapa lamanya kehidupan setelah
kematian itu bila dibandingkan dengan kehidupan di dunia ini? Untuk kehidupan di
dunia yang rentang waktunya tidak panjang seseorang mau berkorban banyak,
bukankah seharusnya pula kita mau berkorban untuk kehidupan yang kekal?
Cara pandang yang meremehkan anak-anak atau pelayanan anak-anak ini perlu
diubah. Jika tidak, gereja akan kehilangan berkat Tuhan. Sikap semacam kemunafikan
yaitu lain di mulut lain di hati atau lain di tindakan harus segera dihentikan. Tuhan
Pelayanan SM memiliki nilai yang strategis dan karena itu perlu dilakukan. Lebih
dewasa, anak-anak juga membutuhkan juru selamat. Oleh karena itu pelayanan SM
perlu dilakukan dengan serius karena berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia --
ingat, anak-anak juga seorang manusia yang utuh walaupun belum dewasa. Berkaitan
dengan itu maka cara pelaksanaan SM harus diusahakan agar anak-anak ini bisa
mereka adalah orang berdosa yang membutuhkan juru selamat, dan juru selamat itu
adalah Yesus Kristus. Pengajaran di SM yang hanya berkisar kepada masalah moral
dalam keluarganya. Apa yang didengar oleh anak-anak di sekolah minggu bisa
Dengan cara seperti ini, orangtua yang tidak pernah ke gereja atau yang tidak pernah
mendengar berita tentang Yesus dapat mendengarnya dari mulut anak-anak ini.
Acara-acara lain yang dilakukan oleh gereja berkaitan dengan program sekolah
minggu dapat pula menjadi arena penyampaian berita sukacita. Gereja Baptis Airin di
Sapporo mempunyai program operet tiap tahun. Setiap kali waktu pementasan tiba,
acara ini bisa dihadiri oleh ribuan orang dewasa yang kebanyakan adalah orangtua
atau keluarga anak-anak sekolah minggu. Sebagian besar dari yang hadir adalah
Program ini adalah untuk membantu anak-anak bertumbuh secara rohani. Seperti pada
segi fisik/jasmani, pertumbuhan rohani anak-anak biasanya juga lebih cepat daripada
orang dewasa. Mereka bisa dilatih untuk memiliki kebiasaan membaca FT, berdoa
dan memuji Tuhan. Anak-anak yang sudah besar bisa diminta untuk membaca Alkitab
sendiri di SM, dan mereka juga bisa diminta membantu melakukan sesuatu untuk
anak-anak yang lebih kecil atau tugas lain -- dengan kata lain, menjadikan mereka
Banyak orang yang tidak percaya bahwa anak-anak bisa juga menyerahkan diri untuk
pelayanan membagi traktat dan juga membersihkan gereja. Di gereja ini selalu
diadakan retreat untuk anak-anak dan dari acara ini lahir jiwa-jiwa yang mempunyai
keyakinan untuk menjadi pendeta atau penginjil setelah mereka menjadi besar.
Pelayanan sekolah minggu adalah suatu pelayanan yang sangat penting untuk
dilaksanakan, karena pelayanan ini akan menjadi dasar bagi perkembangan hidup
kerohanian seorang anak yang kelak menjadi dewasa. Pelayanan yang dilaksanakan
pendidik bahwa setiap nara didik adalah anak yang cerdas, menurut jenis kecerdasan
yang dimiliki sebagai bawaan lahir atau pun yang berkembang sebagai hasil
Sekolah Minggu, supaya anak-anak Kristen yang dididik di Sekolah Minggu bukan
saja mengalami pertumbuhan iman (“kecerdasan spiritual”), tetapi juga cerdas dalam
kurikulum.
Kata-kata Kunci
1. Pendahuluan
Bagi banyak orang Kristen, Sekolah Minggu merupakan bagian penting yang tidak
bisa dilewatkan dalam proses pendidikan iman Kristen. Bahkan sepertinya banyak
yang setuju bila Sekolah Minggu dianggap sebagai basis pendidikan iman Kristen
yang paling konsisten dan populer sampai saat ini. Masalahnya tidak sesederhana itu
ketika Sekolah Minggu dianggap sebagai proses pembelajaran iman Kristen yang
menempatkan pengajar atau nara sumber atau guru Sekolah Minggu sebagai “tokoh
tunggal”. Peran ini sekaligus mengecilkan kemampuan nara didik untuk menemukan
nilai pendidikan. Konsep dan teori tentang pertumbuhan anak memang sudah banyak
dipahami dan diterapkan, namun bagaimana dengan peran nara didik? Adakah
pengajar atau guru lebih memaksakan apa yang menurut dia baik? Lalu di mana
tempat bagi pemikiran nara didik yang sebetulnya bisa sangat kreatif dan unik?
Apakah nara didik memang seperti kertas kosong yang tidak punya arti apa-apa, dan
baru berarti ketika guru atau pengajar memberi warna atau tulisan pada kertas kosong
itu? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin sudah banyak dijawab, bahkan sudah
menjadi agenda seminar-seminar guru Sekolah Minggu yang akhir-akhir ini nyatanya
sangat diminati oleh para guru atau pemerhati Sekolah Minggu. Pertanyaan-
pertanyaan semacam ini juga seyogianya mendorong gereja untuk lebih sungguh-
pendidikan. “The Church must teach…or it will not be the Church,” kata James
Smart. (Note 1)
Mengapa gereja wajib mengajar dan mendidik? Pertama, karena kehidupan Yesus
Kristus sendiri sarat dengan kehidupan yang penuh pengajaran (Christ expects it);
kedua, karena Injil atau berita kesukaan merupakan bahan pengajaran yang perlu
diajarkan kepada semua orang melalui proses pendidikan (the Gospels demands it);
karena, ketiga, gereja ada karena sejarah membuktikan bahwa persekutuan umat
merupakan kunci pertumbuhan dan perkembangan gereja (history proves it); dan
pendidikan untuk menjadi seseorang yang beriman (people need it).(Note 2) Dengan
demikian, adalah tugas yang makin mendesak untuk gereja-gereja melahirkan sebuah
kurikulum pendidikan.
multiple intelligences (MI) yang digagas oleh Howard Gardner akan menjadi
di Sekolah Minggu sebagai tempat belajar yang lebih menghargai kemampuan dan
kecerdasan oleh Tuhan. Yang akan diajukan dalam tulisan ini bukanlah suatu
blueprint kurikulum lengkap Sekolah Minggu, melainkan implikasi dan aplikasi teori
Bila dipetakan secara luas, maka Sekolah Minggu memang merupakan fase penting
dalam sejarah pendidikan Kristen. Anggapan ini perlu mendapatkan perhatian khusus
sebab Sekolah Minggu memang merupakan wadah belajar yang akarnya sudah
tumbuh sejak abad 18, sehingga sangat mustahil membicarakan pendidikan iman
Adalah Robert Raikes (1735-1811) pelopor gerakan belajar bagi anak-anak terlantar
yang awalnya dibina untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.(Note 3) Era
yang paling unggul ketimbang manusia, menjadi salah satu latar belakang penting
bagi begitu banyak pengangguran dan anak-anak terlantar. Tenaga hewan dan
manusia tidak lagi memiliki peran penting dalam sistem perekonomian waktu itu. Di
manusia dalam jaringan produksi diganti oleh mesin. Manusia hanya dibutuhkan oleh
mesin sebagai pelengkap supaya mesin bisa berjalan dengan baik, sehingga banyak
Revolusi industri adalah suatu akibat dari “proyek besar” zaman Pencerahan yang di
namun di sisi lainnya membuat kesenjangan sosial antara kaum berpunya dan kaum
tidak berpunya semakin tajam. Hampir di setiap aspek kehidupan, mereka yang
memiliki modal mendapatkan rasa nyaman dan aman. Sebaliknya, kaum buruh hanya
menjadi bagian dari mesin produksi; ini memunculkan generasi muda yang terlantar,
putus sekolah dan kehilangan masa kanak-kanak yang menyenangkan. Sekolah pun
bagian dari modal besar yang menguntungkan secara ekonomis, sehingga tidak ada
Sebagai penerbit Gloucester Journal, Raikes tidak sedang membuat proyek besar
sukarelawan yang mau bekerja membantu Raikes sebagai guru. (Note 5) Gagasan
pengangguran yang nakal dan liar, bisa mengisi waktu mereka dengan belajar. Di sini
sebenarnya usaha Raikes tidak terlalu istimewa, namun komitmen penuh untuk
seorang tokoh penting dalam sejarah pendidikan Kristen. Usaha Raikes sempat
dianggap sebagai usaha radikal yang dipandang para borjuis sebagai usaha yang
itu tidak mampu membendung pertumbuhan sekolah yang memang diadakan setiap
hari Minggu dan tetap mempertahankan pelajaran membaca, menulis, agama dan
bahwa Sekolah Minggu pada awalnya memiliki keprihatinan sosial yang tinggi, sebab
Sekolah Minggu sebagai sekolah sederhana didirikan oleh Raikes untuk menjawab
yang dibawa oleh para pekabar Injil dari Belanda berada di luar struktur gereja, dan
sempat terhambat akibat politik Jepang yang menutup semua kegiatan atau usaha-
usaha apa pun yang berkaitan dengan agama Kristen.(Note 9) Politik Jepang bisa
dipahami karena waktu itu kekristenan dianggap sebagai bagian dari kekuatan
kekristenan belum bisa dikatakan berjalan dengan baik. Kebutuhan tenaga pendeta
dan guru yang tadinya mengajar Sekolah Minggu menjadi sangat penting bagi gereja.
Akibatnya, Sekolah Minggu kekurangan tenaga pendidik; dan hal ini mendorong
usaha untuk mengundang siapa saja yang bisa mengajar Sekolah Minggu untuk
Sekolah Minggu yang baik dengan kurikulum yang relevan serta didukung tenaga
pengajar yang memadai secara kualitatif dan kuantitatif. Usaha pencarian ini
Agama di Sukabumi, 20 Mei-10 Juni 1955. Ada beberapa agenda penting tentang
teolog untuk belajar ke luar negeri guna mendidik dan melatih kader-kader,
menjadikan jabatan guru Sekolah Minggu sebagai jabatan yang dihargai dan
Minggu.(Note 11) Tampak telah terjadi perubahan mendasar. Sekolah Minggu yang
Sukabumi itu, dijadikan bagian integral gereja yang memiliki jati diri sebagai
pendidikan Kristen mulai kelihatan dengan adanya kurikulum yang dihasilkan melalui
diskusi di Wisma Oikumene, Sukabumi, 12 Juni-4 Juli 1963, yang diadakan oleh
Allah.(Note 13) Memang tidak ada penjelasan mengapa tema-tema itu dipilih sebagai
dasar pembentukan kurikulum; namun paling tidak dari ke empat tema itu bisa dilihat
Kristen sedini mungkin. Penekanan pada empat tema besar itu bisa juga dilihat
konteks bermasyarakat dan bernegara. Tema-tema itu diolah sedemikian rupa untuk
kemudian diajarkan bagi lima golongan usia, yaitu Taman Kanak-kanak (4-5 tahun);
Anak Kecil (6-9 tahun); Anak Tanggung (9-12 tahun); Remaja Muda (13-15 tahun);
Selanjutnya tidak ada perkembangan penting yang perlu dicatat dalam perkembangan
dari gereja. Mutu pengorganisasian Sekolah Minggu pada tingkat sinode sampai
(BINDIK PGI), 19-24 Nopember 1990. Pokok yang dibahas hanyalah masalah
yang relevan bagi Indonesia tidak dibahas secara khusus. Jadi bisa dikatakan bahwa
walaupun Sekolah Minggu secara eksistensial sudah menjadi bagian integral dari
ada kekurangan yang harus dicatat. Tuntutan serius untuk meningkatkan kurikulum
perhatian. Hemat penulis, di sinilah letak signifikansi teori MI yang bisa memberikan
cakrawala baru bagi penyusunan kurikulum mutakhir Sekolah Minggu yang lebih
melandasi teori MI. Setiap manusia, dalam keunikan, otentisitas dan kemandirian
masing-masing, oleh teori ini dipandang sebagai makhluk cerdas. Dengan teori ini,
Gardner sebenarnya sedang memberikan ruang bagi setiap orang untuk dengan
bangga memahami dirinya sendiri dan orang lain sebagai entitas-entitas yang unik,
tradisi alkitabiah Yahudi-Kristen, Allah adalah Allah yang esa, unik dan utuh, tidak
terbagi dan terpecah, pada diri-Nya sendiri. Allah ini dipandang dan dipercaya
berbeda dari ilah-ilah bangsa-bangsa lain; Allah Israel adalah unik, tersendiri, satu-
satunya, dan tidak ada yang lain yang setara dengan Allah Israel. Allah ini otentik
pada diri-Nya sendiri, sebab Allah ini bukan tiruan yang dibuat manusia berdasarkan
gambar ilah-ilah lainnya, tetapi Allah yang hidup, yang dikenal melalui penyataan
diri-Nya sendiri di dalam sejarah umat Israel dan di dalam kehidupan Yesus dan
sejarah gereja.
Sebagai gambar dan rupa Allah, manusia juga adalah makhluk yang unik, tersendiri,
tidak ada yang sama dengannya dari antara seluruh ciptaan lainnya. Tindakan manusia
setiap makhluk itu unik dan karenanya perlu memiliki nama sendiri-sendiri. Manusia
unik karena setiap manusia memiliki kepribadian yang khas, yang berbeda dari
manusia lainnya, dan bukan jiplakan dari manusia lainnya. Pasangan manusia kembar
pun memiliki keunikan masing-masing. Manusia juga diciptakan utuh pada dirinya
sendiri. Segala kapasitas dalam dirinya, bawaan lahir maupun hasil bentukan budaya,
membentuk satu kesatuan utuh yang tidak boleh dipisah-pisahkan. Ke dalam diri
spiritual dengan Allah. Manusia juga diberi daya cipta kreatif dan tenaga supaya dapat
mempersatukan diriya dengan mitranya yang sepadan, Hawa, ibu yang hidup dari
segenap manusia. Semua kemampuan ini terpadu dalam diri manusia sebagai ciptaan
Dilihat dari perspektif filosofis dan psikologis, manusia juga unik. Keunikannya
sendiri; untuk mampu mengambil jarak, bertransenden, terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya, sesuatu yang tidak terdapat dalam diri hewan. Kemampuan ini
memungkinkan manusia berpandangan obyektif terhadap apa yang ada di luar dirinya.
Di dalam dirinya, jiwa, roh dan badan menyatu; manusia adalah makhluk yang utuh
dan mempunyai struktur mental dan fisik yang mandiri, yang berbeda dari makhluk-
makhluk lainnya. Manusia juga otentik, memiliki keaslian, yang tidak dipunyai
makhluk lain. Sekalipun struktur DNA manusia mirip dengan struktur DNA gorilla,
namun manusia bukan gorilla; manusia memiliki otentisitas yang khas, yang tampak
misalnya dalam akal budi yang dipunyai dan dalam keinginan sadarnya untuk
tanpa batas. Otentisitas dan keunikan manusia juga terlihat dalam kenyataan bahwa
seorang manusia itu bukanlah salinan dari manusia lain; seorang manusia bukanlah
fotokopi individu lain. Manusia adalah manusia pada keadaannya yang apa adanya,
pendidikan di Sekolah Minggu. Setiap nara didik di dalam Sekolah Minggu harus
diperlakukan sebagai manusia-manusia yang, kendati pun masih muda usia, memiliki
Setiap anak didik dianugerahi Tuhan jenis-jenis kecerdasan tertentu. Adalah tugas
guru Sekolah Minggu untuk dapat menemukan jenis kecerdasan setiap muridnya; dan
membantu nara didik untuk dapat mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki.
Dengan demikian, fokus kepada nara didik haruslah ditonjolkan dalam setiap kegiatan
ini.
Nama Howard Gardner tidak terlalu sulit ditemukan dalam jajaran penulis-penulis
kontemporer. Apalagi bagi orang yang sangat berminat memahami manusia sebagai
makhluk yang cerdas, manusia sebagai struktur utuh yang bisa menampilkan
ditemukan dalam teori Gardner; para filsuf pendidikan serta pakar di bidang psikologi
pasti sudah lebih dulu membedah manusia sebagai makhluk cerdas yang unik.
Namun paling tidak Gardner telah membuat semacam skema MI yang dapat
kemampuan yang luas dalam diri setiap anak.(Note 14) Kemampuan setiap orang
yang unik ini merupakan kecerdasan itu sendiri; artinya: kecerdasan itu tidak hanya
kecerdasan tidak sesempit anggapan umum seperti itu; melainkan banyak ragamnya
1) Kecerdasan linguistik
2) Kecerdasan musikal
4) Kecerdasan spasial
6) Kecerdasan personal
manusia untuk berkomunikasi, atau kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata dan
pelawak, penyiar berita, atau pun politisi. Kecerdasan linguistik biasanya tampak di
bahasa untuk meyakinkan orang lain; mnemonik, yaitu kemampuan untuk membantu
orang lain mengingat berbagai macam informasi; penjelasan, yaitu kemampuan untuk
untuk membuat refleksi atas bahasa itu sendiri. Bagi Gardner, kecerdasan linguistik
dengan mendengar dan merespon setiap suara, ritme, warna, serta berbagai ungkapan
kata. Atau bisa juga dengan menunjukkan minat jurnalisme, puisi, bercerita, debat,
menulis, atau menyunting. Kemampuan seperti ini bisa dilatih mulai dengan hal-hal
yang sederhana seperti membaca, meniru tulisan, menafsirkan, meniru kata-kata, dan
sebagainya.(Note 17)
Karena setiap nara didik potensial memiliki kecerdasan linguistik, maka kegiatan
buatan mereka sendiri, yang mereka harus presentasikan di depan kelas pada giliran
mereka masing-masing. Sebuah ayat hafalan diberikan pada akhir setiap proses
melafalkannya di depan kelas pada hari Minggu berikutnya. Ayat hafalan diberikan
bukan hanya supaya nara didik bisa memegang inti bahan pembelajaran yang sudah
atau akan diberikan atau supaya mereka mengenal isi Alkitab secara perlahan-lahan
membawakan nyanyian itu dengan sambil menari, mengikuti nada, irama dan ritme
nyanyian.
Kecerdasan musikal mudah ditemui dalam diri manusia.(Note 18) Ritme denyut
jantung, suara pencernaan makanan dalam rahim ibu, merupakan tanda bahwa
manusia sebenarnya sudah dilatih untuk memiliki kecerdasan musikal sejak dari
penyanyi, tukang stem piano, discjockey, kritikus musik, dan sebagainya, memang
memiliki kecerdasan musikal karena mereka jelas kelihatan memiliki kepekaan pada
pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Kecerdasan musikal ini juga mencakup
kemampuan meniru suara atau bunyi-bunyian dengan baik atau bahkan sekadar
musik, dan juga dengan mengembangkan minat untuk berkarir di bidang musik.(Note
19)
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan seni musik digiatkan dengan terarah dan
programatik, dengan tujuan untuk mengembangkan kecerdasan ini di dalam diri nara
didik. Mereka bernyanyi untuk memuji Tuhan, tetapi juga untuk membuat kecerdasan
kelompok vokal atau koor anak-anak Sekolah Minggu. Untuk meningkatkan motivasi
kesenian antar kelas sejenis atau dengan kelas dari lain jenjang. Pimpinan Sekolah
Minggu dapat merekomendasikan kepada orangtua nara didik yang berbakat di bidang
musik dan kesenian untuk sang anak diberi kursus musik. Atau, bila memungkinkan
anak-anak yang berminat lebih dalam, dilatih setiap Minggu oleh guru yang mampu
Sekolah Minggu diberi kesempatan untuk dapat mendengarkan pelbagai suara alam
yang dapat didengar; lalu mereka diminta untuk masing-masing membuat tiruan bunyi
Bila kecerdasan lingustik dan musikal bisa didapati dari pengalaman sehari-hari,
maka kecerdasan logika matematika (Note 20) biasanya hanya tampak dalam diri
sejak dini melalui kemampuan manusia untuk memahami pola-pola pemikiran logis
menggunakan akal sehat merupakan bagian dari kecerdasan ini. Latihan untuk
rasionalistis (analytic and common sense learner) yang mampu menggunakan rasio
untuk menganalisis apa yang dilihat, diraba, dan dirasakan; serta mencoba
menyelesaikan masalah.(Note 21)
Anak kecil mulai bisa memiliki kecerdasan logika matematika ketika anak itu mulai
memisahkan dirinya dari obyek-obyek yang diamati dan ketika mulai muncul
sederhana.(Note 22)
Karena kecerdasan logika matematik potensial tertanam dalam diri para peserta didik,
guru bercerita tentang Allah sebagai Sang Pencipta langit dan bumi, anak-anak
peserta didik ditugaskan untuk menggambarkan Allah yang semacam ini, dengan
keharusan memberi warna-warni pada gambar yang mereka sedang buat. Ini adalah
suatu upaya untuk mereka dapat mengkongkretisasi suatu obyek yang abstrak, Allah
Sang Pencipta. Latihan-latihan mengasah dan menggunakan akal sehat juga dapat
dilakukan dengan memberi kepada mereka deskripsi kasus-kasus nyata yang dialami
banyak anak. Misalnya, ketika seorang anak sakit, ia, dalam cerita sang guru, tidak
mau memakan obat tetapi hanya mau berdoa kepada Tuhan. Guru dapat bertanya,
apakah sikap sang anak ini benar? Kalau memakai akal sehat, bagaimana seharusnya
sikap anak itu? Biarkan anak-anak mendiskusikan hal ini, antar sesama nara didik,
cerita penciptaan langit dan bumi menurut pasal-pasal permulaan kitab Kejadian,
tanyakanlah pada peserta didik ada berapa obyek atau benda yang Allah sudah
ciptakan? Biarkan anak-anak membaca kembali bagian Kitab Suci yang dipakai dan
menghitung sendiri jumlah semua obyek ciptaan Allah; hasil hitungan bisa berbeda-
beda antara anak yang satu dan anak yang lainnya. Guru mengajak anak-anak
sekaligus dalam adu argumen untuk mempertahankan atau menolak sebuah tesis atau
proposisi. Bahan yang sama juga dapat digunakan untuk memperkenalkan kepada
anak-anak konsep tentang waktu yang bergerak linier, dari hari pertama penciptaan
sampai hari ketujuh, hari perhentian Tuhan. Anak-anak bisa dituntun pada sebuah
penemuan bahwa kegiatan Allah mencipta ternyata berjalan dalam ketentuan logika
matematik tentang pergerakan penghitungan dari hari pertama, hari kedua dan
seterusnya sampai hari ketujuh. Allah tidak bertindak mencipta dengan melompat-
lompat, dari hari pertama langsung ke hari keenam, misalnya; tetapi Ia bekerja
menurut logika aritmatik linier. Terlihat di sini bahwa kecerdasan logika matematik
spiritual (yang tidak eksplisit disebut dalam unsur-unsur teori MI Gardner) yang
mengambil bentuk tumbuhnya iman anak-anak kepada Allah yang tidak kelihatan,
Manusia secara eksistensial hidup dalam ruang dan waktu. Kemampuan untuk
memahami dirinya dalam ruang dan waktu itu merupakan bagian dari kecerdasan
sebagai bagian dari ruang dengan obyek-obyek yang mengitarinya. Daya imajinasi
kecerdasan spasial bisa dilakukan sedini mungkin dengan belajar mengamati benda-
benda dalam berbagai bentuk, menemukan cara-cara untuk keluar dari suatu ruangan
Dengan asumsi bahwa kecerdasan spasial potensial dimiliki setiap peserta didik, maka
sudah pada tempatnya jika dalam proses pendidikan di Sekolah Minggu bahan-bahan
diminta oleh guru untuk membayangkan ruang kelas mereka, dengan semua benda
yang ada, entah di dinding atau pun di ruangan mereka sendiri, termasuk diri mereka
sendiri, atau juga benda-benda yang dalam bayangan mereka ada di luar ruangan
untuk menggambarkan segala hal yang telah muncul dalam bayangan mereka tadi.
dalam gambar yang mereka telah buat. Lalu, ajak anak-anak untuk mendiskusikan
persamaan dan perbedaan bayangan dan gambar yang mereka masing-masing telah
sendiri-sendiri.
Atau, kepada mereka dapat disodorkan gambar sebuah bangunan gereja yang berdiri
wihara dan pura. Tanya kepada mereka, gambar bangunan apa saja yang mereka telah
lihat; apakah di tempat mereka tinggal juga ditemukan hal yang sama; mengapa
agama yang berbeda, orang bisa hidup damai satu sama lain; ataukah, bisa terjadi
pertanyaan ini akan membawa peserta didik pada dimensi-dimensi ruang dan waktu;
sekaligus juga menuntun mereka kepada hal-hal rohani, seperti hidup beribadah
kepada Tuhan yang mengharuskan orang untuk hidup berdamai dengan sesamanya
religius spiritual.
kemampuan yang dihasilkan oleh kecerdasan gerak tubuh.(Note 26) Kecerdasan gerak
tubuh ini dibutuhkan manusia dalam kegiatan sehari-hari baik untuk berolahraga,
bekerja, santai, dan melakukan kegiatan apa saja. Secara khusus mereka yang
berprofesi sebagai atlet, penari, pemain akrobat, ahli bedah, dan sebagainya, adalah
orang-orang yang mampu mengembangkan gerak tubuh secara optimal menjadi suatu
gerakan yang dinamis dan bisa dinikmati. Kecerdasan gerak tubuh ini menuntut
koordinasi antara otak dan tubuh. Ada beberapa cara untuk melatih kecerdasan gerak
tarian, senam, olahraga, dan lainnya, mengerti dan mengetahui standar hidup yang
Dengan anggapan bahwa semua manusia yang sehat jasmaninya potensial memiliki
tempat. Guru-guru Sekolah Minggu dapat melatih anak-anak menari secara berkala.
Atau, membawa mereka dalam posisi berbaris, keluar dari ruang Sekolah Minggu
untuk meninjau dan melihat-lihat lingkungan sekitar lokasi Sekolah Minggu mereka.
Atau, anak-anak diminta untuk memerankan Daud yang sedang bertempur melawan
Goliat, untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa kalau Tuhan menyertai mereka,
mereka akan sanggup untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan berat
sekalipun, karena itu mereka tidak boleh mengeluh jika guru atau orangtua di rumah
meminta bantuan mereka untuk mengerjakan sesuatu. Atau, para peserta didik dibawa
beranjangsana ke sebuah pabrik mainan anak-anak; dan di sana mereka diminta untuk
melihat-lihat dan mencatat benda-benda apa saja yang menarik perhatian mereka
masing-masing.
terkait dengan bagaimana manusia memahami perasaan, suasana hati, keinginan, serta
membangun relasi dengan apa yang ada di luar dirinya, yaitu individu-individu
ikatan dan interaksi dengan manusia lain, bahkan mampu menjaga hubungan-
hubungan sosial. Kecerdasan seperti ini berguna untuk memotivasi orang lain, serta
mengenal dan menghargai orang lain sebagai bagian dari dirinya, mempengaruhi
orang lain, berempati terhadap orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang
lain dalam suatu kelompok. Para guru, pemimpin politik, ulama, konselor, psikolog,
pastor dan pendeta adalah orang-orang yang secara khusus memiliki kecerdasan
khusus orangtua-anak yang kemudian dikembangkan dalam relasi dengan orang lain.
Mengenal dan memahami diri dalam relasi dengan orang lain perlu ditanamkan
perbedaan dalam kelompok, menyesuaikan diri dengan orang yang berbeda dari
dirinya, serta perlu juga ditingkatkan upaya-upaya kreatif untuk membentuk proses
semacam ini merupakan kemampuan melihat pemikiran dan perasaan sendiri yang
terus dibangun untuk menemukan jati diri manusia sebagai individu. Pertanyaan
dirinya sendiri, mengobservasi bahkan secara sadar bergaul dengan batinnya sendiri
sampai manusia itu menemukan siapa dirinya sesungguhnya. Biasanya orang yang
dengan satu nilai etik (agama), bekerja mandiri, memiliki rasa ingin tahu yang kuat
tentang kompleksitas diri dan eksistensi manusia.(Note 30) Cara-cara seperti itu bisa
Meyakini bahwa setiap orang oleh Tuhan diberi potensi untuk cerdas dalam
kegiatan pengajaran dan pendidikan di Sekolah Minggu sudah pada tempatnya jika
guru-guru bekerja keras untuk ikut membantu menumbuhkan kecerdasan jenis ini
dalam diri anak-anak asuhan mereka. Banyak hal yang bisa dengan programatis
mengambil tema “Kenalilah Dirimu”, guru dapat bertanya, apa cita-cita mereka;
mereka mau menjadi apa kalau sudah dewasa. Bandingkanlah jawaban anak yang satu
yang bisa mereka lakukan sejak sekarang untuk dapat mencapai cita-cita mereka.
Dalam rangkaian pembelajaran tema “Kenalilah Sesamamu”, pengurus Sekolah
Minggu juga dapat membuat program perkunjungan ke panti-panti asuhan, agar anak-
anak Sekolah Minggu mengenal juga dunia anak-anak yang dibesarkan di panti-panti
asuhan. Atau, kalau ada seorang teman mereka yang sedang sakit dan dirawat di
Uraian di atas tentang unsur-unsur teori MI dan sedikit contoh aplikasinya dalam
bisa memberi sumbangan penting bagi penyusunan suatu kurikulum pendidikan yang
anak-anak didik tumbuh cerdas bertahap dalam puspa dimensi, sekaligus cerdas
Sekolah Minggu seyogianya disusun bukan hanya menurut atau berdasarkan tema-
tema besar alkitabiah dan gerejawi, tetapi juga hendaknya dirancang dengan
Gardner.
Tentu saja, teori MI tidak memberi sumbangan dalam menentukan struktur kurikulum
Sekolah Minggu, masih ada sekian faktor lain yang harus diperhatikan dan diterapkan
kurikulum (areas guide), bahan kurikulum (resource units), dan satuan belajar
mengajar (teaching learning units).(Note 32) Ada empat faktor dasariah lainnya yang
Pertama, konteks. Semua yang berkaitan dengan nara didik menjadi penting untuk
diperhatikan, yaitu golongan usia, perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual;
yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan fokus dan perhatian kurikulum. Hal ini
biasanya dipetakan dalam tiga hal, yaitu: relasi manusia dengan Tuhan, relasi manusia
Ketiga, tujuan, yaitu arah dan sasaran yang hendak dicapai oleh kurikulum. Tujuan ini
meliputi kemampuan mendengarkan firman Allah dan melakukannya dalam iman dan
konteks firman Allah, serta kemampuan untuk memiliki tanggung jawab personal dan
teori MI, seperti sudah dikatakan di atas, harus diintegrasikan dalam setiap bahan atau
unit pembelajaran.
penting untuk dilakukan; anak tidak langsung mendadak “jadi” seperti yang
diharapkan tujuan kurikulum. Perlu proses yang lama dan sinambung. Metode
partisipatif menjadi bagian penting pada bagian ini tanpa harus mengabaikan kondisi
nyata bahwa setiap anak berbeda dan memiliki kecerdasan masing-masing yang
yang dikemukakan Irish Cully: People learn when they feel themselves to be
participants in the events.(Note 35)
Kelima, pengorganisasian, yakni adanya koordinasi yang baik antar unit kurikulum,
seperti tujuan umum kurikulum, bahan atau materi pembelajaran dan tujuan-
tujuannya, pendidik dan nara didik, metode pembelajaran, dan sebagainya. Semua
Sekolah Minggu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dan lainnya,
bisa dipersiapkan dan diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan tercapai.
Faktor golongan usia dan perkembangan mental psikologis anak harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh supaya bahan ajar dapat klop dengan kondisi perkembangan
anak. Penerapan teori MI juga harus memperhatikan faktor ini dengan sungguh-
sungguh. Umumnya dibedakan empat kategori atau golongan usia dan perkembangan
mental. Kategori pertama adalah Kelas Indria (4-6 tahun). Pada Kategori Indria,
aktivitas fisik anak sangat agresif dan ia berusaha mengeksplorasi kondisi sekitarnya
sudah mencapai tahap “ingin tahu” (curious) yang sangat besar, dengan imajinasi
yang kuat serta kesukaan mengutak-atik sesuatu yang dilihatnya menarik dan baru.
Secara sosial, dunia bagi Kelas Indria adalah “aku”, sekalipun mereka tetap bermain
dengan orang lain. Dan pada tahap perkembangan spiritual, doktrin kekristenan masih
sulit dipahami, namun pengajaran sikap dan sifat yang baik bisa dilakukan, karena
pada kelas ini nara didik mudah sekali meniru apa yang didengar dan dilihat.
Kategori kedua, adalah Kelas Pratama (7-9 tahun). Aktivitas fisik masih memerlukan
kegiatan yang aktif, seperti berlari, bermain, melompat, memanjat, dan sebagainya.
dipikirkan lebih dulu dan kegiatan belajar seperti membaca, menulis, berhitung mulai
diminati. Sekalipun tidak berbeda jauh dengan Kelas Indria dalam hal egosentrisme,
kategori ini lebih maju karena anak mulai menghargai kepentingan orang lain. Secara
spiritual, pengenalan terhadap sikap dan sifat yang kristiani bisa dilakukan dengan
“Yesus adalah teman yang baik”. Pada tahap ini, nara didik sudah melihat pentingnya
berdoa sebagai bagian dari apa yang dilakukan oleh orang Kristen. Membaca Alkitab
Kategori ketiga, terakhir, adalah Kelas Madya (10-12 tahun). Pada tahap ini secara
fisik pertumbuhan mulai melambat, dan bisa terlihat anak perempuan lebih cepat
sesama teman sejenis mulai kelihatan, dan anak mulai tertarik dengan kegiatan
tertentu yang bisa dianggap sebagai hobi. Persepsi terhadap dunia menjadi lebih
nyata, tidak lagi terlalu suka dengan dunia fantasi. Kecenderungan anak suka pada
semua yang berada di luar dirinya, seperti alam semesta, ilmu pengetahuan, mesin-
mesin, dan permainan yang lebih menggunakan kecerdasan dan ketangkasan; anak
lebih tertarik pada permainan yang mengandung unsur rivalitas. Mulai mengidolakan
seseorang berdasarkan minat dan apa yang disukainya. Secara sosial lebih memilih
berteman dengan teman sejenis, dengan perhatian pada kegiatan atau aktivitas yang
sama berdasarkan persamaan hobi. Rasa setia kawan mulai tumbuh, bahkan anak
cenderung mengabaikan orang tua dan guru. Pengertian konsep benar dan konsep
salah sudah dipahami pada kategori ini sehingga perkembangan spiritual bisa diukur
dari bagaimana mereka mengerti dan memahami kebenaran firman Tuhan dan mulai
6. Penutup
Teori MI telah memberikan suatu perspektif yang lebih memberi pengharapan dan
menantang dalam kegiatan pendidikan anak di Sekolah Minggu. Dengan teori ini,
setiap anak dengan segala keunikan dan tingkat serta jenis kecerdasan masing-masing
menjadi fokus utama kegiatan belajar dan mengajar. Dengan mengaplikasikan teori
fasilitator dan stimulator semua nara didik. Anak-anak akan menjadi cerdas sesuai
dengan jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki, dan pada waktu yang bersamaan mereka
dapat hidup beriman kepada Allah dalam Yesus Kristus. Diharapkan, di dalam
II GURU
Ada beberapa alasan mengapa masa anak-anak adalah masa yang istimewa dan
1. Masa anak-anak adalah masa yang paling banyak diingat. Orang sering berkata,
masa kanak-kanak adalah masa yang paling indah. Dunia anak-anak banyak kali
dipenuhi dengan memori-memori manis, karena mereka masih hidup dekat dengan
orang-orang yang mengasihi mereka. Kalau kita bertanya kepada orang dewasa
tentang masa kanak-kanak mereka, maka biasanya mereka ingat. Masa anak-anak
diingat paling banyak dan membekas paling lama dibandingkan dengan masa-masa
2. Masa anak-anak adalah masa paling banyak belajar. Dunia anak-anak adalah dunia
dijelajahi. Pengetahuan dan pengalaman apa saja yang disajikan dihadapan mereka
akan mereka lahap. Masa anak-anak adalah masa yang haus untuk belajar.
3. Masa anak-anak adalah masa yang paling mudah dibentuk. Dunia anak-anak adalah
dunia yang penuh kepolosan karena hati mereka masih jujur dan bersih, belum banyak
dicemari oleh dosa yang jahat. Kebiasaan-kebiasaan buruk belum terbentuk. Oleh
karena itu anak bisa berubah kapan saja tergantung dari lingkungan yang
membentuknya.
Melihat fakta di atas, alangkah berbahagianya orang-orang yang dipanggil oleh Tuhan
untuk melayani anak-anak. Siapakah mereka?? Mereka adalah ANDA, para pelayan
anak dan guru-guru sekolah Minggu! Tuhan memberikan kepada anda hati-hati yang
baru yang belum digarap dan dibentuk oleh dunia dan lingkungan yang jahat. Oleh
karena itu bersyukurlah dan gunakan waktu anda untuk membentuk mereka sebaik
mungkin. Sekali mereka dibentuk dengan benar maka ketika menjadi dewasa mereka
akan selalu mengingat dan mereka tidak akan melenceng jauh dari kebenaran (Amsal
22:6).
Sungguh suatu hal yang memprihatinkan jika Gereja lebih banyak menyerahkan
berpengalaman dan tidak dipersiapkan dengan bekal yang cukup. Semakin kecil anak-
berpengalaman, karena anak-anak kecil sangat rawan, menelan apa saja yang
diberikan dan mereka tidak bisa membela diri/berdebat. Sekali dibentuk salah maka
Bagi anda, para pelayan anak yang ada di kota besar, anda dihadapkan pada situasi
yang lebih rumit. Tidak semua anak-anak anda adalah anak-anak yang ceria, yang
polos dan yang haus untuk belajar. Tidak jarang mereka datang dari lingkungan yang
kurang mendapat perhatian dan kasih sayang. Banyak diantara mereka adalah korban
Ambil contoh anak-anak yang menjadi objek kemarahan orang tua. Bahkan di
pelacur, pekerja di bawah umur dll. Kejahatan terhadap anak- anak pada masa Alkitab
pun ada. Dalam Kel 1:16, Firaun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-
laki bangsa Israel yang lahir. Kejahatan terhadap anak-anak dialami hampir oleh tiap
bangsa, sebagai contoh bangsa Samaria. Bangsa ini membakar anaknya hidup-hidup
Rencana Tuhan terhadap manusia meliputi rencana Tuhan terhadap anak-anak juga.
Dalam Kej 1:28, Tuhan memerintahkan manusia untuk berkembang dan bertambah
banyak. Tuhan pula yang telah membentuk manusia sejak dia menjadi bakal anak di
dalam kandungan ibunya dan Tuhan telah merancang kehidupan yang akan dilaluinya
(Mazmur 139). Tuhan juga ingin memulihkan bangsa Israel dengan membentuk
generasi baru yang bisa masuk ke tanah Kanaan (Bil 21:4-9). Tuhan juga
Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, anak-anak yang lahir telah mewarisi dosa
(Mazmur 51:7), dan anak-anak juga akan menghadap tahta pengadilan Allah (Wahyu
20:15-16). Oleh karena itu anak-anak juga membutuhkan keselamatan dari Tuhan
(Matius 18:14). Melalui kuasa kelahiran baru Roh Kudus, Tuhan memberikan rencana
baru bagi manusia, termasuk anak-anak. Mereka akan bertumbuh menjadi milik
Anak-anak yang memiliki hati yang lemah lembut, merupakan tanah yang baik dan
ladang yang paling cocok untuk ditanami kebenaran Alkitab. Alkitab pun mencatat
bahwa anak-anak dapat percaya kepada Tuhan, dapat menyesali dosanya dan dapat
memperoleh keselamatan dari Tuhan, bahkan orang dewasa patut meneladani sikap
Sebagai pelayan Tuhan, anda telah dipanggil Tuhan untuk ikut ambil bagian dalam
membentuk anak-anak yang anda layani. Ini merupakan tanggung jawab yang sangat
besar. Melalui anda, Tuhan ingin agar anak-anak ini mengenal Pencipta mereka;
bertemu dengan Dia dan diubahkan menjadi ciptaan baru. Pelayanan anak atau
anak- anak yang manis yang mempunyai sikap baik budi. Itu bukan tujuan utama
Tuhan bagi anak-anak. Tapi, pertama, mereka harus berjumpa secara pribadi dengan
Tuhan Yesus Kristus. Dan apa yang telah dimulai olehNya, maka Ia juga yang akan
menyempurnakannya.
Pendidikan rohani melalui pelayanan anak dan Sekolah Minggu akan menjadi dasar
menyembah Tuhan dan memuji Tuhan dan mengasihi pekerjaanNya. Apabila mereka
telah dimenangkan maka berarti generasi selanjutnya juga telah dimenangkan, karena
mereka adalah penerus dan pemimpin generasi yang akan datang. Dan tidak bisa
disangkal bahwa 50% anggota jemaat gereja pada umumnya adalah berasal dari
anggota Sekolah Minggu. Oleh karena itu mengapa kita melayani anak- anak dan
memberi perhatian besar kepada mereka? Karena jika kita memenangkan anak-anak
Jawabannya dari pertanyaan ini adalah, tergantung dari hasil bagaimana yang
diharapkan? Jika puas dengan hasil yang asal-asalan maka guru Sekolah Minggu tidak
perlu memenuhi persyaratan tertentu. Tetapi jika menginginkan hasil yang baik dan
berkenan kepada Allah, maka guru Sekolah Minggu perlu dituntut untuk memenuhi
persyaratan tertentu agar memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Ada satu anggapan keliru yang beredar di kalangan masyarakat Kristen, bahwa siapa
saja bisa menjadi pekerja/pelayan Tuhan, karena Tuhan maha kasih maka Ia mau
menerima siapa saja untuk melayani Dia. Ini biasanya diartikan bahwa Tuhan tidak
hanya memilih orang yang pandai, yang cakap, yang kaya dan yang mampu saja,
karena Tuhan juga menerima orang yang bodoh, yang tidak cakap dan miskin. Di satu
sisi anggapan itu bisa betul, tapi bisa salah jika kita tempatkan pada sisi yang lain hal
ini menjadi sangat salah, karena bisa diartikan juga bahwa Tuhan menerima orang
yang malas, tidak setia, yang suka mencuri dan yang tidak takut akan Tuhan. Apakah
betul demikian? Pernahkah anda membaca dan merenungkan ayat-ayat berikut ini?
"janganlah banyak orang diantara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa
sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat." (Yakobus 3:1)
"Mereka (diaken/pelayan Tuhan) juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam
"sebagai pangatur rumah Allah seorang penilik jemaat (pelayan Tuhan) harus tidak
bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak
"Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua
orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan lemah lembut menuntun orang yang suka
Masih ada ayat-ayat lain yang senada, yang memberikan peringatan akan syarat-
syarat yang harus dipenuhi bagi pelayan/hamba Tuhan. Bukankah guru-guru Sekolah
Minggu adalah hamba-hamba Tuhan? Maka berarti syarat-syarat di atas juga berlaku
bagi guru Sekolah Minggu. Seperti kita ketahui Allah memberi penghargaan yang
besar, tapi sekaligus juga tanggungjawab yang berat kepada pelayan Tuhan dan guru
Sekolah Minggu. Di atas bahu guru Sekolah Minggu inilah tergantung masa depan
generasi penerus gereja Tuhan. Yang menjadi syarat bukan masalah pandai atau
bodoh, kaya atau miskin, tapi masalah hati. Jika seseorang telah menyerahkan hatinya
kepada Tuhan maka Tuhan akan membentuk dan memperlengkapi mereka dengan
kemampuan yang sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan. Hati yang
dibaruhi oleh Roh Kudus. Guru memiliki kewajiban untuk memperkenalkan Kristus
pada anak-anak. Hal ini hanya akan mungkin terjadi bila guru telah mengenal Tuhan
Yesus secara pribadi. Hanya guru yang telah mengenal Allah dengan sungguh-
sungguh dan mengalami kasihNya yang luar biasa, yang dapat memberikan gambaran
yang benar tentang Allah (Yohanes 3:3; 1 Korintus 2:14; 2 Korintus 5:17).
Pelayan anak dan guru Sekolah Minggu haruslah seorang yang memiliki hati yang
selalu lapar dan haus akan Firman Tuhan. Dari persekutuan dengan Firman Tuhan,
guru akan bertumbuh dan selalu siap memberi berkat karena dengan berakar di dalam
Firman Tuhan maka hidupnya akan menjadi seperti aliran air hidup yang tidak akan
Panggilan menjadi guru untuk mengajar Firman Allah bukanlah tugas yang optional,
karena mengajar adalah ketaatan menjalankan Amanat Agung Yesus Kristus. Hidup
seorang pelayan Tuhan adalah hidup dalam ketaatan, ia rela menjalankan kehendak
Tuhan karena hidupnya adalah milik Kristus (Filipi 1:21-22; Galatia 2:20-21).
Guru Sekolah Minggu harus mempunyai hati yang disiplin dan tidak mudah putus asa
karena kesulitan. Guru juga harus bisa memaksa diri untuk tidak hanyut dalam
kejenuhan karena rutinitas mengajar dan belajar. Hati yang disiplin menolong kita
untuk senantiasa melayani secara konsisten, berapi-api dan tanpa pamrih (Roma
Pelayan anak dan guru Sekolah Minggu yang telah mengalami kasih Tuhan akan
sanggup mengasihi anak-anak didiknya, sekalipun kadang mereka nakal, bandel dan
sulit dikasihi. Setiap anak adalah berharga di mata Tuhan. Oleh karena itu Tuhan
ingin supaya kita mengasihi mereka sebagaimana Tuhan mengasihi kita. Kasih Tuhan
memungkinkan kita mau berkorban memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan anak
Pelayan anak dan guru Sekolah Minggu harus senantiasa bersandar pada Tuhan dan
bukan kepada kekuatan sendiri, karena Dialah yang memimpin dan menolong kita
Sebelum pelayan anak dan guru Sekolah Minggu melayani dan mengajar anak-anak,
mereka harus terlebih dahulu mau belajar dan dilatih dengan pokok- pokok kebenaran
Firman Tuhan dan juga ketrampilan mengajar. Guru yang baik biasanya adalah juga
murid yang baik dalam kebenaran. Oleh karena itu guru harus rendah hati, termasuk
mau dikritik dan ditegur supaya ia bisa terus belajar (Yesaya 50:4; 1 Timotius 4:6).
Hidup suci adalah modal utama bagi seorang pelayan Tuhan yang ingin memberikan
teladan hidup yang benar dan berkenan kepada Tuhan. Ia tidak akan membiarkan
hidupnya dikotori oleh kebiasan buruk dan perbuatan-perbuatan dosa yang akan
pelayanNya? Ya, namun Tuhan tidak menuntut kita memiliki semua itu dalam waktu
seketika. Kita semua ada dalam proses. Roh Kudus akan terus menerus memimpin
hidup kita supaya hidup kita semakin hari menjadi semakin sempurna seperti Kristus.
2.3 Tugas Guru Sekolah Minggu dalam Mengajar
Meskipun sebagian besar guru Sekolah Minggu tahu bahwa mengajar adalah bagian
tugas yang paling utama dari seorang guru, namun banyak guru yang tidak
memberikan perhatian dan waktu yang cukup, serta pemikiran yang serius dalam
mengajar. Mengapa? Hal ini disebabkan karena sebagian guru masih belum tahu jelas
apa artinya mengajar, juga karena sebagian guru mempunyai anggapan yang keliru
tentang mengajar. Contoh: ada guru-guru Sekolah Minggu yang merasa bahwa ia
telah mengajar dengan baik karena ia dapat membuat anak-anak di kelasnya senang
dan tidak bosan diajar olehnya. Ada juga guru Sekolah Minggu yang mengira bahwa
dengan baik. Oleh karena itu pembahasan berikut ini akan menolong guru Sekolah
Seluruh konsep mengajar dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB)
lebih bijaksana. Dalam konteks bangsa Yahudi ajaran-ajaran itu berasal dari Firman
Allah yang mereka dengar turun menurun dari nenek moyang mereka. Sedangkan
fokus ajaran/nasehat itu adalah untuk pembentukan karakter yang saleh (godly life)
2. Merenungkan supaya apa yang didengar di atas, diproses di dalam hati anak untuk
Gereja adalah komunitas orang percaya dimana orang dewasa dan anak-anak, sebagai
saudara-saudara seiman, bersama-sama hidup dan bertumbuh. Oleh karena itu gereja
yang sehat akan menjadi tempat yang kondusif bagi keberhasilan guru Sekolah
Pengajaran yang diberikan oleh guru untuk diterima oleh anak didik, dan tujuan yang
ingin dicapai dalam mengajar menjadi faktor yang sangat membedakan antara guru
Sekolah Minggu dan guru umum biasa. Oleh karena itu tugas guru Sekolah Minggu
hidup yang bermoral. Guru Sekolah Minggu mengajarkan suatu kehidupan yang guru
sendiri telah teladani dari Tuhan Yesus Kristus, karena proses pengajaran terjadi
dalam konteks hubungan pribadi dengan Allah, dan dari sana mengalir kuasa yang
mentransformasi kehidupan anak didik untuk menjadi hidup yang terus menerus
Melihat bahwa apa yang diajarkan dapat memberi dampak kepada transformasi hidup
anak-anak Sekolah Minggu, maka sangat penting kita membahas apa yang guru harus
Mengajar anak sangat berbeda dengan mengajar orang dewasa. Pada orang dewasa,
yang sudah mapan (permanen) dan hal itu sering kali sulit untuk diubah. Tetapi
mengajar anak adalah seperti mengisi botol yang masih kosong, masih banyak hal
yang dapat diisi dalam pikiran anak, dan belum terbentuk pola pikir dan pandangan-
pandangan tertentu secara permanen. Oleh karena itu guru Sekolah Minggu
mempunyai banyak kesempatan emas untuk membangun suatu dasar yang kuat dan
benar bagi kehidupan rohani anak-anak Sekolah Minggu melalui apa yang
diajarkannya.
Memberikan pengajaran yang sesuai dengan Alkitab sangat penting supaya anak
belajar mengenal Allah dengan benar. Guru harus belajar untuk senantiasa setia pada
Alkitab, biasakan untuk menjadikan Alkitab sebagai buku sumber yang paling utama
dalam mengajar. Pokok-pokok kebenaran yang diajarkan guru Sekolah Minggu harus
Berikut ini adalah beberapa materi dasar yang guru perlu pelajari sehingga dapat
menjadi pedoman penting dalam mengatur pokok-pokok materi yang perlu diajarkan
Sifat-sifat Allah
Karya Allah
Firman Allah/Alkitab
Hukum-hukum Allah
Rencana/Kehendak Allah
Penciptaan Manusia
Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Inilah beberapa pokok penting yang perlu diingat oleh guru Sekolah Minggu dalam
melaksanakan tugas mengajar. Sebagai kesimpulan marilah kita simak ayat Firman
"Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing
yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan
Tuhan, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat
ini, dan supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya
"Yesus berkata: Akulah Gembala yang baik". Seorang pembimbing guru Sekolah
Minggu mengajukan pertanyaan, yang masih melekat dalam ingatan saya, kepada
guru-guru Sekolah Minggu, Pertanyaannya: "Apakah tugas utama kita sebagai guru
Akhirnya dikatakan bahwa panggilan yang tertinggi bagi guru Sekolah Minggu adalah
Setelah sekian tahun berlalu ..., saatnya kita renungkan panggilan apa yang Tuhan
berikan secara khusus kepada kita sebagai orangtua Kristen? Di tengah segala krisis
dan ketidak-pastian dunia ini, pertanyaan di atas mau tidak mau harus kita gumuli
dengan serius - bukan lagi sebagai guru Sekolah Minggu terhadap muridnya, namun
Mungkinkah kita dapat menjadi gembala bagi anak-anak kita? Siapakah kita? Kuasa
apakah yang kita miliki? Bahkan seringkali karena hal-hal yang sederhana telah
mengganggu, kita dapat melukai hati anak-anak kita. Sebaliknya, bagaimana anak-
anak kita mengerti dan mengenal Gembala Agung kita jikalau orangtua tidak
Tetapi puji Tuhan! Ada iman yang memberi pengharapan di dalam Kristus. Kepada
seorang Petrus yang pernah menyangkal Yesus tiga kali, Dia memberikan tugas dan
Sebagaimana kita mengenal Dia sebagai Gembala yang baik, ada tugas dan panggilan
yang mulia untuk menjadi Gembala bagi anak-anak kita. Melalui iman kita sambut
panggilan itu. Dengan meneladani Gembala Agung kita, kita akan mengerjakannya.
Anak-anak kita, membutuhkan kita sebagai wakil Gembala Agung untuk melewati
yang baik seperti Kristus, bukan orang upahan. Anak-anak kita, membutuhkan kita
sebagai gembala yang belajar dan berjalan, bersama Allah yang menggembalakan
umatNya ... "Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu, dan Aku akan
membiarkan mereka berbaring, demikian Firman Tuhan Allah. Yang hilang akan
Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan
Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan
anak-anak yang Engkau berikan, tambahkanlah iman, pengharapan dan kasih kami
kepadaMu. Amin.
Sumber:
• Eunike , http://www.geocities.com/~eunike-net/
Seringkali dijumpai kasus turn-over (pergantian) yang cukup tinggi dikalangan Guru
• Seringkali pelayanan anak kurang mendapat perhatian dari Gereja (seadanya saja).
mengasuh anak
• Mengadakan acara kebersamaan dimana setiap GSM dalam melakukan curhat (bila
• Sarasehan
(atau apa pun namanya), intinya adalah ada wadah dimana GSM dapat saling
Dari usulan di atas, rupanya mengikutsertakan pasangan dianggap sebagai salah satu
hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Meski demikian perlu juga bagi GSM
bersangkutan untuk memberi waktu yang cukup bagi keluarga, terutama pada hari
Minggu.
Melihat bahwa pelayanan anak memiliki banyak tantangan, marilah kita bergandeng
tangan dan saling menguatkan sesama GSM melalui Milis e-BinaGuru ini. Kiranya
Apakah anda menyadari bahwa semua orang di seluruh muka bumi ini, pada setiap
zaman, dari lahir sampai matinya, terlibat dalam proses belajar mengajar? Proses
belajar mengajar adalah proses seumur hidup, berawal dari kehidupan seorang bayi
mungil yang belajar melalui orangtua dan lingkungannya, sampai menjadi seorang
dewasa yang terus menerus menjalani proses pembentukan, baik melalui pendidikan
formal (sekolah atau institusi pendidikan lainnya) maupun non formal (keluarga,
Proses belajar mengajar ini juga dialami oleh Tuhan Yesus, meskipun Dia adalah
Yesus lahir dalam sebuah keluarga Yahudi yang saleh, dimana dalam setiap keluarga
Yahudi seorang anak diajar oleh orangtuanya mengenal Firman Tuhan (Ul 6:7-9).
Dalam masyarakat Yahudi, dimana ada 10 keluarga Yahudi, maka harus didirikan
sebuah sinagoge, rumah untuk mengajar dan berbakti. Jika ada 25 orang anak, maka
di situ harus ada 1 sekolah. Sebagai seorang anak laki-laki Yahudi, Yesus juga
bersekolah di sinagoge di Nazaret. Bersama dengan anak-anak lain Dia belajar Kitab
Suci. Pada usia 12 tahun Yesus sudah mampu bersoal-jawab dengan para Ahli Taurat
di Bait Allah.
Tuhan dari satu tempat ke tempat lainnya. Tuhan Yesus lebih dikenal sebagai GURU
Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya di dunia dengan memilih para murid untuk
diajar, dan mengakhiri pelayanan-Nya dengan sebuah Amanat Agung: "Pergilah ...
jadikanlah semua bangsa MURIDKU ... dan AJARlah mereka melakukan segala
Dengan kata lain, Yesus yang adalah Guru Agung meminta kita, murid-murid-Nya
untuk juga menjadi guru, meneruskan Firman Tuhan yang sudah kita terima dari-Nya
Meski adalah kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya, kita sebagai Guru
Sekolah Minggu memiliki panggilan yang khusus dan serius untuk membawa anak-
kepada anak-anak, melainkan kita sendirilah yang harus "membawa" Firman Tuhan
itu kepada mereka. Tidaklah cukup hanya memberi pelajaran, sebagai Guru Sekolah
Syarat yang paling penting untuk menjadi seorang Guru Sekolah Minggu
anak, MELAINKAN mengasihi Tuhan dengan segenap hati, DAN mengasihi anak-
anak seperti diri kita sendiri (Ulangan 6:5). Mengasihi Tuhan berarti juga mengenal
Firman-Nya, dan Firman inilah yang harus kita nyatakan pada anak-anak dari dalam
Mengasihi anak berarti kita terpanggil untuk menyampaikan Firman Tuhan pada
anak-anak, meski dengan konsekuensi yang tidak gampang. Sebagai Guru Sekolah
Minggu kita harus banyak memperlengkapi diri dengan berbagai pengetahuan dan
ketrampilan untuk dapat menyelami dan memahami alam pikiran dan jiwa anak-anak.
Keyakinan bahwa Berita yang ingin kita sampaikan adalah Berita yang Sangat
Penting, tentunya kita sebagai Guru Sekolah Minggu akan menyambut setiap langkah
Sebenarnya ada banyak "daftar" bagaimana menjadi Guru Sekolah Minggu yang
ideal. Dr. Mary Go Setiawani, dalam bukunya yang berjudul Pembaruan Mengajar
menyebutkan sedikitnya ada 8 syarat untuk menjadi Guru Sekolah Minggu, yaitu:
Sementara dalam buku Penuntun Sekolah Minggu disebutkan ada 5 sifat yang
2. Kesabaran
3. Fantasi
4. Cinta Kasih
Dan daftar di atas bisa saja bertambah panjang bila kita mau mengutip berbagai buku
yang ditulis untuk para Guru Sekolah Minggu. Meski semua hal di atas penting untuk
dimiliki seorang guru, janganlah hal tersebut justru akan "mengecilkan hati" atau
malah "mematahkan semangat" para calon Guru Sekolah Minggu. Namun yang
yang dimilikinya pada anak-anak. Sama seperti Petrus berkata kepada orang timpang
di pintu gerbang: "Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu." (Kisah Rasul 3:6),
pelayanannya.
Dengan memberikan apa yang ada pada diri kita, apa yang kita miliki SEKARANG,
itu sudah cukup untuk mengawali langkah menjadi seorang Guru Sekolah Minggu.
Dengan berlalunya waktu, kita akan melihat bagaimana Tuhan Yesus, Sang Guru
Agung akan memperlengkapi pelayanan kita dengan berbagai hal yang kita perlukan.
Memiliki banyak pengetahuan dan kemampuan memang baik, asal semuanya itu
Jika kita benar-benar berhasrat untuk membawa anak kepada Kristus, baiklah kita
mulai dengan memberikan apa yang kita miliki saat ini. Tuhan memberkati dan
menyertai Saudara!
Sumber:
Bina Kasih.
Hidup, Bandung.
• Ruth Lautfer & Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak 2, halaman 115 - 117,
Tiap tahun selalu terjadi regenerasi di Sekolah Minggu, paling tidak, inilah yang
dialami oleh anak Sekolah Minggu. Tiap tahun pasti ada anak yang naik ke kelas yang
lebih tinggi, ada anak yang baru masuk, bahkan anak yang telah "lulus" dari Sekolah
Di kalangan Guru Sekolah Minggu dapat pula terjadi regenerasi atau "turn-over",
dimana guru baru datang, guru lama pergi, atau guru tiba-tiba berhenti mengajar
karena alasan tertentu. Ada banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya perubahan
di atas. Ada faktor yang bisa dikendalikan pihak Pembina Sekolah Minggu, ada pula
yang tidak. Beberapa contoh faktor yang berada di luar kendali misalnya: karena guru
yang bersangkutan akan melanjutkan studi atau pindah kerja di luar kota.
Pembina Sekolah Minggu perlu memikirkan dan mempersiapkan para Guru maupun
Sebelum mencari calon guru, langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan
pendataan jumlah Anak Sekolah Minggu, jumlah Guru, dan deskripsi singkat
yang dapat mengajar di kelas kecil, kelas besar, dst, berapa jumlah guru "senior"
(dalam kuantitas maupun kualitasnya) dan berapa jumlah guru yang masih tergolong
"pemula".
Selanjutnya perlu dipertimbangkan, berapa banyak anak dapat diajar secara efektif
dan efisien oleh seorang guru. Pada umumnya, untuk 10-15 anak perlu ada 1 orang
guru, tapi untuk anak kelas kecil 7-10 anak dibutuhkan 1 orang guru, sementara untuk
anak kelas balita setiap 4-5 anak perlu didampingi 1 orang guru.
Setelah kebutuhan guru diketahui dengan jelas, barulah Pembina Sekolah Minggu
mulai mencari calon guru di antara anggota jemaat gereja. Setidaknya ada 4 golongan
3. Kaum dewasa madya (33-55 tahun) (biasanya anak keluarga ini telah memasuki
usia remaja/pemuda)
4. Kaum lansia (55 ke atas) (biasanya anak telah mandiri dan tidak lagi menjadi
tanggung jawab orang tua)
Kaum muda lebih mudah dan lebih cepat digerakkan untuk suatu tugas baru, dan
umumnya memiliki semangat dan mobilitas yang tinggi. Tetapi, ada sedikit kendala
bila mereka akan melanjutkan studi, kerja, atau menikah, apalagi bila hal tsb akan
Kaum dewasa muda biasanya termasuk golongan yang paling sulit diajak pelayanan.
Umumnya waktu dan perhatian mereka banyak tersita untuk urusan pekerjaan
(biasanya kaum pria) dan mengasuh anak (biasanya kaum wanita). Tetapi, jika
mereka mau menerima pelayanan sebagai guru Sekolah Minggu, kualitas mereka
Kaum dewasa dan lansia sebenarnya adalah calon guru yang baik, asal mereka masih
mau mengerti dunia anak yang sangat berbeda dengan dunia mereka sendiri, demikian
mendapatkan guru dari kelompok umur ini adalah: biasanya mereka memiliki pribadi
yang lebih matang dan mantap, dan biasanya pula mereka sudah tidak lagi akan
berpeluang berpindah gereja atau kota lain. Umumnya mereka juga sudah "dikenal"
dan "punya pengaruh" di kalangan jemaat, dan hal ini dapat memberi keuntungan bagi
sedikit masalah bila orang-orang dari kelompok ini cenderung untuk "menggurui"
Pendekatan yang dilakukan bisa dilakukan dalam berbagai cara, baik melalui
pendekatan PRIBADI, dimana Pembina Sekolah Minggu mengajak calon guru tsb
berbicara dari hati ke hati mengenai beban pelayanan anak, atau pendekatan
Sebenarnya tidak ada pendekatan yang seragam mengenai hal ini. Tiap Sekolah
Dimana para calon guru akan dibekali oleh visi dan misi mengenai pelayanan anak,
dsb).
Para calon guru diminta untuk mengikuti berbagai kelas Sekolah Minggu (sebagai
peserta atau pengamat saja) dimana mereka belajar dari guru-guru lain bagaimana
cara memimpin sebuah kelas. Pada akhirnya para calon guru tsb dengan dibimbing
oleh Pembina Sekolah Minggu akan menentukan kelas mana yang tepat bagi dirinya.
Di sini para calon guru langsung praktek mengajar bersama (atau lebih tepat disebut:
sebagai asisten) guru senior. Mereka belajar dari rekan yang lebih senior dan
Dalam hal ini calon guru dilatih dengan menggunakan Kelas Laboratori, dimana
dengan anak. Melalui kelas latihan ini, mereka dipersiapkan untuk nantinya dapat
terjun mengajar anak dengan lebih siap diri. Pembahasan lebih lanjut mengenai Kelas
Laboratori akan dibahas dalam kolom Serba Serbi.
Program Pengkaderan Guru mutlak diterapkan oleh Sekolah Minggu yang mau
bertumbuh dan berkembang. Program ini juga harus berdampingan dengan program
pembinaan guru, sehingga tidak hanya para calon guru yang perlu mendapat pelatihan
dan persiapan, para guru senior pun harus disegarkan kembali, harus terus dibina dan
Sumber:
• Ruth Lautfer & Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak 2, halaman 126 - 131,
anak dalam proses identifikasi. Pada ceramah II ini akan dijelaskan peranan guru
Guru yang berhasil adalah guru yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri,
• orangtua
• anak sendiri
• lingkungan
b. Motorik lemah/kuat.
d. Cara berbicara.
Melalui bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri,
pribadi anak. Yesus dapat menempatkan dirinya sebagai guru yang baik sehingga Dia
dapat menegur murid-murid-Nya kalau tidak menjadi seperti anak-anak yang tidak
Guru perlu mengetahui latar belakang kehidupan keluarga anak. Rumah dan keluarga
keluarga yang memberi tantangan pada anak supaya dapat menyesuaikan terhadap
lingkungan hidupnya. Anak dibentuk oleh pendidikan dan situasi di rumah tangga ada
anggota keluarga.
c. Lingkungan otoriter: segala sesuatu ditentukan oleh orangtua, anak tidak ikut ambil
bagian.
Untuk dapat mengerti latar belakang kehidupan keluarga anak, diperlukan kunjungan.
b. Pengaruh lingkungan yang tidak disengaja: ini diterima oleh setiap orang dari
Guru harus mengerti bahwa salah satu dari faktor yang mempengaruhi perkembangan
a. Memanfaatkan lingkungan
b. Menantang lingkungan
Penilaian guru terhadap lingkungan yang jahat (berlawanan dengan Firman Allah)
pendengaran, tingkat intelegensia anak yang tidak dapat menyerap materi pelajaran.
Ketidak serasian antara guru dan murid.
mengenal dunia anak dan dunia disekitar anak, guru sekolah minggu dapat melayani
Hubungan antara guru dan murid bukan sekedar hubungan fungsional yaitu hubungan
yang didasarkan atas tugas atau fungsi yang dijalankan seorang petugas. Bila guru
hanya sampai hubungan fungsional akan banyak mengalami kegagalan dan tidak akan
pribadi antara Paulus dan jemaat Tesalonika, "Aku (Paulus) seperti seorang ibu dan
bapak terhadap engkau", 1 Tesalonika 7:11. Paulus menjadi pengganti orangtua bagi
orang Tesalonika.
seorang sahabat bagi murid-muridnya. Yesus sebagai teman dekat kita semua, karena
Dari kedua ayat ini dapat membawa guru-guru bukan hanya sekedar mengajar, selesai
tugas habis perkara, tetapi dapat menempatkan diri sebagai orangtua dan teman dekat
bagi anak-anak.
menyempurnakan hubungan antara guru dan murid dalam lingkup guru sebagai teman
dekat anak.
Beberapa cara yang dapat dipakai guru untuk menjadi teman dekat anak:
a. Pengenalan dan pendekatan batiniah
o membuka diri
o terbinanya kepercayaan antara guru dan murid dapat dipercaya (Memegang rahasia
o tidak mengadili
Hubungan guru dengan murid dinyatakn seperti orangtua dan anak. Orangtua menjadi
tanpa ada hambatan atau gangguan. Guru berada dalam lingkungan yang dekat
dengan anak, dengan demikian cukup besar pengaruhnya dan pembentukan pribadi
dan cita-cita anak. Anak cenderung untuk meniru tingkah laku guru, dan peka
terhadap sifat-sifat, tingkah laku yang diperlihatkan oleh seorang guru didepan anak-
anak. Peranan guru sebagai orangtua kedua dapat dilihat sebagai berikut.
orangtua.
Amsal 22:6, II Timotius 3: 15-17, Ulangan 4: 9-10, 6:7, Ulangan 11:18-20, Mazmur
78:5-6.
e. Memberikan bimbingan secara rutin baik di dalam kelas maupun di luar kelas
(kunjungan ke rumah).
Nilai kehidupan anak-anak di mata Allah sangat tinggi sehingga Yesus pernah
mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah, Markus
Matius 18:5.
Guru Sekolah Minggu hendaknya dapat menghargai tanggung jawab yang dipikulnya
untuk memperkembangkan sifat-sifat ilahi melalui Firman Allah di dalam diri Anak.
Yesus berbicara cukup keras kepada setiap orang yang mengajar anak-anak, tetapi
diselewengkan dalam kesesatan, Matius 18:6. Mengajar firman Allah kepada anak-
harus sesuai dengan ketentuan Allah. Mengajar Anak supaya melakukan Firman
Allah dan memberi kesaksian-kesaksian tentang kuasa Firman Allah dalam
pengalaman hidupnya.
Sekolah Minggu yang bertumbuh akan membawa perkembangan bagi gereja lokal
dan universal. Gereja dan Sekolah Minggu adalah satu kesatuan. Kegagalan Sekolah
Minggu adalah juga kegagalan bagi gereja. Melalui lembaga Sekolah Minggu akan
menambah anggota jemaat dalam gereja. Sebagian besar dari tumbuhnya jemaat baru
Sekolah Minggu yang bertumbuh dengan baik akan memberi pengaruh bagi kemajuan
Orangtua anak akan menyerahkan kehidupan rohani anak hanya melalui lembaga
Sekolah Minggu. Sekolah Minggu akan menajdi sasaran orangtua untuk menanyakan
melihat ketiga latar belakang ini yang banyak mempengaruhi hidup manusia.
Misalnya anak nakal dapat dipengaruhi karena faktor badaniah, faktor psikologis,
• gangguan lingkungan: lingkungan yang tidak baik, rumah tangga yang berantakan.
Ketiga hal ini seringkali mengakibatkan anak menjadi nakal. Guru harus dapat
mengerti latar belakang masalah dan pendekatan- pendekatan yang tepat untuk
Tugas guru harus dapat melihat perubahan tingkah laku anak, baik mereka di dalam
kelas untuk mendengar pengajaran Firman Allah maupun di luar kelas, perubahan
tingkah laku anak diamati oleh guru dan mencari tahu sebab-sebabnya.
Yohanes 3 dan 4.
mengobservasi.
• Guru harus mengetahui murid yang memerlukan perhatian dan bantuan khusus.
• Trampil mengadakan hubungan antara guru dan orangtua anak untuk dapat mengerti
Penyelesaian masalah bukan saja pada saat itu, tetapi memperhatikan agar akibat
Tanpa memahami dan merasakan kesulitan anak, guru tidak akan dapat
menyelesaikan.
menemukan cara-cara mengatasi persoalan, baik itu persoalan dalam diri anak
Bila terjadi kesulitan yang sudah berakar, guru harus dapat mencari kara dari
Untuk Menolong dan Memecahkan Masalah anak, guru harus mengerti sumber
• Diri pribadi
• Lingkungan
Apakah masalah timbul bila dalam lingkungan yang tidak ada orang lain/anak tidak
bisa sendiri.
• Keluarga
miskin.
2. Menolong dan Memecahkan Masalah Anak
dengan wawancara akan memudahkan guru untuk mengumpulkan data tentang anak
menyalahkan.
• Pengamatan langsung
• Mendengarkan
berjalan terus dan menghubungkan data satu ke data yang lain untuk mencari
• Gangguan badaniah
• Gangguan jiwa
• Gangguan lingkungan
• Memberikan pengharapan
• Nasehat
2.4. Mengevaluasi dan tindak lanjut dalam menolong
• Doa
• Perhatian
• Kunjungan
III. KESIMPULAN
Guru dapat menjadi teman dekat dan orangtua bagi murid-muridnya, serta
memecahkan masalah, bila mengenal anak dan mengerti, ikut merasakan masalah-
masalah anak.
rajin datang ke sekolah minggu itu saja sesungguhnya ada tujuan yang jauh lebih
dalam lagi. Dalam Alkitab dituliskan bahwa tugas pengajar anak-anak sekolah
minggu adalah untuk melengkapi mereka bagi pelayanan dan pembangunan Tubuh
kedewasaan penuh dalam Kristus, sehingga dalam kedewasaan penuh itu anak mampu
Dari rangkaian ayat tersebut harus disadari bahwa penyajian pelayanan anak-anak
sekolah minggu haruslah merupakan proses yang dapat menampakkan adanya suatu
pertumbuhan/perkembangan sejalan dengan proses perkembangan yang sedang
berlangsung dalam diri anak sebagai suatu individu manusia yang unik.
Untuk itu pengajar-pengajar sekolah minggu perlu persiapan yang matang dalam
pelayanannya, dan hal yang penting adalah pengenalan anak secara lebih dalam
Berikut ini ada beberapa hal yang penting tentang psikologi anak yang perlu dipelajari
1. Semua pengalaman anak dapat mempengaruhi dan membentuk watak dan arah
ia belajar kejahatan.
ia belajar keadilan.
ia belajar aman.
4. Seorang anak sedang menunggu untuk diisi oleh orang dewasa apapun juga
bentuknya.
perkembangannya:
b. Jiwani : Belajar melalui meniru, ingin tahu besar, fantasi kuat, emosional - mudah
marah, ada rasa takut, suasana hati gembira, dan ingin mengasihi, sejak usia tiga
tahun mempunyai konsep pribadi sifatnya, konsep berkembang dari yang khusus ke
bertengkar, egoistis
d. Rohani : Tuhan dikenal melalui bahasa dan konsep tentang Tuhan diperoleh dari
keluarga khususnya orangtua Tuhan itu baik atau jahat tergantung penghayatan anak
a. Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak
b. Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena
melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan
bertanggung jawab.
memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya, melihat Tuhan dalam
bentuk yang kongkret (manusia Yesus) dan Tuhan adalah yang suci, maha baik,
lembut dan kudus, Tuhan makin lama dipandang sebagai Kristus dan dikagumi
sebagai pahlawan.
d. Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih
egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat "Gang" dengan
kompetisi tinggi.
a. Jasmani : Adanya perubahan jasmani yang mendadak dan cepat iramanya sehingga
menimbulkan kebingungan dalam diri anak. Secara biologis remaja telah matang dan
logis dan kritis, fantasi makin kuat sehingga seringkali terjadi konflik sendiri, penuh
dengan cita-cita, mencari realita, kebenaran dan tujuan hidup.
tidak aman karena terjadi perubahan fisik, emosi dan juga berpengaruh pada imannya
dirinya yang banyak menuruti keinginan diri sendiri (suara hatinya), Dapat terjadi
sikap berontak kepada Tuhan bila Tuhan dihubungkan dengan kekuasaan yang
menghambatnya, atau remaja justru ingin mendekat kepada Tuhan, karena dalam
d. Sosial : Pada masa ini pengaruh yang besar datang dari kelompoknya (teman
berkelompok ada usaha untuk diterima dalam kelompok dan masyarakat, ingin maju,
PERANAN KUNJUNGAN
Kunjungan ke rumah tangga adalah merupakan salah satu usaha untuk mengenal lebih
dalam lagi tentang/yang berhubungan dengan kehidupan anak. Manfaat yang dapat
1. Membina hubungan yang lebih erat antara guru dan murid secara pribadi.
4. Guru dapat mengevaluasi hasil pelayanannya yang telah diterima murid dalam
kehidupannya sehari-hari.
5. Kunjungan ke rumah tangga dapat menjadi pelengkap dan penguat pelayanan guru
pada murid.
keseluruhan.
7. Guru dapat membina kerjasama yang baik dengan keluarga/orangtua murid dalam
Mengingat ada tujuan yang penting yang harus dicapai dalam acara kunjungan
tersebut maka perlu diperhatikan bahwa kunjungan pun harus dipersiapkan dengan
1. Mencari tahu lebih dulu sehubungan dengan karakter keluarga murid yang akan
dikunjungi.
keluarga).
c. menjaga penampilan yang sopan dan berkenan bagi keluarga yang dikunjungi.
puas jika bisa melayani dengan sepenuh hati dan semaksimal mungkin mengerahkan
tenaga juga pikiran demi kemajuan SM. Kesibukan guru SM dalam pelayanan mereka
membuat mereka tidak sadar bahwa dengan mendidik anak-anak SM yang adalah
generasi penerus gereja mereka sudah ikut berperan dalam pertumbuhan gereja.
Berikut ini akan kita lihat peranan apa saja yang dapat diberikan guru SM dalam
c. Pertumbuhan secara alamiah, yaitu anak-anak anggota gereja yang sudah dididik
Dengan mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus akan dapat menjamin
pertumbuhan gereja secara alamiah, dan ini adalah salah satu tugas dari guru SM.
Tetapi jangan lupa orangtua pun hendaknya memberikan kesempatan bagi generasi
Dengan menginjili dan memanangkan anak SM, berarti ada juga kesempatan besar
Ron Boldman adalah seorang pendeta dari "Calvary Chapel", salah satu gereja yang
memberitakan Injil dan mendirikan gereja; dari tahun ke tahun jumlah orang yang
menghadiri kebaktian meningkat dengan pesat. Menurut catatan statistik, pada tahun
1973 jumlah orang yang menghadiri kebaktian rata-rata adalah 135 orang, sampai
pada tahun 1977 jumlahnya telah meningkat mencapai rata-rata 1.325 orang. Pendeta
yang dipakai secara besar-besaran oleh Tuhan itu, adalah hasil usaha dari Erick
Boldman, yaitu anaknya yang berusia empat tahun, yang telah mengajak dan
membawa Ron mengikuti "Sekolah Minggu untuk orang dewasa". Selain itu, masih
banyak contoh serupa.
Berawal dari penginjilan guru SM mereka, banyak anak yang berhasil mempengaruhi
orangtua mereka yang mundur dan tawar hati untuk kembali mengasihi Tuhan dan
masuk ke gereja.
pemimpin gereja di masa yang akan datang. Jikalau guru SM berhasil membina
kerohanian para generasi penerus itu dengan baik, berarti para guru telah melatih dan
mempersiapkan mereka untuk gereja di masa yang akan datang; jadi hal itu
merupakan suatu pekerjaan yang amat besar dan bernilai! Kualitas pemimpin gereja
mereka sekarang.
terhadap generasi penerus gereja, yaitu anak-anak SM. Bila pendidikan terhadap
generasi penerus diutamakan, gereja dapat mendirikan dasar yang baik bagi hakekat
kerohanian jemaat. Mereka tidak mudah terbawa arus, selain itu juga dapat
pekerjaan yang sedemikian berharga dengan segala kerelaan hati? Ya! Kita harus
mencurahkan seluruh tenaga dan kemampuan, berani berkorban dan membayar harga
Sumber:
Sebagai seorang guru SM salah satu tugas yang diberikan gereja kepada Anda adalah
menjadi jembatan antara anak-anak SM dan gereja. Tugas ini merupakan tugas yang
mutlak. Setiap anak yang ada dalam SM Anda tentunya tidak akan terus menerus
berada dalam kelas SM. Sejak menjadi anggota SM, seorang anak otomatis adalah
anggota gereja. Pada usia yang sudah cukup, mereka harus keluar dari SM dan
mengikuti ibadah dalam gereja. Agar mereka tidak merasa asing dengan kebaktian
dalam gereja, dan agar mereka merasa menjadi bagian dari gereja kenalkanlah mereka
Tidak sulit untuk mengenalkan anak-anak kepada gereja. Anak-anak biasanya tertarik
pada apa saja yang menarik minat orang dewasa. Karena itu, ajaklah ia untuk sekali-
sekali hadir dalam kebaktian orang dewasa. Ini akan menolong memperluas
pemahaman anak. Lebih baik lagi jika guru terlebih dulu mempersiapkan anak dengan
penjelasan mengenai apa yang akan dilihat dan didengar. Guru perlu berkonsultasi
dengan pendeta mengenai saat yang cocok bagi anak-anak untuk berkunjung -- seperti
pada awal kebaktian, atau saat tak ada kebaktian. Mungkin pendeta dapat berbincang-
berlangsung.
mengunjungi ruangan yang akan dipakai terlebih dahulu, melihat-lihat dari dekat
benda-benda khusus yang cenderung menarik perhatian anak (mimbar, Alkitab besar,
organ atau alat musik lainnya, jendela warna-warni, pembatas mimbar, kantong
persembahan, dan sebagainya).
Ketika saat kebaktian tiba, pastikan bahwa anak dilibatkan dalam percakapan dengan
penerima tamu dan orang lain yang ikut dalam kebaktian. Jika ada liturgi kebaktian
yang tertulis, tunjukkan beberapa bagian kebaktian yang mungkin paling menarik
Duduklah di tempat anak dapat melihat dengan jelas ke arah mimbar. Pada banyak
kasus, semakin dekat ke depan, semakin baik, karena anak yang duduk di belakang
tertentu berperan serta dalam berbagai macam bagian kebaktian, bisikkan kepada
anak siapa orang itu, dan hal-hal yang menarik dari orang itu. ("Penerima tamu yang
jangkung dengan jas biru itu adalah Pak Mendez. Ia adalah manajer toko yang sering
kita kunjungi.") Jika anak itu mulai tidak betah, bersiaplah untuk ke luar diam-diam
Jika Anda mengadakan kunjungan pada saat tak ada kebaktian, arahkan perhatian
anak pada ciri-ciri unik yang menarik perhatiannya. Duduklah berdiam diri dengan
anak itu selama beberapa saat untuk merasakan keindahan dan ketenangan gereja.
Ajaklah anak itu melihat- lihat lembar atau buku puji-pujian, Alkitab atau bacaan
menolong anak memperhatikan warna atau rancangan apa pun di jendela atau
spanduk.
Bimbinglah anak untuk mengeja huruf-huruf yang tertera di papan nama gereja.
sekelompok anak di luar gedung gereja. Juga, arahkan perhatian pada ciri-ciri khusus
seperti salib atau menara, yang menandai gedung gereja Anda. Jelaskan, "Salib ini
menolong orang tahu bahwa gedung ini adalah gereja -- sebuah tempat khusus untuk
orang datang dan belajar tentang Allah dan Tuhan Yesus."
Anda mungkin ingin merencanakan lebih dari satu kali kunjungan: satu kali untuk
melihat-lihat bagian dalam gedung dan sekali lagi untuk melihat-lihat di luar gedung
gereja. Juga, guru-guru dapat membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok kecil.
Tiap kelompok masuk secara bergiliran. Bila anak-anak sudah kembali ke kelas
masing- masing, ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk membantu anak- anak
sangat baik bila dilakukan secara singkat dan dijadikan sebagai peristiwa khusus.
Kunjungan ke gereja paling tepat dilakukan jika kelas itu sedang membahas tentang
gereja. Namun, bagian yang terpenting dari sebuah gereja bagi anak kecil adalah
Sumber:
• Wes Haystead, Mengenalkan Allah Kepada Anak (Terjemahan dari Teaching Your
Child About God), Artikel Mengunjungi Kebaktian Orang Dewasa, halaman 84 - 86,
2.12 Orangtua Sebagai Jembatan Antara Gereja dan ASM: Aktivitas untuk Belajar
tentang Gereja
KEHADIRAN
Cara paling efektif yang dapat dilakukan orangtua untuk merangsang minat anak
menghadiri kebaktian di gereja adalah mereka sendiri harus secara teratur menghadiri
anak tentang perlunya menghadiri kebaktian di gereja. Orangtua yang teratur hadir di
gereja menunjukkan pentingnya gereja dalam hidup mereka.
PERCAKAPAN
apa yang dialami anak, yang di dalamnya terkandung makna bahwa bagi orangtua,
gereja itu penting. Daripada hanya bertanya, "Apa yang kamu pelajari di gereja hari
• "Coba ceritakan satu hal yang kamu senangi di gereja hari ini."
• "Gumamkan bagian salah satu lagu yang kamu nyanyikan tadi. Mama akan tebak,
• "Beritahu Mama nama pertama (atau huruf depan) tiga orang yang bercakap-cakap
• "Siapakah tokoh yang paling kamu ingat dari pelajaran yang kamu dapat hari ini,
baik tokoh yang dulunya kamu belum tahu maupun yang sudah tahu tetapi lupa (dan
Pusatkan pada satu pengalaman khusus anak, daripada banyak tetapi bersifat umum.
Ini akan menolong anak mengingat peristiwa-peristiwa khusus. Jika anak membawa
pulang sebuah gambar atau lukisan dari Sekolah Minggu tanyakanlah, "Ceritakan
pada Mama tentang gambar ini." Percakapan-percakapan yang tampak sepintas ini
Gunakan kurikulum Sekolah Minggu yang disediakan gereja Anda untuk mengadakan
kegiatan di rumah yang dapat memperluas pemahaman anak akan apa yang
menganggap sudah tahu segala sesuatu, percakapan wajar tentang apa yang terjadi
Sumber:
• Wes Haystead, Mengenalkan Allah Kepada Anak (Terjemahan dari Teaching Your
orang yang berkepribadian kuat. Kalau guru-guru suka mementingkan diri sendiri
atau kurang memiliki penglihatan (vision), maka ada kecenderungan bahwa ia hanya
mau memajukan kelasnya sendiri dan lupa akan sumbangsih kelas itu dalam
membantu gereja. Setiap guru wajib memajukan gereja secara keseluruhan. Gereja
dan Sekolah Minggu milik kita bersama. Kesetiaan kepada kelas memang baik, tetapi
lakukanlah hal itu dengan maksud untuk memajukan Sekolah Minggu dan gereja
secara keseluruhan.
"Jadilah teladan bagi orang-orang percaya," (1Timotius 4:12) adalah nasihat yang
paling tepat untuk para guru. Hal ini berarti bahwa guru memiliki tanggung jawab
untuk menghadiri semua kebaktian lain yang diadakan di gereja. Hal itu bukan saja
menjadi satu contoh bagi para murid, tetapi juga menjadi satu bagian yang penting
dari makanan rohani guru itu sendiri. Dengan berpikir bahwa ia telah memenuhi
kewajibannya hanya dengan mengajar Sekolah Minggu dan kemudian mengabaikan
kebaktian-kebaktian lain, ia telah merusak pelayanan para guru yang lain. "Guru lebih
nilai yang sejati dari seorang guru. Jangan mengabaikan rumah Allah!
Bila guru setia mengunjungi gereja, para murid juga akan mengikuti jejaknya dan
menghadiri kebaktian. Para murid yang tidak dapat dimenangkan kepada Tuhan
gereja.
Seorang guru yang cakap akan mengetahui hubungan yang erat antara Sekolah
Minggu dan program keseluruhan dari gereja dan ia dapat melihat sumbangan yang
diberikan oleh setiap kebaktian bagi kesejahteraan rohani setiap orang. Dengan
teladan Anda, doronglah setiap murid yang sudah diselamatkan untuk menjadi
anggota gereja. Tidak ada persaingan antara bagian-bagian yang ada di dalam gereja.
Sumber:
Mengapa kita harus berdoa? Apakah para pelayan anak (guru Sekolah Minggu) harus
memiliki kehidupan doa? Secara sepintas pertanyaan ini kedengarannya aneh, karena
kita semua tahu bahwa orang Kristen (apalagi guru Sekolah Minggu) harus berdoa.
Tetapi dalam kenyataan, kalau mau jujur, pertanyaan di atas dijawab ya hanya sebatas
teori, karena dalam praktek banyak guru Sekolah Minggu yang tidak sungguh-
sungguh berdoa.
Dalam bukunya "Why Pray?", B.J. Willhite berkata bahwa kalau kita tidak berdoa
maka kita berdosa, karena Alkitab berkata kita harus berdoa. Sebaliknya kalau kita
berdoa, tetapi sebenarnya kita tidak percaya bahwa doa mempunyai kuasa maka
Apakah doa itu? Doa merupakan cara yang dipilih Allah untuk manusia berhubungan
dengan Tuhan Allah. Ada banyak contoh di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa
Allah berkenan mendengarkan doa umatNya dan mereka mengalami hubungan yang
indah dengan Tuhan di dalam doa-doanya. Tuhan Yesus sendiri tidak hanya tekun
berdoa tetapi juga mengajarkan kepada murid-muridNya untuk berdoa. Di dalam Doa
BAPA KAMI, yang diajarkan Tuhan Yesus, kita melihat secara jelas suatu pengakuan
iman yang teguh, karena memang doa harus tumbuh dari dasar hati seorang yang
percaya / beriman kepada Tuhan. Banyak orang tidak mengalami kuasa doa karena
mereka sendiri tidak mengalami kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Di sinilah
sebenarnya masalah yang dialami orang Kristen. Jika Allah sendiri tidak hadir di
dalam hidup kita, bagaimana kita mempunyai kerinduan untuk bersekutu dengan Dia
dalam doa?
Sebagai pelayan Tuhan dan guru/pelayan sekolah minggu, sangatlah penting bagi kita
di dunia, dengan jelas Yesus memberikan teladan kehidupan yang penuh dengan doa
(Markus 1:35; Luk 22:39-41, dll.), bahkan setelah di surga pun Yesus masih berdoa
bagi kita (Ibr 7:25). Suatu kehidupan doa yang membawa pada pelayanan yang
berhasil.
Kedua, di dalam Alkitab tidak dicatat tentang bagaimana Yesus mengajar murid-
muridNya berkotbah atau mengajar, tetapi tentang bagaimana Tuhan Yesus mengajar
mereka berdoa (Mat 6:5-15). Kalau Tuhan Yesus tidak mengganggap doa penting
maka tidak perlu Ia mengajarkannya. Oleh karena itu, kalau Yesus mengajarkannya
kepada kita maka kita tahu pasti bahwa itu sesuatu yang berguna dan berkenan kepada
Allah.
Ketiga, tidak ada kebangunan rohani tanpa doa. Banyak kesaksian dari hamba-hamba
Tuhan yang dipakai secara luar biasa menyatakan bahwa pelayanan mereka didukung
oleh doa-doa dari banyak orang. Apakah anda ingin agar pelayanan yang Tuhan
berdoa! Karena dengan berdoa, anda sebenarnya sedang mengakui bahwa kehendak
Tuhanlah yang akan jadi. Dan kehendak Tuhan adalah agar anak-anak yang terhilang
Kehidupan doa tidak terjadi begitu saja. Mungkin ada dari anda yang berkata: "Saya
rindu bisa berdoa secara rutin, tapi selalu gagal" atau "Saya sudah berdoa tetapi tidak
ada pengaruhnya." Untuk dapat berdoa dengan benar perlu latihan dan perlu disiplin
yang kuat. Dan itu harus anda dapatkan perlahan-lahan, tapi kalau anda tekun anda
pasti akan melihat hasilnya. Kalau anda ingin belajar dengan benar mulailah dengan
belajar doa BAPA KAMI seperti yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 6:5-15.
Cobalah mengerti isi Doa yang indah itu; selidiki maknanya yang sangat kaya dan
mintalah agar Roh Kudus sendiri yang menolong anda mengaminkan kebenarannya.
Bagaimana anda bisa menularkan ini kepada teman-teman guru Sekolah Minggu yang
lain? Berikut ini adalah saran-saran praktis:
1. Mulailah dengan diri anda sendiri. Jika anda mengalami kesukaan dalam berdoa,
2. Sediakan waktu yang cukup untuk bersama-sama belajar merenungkan Doa BAPA
3. Undanglah orang-orang yang selama ini mempunyai beban dan kerinduan untuk
suatu kebangunan rohani. Yang penting bukan kuantitas / jumlah orang yang ikut tapi
4. Mulailah kehidupan yang selalu mengutamakan Tuhan (Mat 6:33). Ajaklah teman-
5. Jika mencapai jumlah yang besar, mulailah bekali mereka untuk menggerakkan dan
memimpin anak-anak untuk juga belajar berdoa. Jangan dipecah menjadi kelompok-
7. Materi doa akan muncul dari kehidupan doa yang hidup. Kita berdoa bukan untuk
mengajukan sejumlah daftar permintaan dari yang kita inginkan, tapi doa adalah
memohon supaya Tuhan yang membukakan hati dan pikiran kita untuk melihat apa
dilihat sebagai seorang guru yang galak, selalu menyuruh anak-anak duduk diam dan
mendengarkan? Atau sebagai seorang yang selalu melarang mereka melakukan hal-
hal yang mereka senangi? Atau sebaliknya, anak-anak menilai anda sebagai seorang
Mungkin anak Balita tidak peduli berapa rajin anda ke gereja. Mereka juga tidak
mampu menilai kesetiaan serta komitmen anda sebagaimana orang dewasa menilai.
Tetapi, bukan berarti mereka tidak pernah menilai anda? Apakah anda ingin tahu
Mereka menilai anda dari cara anda berbicara tentang Allah. Mereka juga
memperhatikan wajah anda dan menangkap perasaan anda ketika anda bercerita
tentang Allah. Walaupun mereka tidak selalu mengerti semua perkataan anda, namun
mereka melihatnya dari sikap anda. Jika mereka melihat hal ini sebagai hal yang
positif, maka anda akan menjadi teladan baginya dalam hal mengasihi Tuhan.
Hal ini dilihat mereka sebagai hal yang penting. Cara guru berkata-kata dan bersikap
terhadap mereka sangat mereka perhatikan. Guru yang menaruh perhatian kepada
mereka sebagai individu dan mau memperlakukan mereka sebagai pribadi yang
berharga akan dilihat sebagai sikap kasih yang tulus. Dan mereka akan cepat merasa
Sekolah Minggu lainnya. Secara khusus mereka juga melihat bagaimana anda
berbicara dengan orang tua mereka. Jika anda bersikap baik dan orang tuanya
menerima anda dengan baik, maka telah anda dinilai positif dan anak akan
menghormati anda.
Seorang guru yang murah senyum dan selalu tampak gembira paling disukai anak
balita, karena anak menilainya sebagai seorang yang bersahabat dan mudah diajak
berteman. Hal ini mungkin sejalan dengan dunia dan hidup mereka yang masih
Sumber:
Seorang guru SM baru dapat dikatakan guru yang bertanggung jawab apabila dia
Proccess). Di dalam proses mengajar dan belajar, guru harus dapat mewujudkan suatu
perubahan dalam diri murid, misalnya perubahan dalam pengetahuan, sikap maupun
tingkah laku. Bila tidak terjadi proses perubahan, berarti telah terjadi
perubahan atas diri orang lain: yang tadinya tidak percaya menjadi percaya; juga
perubahan pada pengetahuan: yang tadinya tidak memahami kebenaran berubah
2. Menggembalakan (Shepherding)
Nabi Yehezkiel menegur gembala pada zaman itu yang tidak menunaikan kewajiban
mereka. Hal itu merupakan suatu perbedaan yang nyata, bila dibandingkan dengan
Tuhan Yesus, gembala yang baik itu. Guru SM harus meneladani Yesus dalam
baik harus mempunyai hati yang rela berkorban, meskipun menghadapi kesulitan juga
setiap dombanya, juga bersedia membawa domba yang berada di luar untuk masuk ke
Kristus Yesus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam
Kristus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu." Banyak kali
seorang guru dapat mendidik dan menegur orang, namun sedikit di antara mereka
yang dapat memeluk, membesarkan, dan memperhatikan murid didiknya dalam Injil,
seperti yang layaknya dilakukan oleh seorang bapa terhadap anak kandungnya.
Seorang guru bukan hanya dapat menggurui, tapi juga harus memiliki hati seorang
bapa.
Paulus, selaku guru, sering kali dengan berani menuntut orang Kristen untuk
meneladaninya sebagaimana ia telah meneladani Kristus. Paulus menasihati Timotius,
"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." Seorang guru akan mempunyai
pengaruh yang amat besar terhadap muridnya karena murid mudah sekali meniru tutur
kata dan tingkah laku gurunya. Oleh karena itu, seorang guru perlu selalu
memperhatikan dirinya sendiri apakah ia sudah menjadi teladan yang baik bagi
muridnya.
Selaku guru, Paulus mengajar orang untuk percaya Kristus; demikian juga sasaran
yang terutama dari seorang guru Sekolah Minggu adalah mengajar muridnya untuk
menerima Injil. Mengajar bukan hanya mengisi murid dengan kebenaran, tetapi yang
Kewajiban lain dari seorang guru adalah mendoakan muridnya, mendoakan mereka
satu per satu dengan menyebut nama dan sesuai kebutuhan mereka masing-masing.
Karena setiap murid mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda, demikian juga
sekolah dan masyarakat yang menjadi tempat pergaulan mereka mempunyai segi- segi
apalagi soal pembinaan hidup bukanlah hal yang dapat dicapai hanya oleh
kemampuan dan hikmat manusia saja. Itulah juga sebabnya guru harus mengajar
melalui kuasa doa, agar Roh Kudus dapat bekerja dalam hati murid dengan leluasa.
Satu kewajiban lagi yang harus dipenuhi oleh guru adalah meraih kesempatan. Setiap
manusia hidup dalam kekekalan, dan kesempatan yang hanya sekejap dalam
kekekalan itu telah dipaparkan Allah di hadapan guru. Bila guru SM sanggup
memanfaatkannya, mungkin hanya melalui sepatah kata atau satu sikap, mungkin juga
melalui doa syafaat, akan memberikan pengaruh yang berharga bagi muridnya. Oleh
sebab itu, guru SM harus dapat meraih setiap kesempatan yang ada, sebagaimana
perkataan Paulus yang berbunyi: "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak
baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
Sumber:
Hidup, Bandung.
Sama seperti tidak ada anak yang murni memiliki Gaya Belajar tertentu, demikian
juga tidak ada guru yang murni memiliki gaya GLOBAL saja atau ANALITIK saja.
Namun, mengenali Gaya Belajar dominan kita sebagai seorang guru akan sangat
Seorang guru dapat menolong murid untuk mengenali kelebihan atau kekurangan
Gaya Belajarnya sehingga mereka tidak mengalami frustasi di kelas, demikian juga
seorang guru dapat menolong dirinya sendiri dengan mengenali Gaya Belajar +
mengajar dominan yang dimilikinya. Dengan demikian, guru dapat lebih mawas diri
pada apa yang harus ditingkatkannya, sementara guru juga dapat lebih
A. Apakah Sebaiknya Murid dan Guru Memiliki Gaya Belajar Dominan yang Sama?
Para orangtua, guru, dan murid mungkin berpikir bahwa sebaiknya guru dan murid
memiliki Gaya Belajar dominan yang sama. Namun kadang situasi terbaik adalah
kebalikannya. Bagi murid yang lebih GLOBAL berada di dalam kelas guru
ANALITIK dapat membantu memberikan struktur yang lebih jelas. Demikian pula
seorang murid ANALITIK dapat melakukan yang terbaik di kelas guru GLOBAL
karena di sana ia dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh dan tidak hanya
Dari ruang kelasnya, seorang guru dapat terlihat apakah dia cenderung GLOBAL atau
ANALITIK. Seorang guru GLOBAL mungkin memiliki ruang kelas yang dirancang
seperti rumah. Ada poster-poster, tanaman-tanaman, karpet dan sofa. Bagi orang
ANALITIK itu kelihatan seperti tumpukan barang rongsokan. Tetapi bagi orang
dengan pelajaran hari itu. Para guru ANALITIK sering menjaga ruang kelas mereka
sebersih dan serapi mungkin sehingga murid dapat berkonsentrasi dalam belajar dan
Guru-guru dengan gaya ANALITIK yang kuat hampir selalu memiliki serangkaian
peraturan di kelas yang dicetak dan dibagikan kepada para murid di awal tahun
GLOBAL hanya memiliki satu atau dua peraturan umum di kelas. Sebagai contoh,
"Baik hati dan lembutlah kepada setiap orang" atau Hormatilah yang lain." Setelah
itu, bila situasi lain muncul yang membutuhkan penerapan peraturan khusus, seorang
Guru GLOBAL menempatkan prioritas yang tinggi pada penghargaan diri dan bahkan
akan memberikan pelajaran tentang hal ini sebelum mereka mengajarkan mata
pelajaran mereka. Guru GLOBAL yakin bahwa para murid tidak bisa berhasil kecuali
jika mereka memiliki keyakinan terlebih dahulu. Guru ANALITIK juga percaya
bahwa penghargaan diri itu penting, tetapi mereka percaya bahwa anak mencapai
mungkin menentukan standar yang tinggi dan mungkin kelihatan keras kepada murid-
murid mereka, karena mereka ingin para murid berhasil memperoleh penghargaan
diri.
Bila saatnya mengajarkan isi pelajaran tertentu, guru yang lebih ANALITIK
Mereka mendorong para murid untuk bekerja dengan tidak tergantung dan mungkin
belajar bersama. Karena guru GLOBAL mencoba membuat mata pelajaran itu penting
secara pribadi bagi setiap murid, mereka sering berbagi pengalaman secara pribadi
dan berharap murid mereka melakukan yang sama. Hal ini bisa membuat seorang
Guru ANALITIK hampir selalu menentukan skala pemberian nilai. Jika angka 92-100
berarti A dan seorang murid mendapat angka 91,8, seorang guru ANALITIK akan
nilai yang sangat spesifik, dan murid dapat percaya bahwa guru itu konsisten. Guru
ANALITIK kelihatannya tidak banyak memberikan pujian, tetapi bila guru itu berkata
bagus, ini mungkin pujian tertinggi yang akan diterima seorang. Guru GLOBAL tidak
begitu spesifik dalam memberikan nilai. Jika 92 berarti A dan seorang murid
mendapat 91,8, guru GLOBAL mungkin berkata cukup dekat, tergantung kepada
kepercayaan guru seberapa kerasnya murid itu belajar. Guru GLOBAL dominan
menekankan partisipasi kelas dan mungkin bahkan memberikan nilai untuk seberapa
kelompok.
Sumber:
• Cythia Ulrich Tobias, Cara Mereka Belajar, halaman 141 - 145, Harvest Publication
Pengajaran Kristen (Sekolah Minggu) yang berhasil dimulai dari diri guru sendiri. Hal
ini meliputi bakat, pribadi, persiapan dan hubungannya yang benar dengan Allah.
Teknik dan peralatan juga penting. Seorang guru yang baik mengetahui cara
gaya hidupnya yang akan terjalin dalam proses pengajaran yang diberikannya. Oleh
karena itu tidak dapat disangkal bahwa untuk menjadi guru yang berhasil, guru harus
PANGGILAN GURU
Panggilan dan sasaran guru terdapat dalam kata-kata Kristus, "Pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu ... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu ...." (Matius 28:19-20). Tugas mengajar itu diberikan secara
terus terang dan sederhana -- pergi dan ajarlah. Dalam panggilan itu termasuk
menjadikan orang-orang murid Yesus dan juga berpusat pada ajaran-ajaran Kristus.
Sasaran pendidikan ialah agar mereka diajar dapat "melakukan segala sesuatu" atau
mempraktekkan apa yang diajarkan. Hal itu lebih dari pada mendengarkan saja dan
meminta lebih banyak daripada menghafal beberapa kebenaran tertentu saja. Guru
mengajar agar tercipta akibat-akibat tertentu dalam kehidupan para murid. Kristus
sendiri tidak sekedar menanamkan pengetahuan saja dalam diri para pendengar-Nya.
sinilah terdapat surat penetapan seorang guru yang diperoleh dari Tuhannya.
Kristus adalah teladan guru yang berhasil. Ada sesuatu yang telah diajarkan-Nya. Dia
mengajar dengan penuh semangat dan wibawa. Dia memiliki keinginan dan sasaran
seorang guru dan Dia telah mengilhami orang-orang Kristen dalam setiap generasi
KEHIDUPAN GURU
Setiap guru Kristen yang ingin dipakai oleh Allah menghadapi tiga pertanyaan
penting:
• Apakah cara hidup saya ini memuliakan Allah?
Jika guru dapat mengiakan setiap pertanyaan di atas, maka ia akan banyak
"Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata
saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang
kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena
Dalam pengajaran yang berhasil ada empat faktor penting yang secara langsung
Dalam arti yang paling sederhana dapat dikatakan bahwa mengajar ialah membagikan
dengan orang-orang lain apa yang telah dialaminya. Untuk menyampaikan Kristus
dan berita-Nya, guru harus mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhannya.
pedagang, dia menyebutkan nama Paulus, Luther, Wesley, Whitefield, Spurgeon, dan
Moody. "Orang-orang ini berhasil sekali sebagai pedagang," katanya, "karena mereka
menaruh kepercayaan penuh pada perusahaan yang diwakilinya dan yakin sungguh
di dalam diri mereka, sehingga meminta dan memikat perhatian. Akibatnya mereka
Firman Allah. Demikian pula, keberhasilannya bergantung pada semangat guru untuk
Iman seorang guru Kristen harus lebih daripada sekedar percaya kepada Allah.
Imannya kepada Tuhan Yesus Kristus harus aktif dan hidup -- iman yang agresif dan
berkemenangan. Iman seorang guru Kristen yang efektif haruslah iman yang aktif.
Berkali-kali Yesus mengatakan, "Ada tertulis." Ia tahu bahwa "oleh dorongan Roh
penginjil dan guru-guru di gereja yang efektif memperoleh pendiriannya melalui iman
yang tak tergoyahkan akan Firman Allah yang tertulis. Mereka tidak mempunyai
kepastian yang bersemangat itu kalau mereka tidak percaya bahwa Alkitab itu Firman
Allah. Allah telah menulis kepada manusia. "Segenap Alkitab itu sudah jadi dengan
ilham Allah," dan keindahan serta keajaiban berita itu seharusnya menggetarkan hati
setiap guru.
Seorang guru harus menyadari bahwa ia telah dipanggil Allah untuk mengajar.
Pelayanan yang telah ditetapkan ini teramat penting, karena inilah cara Allah untuk
mengkhususkan seseorang untuk tugas ini memberikan motivasi yang dinamis dan
menjamin keberhasilan.
B. Kepribadian
sendiri. Bakat dan kemampuannya diperkaya oleh Tuhan dan Pencipta kehidupan.
Kehidupan Paulus menjadi berguna dan efektif karena penyerahannya kepada Yesus.
Karena ia sendiri telah mengalami kenyataan Injil itu, ia menjadi lebih terbuka
memperhatikan orang lain. Setiap orang yang berhubungan dengan dia terpengaruh
oleh kehidupannya karena kuasa Roh Kudus sangat nyata di dalam dirinya. Setiap
guru Kristen perlu bertumbuh menuju kepribadian yang matang seperti Kristus.
C. Teladan
Teladan yang diberikan oleh seorang guru bisa bertentangan, atau menegaskan apa
yang diajarkannya. Sikap guru dan hal-hal yang dikatakan dan dibuatnya -- meskipun
tidak direncanakan -- sangat berkesan pada hati murid-muridnya. Inilah yang kadang-
Guru mungkin menekankan pentingnya Firman Allah, tetapi jika dia senantiasa
mengajar dari buku pelajaran saja dan tidak membuka Firman Allah, maka dia
mengenai cinta, tetapi jika ia bersikap tidak ramah terhadap rekan guru atau
D. Hubungan
Faktor yang juga menentukan keberhasilan seorang guru ialah hubungan seorang guru
dengan anak didiknya. Mengajar meliputi hubungan pribadi dan persahabatan yang
akrab antara pengajar dan muridnya. Kasih seorang guru masih dikenang setelah
fakta-fakta yang diajarkannya lama berlalu. Seorang guru tidak bisa berpura-pura
PENGETAHUAN GURU
Seorang guru yang baik menyadari pentingnya jabatan guru dan ia akan berusaha
punya waktu untuk "membaca bukunya" dulu sementara nadi pasien terpotong dan
darahnya, yaitu sumber hidupnya, mengalir keluar. Dokter itu harus mengetahui apa
yang harus dilakukannya, kalau tidak akan melayanglah nyawa pasiennya. Satu
Hanya guru yang terlatih dapat memanfaatkan saat-saat yang indah itu dengan sebaik-
baiknya. Karena alasan inilah, setiap guru perlu mempunyai persiapan yang cukup
A. Alkitab
Untuk bisa mengajarkan Alkitab secara efektif seorang guru harus memiliki
pengetahuan yang praktis akan ke-66 kitab di Alkitab. Ia harus mengetahui semuanya,
Paulus seringkali menunjukkan Kristus sebagai teladan yang patut dicontoh. Dia tidak
Dewasa ini guru harus mengajarkan berita Firman Allah dengan setia dan,
sebagaimana halnya Paulus, harus mengajar dalam kuasa Roh. Dia tidak terpanggil
untuk mengajarkan sebagian dari berita Alkitab, tetapi seluruh berita Alkitab. Hanya
dengan cara beginilah ia bisa mengubah hidup orang lain (2 Timotius 4:2).
yang bertalian seperti ilmu bumi, sejarah, dan kebudayaan kuno Alkitab.
1. Ilmu Bumi
dan kota-kota, maka hal itu akan menambah minat baru. Tetapi guru harus mengerti
2. Sejarah
banyak tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah dunia yang sejajar dengan cerita-
cerita Alkitab. Seorang guru yang baik dapat membuka wawasan dan minat murid-
muridnya. Guru dapat menunjukkan bagaimana sejarah sekuler dan ilmu bumi
Alkitab tidak saling bertentangan. Yang terutama guru harus mengetahui dengan baik
latar belakang sejarah tempat-tempat di Palestina yang telah dijelajahi oleh Tuhan
Yesus Kristus.
3. Kebudayaan Kuno
Kebiasaan dan kehidupan zaman kuno berbeda sekali dengan kebiasaan dan
kehidupan kita masa kini. Pengetahuan aktif tentang kebiasaan, tata cara, upacara-
upacara, dan sikap-sikap pada zaman Alkitab menolong guru memperkaya dalam
menghidupkan pelajarannya.
sebuah benteng yang tak dapat direbut baik secara sembunyi-sembunyi maupun
dengan kekerasan; tetapi selalu akan ada jalan pendekatan yang wajar dan sebuah
gerbang masuk yang mudah, yang selalu terbuka bagi orang yang tahu cara
menemukannya."
Dalam usaha untuk bisa mengerti anak didiknya, seorang guru harus peka terhadap
kebutuhan kelasnya. Dia harus siap untuk menangani masalah-masalah disiplin yang
diakibatkan oleh pimpinannya dan juga suasana rumah tangga yang tidak beres. Guru
memerlukan kecakapan untuk berurusan dengan orang lain dan mengerti dengan betul
Guru harus mengambil manfaat dari setiap kesempatan untuk mengerti latar belakang
dan keperluan murid-murid yang dididiknya. Buku-buku mengenai ilmu jiwa Kristen
dapat memberikan pengetahuan dasar yang baik tentang ciri-ciri khas berbagai
kelompok usia. Kemudian guru membangun atas pengertiannya yang luas ini dengan
Penyelidikan yang luas membuktikan bahwa guru bisa lebih efektif dan mempunyai
hubungan yang lebih baik dengan murid-murid, jika para guru tersebut mempunyai
D. Teknik Mengajar
Buku pelajaran dan buku pedoman merupakan pertolongan yang sangat berharga,
tetapi semuanya itu tidak bisa menggantikan seorang guru yang terlatih. Alat-alat
peraga sangat efektif untuk memberikan keterangan, tetapi alat-alat peraga tidak akan
berarti dibanding kecakapan seorang guru. Setiap pendeta akan bergembira menerima
pengetahuan Alkitab (walaupun sangat diperlukan) masih diperlukan hal ketiga, yaitu
Mengajar dilakukan dalam lingkup dunia tempat kita hidup; sosial, politik, ekonomi,
agama, dan perorangan. Semua hubungan ini harus dimengerti oleh guru SM. Berita
Alkitab harus dikaitkan dengan lingkungan di mana kita hidup sekarang ini. Soal-soal
yang sedang terjadi sangat penting dan tak bisa dihindari atau diabaikan.
Tanggung jawab seorang guru dapat merupakan pekerjaan yang menyenangkan atau
pengalaman mengajar. Bila ketiga langkah berikut ini dilaksanakan, maka keefektifan
tugas mengajar bukan karena ada kebutuhan saja, tetapi karena Allah telah
Jika fisik seorang guru baik, mentalnya sehat, kerohaniannya hidup, dan pandai
bergaul, maka dia akan menemukan bahwa tugas itu menyenangkan dan memuaskan.
1. Baik Fisiknya
Mengajar dapat sangat ditingkatkan dengan perantaraan tubuh yang sehat dan giat
Agar tetap sehat secara jasmani, maka tubuh kita harus diserahkan kepada Kristus
2. Mental Sehat
Pikiran yang sehat sangat diperlukan untuk pengajaran yang berhasil. Dewasa ini para
pelajar belajar untuk berpikir dengan logis. Mereka sering dikecewakan karena
pemikiran yang dangkal yang diberikan oleh gereja. Guru harus berpikir secara cerdas
dan menganalisa dengan teliti. Ia tidak boleh ketinggalan jaman. Sebaiknya ia juga
Tidaklah cukup bila mempelajari Alkitab tanpa menerapkannya pada diri pribadi.
Apabila guru dengan setia mengadakan ibadah pribadi dengan Allah setiap hari, maka
ia akan menyampaikan pelajarannya dengan efektif. Agar bisa bersikap tenang dan
bisa mengatasi setiap keadaan, seorang guru harus "tetap berdoa." Persekutuan terus-
menerus dengan Allah akan menjamin sikap tenang yang diperlukan untuk
4. Pandai Bergaul
hubungan yang berarti dengan orang-orang lain. Murid-muridnya akan melihat bahwa
di dalam dirinya terdapat keikhlasan, kejujuran dan toleransi. Guru tidak bermaksud
mengatur kehidupan orang lain, tetapi secara terbuka ia membagi apa yang ada di
Mengajar itu begitu penting sehingga persiapan hendaknya jangan dilakukan kalau
Seorang guru akan menghemat waktu dan bisa menyelesaikan lebih banyak hal
apabila dia menetapkan pola belajar yang teratur dan jelas. Penelaahan Alkitab
membuka banyak kesempatan yang menarik. Guru harus meneliti hal-hal penting
yang berhubungan secara langsung dengan bahan pelajaran. Rencana prosedur yang
teratur akan memungkinkan guru merampungkan lebih banyak hal dalam waktu yang
telah ditentukan.
Sumber:
John Milton Gregory, penulis buku yang terkenal Tujuh Hukum Mengajar
mengandalkan bahwa dulu kita sudah pernah mempelajarinya, karena apa yang kita
ketahui dulu pasti sebagian sudah terhapus dari ingatan kita. Untuk mencapai hasil
3. Pelajarilah urut-urutan logis dari pelajaran yang dipersiapkan tsb. sampai terwujud
suatu pengertian yang dapat saudara uraikan dengan kata-kata sendiri. Pemikiran dan
bersifat abstrak.
5. Carilah hubungan antara apa yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari murid.
pelajaran itu.
6. Pergunakan sebanyak mungkin bahan baik lainnya yang cocok, tetapi jangan puas
7. Harap diingat bahwa lebih baik mengerti sedikit tetapi benar- benar mantap,
9. Pakailah buku-buku dan bahan yang baik tentang pokok pelajaran saudara. Belilah,
kalau perlu pinjam buku-buku karangan para ahli pemikir terbaik yang dapat
membantu merangsang pikiran anda. Jika mungkin, coba diskusikan bahan pelajaran
dengan seorang teman yang cukup intelektual. Perbedaan pendapat sering menambah
jelasnya suatu persoalan. Jika semua ini tidak mungkin, cobalah tuliskan apa yang ada
dalam pikiran saudara di atas secarik kertas. Dengan menuangkan pikiran ke dalam
bentuk tulisan, sering bagian-bagian yang masih kabur akan menjadi jelas.
Sumber:
• John Milton Gregory, Tujuh Hukum Mengajar, halaman 29 - 31, Yayasan Penerbit
Jika kebutuhan akan GSM telah ditentukan dan disetujui gereja, maka kebutuhan-
kebutuhan mencari sukarelawan. Namun dari pengalaman, metode berita "dari mulut
kebutuhan dan data-data yang perlu diisi oleh pendaftar. Misalnya, nama, alamat,
umur, tgl. baptis, pengalaman dan keterlibatan pelayanan dan kesaksian pertobatan /
menerima Kristus, dll. Cantumkan informasi tentang kemana Formulir tsb. harus
dikembalikan dan juga cantumkan nama, alamat dan no. telepon yang dapat
Banyak GSM baru yang terlanjur terjun melayani merasa jengkel karena sejak semula
mereka menerima informasi yang salah atau tidak jelas sehingga mereka bingung
dengan tanggung jawab yang diembannya. Hal ini tidak jarang menyebabkan
kesalahpahaman dan akhirnya menyebabkan GSM baru ini tidak dapat bertahan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, maka pada waktu merekrut GSM, pengurus SM
sebaiknya membuat lebih dahulu deskripsi tugas dan tanggung jawab GSM secara
tertulis untuk masing-masing posisi yang ditawarkan. Hal ini akan menolong calon
GSM memahami tugas-tugas yang akan diembannya sehingga tidak terkejut ketika
terjun ke lapangan. Sekaligus dari deskripsi tsb. calon GSM dapat mengukur apakah
biasa diterapkan dalam dunia bisnis, namun tidak ada salahnya dimanfaatkan di SM,
3. Penyeleksian Pertama
pertama. Jika jumlah pendaftar sangat banyak dan jauh melebihi dari jumlah yang
dibutuhkan, maka penyeleksian bisa dimulai dari melihat data-data yang ditulis dalam
Formulir. Jika jumlah pendaftar kurang dari yang diharapkan pun penyeleksian tetap
dibutuhkan. Untuk itu sebaiknya ditentukan lebih dahulu kriteria-kriteria apa yang
• Usia GSM jangan terlalu muda (paling tidak harus seorang yang sudah memiliki
• GSM sebaiknya bukan orang Kristen baru (pastikan bahwa ia telah memiliki
kemantapan iman dan memiliki pengetahuan dasar-dasar iman Kristen yang sesuai
• ukan seorang yang "super sibuk" (batasi keterlibatannya hanya dengan dua kegiatan
pelayanan lain).
Wawancara bisa dilakukan dengan semua pendaftar (tanpa terkecuali) atau hanya
dengan mereka yang telah lulus pada seleksi pertama (poin 3). Pada waktu
wawancara, lakukan pendekatan untuk mengenal calon dengan lebih baik. Tapi
berikan juga kesempatan kepada calon GSM untuk bertanya dan mengetahui dengan
jelas deskripsi tugas yang akan menjadi tanggungjawabnya dan komitmen yang
diharapkan. Setelah wawancara jangan minta calon untuk membuat keputusan saat itu
juga, tapi berilah waktu untuk berdoa dan berpikir di rumah (satu minggu).
Di antara semua calon yang diwawancara siapa yang akan dipilih? Berikut ini
• Siapa di antara mereka yang suka dan sabar bergaul dengan anak-anak?
• Siapa di antara mereka yang suka menolong anak untuk belajar, baik belajar Alkitab
• Siapa di antara mereka yang dapat menerima tugas pelayanan dan dapat
kepada Yesus?
• Siapa di antara mereka yang dapat bekerja sama dengan orang lain?
• Siapa di antara mereka yang tidak takut berdiri di depan kelas sekalipun
ditertawakan anak-anak?
• Siapa di antara mereka yang dapat menerapkan disiplin tanpa harus diawasi?
5. Orientasi
Jika Spengurus SM telah membuat keputusan siapa di antara pendaftar yang cocok
dengan yang dibutuhkan, hubungi calon dan beritahukan keputusan pengurus tsb.
Terima dengan lapang dada jika ternyata calon yang diterima memberikan
keputusan/jawaban tidak.
Jika yang dipilih ternyata juga menjawab ya, pengurus SM dalam melakukan follow-
up selanjutnya, yaitu melakukan orientasi. Berikut ini beberapa hal yang GSM perlu
ketahui:
• Berikan contoh mengajar di tingkat usia anak-anak yang berbeda dan tunjukkan
tingkatan usia.
mengajar tersebut.
• Tunjukkan dimana guru dapat menemukan Alkitab ekstra, kamus Alkitab, sumber-
yang unik.
Minggu; seperti misalnya kartu kehadiran, daftar kelas, dan data ulang tahun anak.
6. Training
Pengaturan Sekolah Minggu yang baik harus menyediakan kesempatan bagi GSM
baru untuk mendapatkan training yang diperlukan, karena GSM yang baru saja terjun
• dasar-dasar Iman Kristen yang yang sesuai dengan dogma gereja yang bersangkutan,
• prinsip-prinsip mengajar,
• bagaimana bercerita,
GSM yang baik, juga untuk mengembangkan potensi yang ada agar dapat memberi
Apabila langkah-langkah perekrutan GSM ini diikuti, kami percaya Sekolah Minggu
tidak akan lagi mengalami kesulitan dalam mengembangkan Sekolah Minggu, karena
guru-guru yang ada telah cukup diperlengkapi untuk menjadi guru yang baik. Sekolah
Minggu yang memiliki guru-guru yang demikian pasti akan dengan mudah
meningkatkan kualitasnya.
Sumber:
• Dr. Robert J. Choun & Dr. Michael S. Lawson, The Complete Handbook for
Children Ministry: How to Reach and Teach Next Generation, BabRecruitment: Six
Steps to Securing Servants, halaman 274 - 277, Thomas Nelson Publishers, Nashville,
1993.
• Super Sunday School Source Book, Artikel Orienting New Teachers oleh Karen
Guru Sekolah Minggu memerlukan deskripsi tugas yang jelas untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman antara hal-hal yang ingin dicapai dengan tanggung jawab
yang dimilikinya. Deskripsi tugas tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengevaluasi diri, sekaligus dapat menolong guru senior untuk menetapkan dengan
jelas hal-hal yang ingin dicapai oleh Sekolah Minggu kepada mereka yang rindu
GSM memahami bahwa mengajar adalah hal yang ditugaskan Allah (Ulangan 6:6-7;
Matius 28:19-20). Mengajarkan Firman Allah adalah hal yang paling dibutuhkan
Setiap GSM harus mengenal Allah secara pribadi dan terus bertumbuh dalam
kedewasaan iman sehingga dia dapat mengajarkan Firman Allah kepada orang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan: apakah GSM mengikuti persekutuan dan
memiliki waktu doa yang teratur? apakah GSM menjalin hubungan yang baik dengan
Allah dan sesamanya di gereja? apakah GSM mengetahui caranya untuk menuntun
GSM harus belajar tentang bagaimana cara mengajar yang baik, termasuk memahami
mereka.
termasuk setia mengajar di kelasnya, menciptakan ide-ide kreatif dalam mengajar, dan
6. Mengikuti Pelatihan
Tentunya GSM tidak dapat mengunjungi semua anak di kelasnya. Namun GSM wajib
mengetahui kondisi masing-masing anak didiknya -- siapa yang sakit, siapa yang
Penting bagi GSM untuk menyadari perlunya menjalin kontak dengan anak-anak di
luar kelas. GSM dapat meluangkan waktu untuk mengadakan acara-acara informal
seperti mengadakan pesta kelas, atau pesta pujian atau makan siang di rumah anak-
anak tersebut.
Sumber:
• Super Sunday School Source Book, Artikel Job Descriptions for Teachers oleh Dr.
Dennis E. Williams, halaman 13 - 14, David C. Cook Publishing Co., Westin, Illinois.
Beberapa kriteria untuk menjadi GSM yang mengajar kelas anak-anak Batita dan TK:
• Seleksi calon guru dengan hati-hati, karena perilaku anak-anak dibentuk melalui
• Cari pria ataupun wanita yang memiliki hubungan pribadi dengan Yesus, mengasihi
anak-anak, sehat, energik, dan dapat bekerja sama dalam satu tim.
• Usahakan juga untuk mencari guru pria. Kebanyakan anak-anak jarang bertemu
dengan ayahnya pada saat di rumah, dan kehadiran guru pria akan dapat memenuhi
• Berikan penjelasan kepada mereka tentang tanggung jawab yang harus mereka
lakukan.
Sumber:
2.23 Kriteria Guru Sekolah Minggu untuk Kelas Madya dan Pratama
Beberapa kriteria untuk menjadi GSM yang mengajar kelas anak-anak Sekolah Dasar:
• Memiliki kehidupan Kristen yang bertumbuh sehingga dapat menjadi teladan bagi
anak-anak.
• Memahami dunia anak-anak dan dapat menjalin hubungan dengan anak- anak itu,
• Rekrut guru pria maupun wanita. Pasangan suami istri yang bekerja sama dalam satu
kelas akan memberikan contoh yang baik tentang keluarga Kristen dan sekaligus
memberikan figur ayah dan ibu bagi anak-anak yang jarang mendapatkannya di
rumah.
• Perlu disadari bahwa pelayanan Sekolah Minggu tidak cukup hanya dengan
melakukan persiapan dan pemahaman Alkitab, GSM juga perlu berpartisipasi dalam
kehidupan anak-anak Sekolah Minggu melalui kunjungan yang dia lakukan, menjadi
Seorang guru yang efektif dapat mengajar dengan baik karena dia tidak hanya
melayani anak-anak saat di dalam kelas, tetapi dia juga melayani anak-anak saat di
luar kelas.
Sumber:
oleh Eleanor Daniel, halaman 118, Standard Publishing Co., Ohio, 1980.
Dalam suatu kebaktian sore, seorang pemimpin Sekolah Minggu memberi kesaksian.
Ia mengucap syukur kepada Allah bahwa seorang anak laki-laki telah percaya kepada
Yesus sebagai Juruselamatnya pagi itu dalam Sekolah Minggu. Pemimpin itu
Pemimpin itu telah bekerja di kalangan anak-anak selama berpuluh-puluh tahun, dan
orang bisa tahu bahwa ia sungguh-sungguh mencintai anak-anak. Dan cinta inilah
yang dapat kita sodorkan dalam Sekolah Minggu tanpa malu-malu. Pemimpin kami
itu telah berulang-ulang mengatakan bahwa ia lebih senang terhadap guru yang
pendidikan sebagai guru tetapi tidak dapat menyatakan cintanya kepada anak-anak.
Jika Saudara mengajar anak-anak, ujilah kesetiaan anda dalam mengasihi anak-anak
hidupnya untuk melayani dan mencintai Yesus. Orang dewasa sering berpikir seperti
para murid Yesus yang merasa bahwa pelayanan Yesus itu harus ditujukan kepada
orang dewasa -- bahwa mereka itu lebih penting daripada anak-anak. Tetapi Yesus
Apabila saya berjalan di jalanan, di taman, di dalam sebuah toko, saya tidak berjalan
Jika saya mengunjungi rumah teman-teman, saya tidak bersikap acuh tak acuh
dengan orangtua mereka. Saya memberi salam kepada anak-anak itu dengan kata-kata
yang akrab -- dan dengan demikian saya memperoleh banyak teman kecil yang baru.
Saya tidak mengharapkan supaya anak-anak itu duduk diam seperti orang dewasa atau
menulis atau menggambar sebaik orang dewasa. Anak-anak masih dalam taraf
bertumbuh dan belajar. Jika saya kurang sabar dengan anak-anak, mungkin
5. Saya berusaha hidup sedemikian rupa supaya anak-anak yang mengamati saya itu
Yesus menasihati orang dewasa tentang akibat-akibat yang hebat, yang menimpa
orang-orang yang karena teladannya yang buruk, menyebabkan anak-anak jatuh atau
lingkungannya.
mengindahkan perasaan yang lembut dari anak-anak. Mereka mengatai anak-anak itu
"malas" atau "nakal" di hadapan anak-anak lain atau di depan orang dewasa.
Anak-anak cukup penting untuk dicantumkan dalam daftar doa saya. Nama mereka
yang sakit.
Saya tidak akan menyuruh mereka pergi dengan mengatakan "Ya, ya," tanpa
mendengarkan betul-betul apa yang mereka katakan. Kalau kita mencintai mereka,
maka kita akan meluangkan waktu untuk mendengarkan pembicaraan anak-anak itu
Baru-baru ini saya mendengar seorang guru pratama berkata, "Saya sungguh senang
bergaul dengan murid-murid saya." Apabila saya mencintai anak-anak, waktu yang
saya luangkan untuk mereka serasa lari cepat. Saya masuk dalam kesenangan mereka,
ke dalam cara berpikir mereka dan cara melakukan ini itu, dan menikmati
Jika belum, mohonlah kiranya Yesus memberi cinta yang Saudara butuhkan untuk
mengajar anak-anak.
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, BabSungguhkah Saya Mencintai Anak - anak?,
Uraian berikut ini dapat memberi masukan kepada Anda, para pemimpin SM atau pun
pelayan anak lainnya untuk lebih mengembangkan talenta kepemimpinan dalam diri
Anda.
Apabila seorang guru Sekolah Minggu dipilih untuk melayani sebagai pemimpin
pengurus. Juga ia diharapkan menjadi teladan seorang pemimpin Kristen yang sejati
dalam "kata dan perbuatan". Namun, yang lebih penting adalah bahwa Allahlah yang
memberikan tugas tersebut, sehingga pelayanan sebagai seorang pemimpin ini harus
dilaksanakan sebaik-baiknya. Jika suatu saat Anda menerima tugas ini, inilah saatnya
Badan pengurus Sekolah Minggu boleh merencanakan suatu program yang sangat
baik. Para anggotanya harus sadar akan perlunya pengarahan, pendidikan dan
perlengkapan bagi para pengerja, dan mengatur rencana dan bahan pengajaran, jadwal
waktu dan pembagian ruangan. Namun Sekolah Minggu tetap masih memerlukan
diselenggarakan, dan untuk menilai keefektifannya. Oleh karena itulah seorang yang
SIKAP
1. Kerohanian
Kerohanian adalah lebih dari sikap, tetapi kerohanian berlandaskan sikap. Kerohanian
mencakup hasrat untuk maju dan cita-cita, kelakuan pribadi setiap hari, bahkan dalam
hal-hal yang kecil. Di sini termasuk penyerahan waktu, talenta, dan harta kepada
Kristus. Doa dan mempelajari Firman Allah setiap hari seluruhnya akan ditentukan
oleh sikapnya.
2. Semangat
Minggu. Dia dapat melihat bahwa Sekolah Minggu merupakan sarana untuk
mengabarkan Injil, yakni memenangkan orang-orang kepada Kristus. Dia juga dapat
orang Kristen yang dewasa, untuk mendidik mereka bagi pelayanan, dan untuk
melihat Sekolah Minggu sebagai satu bagian dalam gereja yang tak ada penggantinya.
3. Sifat Agresif
Menurut Roma 12:8, siapa yang memberi pimpinan harus "melakukannya dengan
rajin." Mereka harus agresif! Sebuah sekolah Minggu tidaklah bersaingan dengan
lain-lain Sekolah Minggu, tetapi bersaingan dengan dirinya sendiri. Dalam persaingan
dengan kemajuannya pada masa lalu, hanya usaha yang agresif akan mencapai
program-program akan diperkenalkan setelah berunding dengan yang lain. Tetapi jika
4. Kerendahan Hati
Kerendahan hati bukanlah satu sikap yang populer, namun merupakan sikap yang
harus dipupuk oleh pemimpin. Dia harus lebih menonjolkan sifat-sifat baik dan
prestasi teman-teman sekerjanya daripada sifat baik dan prestasinya sendiri dan harus
Suatu sikap yang penuh keyakinan adalah penting. Sikap itu menunjukkan bahwa dia
tahu ke mana tujuannya dan dengan demikian menguatkan hubungan kerjanya dengan
penuh keyakinan. Dia dapat menghadapi ketawaran hati dan kekalahan yang mungkin
terjadi dengan keyakinan bahwa pada akhirnya kemenangan akan tercapai. Dengan
berani ia memihak kepada kebenaran karena dia bekerja bagi sang Raja. Dia
mengetahui bahwa Tuhan ada dan mendapati bahwa hikmat dan kuasa Tuhan cukup
6. Persahabatan
persahabatan. Pernyataan itu harus tulus dan berasal dari rasa persahabatan yang sejati
di dalam hatinya, agar berhasil. Persahabatan sejati akan ditunjukkan sama rata
kepada semua tanpa memandang kedudukan. Dan persahabatan yang benar akan
7. Kerja sama
Sikap seorang pemimpin yang baik akan menunjukkan bahwa ia bersedia bekerja
dengan dan melalui orang-orang lain. Dia akan meminta pertolongan orang-orang lain
serta membantu mereka mengembangkan minat, tanggung jawab dan kesetiaan. Dia
8. Kesetiaan
Kesetiaan mulai sebagai satu sikap dan kemudian menjadi satu sifat yang kuat dari
pemimpin yang baik. Dasar kesetiaan adalah iman, iman dalam Tuhan, iman di dalam
gembala sidang, iman di dalam staf pengerja, iman di dalam Sekolah Minggu, dan
9. Rasa Humor
Seorang pemimpin yang baik hendaknya jangan bersikap terlalu serius. Walaupun
melihat segi yang lucu dari satu keadaan. Dengan berbuat demikian ia dapat
meringankan ketegangan.
HUBUNGAN
Gembala sidang dan pemimpin Sekolah Minggu harus bekerja dalam keselarasan
yang sangat erat. Pemimpin itu hendaknya berunding dengan gembala sidang
mengenai tiap-tiap rencana dan program sebelum itu diperkenalkan kepada pengurus
dan guru Sekolah Minggu. Bantuan yang aktif dari gembala sidang dapat sangat
Pemimpin menaruh perhatian terhadap beban serta kebutuhan setiap guru dan
pengerja. Dia harus selalu bersedia memberi pujian dan lambat mengeritik. Dia
menggerakkan setiap anggota staf untuk melihat kepentingan Sekolah Minggu secara
menyeluruh. Stafnya harus tahu bahwa dia bersedia menerima usul-usul. Dia berusaha
menjelaskan semua tanggung jawab dan tugas. Dia selalu mengingatkan dirinya
sendiri bahwa kerja sama yang baik hanya dapat dicapai demi kesabaran dan
3. Dengan murid-murid.
Keberhasilan Sekolah Minggu akhirnya bergantung pada apa yang dialami oleh setiap
murid. Karena itu pemimpin harus mengenal banyak murid secara pribadi. Hubungan
ini akan menolong dia ketika dia harus membuat keputusan-keputusan yang berkenan
TANGGUNG JAWAB
Pemimpin akan melayani sebagai ketua badan pengurus Sekolah Minggu. Dia harus
1. Perkembangan pribadi.
Dia akan memelihara kehidupan yang rohani dan saleh. Dia akan menghadiri
Dia akan mengusahakan peralatan, bahan pelajaran, dll. yang diperlukan dalam
kegiatan mengajar. Dia akan berusaha untuk menyediakan ruang-ruang kelas yang
selayaknya. Dia akan memeriksa kebersihan dan kerapian departemen maupun kelas
Dia akan mengerahkan pejabat-pejabat serta guru-guru dan akan mengisi staf menurut
kebijaksanaan Sekolah Minggu. Dia juga akan menyiapkan tenaga pengganti bila
perlu. Bersama gembala sidang, dia akan menyusun suatu kebaktian peneguhan
tahun, termasuk acara-acara penting dari kalender nasional dan kalender daerah, dia
tambahan, dia akan memajukan hubungan yang baik di antara keluarga pelajar dan
Sekolah Minggu.
5. Pengawasan kerja.
Secara tetap dia akan memberikan kepada gembala sidang laporan tentang keadaan
(maju mundurnya) Sekolah Minggu. Dia akan memahami pedoman Sekolah Minggu
pedoman itu -- yakni maju dalam kerohanian, penginjilan dan pertumbuhan. Dia akan
mengambil tanggung jawab dalam mengisi dan mengirim laporan tahunan dengan
cepat. Dia akan berusaha memperluas fasilitas dan staf sekolah Minggu sesuai dengan
akan tetap mengawasi kemajuan dan kebutuhan Sekolah Minggu dengan menuntut
pemeliharaan catatan yang cukup mengenai kehadiran, tindak lanjut, dan pencapaian
ke luar. Dia akan mengatur supaya jadwal waktu ditentukan dan diikuti. Dia akan
menjalankan tata tertib dan disiplin. Dia akan mendorong program penginjilan yang
agresif.
Mungkin tampaknya sukar untuk memenuhi semua syarat ini, tetapi pemimpin itu
tidak boleh berkecil hati. Semua syarat diatas harus dipenuhi jika kita memang
pelayanan SM.
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 220 - 222, Yayasan Penerbit Gandum
Untuk menjadi teladan bagi anak-anak SM Anda, milikilah sikap mental yang baik.
Sikap mental yang bagaimana yang harus dimiliki oleh seorang guru SM? Silakan
1. Menjadi Teladan
Anda tidak dapat memimpin orang yang menilai perilaku Anda "kurang baik". Jadi
"seseorang yang dikenal berperilaku buruk" tidak dapat menjadi guru. Kendatipun ia
sangat berbakat. Bertobatlah dan tunjukkan perubahan hidup Saudara, jadilah teladan
yang baik.
2. Friendly Formula
Maksudnya adalah tiga hal:
Bersikaplah sebagai seorang sahabat/saudara bagi anak didik kita. Jangan menggurui,
Pemimpin rohani harus sadar, ia bukan aktor/aktris atau guru biasa, melainkan ia
adalah "alat". Alat yang dipilih dan dipakai Tuhan untuk membimbing anak-anak
Sumber:
Kursus diadakan sekurang-kurangnya setiap satu tahun satu kali atau lebih baik lagi
dua kali dalam satu tahun. Ada berbagai macam bentuk kursus yang dapat dilakukan.
Yang paling lazim adalah rencana untuk menyiapkan satu minggu kursus yang
intensif. Untuk itu perlu disediakan waktu 2 jam pelajaran selama 5 malam dalam
minggu itu, sehingga dapat diadakan 10 jam pelajaran dalam satu minggu. Selain itu
ada juga kursus yang satu kali selama satu minggu dengan lama kursus 13 minggu (13
kali pertemuan).
Menurut buku pedoman SM, kursus pendidikan untuk guru SM harus berlangsung
sekurang-kurangnya 10 jam. Akan tetapi ini hanya merupakan waktu minimum saja.
Pemilihan pokok pelajaran -- buku yang akan dipelajari -- harus dilakukan oleh
gembala bersama-sama dengan badan pengurus SM setempat. Tentu saja harus dipilih
materi-materi yang akan memberi banyak sekali manfaat kepada para guru SM dan
dapat memenuhi kebutuhan terbesar dalam SM. Sebaiknya setiap tahun dipilih buku
atau materi yang berbeda, agar tiap guru SM dan peserta kursus mendapat pendidikan
yang lebih menyeluruh. Kita dapat memulai pokok pelajaran dengan suatu kursus
Bagi gereja yang kesulitan membuat sendiri materi yang akan dikursuskan, saat ini
sudah sangat banyak buku mengenai materi pendidikan guru SM yang dijual di toko-
Setelah memilih materi pelajaran, dapat segera diatur pembelian buku-buku yang
menunjang materi tersebut. Siapkan juga soal-soal ujian yang akan diujikan supaya
segala sesuatunya siap sejak awal. Jika memungkinkan siapkan pula alat-alat peraga
yang dapat membantu materi-materi pelajaran tertentu. Jangan lupa untuk
menyediakan pula kertas, buku tulis, alat tulis, dll. Siapkan pula ruangan yang sudah
ditentukan sebagai tempat pelaksanaan kursus. Cek ulang apakah kursi-kursi sudah
Menurut ketetapan pedoman SM, yang dapat dipilih sebagai pengajar kursus adalah
seorang pendeta, gembala dari gereja setempat, atau orang yang dipilih oleh gembala
gereja atau pengurus SM. Bisa juga pengajar kursus didatangkan dari luar.
Mendatangkan pengajar dari luar merupakan cara yang baik untuk menumbuhkan
guru SM, maka gembala dari masing-masing gereja itu dapat bertugas sebagai
pengajar.
Satu hal yang harus diperhatikan, sepiawai apapun pengajar yang dipilih, dia harus
tetap mempelajari materi kursus dengan seksama dan harus betul-betul menguasai
bahan yang akan diajarkannya. Selain itu pengajar juga harus menguasai soal ujian
guru SM atau jemaat. Biasanya pendeta yang mengumumkannya dari mimbar gereja
yang akan dipelajari dalam kursus tersebut. Sebaiknya peserta jangan terbatas pada
guru SM saja, tapi terbuka juga bagi mereka yang terbeban terjun dalam pelayanan
anak. Bagikanlah buku-buku materi kursus kepada para peserta, kalau bisa dibagikan
pada saat mereka mendaftar. Tujuannya agar para peserta dapat segera mengetahui
materi apa saja yang akan disampaikan, supaya mereka siap untuk pelajaran pertama.
Para pengikut kursus yang sudah mendaftar diwajibkan untuk membaca buku-buku
tersebut dan menempuh ujian dengan mencapai nilai 70%, untuk dapat menerima
sertifikat.
Pembicaraan yang bebas dan adanya kebebasan untuk bertanya adalah suasana kursus
yang sangat membangkitkan minat. Usahakan agar perhatian peserta tetap terfokus
dan uraian yang tidak menyimpang dari materi. Sediakan sedikit waktu untuk
para peserta untuk menemukan jalan keluar bagi permasalahan tersebut. Hal ini dapat
materi yang diajarkan. Bisa juga diberikan tes kecil setiap akhir pertemuan kursus.
Sertifikat diberikan kepada setiap peserta yang sudah menyelesaikan satu buku
dengan syarat-syarat sebagai berikut: hadir tiap jam pelajaran, sudah membaca
seluruh buku/materi, lulus ujian, dan berusia lebih dari 13 tahun. Siapkanlah satu
acara khusus ketika tiba saat penyerahan sertifikat. Acara seperti itu selalu
memberikan perasaan puas dan meninggalkan kesan yang baik. Setelah selesai
kepada majelis gereja. Dalam laporan tersebut wajib tercantum keterangan mengenai
kursus yang diadakan, jumlah pengikut yang terdaftar, nama pengajar, dan materi
yang diajarkan.
Sumber:
• Ralph M. Riggs, Sekolah Minggu yang Berhasil, halaman 43 - 48, Yayasan Penerbit
Pelayanan yang berbuah adalah pelayanan yang sudah dapat mencapai tujuan dalam
pelayanan SM. Berikut ini diuraikan hal-hal apa saja yang dapat dihasilkan dalam
1. Keselamatan
Keselamatan merupakan tujuan terutama yang harus dihasilkan dari segala sesuatu
yang kita lakukan serta kita ajarkan melalui bahan pelajaran dan pelayanan kita di
SM. Kita ingin membawa masing- masing anak SM ke dalam pengalaman kelahiran
baru. Kita ingin agar mereka mengerti bahwa mereka itu orang berdosa dan hukuman
menantikan mereka. Mereka juga harus tahu bahwa mereka tidak dapat
menyelamatkan diri mereka sendiri, tetapi Kristus yang sudah matilah yang dapat
menyelamatkan. Sebagai guru kita pasti ingin agar pelayanan kita dapat membuat
mereka sadar dan datang kepada Allah untuk memohon pengampunan, berbalik dari
2. Pengetahuan Alkitab
Melalui pelayanan yang guru SM lakukan hasil terbesar lainnya yang ingin dicapai
adalah bertambahnya pengetahuan Alkitab anak- anak SM kita, dimana hal itu akan
SM, kita ingin anak-anak itu mengerti, percaya, dan mematuhi Alkitab sebagai
Firman Allah yang diilhami yang tidak dapat salah dan berkuasa. Kita ingin agar
petunjuk dalam masalah- masalah tingkah laku. Buah lain dalam hal pengetahuan
Alkitab ini adalah melihat anak-anak didik kita mencintai Alkitab, mau membaca dan
mempelajarinya dengan cara teratur, sistematis, disertai doa, serta menjadikan Alkitab
3. Pertumbuhan Kristen
Pertumbuhan Kristen merupakan salah satu buah yang besar dalam pelayanan kita
sebagai guru. Kita ingin menolong semua orang percaya termasuk anak-anak SM kita
bertumbuh menuju kematangan Kristen. Kita ingin agar mereka tahu bahwa tidak saja
mereka harus dilahirkan kembali, tetapi mereka juga harus bertumbuh secara rohani,
dan hal menjadi seperti Kristus itulah sasaran utama kehidupan Kristen. Kita ingin
agar anak-anak didik kita mengetahui dan memanfaatkan cara-cara yang digunakan
Roh Kudus untuk memimpin orang-orang Kristen kepada kematangan: Alkitab, doa,
ibadah, disiplin diri, pelayanan Pribadi, dan persekutuan dengan orang-orang percaya
lainnya.
4. Penyerahan Pribadi
Penyerahan pribadi merupakan satu hasil penting dalam pelayanan seorang guru SM.
Penyerahan pribadi akan menolong anak-anak didik kita menjadi orang-orang Kristen
yang sesuai dengan kehendak Allah. Kita ingin memimpin mereka untuk senantiasa
menyerahkan hidupnya kepada kehendak Allah. Kita ingin agar mereka mengerti
tanggung jawabnya sebagai anak-anak Allah dan mengakui-Nya sebagai Tuhan atas
hidup mereka. Sebagai guru kita pasti ingin agar melalui pelayanan kita anak-anak
dengan sukarela memilih kehendak Allah dan membuatnya sebagai faktor yang
kepada mereka dengan bijaksana; dan menemukan serta memenuhi rencana Allah.
5. Pelayanan Kristen
Hasil berikutnya yang harus dicapai dalam pelayanan kita adalah pelayanan Kristen.
Dalam setiap pelayanan kita, tekankanlah bahwa pelayanan Kristen secara luas
yang menyala-nyala dalam pelayanan Kristen apabila mereka memiliki guru yang
juga punya semangat yang sama, dan itu berarti Anda harus siap menjadi teladan bagi
mereka.
6. Kehidupan Kristen
pelayanan kita selama ini sudah menjadi berkat bagi kehidupan mereka. Tujuan kita
mengajar mereka tentunya karena kita ingin menolong mereka menerapkan prinsip-
prinsip Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Kita ingin agar mereka memuliakan
Kristus dalam kehidupan mereka melalui sikap dan sifat mereka, seperti sikap
tengggang rasa, kejujuran, kasih, dapat dipercaya, dll. Pendek kata, kita ingin agar
melalui apa yang kita ajarkan mereka dapat mengenal untuk kemudian mematuhi
Dari 6 hal di atas, Anda sebagai seorang pelayan dalam sebuah SM dapat menilai
apakah selama ini pelayanan Anda sudah mencapai tujuan yang diharapkan, dan
apakah pelayanan Anda sudah menghasilkan buah- buah rohani dalam kehidupan
Sumber:
Dalam sebuah SM ada guru-guru yang juga merangkap sebagai pengurus SM. Selain
harus bertanggung jawab terhadap tugas keguruannya, mereka juga harus bertanggung
jawab terhadap tugasnya sebagai seorang pengurus SM. Jika mereka hanya memenuhi
tanggung jawab mereka sebagai seorang guru SM dan melalaikan tanggung jawabnya
tanggung jawab para pengurus SM itu? Berikut ini kami paparkan tanggung jawab
Pemimpin inilah yang memimpin SM. Dia akan bekerja sama dengan gembala gereja,
sekretaris, dan para guru sebagai suatu "team", agar mendapatkan sebuah SM yang
mendatangkan kehormatan bagi Kristus. Dia akan mengatur agar para guru
bagaimana cara hidup bagi Allah. Tanggung jawab pemimpin dibagi dalam tiga
bagian:
1. Selama Jam SM
b. Siap sedia untuk memulai SM tepat pada waktunya! Acara Pembukaan harus
menarik. Bahan seperti "Kegiatan Sekolah Minggu" dapat memberi ide-ide dan
petunjuk-petunjuk untuk acara pembukaan ini. Pakailah alat peraga yang disarankan.
c. Mengunjungi berbagai kelas selama jam pelajaran, tetapi duduk pada tempat yang
memudahkan dia untuk meninggalkan kelas tersebut tanpa menarik perhatian anak-
anak.
d. Dalam sebuah kelas, secara bergantian, tutuplah acara ibadah dengan memberikan
sambutan singkat untuk anak-anak (khususnya yang baru) dan undang mereka untuk
datang kembali minggu berikutnya.
2. Mempromosikan SM
Paskah, Hari Kemerdekaan, Hari Natal, kenaikan kelas, dan sebagainya. Tentu saja
saudara harus memakai bahan yang disediakan untuk usaha memenangkan jiwa baru
Undang anak-anak lain selain murid-murid Anda untuk menghadiri acara tersebut.
mana pun saudara pergi berbicaralah tentang SM, dan undanglah orang untuk
3. Program Pendidikan
gembala, tetapi pemimpin SM itu yang harus menyelenggarakan sebagian besar dari
kelas persiapan dan rapat panitia. Adakan kerja sama yang erat dengan gembala
dalam "Kursus Pendidikan Guru SM", "Kelas Calon Guru", maupun program lain.
SEKRETARIS SM
1. Sebelum Jam SM
b. Berada di tempat pada Acara Pembukaan -- saudara bukan teladan yang baik kalau
a. Menghadiri jam pelajaran di suatu kelas, namun demikian duduklah dekat pintu.
anggota SM itu banyak, sekretaris akan segera mulai dengan pekerjaannya setelah
b. Mengumpulkan semua buku catatan kelas dan persembahan. Guru harus mengisi
kemudian meletakkannya pada tempat yang baik agar dapat dikumpulkan oleh
sekretaris tanpa mengganggu kelas. Jangan bercakap-cakap dengan guru atau murid.
c. Pergi ke suatu tempat yang agak terpisah; hitunglah uang persembahan; pindahkan
semua jumlah dari buku catatan kelas ke buku catatan sekretaris. Catatlah jumlah
yang hadir; tamu- tamu; persembahan; dan jumlah yang absen untuk setiap kelas.
d. Menandai kehadiran para pekerja pada kolom yang tersedia. Sisipkan selembar di
dalam buku catatan sekretaris untuk mencatat kehadiran gembala dan anggota-
e. Bersiap-siap untuk membacakan laporan jika diminta. Bacalah dengan jelas dan
singkat.
3. Sepanjang Minggu
bendahara, persembahan itu harus diberikan kepada bendahara gereja. Uang SM harus
b. Membantu dalam pemesanan bahan pelajaran. Ketika bahan pelajaran yang baru itu
tiba, simpanlah dengan baik agar tetap bersih dan siap untuk dipakai pada waktunya.
Jagalah supaya gambar Sahabat Anak-anak dan Pratama yang dipakai itu tepat setiap
Minggu.
setiap akhir bulan, dan tuliskan dalam buku catatan. Catatlah semua keterangan
f. Pada akhir tahun, bekerja sama dengan gembala dan pemimpin untuk mengisi
laporan tahunan. Jika buku catatan sekretaris telah diisi dengan tepat sepanjang tahun,
Allah akan dipuji jika saudara memikul tanggung jawab untuk pelayanan ini!
Sumber:
Menjadi seorang hamba Tuhan dalam bidang pelayanan anak merupakan tugas
istimewa yang Tuhan berikan pada kita. Mengapa? Karena anak- anak memiliki
keistimewaan sendiri di mata Tuhan, oleh karena itu menjadi pelayan anak merupakan
Tugas istimewa ini hanya dapat diemban oleh seorang hamba Tuhan yang memiliki
sifat istimewa pula. Sifat-sifat seperti takut akan Tuhan, mau mengampuni, rela
bekorban, setia memegang janji, tanggung jawab, sabar, dan kreatif perlu dimiliki
oleh para pelayan anak. Sifat- sifat ini dapat diperoleh apabila para pelayan anak mau
Seorang pelayan anak, pertama-tama haruslah seorang pribadi yang mengasihi Tuhan.
Dengan sifat ini, ia akan dapat mencapai keberhasilan seperti yang diharapkan Tuhan.
Dengan sifat ini pula, ia dapat memiliki motivasi yang benar untuk melayani Tuhan.
Orang semacam ini tidak akan mudah putus asa, tidak mudah merasa kecewa,
sehingga tidak akan mengambil keputusan untuk mengundurkan diri sebagai guru.
Jadi, karena pelayanan ini adalah mandat Allah, maka si pelaksana mandat (guru)
haruslah orang yang takut kepada Sang Pemberi mandat (Tuhan). Dengan demikian,
Pelayanan yang dilakukan seorang guru adalah usaha untuk menceritakan atau
guru juga harus mencintai kebenaran. Seperti sebuah pipa yang menghubungkan
tandon air dengan wadah penerima, jika pipanya kotor, maka air yang melewatinya
juga akan menjadi kotor. Seseorang yang mencintai kebenaran akan dapat
menyampaikan atau menularkan berita kebenaran, cara hidup yang benar, dan hidup
Cinta akan menimbulkan perbedaan dalam tindakan seseorang. Dari luar orang akan
dapat melihat apakah seorang pelayan anak melayani karena mencintai anak-anak
yang dilayaninya, atau karena ikut-ikutan, mengisi waktu, dan sebagainya. Dengan
cinta, seorang guru akan melayani anak-anak secara lebih sungguh-sungguh. Dengan
cinta, ia rela mengorbankan waktu, uang, dan tenaga atau dengan kata lain mau
Selain itu, karena cinta pula, ia akan mengajarkan yang benar, bukan yang salah atau
menyesatkan. Dengan cinta, ia dapat memperhatikan dengan lebih baik, tahu jika ada
anak yang mengalami masalah, dan mampu melihat kebutuhan anak-anak yang
dilayaninya.
Sumber:
2003.
Memberi teladan kepada anak-anak SM tidak hanya melalui sikap, tetapi harus pula
dibarengi dengan penampilannya ketika berada di depan kelas. Guru yang bersikap
baik tetapi memiliki penampilan yang tidak sesuai dengan situasi maupun kondisi
tidak akan dapat memberi teladan yang baik kepada para anak SM-nya.
Penampilan guru sebagai seorang guru rohani yang adalah panutan bagi para
1. Pakaian yang dikenakan, pilih yang sederhana, sopan, namun berkesan baik dan
rapi.
2. Bagi guru wanita, pilih make up yang wajar dan menarik, tetapi tidak "menor"
(jangan berlebihan). Sebaiknya Anda juga tidak memakai perhiasan yang berlebihan.
3. Sesaat sebelum acara dimulai, jangan "sibuk" atau "mencari kesibukan", baik
dengan bersenda-gurau dengan guru SM lain, atau dengan berjalan hilir mudik. Hal
ini akan membuat Anda kelelahan dan kehilangan konsentrasi. Lebih baik Anda
duduk tenang, sambil berdoa dan membaca kembali persiapan Anda. Juga gunakan
datang.
4. Jangan lupa Anda harus istirahat secukupnya (tidur secukupnya) dan makan
secukupnya sebelum acara tersebut. Pastikan Anda pada kondisi "puncak" pada saat
Anda memimpin acara Sekolah Minggu tersebut sehingga Anda tampak segar,
Sumber:
• Paulus Lie, Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif, halaman 113 - 114, Yayasan
Mengapa kita harus berdoa? Apakah para pelayan anak (guru Sekolah Minggu) harus
memiliki kehidupan doa? Secara sepintas pertanyaan ini kedengarannya aneh, karena
kita semua tahu bahwa orang Kristen (apalagi guru Sekolah Minggu) harus berdoa.
Tetapi dalam kenyataan, kalau mau jujur, pertanyaan di atas dijawab ya hanya sebatas
teori, karena dalam praktek banyak guru Sekolah Minggu yang tidak sungguh-
sungguh berdoa.
Dalam bukunya "Why Pray?", B.J. Willhite berkata bahwa kalau kita tidak berdoa
maka kita berdosa, karena Alkitab berkata kita harus berdoa. Sebaliknya kalau kita
berdoa, tetapi sebenarnya kita tidak percaya bahwa doa mempunyai kuasa maka
Apakah doa itu? Doa merupakan cara yang dipilih Allah untuk manusia berhubungan
dengan Tuhan Allah. Ada banyak contoh di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa
Allah berkenan mendengarkan doa umatNya dan mereka mengalami hubungan yang
indah dengan Tuhan di dalam doa-doanya. Tuhan Yesus sendiri tidak hanya tekun
berdoa tetapi juga mengajarkan kepada murid-muridNya untuk berdoa. Di dalam Doa
BAPA KAMI, yang diajarkan Tuhan Yesus, kita melihat secara jelas suatu pengakuan
iman yang teguh, karena memang doa harus tumbuh dari dasar hati seorang yang
percaya / beriman kepada Tuhan. Banyak orang tidak mengalami kuasa doa karena
mereka sendiri tidak mengalami kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Di sinilah
sebenarnya masalah yang dialami orang Kristen. Jika Allah sendiri tidak hadir di
dalam hidup kita, bagaimana kita mempunyai kerinduan untuk bersekutu dengan Dia
dalam doa?
Sebagai pelayan Tuhan dan guru/pelayan sekolah minggu, sangatlah penting bagi kita
di dunia, dengan jelas Yesus memberikan teladan kehidupan yang penuh dengan doa
(Markus 1:35; Luk 22:39-41, dll.), bahkan setelah di surga pun Yesus masih berdoa
bagi kita (Ibr 7:25). Suatu kehidupan doa yang membawa pada pelayanan yang
berhasil.
Kedua, di dalam Alkitab tidak dicatat tentang bagaimana Yesus mengajar murid-
muridNya berkotbah atau mengajar, tetapi tentang bagaimana Tuhan Yesus mengajar
mereka berdoa (Mat 6:5-15). Kalau Tuhan Yesus tidak mengganggap doa penting
maka tidak perlu Ia mengajarkannya. Oleh karena itu, kalau Yesus mengajarkannya
kepada kita maka kita tahu pasti bahwa itu sesuatu yang berguna dan berkenan kepada
Allah.
Ketiga, tidak ada kebangunan rohani tanpa doa. Banyak kesaksian dari hamba-hamba
Tuhan yang dipakai secara luar biasa menyatakan bahwa pelayanan mereka didukung
oleh doa-doa dari banyak orang. Apakah anda ingin agar pelayanan yang Tuhan
berdoa! Karena dengan berdoa, anda sebenarnya sedang mengakui bahwa kehendak
Tuhanlah yang akan jadi. Dan kehendak Tuhan adalah agar anak-anak yang terhilang
Kehidupan doa tidak terjadi begitu saja. Mungkin ada dari anda yang berkata: "Saya
rindu bisa berdoa secara rutin, tapi selalu gagal" atau "Saya sudah berdoa tetapi tidak
ada pengaruhnya." Untuk dapat berdoa dengan benar perlu latihan dan perlu disiplin
yang kuat. Dan itu harus anda dapatkan perlahan-lahan, tapi kalau anda tekun anda
pasti akan melihat hasilnya. Kalau anda ingin belajar dengan benar mulailah dengan
belajar doa BAPA KAMI seperti yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Matius 6:5-15.
Cobalah mengerti isi Doa yang indah itu; selidiki maknanya yang sangat kaya dan
mintalah agar Roh Kudus sendiri yang menolong anda mengaminkan kebenarannya.
Bagaimana anda bisa menularkan ini kepada teman-teman guru Sekolah Minggu yang
1. Mulailah dengan diri anda sendiri. Jika anda mengalami kesukaan dalam berdoa,
2. Sediakan waktu yang cukup untuk bersama-sama belajar merenungkan Doa BAPA
KAMI (Mat 6:5-15) dan belajar berdoa bersama.
3. Undanglah orang-orang yang selama ini mempunyai beban dan kerinduan untuk
suatu kebangunan rohani. Yang penting bukan kuantitas / jumlah orang yang ikut tapi
4. Mulailah kehidupan yang selalu mengutamakan Tuhan (Mat 6:33). Ajaklah teman-
5. Jika mencapai jumlah yang besar, mulailah bekali mereka untuk menggerakkan dan
memimpin anak-anak untuk juga belajar berdoa. Jangan dipecah menjadi kelompok-
7. Materi doa akan muncul dari kehidupan doa yang hidup. Kita berdoa bukan untuk
mengajukan sejumlah daftar permintaan dari yang kita inginkan, tapi doa adalah
memohon supaya Tuhan yang membukakan hati dan pikiran kita untuk melihat apa
Salah satu kasih yang dimiliki Kristus adalah kasih terhadap anak- anak. Contohnya
dapat kita lihat dari Markus 10:16, dimana Yesus memeluk anak-anak yang datang
Sudahkah Anda yakin, Anda memiliki kasih yang sama seperti yang Ia miliki untuk
anak-anak?
Ia mengucap syukur kepada Allah bahwa seorang anak laki- laki telah percaya kepada
Yesus sebagai Juruselamatnya pada Sekolah Minggu pagi itu. Pemimpin itu
Pemimpin itu telah bekerja di kalangan anak-anak selama berpuluh- puluh tahun, dan
orang bisa tahu bahwa ia sungguh-sungguh mencintai anak-anak. Dan cinta inilah
yang dapat kita sodorkan dalam Sekolah Minggu tanpa malu-malu. Pemimpin kami
itu telah berulang-ulang mengatakan bahwa ia lebih senang terhadap guru yang
pendidikan sebagai guru, tetapi tidak dapat menyatakan cintanya kepada anak- anak.
Jika Saudara mengajar anak-anak, ujilah cinta kasih Saudara kepada mereka dengan
hidupnya untuk melayani dan mencintai Yesus. Orang dewasa sering berpikir seperti
para murid Yesus yang merasa bahwa pelayanan Yesus itu harus ditujukan kepada
orang dewasa -- bahwa mereka itu lebih penting daripada anak-anak. Tetapi Yesus
Apabila saya berjalan di jalanan, di taman, di dalam sebuah toko, saya tidak berjalan
memperlakukan mereka sebagai orang- orang yang mempunyai hak dan perasaan.
dengan orangtua mereka. Saya memberi salam kepada anak-anak itu dengan kata-kata
yang akrab -- dan dengan demikian, saya memperoleh banyak teman kecil yang baru.
Saya tidak mengharapkan supaya anak-anak itu duduk diam seperti orang besar,
menulis atau menggambar sebaik orang besar. Anak- anak masih dalam taraf
bertumbuh dan belajar. Jika saya kurang sabar terhadap anak-anak, mungkin
5. Saya berusaha hidup sedemikian rupa supaya anak-anak yang mengamati saya itu
Yesus menasihati orang dewasa tentang akibat-akibat yang hebat, yang menimpa
orang-orang yang karena teladannya yang buruk, menyebabkan anak-anak jatuh atau
lingkungannya.
mengindahkan perasaan yang lembut dari anak-anak. Mereka mengatai anak-anak itu
"malas" atau "nakal" di hadapan anak-anak lain atau di depan orang dewasa.
Anak-anak adalah cukup penting untuk dicantumkan dalam daftar doa saya. Nama
mendengarkan betul-betul apa yang mereka katakan. Kalau kita mencintai mereka,
maka kita akan meluangkan waktu untuk mendengarkan perkataan anak-anak itu dan
menjawab pertanyaan- pertanyaan mereka serta menunjukkan rasa senang atas hasil
Baru-baru ini, saya mendengar seorang guru Kelas Pratama berkata, "Saya sungguh
senang bergaul dengan murid-murid saya." Apabila saya mencintai anak-anak, waktu
yang saya luangkan untuk mereka serasa lari cepat. Saya masuk dalam kesenangan
mereka, ke dalam cara berpikir mereka dan cara melakukan ini dan itu, serta
Jika tidak, mohonlah kiranya Yesus memberi cinta kasih yang Saudara butuhkan
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, halaman 179 - 180, Yayasan Penerbit Gandum
Gereja Dewasa ini memerlukan guru-guru yang terlatih, yang mencurahkan seluruh
hidupnya pada pelajaran. Guru harus memiliki satu pedoman yang dapat digunakan
untuk mempersiapkan seluruh pelajaran. Dengan adanya buku pedoman, guru dapat
mengadakan persiapan yang matang sehingga dapat bersikap tenang di depan kelas,
Alkitab.
berikutnya untuk orang-orang yang disebutkan di dalam cerita itu, lalu memahami
doktrin dan ajarannya yang praktis; dan akhirnya untuk mengetahui inti cerita itu.
tambahan dari buku pedoman guru dan lain sumber. Dengan mengikuti urutan ini, dia
lain itu dan merasa puas telah meletakkan dasar bagi pengajarannya.
Buku pedoman guru harus melengkapi pengetahuan untuk guru sendiri. Buku itu
harus dipakai bersamaan dengan Alkitab, jangan sebagai penggantinya. Setiap guru
yang memakai buku pedoman guru tanpa menelaah ayat-ayat Alkitab itu terlebih
ditemukannya sendiri.
menjelaskan ayat-ayat yang sukar, memberikan contoh dan lukisan yang cocok, dan
memberikan keterangan yang diperlukan tentang tata cara dan kebiasaan kuno. Guru
Kristus sehingga dia bisa memperoleh pengertian, penafsiran, dan penerapan yang
Buku pedoman guru adalah modal yang berharga karena menyediakan bahan
pelajaran Alkitab dan keterangan untuk bisa mengerti hubungan bahan ini dengan
Buku pedoman guru dapat merupakan sumber penelaahan Alkitab yang bermanfaat,
yang berkaitan secara langsung dengan pelajaran. Meskipun pedoman guru itu harus
dipelajari, tidaklah perlu membatasi pengajaran dengan isinya. Bacaan Injili bagi
program pendidikan di gereja biasanya berisi bahan keterangan alkitabiah yang baik
untuk memberikan kepada guru suatu dasar yang luas untuk mengerti isi pelajaran.
pedoman guru dapat menolong guru mengerti murid- muridnya dan kelompok usianya
sama dengan masalah yang terdapat dalam suatu kelas tertentu, karenaya pelajaran
Seorang guru yang sudah siap tidak perlu melihat buku pedoman selama jam
pengajaran Kristen berasal dari Firman Allah yang diilhami. Sikapnya terhadap
Selain buku pedoman guru, dalam pelayanan Sekolah Minggu ada pula buku
pedoman untuk murid. Buku Pedoman Murid adalah alat pengungkapan yang penting.
Buku pedoman itu hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan dan bukannya
tujuannya sendiri Guru yang sangat mementingkan kebersihan dan kerapian buku-
Dengan anak-anak yang lebih tua, sebaiknya buku pedoman murid itu dipelajari dan
dikerjakan di rumah. Atas dasar pekerjaan mereka ini, guru dapat membangun
struktur pendidikan yang unggul. Seorang guru yang baik akan meminta kerjasama
keluarga si pelajar, karena tanpa kerjasama itu, pelajar hanya membuat sedikit
untuk pelajaran yang diawasi. Pekerjaan tertulis yang ada dalam buku pedoman dapat
dikerjakan pada saat ini. Banyak guru yang telah memakai metode ini dengan hasil
yang baik. Mereka mematuhi prinsip pendidikan, yaitu mengajar adalah mendapatkan
tanggapan.
Untuk anak-anak di atas usia taman kanak-kanak, setiap buku pedoman murid harus
meliputi:
1. Pekerjaan Menulis
Mungkin ada tempat kosong yang harus diisi, kalimat yang harus disempurnakan.
Tambahan tugas penulisan yang kreatif akan menolong murid untuk menuliskan
2. Pekerjaan Mencari
Murid yang diminta untuk mencari suatu jawaban di dalam Alkitab mungkin sekali
akan mengingat keterangan itu. Aktivitasnya akan memberi kesan pada pribadinya
3. Pekerjaan Menggambar
Pelajaran itu akan lebih tertanam apabila murid menggambar sebuah peta, tabel,
grafik atau gambar. Gambaran ini tidak perlu betul atau sempurna sekali. Peta
Sungai Yordan, dan Laut Mati. Pelajar itu dapat menunjukkan serta menuliskan nama
beberapa kota penting. Inilah faktor-faktor ilmu bumi yang pokok bagi pelajaran
tentang kehidupan Kristus. Lain-lain hal dapat ditambahkan sementara cerita itu
berlangsung.
4. Pekerjaan Menerapkan
Pencarian akan pengetahuan dan pengertian telah mencapai sasarannya ketika murid
Sumber:
Berbicara tentang "guru Kristen", selalu ada dua hal penting yang patut menjadi
perhatian utama kita dalam pembicaraan berikut ini. Pertama, mengenai kedudukan
pendidik dan pengajar. Apakah peranannya sebagai guru dalam melaksanakan tugas
Perkara yang sangat penting dikembangkan oleh seorang guru Kristen adalah
pengenalan mengenai jati dirinya sendiri sebagai orang Kristen. Kita memahami
bahwa orang Kristen adalah "orang yang memberikan dirinya secara penuh kepada
Yesus Kristus" (lihat Kis 11:26). Orang Kristen ialah orang yang percaya dan
menyambut sepenuhnya kedudukan dan peran Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat dan
Raja atas kehidupannya. Pembukaan diri ini sebenarnya dimungkinkan oleh kuasa
Allah sendiri, sebagai pekerjaan Allah Roh Kudus yang membuat seseorang memberi
respons positif terhadap berita Injil (lihat Roma 1:16-17; 1 Kor 15:3-5). Dengan
membuka diri, Roh Kudus berkenan hadir ke dalam hidup dan mendiami diri orang
hidup, pengertian rohani baru, kuasa dan dinamika hidup baru (Yoh 3:3,5; Roma 8:9-
pengenalan yang semakin mendalam dan lengkap tentang pribadi Yesus Kristus
Yesus ini akan memungkinkan dia untuk semakin memahami kehendak Allah. Karena
Yesus sendiri adalah jalan, kebenaran, dan hidup, membawa orang kepada pengenalan
yang sejati akan karya Allah (Yoh 1:18; 14:6). Sebab, Yesus menyatakan dengan
tegas bahwa di luar Dia, orang tidak dapat melakukan hal yang benar bagi kemuliaan
Allah (Yoh 15:4,5,16). Di samping itu, hanya melalui persekutuan dengan Dialah,
kebenaran yang dinyatakan Allah kepada setiap orang percaya menyangkut segi
yang harus dikejar oleh guru Kristen adalah kebenaran realitis, yaitu yang nyata
Masalah mengikut Yesus tidak saja terbatas kepada bagaimana kita dapat lebih
memahami dan mengerti apa yang dilakukan Yesus bagi pengampunan dosa, dan
jaminan kehidupan yang akan datang harus diteladaninya dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam pelaksanaan tugas keguruan. Howard G. Hendriks (Gangel and Hendriks,
1988), mengemukakan bahwa sedikitnya ada enam segi kehidupan Yesus yang
senantiasa mengagumkan, yang perlu diteladani oleh seorang guru Kristen.
harmonis.
4. Isi beritaNya bersumber dari Dia yang mengutusNya (Mat 11:27; Yoh 5:19). Selain
tetap relevan bagi pendengarNya, ajaran Yesus bersifat otoratif dan efektif (Mat
7:28,29).
5. Motivasi kerjaNya adalah kasih (Yoh 1:14; Flp 2:5-11). Ia menerima orang
melibatkan orang untuk memikirkan masalah yang diajukan. Selain itu, Ia mengenal
orang yang dilayaniNya, tingkat perkembangan serta rohani mereka. (The Christian
Seorang guru Kristen juga perlu menyadari bahwa peranan Roh Kudus bukan hanya
kesadaran akan kesucian hidup, tetapi juga di dalam rangka mengemban profesi
sehari-hari. Roh Kudus ingin menyatakan kuasa dan kehadiranNya di dalam diri dan
melalui orang. Karena itulah guru bidang studi apapun tetap memerlukan kehadiran
Roh Kudus di dalam hidup dan pekerjaannya. Bukan karena mengajar agama Kristen
kehadiran dan bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus juga menyatakan sifatNya melalui
gerak-gerik dan gaya mengajar dari guru. Selanjutnya sifat-sifat yang dipancarkanNya
dapat menjadi dinamika hidup dalam hubungan antar pribadi yang menyegarkan dan
membangun. Sifat-sifat itu pulalah yang diharapkan mewarnai dan membentuk etos
Seorang guru, sebagai pengajar iman Kristen, sudah tentu sangat memerlukan
ketergantungan terhadap kuasa, urapan dan kehadiran Roh Kudus. Sebab Dialah yang
sanggup membuka mata hati orang untuk memahami kebenaran (bandingkan dengan
Efesus 3:16,17,18). Ia pula akan memberikan ide-ide baru dalam masa persiapan, dan
dalam kelompok belajar dinamis sehingga terasa hangat dan bermakna (Yoh 16:11-
13; 1 Yoh 2:20,27; 3:24; 1 Kor 2:14). Karena itulah seperti dikemukakan oleh Paulus,
orang percaya harus selalu mau dipimpin dan dipenuhi Roh Kudus (Ef 5:18; Gal
yang menimbulkan kekaguman dan kemuliaan Allah. Roh itulah yang membawa guru
dan peserta didiknya beribadah dalam roh dan kebenaran (bandingkan dengan
Yohanes 4:24).
Sumber:
Dialah yang menguraikan dan menerangkan kepercayaan Kristen itu, karena ia harus
menyampaikan harta-harta dari masa lampau kepada para pemuda yang akan
menempuh masa depan. Gurulah yang dapat mengambil harta benda "Kabar
di hadapan angkatan muda jemaat segala kekayaan pernyataan Allah dalam Yesus
Ia bertanggung jawab atas hidup rohani mereka; ia wajib membina dan memajukan
hidup rohani itu. Tuhan Yesus sudah menyuruh dia: "Peliharakanlah segala anak
belakangnya dan pribadinya juga. Ia harus mencintai mereka dan mendoakan mereka
paksaan, melainkan ia harus membimbing mereka dengan halus dan lemah lembut
kepada Juruselamat dunia. Sebab itu ia hendaknya menjadi teladan yang menarik
pribadinya.
4. Menjadi seorang penginjil, yang bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap
Kristus. Tujuan pengajaran itu ialah supaya mereka sungguh-sungguh menjadi murid-
murid Tuhan Yesus, yang rajin dan setia. Guru tak boleh merasa puas sebelum anak
Seorang guru harus memiliki satu perasaan tanggung jawab di dalam sistem dan tugas
pendidikan. Guru SM yang merasa sudah melayani Tuhan padahal kehadirannya tidak
tetap dan tidak rajin, adalah guru yang sangat tidak bertanggung jawab. Jika seorang
guru sudah menerima tanggung jawab dan rela menerima tugas sebagai guru, maka ia
harus rela memikul tanggung jawab itu. Setiap kali Saudara menyebutkan status
sebagai guru, harus Saudara sebutkan dengan sangat berat dan penuh beban tanggung
jawab.
Menjadi seorang guru harusnya memberikan suatu beban yang berat di dalam hati.
Seorang guru bukanlah pekerjaan main-mainan, menjadi guru bukanlah hal permainan
atau hal yang boleh dikerjakan secara sembarangan. Sebaliknya seorang guru haruslah
masuk ke dalam seluruh kedalaman kebenaran dengan penuh tanggung jawab. Ini
suatu hal yang sedemikian serius, karena membawa murid kepada kebenaran
menuntut mereka untuk bertanggung jawab dan memberikan respon yang benar
menurut kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, seorang guru mempunyai tanggung
sedemikian rupa hingga kehilangan jarak dan hormat antara guru dan murid-murid.
tidak dapat memenuhinya, dan jangan melakukan gertakan- gertakan dan ancaman-
ancaman yang tidak akan dilakukan. Itu semua akan mengakibatkan mereka tidak lagi
hormat kepada Saudara dan tidak lagi memelihara jarak antara murid dan guru, yang
akibatnya mereka akan menghina semua perkataan, tindakan dan semua ajaran yang
Saudara lakukan.
Kesimpulan kita ialah tugas guru dalam pendidikan agama sangat penting, dan
tanggung jawabnya berat. Guru itu dipanggil untuk membagikan harta abadi. Dalam
tangannya ia memegang kebenaran ilahi. Dan dalam pekerjaannya ia menghadapi
jiwa manusia yang besar nilainya di hadapan Allah. Oleh karena itu jangan sekalipun
kita menganggap pekerjaan guru agama itu rendah atau gampang; pada hakekatnya
pekerjaan itu tak kurang pentingnya dari pada tugas pendeta. Guru itu juga menjadi
Sumber:
• Dr. E. G. Homrighausen dan Dr. I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, halaman
• Pdt. Dr. Stephen Tong, Arsitek Jiwa II, halaman 23 - 24, Lembaga Reformed Injili
III Persiapan
Cara terbaik guru mengenal anak adalah dengan membuat buku catatan tentang data-
data dari anak-anak didiknya. Dengan data-data yang dikumpulkan itu guru akan lebih
1. Lakukan kunjungan (visitasi) ke rumah anak dan bertemu dengan orang tuanya.
3. Lakukan wawancara dengan teman dekat anak untuk melengkapi data yang kurang.
2. Nama orang tua Anak (berikan kesan yang anda dapatkan dari mereka).
3. Jumlah saudara.
anak, sehingga anak terbentuk menjadi pribadi tertentu seperti yang diharapkan (yang
• Matius 28:19-20, guru diharapkan mengajarkan segala sesuatu yang diajarkan Tuhan
Seluruh usaha keras guru dalam mendidik atau mengajarkan ajaran-ajaran itu adalah
didiknya.
Artinya anak menjadi subjek yang diharapkan menjadi pribadi mandiri yang
mengasihi Allah dengan seluruh totalitas dirinya, dengan cara hidup seperti yang
pentingnya pengajaran jemaat, juga untuk jemaat dewasa dalam kebaktian hari
Minggu. Itu sebabnya nama "SEKOLAH MINGGU", sangat tepat untuk kegiatan
pendidikan Kristen bagi anak-anak! Karena fungsi "sekolah" memang harus ada
Aktif Aktif
Guru dan anak saling berbagi perasaan, pergumulan, pikiran dan pendapat masing-
masing, sedemikian sehingga guru dapat memahami "dunia" anak dan pergumulan
mereka. Kemudian guru menyampaikan berita Injil dalam "bahasa anak" dan sesuai
dengan "dunia" dan pergumulan anak-anak tersebut. Jadi dalam hal ini anak
dibimbing oleh guru (sebagai fasilitator) agar makin mengenal dan mencintai Tuhan
Yesus.
hal itu saling berkaitan (dan harus diperhatikan) jika dikehendaki hasil pendidikan
Biasanya guru (banyak Sekolah Minggu) hanya menekankan aspek kognitif (atau
aspek pengetahuan) saja dalam Sekolah Minggu, hal itu tampak dari isi dan tujuan
cerita guru dan tampak dari aktivitas kelas sesudah cerita, perhatikan contoh berikut:
• Tujuan dan isi cerita guru pada umumnya hanya memberikan pengetahuan atau
• Aktivitas kelas biasanya berupa tugas "mengingat" kembali informasi yang sudah
diberikan, misalnya:
o Siapakah tokoh-tokoh utama cerita hari ini? Dan hubungan kekerabatan antar tokoh,
misalnya: tokoh A "Siapa nama ayahnya?" Berapa saudara? Berapa usianya? Apa
kegemarannya?
mewarnai, menggambar, dan sebagainya. Untuk anak 7-9 tahun aktivitas sering
berupa ketrampilan membuat hasta karya (semacam slip atau pembatas Alkitab,
hiasan dinding dan sebagainya). Sedangkan anak kelas besar lebih sering ditekankan
pikiran.
Akibatnya anak-anak pun dinilai dari prestasi daya ingatnya, yang paling pandai
mengingat nilai paling tinggi dan sering disebut "anak Tuhan yang baik." Apa benar
kebaikan anak dapat diukur sesuai "daya ingat" (kognitif)nya saja? Tetapi
kenyataannya anak yang nilai daya ingatnya bernilai baik, belum tentu moralnya baik,
belum tentu sopan-santunnya baik, belum tentu jujur dan sebagainya.
Demikian juga anak yang terampil berhasta karya, dan mendapat nilai baik, belum
tentu anak yang moral baik, beretika baik! Celakanya, aktivitas hasta karya ini lebih
diminati anak putri daripada anak laki-laki, akibatnya anak laki-laki akan memiliki
bobot nilai kurang daripada yang putri, apakah ini berarti yang laki-laki kurang
pandai? Belum tentu! Karena bidang minat mereka bukan itu! Memang anak laki-laki
lebih suka berlari-lari, menyusun balok-balok, dsb. Lalu untuk apa penilaian aktivitas
anak di kelas (selama ini) jika aktivitas itu tidak mencerminkan apa-apa? Bahkan
penyebab mengapa Sekolah Minggu dan gereja secara kuantitas statistik lebih banyak
wanita daripada pria. Mungkinkah ada yang salah dalam aktivitas gereja?
Jelaslah ada yang kurang beres dengan sistem penilaian selama ini dalam Sekolah
Minggu kita. Bukankah anak seharusnya diharapkan lebih berprestasi dalam soal
moral, etika dan hal-hal yang berkaitan dengan perwujudan ajaran Kristen dalam
kehidupan. Seberapapun bodohnya anak itu, seberapapun tidak terampilnya anak itu
(secara psikomotoris), asalkan ia mencintai Tuhan, anak yang jujur, sopan, bermoral,
mengasihi orangtua dan teman-temannya, ia adalah anak yang baik di hadapan Tuhan.
Karena itu, sebenarnya tugas guru lebih pada pengajaran iman dan pengajaran moral
bersangkutan dengan dimensi afektif (penghayatan) anak. Tentu saja iman dan moral
yang baik juga perlu ditunjang dengan pengetahuan (kognitif) dan dimensi
Sekolah Minggu. Pokok ajaran Kristen (dalam Ulangan 6:4-5), yaitu agar anak
Jadi, tidak cukup anak mengerti/tahu (secara kognitif) tentang Allah dan cerita-cerita
Alkitab, tidak cukup anak terampil melipat tangan dan tutup mata (saat berdoa). Lebih
dari itu, anak harus sampai pada penghayatan dan kesadarannya sendiri untuk
mengasihi Allah dan berdoa pada-Nya, dan memiliki cara hidup yang sesuai dengan
ajaran-Nya (dengan moral yang Yesus telah ajarkan). Dengan semangat mengasihi
Allah (secara total) semacam ini jugalah, kita menjadi GSekolah Minggu yang
Minggu model apa yang dapat memenuhi tujuan-tujuan pendidikan tersebut di atas?
Kita memerlukan sebuah model Sekolah Minggu, yang menekankan aspek iman dan
moral (wujud dari penghayatan iman kepada sesama) daripada aspek pengetahuan
saja. Sehingga produk hasil akhirnya adalah anak terbentuk menjadi seorang anak
Tuhan yang menghayati cintanya kepada Allah yang sudah mengasihinya, dan
seorang anak yang hidup dengan moralitas Yesus, yaitu cara hidup/moral yang sesuai
dengan ajaran Yesus. Sekolah Minggu semacam ini sangat dibutuhkan oleh anak-
anak, yang hidup di tengah lingkungan masyarakat yang sering memberikan teladan
moral yang buruk dalam hal: keadilan, kejujuran, kebenaran, dan kasih.
Sekolah Minggu dengan tujuan "pembentukan" pribadi anak ini, sangat sulit dibentuk
oleh model Sekolah Minggu seperti yang sekarang (bentuk tradisional), yang
menjadikan anak hanya objek pasif saja. Jadi perlu adanya model Sekolah Minggu
yang membuat anak sebagai "subjek" yang aktif, yang di-"pupuk" agar bertumbuh
dalam segala hal ke arah Yesus (Efesus 4:15). Model Sekolah Minggu semacam
inilah yang diharapkan menjadi sumbangan buku ini bagi dunia Sekolah Minggu.
Dan masih ada satu masalah lagi, yaitu bagaimana anak-anak dapat bertumbuh, jika ia
kurang tertarik dengan suasana kelasnya, kurang tertarik dengan acaranya, atau
bahkan tidak tertarik untuk datang ke Sekolah Minggu? Karena itulah perlu dibentuk
suatu model Sekolah Minggu yang menarik bagi anak-anak dalam membimbing
mereka menjadi anak yang mencintai Tuhannya. Sekaligus membentuk mereka
menjadi manusia yang bermoral dan penuh kasih dalam praktik hidupnya.
Sumber:
• Paulus Lie, Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu, halaman
Diskusi dengan topik Tukar Ide Program Sekolah Minggu berjalan cukup hangat dan
banyak mendapat respons dari para Anggota Milis e-BinaGuru. Umumnya mail
masuk berupa share program dan pertanyaan mengenai ide program dari rekan lain
yang dianggap unik dan menarik. Ada juga rekan yang share bagaimana menangani
Kelas Remaja dan Batita (khusus untuk Batita telah terkumpul beberapa rekan yang
tertarik untuk saling berbagi materi dan pengalaman - tapi tidak menggunakan jalur
Berikut saya daftarkan berbagai program yang telah dibagikan oleh rekan-rekan
sekalian.
PROGRAM ANAK
• Panggung Boneka
• Rekreasi Anak (di dalam kelas, gereja, kota, dan di luar kota)
• Pembagian rapor
• Persembahan bulanan
• Talent Show
• Graduation Day
• Perjamuan kasih.
• Siaran RRI
• Ke Panti Asuhan
• HAPPY: mengisi hari libur Anak dengan berbagai aktivitas yang membangun
PROGRAM GURU
• Persiapan dan Pembinaan Guru, meliputi hal-hal sbb: teknik bercerita, praktek
• Rekreasi Guru
• Lokakarya Guru
Acara kenaikan kelas dapat direncanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
Sekolah Minggu masing-masing. Acara kenaikan kelas bisa diadakan secara bersama
Untuk mengawali acara tahun ajaran baru ini, Sekolah Minggu dapat mengadakan
KKR atau ibadah umum yang diikuti oleh semua anak Sekolah Minggu, guru Sekolah
Minggu dan pemimpin Sekolah Minggu, yang dilanjutkan dengan acara kenaikan
Pada acara kenaikan kelas, anak-anak dalam kelompok-kelompok kelas yang baru ini
didoakan secara bergiliran misalnya: pertama anak Balita dulu, berikutnya anak Kelas
Untuk menambah kesan istimewa pada acara kenaikan kelas ini, anak- anak dapat
diberi sertifikat kenaikan kelas (sebagian Sekolah Minggu sudah mulai memberikan
rapor pada anak-anak Sekolah Minggu), bisa juga diberikan hadiah kecil untuk
kenang-kenangan, misalnya hadiah Alkitab atau renungan harian anak untuk anak-
anak kelas Pratama karena pada umur itu mereka sudah lancar membaca.
Pada acara Penetapan Pekerja, mula-mula para guru dan pemimpin Sekolah Minggu
pentingnya Pelayanan Anak dan betapa mulianya panggilan mereka untuk melayani.
Setelah itu para guru dan pemimpin Sekolah Minggu dipanggil supaya berdiri di
depan altar untuk mengucapkan janji, lalu pembimbing atau pendeta mendoakan
mereka.
Sebuah contoh janji guru Sekolah Minggu, misalnya:
Kristus dan mengarahkan mereka di dalam Firman, kehendak dan jalan-Nya. Saya
akan setia menghadiri Sekolah Minggu. Saya akan mengunjungi murid-murid saya
Saya akan menghadiri rapat-rapat pekerja dan kursus-kursus pendidikan. Saya juga
akan berdoa bagi murid-murid saya, rekan- rekan saya dan pelayanan saya. Saya akan
Setelah seluruh acara selesai, para guru Sekolah Minggu dapat membawa anak-anak
ke kelasnya masing-masing.
Hal yang perlu dilakukan guru Sekolah Minggu untuk memulai pengajaran baru di
kelasnya adalah:
1. Persiapan Pribadi
Sebelum memulai kelasnya yang baru ini, guru sebaiknya memiliki persiapan pribadi
yang cukup matang, sehingga pertemuan pertama dapat berjalan dengan lancar.
Hal yang perlu dilakukan untuk mengenal anak-anak adalah menciptakan suasana
keterbukaan dan persahabatan di dalam kelas sehingga anak-anak akan melihat guru
mereka. Hal ini dapat mengurangi kecanggungan yang dirasakan anak-anak saat
Tujuannya untuk menghilangkan kebekuan dan menolong anak maupun guru saling
mengenal satu sama lain dengan sebaik-baiknya. Selain itu, guru juga akan
Hal terpenting dalam memulai kelas baru adalah tetap memohon pertolongan Roh
Kudus agar guru Sekolah Minggu peka terhadap tanda-tanda, baik dalam percakapan
dalam diri dan kehidupan anak-anak tersebut. Dengan demikian guru dapat benar-
benar mengenal anak-anak itu dan mengetahui kebutuhan pribadi tiap-tiap anak
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 58 - 59; 199 - 200, Yayasan Penerbit
"Yesus membawa kedua belas orang pengikut-Nya menyendiri, lalu berkata kepada
Meskipun Tuhan Yesus sering berkotbah di hadapan banyak orang, namun sebagian
besar pelayanan-Nya ditujukan kepada perseorangan atau kelompok kecil saja. Dalam
kitab-kitab Injil sering kita temukan kata-kata seperti, "Yesus memanggil kedua belas
kedua belas murid itu....". Dan dengan "kelas"-Nya yang terdiri dari dua belas murid
atau pelajar itu, mulailah Yesus mengajar. Dia ingin agar mereka mengetahui misi-
Nya untuk datang ke bumi ini, dan mengajarkan kepada mereka tanggung jawab
Murid-murid Yesus selalu ada bersama-sama dengan Dia di antara orang banyak,
tetapi apabila Dia ingin mengajarkan sesuatu kebenaran khusus kepada mereka, Dia
membawa mereka menyendiri. Kristus tahu bahwa hal mengajar yang sesungguhnya
bukan sekedar berbicara kepada orang banyak saja. Mengajar berarti bahwa murid-
Nya belajar, dan belajar meminta perubahan untuk terjadi dalam pikiran dan tindakan
murid-murid-Nya.
2. Dia mengadakan hubungan pribadi yang sangat penting bagi pengajaran yang baik
3. Dia mengerti dan memecahkan keperluan dan masalah pribadi mereka -- Dia
dengan apa yang telah mereka ketahui -- Dia berbicara mengenai tanah dan benih
untuk menolong mereka memahami hal "menaburkan Firman Allah", Markus 4:2-
3,10,14.
Dewasa ini ada guru-guru yang belum mengetahui rahasia ini. Mereka berusaha keras
untuk mengajar di kelompok-kelompok yang besar, padahal Yesus, Guru Agung itu,
tidak melakukan hal seperti itu! Dua belas orang dalam sebuah kelas pasti merupakan
jumlah yang baik -- jumlah itulah yang ada dalam kelas Yesus. Ikutilah teladan
1. MENGGOLONGKAN MURID-MURID
Ada tiga golongan atau kelompok yang umum dalam masyarakat, yaitu orang dewasa,
kaum remaja, dan anak-anak. Umur-umur yang biasa ditetapkan bagi ketiga kelompok
ini adalah:
berbeda-beda, antara kelompok yang satu dengan kelompok umur yang lain.
pula. Jelas sekali bahwa seorang laki-laki lulusan perguruan tinggi, yang mengepalai
satu perusahaan, sudah berkeluarga dan mempunyai empat orang anak, akan
mempunyai kebutuhan dan kemampuan belajar yang berbeda dengan seorang anak
laki-laki usia 10 tahun yang masih bersekolah di Sekolah Dasar. Mengajar harus
dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa yang sesuai dengan kemampuan yang
Pada masing-masing kelompok umur yang disebutkan di atas, masih terdapat juga
banyak perbedaan. Karenanya, harus ada sejumlah kelas dalam tiap-tiap kelompok
Harus diadakan banyak kelas untuk anak-anak. Bahkan dalam Sekolah Minggu
terkecilpun harus ada Kelas Kanak-kanak (4-6 tahun), Kelas Pratama (7-9 tahun) dan
Kelas Madya (10-12 tahun). Ketika sekolah Minggu berkembang dan setiap kelas
menurut umur dan jumlah maksimal dalam kelas. Akan lebih baik jika jumlah anak
tidak melebihi 15 orang dalam satu kelas. Jadi Sekolah Minggu didorong untuk
kakaknya atau dibiarkan berjalan ke sana ke sini. Taraf pengertian mereka tidak sama
dengan anak-anak yang berumur 4 dan 5 tahun. Kalau ada di kelas yang sama mereka
akan menyebabkan anak-anak yang lebih besar tidak bisa belajar. Seorang wanita,
yang pandai mengasuh anak-anak, dapat diminta untuk menjaga semua anak umur 0-3
tahun dalam sebuah kelas bayi selama jam Sekolah Minggu. Memang ada hal-hal
yang bisa diajarkan kepada anak batita (anak di bawah usia tiga tahun) tetapi harus
sesuai dengan taraf pengertian umur mereka. Jadi adakan sebuah kelas khusus untuk
2. MEMBAGI KELAS-KELAS
Bilakah sebuah kelas harus dibagi menjadi dua kelas terpisah? Kelas-kelas Sekolah
Minggu idealnya memiliki 8 sampai 15 anak saja. Namun demkian, jika misalnya ada
16 anak, tidak berarti anda harus menyuruh yang seorang pulang! Setiap kelas
kadang-kadang juga akan kedatangan anak-anak baru (tamu) setiap minggunya. Jika
yang hadir secara rutin mencapai sekitar 20 orang, kelas itu sebaiknya dibagi dalam
dua kelompok, masing-masing dengan seorang guru dan tempat pertemuan yang
berbeda.
Kelas yang memiliki jumlah anak yang terlalu banyak ada kerugiannya. Seorang guru
mempunyai kewajiban tertentu yang hampir tidak mungkin dilaksanakan jika kelas itu
a. Kebutuhan Rohani
Seorang guru harus memenuhi kebutuhan rohani setiap anak dalam kelasnya. Untuk
pertanyaan-pertanyaan ini:
• Dapatkah saudara memanggil tiap-tiap murid menurut namanya?
• Jika saudara tidak mengetahui apa-apa tentang kehidupannya di luar gedung gereja,
Dan jika saudara mempunyai kelas yang beranggotakan lebih dari 15-20 anak,
b. Perkunjungan
Kelas harus dibagi jika menjadi lebih besar, sehingga saudara bisa mengetahui siapa
anak baru, dan siapa yang tidak hadir. Orang-orang tersebut harus dihubungi atau
dikunjungi oleh guru. Jika kelas itu terlalu besar, sukarlah mengadakan perkunjungan
yang diperlukan.
Memang sulit untuk tetap menawan perhatian kelas dan memberi pelajaran yang
memenuhi kebutuhan masing-masing murid, jika kelas itu terlalu besar. Jika
jumlahnya besar, tempat duduk seringkali kurang mencukupi. Murid-murid tidak akan
belajar dengan baik jika mereka terlalu berdesak-desakan. Untuk mengajar dengan
efektif, bagilah kelas-kelas yang terlalu besar menjadi kelas yang lebih kecil.
pendidikan atau training bagi guru-guru SM, supaya tersedia guru-guru yang
pelayanannya, maka dibutuhkan guru-guru baru yang sudah lebih dahulu dilatih untuk
Salah satu masalah dalam pembagian kelas adalah sulitnya menyediakan tempat untuk
pembentukan kelas-kelas baru yang dibutuhkan. Jika tidak ada tempat dalam gedung
yang sedang dipakai, maka seluruh anggota gereja dapat bekerja sama untuk
sebagai suatu antisipasi terhadap pertumbuhan pelayanan SM. Dengan limpah Allah
akan memberkati gereja yang memiliki pandangan untuk ingin selalu bertumbuh.
Gedung sekolah yang dekat dengan gereja atau rumah jemaat yang berdekatan dengan
gereja boleh juga menjadi alternatif tempat baru. Lakukan pendekatan yang baik
dengan jemaat tsb. dan bicarakan kebutuhan untuk satu ruangan yang dapat dipakai
tsb. untuk satu kelas SM. Yakinkan bahwa ruangan yang akan dipakai tsb. akan
dipelihara dengan baik dan ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapi setelah
dipergunakan untuk Sekolah Minggu. Tunjukkan sikap penghargaan dan rasa hormat
terhadap pemilik rumah. Apabila di kemudian hari tempat itu tidak diperlukan lagi,
Buatlah rapat bersama dengan semua guru SM, bahkan dengan pengurus gereja untuk
mengantisipasi pembentukan kelas-kelas baru. Para guru harus ikut bekerja bersama
Masalah pembagian kelas berhubungan erat dengan seberapa jauh gereja ingin agar
acara untuk "memenangkan jiwa baru" (misalnya, mengadakan acara Pekan Anak-
anak, KKR, dll.) harus dibuat rencana persiapan dengan matang tentang pembagian
kelas- kelas. Karena jika kehadiran jumlah anak-anak yang datang ke Sekolah Minggu
meningkat, maka hal ini akan mengubah keadaan kepadatan kelas, sehingga perlu
kelas setelah kelas menjadi besar, karena secara psikologis anak-anak baru akan
menjadi kecewa kalau ternyata mereka harus berpisah dengan teman- teman yang
baru dikenalnya. Oleh karena itu lebih baik menyiapkan kelas kecil untuk menjadi
Pada waktu yang bersamaan perlu dipikirkan apa saja yang diperlukan ketika kita ada
pembagian kelas-kelas baru. Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan yaitu: kebutuhan
untuk adanya guru- guru baru, ruangan kelas baru dan penambahan bahan pelajaran
Mengapa perlu membagi kelas besar dan menjadikannya dua kelas? Karena sukar dan
hampir tidak mungkin untuk seorang guru mengajar dengan efektif dalam sebuah
kelas yang terlalu besar. Kapan waktu yang tepat untuk membagi sebuah kelas?
Guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid agar murid dapat mengerti dan
belajar apa yang kita ajarkan. Dalam kelas yang cukup kecil murid akan mendapat
perhatian pribadi, maka akan terjadi hal-hal yang menakjubkan. Mereka tidak saja
belajar dan mengalami perubahan (alasan untuk mengajar), tetapi mereka juga akan
rindu membawa teman-teman mereka untuk juga menikmati apa yang mereka sendiri
telah nikmati. Demikianlah jumlah murid di kelas akan bertambah secara alami!
Jika kemudian kelas saudara bertambah secara konstan dan mencapai jumlah yang
terlalu besar, maka sudah saatnya anda membaginya menjadi dua kelas. Dengan
perhatian yang cukup dan pengajaran yang baik, ke dua kelas tersebut akan terus
bertumbuh. Tidak lama kemudian saudara sudah mempunyai dua kelas lagi yang
cukup besar untuk dibagi lagi - sehingga menjadi empat kelas! Itulah suatu hal yang
mengherankan, sebab biasanya proses membagi adalah membuat sesuatu hal menjadi
lebih kecil. Tetapi kelas-kelas yang lebih kecil dengan guru-guru yang menaruh
perhatian pada murid-muridnya tidak akan tetap kecil. Karenanya kita dapat
kehadiran Sekolah Minggu. Suatu mujizat telah terjadi! Jadi, marilah kita membagi
dan menambah!
Sumber:
Penting sekali bagi para GSM untuk mempersiapkan pelajaran sebaik-baiknya. Untuk
lebih memperkaya penemuan guru, gunakanlah beberapa buku yang dapat membantu,
misalnya konkordansi Alkitab, peta Alkitab, buku tafsir Alkitab, atau buku-buku
pengantar Alkitab terutama tentang latar belakang sejarah atau adat istiadat jaman
Alkitab.
sebagai pelajaran, seakan-akan bagian itu masih baru sama sekali bagi saudara. Jika
cerita itu diambil dari salah satu Injil, bandingkanlah dengan cerita yang sama (ayat-
ayat paralel) yang diceritakan di Injil-injil lain, untuk mencari keterangan lebih lanjut.
4. Pelajarilah keadaan itu seluruh kata demi kata, dengan mencari arti istilah-istilah
yang penting dalam kamus biasa atau kamusAlkitab, lalu bacalah apa yang dikatakan
5. Pelajarilah keadaan tempat dan adat masyarakat yang dipergunakan dalam cerita
itu, untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai tempat di mana peristiwa itu
cuaca, pemandangan alam sekitarnya, rumput atau gurun pasir, padang gurun yang
berumput atau yang bergunung-gunung, angin yang dingin atau panas, suara anak-
anak yang menjerit tinggi, suara anak-anak yang menangis, angin yang menderu, atau
melentingnya uang logam. Pendek kata, terjunlah ke dalam cerita itu sendiri,
kemudian saudara dapat menyampaikannya kepada anak-anak sebagai sesuatu yang
6. Tentukan metode (atau penggabungan beberapa metode) yang paling baik dalam
penguraian pelajaran ini. Apakah Anda bermaksud untuk menerangkan bahwa Allah
tempat-tempat itu. Misalnya di atas kapal, di dalam rumah, di tempat ibadah, di jalan-
jalan dll. Sebaiknya Anda mencatat metode-metode yang akan dipergunakan dalam
setiap pelajaran.
7. Buatlah rencana pelajaran Anda sendiri. Bagian ini akan menolong mempersatukan
persiapan dan menempatkan tujuan pelajaran di hadapan Anda, dan membantu Anda
menyusun bahan-bahan pelajaran yang akan disampaikan dalam satu jam pelajaran
itu.
fisik lainnya. Murid-murid kelas besar (Pratama) dapat membuat soal-soal di dalam
buku catatan mereka sebagai bagian tetap dari partisipasi murid. Guru yang mengajar
Sumber:
Bina Kasih.
Ada tahap-tahap penting dalam pekerjaan kita yang sering kali kita lalaikan. Tahap-
tahap ini harus direncanakan sebaik-baiknya, sama seperti jam pelajaran untuk
sebelum hari mengajar), tapi juga ketika hari mengajar sudah tiba, yaitu ketika kita
hadir di kelas! Oleh karena itu sebelum pelajaran dimulai, bahkan sebelum saat
Waktu untuk mengajar di Sekolah Minggu sesungguhnya terlalu singkat untuk dapat
mencapai semua tujuan kita, akan tetapi waktu dapat ditambahkan sepuluh atau lima
belas menit jikalau Anda merencanakan suatu waktu tambahan sebelum pelajaran
dimulai. Anda harus tiba sebelum murid pertama datang dan membuat satu rencana
tertentu untuk waktu tambahan itu. Rencana Anda untuk mengisi waktu sebelum
mengajar, termasuk pula partisipasi murid untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai
sedang bersama anak-anak itu? Ia kelihatannya seperti sahabat mereka! Saya gembira
2. Tingkat Pratama:
Menulis sebuah ayat Alkitab di papan tulis; melukis sebuah desa Palestina atau
3. Tingkat Madya:
Membuat sebuah buku yang berisi guntingan-guntingan artikel ttg. pengabaran Injil,
kartu ucapan selamat bagi para orang tua yang sakit, map dari bahan flanel, atau
4. Tingkat Remaja:
pengabaran Injil, mencari bahan-bahan dari kamus atau konkordansi Alkitab untuk
Kegiatan-kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam waktu itu mungkin termasuk
tetapi jagalah agar Anda tidak mempergunakan waktu jam pelajaran atau
minggu ini.
DOA
Doa merupakan bagian dari mengajar yang memerlukan pertimbangan dan persiapan
dari pihak guru. Anda mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik murid-
Sementara Anda berdoa di depan kelas, Anda memberikan satu contoh bagaimana
caranya berdoa. Apakah doa Anda dapat dimengerti oleh para murid? Dapatkah
mereka mengikuti doa-doa Anda? Adakah hal-hal khusus untuk doa pujian,
dalam doa pada minggu itu? Rencanakanlah lebih dulu supaya anak-anak itu ikut
ambil bagian dalam doa di kelas dan masukkanlah dalam rencana Anda cara-cara
Kalau Sekolah Minggu Anda terbagi-bagi dalam berbagai kelas, waktu doa
pembukaan bersama inilah yang penting sekali. Mulailah jam pelajaran dengan doa,
kalau dapat oleh seorang murid; kemudian barulah mulai dengan pelajaran. Kelas-
kelas dewasa terkadang memerlukan perhatian khusus karena jam pelajaran itu dapat
lebih digunakan sebagai pertemuan doa daripada jam pelajaran. Anda harus hadir
dalam kebaktian doa gereja dan mendorong murid-murid Anda untuk menghadirinya
juga.
ULANGAN
Apakah yang Anda selesaikan minggu lalu? Bagian pelajaran manakah yang cocok
dengan pelajaran saat ini? Siapkanlah satu tinjauan dengan mengajukan pertanyaan-
yang kita pelajari Minggu yang lalu?" (Apakah Anda sendiri ingat jikalau Anda tidak
Anda dapat menulis satu pertanyaan yang merangsang mereka untuk berpikir atau
satu kalimat tidak sempurna pada papan tulis. Suatu ulangan, suatu teka-teki, suatu
latihan mencari ayat-ayat dapat dijadikan satu dasar untuk mengulang pelajaran.
Latihan mencari ayat-ayat Alkitab ini menarik sekali. Setiap murid harus siap
memegang Alkitab. Jika mendengar aba-aba mulai, lalu segera membuka Alkitabnya
dan mencari ayat yang disebutkan oleh guru. Gambar-gambar dan peta-peta juga
MENGAKHIRI PELAJARAN
Apa yang terjadi pada waktu lonceng tanda pelajaran berakhir berbunyi? Tentunya
sukar menarik lagi perhatian mereka pada waktu itu, karena itu aturlah supaya
Rencana untuk bagian akhir pelajaran meliputi pengulangan secara singkat dengan
dan doa penutup. Sebelum bubar, ajaklah seluruh kelas mengikuti kebaktian umum
(jikalau Sekolah Minggu disusul dengan kebaktian). Buatlah rencana khusus untuk
maksud ini.
Sumber:
Pertanyaan yang sering diungkapkan oleh orang-orang yang terlibat dalam pendidikan
Kristen, termasuk di sini adalah para Guru Sekolah Minggu, adalah: "Seperti apakah
kurikulum yang baik itu? Kurikulum yang bagaimana yang sebaiknya dipakai dalam
Sebenarnya tidak ada satu jawaban yang persis sama bagi setiap penanya, karena
sendiri. Ada gereja dan orang-orang tertentu yang kurang setuju dengan penggunaan
Alkitab itu sendiri dan bukan pada "pandangan" si Penulis kurikulum. Bisa dimengerti
bahwa ada kekuatiran yang timbul, dimana para guru akhirnya akan lebih "bersandar"
dan "mengandalkan" materi kurikulum yang siap pakai daripada menggalinya sendiri
dari Alkitab.
Sebenarnya, kurikulum dibuat untuk menolong para guru. Pekerjaan menyusun
sebuah kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan kerjasama tim
ahli, baik dari bidang teologia maupun pendidikan. Para pekerja awam, termasuk
Guru Sekolah Minggu, jelas akan menemui banyak kesulitan bila dituntut untuk
Mengingat bahwa wewenang tertinggi tetap ada pada Alkitab itu sendiri, maka tiap-
tiap orang Kristen secara pribadi bertangung jawab untuk menyelidiki Alkitab dan
melihat kalau-kalau apa yang disampaikan dalam materi kurikulum yang digunakan
A. Arti Kurikulum
Menurut Dr. D. Campbell Wyckoff, dalam bukunya Theory and Design of Christian
Education Curriculum:
Kurikulum adalah alat komunikasi yang direncanakan dengan sangat hati-hati, yang
digunakan oleh gereja dalam bidang pengajarannya agar iman dan hidup Kristen
untuk berfikir, merancang dan merencanakan segala sesuatu yang perlu agar
"Digunakan oleh gereja" ini menunjuk gereja secara menyeluruh, semua anggotanya,
"Agar iman dan hidup kekristenan dapat dikenal, diterima dan hidup"
menggambarkan isi dan tujuan pengajaran gereja. Ini bukan sekedar mempelajari
beberapa informasi mengenai Tuhan Yesus Kristus, tidak juga sekedar menyatakan
apa yang dipercayai seseorang. Namun lebih dari pada itu, hal ini melibatkan praktek
Pandangan mengenai kurikulum ini sama cocoknya bagi gereja besar maupun kecil.
Dalam konteks Sekolah Minggu, kurikulum adalah susunan bahan Alkitab yang
B. Manfaat Kurikulum
Menggunakan atau tidak menggunakan kurikulum, toh Firman Tuhan tetap diajarkan
di Sekolah Minggu. Benar! Tapi, ada manfaat yang lebih bila Sekolah Minggu
pelajaran Alkitab akan terlalu sukar dimengerti oleh anak-anak yang masih kecil.
menyeluruh, yang disusun secara teratur untuk tiap-tiap kelompok umur dalam satu
Para pekerja awam atau Guru Sekolah Minggu, sepandai-pandainya dia mengajar,
dunia pendidikan terus maju dengan hadirnya berbagai teknik dan cara pengajaran
yang baru, berbagai alat peraga dan perlengkapan mengajar yang canggih, serta
munculnya ide-ide baru dalam konsep pendidikan itu sendiri, jelas para pekerja awam
Tetapi, para Penyusun Kurikulum justru mampu memberi masukan yang berharga
menggunakan beberapa persedian cerita Alkitab yang ia sukai. Namun ada saatnya
Mungkin untuk mengatasi hal tersebut dia akan memulai dari permulaan Alkitab,
namun dengan berjalannya waktu dia akan menemui kesulitan juga, karena mengajar
menurut urutan Alkitab tidaklah mudah. Selain itu, "main comot" kisah ini itu dari
Alkitab tidak akan membawa arah yang jelas dalam pengajaran Firman Tuhan.
Untuk itulah kurikulum yang berisi susunan materi / isi Alkitab yang seimbang dan
sistematis diperlukan untuk memudahkan tugas guru itu sendiri dalam menyampaikan
Nilai penting sebuah kurikulum dapat diibaratkan sebagai menu makanan yang
disusun oleh seorang ibu rumah tangga yang baik. Jika makanan yang disajikan selalu
sama, tentu akan membosankan seisi rumah. Karena secara rohani anak membutuhkan
"makanan yang bergizi" dan bervariasi, sesuai dengan tingkat umur dan pemahaman
serta pola pikir yang telah mereka capai, kehadiran kurikulum memungkinkan
penyusunan menu makan yang sehat dan seimbang tersebut. Melaluinya, 'nafsu
makan' anak dipelihara dan mereka dapat bertumbuh secara rohani. Inilah tujuan
sebuah kurikulum.
Sumber:
Menggunakan Kurikulum (Bag.II no.12), halaman 192 - 195, Yayasan Kalam Hidup,
Bandung.
• Donald L. Griggs & Judy McKay Walter, Christian Education in The Small Church,
Seorang ahli Pendidikan Agama Kristen pernah berkata: "Bahan kurikulum yang
sempurna belum terbit." Artinya, tidak pernah ada kurikulum yang sempurna.
Alkitablah yang harus dipandang sebagai wewenang tertinggi, bukan buku pedoman.
Meskipun demikian, perlu dipahami beberapa ciri khas penting yang merupakan
Lama maupun Perjanjian Baru diinspirasikan oleh Roh Allah sendiri. "Yang terutama
harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh
ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama
Firman Tuhan dalam Alkitab diberi untuk mengajar dan membawa manusia pada
Timotius: "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang
dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh
iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
Alkitab adalah Firman Tuhan yang merupakan sumber dari segala sumber pengajaran
Kristen. Memang ada bagian-bagian dari Firman Tuhan yang tidak dapat diceritakan
begitu saja, sehingga khususnya untuk anak, terlebih dahulu diajarkan kitab-kitab
Sebagai contoh, kurikulum Suara Sekolah Minggu (SSM), disusun dari sekitar 500
cerita Alkitab. Dalam SSM ada beberapa perikop yang telah dipelajari di kelas Anak
Kecil, dipelajari kembali pada kelas lain, tetapi dengan metode dan alat peraga yang
berbeda. Misalnya, cerita tentang Penciptaan. Cerita diajarkan kepada Anak Kecil,
Tengah dan Besar. Juga cerita yang berhubungan dengan Tahun Gereja, seperti Natal,
Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan Pentakosta, pasti disajikan tiap tahun
bertumbuh. Cerita tentang orang Samaria yang baik hati yang didengar pada umur
empat tahun dapat dimengerti jauh lebih dalam bila didengar pada umur sebelas
tahun. Kecuali tema-tema tertentu yang diajarkan beberapa kali, kebanyakan bahan
Alkitab diajarkan pada satu tingkat umur saja, sehingga kurikulum sungguh-sungguh
Anak Kecil
Anak Tengah
Anak Besar
Tunas Remaja
Meskipun Alkitab dikarang menurut pengertian orang dewasa, kebanyakan dari isinya
dapat diajarkan kepada anak-anak sebagai "susu yang murni". Artinya, bahan dapat
disederhanakan dan disajikan dalam bentuk cerita sesuai dengan pengertian dan
Bahan pelajaran Alkitab untuk Anak Batita dan Anak Kecil disusun dengan
pengertian, bahwa mereka sama sekali belum sadar akan perkembangan sejarah.
Mereka tidak tahu bahwa Abraham hidup sebelum Zakheus; bahwa peristiwa
Karena itu, kurikulum untuk mereka sebaiknya diisi dengan cerita-cerita yang
disajikan di bawah satu tema bulanan yang berpusat pada pengalaman mereka, seperti
tema itu dapat diambil dari Perjanjian Lama atau dari Perjanjian Baru, selama
Bahan pelajaran Alkitab untuk Anak Tengah disusun dengan pengertian bahwa
perikop Alkitab untuk umur itu boleh lebih panjang dan lebih lengkap. Cerita Alkitab
sukacita". Empat cerita untuk tema itu dipilih dari Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Tetapi juga ada cerita seri, misalnya, enam cerita mengenai Daniel, empat cerita
tentang Filipus. Pada umur ini anak-anak mulai mengerti hubungan dari satu peristiwa
ke peristiwa lainnya.
Bahan pelajaran untuk Anak Besar disusun dengan pertimbangan bahwa peristiwa
Alkitab dilihat secara keseluruhan dari segi sejarah, baik sejarah dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam kurikulum SSM, Anak Besar selama beberapa
minggu menyelidiki tentang "Pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan
masa hakim-hakim, raja-raja dan kerajaan Israel yang terpecah menjadi dua.
Kemudian selama lima minggu mereka belajar tentang pembangunan tembok
"berjalan" bersama rasul Paulus yang memberikan Injil sampai ke ujung bumi. Pada
umur ini juga, anak mengagumi tokoh-tokoh dan meneladaninya, karena itu diajarkan
Setelah selesai dengan kurikulum Anak Besar, bahan pelajaran selanjutnya disiapkan
untuk Tunas Remaja. Anak-anak yang kini berada pada ambang masa remaja dapat
diajar jauh lebih luas. Metode bercerita sudah jarang digunakan. Mereka menyelidiki
Alkitab sendiri, dipimpin oleh guru yang berfungsi sebagai pendamping. Sewaktu-
waktu mereka diajar di luar ruangan untuk menyelidiki pokok tertentu secara nyata.
Variasi menggunakan alat peraga sebagai media mengajar juga diperhatikan, sehingga
tidak hanya satu jenis alat peraga yang dipakai secara terus menerus (misalnya
Sumber:
• Ruth Lautfer & Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak 2, halaman 202 - 205,
Tahun ajaran baru di Sekolah Minggu dimulai pada bulan Juli atau Agustus. Hal ini
mempunyai arti penting bagi para guru Sekolah Minggu. Mengapa demikian? Karena
pada bulan inilah guru Sekolah Minggu seringkali memulai kelasnya dengan anak-
anak baru.
Bulan yang penuh semangat ini dirasakan bersama baik oleh guru maupun anak-anak
Sekolah Minggu. Anak-anak biasanya senang karena naik kelas, dan berharap akan
mendapatkan suasana baru, pengalaman baru, guru baru, mungkin juga hadirnya
teman baru. Yang sudah dapat dipastikan, tahun ajaran baru selalu merupakan saat
yang tepat untuk bertekad "melakukan yang lebih baik". Hal ini berlaku baik untuk
Pada sebagian Sekolah Minggu, tahun ajaran baru merupakan momen yang tepat
pelayan/GSM di kelas-kelas yang tersedia, penggunaan bahan ajaran yang baru, baik
membuat sendiri maupun mengganti Buku Pedoman yang dipakai sebelumnya. Tahun
ajaran baru juga merupakan awal yang baik bagi Sekolah Minggu untuk membuka
kelas atau cabang Sekolah Minggu yang baru. Singkatnya, tahun ajaran baru
Kenaikan kelas merupakan hari yang penting. Mulai hari itu anak-anak Sekolah
Minggu akan pindah ke kelas yang lebih tinggi dengan guru baru dan akan mendapat
bahan pengajaran baru. Bagi anak, naik kelas merupakan suatu kebanggaan dan
sukacita.
Namun, masalah bisa terjadi apabila ada anak Sekolah Minggu yang tidak naik kelas
(di sekolah umum) tapi menghendaki tetap naik kelas di Sekolah Minggu. Sebelum
hal ini terjadi, pembimbing dan guru Sekolah Minggu sebaiknya telah menetapkan
kelompok anak yang lebih kecil, yaitu "menolak" untuk naik kelas. Meskipun hal ini
wajar terjadi pada anak kecil yang merasa tidak aman di lingkungan yang baru (kelas
baru dan guru baru yang tidak dikenalnya), sebaiknya guru Sekolah Minggu dapat
memberikan perhatian dan pendekatan pribadi sejauh yang diperlukan tanpa adanya
unsur paksaan. Agar guru Sekolah Minggu dapat mengetahui siapa yang sudah
waktunya pindah kelas, terutama bagi Sekolah Minggu yang pembagian kelasnya
tidak berdasarkan kelas seperti di sekolah umum, maka masing-masing guru harus
Misalnya, anak kelas Batita yang sudah berumur 4 tahun (mulai masuk sekolah TK
kecil/TK-A), dia dapat naik ke kelas Balita. Anak kelas Balita yang sudah memasuki
kelas 1 SD (biasanya pada usia 6 tahun), maka dia naik ke kelas Pratama. Apabila
anak sudah naik ke kelas 4 SD (biasanya pada usia 9 tahun), maka dia naik dari kelas
Pratama ke kelas Madya. Sedangkan anak yang telah lulus SD (sekitar usia 12 tahun),
maka dia naik ke kelas Tunas Remaja atau kelas sejenis sesuai dengan
Memasuki kelas baru terkadang juga dapat membuat anak merasa takut, segan, dan
bimbang. Hal tersebut wajar terjadi karena anak-anak itu dihadapkan dengan suasana
baru, kelas baru, guru baru, mungkin juga hadirnya teman baru, cara pengajaran baru,
dan sebagainya. Oleh sebab itu agar kecanggungan, rasa segan dan kebimbangan
mereka lenyap, guru Sekolah Minggu harus bisa menjadikan momen kenaikan kelas
B. Penetapan Pekerja
Penetapan pekerja, yaitu penetapan kelas baru bagi guru Sekolah Minggu baik yang
lama maupun yang baru, dapat dilaksanakan bersamaan dengan pergantian tahun
Sebagian Sekolah Minggu menggunakan sistem rotasi bagi para pekerjanya. Guru
Sekolah Minggu secara berkala (1-2 tahun sekali, misalnya) akan dipindahkan ke
kelas yang berbeda dan akan menjumpai rekan satu pelayanan yang berbeda pula. Hal
ini dilakukan untuk melatih guru supaya berpengalaman dalam mengajar anak dari
sepelayanannya.
Sebagian Sekolah Minggu yang lain lebih menyukai sistem penetapan kelas
berdasarkan minat guru Sekolah Minggu yang bersangkutan. Pada akhirnya memang
bisa terbentuk guru yang berpengalaman pada masing- masing kelas, tetapi hal ini
bisa menyebabkan kejenuhan pada beberapa guru Sekolah Minggu. Tapi bisa juga
sebaliknya karena guru mendapat kebebasan untuk memilih kelas mana yang ingin
dilayaninya.
Bagi para pekerja/guru yang baru, juga tersedia berbagai cara penempatan kelas.
Mulai dari sistem "magang" atau menjadi asisten guru yang telah berpengalaman
mengajar, lalu dirotasi beberapa kali hingga yang bersangkutan menemukan kelas
tersebut.
Tahun ajaran baru juga merupakan momen yang tepat untuk menetapkan bahan
pengajaran baru. Sekolah Minggu dapat membuat sendiri bahan pengajarannya yang
diambil dari berbagai sumber, atau mengganti Buku Pedoman yang selama ini
Apa pun bentuknya, penetapan bahan pengajaran merupakan hal penting yang harus
disepakati bersama sebelum tahun ajaran baru dimulai. Bahkan, momen ini juga dapat
dimanfaatkan untuk melakukan penyegaran bagi para guru Sekolah Minggu, misalnya
Untuk Sekolah Minggu yang merupakan Pos PI dimana jumlah gurunya hanya sedikit
dan belum memiliki pembimbing penuh waktu, maka penetapkan bahan pengajaran
menjadi tugas guru Sekolah Minggu yang ada di Pos PI tersebut. Guru Sekolah
Minggu itu sebaiknya jauh-jauh hari telah mengumpulkan bahan dari berbagai sumber
dan mulai menyusun sendiri materi-materi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan
anak. Kesulitan yang sering dihadapi adalah berkumpulnya anak-anak dengan rentang
usia yang cukup jauh (mulai usia balita hingga SD kelas 6) hanya dalam sebuah kelas
saja sehingga kenaikan kelas tidak bisa diwujudkan dalam konteks ini. Namun, tidak
ada salahnya bila guru Sekolah Minggu mengadakan acara khusus bersama dengan
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 58 - 59, Yayasan Penerbit Gandum
Gereja dewasa ini memerlukan guru-guru yang terlatih, yang mencurahkan seluruh
hidupnya pada pelajaran. Seorang guru yang terlatih mengetahui bahwa dia
memerlukan persiapan. Sikap tenang di depan kelas tidak bisa dipertahankan tanpa
Sumber Bahan
Seorang guru yang cakap memakai bahan dari berbagai sumber untuk meningkatkan
mutu pelajarannya.
A. Alkitab
Alkitab adalah sumber bahan yang utama bagi guru, dan merupakan dasar utama bagi
pengajarannya. Karena Alkitab adalah Firman Allah yang diilhami, maka ia diakui
sebagai buku pegangan dalam gereja. Setiap guru harus mempelajari Alkitab dengan
menerapkannya sampai dia menguasai inti berita yang disampaikannya itu serta
Alkitab akan memberi pengertian tentang bagian-bagian yang sukar. Ada juga banyak
bahan tambahan yang berharga, yang menolong guru untuk menguasai Alkitab yang
1. Keterangan
Ada Alkitab yang berisi catatan-catatan yang berharga mengenai ilmu bumi, sejarah,
dan arkeologi. Bahan bantuan yang lebih lengkap dapat dibeli dalam buku-buku yang
terpisah.
2. Penafsiran
Ada Alkitab yang mempunyai catatan serta tafsiran mengenai berbagai bagian
Alkitab. Dalam Alkitab seperti itu ayat-ayatnya disertai tafsiran. Keterangan demikian
itu sangat berharga bagi guru yang tidak mempunyai pendidikan khusus.
3. Penyelidikan
mandiri. Tapi Hal ini tidak mungkin dilakukan kalau guru sendiri tidak
yang mempunyai petunjuk ayat-ayat dapat menolong guru maupun murid untuk
mencari ayat-ayat yang serupa dan lain keterangan yang melukiskan kebenaran yang
sedang diselidiki.
B. Kamus Alkitab
Kamus Alkitab memberikan makna dan pengertian tentang banyak kejadian, orang,
C. Konkordansi Alkitab
kata dalam Alkitab dan mungkin juga memberi arti serta keterangan yang berkaitan.
Dalam bahasa Inggris konkordansi karangan Strong, Cruden, dan Young dipakai
secara luas. Dalam bahasa Indonesia ada konkordansi karya Dr. D.F. Walker untuk
D. Tafsiran Alkitab
Setelah penyelidikan yang saksama dan penuh doa tentang ayat-ayat Alkitab, guru
mencari tafsiran bagian-bagian yang sulit di dalam buku tafsiran Alkitab. Buku-buku
tafsiran yang baru dan bisa dipercaya telah ditulis oleh sarjana-sarjana Alkitab yang
terkenal, yang memahami perkembangan dewasa ini dalam literatur dan arkeologi
alkitabiah. Buku-buku ini harus ada dalam tiap perpustakaan gereja. Namun
demikian, buku tafsiran jangan diterima sebagai jawaban yang menentukan. Ada
berikutnya untuk orang-orang yang disebutkan di dalam cerita itu, kemudian doktrin
dan ajarannya yang praktis; dan akhirnya untuk mengetahui inti cerita itu. Setelah
dari buku pedoman guru dan sumber lain. Dengan mengikuti urutan ini, dia secara
pribadi menemukan banyak fakta yang disebutkan di dalam sumber-sumber lain itu
Buku pedoman guru harus melengkapi pengetahuan guru. Buku itu harus dipakai
bersama dengan Alkitab, jangan sebagai pengganti Alkitab. Setiap guru yang
memakai buku pedoman guru tanpa menelaah ayat-ayat Alkitab terlebih dahulu
ditemukannya sendiri.
Buku-buku lain dapat menjelaskan ayat-ayat yang sukar, memberikan contoh dan
lukisan yang cocok, dan memberikan keterangan yang diperlukan tentang tata cara
dan kebiasaan kuno. Guru hendaknya memakai buku-buku yang berpusat pada
Buku pedoman guru adalah modal yang berharga karena menyediakan bahan
pelajaran Alkitab dan keterangan untuk bisa mengerti hubungan bahan ini dengan
Buku pedoman guru dapat merupakan sumber penelaahan Alkitab yang bermanfaat,
yang berkaitan secara langsung dengan pelajaran. Meskipun pedoman guru itu harus
dipelajari, tidaklah perlu membatasi pengajaran dengan isinya. Bacaan Injili bagi
program pendidikan di gereja biasanya berisi bahan keterangan alkitabiah yang baik
untuk memberikan kepada guru suatu dasar yang luas untuk mengerti isi pelajaran.
pedoman guru dapat menolong guru mengerti murid-muridnya dan kelompok usianya
sama dengan masalah yang terdapat dalam suatu kelas tertentu. Karenanya pelajaran
Seorang guru yang sudah siap tidak perlu melihat ke buku pedoman selama jam
bahwa pengajaran Kristen berasal dari Firman Allah yang diilhami. Sikapnya
terhadap Alkitab menyatakan dengan jelas betapa penting Alkitab bagi hidupnya.
Banyak sekali sumber yang dapat memperkaya pelajaran: pengalaman guru dan
murid; kejadian-kejadian masa kini yang terdapat dalam majalah, surat kabar, buletin,
dengan baik, dan yang mengerti murid-muridnya akan mengajar dari kelimpahan
hidupnya. Karena guru itu sendiri panjang akal, maka dia akan mendorong sifat ini di
Sumber:
MEMAHAMI TUJUAN
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam tiap jam pelajaran, satu tujuan harus
sudah dirumuskan terlebih dahulu dengan seksama. Tujuan itu seperti pusat atau
poros dari seluruh jam pelajaran dan ikut menentukan tiap-tiap unsur jam pelajaran
itu. Sebelum memahami tujuan pelajaran tersebut, guru harus sudah mempelajari
pokok Firman Tuhan yang akan disampaikan, menyelidiki latar belakang cerita dan
Sekarang tibalah waktunya guru memahami tujuan yang diberikan dalam bahan
Dalam perencanaan satu jam pelajaran guru secara aktif akan berusaha agar anak
mencapai tujuan pelajaran. Karena itu guru sendiri harus meyakini tujuan pelajaran itu
terlebih dahulu. Jika penyesuaian tujuan perlu diusahakan, guru mencari pengganti
unsur tertentu yang menyebabkan tujuan dirasakan terlalu berat atau terlalu ringan.
GARIS BESAR PEMBAGIAN SATU JAM PELAJARAN
Kerangka satu jam pelajaran dapat terdiri dari tiga bagian, yaitu:
• Pembukaan : dalam Pembukaan guru menjemput anak dimana mereka berada saat
• Cerita Alkitab : anak dibawa pada Firman Allah yang merupakan satu cerita penuh
dinamika.
• Penerapan/Respons: anak disiapkan untuk bertindak atas dasar Firman Allah dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Pembukaan
Pembukaan merupakan jembatan dari dunia anak kepada Firman Tuhan. Anak
biasanya datang dengan berbagai perasaan. Hati dan perasaan mereka mencerminkan
apa yang baru mereka alami. Ada anak yang baru menonton satu program TV yang
Sekolah Minggu. Dalam hatinya anak itu merasa kesal karena program yang
Lain anak tiba dengan kusut hati, karena baru bertengkar dengan adiknya, atau
dimarahi orangtua atau kakaknya. Ada anak datang dengan sangat gembira karena
rindu datang ke Sekolah Minggu. Bagaimana semua dapat dipersatukan dalam waktu
yang sangat singkat? Pembukaan perlu menimbulkan rasa ingin tahu serta
mengarahkan pikiran anak pada tujuan pelajaran, tanpa melepaskan isi cerita.
Unsur-unsur pembukaan:
• menyanyi bersama
• doa pembukaan
• persembahan (bagian ini lebih awal dengan anak dari orang dewasa; uang dalam
• penyembahan
• cerita sehari-hari
• mengulangi satu bagian dari pelajaran minggu yang lalu (menyanyikan nyanyian
yang baru diajarkan, ucapkan ayat hafalan bersama, lihat kembali gambar dari cerita
dll.)
Mengingat bahwa pembukaan hanya kira-kira lima belas menit, guru akan memilih
unsur pembukaan dengan saksama. Tidak semua unsur yang disebut di atas bisa
masuk pada tiap perencanaan pembukaan. Unsur-unsur itu merupakan variasi untuk
dipilih darinya.
pelajaran. Namun guru tetap harus memilih nyanyian dan menyusun pembukaan
sehingga anak dalam waktu sesingkat mungkin dipersatukan dan dipersiapkan untuk
mendengar cerita.
Ada gereja yang mengadakan pembukaan bersama dengan semua kelas, dan anak
baru diajar terpisah pada waktu masuk cerita. Keuntungannya adalah pembukaan
membutuhkan lebih banyak waktu, karena guru harus ciptakan suasana tenang lagi
2. Cerita
Satu jam pelajaran ini sangat penting, sama pentingnya dengan khotbah dalam
kebaktian. Namun daya konsentrasi anak masih terbatas. Khususnya anak Kelas Kecil
tidak berkonsentrasi terlalu lama. Dalam perencanaan satu jam pelajaran bagian cerita
Kemudian cerita dapat diulangi dengan cara tertentu yang sudah disiapkan,
umpamanya:
Cerita Alkitab merupakan "makanan rohani" untuk anak. Firman Tuhan berkuasa
saksama, sehingga anak jangan bosan atau jemu, melainkan sangat suka waktu guru
bercerita.
3. Penerapan/Respons
Dalam bagian ini Firman Tuhan akan diperdalam dan anak diantarkan untuk memberi
satu jawaban terhadapnya. bagian ini penuh interaksi antara guru dan murid. Anak
• menjawab pertanyaan
• dll.
Semua aktivitas yang diusulkan dalam Pedoman mengajar erat berkaitan dengan
cerita. Sebagian dari aktivitas akan menolong sehingga anak bersatu dengan cerita,
sebagian akan menggerakkan emosi dan kehendak anak dalam arah tindakan, dan
sebagian merupakan tindakan baru, umpamanya: persekutuan doa anak. Di sini anak
belajar berdoa dengan kata-kata sendiri. Ini satu respons terhadap Tuhan sendiri.
Untuk memungkinkan anak belajar berdoa, tiap doa guru perlu singkat, dengan kata-
kata sederhana tetapi penuh hormat dan keyakinan bahwa Tuhan mendengar dan
menjawabnya.
Berhasil tidaknya guru dalam bagian ini akan menentukan sikap anak terhadap
terjadi dalam kehidupan anak sehari-hari, anak akan selalu lapar dan haus untuk
mendengar cerita berikutnya. Sebaliknya, jika anak merasa bosan, mereka akan
datang lagi pada minggu berikutnya dengan perasaan jemu. Lama-kelamaan anak
hanya ingin menjadi anak besar sehingga tidak harus mengikuti Sekolah Minggu lagi.
4. Penutup Pelajaran
Penutup pelajaran harus singkat dan hanya membutuhkan beberapa menit saja. Isinya:
• pengumuman
• doa berkat
5. Kesimpulan
Kita sebagai guru Sekolah Minggu sebenarnya kaya. Bahan kita, yaitu Firman Tuhan,
terdiri dari banyak cerita, sehingga tiap-tiap minggu sesuatu yang baru dapat
disajikan. Metode dan media mengajar dapat sedemikian bervariasi sehingga setiap
minggu ada sesuatu yang menimbulkan rasa ingin tahu. Melalui pengalaman
mengajar, kita mengerti kesanggupan penerimaan anak, sehingga mereka tidak akan
dituntut berlebihan dan tidak dibiarkan tanpa tantangan sehingga bosan. Guru yang
antaranya. Satu jam di antara seratus enam puluh delapan jam seminggu adalah
kesempatan Guru Sekolah Minggu untuk menanam kasih Tuhan dan sesama dalam
hati anak. Jam itu berharga di hadapan Allah dan berharga bagi guru dan anak!
a. Mengikuti satu jam pelajaran dan catat tiap-tiap unsur (acara) selama guru
mengajar dengan mencantumkan pula berapa menit yang dipakai untuk tiap unsur
b. Merencanakan satu jam pelajaran untuk satu kelompok umur tertentu dengan
c. Membandingkan unsur (acara) satu jam pelajaran kelas kecil dengan unsur (acara)
Sumber:
• Ruth Lautfer, Pedoman Pelayan Anak, halaman 167 - 171, Yayasan Persekutuan
Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 1993.
Alkitab memang tidak dirancang sebagai bahan bacaan untuk anak, tapi bukan berarti
isi Alkitab tidak perlu disampaikan pada anak. Tuhan sendiri yang memerintahkan
agar FirmanNya diajarkan turun-temurun pada generasi yang lebih muda (Ulangan
6:6-7).
pertama di Inggris (1780), materi pengajaran Alkitab untuk anak pun mulai dipikirkan
gereja.
Amerika Serikat, dalam hal ini, mendahului negara-negara lain dalam usaha
Pada mulanya gereja mengajarkan materi Katekismus pada anak, bagian demi bagian.
Oleh karena Katekismus dirancang untuk orang dewasa, sudah bisa diduga bahwa
Pada masa ini, gereja menekankan "penghafalan ayat Alkitab" sebagai cara
mengajarkan Firman Tuhan pada anak. Menurut laporan, pada masa itu, anak berusia
10-12 tahun dapat menghafal sampai 1000 ayat dalam satu triwulan. Tapi, kembali
metode ini dianggap kurang mengena, karena anak hanya mampu menghafal tanpa
mengerti arti ayat yang dihafalkannya tersebut. Baik guru maupun murid akhirnya
Kemudian ditemukan cara lain, dimana dalam setiap pertemuan hanya 1 ayat saja
yang diberikan sebagai bahan pelajaran. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
masing-masing gereja mencari jalan dan caranya sendiri dalam memilih bahan
menyusun suatu kurikulum yang SERAGAM, dimana pada hari Minggu yang sama
seluruh anggota keluarga (mulai anak kecil hingga kakek dan nenek) menyelidiki
bahan Alkitab yang sama. Setelah bertahun- tahun cara ini diterapkan, akhirnya
Kemudian timbul pandangan ekstrim yang bertolak belakang dengan ide bahan
pelajaran yang seragam di atas. Materi Sekolah Minggu mulai disusun secara terpisah
untuk setiap umur, dan telah mulai memperhatikan aspek perkembangan jiwa anak
dari setiap tingkatan umur. Namun karena pembagian kelas terlalu rinci (karena tiap
umur memiliki materi berbeda), akhirnya tenaga Guru Sekolah Minggu tidak
memadai.
Akhirnya, ditemukan sebuah sistem yang hingga saat ini banyak digunakan oleh
sebagai berikut: - Anak Batita (di bawah 3 tahun) - Anak Indria (usia 4-5 tahun) -
Anak Pratama (usia 6-8 tahun) - Anak Madya (usia 9-11 tahun) - Tunas Remaja (usia
12-14 tahun) Dewasa ini, sebagian besar Kurikulum Sekolah Minggu disusun
berdasarkan pengelompokan di atas.
B. Inti Kurikulum
Mengajarkan Alkitab pada seorang anak kecil yang belum sekolah misalnya, tentulah
berbeda cara pendekatannya dibanding pada anak yang memasuki usia remaja.
Bahkan mengajarkan cerita Alkitab yang sama pun membutuhkan teknik serta
Oleh karena itu, penting diketahui oleh setiap Guru Sekolah Minggu bahwa Inti
1. Anak-anak Pra-Sekolah:
Tugas utama dari seorang guru yang mengajar anak-anak pra-sekolah adalah untuk
memberikan konsep-konsep dasar dan informasi yang diperlukan oleh anak-anak itu
agar mereka dapat merumuskan pandangan yang bersifat alkitabiah mengenai dunia
ini.
Cara terbaik untuk menyampaikan isi Alkitab pada anak batita ialah dengan
juga harus disampaikan sesuai dengan level pemahaman mereka. Misalnya guru akan
mengajarkan "Allah yang Maha Tahu dan Maha Hadir", maka kalimatnya bisa
kebenaran dalam tiap pertemuan, guru harus memperlengkapi diri dengan berbagai
metode yang menarik dan menyenangkan anak. Semua aktivitas harus dirangkai
menjadi satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan pesan yang sama, mulai dari
kehidupan ini, oleh karena itu kepada mereka harus diberikan kebenaran-kebenaran
yang dasar agar mereka mendapat pengertian yang alkitabiah mengenai kehidupan ini
dan mengenai dunia mereka. Mengingat anak Indria belum sadar akan perkembangan
sejarah (misal: bahwa Abraham hidup sebelum Zakheus), materi-materi Alkitab yang
disajikan sebaiknya disusun dalam tema bulanan yang berpusat pada pengalaman
mereka, seperti: kehidupan dalam keluarga, penciptaan dan pemeliharaan Allah, dsb.
2. Anak-anak Sekolah:
Ajaran yang diberikan harus dapat menolong anak-anak mengenal kebenaran yang
relevan untuk mereka, sehingga mereka dapat memberi respons sesuai dengan
Bahan pelajaran untuk Anak Kelas Pratama disusun dengan pengertian bahwa perikop
Alkitab yang ingin disampaikan untuk umur ini boleh lebih panjang dan lebih
misalnya "Memberi dengan sukacita", bisa dipilih 2 kisah dari PL dan 2 kisah dari
PB. Tetapi boleh juga ada cerita berseri, misalnya "Kehidupan Daniel" atau "Yusuf
dan saudara-saudaranya". Pada umur ini anak-anak mulai mengerti hubungan dari
Bahan pelajaran untuk Anak Kelas Madya disusun dengan pertimbangan bahwa
peristiwa Alkitab dilihat secara keseluruhan dari segi sejarah, mulai dari PL hingga
PB. Pada umur ini anak juga mengagumi tokoh-tokoh serta meneladaninya, karena itu
penting sekali ditekankan mengenai teladan hidup baik tokoh Alkitab maupun tokoh
Kristen pada jaman modern.
Metode bercerita sudah mulai jarang digunakan, anak remaja cenderung lebih
menyukai penyelidikan Alkitab sendiri (tentunya dengan metode yang menunjang dan
Sumber:
• Ruth Lautfer & Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak 2, halaman 200 - 206,
Seni dapat Anda gunakan dalam mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak-anak
Sekolah Minggu. Seni yang dapat Anda gunakan antara lain seni drama, seni suara,
seni gambar, seni patung dan lain sebagainya. Artikel dalam edisi ini menjelaskan
kepada Anda bagaimana Anda dapat menggunakan seni gambar untuk membantu
Dalam Sekolah Minggu di gereja Anda, beberapa anak mungkin sudah akrab dan
terbiasa dengan seni gambar, hal ini disebabkan karena orangtua mereka telah
memperkenalkan krayon, pensil warna dan kapur warna sejak mereka masih sangat
kecil. Tetapi ada juga beberapa anak lain yang mungkin tidak mengerti sama sekali
tentang seni gambar atau seni menggambar ini. Mereka membutuhkan waktu yang
cukup untuk mengerti manfaat dan cara menggunakan alat-alat gambar tersebut.
Dalam mengajarkan seni menggambar pada anak, hasil akhir dari karya mereka
bukanlah hal yang terpenting. Yang terpenting adalah proses yang mereka lalui dalam
mengenal seni gambar tersebut. Usaha dalam membawa anak-anak mengenal karya
seni dan bagaimana mereka memiliki pengalaman dalam seni gambar lebih penting
daripada melihat hasil akhir gambaran atau lukisan/gambar mereka. Demikian pula
kemampuan, sikap dan pengertian seorang anak dalam memahami seni, lebih penting
Jika Anda ingin memperkenalkan seni lukis atau seni gambar dalam kelas Sekolah
Minggu, Anda dapat menyediakan kertas kosong dan membagikannya kepada para
ASM. Selain kertas Anda juga harus menyiapkan alat-alat gambar seperti pensil
gambar, pensil warna, krayon, kapur warna, dan sebagainya. Lalu biarkanlah anak-
Kegiatan menggambar dan melukis dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan anak-
anak. Kegembiraan anak-anak dapat terlihat dari caranya menggunakan warna yang
tidak langsung mereka belajar konsep dasar mengenai kebenaran Alkitab. Mereka
Misalnya dengan alat-alat gambar yang telah disediakan mereka dapat belajar
mereka dapat juga belajar menjadi orang yang murah hati dengan cara saling berbagi,
mereka dapat berlaku baik dengan memberikan kesempatan pada temannya memakai
alat gambarnya, dan mereka dapat saling membantu. Pada kesempatan ini anak-anak
juga dapat belajar bagaimana mereka menghormati dan menghargai karya orang lain.
Saat anak dan guru Sekolah Minggu ataupun pelayan anak menggunakan alat-alat
gambar secara bersamaan dalam suasana santai dan kreatif, maka kesempatan
seperti ini guru Sekolah Minggu dan pelayan anak dapat membantu anak-anak belajar
kebenaran Firman Tuhan melalui perbuatan nyata yang mereka lakukan selama proses
KARAKTERISTIK ANAK
perkembangan anak. Anak di bawah umur lima tahun banyak bergerak dan
melakukan aktivitas. Anak dalam umur ini mulai dapat menggunakan seni untuk
menutupi atau mengungkapkan apa yang terjadi. Ini merupakan langkah penting
untuk mengembangkan kontrol dan belajar secara tepat untuk menggunakan alat serta
Karya seni bagi anak-anak di atas tiga tahun biasanya berada di bawah pengawasan
yang tinggi. Mereka tahu bahwa alat-alat yang digunakan memiliki tujuan khusus
dalam hatinya, meskipun tujuannya senantiasa berubah, sedikit demi sedikit anak-
kesenangan yang lebih nyata dari cara dia membuat garis, bentuk, pola, dan desain,
serta secara periodik menggambar obyek binatang atau orang. Seringkali anak-anak
membuat kemajuan dalam karyanya. Apapun yang telah dibuat anak-anak, para guru
PERAN GURU
Peran guru adalah menangkap usaha anak dalam setiap tingkat perkembangannya.
Sekali lagi, sangat penting untuk memperhatikan proses pengalaman seni anak-anak,
Bujuklah anak untuk melakukan sesuatu bagi diri mereka sendiri. Ketika anak
berkata, "Gambarkan pohon untukku," berilah saran, "untuk pertama kita lihat apa
yang dapat kamu lakukan sendiri." Kemungkinan anak dapat putus asa, sarankan,
"Saya rasa ide terbaik bagimu adalah mulai mewarnai rumput dengan warna hijau."
Biasakan selalu menulis nama anak di kertas gambar, sehingga lebih mudah untuk
dikenali. Ijinkan anak untuk menulis sendiri namanya di kertas gambar. Tekankan
pada anak untuk mempelajari kebenaran alkitab melalui kegiatan seni karena akan
Saat anak dan guru berkarya bersama, ada kesempatan untuk berbicara santai
pada saat anak menggunakan kapur berwarna untuk mendesain kontruksi di atas
kertas, ajarkan mereka untuk saling berbagi bahan maupun alat yang mereka miliki
dan biarkan hal tersebut berlangsung secara alami. Anda dapat menganjurkan Jeni
Ben menggunakan kapur berwarna biru." Ini merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan. Jangan lupa, harus ada senyuman dalam kata-kata guru pada saat Anda
mengajarkan kebenaran Alkitab mengenai saling berbagi ini. Misalnya: "Lupe, Weslei
tidak mempunyai cukup tempat bagi kertasnya. Apa yang dapat kamu lakukan
baginya?"
Setiap anak menginginkan gurunya bersikap bersahabat dan memahami karyanya.
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 17, Gospel Light,
Ventura, 1992.
Berikut ini adalah tips bagi para guru Sekolah Minggu yang ingin melaksanakan
sebelumnya agar anak-anak bisa menyiapkan diri dengan baik. Siapkan peralatan-
adalah Penolongku", "Tuhan adalah Pahlawanku", dll. Pilihlah tema-tema yang dapat
2. Mintalah ASM untuk membawa alat-alat menggambar yang mereka miliki (pensil,
penggaris, pensil warna, dll.). Kertas gambar harus disediakan oleh Sekolah Minggu
agar bisa seragam. Jika diperlukan Sekolah Minggu bisa menyediakan beberapa alat
menggambar untuk anak-anak yang tidak membawa/memiliki alat gambar.
agar ASM dapat menggambar dengan semangat dan penuh inspirasi. Jika halaman
ruangan.
- Doa pembukaan
pekerjaan mereka. Diskusikan santai tentang gambar yang mereka buat dan jangan
6. Setelah ASM selesai menggambar, kumpulkan mereka dalam satu ruangan. Beri
sedikit pelajaran/manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menggambar tersebut. Jika
ada waktu mintalah satu atau dua anak menceritakan tentang gambarnya. Kemudian
Catatan:
Kegiatan menggambar diikuti oleh seluruh tingkatan kelas. Untuk kelas batita/balita,
gambar dan peralatan untuk mewarnai. Ingat! Selama mewarnai, kelas ini harus selalu
dibimbing dan diarahkan oleh minimal satu GSM (tergantung jumlah murid), agar
dapat berjalan dengan baik, tertib dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Berikut ini adalah sebuah artikel yang ditulis tahun 1994 dengan contoh kasus yang
terjadi di Amerika Serikat. Jika Anda bandingkan keadaan saat itu dengan keadaan
sekarang di Indonesia, maka kita lihat hal ini tidak jauh berbeda, karena jaman "Video
Games" sudah betul-betul datang di Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
hiburan maupun komersial memang luar biasa. Mulai dari pengembangan teknologi di
bidang pertelevisian sampai pada penciptaan video games, video watch, dll.
video arcade (pergelaran video games) yang menawarkan perbagai macam jenis
permainan, dan dipenuhi oleh anak- anak dan remaja. Dengan membayar harga yang
relatif murah untuk ditukar dengan koin, mereka betah menghabiskan waktu berjam-
Di satu sisi, kehadiran video games memang dapat menumbuhkan apresiasi anak
maupun remaja pada teknologi. Pada saat yang sama, permainan ini dapat pula
merangsang kreativitas maupun daya reaksi (dengan catatan ia tidak memainkan game
penggemarnya terkena video games addict (kecanduan video games). Seseorang dapat
menghabiskan waktu dan uangnya sekaligus untuk menikmati permainan ini. Dampak
negatif dari permainan ini akan sangat terasa, manakala pemainnya tidak dapat
mengendalikan diri. Pada saat seseorang mulai merasa, bahwa permainan ini bukan
sekedar untuk dinikmati dalam waktu senggang sebagai aktivitas rekreasional, maka
anak-anak dan remaja, menyebabkan para pendidik mulai mendesak pemerintah agar
games yang dijual secara bebas. Hal ini ditujukan pada materi video games yang
Di Amerika Serikat saat ini, cukup banyak materi video games yang justru
Dalam video games, nilai yang tinggi justru diperoleh lewat sikap yang agresif dan
penggunaan kekerasan secara sistematis. Dengan cara ini, pemain merasa, bahwa
kekerasan memperoleh ganjaran (reward) dan kekerasan yang lebih tinggi akan
Melarang peredaran video games tersebut tampaknya cukup sulit, namun memberikan
ratings pada labelnya akan membantu orangtua untuk ikut mengetahui apa yang
orangtua akan materi video games yang penuh dengan sadisme, dikhawatirkan akan
menghasilkan anak-anak atau remaja yang bersikap menikmati sadisme tanpa sadar.
karena sarat kekerasan sangat diminati anak-anak maupun remaja. Judul video games
seperti Superman maupun Ninja dan sejenisnya sangat mengobral kekuatan fisik dan
sadistis yang diterapkan seolah-olah memberi legitimasi atas tindakan apa pun, sejauh
meramalkan, video games masa depan, akan lebih realistis penampilannya dengan
Di Barat selama ini telah berkembang Compact Disc Games (CDG) yang
menampilkan citra aktual wanita yang dapat dikendalikan oleh pemainnya untuk
dewasa, siapa yang dapat menjamin, bahwa materi tersebut tidak mungkin jatuh ke
tangan anak-anak atau remaja? Remaja dan anak-anak kita yang bermukim di kota-
Kasus yang terjadi di Amerika Serikat dengan video games yang sarat kekerasan
bukan mustahil dapat dijumpai di video arcade Indonesia. Sudah saatnya para
pendidik dan orangtua mewaspadai materi video games yang dimainkan oleh putra-
putri mereka.
Buat anak balita, bermain adalah pekerjaannya. Makanya dikatakan, dunia anak
adalah dunia bermain. Namun, sambil bermain, sebenarnya anak belajar, yaitu
DEFINISI
Bermain ialah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan, tanpa ada
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Jadi, apa pun kegiatannya, bila dilakukan
dengan senang bisa dikatakan bermain. Pun bila sebenarnya bekerja, misal, membantu
ibu memotong sayur di dapur, tapi karena dilakukan dengan senang dan atas inisiatif
si anak, maka pekerjaan itu baginya dinamakan bermain. Begitu pula bila inisiatif
bermain atas ajakan orangtua, tetap dikatakan bermain, asalkan anak senang
melakukannya. Sebaliknya, jika anak melakukan perbuatan yang kita anggap bermain,
tapi dengan terpaksa atau karena dipaksa, maka tak bisa dikatakan bermain.
Itu sebab, bermain dikatakan sebagai kegiatan inklusif dan inheren, yaitu muncul atas
motivasi dari dalam diri dan tak perlu diajarkan lagi. Soalnya, sejak bayi memang ada
kebutuhan bermain. Namun begitu, suatu kegiatan baru dikatakan bermain bila
dilakukan setelah usia 3 bulan. Sebelum usia 3 bulan, kegiatannya lebih banyak
Definisi bermain berlaku sampai tua. Hanya, orang dewasa menyebutnya bukan
bermain, melainkan berekreasi. Sementara bermain untuk anak usia sekolah bukan
atas dorongan semata, tapi juga disertai rasa ingin menang. Jadi, belum pantas bila
anak balita dipacu untuk menang semisal mengikuti lomba-lomba yang menekankan
kesempurnaan hasil. Hal ini sama saja dengan merampas hak anak.
MANFAAT BERMAIN
Manfaat bermain amat banyak dan selalu menyangkut tiga ranah yaitu:
1. Fisik-Motorik
Anak akan terlatih motorik kasar-halusnya. Dengan bergerak, ia akan memiliki otot-
2. Sosial-Emosional
kehidupan, orangtua merupakan teman bermain yang utama bagi anak. Ini
membuatnya merasa disayang dan ada kelekatan dengan orangtua, selain belajar
3. Kognisi
pengalaman mengenai objek- objek tertentu seperti: benda dengan permukaan kasar-
halus, rasa asam, manis, dan asin. Ia pun belajar perbendaharaan kata, bahasa, dan
bergambar.
Pada anak-anak yang mengalami gangguan seperti autisme atau hiperaktif, lewat
media bermain juga dilatih berkonsentrasi, mengenal warna atau bentuk, dan
sebagainya. Anak autis juga dilatih untuk bisa melakukan kontak dengan orang lain;
sedangkan anak hiperaktif atau gangguan atensi dilatih untuk memperhatikan dengan
HARUS SEIMBANG
Kita hendaknya tak cuma mengembangkan aspek tertentu. Kalau tidak, misal, hanya
aspek kognisinya yang distimulasi sejak dini agar cerdas, bisa-bisa anak jenuh.
akademis mereka sama. Bahkan, anak yang dirangsang terlalu dini, akhirnya
atau memberontak.
Seimbangkan juga kegiatan fisik dengan kegiatan di tempat seperti main lego,
meronce, atau menggambar. Meski si anak tipe aktif yang tak suka permainan diam di
tempat atau sebaliknya, kita tetap harus menyeimbangkannya. Jadi, anak harus punya
kesempatan bermain yang melibatkan fisiknya, selain bermain yang perlu ketekunan.
Dengan begitu, wawasannya jadi luas. Bila ia hanya bermain secara fisik terus, anak
Sebaliknya, jika hanya bermain di tempat, tapi kurang kegiatan fisik, ia jadi kurang
terampil pada kegiatan luar yang akan berdampak pada sosialisasi dengan teman-
ayunan, meniti di atas balok, bermain bola, atau melompat. Selain melatih
sosialnya.
1. Kegiatan fisik.
selain melatih motorik kasarnya, juga mengaktifkan otak kanan dan kirinya. Jadi, saat
sampai tujuan tertentu. Ketika ia mulai belajar berjalan dengan cara merambat,
Anak bisa bereksplorasi dengan barang-barang rumah tangga, semacam centong kayu
dengan panci sebagai alat musik, belajar memutar atau memasukkan wadah dengan
Alat permainan edukatif adalah alat yang sengaja dirancang untuk tujuan tertentu.
Syaratnya:
a. Dapat digunakan dalam berbagai cara atau dapat dibuat dalam macam-macam
bentuk, dengan macam-macam manfaat dan tujuan. Misal, mainan balok-balok atau
meronce, yang bisa disusun sesuai kehendak, apakah diurutkan dari yang besar ke
kecil ataukah berdasarkan warna/bentuk tertentu. Selain melatih motorik halus, juga
pengenalan warna, bentuk, dan ukuran. Lilin mainan atau playdough juga termasuk
mainan edukatif karena bisa mendorong imajinasi anak dan melatih jari- jemarinya,
tidak, anak tak tahu mau diapakan karena permainan ini tak terstruktur.
b. Ditujukan untuk anak usia di atas 1,5 tahun dan berfungsi mengembangkan
berbagai aspek perkembangan, baik fisik, emosi, sosial, atensi, serta kognisi, entah
berupa daya nalar, bahasa, konsep dasar, warna, bentuk, dan lainnya. Anak usia 10
bulan juga sudah bisa dikenalkan dengan puzzle tunggal, dikenalkan pada warna dan
binatang.
c. Aman bagi anak, baik dari cat, warna, serta bahan dasarnya yang rapi atau tak
runcing.
d. Membuat anak terlibat secara aktif atau melakukan sesuatu. Beda dengan
mendengarkan cerita atau menonton TV yang hanya pasif mendengarkan dan melihat
e. Sifatnya konstruktif. Jadi, ada sesuatu yang dihasilkan dari apa yang ia buat, entah
bermain lego, balok, atau menggambar, misal.
Jika alat permainan edukatif tak bisa terbeli karena keterbatasan ekonomi, kita bisa
berkreasi dengan membuatnya dari bahan-bahan yang ada di sekitar rumah. Misal,
bagi yang tinggal di dekat pantai bisa menggunakan kumpulan kerang-kerang aneka
bentuk dan ukuran yang telah dicuci bersih. Anak bisa diminta menyusun dari ukuran
Jadi, asalkan orangtua kreatif, sebenarnya mainan tak perlu mahal, tapi bisa dibuat
sendiri. Misal, untuk melatih indera pendengaran, isilah botol bekas dari bahan kaleng
dengan sesuatu agar berbunyi kala dikocok; untuk mengenalkan warna, bisa diambil
berbagai jenis bunga atau buah. Kulit jeruk atau kotak korek api bisa dibuat mobil-
mobilan. Pun bila ingin punya puzzle, kita bisa membuatnya dari potongan gambar di
puzzle. Tentu tinggal menyesuaikan dengan usia anak; untuk usia lebih dini, dibuat
puzzle tunggal, misal, gambar gajah utuh atau bunga mawar utuh; untuk tahapan
Sumber:
Jakarta, 2001.
Banyak kebutuhan anak-anak yang dapat dipenuhi dalam kegiatan bermain jika kita
3. Gunakan permainan yang bervariasi dengan durasi waktu yang singkat berdasarkan
4. Berikan kegiatan bermain yang bermanfaat dan ajarkan mereka untuk belajar serta
6. Berikan pengawasan yang secukupnya dari orang dewasa dalam semua kegiatan
bermain mereka.
8. Berikan petunjuk yang jelas dalam sebuah permainan, hati-hati; jika perlu peragaan
10. Pilihlah guru-guru yang berjiwa muda dan menyenangkan untuk mendampingi,
4.6 Aktivitas yang Cocok untuk Anak Batita (Umur 2-3 Tahun)
Secara fisik, anak berumur antara 2-3 tahun adalah anak yang suka bergerak, berlari,
melompat, memanjat dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Namun mereka
cepat lelah karena otot-otot belum berkembang dengan sempurna, sehingga mereka
belum dapat melakukan pekerjaan tangan yang rumit. Untuk itu sediakan aktivitas dan
permainan sederhana yang dapat mereka kerjakan. Beberapa aktivitas yang cocok
1. Permainan Balok
imajinasi mereka.
2. Puzzle
Puzzle adalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah
dalam beberapa bagian. Jangan menggunakan puzzle yang terlalu rumit, tapi gunakan
yang sederhana yang terdiri sekitar 5-10 potong, sehingga anak-anak dapat menyusun
dengan mudah.
3. Menggambar
Sediakan kertas dan crayon dan biarkan anak membuat gambar menurut imajinasi
mereka, walau pada umur sekian biasanya mereka masih membuat cakar ayam. Tapi
bila ditanya mereka dapat menjawab objek yang sedang digambarnya, seperti
4. Menempel
Gunakan gambar-gambar sederhana yang telah dikenal oleh anak, misal: ikan dan roti
(untuk kisah "5 roti dan 2 ikan"), atau meminta anak menempel "mata ikan" pada
tempat yang sesuai. Bisa juga diberikan beberapa potong gambar dan minta anak
menempelkan sesuai keingan mereka sendiri, misal: gambar seorang gembala, seekor
anjing, dan 3 anak domba serta selembar kertas hijau berbentuk padang rumput yang
luas. Aktivitas ini bisa juga disertai dengan pelajaran berhitung. Seusai menempel
5. Mewarnai
Sediakan kertas dengan gambar di atasnya, pensil warna, spidol atau crayon. Mintalah
anak-anak mewarnai gambar tersebut. Walau mereka belum dapat mewarnai dengan
sempurna, tapi kegiatan ini dapat melatih kepekaan mereka akan warna.
Demikianlah beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak-anak umur 2-3 tahun.
Semoga hal ini dapat membantu anda dalam melayani anak-anak umur batita ini.
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 23, Gospel Light,
Ventura, 1992.
4.7 Aktivitas yang Cocok untuk Anak Pratama (Umur 6-8 Tahun)
Anak-anak Pratama, pada umur 6 tahun mereka sudah mulai belajar membaca, lalu
pada umur 7-8 tahun biasanya kemampuan membaca mereka sudah meningkat.
Aktivitas untuk anak Pratama ini lebih bervariasi dibanding dengan anak Batita dan
Balita. Pada anak umur 6-8 tahun ini, Alkitab sudah dapat dipakai sebagai bahan
membaca, menyimak, mengingat dan menghafal. Aktivitas yang cocok bagi anak
1. Membaca Alkitab
Saat bercerita berikan kesempatan pada anak-anak untuk membuka Alkitab dan
membaca ayat-ayat yang sesuai dengan cerita hari itu. Bantulah mereka mencari nama
2. Menghafal Ayat
Pada akhir cerita, Guru Sekolah Minggu dapat membagikan secarik kertas yang berisi
ayat-ayat Alkitab yang sesuai dengan cerita pada hari itu dan mintalah anak-anak
3. Permainan
Banyak permainan dapat digunakan untuk anak-anak Pratama ini, antara lain mencari
Anak umur 6-8 Tahun sudah dapat dilibatkan dalam permaianan drama pendek dan
Martha, dsb.
5. Aktivitas Seni
Aktivitas seni ini antara lain menggambar, menempel, mewarnai, prakarya dan
6. Tulis Menulis
Demikian aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak-anak Pratama, semoga Tuhan
memberkati.
Mengingat usia anak madya (9-11 tahun) adalah kelompok usia terakhir di kelas
Sekolah Minggu, maka ini adalah kesempatan terakhir pula bagi Guru Sekolah
Minggu untuk menanam dan menguatkan iman mereka sebelum mereka memasuki
usia pra-remaja. Berikut ini beberapa aktivitas menarik yang dapat membantu mereka
Perkenalkan kepada mereka salah satu Kamus Alkitab (usahakan yang dilengkapi
dengan gambar atau foto berwarna). Jelaskan apa gunanya dan bagaimana
menelusuri kota-kota dimana Paulus pernah datangi lalu bandingkan dengan Peta
Umum (dimana lokasinya, dulu namanya apa, sekarang dikenal sebagai kota apa,
bagaimana kondisi kota tsb. pada jaman itu, dan bagaimana kondisinya saat ini, dsb.).
Terlebih dulu Guru harus memilih peristiwa apa yang akan dibahas, misalnya:
Kehidupan Musa. Ajak anak-anak untuk mempelajari dan mencatat dari Alkitab
berbagai fakta sejarah mengenai kehidupan Musa, misalnya: nama negara, kota,
tempat (Mesir, Pitom & Ramses, Gosyen), sungai (Nil), peristiwa (membangun kota
perbekalan), dsb. Lalu ajak anak membaca sejarah mengenai Mesir pada masa itu
Persiapkan beberapa foto/gambar yang anda miliki, seperti: foto Taman Getsemani,
Sungai Yordan, Bukit Golgota, dsb. - semua ini bisa didapatkan di toko buku Kristen
atau dengan membawa Kamus Alkitab (Bible Dictionary). Ajak anak memainkan
permainan: "Di manakah aku?" dengan memberi pertanyaan yang mengarah supaya
anak dapat menebak tempat yang anda maksud. Bila anak dapat menjawab dengan
Seringkali peristiwa yang tertulis di Alkitab "kurang hidup" atau "kurang menarik"
karena bahasa yang digunakan tidak seperti karangan novel atau cerita detektif.
Dengan melihat film mengenai peristiwa yang tertulis di Alkitab mungkin bisa
menolong memperkaya pemahaman anak akan peristiwa tsb. Mis.: film Kehidupan
Ada juga film-film yang sifatnya pengajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah
dan sejarah, misal: menjelaskan apakah hujan api dan belerang yang terjadi di Sodom
dan Gomora benar-benar terjadi, bagaimana dengan peristiwa air bah, dsb.
Penyelidikan Alkitab
mengetahui fakta dan kebenaran yang terdapat dalam Alkitab. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara kelompok atau mandiri. Metode yang cocok digunakan adalah Studi
Penyelidikan Peta
Dalam menceritakan kisah Alkitab ajaklah mereka untuk membuka peta Alkitab agar
tambahan lainnya, misalnya melihat latar belakang kota / daerah / kerajaan / bangsa /
nama yang sedang dipelajari dengan memakai Kamus Alkitab atau Buku
Ensiklopedia.
Diskusi
Diskusi ini dilakukan untuk mendorong mereka melihat kebenaran Alkitab dan
untukb erdiskusi, misalnya Orang Farisi Jaman Milenium, Katakan "NO" pada
Narkoba, dll.
Sharing
Sharing ini dilakukan untuk saling berbagi pengalaman hidup masing-masing, supaya
memisahkan kelompok laki-laki dan wanita, supaya mereka lebih merasa aman.
Kegiatan Di Alam Terbuka (Outdoors)
Jika memungkinkan sekali-kali ajaklah anak untuk pergi melakukan kegiatan di alam
terbuka, misalnya berkemah, naik gunung, hiking, bersepeda ke desa dll. Bimbinglah
mereka untuk bersahabat dengan alam, supaya menghargai ciptaan Tuhan. Melakukan
Minggu Anda? Agar tidak terlalu bingung dan agar Anda bisa maksimal dalam
peralatan belajar dan bermain tersebut dengan aktivitas yang biasa dilakukan di
Ada banyak aktivitas yang dari tahun ke tahun sering (biasa) dilakukan di kelas-kelas
Sekolah Minggu. Aktivitas-aktivitas tsb. tidak pernah bosan dilakukan karena sangat
sederhana dan berguna untuk mendukung pengajaran yang diberikan. Nah, silakan
cerita, supaya anak dapat mengingat cerita hari itu dengan lebih baik. Biasanya
2. Anak-anak mengisi soal: entah itu berupa teka-teki, kuis, atau pertanyaan dari buku
5. Anak membuat sebuah karangan, tulisan, atau cerita sebagai tanggapan atas
7. Tanya-jawab lisan antara guru dan anak berkaitan dengan penerapan cerita yang
sebagainya sebagai cara untuk mendorong anak memikirkan lebih lanjut pelajaran
yang diberikan.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam rangka kegiatan PASKAH adalah mengadakan
"Cerdas Tangkas". Kreasi dalam mengadakan kegiatan Cerdas Tangkas dapat Anda
Hal ini diatur seperti dalam kuis televisi. Pilihlah beberapa regu yang terdiri dari
empat orang untuk melawan regu-regu yang lain. Pertanyaan diajukan kepda regu
demi regu dan masing-masing regu memperoleh angka. Regu yang menang akan
melawan regu lain sampai pemenang akhir keluar. Permainan ini dapat digunakan
untuk acara yang teratur pada hari Minggu sore sebelum kebaktian malam atau dapat
juga digunakan bila ada perayaan khusus seperti PASKAH.
ditiup ke udara. Orang itu harus memberi jawaban sebelum gelembung itu pecah.
Jawaban yang betul diberi angka lima. Peserta boleh beregu, boleh juga perorangan.
Untuk mengadakan permainan ini harus ada seorang yang bertugas sebagai penjaga
waktu. Setiap pertanyaan harus dijawab selambat- lambatnya dalam 10 detik. Satu
regu mulai diberi waktu menjawab lebih dahulu. Sepuluh detik selanjutnya tetap
menjadi milik regu pertama itu kalau jawabannya benar. Bila regu pertama gagal,
maka regu kedua mengambil alih waktu. Regu yang mampu menjawab lebih banyak
pertanyaan, itulah yang menang. Dalam permainan ini dua regu atau lebih dapat ikut
serta.
mengambil sebuah. Para peserta yang mendapat warna putih tidak usah menjawab
pertanyaan. Peserta yang memperoleh warna cerah menjawab pertanyaan lebih mudah
sedangkan warna tua berarti pertanyaan yang rumit. Regu yang berhasil menjawab
nilainya 5.
Pilihlah beberapa regu untuk memainkan cerdas tangkas ini. Masing-masing regu
bertanya kepada jurubicara tadi, maka teman seregunya meniup sehelai bulu ke udara.
Wakil regu itu hanya boleh menjawab pertanyaan selama bulu tersebut melayang di
udara tanpa menyentuh benda. Jika bulu itu menyentuh tembok, langit-langit, orang,
atau apa saja, maka waktu untuk menjawab habis. Sepanjang bulu masih bebas
atau kehabisan waktu, tibalah giliran regu lain. Angka yang diberikan besarnya
kelompok lain melalui seorang kurir (jadi kelompok A membuat pertanyaan yang
jangka waktu 20 detik kelompok yang ditanyai harus memberi jawaban kepada
kelompok yang bertanya. Bila jawabannya salah, maka kelompok yang gagal itu
juga seterusnya. Pada akhir permainan (misalnya setelah empat atau lima menit),
maka kelompok yang memperoleh anggota paling banyak, itulah yang menang.
Sumber:
sebagian yang lain setuju. Yang tidak setuju mengatakan bahwa permainan itu bersifat
duniawi dan karena itu tidak baik dibawa ke dalam gereja. Yang setuju mengatakan
Memang pro-kontra adalah sesuatu yang wajar, "Kepala sama hitam, tetapi pendapat
Terlepas dari itu semua, permainan sesungguhnya sangat penting untuk kehidupan
dengan bermain). Konsep ini ternyata berhasil jika dilaksanakan dengan baik.
Bermain merupakan bagian terbesar dalam hidup anak-anak dan merupakan sesuatu
mengembangkan keterampilan sosial dan fisik, mengatasi situasi, dan juga melakukan
bermain dan tanpa lingkungan yang menunjang untuk bermain, kemampuan belajar
anak. Ada pula teori yang menyatakan bahwa dengan cara bermain, anak-anak
bergerak dapat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan anak dalam hal kognitif,
motorik maupun afektif.
bertambahnya usia, berkembangnya kematangan otak, dan proses belajar, anak bisa
melakukan gerakan motor halus, seperti memegang dengan ibu jari dan telunjuk,
gerakan sensori dan motor yang lebih kompleks seperti naik sepeda, memanjat dan
berenang.
Seperti telah ditulis di atas, bergerak juga mempengaruhi perkembangan kognitif dan
menyatakan bahwa melalui bermain ada dua aspek yang dapat berkembang:
kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan emosi. Berpikir kritis dalam diri anak-anak
mengenali emosi diri sendiri, kemampuan mengatur dan mengekspresikan emosi diri
mengenali emosi orang lain, dan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang
lain.
Fungsi bermain
yaitu belajar bagaimana berbagi, hidup bersama, mengambil peran, belajar hidup
dan halus. Permainan juga membantu anak-anak memahami tubuhnya: fungsinya dan
dalam suasana yang tidak mengancam, dan juga memperhatikan peran orang lain.
Melalui permainan anak-anak bisa belajar mematuhi aturan, menghargai hak orang
lain.
Pada bagian selanjutnya akan disampaikan makna permainan secara lebih terinci,
Anak.
Fungsi bermain terhadap kemampuan intelektual dapat dilihat pada beberapa hal
berikut ini:
permukaan lembut, kasar atau kaku. Permainan fisik akan mengajarkan kepada anak
(imajinasi dan fantasi) sehingga anak-anak semakin jelas mengenal konsep besar-
sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. Bila
informasi baru ini ternyata berbeda dengan yang selama ini diketahuinya, anak dapat
pengetahuan yang lebih baru. Jadi melalui bermain, struktur kognitif anak terus
diperkaya, diperdalam, dan diperbarui sehingga semakin sempurna.
bertahan lebih lama menghadapi kesulitan agar persoalan yang dihadapinya dapat
dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup adanya imajinasi aktif anak-
anak. Imajinasi aktif akan mencegah timbulnya kebosanan yang merupakan pencetus
Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang memadai, seorang anak
tidak mungkin dapat bertahan lama bermain peran (pura-pura menjadi dokter, ayah-
anak-ibu, guru, dll.). Ada hubungan yang dekat antara imajinasi dan kemampuan
yang tidak imajinatif memiliki rentang perhatian (konsentrasi) yang pendek dan
Perkembangan sosial yang terjadi melalui proses bermain adalah sebagai berikut:
dan dengan demikian akan mengurangi sikap egosentrisnya. Dalam permainan itu
pula anak-anak dapat belajar bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan
haknya dan peduli akan hak orang lain. Anak-anak juga dapat belajar apa artinya
• belajar berkomunikasi
Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus dapat mengerti dan dimengerti
pula anak belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan perbedaan pendapat.
• belajar mengorganisasi
Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda dan karena itu dalam
siapa yang akan menjadi apa. Melalui permainan ini anak-anak dapat juga belajar
Emosi akan selalu terkait di dalam bermain, entah itu senang, sedih, marah, takut,
cemas, oleh karena itu bermain merupakan suatu tempat pelampiasan emosi dan juga
relaksasi.
• kestabilan emosi
Adanya tawa, senyum dan ekspresi kegembiraan lain mempunyai pengaruh jauh di
luar wilayah bermain itu sendiri. Ada kegembiraan/perasaan senang yang dirasakan
Kemampuan mengatasi situasi ini membuat anak merasa kompeten dan berhasil. Rasa
mampu ini pula yang akan mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu anak-
sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembangkan konsep diri
yang realistis).
• menyalurkan keinginan
Di dalam bermain, anak-anak dapat menentukan pilihan ingin menjadi apa dia. Bisa
saja ia ingin menjadi "ikan", bukan "cacing", bisa juga ia menjadi "komandan"
Bermain dapat menjadi "katup" pelepasan emosi negatif anak, misalnya rasa takut,
traumatik.
• mengatasi konflik
Di dalam bermain sangat boleh jadi timbul konflik antara satu anak dengan lainnya
dan karena itu anak-anak bisa belajar memilih alternatif untuk menyikapi atau
halus.
halus, kasar, lembut; mengenal bau; suara dan bahkan rasa. Anak-anak bisa juga
menggambar.
Bermain dapat menyalurkan energi berlebih yang ada di dalam diri anak-anak,
misalnya dengan bermain kejar-kejaran, bergelut, atau yang lain. Energi berlebih yang
tersinggung.
Di dalam bermain, anak-anak dapat berimajinasi dan imajinasi dapat mengasah daya
kreativitas anak-anak. Adanya kesempatan untuk berpikir lepas dari batas-batas dunia
Setelah mengerti manfaat bermain secara umum di atas, marilah kita sekarang
mengarahkan perhatian kita kepada manfaat bermain dalam progrm sekolah minggu.
Melihat begitu pentingnya permainan untuk kehidupan anak-anak, akankah kita masih
terus berdebat tentang "perlu tidaknya" atau "baik tidaknya" memasukkan permainan
dalam program sekolah minggu, kita membantu anak-anak untuk untuk hidup atau
ada kesempatan gereja mengambil peran membangun pribadi seorang individu yang
mempunyai dampak serius bagi gereja dan juga negara, karena masa kanak-kanak ini
mempunyai efek yang paling besar dalam kehidupan selanjutnya sebagai seorang
individu manusia. Bila gereja tidak memberi kesempatan anak bermain, maka anak-
anak akan bermain di tempat yang mungkin tidak kita inginkan. Atau bila gereja tidak
memberi anak-anak kesempatan untuk bermain secara sehat, maka anak-anak akan
dengan kegiatan yang lain, akan tetapi jika dilaksanakan dengan baik, maka sekolah
minggu dapat berperan banyak. Untuk meningkatkan peran sekolah minggu dalam
pembentukan seorang pribadi, maka perlu dipikirkan acara lain selain jam
Adanya program sekolah minggu yang memasukkan juga unsur bermain ternyata
membantu proses penyampaian firman Tuhan. Uji coba rekan satu tim kami
menunjukkan bahwa setelah adanya permainan, anak-anak dapat tahan lebih lama
dalam mendengarkan firman Tuhan. Ada beberapa hal yang membuat acara bermain
Dengan bermain anak-anak merasa puas, senang dan hatinya menjadi terbuka untuk
dapat mendengar firman Tuhan. Jelas, inilah yang diharapkan dalam program sekolah
minggu. Betapa pun pentingnya atau indahnya firman Tuhan disampaikan, akan tetapi
Anak-anak masih memiliki energi yang besar dan perlu pelepasan. Dalam bermain
anak-anak dapat melepaskan kelebihan energinya dan karena hal ini anak-anak bisa
tahan cukup lama berkonsentrasi dalam mengikuti firman Tuhan. Energi berlebih
yang tidak disalurkan biasanya akan mendorong anak-anak untuk bermain sendiri,
Permainan dapat digunakan pula sebagai alat untuk menjelaskan firman Tuhan dan
karena itu melalui permainan anak-anak dapat lebih memahami arti firman yang
Sebagai penutup ingin disampaikan: "Ajaklah anak-anak untuk bermain agar mereka
lebih siap menghadapi dan menjalani kehidupan di dunia ini, dan mereka siap pula
V Cerita
5.1 Cara Bercerita yang Hidup dan Menarik
Tahukah anda bahwa intonasi suara dan gerakan mata anda sangat menentukan
apakah cerita anda hidup dan menarik untuk anak-anak? Bagaimana cara mengatur
1. Anda harus mengeluarkan suara yang cukup keras (tidak perlu berteriak) untuk
2. Untuk menyajikan cerita secara dramatis maka anda harus betul-betul menguasai
ceritanya sehingga tahu kapan anda harus menekankan kata-kata tertentu atau
memperlihatkan mimik muka tertentu. Mis, jika anda sedang bercerita tentang
seorang yang sedang berlari ketakutan, anda perlu ikut mempercepat suara anda
3. Cara anda memperbesar atau memperkecil suara adalah sesuai dengan penjiwaan
anda terhadap cerita tsb. Jika itu tercapai maka mudah sekali anda menirukan suara-
suara tertentu, mis. suara anak kecil atau orang tua, suara orang memerintah atau
suara lembut seorang ibu, suara orang ketakutan atau suara orang marah dll.
4. Tujukan gerakan yang sesuai dengan cerita anda. Mis, jika anda bercerita tentang
seorang yang sedang berbisik, anda perlu menirukan gaya orang yang sedang
berbisik. dsb.
5. Hal yang paling penting dalam bercerita adalah gerakan mata anda. Jangan sekali-
secara bergantian. Dengan tatapan mata anda ini anda dapat menguasai seluruh kelas.
Ketika anda berbicara atau bercerita kepada anak di depan kelas, ingatlah bahwa suara
anda dan mimik muka serta sorotan mata anda sangat menentukan apakah anda akan
Bercerita merupakan salah satu teknik menyampaikan Firman Tuhan yang paling
sering digunakan oleh guru Sekolah Minggu. Tuhan Yesus pun, semasa hidup-Nya di
dibanding teknik lainnya seperti drama, diskusi, atau menggunakan peralatan audio
Praktis karena dapat dilakukan seorang diri tanpa koordinasi dengan orang lain
(seperti drama, misalnya) dan juga fleksibel karena cerita dapat disampaikan hampir
di segala tempat maupun situasi, baik di dalam atau di luar kelas, kepada orang dalam
Bercerita merupakan alat pengajaran yang sangat murah, karena dapat digunakan
dengan atau tanpa alat peraga. Guru Sekolah Minggu dapat bebas memilih dan
mengembangkan sendiri alat peraga yang bervariasi, baik membawa gambar, peraga,
tertentu dan melibatkan anak dalam cerita, dan variasi-variasi yang lain.
Untuk anak yang lebih kecil, bahkan cerita yang sudah dikenal pun akan tetap
memiliki daya tarik bila guru dapat mengemasnya dengan variasi cerita yang menarik,
yang disertai adegan-adegan pengulangan pada bagian tertentu. Sedangkan bagi anak
yang lebih besar, keahlian guru membangkitkan rasa ingin tahu anak terhadap
Sayangnya, Teknik Bercerita seringkali dianggap sebagai teknik yang pal ing
"mudah", sehingga sebagian guru merasa tidak perlu melakukan persiapan karena
mereka tinggal "menceritakan ulang" isi bahan persiapan mengajar yang telah dibaca
atau didapatnya dari kelompok persiapan guru. Padahal, dalam menyampaikan cerita,
seseorang harus benar-benar memiliki persiapan yang cukup matang untuk mengemas
ulang bahan pengajarannya. Hal ini penting untuk dilakukan supaya pada saat cerita
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Teknik Bercerita
antara lain:
keterlibatan anak secara aktif akan semakin mendorong pemahaman anak akan arti
menyampaikan cerita, kotbah atau perumpamaan saja, namun juga membuat para
tersebut, Tuhan Yesus mengemasnya sedemikian rupa untuk melanjutkan apa yang
ingin disampaikan-Nya pada orang banyak. (Luk 20:9-19, Luk 17:1-6, Luk 14:12-14
Dalam menyampaikan cerita, guru juga harus jeli melihat kebutuhan rohani anak yang
dilayaninya, keadaan dan situasi dimana anak tersebut tinggal, serta pengetahuan anak
jujur", misalnya, akan kurang mengena bila disampaikan pada anak balita, tapi kisah
"Tuhan Yesus memberkati anak-anak" akan jauh lebih mengena dan kontekstual bagi
misalnya, menggunakan tempat dan situasi yang sudah akrab dengan para
pendengarnya, seperti: seorang penabur dengan tanah garapannya, seorang ayah dan
anaknya, seorang tuan dan hamba, para pekerja di kebun anggur, dan sebagainya.
Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa masuk ke dalam
tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan dapat membuat karakter dalam
cerita menjadi lebih hidup. Hal ini bisa terjadi apabila guru benar-benar memahami
cerita yang akan disampaikan. Hal-hal yang perlu dipahami dengan benar antara lain:
• Tempat Kejadian
Dalam menggambarkan tempat kejadian, gunakanlah alat peraga dan kalimat yang
• Kejadian/Peristiwa
Dalam bercerita pada anak-anak kecil, sebaiknya anda menyampaikan alur kejadian
secara urut, dari awal, pertengahan hingga akhir. Cerita yang menggunakan alur
flashback tidak akan banyak membantu anak-anak dalam memahami dan mengerti
cerita yang disampaikan. Jika suatu cerita merupakan kelanjutan dari cerita
secara kronologis.
• Karakter
Dalam bercerita, jelaskan karakternya, tokoh atau pelaku yang terdapat dalam cerita
gemuk. Apa status sosialnya, raja, penduduk, pendatang, pedagang atau pemungut
cukai. Apa motivasi yang dimiliki tokoh tersebut. Apa keistimewaannya. Dan
Ada sebagian orang yang disebut "berbakat" atau "berkharisma" sehingga dengan
pelayan Tuhan, janganlah kita berkecil hati bahkan terkecoh oleh penampilan luar
seseorang. Ingatlah bahwa dalam menyampaikan Firman Tuhan, tugas kita sebagai
guru Sekolah Minggu adalah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dan
bertanggung jawab di hadapan Tuhan, selanjutnya Roh Kudus yang akan bekerja
Sumber:
• Dr. Robert J. Choun & Dr. Michael S. Lawson, The Complete Handbook for
Children Ministry: How to Reach and Teach Next Generation, halaman 308 - 309,
"Ceritanya bagus sih ... tapi, maksudnya apa saya tidak tahu"
Berbagai komentar anak di atas tentulah sudah tidak asing bagi para guru Sekolah
Minggu. Cerita, di satu sisi, dapat memikat perhatian anak, tapi sebaliknya, cerita juga
dapat menjauhkan perhatian anak dari guru yang bercerita. Oleh karena itu seorang
guru harus benar-benar mempersiapkan diri dengan baik sebelum memberanikan diri
bercerita di depan anak-anak. Sedikitnya ada 3 hal penting yang perlu mendapat
perhatian, yaitu:
1. Penampilan
Meskipun bukan yang utama, penampilan tetap harus dijaga. Guru harus tampak rapi,
bersih, mengenakan baju yang pantas dan membuatnya merasa nyaman serta mudah
2. Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh harus dijaga supaya tidak mengalihkan perhatian anak dari fokus
3. Ekspresi
Idealnya pandangan mata mengarah pada mata murid, asal jangan menatap dengan
terlalu tajam atau melihat pada murid-murid tertentu saja. Dalam bercerita,
gunakanlah ekspresi muka (takut, marah, benci, senang). Ubahlah tekanan suara
(berat, ringan), kecepatan suara (cepat, lambat), dan volume suara (keras, kecil), serta
4. Pilihan Kata
Pilihan kata harus tepat, dan di sinilah letak pentingnya persiapan yang matang.
Dalam bercerita kepada anak pilihlah kata-kata dan pakailah bahasa yang sederhana
menurut tingkatan pemahaman mereka. Hindari istilah yang sulit, kecuali istilah
Arahkan setiap komentar dan pertanyaan agar tujuan pengajaran dapat disampaikan
serta hindarilah cerita yang panjang lebar. Buatlah agar cerita yang disampaikan
seringkas mungkin, untuk menjaga konsentrasi dan perhatian anak-anak, selain itu
B. Keseluruhan Cerita
1. Pendahuluan
Bagian ini sangat menentukan keberhasilan seluruh cerita anda, karena merupakan
momen penting untuk mengikat perhatian anak. Pendahuluan harus dibuat semenarik
mungkin sehingga menimbulkan rasa ingin tahu anak. Kalimat pendahuluan dengan
menanyakan, "Siapa yang masih ingat cerita minggu lalu?" sepertinya bukan ide yang
baik.
2. Perubahan
terjadi perubahan saat anda menyampaikan cerita, misalnya, ada anak yang memotong
cerita anda dengan pertanyaan, ada anak yang menangis, ada anak yang berkelahi,
dsb. Di sini anda dituntut untuk "menyelamatkan situasi" dengan berbagai cara,
termasuk dengan menggunakan situasi yang sedang berkembang sebagai bahan cerita.
3. Fokus
mengaburkan cerita utama, hadirnya "pesan sponsor" tersebut akan membuat cerita
4. Penutup
Cerita harus diakhiri dengan situasi yang membuat anak menahan napas serta
menanti-nantikannya. Begitu sampai pada klimaks, segeralah akhiri, karena bila terlau
pamnjang lebar, anak-anak biasanya akan merasa jenuh dan letih. Berikan kesan yang
mendalam pada anak saat anda menyampaikan penutup karena inilah bagian penting
Cerita dapat disampaikan dengan duduk mengelilingi meja, di atas lantai/tikar, atau
berkerumun di dekat api unggun. Yang penting pastikan bahwa anak-anak merasa
nyaman sebelum cerita dimulai dan bahwa setiap anak memiliki pandangan yang jelas
Pendengar anak-anak cenderung untuk mendekat pada orang yang bercerita selama
cerita berlangsung, khususnya jika ada alat bantu yang menarik, seperti: orang-
orangan, boneka maupun wayang. Jadi, buatlah aturan tertentu sebelum cerita
disampaikan.
Hubungan yang akrab dapat dibangun antara guru dan anak-anak dengan kontak mata
dan interaksi. Untuk memelihara hubungan ini usahakan kelas terdiri dari sekelompok
kecil anak, dan anak yang memiliki fisik paling kecil dapat duduk di bagian depan.
Bila cerita harus disampaikan dalam kelompok besar, maka posisikan guru-guru yang
lain untuk duduk di tengah anak-anak, supaya dapat menjaga dan memberikan contoh
oleh anak-anak lain yang berkeliaran di lokasi cerita, rencanakan agar setiap anak
membawa sesuatu sepanjang anda bercerita. Misalnya untuk cerita "domba yang
hilang", anda dapat memberikan masing-masing anak stiker bergambar domba untuk
direkatkan di tengah cerita. Gunakan gerakan tangan, nyanyian atau tanda yang sama
sebagai tanda dimulainya cerita atau sebagai usaha menarik kembali perhatian anak
pada anda.
Pada akhirnya, selain berbagai usaha di atas, banyak berlatih juga turut membantu
membantu, terutama bagi para guru yang baru memasuki dunia pelayanan anak. Anda
juga dapat merekam suara (audio) atau penampilan anda (audio visual) untuk
kemudian didengarkan dan atau dilihat kembali guna melihat kekurangan serta
melakukan perbaikan.
Sumber:
Hidup, Bandung.
• Dr. Robert J. Choun & Dr. Michael S. Lawson, The Complete Handbook for
Children Ministry: How to Reach and Teach Next Generation, halaman 308 - 309,
Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa masuk ke dalam
tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan dapat membuat karakter dalam
Ketrampilan guru menggunakan berbagai macam dan jenis suara, menjadi penting
daya tarik tersendiri, karena biasanya, dengan segera anak akan memusatkan
perhatian pada asal suara tersebut muncul, siapa lagi kalau bukan pada si guru yang
cerita. Ilustrasi haruslah dipilih yang singkat dan sesuai dengan tujuan cerita.
Misalnya cerita: "Tuhan Yesus mati di salib." Tujuan cerita: "Betapa setianya Tuhan
menebus dosa kita." Cerita ilustrasi singkat yang dipakai: "Kisah induk ayam yang
rela mati terbakar untuk melindungi anak- anaknya." Untuk memikat anak, tirukan
suara induk ayam yang sedang memanggil anak- anaknya, atau suara ayam yang
Sebagai "penarik" perhatian anak, sebelum bercerita berikan semacam slogan, pepatah
atau kalimat yang puitis. Misalnya, kita dapat memulai cerita dengan berteriak keras
lembut jelaskanlah pada anak- anak Sekolah Minggu, "Adik-adik, para pejuang pada
waktu itu bertekad, Indonesia harus merdeka. Kalau perlu. kemerdekaan itu harus
ditebus dengan darah! Walau harus mati mereka rela agar kita semua bisa merdeka ...
Begitu juga Tuhan Yesus ..." (langsung masuk ke cerita utama tentang Tuhan Yesus
Teknik ini langsung menuju inti cerita (tidak bertele-tele). Misalnya cerita tentang
penyaliban Tuhan Yesus. Cerita ini dapat dimulai dengan kekasaran dan penghinaan
para prajurit kepada Yesus sebelum menyalibkan Yesus. Tirukan sikap para prajurit
tersebut. (Dengan suara keras, lantang, sikap congkak dan bengis) "Maju! Ayo maju!
Hayoo jalan! Katanya Mesias, kok loyo... cepaatt! (tarr bunyi cambuk bergema keras)
Ayo jalan..!" (dilanjutkan dengan cerita sesungguhnya)
• Tokoh Tersembunyi
Pada variasi ini guru menjadi tokoh Alkitab yang menjadi saksi mata kisah dalam
Alkitab. Misalnya: (Guru memulai sambil berekspresi sedih & terisak- isak) "Tidak!
Ia tidak boleh mati! Tidak! Tidaakkk! Oh.. Tuhan kenapa Engkau mati ... hu ... hu ...
hu ... Dulu aku begitu sombong mau mati demi Engkau, tapi nyatanya aku takut
Tuhan ... huu ... hu ... hu ... Tahukah kalian apa yang terjadi dengan Guruku? ... Baik
... akan aku ceritakan ..." (Masuk ke cerita dengan teknik seolah- olah pencerita
adalah saksi mata kejadian itu.) Di akhir cerita tanyakan pada anak-anak "Siapakah
Kreasi ini adalah dengan "membungkus" cerita dalam "cerita tambahan" agar "sajian"
cerita menjadi lebih menarik. Misalnya: Glegar ... darr ... darr suara kilat menyambar-
nyambar "Malam itu Kiki sedang tidur sendirian di kamarnya. Mendengar suara kilat
dan guntur bersahutan, Kiki jadi ketakutan, ia segera berdoa: "Tuhan tolonglah aku!".
Tanpa disadarinya ia bermimpi seperti benar-benar terjadi ... bahkan Kiki sampai
berteriak "Jangan! ... jangan kau seret Yesusku sekejam itu. Tolonglah bapak prajurit
... tolong! Hentikan! Lihat darah-Nya sangat banyak! Pak, ampunilah Dia!" Tetapi
rupanya prajurit itu tidak mempedulikan Dia dan ... (masuk ke cerita utama, setelah
cerita berakhir) "Jangan ... jangan!!!" (berteriaklah keras!) "Ki... Kiki ... kenapa
engkau berteriak-teriak terus," kata Papa Kiki yang membangunkan Kiki. Kiki
terkejut rupanya ia sedang bermimpi ... "Papa, tadi Kiki bermimpi seolah-olah Kiki
• Suara Bunyi-bunyian
Teknik ini sangat mudah dan disukai anak-anak. Pada kreasi ini guru menirukan
bunyi-bunyian, baik suara binatang, angin, maupun suara yang lain. Ada banyak
bunyi yang dapat ditirukan dalam suatu cerita, misalnya: - Suara cambuk prajurit: tar
... tar ... tar - Suara sepatu prajurit: tok ... tok ... tok - Suara orang banyak berbisik-
bisik: sstt.. ssstt.. - Suara Yesus terjatuh : .. brakk .. aaahhh - Teriakan prajurit : .. Ayo
.. jalan! - Desah nafas pemikul salib: ohh ..ohh ..ohh - Teriakan orang ketakutan:
semacam di atas. Dan diteruskan langsung pada alur cerita yang diinginkan.
Demikian beberapa ide membuka cerita yang kreatif, kiranya hal ini dapat menolong
Sumber:
• Paulus Lie, Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif, halaman 36 - 39, Yayasan
Banyak guru (terutama guru baru) yang takut untuk bercerita di depan kelas, karena
selain ia harus bisa membuat ceritanya menarik, guru juga harus bisa mempesona
anak sehingga mereka mau mendengarkan cerita hingga selesai. Bercerita sebenarnya
adalah suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh semua orang.
Kalau guru mengerti dan menguasai prinsip-prinsip bercerita yang efektif, maka
bercerita di depan kelas seharusnya tidak akan menjadi sesuatu yang menakutkan lagi.
Berikut ini adalah beberapa prinsip sederhana untuk dapat bercerita dengan baik:
o Hal apa yang dapat membuat anak-anak tertarik dan berminat ketika mendengarkan
cerita anda?
Ajukan pertanyaan itu pada diri anda sendiri untuk meyakinkan diri anda bahwa cerita
tersebut punya nilai bagi kelas anda. Jika anda merasa percaya bahwa cerita yang
akan anda sampaikan itu bernilai dan menarik untuk didengarkan, maka kemampuan
anda dalam bercerita tidak lagi menjadi hal yang utama untuk diperhatikan.
o Identifikasi cerita. Anda perlu mengetahui dengan jelas tujuan cerita anda.
cerita anda.
o Review fakta-fakta dalam cerita. Dengan demikian setiap poin dalam garis besar
o Berlatihlah bercerita dengan suara keras sesuai dengan garis besar cerita yang telah
anda buat. Anda dapat berlatih di depan anggota keluarga, di depan cermin, atau
dengan merekamnya.
Permulaan yang bagus sangat penting sebab lebih mudah menangkap perhatian para
pendengar pada awal cerita daripada menarik perhatiannya setelah perhatian mereka
o Berikan ilustrasi yang jelas untuk memulai cerita, dapat berupa kejadian yang anda
o Libatkan anak-anak dalam aktivitas yang anda persiapkan untuk mendukung cerita
satu sisi, ada anak-anak yang sama sekali belum mengetahui cerita tersebut. Di sisi
yang lain, ada anak-anak yang sudah sering mendengar cerita itu dan kemungkinan
besar mereka akan menunjukkan kebosanan saat mendengar cerita itu lagi. Pertama-
kemungkinan besar tidak mudah dipahami oleh anak-anak yang belum pernah
mendengar cerita itu. Kedua, tunjukkan bahwa anda tahu ada beberapa anak yang
sudah pernah mendengar cerita tsb. tapi jelaskan nilai pentingnya cerita itu sehingga
dalam Alkitab bertujuan untuk membuat orang memikirkan tentang pelajaran yang
Setelah itu, GSM menjelaskan tujuan itu kepada anak-anak. Supaya tidak bertele-tele
bercerita, jadikan tujuan itu sebagai fokus cerita. Jika tujuan utamanya lebih dari satu,
pilih salah satu saja dan ceritakan dengan jelas. Satu tujuan utama yang diceritakan
dengan jelas lebih baik daripada menceritakan banyak poin tetapi tidak ada yang akan
diingat.
6. Tentukan plot cerita
Setting biasanya menjadi unsur yang tidak terlalu dianggap penting. Namun, dalam
cerita-cerita Alkitab, setting menolong anak-anak untuk menyadari bahwa cerita itu
Bila tokoh utamanya punya nama atau pekerjaan yang tidak dikenal anak-anak,
jelaskan hal itu terlebih dulu sebelum bercerita. Ceritakan secara rinci tentang tokoh
Buat anak-anak tertarik untuk mengetahui apa yang dialami tokoh utamanya.
Jika anak-anak tertarik dengan apa yang dialami tokoh utamanya maka mereka akan
secara otomatis ingin mengetahui apa yang akan dilakukan tokoh utama dalam situasi
Untuk anak-anak kelas kecil, cerita dapat disampaikan dengan plot yang berurutan.
Untuk kelas besar, GSM dapat membuat variasi dari kelima unsur tersebut.
7. Libatkan anak-anak
Untuk anak-anak yang sudah bisa menggunakan Alkitab, berikan kesempatan kepada
anak-anak untuk membuka Alkitab mereka baik sebelum, selama ataupun sesudah
Hal ini membuat anak-anak menyadari bahwa cerita itu benar-benar dari Alkitab
(bukan imajinasi GSM) dan membangun percaya diri untuk mempelajari Alkitab.
Selain membaca ayat, anak-anak dapat diminta untuk menemukan informasi yang ada
dalam ayat tersebut, seperti nama orang, jawaban pertanyaan, pernyataan, dsb.
GSM dapat memandu anak-anak untuk memahami ayat yang dibacanya. Caranya
yaitu dengan mengajukan pertanyaan: "Adakah cara lain untuk mengatakan ayat itu?"
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 149 - 151, Gospel
Gangguan utama saat guru melaksanakan tugas bercerita adalah adanya beberapa
anak tertentu yang "gelisah" atau memang "nakal" sehingga menganggu cerita.
Apalagi jika cerita (disampaikan dengan) kurang menarik. Namun, beberapa trik
Sebelum cerita diberikan, buatlah suatu acara "penguncian mulut" secara menarik.
2. Ikrar Bersama
Sebelum cerita, ajaklah anak-anak untuk mengucapkan suatu ikrar yang berisi
kesediaan untuk mendengar Firman Tuhan dengan tenang. Tentu saja, pilih ikrar yang
singkat dan mudah dihafal. Misalnya, diambil dari satu ayat atau dari satu baris teks
lagu, misal: "Saya siap dan sedia mendengarkan Firman Tuhan dengan tenang." Jika
anak-anak berisik mintalah mengulang lagi ikrar yang sudah dihafal di awal cerita.
Bagilah anak-anak dalam kelompok. Jadikan anak yang paling nakal/ cerewet sebagai
ketua kelompok. Tugas ketua kelompok adalah menjaga agar kelompoknya tenang
selama guru bercerita. Lombakan! Kelompok mana yang paling tenang selama cerita
diberikan.
Buatlah kuis di awal acara cerita. Jawaban dari kuis tersebut akan ditanyakan pada
"jawaban" dari kuis tersebut. Buatlah kuis yang agak sulit sehingga anak-anak perlu
menganggu temannya. Guru dapat mendekati dia dengan tetap bercerita, namun kali
ini tataplah mata anak tersebut. Seolah-olah guru sedang bercerita hanya kepada anak
gurunya dengan sangat istimewa. Bila anak lain gelisah lakukan lagi cara yang sama.
Tentu saja guru harus mengatur agar guru tidak mendekati anak tersebut secara tidak
sadar.
Sumber:
• Paulus Lie, Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif, halaman 32 - 34, Yayasan
Pujian di kelas Sekolah Minggu dapat membawa pengaruh yang besar bagi seluruh
jalannya acara, terutama untuk mempersiapkan hati anak dalam menerima Firman
Tuhan. Apabila suasana puji-pujian monoton dan terlihat lesu, maka anak maupun
guru akan sulit untuk membangun ibadah yang penuh sukacita dan semangat.
Oleh sebab itu, meskipun anda telah berkali-kali menjalankan tugas sebagai
pemimpin pujian, tidak ada salahnya anda memperhatikan tips memimpin pujian
berikut ini.
1. Pemimpin pujian harus menguasai, baik syair maupun nada lagu-lagu yang akan
dengan gerakan, bertepuk tangan, kanon, bersahutan, dan sebagainya (Lihat Serba
Serbi).
2. Apabila ada lagu baru yang hendak diperkenalkan atau diajarkan, jangan dilakukan
pada awal pertemuan, tapi setelah anak-anak terbangun semangatnya dalam memuji
Tuhan. Untuk itu pemimpin sebaiknya telah mempersiapkan diri dengan baik, kalau
perlu koordinasikan dengan guru lain yang membantu mengiringi dengan musik.
Untuk memudahkan dalam mengajarkan lagu baru, gunakan OHP, papan tulis, atau
lembaran kertas. Nyanyikan lagu baru tersebut secara berulang-ulang agar anak
3. Jelaskan secara ringkas arti atau inti isi dari lagu yang memuat kata-kata abstrak,
kiasan, atau perumpamaan yang belum dipahami anak. Misalnya lagu: "Yesus Pokok
dan Kita Carang-Nya", jelaskan apa yang dimaksud dengan "carang" dan mengapa
4. Posisi dan sikap dalam menyanyi harus benar, yaitu: duduk atau berdiri tegak, dan
jangan biarkan anak menyanyi dengan berteriak karena hal tersebut dapat merusak
5. Sebaiknya anda jangan memberi terlalu banyak komentar saat memimpin pujian,
kalau anda harus memberikan komentar, sampaikan dengan singkat dan jelas.
6. Anda harus peka dengan situasi selama pujian, bila anak kelihatan kurang
bersemangat, lesu dan tidak bergairah dengan lagu yang telah disiapkan, anda dapat
segera melakukan perubahan, misalnya: mengajak anak melakukan gerakan dari lagu
yang dinyanyikan, atau memberikan humor ringan yang segar, atau bisa juga
7. Anda perlu mengetahui patokan umum jangkauan nada pada anak sesuai dengan
kelompok usianya, yaitu:
Remaja : C1 - E2
Sumber:
• Dr. Mary Go Setiawani, Pembaruan Mengajar, halaman 104 - 105, Yayasan Kalam
Hidup, Bandung.
6.2 Bagaimana Menggunakan Musik dan Pujian Menjadi Alat Bantu Mengajar?
Secara alami seorang anak akan mudah terpesona oleh musik. Dalam pelayanan
Sekolah Minggu, pujian dan musik dapat menjadi alat bantu yang mampu
mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak-anak, baik dalam ibadah rutin pada hari
Minggu maupun dalam kegiatan khusus. Musik adalah alat komunikator yang ampuh.
Dengan bantuan melodi dan irama yang harmonis, namun sederhana dan mudah,
maka syair atau lirik lagu yang mengandung kebenaran Firman Tuhan dapat diajarkan
Menyanyi merupakan alat bantu mengajar yang efektif dan merupakan pengalaman
yang menyenangkan bagi anak-anak, sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi
dengan lebih baik. Anak menjadi lebih cepat menerima serta memahami materi
pengajaran, dan peluang anak untuk tetap mengingat menjadi lebih besar dibanding
apabila hanya menerima kata-kata saja tanpa bantuan melodi dan irama musik.
Sebagai alat bantu mengajar, musik dan pujian dapat berguna untuk:
Ciptakanlah sebuah lagu atau pilihlah lagu yang sudah dikenal, lalu nyanyikanlah
perkataan ayat hafalan dengan lagu tersebut. Waktu murid-murid menyanyikan ayat
itu, maka tanpa banyak usaha mereka segera akan menghafal Firman Allah tersebut.
Kata-kata sebuah ayat dapat juga diucapkan dengan irama rap atau diiringi tepuk
Anak-anak juga dapat diajak untuk membandingkan kata-kata dalam lagu pujian
dengan ayat Alkitab untuk membantu mereka memahami serta menghafalkan ayat tsb.
Sebuah nyanyian yang dipilih dengan seksama dapat dipakai untuk memperkenalkan
atau menguatkan tema pelajaran. Pilihlah nyanyian sesuai dengan tema, lalu ajarkan
pengantar pelajaran. Pada akhir jam pelajaran, ulanglah nyanyian itu supaya pesannya
Musik dan pujian juga dapat menjadi alat yang luar biasa dalam menolong anak untuk
mengingat, memahami, dan menerapkan kebenaran Alkitab yang diajarkan olah guru
kebenaran Firman Allah kepada anak-anak, sehingga mereka mengenal Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan supaya anak-anak mau memelihara hubungan
yang indah dengan-Nya sepanjang hidupnya. Musik dan pujian, melalui syair dan
kata-katanya dapat menolong guru dalam menerangkan Firman Allah kepada anak-
Contoh: musik dan pujian dalam permainan, "Permainan Topi". Mintalah peserta
yang berjumlah sekitar 10 anak untuk berbaris secara berdampingan di depan kelas.
Mintalah anak yang berdiri di ujung paling kanan untuk memakai topi. Lalu saat
musik dan pujian dinyanyikan, dia harus melepaskan topinya dan memakaikan topi
tersebut pada anak nomor dua. Selanjutnya anak nomor dua harus melepaskan topi
dari kepalanya dan memakaikan topi pada teman sebelahnya, sehingga topi berjalan
dari anak pertama sampai anak kesepuluh, lalu berbalik arah dari anak kesepuluh
menuju anak pertama. Ketika musik dan pujian tiba-tiba berhenti, anak yang
kebetulan memakai topi harus siap memberikan jawaban pada pertanyaan yang
diberikan. Kalau jawabannya benar, dia boleh terus bermain, namun kalau
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 347 - 351, Yayasan Penerbit Gandum
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 127, Gospel Light,
Ventura, 1992.
Memuji dan menyembah Tuhan bersama dengan anak adalah kehendak Tuhan. Pada
masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru anak memuji Tuhan. Firman Allah
memberi kesaksian, bahwa dalam mulut bayi dan anak-anak, Allah telah menaruh
puji-pujian. Pujian itu diteruskan oleh anak-anak di Bait Allah. Orang Farisi menjadi
jengkel, karena mereka berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" (Lihat:
Matius 21:15)
"Lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak
ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari
mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-
Kasih kepada Allah adalah dasar pujian dan penyembahan yang benar. Kita
diciptakan untuk mengasihi Allah. Hukum yang terutama dan yang pertama berbunyi:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
Memuji dan menyembah Allah senantiasa melibatkan seluruh eksistensi anak. Hati
yang menyembah Allah harus tulus ikhlas; Jiwa/emosi yang menyembah Allah harus
dalam kebenaran; Kekuatan/tubuh yang menyembah Allah harus penuh gairah; Akal
budi/intelek yang menyembah Allah harus di dalam terang dan pimpinan Allah.
Seluruh olah gerak dan pola pikir manusia seharusnya merupakan ibadah kepada
Seluruh eksistensi manusia merupakan suatu persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah. Meskipun demikian, kehadiran Allah di SM/tempat
pertemuan ibadah memberikan suatu suasana khusus. Dalam suasana khusus seperti
Dalam keseluruhan penyelenggaraan suatu kebaktian, anak dibawa untuk memuji dan
dapat dirasakan dalam ibadah yang penuh sukacita, tertib/terpimpin, dengan nyanyian
Hati anak disiapkan pada saat nyanyian dan pujian pertama dinaikkan, hal-hal yang
masih mengganggu dan memberatkan hati anak mulai hilang/dilupakan. Hati setiap
anak disatukan di hadirat Tuhan dan mulai siap dan terbuka untuk Firman-Nya
Anak mengerti bahwa sesungguhnya hanya Allah yang patut disembah. Pusat pujian
dan penyembahan mereka adalah Allah yang hidup, bukan manusia atau patung-
Anak dilatih untuk menghormati ibadah dan kehadiran Allah dalam suatu
Ada nyanyian yang menunjang pokok cerita. Dengan menyanyikan lagu tersebut
anak-anak lebih mendalami pesan Firman Tuhan yang baru mereka dengar. Kadang-
kadang sebuah nyanyian menjadi suatu doa untuk meresponi Firman Tuhan yang
lingkungan yang penuh dengan kata kotor/makian, keluhan, olokan, ejekan, fitnah,
lagu duniawi yang porno dan penuh pemberontakan, bahkan pemujaan terhadap tokoh
Nyanyian yang dipelajari di SM dapat dinyanyikan anak secara spontan, baik di jalan,
di rumah maupun di tempat bermain. Itu menjadi kesaksian bagi orangtua, saudara-
saudara, teman, dan siapa saja yang mendengarnya. Anak pun akan benar-benar
merasakan suasana rohani dan berkat rohani, sehingga semakin mencintai Tuhan dan
senang berbakti.
Untuk mengajar nyanyian tidak dibutuhkan suara yang bagus, melainkan ketrampilan
dan ketepatan dalam mengajar. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam
mengajar nyanyian:
Seorang guru perlu menguasai lagu dengan irama yang tepat, juga kata-kata dan
artinya. Bila lagu itu sudah menjadi kesukaan bagi guru, maka ia tidak akan
anak. Hal menyanyi di depan kelas tidaklah mudah. Namun dengan keyakinan dan
penguasaan lagu yang benar, guru tidak usah malu dan dapat dengan rileks
menyanyikannya.
Anak dengan sendirinya akan meniru dan ikut menyanyi dengan guru, walupun belum
mengerti kata-kata atau isi nyanyian itu. Mungkin anak tidak bertanya, namun guru
yang bijaksana akan mengambil sedikit waktu sesudah nyanyian dinyanyikan satu
atau dua kali untuk menerangkan kata-kata yang sulit dan pesan dari nyanyian itu.
demikian anak dapat menghafal/menguasai lagu itu dengan baik. Untuk itu guru
menyanyikan terlebih dahulu secara lengkap, supaya anak mendapat gambaran yang
menyeluruh. Kemudian guru menyanyikan baris demi baris dan ditiru/diikuti oleh
anak- anak. Selanjutnya guru menyanyi bersama anak dengan suara lebih keras dan
pada pengulangan berikutnya suara guru lebih pelan. Akhirnya, biarkan anak
5. Kesalahan diperbaiki.
Kadang-kadang dalam satu bagian lagu, not-notnya agak sulit, sehingga dinyanyikan
dengan tidak tepat. Bagian yang sulit itu bisa diulangi dengan lebih lambat sampai
dapat dinyanyikan dengan tepat. Jangan biarkan anak pulang dengan membawa
nyanyian baru yang salah. Koreksi dan perbaikan senantiasa perlu, sehingga lagu
kesabaran.
Menyanyi dengan gerakan akan lebih menghidupkan makna lagu itu bagi anak, hal ini
7. Menguasai irama/ketukan.
Ada lagu yang berirama mars, walts, dll., atau lebih dikenal dengan ketukan 2/2, 3/4,
4/4, 6/4, 6/8. Bila guru kurang paham dengan irama-irama tertentu, dapat bertanya
8. Suara.
Jangan mengijinkan anak menyanyi dengan suara terlalu nyaring atau dipaksakan.
Tolonglah anak untuk dapat menghayati isi nyanyian dan menyanyi dengan
menjiwainya.
9. Teks ditulis.
Mengajar nyanyian lebih mudah jikalau teks lagunya ditulis. Teks lagu dapat ditulis
pada papan tulis/white board, kertas manila, kertas sampul, lembaran OHP, dll.
10. Teks ditulis dan dihias dengan simbol/gambar.
Ada lagu yang mempunyai kata-kata yang bisa dilukis dalam bentuk simbol atau
gambar, sehingga memberi kesan yang lebih dalam daripada jika hanya ditulis dengan
huruf saja.
sepanjang kebaktian. Pada permulaan kebaktian biasanya guru memilih lagu yang
semangat dan segar. Kemudian lagu yang lebih "slow" untuk mengantar anak dalam
suasana penyembahan yang penuh hikmat dan siap untuk mendengar ceritera.
Ada banyak nyanyian yang bagus, baik dan dapat dipertanggung- jawabkan secara
teologis serta edukatif. Namun ada juga lagu yang tidak mempunyai dasar teologis
"Hei, hei, hei lihat saya, saya pakai mahkota. Mahkota dari sorga, karena rajin ke
gereja."
Nyanyian ini selain berisi pujian kepada diri sendiri, juga tidak benar secara teologis.
Mahkota dijanjikan bukan kepada orang yang rajin ke gereja (SM), melainkan kepada
mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus dan setia sampai mati.
KESIMPULAN
memuji Tuhan adalah suatu tugas yang mulia, dan menambah kesukaan dalam proses
belajar mengajar di SM. Karena nyanyian pujian adalah milik Tuhan, maka bagi
Dialah pujian untuk selama-lamanya. Amin!
Sumber:
• Ruth Lautfer & Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak 2, halaman 95 - 102, Yayasan
Redaksi:
Ketrampilan anak dalam memuji Tuhan diawali dengan ketertarikan mereka akan
lagu-lagu pujian. Jika mereka tidak tertarik dengan lagu-lagi pujian, kemungkinan
mereka juga tidak dapat mengembangkan ketrampilan mereka dalam hal memuji
Salah satu cara agar anak tertarik dengan lagu-lagu pujian adalah dengan menciptakan
acara pujian menjadi acara yang menyenangkan dan penuh sukacita. Seorang guru
SM jangan hanya puas jika anak-anak bernyanyi dengan suara yang keras dan
bertepuk tangan dengan penuh semangat. Kita harus waspada, mungkin mereka
berbuat itu hanya untuk memberikan kesan baik kepada Anda, bukan karena mereka
suka dengan lagu-lagu yang dibawakan. Jika setiap minggu Anda secara monoton
hanya meminta anak-anak bernyanyi dengan suara keras, tepuk tangan yang keras,
dan dengan gerakan yang itu-itu saja, bisa jadi acara pujian akan menjadi acara yang
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membuat suasana pujian menjadi menarik
tetapi tetap penuh dengan pengajaran Kristen. Berikut ini kami ambilkan ide dari
permainan ini, selain suasana pujian berubah menjadi menarik, anak-anak juga akan
lebih memahami makna dari teks atau syair lagu yang dinyanyikan.
Minta seorang anak berperan sebagai seorang gembala. Tutup matanya dengan sapu
tangan. Pilih satu anak lagi untuk berperan sebagai domba yang hilang tanpa
sepengetahuan gembala tadi. Si domba yang hilang tetap duduk di antara anak-anak
Satu lagu sembarang dinyanyikan bersama (misalnya lagu "Dengar Dia Panggil Nama
o Apabila gembala makin mendekati domba yang hilang anak-anak harus semakin
bernyanyi dengan volume suara dan tepuk tangan yang keras. Jadi semakin dekat
harus semakin keras. Sebaliknya, volume suara dan tepuk tangan haruslah semakin
o Pada saat anak bersuara dengan volume yang paling maksimal, saat itulah gembala
berada sangat dekat dengan domba yang hilang dan dapat segera menebak siapakah
domba yang hilang itu. Beri kesempatan kepada gembala untuk menebak tiga kali.
Kreasi ini akan membuat anak-anak bernyanyi dengan penuh sukacita. Jangan lupa,
kita perlu menekankan makna perumpamaan domba yang hilang dan kesetiaan Sang
Gembala Agung, Yesus Kristus, yang terus mencari domba-domba yang hilang.
2. Kreasi gerak.
Lagu dinyanyikan sambil melakukan gerakan yang sesuai dengan isi teks lagunya.
Misalnya lagu "King Kong Badannya Besar".
rupa, sehingga menghasilkan suasana pujian yang menarik. Anda dapat menggunakan
kreasi "Gembala Mencari Domba yang Hilang" (yang sudah dijelaskan sebelumnya).
yang menarik dan penuh sukacita. Contohnya: kreasi "Gembala Mencari Domba yang
Hilang".
Agar suasana saat menghafalkan ayat menjadi menarik, salah satu cara yang dapat
Lagu: Aku anak Raja, Engkau anak Raja, kita semua anak Raja. (2x)
tersebut dari anak satu ke anak lainnya (setiap anak memakaikan mahkota tsb. kepada
teman di sampingnya). Pada akhir lagu, siapa yang mendapatkan mahkota harus maju
dan membaca keras-keras ayat hafalan yang sudah ditentukan minggu lalu. Kreasi ini
bermanfaat bagi anak-anak, sekaligus memacu mereka untuk lebih giat menghafalkan
ayat.
o Boneka tangan.
Kreasi yang sudah dibahas di atas dapat Anda kembangkan sendiri. Lagu-lagu yang
digunakan pun dapat Anda ganti dengan lagu yang lain. Tidak harus menggunakan
Selamat berkreasi!
Sumber:
• Paulus Lie, Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif, halaman 2 - 5 dan 13, Yayasan
Musik dan pujian yang mengarah kepada Tuhan dapat membawa perubahan dalam
diri seseorang. Musik dan pujian tsb. jika tepat dibawakan juga akan sanggup
sukacita yang melimpah. Demikian pula musik dan pujian yang benar dapat membuat
suasana Sekolah Minggu menjadi lebih hidup untuk siap menghadap hadirat Tuhan.
Dalam situasi dan kondisi yang terbatas, dimana penggunaan alat musik tidak
memungkinkan, pujian masih tetap memegang peran yang sangat penting dalam
susunan acara kebaktian anak. Pujian bukan sekedar "acara pembukaan" melainkan
salah satu bagian penting dalam susunan / liturgi sebuah kebaktian karena pujian
adalah untuk mempersiapkan jemaat memuliakan Tuhan. Tapi hal yang lebih penting
dari semuanya adalah bahwa pujian ditujukan kepada Tuhan dan Tuhan berkenan atas
pujian dari manusia. Ulasan di bawah ini akan memaparkan arti penting Musik dan
Apa kata Firman Tuhan mengenai musik dan pujian? Firman Tuhan mengungkapkan
banyak hal mengenai musik dan pujian. Tuhan sendirilah yang menaruh pujian pada
setiap mulut manusia, ciptaan-Nya yang tertinggi. Hal ini dapat dilihat dengan jelas
dalam Mazmur 40:4, yang berbunyi, "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku,
untuk memuji Allah kita." Tuhan juga menaruh pujian dalam mulut bayi-bayi dan
anak-anak menyusu (lihat Matius 21:17 dan Mazmur 8:3). Tuhan juga menaruh pujian
pada semua ciptaan-Nya, baik itu malaikat, matahari, bulan, bintang, air, api, hujan,
binatang, buah-buahan dan sebagainya (lihat Mazmur 148). Tuhan berkenan pada
pujian dan nyanyian setiap umat-Nya, bahkan Dia bersemayam di atas puji-pujian
Puji-pujian dalam Alkitab dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan
• Menyanyi
30:5)
• Mengangkat Tangan
• Bertepuk Tangan
(Mazmur 47:2)
• Bersorak-sorak
• Menari
"Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
Pujilah Dia dengan permainan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting,
Masih ada banyak ayat lain yang mengungkapkan betapa Tuhan berkenan pada puji-
pujian setiap umat-Nya. Banyak tokoh yang dicatat dalam Alkitab dikisahkan senang
Musik dan pujian di Sekolah Minggu tidak hanya sekedar membuat suasana Sekolah
Minggu lebih semarak. Namun lebih dari itu, musik dan pujian memiliki tujuan
Tuhan mau segala yang bernafas memuji Dia (lihat Mazmur 148 dan Mazmur 150),
setiap mulut mengakui Dia adalah Tuhan (lihat Roma 10:9), dan setiap lutut bertekuk
hafalan yang panjang, sebuah perikop dalam Alkitab, atau sebuah konsep kebenaran
Alkitab. Sehingga seringkali kebenaran Alkitab dapat lebih efektif bila disampaikan
melalui nyanyian. Misalnya lagu: "Demikian Allah Mengasihi Dunia" (Yohanes
3:16), "Orang Pandai dan Orang Bodoh" (Matius 7:24-27), dan "Yesus Sayang
kita).
Kepada Tuhan
Hadirnya musik dan pujian dapat membawa perubahan suasana hati anak-anak yang
mengikutinya. Lagu yang riang gembira mengenai alam ciptaan Tuhan akan
membawa anak menyadari kuasa dan pemeliharaan Tuhan atas seisi dunia, lagu yang
lembut mengenai Kasih Tuhan akan membawa anak menyadari pengorbanan Kristus
Ibadah memiliki dua aspek penting, pertama, persekutuan dengan Tuhan (hubungan
Dengan musik dan pujian, anak-anak dapat dikondisikan untuk saling berinteraksi,
baik dengan sesama anak-anak SM maupun dengan guru SM. Misalnya: menyanyikan
bersahutan, dsb.
Hadirnya musik dan pujian di kelas Sekolah Minggu membawa beragam manfaat
praktis bagi guru SM dalam menyusun acara ibadah yang baik, antara lain:
Sebelum anak-anak masuk ke dalam kelas atau sewaktu anak masih sibuk dengan
berbagai urusannya sendiri, musik dan lagu pujian bisa digunakan sebagai "tanda"
bahwa kelas akan segera dimulai. Jadi, setiap mendengar lagu pembukaan tersebut
anak-anak dapat dipersiapkan hati, jiwa, dan pikirannya untuk mengikuti acara
kebaktian. Demikian pula musik dan pujian dapat membantu memusatkan perhatian
Musik dan pujian dapat membantu anak-anak memahami kebenaran Alkitab yang
diajarkan guru SM. Sebaliknya, melalui lagu pujian yang dinyanyikan, guru juga
• Sebagai Penyembahan
Musik dan pujian yang lembut dapat mempersiapkan suasana hati, jiwa, pikiran dan
perasaan anak untuk masuk hadirat Allah, untuk menyembah dan memuliakan Allah.
Musik dan pujian juga dapat membawa anak pada suasana khidmat, sehingga anak
dapat menaruh segala rasa hormat, pujian dan syukur kepada Allah.
terdalamnya pada Tuhan, betapa dia mengasihi Allah, berterima kasih, bersyukur
akan kasih Allah, menyesali dosanya, dan memohon ampun pada Allah.
• Sebagai Pemersatu
Musik dan pujian dapat berfungsi sebagai alat pemersatu diantara anak-anak Sekolah
persahabatan dan persaudaraan yang indah di dalam Tuhan. Dan setiap anak merasa
Dengan demikan, tentunya guru Sekolah Minggu perlu melakukan persiapan khusus
untuk memilih dan menentukan lagu yang cocok serta merancangnya menjadi satu
kesatuan yang utuh. Lagu disesuaikan dengan tema kebaktian agar sejalan dengan
Firman Tuhan yang disampaikan hari itu, sehingga seluruh rangkaian acara kebaktian
Sekolah Minggu dapat berlangsung dengan baik dan terarah. Mengenai perencanaan,
persiapan dan pemilihan lagu menurut fungsinya akan kita bahas secara lebih
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, halaman 50 - 54, Yayasan Penerbit Gandum
• Makalah Pembinaan Guru Sekolah Minggu, halaman 14 - 15, GBI Keluarga Allah,
Solo.
• Ruth Lautfer & Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak 2, halaman 96 - 100, Yayasan
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 47, Gospel Light,
Ventura, 1992.
Pujian di kelas Sekolah Minggu dapat membawa pengaruh yang besar bagi seluruh
jalannya acara, terutama untuk mempersiapkan hati anak dalam menerima Firman
Tuhan. Apabila suasana puji-pujian monoton dan terlihat lesu, maka anak maupun
guru akan sulit untuk membangun ibadah yang penuh sukacita dan semangat.
Oleh sebab itu, meskipun anda telah berkali-kali menjalankan tugas sebagai
pemimpin pujian, tidak ada salahnya anda memperhatikan tips memimpin pujian
berikut ini.
1. Pemimpin pujian harus menguasai, baik syair maupun nada lagu-lagu yang akan
dengan gerakan, bertepuk tangan, kanon, bersahutan, dan sebagainya (Lihat Serba
Serbi).
2. Apabila ada lagu baru yang hendak diperkenalkan atau diajarkan, jangan dilakukan
pada awal pertemuan, tapi setelah anak-anak terbangun semangatnya dalam memuji
Tuhan. Untuk itu pemimpin sebaiknya telah mempersiapkan diri dengan baik, kalau
perlu koordinasikan dengan guru lain yang membantu mengiringi dengan musik.
Untuk memudahkan dalam mengajarkan lagu baru, gunakan OHP, papan tulis, atau
lembaran kertas. Nyanyikan lagu baru tersebut secara berulang-ulang agar anak
3. Jelaskan secara ringkas arti atau inti isi dari lagu yang memuat kata-kata abstrak,
kiasan, atau perumpamaan yang belum dipahami anak. Misalnya lagu: "Yesus Pokok
dan Kita Carang-Nya", jelaskan apa yang dimaksud dengan "carang" dan mengapa
4. Posisi dan sikap dalam menyanyi harus benar, yaitu: duduk atau berdiri tegak, dan
jangan biarkan anak menyanyi dengan berteriak karena hal tersebut dapat merusak
5. Sebaiknya anda jangan memberi terlalu banyak komentar saat memimpin pujian,
kalau anda harus memberikan komentar, sampaikan dengan singkat dan jelas.
6. Anda harus peka dengan situasi selama pujian, bila anak kelihatan kurang
bersemangat, lesu dan tidak bergairah dengan lagu yang telah disiapkan, anda dapat
segera melakukan perubahan, misalnya: mengajak anak melakukan gerakan dari lagu
yang dinyanyikan, atau memberikan humor ringan yang segar, atau bisa juga
7. Anda perlu mengetahui patokan umum jangkauan nada pada anak sesuai dengan
kelompok usianya, yaitu:
Remaja : C1 - E2
Sumber:
• Dr. Mary Go Setiawani, Pembaruan Mengajar, halaman 104 - 105, Yayasan Kalam
Hidup, Bandung.
Pada jaman Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, banyak perintah yang Tuhan
berikan lewat kata-kata berirama dan lagu-lagu. Bahkan, 150 Mazmur sebenarnya
dimaksudkan untuk dinyanyikan. Sejak dulu sampai sekarang, musik terus digunakan
penyembahan. Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika GSM ingin
1. Lirik harus memiliki arti dan makna yang sesuai dengan umur ASM dan tingkatan
kelas Sekolah Minggu. Lebih baik menyanyikan lagu yang liriknya memiliki arti
Evaluasilah lirik lagu-lagu itu agar sesuai dengan taraf pengertian anak-anak.
2. Gerakan menyanyi harus berfokus pada isi lagu. Anak-anak membutuhkan dan
menyukai kegiatan yang menggerakan otot-otot tubuh. Nyanyian yang memakai
gerakan sangat disukai anak-anak, tapi jangan sampai fokus nyanyian justru pada
gerakannya saja. Gerakan harus berhubungan dengan lirik/kata-kata dalam lagu yang
3. Lagu harus berorientasi mendidik. Ajarkan satu konsep kebenaran Alkitab secara
baik dengan mengarahkan semua aktivitas dan sumber-sumber yang ada pada konsep
4. Lirik lagu harus memiliki doktrin yang Alkitabiah. Jangan gunakan lagu yang
kedengarannya enak di telinga tanpa lebih dahulu mengevaluasi liriknya. Akan sulit
sekali untuk mengubah pengajaran yang salah pada lagu/musik yang sudah terlanjur
5. Melodi yang digunakan haruslah tidak rumit/sederhana. Carilah lagu yang menarik
Satu hal yang harus diingat, tujuan kegiatan musik dalam kelas Sekolah Minggu
suara atau cara menyanyi yang profesional. ASM yang masih kecil-kecil menikmati
kegiatan menyanyi walaupun sering kali mereka tidak dapat menyanyikan tone dan
rhytm-nya dengan benar/tepat. (Tapi hal itu bisa mereka pelajari sejalan dengan
bertambahnya usia mereka). Koor anak-anak dapat menjadi program yang sangat
berguna, tapi perlu diingat bahwa program ini tidak boleh dipakai untuk
Sumber:
• Dr. Robert J. Choun & Dr. Michael S. Lawson, The Complete Handbook for
Children Ministry: How to Reach and Teach Next Generation, halaman 220 - 221,
VII Mengajar
Dalam mengajar, Yesus menggunakan beberapa metode dan tidak terikat pada satu
metode saja. Dia beralih dengan sangat lembut dari yang dikenal ke yang tidak
dikenal; dari yang sederhana ke hal-hal yang rumit; dari hal-hal yang konkret ke hal-
hal yang abstrak. Suatu kebebasan yang sesungguhnya, muncul dalam kemampuan
metodologisnya dan dengan objektivitas yang cukup jelas. Dia bukanlah seorang
penghibur melainkan seorang pendidik. Dia menginginkan lebih dari perhatian yang
Tak seorang pun bisa menuduh Yesus memotong filosofi pendidikan. Dia memahami
bahwa semua pembelajaran melibatkan suatu proses. Dia tidak hanya tahu apa yang
akan diajarkan-Nya, tetapi Ia juga mengerti apa yang diajarkan-Nya. Belajar lebih
Yesus bisa menjadi begitu efektif tanpa menggunakan bel atau pun jadwal, sebuah
Berikut ini beberapa kunci keefektivitasan-Nya. Ajaran Yesus memiliki sifat bisa
Tidak ada pola pengajaran yang sama dengan pola pengajaran Yesus. Sangat sulit
untuk menemukan bahwa Yesus menggunakan hal yang sama dalam cara yang sama.
Seseorang membaca Kitab Suci dengan harapan untuk menemukan apa yang
selanjutnya akan dilakukan dan dikatakan oleh Yesus. Kita melihat kekreativitasan-
Cara ini merupakan inti dari metode pengajaran-Nya. Empat Injil menuliskan lebih
Nya, dan ekspresi yang muncul atas iman mereka. Misalnya, "Percayakah kamu,
Robert Stein, dalam bukunya yang berjudul "The Method and Message of Jesus
"Dia menggunakan pertanyaan dalam berbagai variasi dan dalam berbagai situasi.
Salah satu cara yang digunakan Yesus dalam menggunakan pertanyaan adalah dengan
jawaban yang benar kepada murid-murid-Nya, maka jawaban tersebut akan lebih
menyakinkan dan selalu mereka ingat daripada hanya diucapkan oleh Yesus. Inti dari
menanyai murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada
yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula
yang mengatakan: seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus
tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak
Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-
imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini
dikatakan-Nya dengan terus terang." (Markus 8:27-32)
Seperti yang tertera pada Matius 21:31, "Siapakah di antara kedua orang itu yang
melakukan kehendak ayahnya?" atau seperti yang terdapat di Lukas 10:36, "Siapakah
di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang
Nya, bahkan ketika mereka ingin menjebak-Nya. Di dalam Markus 12:13-34, Yesus
melumpuhkan pikiran. Perumpamaan adalah bentuk yang paling terkenal dari ciri-ciri
ajaran-Nya yang secara kreatif melibatkan orang-orang dalam proses belajar. Markus
Archibald Hunter mengklaim bahwa 35 persen dari ajaran Yesus dalam keempat kitab
Injil berbentuk perumpamaan. (Richard A. Batey, ed. New Testament Issues. New
York: Harper and Row, 1970, p.71.)
Ada sebuah pertanyaan yang berupa kritik, "Mengapa Yesus sangat sering
menggunakan perumpamaan?" Kembali, Robert Stein memiliki ayat yang tepat dalam
Setiap ajaran digunakan dan dipilih untuk menyesuaikan dengan situasi dan
kebutuhan dari pendengar-Nya. Setiap pertemuan sangatlah berbeda karena Dia tahu
apa yang ada dalam diri setiap orang secara umum dan secara individu (Yohanes
cekatan dan unik dengan tiga pribadi yang berbeda. Tujuannya adalah sama- untuk
"Camkanlah ini karena suatu hari nanti engkau akan memerlukannya." Dia tidak
berada di bawah tekanan untuk mengajarkan berbagai hal yang ingin diketahui oleh
murid-murid-Nya meskipun Dia adalah kebenaran itu sendiri (Yohanes 14:6). Kita
tidak pernah melihat-Nya menjejalkan ajaran-ajaran agama kepada orang lain. Dia
tidak pernah menyuruh orang lain untuk mengingat dan mengulangi jawaban-
jawaban-Nya. Dia percaya sepenuhnya bahwa Roh Kudus akan menuntun mereka ke
orang lain dan mengunci komentar mereka. Dia menjadi satu dengan mereka; Dia
dapat beradaptasi dengan berita-berita yang ada; Dia dapat mengikuti mereka tanpa
mereka sadari.
Kristus tidak pernah melepaskan budaya-Nya. Bahasa yang digunakan- Nya selalu
Samaria (meminta minum, Yohanes 4:7-9); yang dipegang seorang anak (Matius
18:2); mata uang (Markus 12:15); dan jala (Lukas 5:4).
Orang tidak akan berpikir jika tidak diminta untuk melakukannya. Kapasitas
menyelesaikan masalah untuk orang lain tetapi juga dengan orang lain; mereka selalu
Dia mengikat orang lain dengan memberikan suatu perkara, dengan memberikan
harus tahu apa yang dipelajarinya secara keseluruhan, dia juga harus memiliki tujuan
Lukas 10:25-37 (perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati), merupakan
sebuah kasus klasik dari Guru terbesar yang melibatkan seorang pengacara untuk
Tujuan Allah kita adalah untuk membawa orang lain dari tempat asal mereka ke
tempat mereka yang seharusnya. Percakapan Yesus dengan wanita Samaria itu adalah
suatu pelajaran tentang keahlian Yesus yang tak tertandingi (Yohanes 4).
Yesus menghancurkan semua rintangan yang ada -- budaya, ras, jenis kelamin, dan
Tetapi, bagaimana perubahan yang radikal ini bisa terjadi? Becky Pippert secara tajam
mengamati:
"Wanita Samaria itu telah memiliki lima suami dan saat itu, ia tinggal dengan suami
keenamnya. Para murid memandangnya dan merasa, "Wanita itu? Menjadi orang
Kristen? Tidak bisa, mengapa hanya melihat gaya hidupnya saja!" Tetapi Yesus
melihatnya dan membuat kesimpulan yang sebaliknya. Apa yang dilihat Yesus dalam
ketakutannya untuk berharap kepada pria, bukan hanya sekedar rasa kehilangan.
Yesus melihat bahwa kebutuhannya menandakan kehausannya akan Tuhan. Dia ingin
Lihatlah betapa kerasnya ia berusaha untuk mendapatkan hal yang benar pada semua
Ini adalah hasil dari melihat orang lain dengan pandangan mata secara radikal
(Yohanes 4:34-35).
Dia menantang orang Farisi, "Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang
Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan" (Matius 9:13). Yesus tidak
Melalui Allah, kita belajar bahwa pengajaran yang baik itu meliputi menolong murid
untuk bertanggung jawab atas pemikiran dan hidupnya. Dia selamanya akan
mendorong dan memampukan orang lain untuk membuat keputusan terbaik yang
Membimbing orang lain dalam nama Yesus adalah suatu hak yang besar dan suatu
tanggung jawab yang harus diemban; menyesatkan seseorang adalah hal yang
dibenci-Nya (Matius 18:6). Jadi, sudah siapkah Anda untuk mengajar seperti Yesus?
Sumber:
On Teaching, Artikel Following The Master Teacher: The Method, halaman 24 - 28,
Mungkin, banyak guru SM yang menganggap bahwa tidak mungkin kita dapat
mengajar seperti Sang Guru Agung, Yesus, sebab dia begitu sempurna dalam
Kristus, kita pasti bisa meneladani kesempurnaan-Nya, khususnya bagi seorang guru
Satu hal yang harus diingat, bahwa pengajaran yang berhasil selain penyerahan diri
sepenuhnya kepada Dia, yakni juga dengan mendisiplin diri dalam hal belajar dan
persiapan pribadi. Berikut ini, kita akan melihat persiapan dasar apa saja yang harus
1. Pengetahuan Alkitab
Karena Alkitab merupakan buku pegangan yang terpenting dalam mengajar Sekolah
Minggu, guru harus paham mengenai isinya. Dia harus mengusahakan dirinya untuk
mengerti pelayanan Yesus, bukan saja pokok-pokok yang utama dari pengajaran-Nya
harus diketahui, tetapi juga keadaan sosial, pokitik, ekonomi, dan rohani yang mejadi
latar belakang seluruh pelayanan Yesus di bumi. Bagaimanakah hal ini dapat
mempengaruhi tindak-tanduk-Nya? Atau bagaimanakah kehidupan pada zaman
Yesaya, Yeremia, atau Yehezkiel? Pada saat apa dalam sejarah bangsa Yahudi,
mereka bernubuat? Penelaahan Alkitab sedemikian itu tidak dilakukan sebagai ibadah
pribadi, itu merupakan satu usaha sistematis untuk memahami arti Alkitab dan
menguasai isinya. Ketika seseorang melakukan hal ini, pengajarannya menjadi makin
berkuasa dan Alkitab menjadi lebih nyata dalam pikiran murid- murid.
2. Teologi
pelajaran ini tampak kepada mereka sebagai satu campuran teori dan pikiran-pikiran
yang abstrak dan kabur. Sebenarnya, setiap orang memiliki teologi, yakni sesuatu
tersusun secara rapi dan dia mungkin tidak dapat menyatakannya dengan jelas;
walaupun demikian, dia yakin bahwa semua yang dipercayainya itu benar. Dalam hal
mengajar, kapan pun seorang guru berbicara tentang Allah, tentang Yesus, Alkitab,
kasih, dan iman, sesungguhnya dia sedang mengajarkan teologi. Betapa pentingnya
Pengajaran itu efektif bila dilakukan dengan mengingat minat, keperluan, dan sifat
murid. Telah dikatakan, "Dalam hal mengajar di Sekolah Minggu banyak anggota
kelas yang tertinggal, sementara guru maju dalam suatu perjalanan rohani, karena
guru tidak memulainya pada tingkat pengertian si murid." Para guru yang mengajar
guru, yang adalah orang dewasa harus memastikan bahwa mereka memberi
pengajaran yang perlu bagi pendewasaan kelas itu.
4. Teknik Mengajar
Alkitab lebih berarti dan tetap. Hukum dasar dalam hal belajar adalah bahwa
pengajaran itu lebih berhasil bila para murid melibatkan diri dan saling
akan menerbitkan tanggapan terbaik atas suatu kebenaran pelajaran yang diberikan.
Dia juga harus mengetahui batas-batas dari bermacam-macam teknik itu, cara untuk
menyesuaikannya dengan kesanggupan kelompok usia itu, dan bagaimana waktu serta
seorang guru tidak menceritakan sebuah cerita dengan cara yang sama dalam kelas
kanak-kanak dan kelas Tunas Remaja; juga ia tidak akan memisah-misahkan kelas itu
dalam beberapa kelompok diskusi jika hanya ada lima atau enam murid yang hadir
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, Artikel Guru Sekolah Minggu, halaman 218,
Bagaimana mengajarkan doa pada mereka? Cara terbaik mengajar anak berdoa adalah
dengan memberikan teladan dari kehidupan doa anda sendiri. Mereka bisa melihat
dan mendengar anda berdoa. Untuk itu biarkanlah anak-anak mendengarkan doa anda.
Berdoalah dengan bebas mengalir dari dalam hati dan undanglah anak-anak untuk
ikut bergabung berdoa dengan anda. Ada baiknya juga jika anda kadang-kadang
mengajak anak-anak untuk mengikuti doa anda. Berikan dasar-dasar Firman Tuhan
dalam doa-doa anda. Dari pengalaman saat menyelidiki Firman Tuhan bersama-sama,
3. Allah lebih tertarik kepada kesungguhan daripada kata-kata yang indah-indah dan
panjang-panjang.
4. Doa dan Firman adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
5. Berdoa bersama-sama dengan bersuara adalah doa yang mempersatukan hati dan
6. Memprioritaskan Tuhan dalam kehidupan kita adalah dasar dari doa yang dijawab
oleh Tuhan.
7. Roh Kudus akan menolong kita berdoa untuk kebutuhan yang tidak terungkapkan,
Dalam masa tumbuh kembang anak, ada hal yang sangat ditunggu bagi orangtua
yakni mendengar bayinya bersuara, tetapi ketika anak kemudian tumbuh dan
berkembang serta sudah lancar berbicara, kadang orangtua mengabaikan apa pendapat
anak atau apa yang diinginkan anak. Mendengar pendapat anak dan
dilakukan orang dewasa dan tentu saja menjadi pekerjaan rumah (PR) besar buat kita.
BATASAN USIA ANAK
Hingga saat ini masih terjadi perbedaan kategori batasan usia anak. Padahal, batasan
usia anak akan sangat menentukan siapa yang berhak untuk diberi perlindungan.
Dalam produk perundangan negara kita, batasan usia anak sangat bervariasi. Sebagai
contoh batasan usia anak/orang dalam hal politik (menggunakan hak pilih pada saat
Pemilu) akan berbeda dengan batasan usia perkawinan, yang juga berbeda dengan
batasan usia anak dalam ketenagakerjaan. Perbedaan batasan usia tersebut tentu saja
sangat membingungkan dan kurang memberi ketegasan terhadap batasan usia anak
secara umum.
Sebenarnya batasan usia anak telah secara jelas diakui internasional yakni dengan
acuan Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Children atau CRC),
yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990.
Disebutkan dalam CRC bahwa anak adalah setiap yang berusia di bawah 18 tahun,
kecuali berdasarkan undang-undang (UU) yang berlaku, ketentuan usia dewasa anak
bisa dicapai lebih awal. Dengan demikian apabila suatu negara menetapkan batas usia
anak berbeda dalam setiap undang-undang yang ditetapkan dalam wilayah negaranya
MAMPU BERPENDAPAT
Terkait dengan hak berpendapat meskipun sederhana tetapi masih jarang dilakukan,
pendapatnya seperti bahasa tubuh, bahasa gambar, atau bahasa-bahasa lain yang
Satu konsorsium di sebuah kota di Jawa Tengah mengadakan forum diskusi bagi anak
yang diselenggarakan dalam rangka Hari Anak Nasional. Dalam kegiatan tersebut
terkumpul kurang lebih 70 anak yang diberikan kebebasan untuk beraspirasi dengan
menggambar, bercerita mengenai hal-hal yang paling disayangi, dan paling dibenci.
lingkungan di sekitarnya.
Dengan cara tersebut kita menjadi seperti anak-anak dan menyadari bahwa
lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh pada pertumbuhannya dan bahwa anak
sangat rentan menjadi korban kekerasan. Beberapa bentuk kekerasan yang muncul
pada anak misalnya yang harus hidup di jalan sebagai anak jalanan, anak yang harus
bekerja, menjadi korban kekerasan seksual dan terbelenggu karena tanggung jawab
Dari kenyataan itu tidak ada alasan tidak, bahwa kita harus mendengar pendapat anak
dan memberi kesempatan anak untuk beraspirasi. Menjadikan anak sebagai subyek
bukan obyek, adalah catatan penting yang harus kita lakukan. Dengan menganggap
anak sebagai subyek, kita akan mampu mendengar pendapat anak yang disejajarkan
pemerintah adalah hal yang menarik untuk dikaji. Secara langsung atau tak langsung
setiap kebijakan yang diambil pemerintah juga berimbas pada anak. Misalnya
kebijakan tata kota. Jika tata ruang kota tidak mempunyai perspektif pada anak, maka
Pola pembangunan yang mengabaikan kepentingan anak, salah satunya dengan tidak
menyediakan "public space" (ruang publik) yang mudah diakses oleh anak-anak.
Dengan demikian anak dididik untuk belajar berinteraksi dengan orang lain dan kenal
terhadap lingkungannya. Jika kemudian tempat-tempat bermain anak tidak ada, akan
Jika kita menjelajahi wilayah di kota kita masing-masing, sering kita bertemu banyak
anak yang terpaksa bermain layang-layang di jalan yang tentu akan membahayakan
jiwa mereka. Kemudian sempat juga kita temui segerombolan anak yang bermain bola
play station, taman hiburan, kebun binatang, dan lain-lain. Namun itu semua sarat
mesti diingat pula bahwa ruang-ruang itu ternyata hanya bisa diakses oleh anak yang
anak haruslah mengikutsertakan anak. Sejauh ini dinilai bahwa pembangunan kota
anak- anak. Seharusnya Pemerintah Kota mampu menyediakan bus-bus sekolah yang
Hak berpendapat anak merupakan satu-satunya hak dari sepuluh hak anak yang telah
diakui secara internasional dalam CRC, sembilan hak anak yang lain adalah hak
mendapat informasi, hak bermain, hak berkumpul, hak mendapat pendidikan, hak
beristirahat, hak memiliki identitas, hak dilindungi keluarga, hak untuk sehat, dan hak
anak. Dalam CRC, hak berpendapat anak tertuang dalam Pasal 12 ayat 1, disebutkan,
pandangan secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak dipertimbangkan
sesuai dengan usia dan kematangan anak."
Dengan mempertimbangkan masa tumbuh anak tentu hak berpendapat tidak hanya
dimaknai pada saat anak berbicara secara verbal, karena hak berpendapat ini
mencakup kebebasan yang terlepas dari pembatasan untuk meminta, menerima, dan
memberi informasi serta gagasan dalam segala jenis, baik lisan, tulisan, atau cetakan,
Sifat hak asasi anak yang universal memberikan arti bahwa hak ini dilekatkan pada
anak tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, warna kulit, kelamin, bahasa,
pandangan, politik dan lain-lain, asal-usul bangsa, harta kekayaan, cacat, kelahiran,
Mendengar suara anak dan mengikutsertakan anak dalam rencana kebijakan kota
terutama yang terkait dengan anak tentu menjadi bagian dari kewajiban pemerintah
untuk turut menghargai hak asasi anak. Untuk mendengar suara anak, pemerintah bisa
anak, banyak hal yang bisa digali dari anak seperti apa yang terjadi pada anak
termasuk kekerasan yang menimpanya dan apa yang menjadi keinginan anak.
Sebagaimana terungkap dalam CRC Pasal 12 ayat 2, mendengar pendapat anak dapat
dilakukan baik secara langsung ataupun tak langsung melalui perwakilan atau suatu
badan yang tepat. Jadi, memulai dengan mendengar pendapat anak kita termasuk anak
sebagai generasi penerus akan semakin dididik untuk menghargai perbedaan dalam
berpendapat dan menjadi pilar untuk membangun negara Indonesia yang lebih
demokratis.
Sumber:
• Solo Pos tanggal/tahun Selasa, 23 Juli 2002 oleh Haryani Saptaningtyas, Ketua
Allah. "Tidak begitu dalam situasi saya!" terdengar tanggapan dari orang-orang yang
Para mahasiswa dalam sebuah kelas pendidikan Kristen diberi waktu 5 menit untuk
Seorang anggota kelas itu menulis, "Saya belum pernah mengalami bahwa hal
pernah hadir dalam suatu kelas Sekolah Minggu yang diajar oleh seorang guru yang
Kesukaan yang sejati dalam hal mempelajari Alkitab harus dipelihara dalam kelas-
kelas kita. Ini terlaksana dengan baik bila para guru menyadari bahwa mengajar
Sekolah Minggu bukan sekedar mengembangkan pengetahuan seorang murid tentang
Alkitab. Pengetahuan Alkitab, yang dalam sekali pun, bukanlah tujuan satu-satunya
dari pengajaran kita. Pengetahuan semacam itu hanya merupakan sarana bagi pelajar
untuk mendapatkan kebenaran Alkitab. Melalui kebenaran itu Allah dapat mengubah
Itulah saat kesadaran, saat penemuan, ketika Alkitab menjadi kebenaran bagi
kehidupan; satu saat dalam kehidupan pelajar bila dia mengizinkan Alkitab
mengadakan perubahan dalam apa yang diucapkan dan yang dilakukannya. Suatu
penemuan pribadi selalu menjadikan hal belajar itu menyenangkan bagi pelajar
maupun guru.
kehidupan seorang murid berubah karena sesuatu yang dipelajarinya dari Alkitab.
Kesenangan itu terbit bila kehidupan seorang diubahkan, pada waktu dia menerapkan
mendatangi pelajar oleh karena usaha-usahanya sendiri yang lalu dan pengaruh
"Din, apa yang kau pelajari di sekolah tadi?" merupakan pertanyaan pertama yang
sering saya ajukan kepada anak saya yang berumur 11 tahun sepulangnya dari
sekolah.
"Bagaimana kau dapat naik ke kelas enam jika sering kali kau tidak belajar banyak?"
"Ah, tidakkah Ayah mengerti? Saya belajar sedikit setiap hari, lalu tiba-tiba semuanya
Anak saya benar. Semuanya itu merupakan sesuatu yang sungguh berarti. Sebaliknya
guru Kristen juga menikmati kesukaan dalam hal memberitakan Injil kepada para
pelajar dengan keyakinan teguh bahwa pada akhirnya hal itu akan memberikan
Dewasa ini, sebagaimana setiap periode dalam sejarah manusia, bukanlah waktu
untuk metode-metode yang usang dan pendekatan- pendekatan yang tidak menarik.
Meskipun berita kita itu suci, tak berubah, dan diberikan oleh Allah kepada kita,
namun metode-metode kita dengan tetap harus dinilai oleh patokan ini: Apakah
metode yang meyakinkan dan menarik untuk mengajarkan Alkitab. Pekerjaan kita
yakni membuat berita pengajaran kita itu segar, mendorong, merangsang dan
menyenangkan.
dengan umur kelas itu. Juga dalam kelas yang sama kita dapat menggunakan
Saudara berhasil mengubah kehidupan pelajar. Jadi, jika tidak ada seseorang yang
belajar sesuatu, maka tidak terjadi pengajaran Kristen. Para guru mengetahui bahwa
menawan perhatian mereka, dan berita kita dianggap sedemikian penting karena
Cara Yesus
Pengajaran Alkitab abad ke-20 yang efektif bukanlah satu jiplakan dari tehnik-tehnik
dunia dewasa ini, barangkali Dia akan menggunakan setiap metode mengajar yang
mungkin: alat peraga modern (proyektor, film, dan sebagainya); kelompok diskusi,
Cara mengajar-Nya bukan sekedar suatu tehnik mengajar melainkan penyataan kasih.
Cara Yesus adalah lebih daripada satu daftar kegiatan untuk diterima atau ditolak.
Akan tetapi, sesungguhnya Dia memanggil kita kepada satu jalan kehidupan, satu
kehidupan yang tidak takut untuk mengatakan kepada pelajar, "Mari, ikutlah
Kita harus belajar mengasihi seseorang dalam kenyataan, bukan hanya dalam kata-
kata yang muluk. Dan hal itu menuntut usaha dari kita. Kita harus belajar mengasihi
Ali dan Rusmi yang ada di sekeliling kita, yang kaya dan yang miskin, yang
berpendidikan dan yang kurang berpendidikan, yang penurut dan yang nakal, yang
Karena manusialah Kristus telah datang ke dalam dunia. Kecakapan dan kemauan kita
untuk berhubungan dengan orang lain membuat perbedaan di antara pengajaran yang
rutin dan pengajaran yang membawa orang kepada keselamatan. Mengajar Sekolah
Minggu adalah sesuatu yang menyenangkan karena kita bekerja dengan manusia.
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, halaman 170 - 172, Yayasan Penerbit Gandum
Bagaimana mengajarkan doa pada mereka? Cara terbaik mengajar anak berdoa adalah
dengan memberikan teladan dari kehidupan doa anda sendiri. Mereka bisa melihat
dan mendengar anda berdoa. Untuk itu biarkanlah anak-anak mendengarkan doa anda.
Berdoalah dengan bebas mengalir dari dalam hati dan undanglah anak-anak untuk
ikut bergabung berdoa dengan anda. Ada baiknya juga jika anda kadang-kadang
mengajak anak-anak untuk mengikuti doa anda. Berikan dasar-dasar Firman Tuhan
dalam doa-doa anda. Dari pengalaman saat menyelidiki Firman Tuhan bersama-sama,
3. Allah lebih tertarik kepada kesungguhan daripada kata-kata yang indah-indah dan
panjang-panjang.
4. Doa dan Firman adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
5. Berdoa bersama-sama dengan bersuara adalah doa yang mempersatukan hati dan
6. Memprioritaskan Tuhan dalam kehidupan kita adalah dasar dari doa yang dijawab
oleh Tuhan.
7. Roh Kudus akan menolong kita berdoa untuk kebutuhan yang tidak terungkapkan,
[Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa menjadi topik pembahasan atau bahan
point yang dibahas dalam sajian berikut ini dapat menolong guru untuk semakin
dengan pakaian yang kotor dan tidak rapi, seorang laki-laki dengan dasi yang terlalu
menyolok atau seorang wanita dengan rambut yang kusut dan tidak teratur rapi, atau
seorang guru yang menggunakan gerakan tangan dengan berlebih-lebihan atau nada
yang belum dikenal oleh anak-anak atau memakai tata bahasa dan pengucapan yang
salah. Mereka juga dapat melukiskan apa yang terjadi apabila seorang guru tidak
mempersiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan: misalnya alat peraga,
2. Sesudah penyajian adegan itu mintalah para guru menyebutkan kesalahan dan
Pada saat ini Saudara dapat melakukan salah satu hal yang berikut ini. Saudara dapat
itu. Hal ini dapat dilakukan bersama-sama dengan seluruh staf atau dengan membagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Atau Saudara dapat meminta salah
satu guru yang cakap untuk membicarakan pokok itu dengan singkat, dengan
memakai bahan di bawah ini ditambah dengan pendapat-pendapat lain yang mungkin
telah diperolehnya. Berilah waktu kepada para guru untuk menilai penyampaian
pelajarannya masing-masing.
3. Perhatikan kerapihan Saudara. Sikap tenang dan rasa percaya pada diri sendiri
adalah perlu untuk penyampaian yang efektif dan kerapihan Saudara itu erat
Tanpa disengaja kelas Saudara mengukur dan menilai Saudara. Saudara harus
pastikan bahwa pakaian Saudara bersih dan rapi. Namun demikian, janganlah
berpakaian untuk menarik perhatian saja. Saudara sudah harus ada di kelas atau
4. Sikap tubuh dan hal berdiri atau duduk waktu mengajar dapat mempengaruhi
penyampaian pelajaran. Bila mengajar anak-anak kecil mungkin lebih baik untuk
duduk bersama-sama dengan mereka di tikar atau duduk di kursi atau bangku yang
rendah. Yang penting ialah supaya para murid tidak usah memandang ke atas, ketika
guru mengajar atau menunjukkan alat peraga, misalnya gambar-gambar, dan lain-lain.
Apabila Saudara mengajar anak-anak muda dan orang dewasa, Saudara boleh duduk
atau berdiri. Apabila mungkin, usahakan supaya kelas itu membentuk satu lingkaran
5. Pakailah sedikit gerakan tangan. Mintalah guru lain menilik untuk melihat apakah
gerakan Saudara itu kaku atau berlebih-lebihan. Keefektifan Saudara akan meningkat,
ke lantai atau ke langit-langit; melihat ke luar jendela; hanya melihat atau menatap
6. Perhatikan sikap Saudara. Sikap guru menjadi sikap seluruh kelas itu. Penyampaian
pelajaran itu akan lebih diterima oleh anak- anak, jikalau Saudara dapat membuat
mereka tenang. Tunjukkan kepada mereka bahwa Saudara adalah manusia dan dapat
didekati. Jangan gugup, tetapi tenanglah. Usahakan supaya murid-murid merasa tidak
tegang.
Saudara menang, tetapi akan kehilangan anggota kelas. Jadilah pendengar yang baik.
perhatian pada apa yang diucapkan anak-anak itu, agar balasan Saudara sesuai dengan
bicara mereka.
8. Perhatikan kata-kata Saudara. Sadarlah selalu akan nada dan kekuatan suara
Saudara. Usahakan untuk berbicara dengan nada suara yang biasa. Berbicaralah cukup
keras sehingga semua dapat mendengar dengan enak. Ubah-ubahkanlah kecepatan
Bersikaplah yang wajar. Berbicaralah kepada kelas seperti Saudara berbicara dalam
percakapan biasa dengan gembira dan penuh semangat, dengan sungguh-sungguh dan
dengan perasaan.
Seorang pendidik Kristen, Ray Rozell, berkata, "Salah satu penghalang besar untuk
pengajaran yang efektif terletak pada pemilihan kata-kata yang tidak lazim bagi anak-
anak atau yang memberi arti lain bagi sebagian anak." Komunikasi akan terjadi hanya
apabila kata-katanya dapat dimengerti. Ini berarti Saudara dapat meminta murid-
murid melihatnya dalam kamus umum atau kamus Alkitab. Usahakan untuk
berbicara seperti ahli bahasa, akan tetapi Saudara harus terus-menerus meningkatkan
melainkan cara Saudara mengatakannya. Cobalah berbicara dengan terang dan jelas.
sekitarnya. Suatu ruang kelas yang rapi dan teratur akan membuat murid-murid
berkelakuan baik. Periksalah ruangan Saudara, apakah bersih dan rapi. Berusaha agar
Saudara sudah harus mengatur ruang kelas sebelum anak-anak tiba atau mintalah
kepada anak-anak yang datang lebih pagi untuk menolong mengaturnya. Semua anak
harus bisa melihat papan tulis, papan flanel atau apa yang ada di depan kelas. Jagalah
agar tidak terjadi gangguan yang tidak perlu. Saudara harus yakin bahwa semua
bahan. Alat dan keperluan untuk mengajar telah disusun sebelumnya dan sudah siap
untuk dipakai. Periksalah semua keperluan apakah dalam keadaan baik. Ingat,
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, halaman 249 - 250, Yayasan Penerbit Gandum
Pelayanan kepada anak-anak akan semakin berkembang jika kita memahami dan
1. Mendengarkan (Listening)
Pelajaran dasar yang penting dalam proses belajar anak adalah bagaimana anak dapat
mendengar atau memberi perhatian. Guru yang ingin mengawali proses belajar
pertama-tama harus dapat mencari cara untuk menarik perhatian anak, antara lain
anak tertarik dengan materi yang harus dipelajarinya. Misalnya saja, sebuah poster
suatu permainan yang membuat anak menemukan definisi kosa kata kunci yang
dimaksudkan. Poster dan permainan tersebut merupakan kombinasi efektif yang dapat
digunakan untuk memperoleh perhatian anak dan memotivasi anak di awal proses
lakukan dalam permainan ini. Dengarkan baik-baik supaya kalian tidak lupa!"
2. Meneliti (Exploring)
Meneliti, tahap kedua dalam proses belajar, meliputi penelitian yang serius terhadap
suatu masalah atau subyek. Anak-anak perlu dilibatkan dalam penelitian tentang
sesuatu yang belum pernah mereka ketahui atau mereka alami. Dengan demikian anak
tidak lagi menjadi pendengar pasif atau penonton tetapi menjadi pelaku yang aktif
berpartisipasi dalam penelitian. Alkitab maupun alat- alat bantu belajar lainnya dapat
digunakan dalam penelitian. Selain itu, dalam penelitian anak-anak dapat mengajukan
pendekatan yang mungkin dapat digunakan untuk menghadapi berbagai situasi dalam
kehidupan.
3. Menemukan (Discovering)
menemukan sendiri apa yang dikatakan dalam Alkitab dan dengan bimbingan Roh
Kudus, anak merasakan pengaruh yang ditimbulkan oleh Alkitab dalam dirinya
sendiri.
Menemukan kebenaran sejati Tuhan melalui firman-Nya adalah suatu hal yang
adalah guru itu sendiri. Meskipun guru akan dengan senang hati membagikan
kebenaran tersebut dengan murid-muridnya, tidak ada salahnya jika sukacita yang
diperoleh saat menemukan kebenaran sejati Tuhan tersebut juga dapat dirasakan oleh
akan mengurangi jumlah pengungkapan kebenaran yang dilakukan oleh anak-anak itu
sendiri, tetapi seharusnya hal ini tidak dijadikan alasan untuk guru mengungkapkan
kebenaran Firman Tuhan seorang diri tanpa melibatkan anak-anak. Tujuan dari
penemuan ini adalah agar anak belajar dan menerapkan kebenaran Alkitab, bukan
4. Mencocokan (Appropriating)
Setelah anak menemukan arti suatu ayat dalam Alkitab, anak perlu merenungkan
kebenaran yang ada dalam ayat tersebut. Anak perlu menghubungkan arti-arti dan
Alkitab yang tidak diujikan dalam kehidupan pribadi berarti tidak memenuhi tujuan
"Josh sangat menyukai bola basket. Ia sedang menyelesaikan ining terakhir ketika ia
menyadari bahwa ia telah melanggar jam makan malam. Josh tahu orangtuanya di
hatinya? Apa yang dikatakan Alkitab tentang masalah seperti yang dialami Josh ini?"
Mengajak anak mencocokkan kebenaran Alkitab dengan suatu pelajaran akan
memudahkan anak untuk mengenali arti yang sesungguhnya yang dapat ia terapkan
dalam perasaannya maupun dalam perilakunya. Melalui tahap mencocokkan ini, anak
dapat mengetahui apa yang diharapkan Tuhan darinya jika menghadapi suatu keadaan
Tahap ini adalah puncak dari proses belajar, tempat di mana tahap-tahap sebelumnya -
membentuk pola pikir anak serta sikap dan perilakunya. Pada tahap inilah usaha kita
hidup pada anak-anak tersebut. Anak-anak harus kita bimbing untuk melakukan hal-
hal tertentu sesuai dengan apa yang telah mereka alami (dari tahap-tahap proses
belajar yang telah mereka pelajari). Ujian yang sesungguhnya terjadi ketika anak
dengan kemauannya sendiri menggunakan apa yang telah ia pelajari tersebut untuk
menghadapi situasi baru yang ia alami. Anak juga dapat mempraktekkan apa yang
telah ia pelajari tersebut saat ia sedang melakukan aktivitas bersama dengan teman-
temannya yang lain (bersikap baik, ramah, mau berbagi, memaafkan, dsb.). Guru
lain agar anak dapat menerapkan kebenaran Alkitab dalam tindakan nyata. Pada
pendidikan. Melalui bimbingan Roh Kudus dari guru yang perhatian, aspek rohani
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 123 - 124, Gospel
mau menghargai karya-karya orang lain, gemar belajar, dan senang membaca buku.
Biasanya anak mencontoh perilaku guru dan orangtua yang seperti itu.
Pelan-pelan anak akan terdorong untuk bisa dan mau membaca sendiri, untuk
4. Dengan memberi pujian yang wajar terhadap setiap hasil karya anak. Pemberian
Buku psikologi pendidikan yang paling lengkap yang pernah ditulis adalah Alkitab.
Memang Alkitab tidak dimaksudkan oleh Tuhan untuk menjadi textbook bagi para
guru atau psikolog, namun melalui Firman- Nya, Allah telah mengungkapkan beratus-
ratus prinsip yang sangat berguna untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar.
Berikut ini beberapa tips agar kita memiliki prinsip mengajar yang alkitabiah:
1. Pengajar haruslah seorang murid Firman Tuhan dan mencintai Firman Allah
(Mazmur 119).
3. Dalam proses belajar mengajar, beberapa cara mempelajari Alkitab yang cukup
sistematis harus diperkenalkan kepada anak didik (Kisah Para Rasul 17:11).
7. Pengajar harus bisa merasakan diri sebagai "murid" seperti para peserta didiknya,
dan terus berusaha merasakan kebutuhan mereka (Matius 9:36; Yohanes 10:3,27).
8. Pengajar harus hafal nama peserta didik satu-persatu agar bisa lebih mengenal dan
memiliki hubungan dengan mereka (Yohanes 10:3,27).
9. Pengajar harus terbuka (transparan) dan siap menerima kritikan (2Korintus 4:7-18;
5:11-13).
Sumber:
Kenyataan bahwa seorang anak dapat menjadi bingung mengenai berita keselamatan
yang mengherankan dalam Yesus Kristus, cenderung membuat seorang guru takut
dapat memahami arti kematian Kristus bagi mereka secara peribadi. Mereka tidak
perlu bingung. Anak-anak dapat menerima Kristus sebagai Juruselamat bahkan dalam
usia muda, dan selanjutnya tumbuh di dalam Dia sehingga menjadi orang-orang
Kristen yang matang. Sering bukan berita keselamatan itu sendiri yang
membingungkan anak kecil itu. Melainkan caranya berita itu disampaikan -- yaitu
luar pengalaman dan pengertian anak tsb. Apa yang harus dilakukan oleh seseorang
yang melayani anak-anak untuk menolong mereka mengerti berita keselamatan itu?
Tidak ada rumusannya -- tidak ada kumpulan pertanyaan untuk diajukan, tidak ada
ayat tertentu untuk digunakan, tidak ada tata cara yang harus diikuti oleh anak itu.
Hanya beberapa pokok dasar yang harus disadari oleh guru agar supaya ia dapat
dapat mengerti arti kematian Kristus. Penjelasannya harus sederhana, namun lengkap.
Engkau harus mengaku kepadaNya bahwa engkau adalah seorang berdosa dan
Maka engkau menjadi anggota keluarga Allah dan memiliki hidup kekal.
2. Guru harus mengetahui ayat-ayat Kitab Suci yang akan menolong anak itu untuk
mengerti sendiri apa yang diajarkan Alkitab. Ayat-ayat ini dapat dijadikan penuntun:
Yohanes 3:16
Yohanes 3:36
Roma 3:23
Roma 5:6
kepada nak-anak, dengan kadang-kadang memberi tekanan pada satu segi, dan
kadang-kadang pada segi lainnya dari kebernaran besar tentang kasih Allah itu. Hal
ini berarti bahwa guru perlu menyediakan banyak waktu untuk menerangkannya
satu cerita lalu mendesak anak itu mengambil keputusan untuk menerima Kristus.
guru menganggap bahwa anak memahami istilah yang ia pakai. Anak itu sendiri
mungkin menggunakan istilah itu, tanpa mengetahui artinya. Kita harus menolong
anak tersebut untuk mengerti arti dari istilah-istilah seperti dosa, diselamatkan,
pengampunan, hidup kekal dan percaya. Kadang-kadang penjelasan istilah-istilah ini
anak-anak.
5. Guru harus mengandalkan Roh Kudus. Jika Roh Kudus yang menginsafkannya,
maka anak itu dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menerima Kristus. Jika
keputusan anak itu diambil karena ia diinsafkan oleh manusia dan bukan oleh Roh
Kudus, maka keputusan itu tidak akan sunguh-sungguh. Tentu saja keputusan
semacam ini - yang hanya karena desakan -- barangkali merugikan kehidupan anak
Tuhan. Ia mungkin tidak akan mengakui kebingungannya karena ia tahu orang lain
6. Guru harus menerangkan berita keselamatan itu secara sederhana. Berita itu tidak
sebagai pengganti kata yang lain, seperti misalnya "jerat" dipakai untuk "dosa", maka
berita sebenarnya dari Firman Allah itu tersembunyi. Guru harus menggunakan
untuk anak-anak:
Berapa banyak dari cerita itu yang benar-benar kebenaran Firman Allah?
kepada anak-anak. Yang membawa kebenaran tentang dosa dan keselamatan adalah
Alkitab dan bukan cerita rekaan. Ada banyak, yang dinamakan cerita-cerita
keselamatan, yang berisi ayat Kitas Suci di sana sini. Namun cerita-cerita ini tidak
seefektif Firman Allah sendiri dalam mengajar anak-anak. Benar, bahwa anak-anak
8. Cerita Alkitab lebih tepat dan lebih mudah dijelaskan daripada cerita-cerita
khayalan, simbolis atau rekaan, yang begitu sering digunakan. Misalnya, jauh lebih
dosa.
pratama, anak-anak telah mendengar cerita Nuh dan bahteranya dalam sebuah
pelajaran. Pelajaran berikut adalah tentang Yunus dan Ikan yang besar. Waktu
memulai pelajaran berikutnya lagi, guru berkomentar bahwa Allah telah bertindak
keras terhadap orang- orang dalam dua pelajaran terakhir. Lalu guru bertanya,
mengetahui sampai dimana pengertian mereka tentang Alkitab. Juga mereka sering
Berita itu berkembang dengan sendirinya dari suatu pembicaraan dengan anak-anak.
Setelah pembicaraan khusus seperti di atas, empat orang anak datang menemui guru
dan bertanya tentang cara menjadi orang Kristen. Masing-masing datang secara
pribadi. Seorang datang beberapa jam setelah pembicaraan itu selesai. Tidak ada
paksaan. Guru dan anak-anak hanya berbicara tentang apa yang Allah firmankan
mengenai dosa dan keselamatan, dan Roh Kudus bekerja melalui FirmanNya sendiri.
10. Guru harus mengajar tentang kesucian Allah maupun keberdosaan manusia.
Memang benar bahwa kita semua berdosa. Akan tetapi kalau hanya hal ini saja yang
ditekankan, seorang anak mungkin menjalani hidupnya dengan rasa puas bahwa Allah
mengampuni dosanya, tanpa menyadari bahwa Allah menharapkan agar dia hidup
sesuai dengan ajaran Alkitab hari demi hari. Anak itu perlu diajar bahwa Allah itu
mengenai apa yang Allah harapkan, agar supaya ibadahnya dan kehidupannya dapat
berjalan selaras.
Sumber:
tangan dan keterlibatan yang dalam dari guru-guru SM. Mereka tidak akan pernah
mereka? Sebelumnya, para guru harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti
pentingnya ibadah SM itu sendiri. Setelah itu, barulah kita tularkan hal itu kepada
anak-anak SM kita.
Apa yang Saudara lakukan pada waktu Saudara beribadah? Apa yang dapat terjadi
menjalankan ibadah?
Gagasan dasar tentang ibadah terkandung dalam arti kata itu sendiri. Ibadah berarti
perbuatan, dan sebagainya untuk menyatakan bakti kepada Tuhan. Dan bakti ialah
perbuatan yang menyatakan hormat, tunduk, kasih, setia, dan sebagainya. Wahyu 4:11
mengatakan, "Ya Tuhan, dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian, dan
hormat dan kuasa; ..." Ibadah mencakup juga pengucapan syukur atas apa yang
dilakukan Allah, kebaikan dan berkat-Nya; dan ibadah meliputi pujian karena sifat-
• pengungkapan jiwa.
Beribadah kepada Allah menolong kita menggenapi rencana-Nya bagi kita. Kita
Ingat dan catatlah definisi ibadah ini di dalam catatan pribadi Anda:
• Mencari kehendak-Nya
• Menghormati nama-Nya
• Mentaati perintah-Nya
Ibadah adalah suatu pengalaman yang rapuh. Dengan mudah dapat rusak oleh
Ibadah lebih sering timbul karena melihat teladan orang daripada karena mendengar
ajarannya. Karenanya, tingkah laku pemimpin sangat penting. Pemimpin yang tidak
Ibadah yang tidak terjalin bersama pengajaran dapat menjadi tidak berarti juga. Kita
Kebaktian pagi atau petang hari tidak pernah dimaksudkan untuk mengajar anak-anak
dan para remaja mengenai bagaimana beribadah atau mengikutsertakan mereka dalam
pengalaman ibadah yang agak lama. Acara pembukaan Sekolah Minggu seringkali
beribadah. Akan tetapi, tidak semua anak menghadiri kebaktian tersebut. Ada
keluarga yang tidak tinggal untuk ibadah pagi. Banyak gereja yang tidak mengadakan
kebaktian anak-anak.
Pemecahan yang terbaik adalah menyediakan waktu untuk ibadah sebagai bagian dari
jam pelajaran Sekolah Minggu. Dengan cara ini, ibadah dapat disesuaikan dengan
keperluan dan kesanggupan tingkat umur anak. Seringkali, kebaktian ini sajalah yang
dihadiri oleh kebanyakan pelajar itu. Itulah kesempatan mereka satu-satunya untuk
didasarkan pada pelajaran yang diberikan. Seringkali, ada baiknya untuk menutup jam
pelajaran Sekolah Minggu dengan memberi kesempatan beribadah. Dengan cara ini,
menanamkannya di dalam perasaan dan kehendak. Misalnya, pada saat pelajaran, kita
mengajarkan rencana keselamatan sehingga seluruh kelas mengerti apa yang telah
dilakukan Allah bagi mereka dan apa yang harus mereka kerjakan. Dalam kebaktian
Tujuan untuk melibatkan para pelajar dalam ibadah di Sekolah Minggu ialah:
Sedikit sekali anak-anak yang pernah diajar untuk beribadah. Ada yang telah
mempelajari sikap badan ketika beribadah tanpa mengerti kuasa dan tujuan ibadah.
Aktivitas ibadah menyediakan pendidikan ini. Di sini kita dapat membangun landasan
bagi keikutsertaan yang lebih berarti dalam kebaktian ibadah yang lain.
Ibadah bukan suatu cabang olahraga yang bisa ditonton. Apabila para pelajar
usia pelajar, mengapa tidak membuat demikian juga dengan aktivitas ibadah kita?
Dalam kebaktian ibadah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat tingkat usia,
maka pikiran para pelajar dapat diangkat sampai ke segi pandangan Allah, hati
mereka dirayu untuk membalas kasih-Nya yang besar, dan kemauan mereka ditantang
BAGAIMANA BERIBADAH
Setiap tingkatan umur memberikan kesempatan yang unik yang memimpin kepada
ibadah.
1. Pra Sekolah
Kelas Bayi dan Kelas Kanak-kanak sangat peka terhadap suasana rohaniah. Mereka
dapat dipimpin ke arah ibadah melalui perasaan kagum dan takjub. Manfaatkanlah
yang singkat dan sering selama jam Sekolah Minggu atau jam kebaktian anak-anak.
Pikatlah hati anak-anak pratama melalui rasa terpesonanya dengan Allah, surga, dan
kegemarannya akan hal-hal yang luar biasa. Anak-anak madya dapat dipikat melalui
Tolonglah mereka untuk mengerti bahwa Allah itu kudus, tetapi juga penuh kasih.
3. Remaja
Para remaja bergumul dengan masalah gambaran tentang dirinya sendiri dan soal
penerimaan di kalangannya. Dalam ibadah, mereka dapat belajar bahwa Allah
menerima mereka sebagaimana mereka adanya dan menghargai kasih dan ibadah
mereka. Kaum muda yang lebih tua terlibat dalam membuat keputusan hidup yang
UNSUR-UNSUR IBADAH
Ada empat unsur dasar yang terlibat dalam ibadah, yaitu nyanyian, doa, nas Alkitab,
3. Rencanakan untuk memenuhi keperluan dan minat khusus dari para peserta.
7. Pakailah bahan yang sudah lazim dengan cara-cara yang beraneka ragam.
mereka.
10. Usahakan program itu agar luwes dan informal, tetapi teratur.
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 390 - 292, Yayasan Penerbit Gandum
Melayani anak usia Batita dapat menjadi tantangan tersendiri bagi Guru Sekolah
Minggu. Berbeda dari kelompok umur lainnya, anak usia Batita belum bisa diatur
sedemikian rupa untuk duduk tertib mengikuti ibadah, dan biasanya masih
memerlukan pendampingan orang tua. Mengingat usianya yang masih sangat muda,
anak Batita juga belum bisa dituntut untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
Oleh karena itu, Guru Sekolah Minggu harus mendesain kelas, bahan pengajaran,
aktivitas, serta suasana kelas sedemikian rupa supaya tujuan dapat tercapai tanpa
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Guru Sekolah Minggu dalam mengelola
Pastikan ruang kelas cukup luas untuk menampung anak beserta dengan orang
lebih disukai adalah duduk di bawah dengan beralaskan tikar atau karpet. Baik pula
bila disediakan tempat sampah, sapu, lap, dan tissue - untuk mengatasi bila ada
makanan yang jatuh, air minum tumpah, anak mengompol, dsb. Pastikan bahwa
semua benda atau peralatan di dalam ruang kelas "aman" untuk anak.
dibutuhkan beberapa orang guru yang bertugas mengawasi dan menjaga anak-anak
selain guru yang bertugas memimpin pujian dan menyampaikan Firman Tuhan.
Beberapa kriteria guru Kelas Batita, yaitu: sabar dan telaten, sayang kepada anak
kecil, dan bersuara cukup keras serta jelas. Guru yang bertugas di Kelas Batita juga
Anak usia Batita tidak dapat duduk menunggu dengan tenang, karena itu sediakan
beberapa permainan untuk mengisi waktu bagi anak yang datang lebih awal dan
pastikan ada guru yang mendampingi sehingga tidak terjadi perebutan permainan oleh
anak. Seusai Firman Tuhan, biasanya juga diberikan aktivitas agar anak dapat
mengingat dan mengulang kembali pesan Firman Tuhan yang telah disampaikan. Ada
baiknya setiap anak diberi sebuah buku aktivitas (sebuah buku gambar kosong atau
buku khusus yang telah disiapkan "isi"nya untuk 1 tahun pelajaran) yang harus
Pilihlah lagu-lagu yang sesuai dengan usia batita, yaitu yang menggunakan kata-kata
menyanyikan lagu dengan berbagai gerakan, selain hal tsb dapat memenuhi
kebutuhan fisik anak untuk selalu bergerak, anak juga dapat lebih mudah mengingat
syair lagu tsb. Guru yang memimpin harus menguasai lagu dengan baik, bersuara
cukup keras, dan dapat menyanyi dengan benar. Bila memungkinkan sebaiknya ada
guru yang dapat memainkan alat musik untuk membantu mengiringi anak-anak
menyanyi.
Anak usia Batita tidak dapat konsentrasi cukup lama untuk memperhatikan suatu hal,
karena itu teknik penyampaikan Firman Tuhan haruslah bervariasi dan menarik agar
anak tidak bosan. Teknik bercerita bisa saja digunakan, tapi untuk anak di bawah tiga
tahun sebenarnya masih terlalu sulit untuk membayangkan cerita lisan tanpa dibantu
sebanyak mungkin panca indera anak, bahkan bila memungkinkan dengan melibatkan
anak dalam cerita. Misalnya: saat menyampaikan kisah "Perjamuan di Kana" ajaklah
anak mencicipi air putih dan air anggur (menggunakan sirup anggur), saat
menyampaikan kisah "Tembok Yerikho" dengan melibatkan anak sebagai orang Israel
yang berjalan mengelilingi tembok dan ada yang meniup terompet, saat
Salah satu keunikan mengajar di Kelas Batita adalah kehadiran orang dewasa,
sehingga Guru Sekolah Minggu perlu juga memikirkan bagaimana dapat melayani
mereka, khususnya yang belum mengenal Tuhan. Kerjasama yang baik antara Guru
dan para orang tua/ pengantar dapat membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan
Firman Tuhan, atau dengan menerbitkan buletin Panduan Bahan Pengajaran Sekolah
Minggu untuk diberikan pada orang tua/pengantar yang dilengkapi dengan berbagai
Bagaimanakah anak menilai anda sebagai seorang guru Sekolah Minggu? Anda
dilihat sebagai seorang guru yang galak, selalu menyuruh anak-anak duduk diam dan
mendengarkan? Atau sebagai seorang yang selalu melarang mereka melakukan hal-
hal yang mereka senangi? Atau sebaliknya, anak-anak menilai anda sebagai seorang
Mungkin anak Balita tidak peduli berapa rajin anda ke gereja. Mereka juga tidak
mampu menilai kesetiaan serta komitmen anda sebagaimana orang dewasa menilai.
Tetapi, bukan berarti mereka tidak pernah menilai anda? Apakah anda ingin tahu
Mereka menilai anda dari cara anda berbicara tentang Allah. Mereka juga
memperhatikan wajah anda dan menangkap perasaan anda ketika anda bercerita
tentang Allah. Walaupun mereka tidak selalu mengerti semua perkataan anda, namun
mereka melihatnya dari sikap anda. Jika mereka melihat hal ini sebagai hal yang
positif, maka anda akan menjadi teladan baginya dalam hal mengasihi Tuhan.
Hal ini dilihat mereka sebagai hal yang penting. Cara guru berkata-kata dan bersikap
terhadap mereka sangat mereka perhatikan. Guru yang menaruh perhatian kepada
mereka sebagai individu dan mau memperlakukan mereka sebagai pribadi yang
berharga akan dilihat sebagai sikap kasih yang tulus. Dan mereka akan cepat merasa
berbicara dengan orang tua mereka. Jika anda bersikap baik dan orang tuanya
menerima anda dengan baik, maka telah anda dinilai positif dan anak akan
menghormati anda.
Seorang guru yang murah senyum dan selalu tampak gembira paling disukai anak
balita, karena anak menilainya sebagai seorang yang bersahabat dan mudah diajak
berteman. Hal ini mungkin sejalan dengan dunia dan hidup mereka yang masih
Sumber:
Anak-anak pada umur 6-8 tahun (masa Pratama) sangat senang belajar melalui
sangat penting bagi kita untuk mengajar mereka dengan menggunakan alat peraga
seperti gambar-gambar, drama, slide dan sebagainya. Seorang anak akan belajar lebih
Anak-anak pada umur 6-8 tahun sangat senang sekali akan cerita, sehingga ini
mereka, di mana Alkitab memiliki banyak kisah menarik untuk disampaikan pada
mereka. Hanya saja anda harus jelas memberi pemahaman kepada mereka bahwa
kisah yang ada dalam Alkitab benar-benar terjadi. Oleh karena itu jangan mencampur-
adukkan dengan cerita khayalan supaya anak-anak tidak bingung. Apabila ada cerita
yang tidak seperti biasanya, seorang anak dengan cerdik akan bertanya, "Benarkah ini
dari Alkitab?" Demikian pula saat menceritakan kisah Alkitab jangan dulu
menggunakan kata-kata simbolis, seperti "Terang Dunia", "Batu Penjuru" dsb. karena
Anak-anak Pratama sudah siap menerima semua dasar-dasar kebenaran dari Alkitab.
Untuk itu berikan kebenaran Alkitab sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak
dan hubungkan dengan kehidupan mereka sendiri secara nyata. Ketika mereka merasa
bersalah, kesepian atau frustasi, mereka perlu memahami dan merasakan bantuan
Tuhan pada diri mereka. Demikian pula saat mereka gembira dan senang hubungkan
Pada umur sekian mereka belum dapat memahami Tuhan Allah dalam bentuk Roh.
kehangatan, perhatian, dan perlindungan Guru Sekolah Minggu pada mereka. Namun
demikian mereka sudah siap menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
Mereka juga mulai memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab pribadi
terhadap Tuhan. Mereka dapat merasa aman dalam Kasih dan pengampunan Tuhan.
terbaiknya untuk belajar, kita dapat menggunakan teknik bercerita karena pada umur
dalam usaha mengetahui seberapa dalam pemahaman mereka akan cerita dan
penerapan mereka dalam kehidupan secara nyata. Kita dapat juga meminta mereka
untuk mengekspresikan diri mereka melalui kegiatan drama, tugas-tugas, seni, dan
tulis-menulis. Kita juga dapat meminta mereka dalam permainan kelompok karena
pada umur ini mereka sudah mulai bekerjasama dengan orang lain.
Ingatlah bahwa anak-anak memasuki pengalaman belajar sebagai pribadi secara utuh.
gerak seluruh tubuh, berfikir secara kreatif dan pengendalian otot-otot kecil. Dan
buatlah variasi kegiatan yang dapat melibatkan seluruh indera perasanya dan dapat
Sumber:
• Robert E. Clark, Joanne Brubaker, & Roy B. Zuck, Childhood Education in the
Church, Artikel Understanding First and Second Grades (Primaries) oleh Elisabeth
Jika ada anak-anak Tunas Remaja yang membandel dan mencoba untuk merongrong
wibawa Anda sebagai guru Sekolah Minggu, apa yang harus anda lakukan? Ikutilah
1. Seorang anak laki-laki pada Kelas Tunas Remaja sedang duduk sambil menaikkan
kakinya di atas kursi di depannya. Guru meminta dia untuk menurunkan kakinya.
Mungkin anak tersebut tidak mendengarnya karena dia tidak melakukan perintah
gurunya. Tetapi murid-murid lain mendengar perintah itu dan melihat kepada anak
laki-laki tersebut. Guru berkata lagi, "Turunkan kakimu ke lantai!" Tetapi kaki anak
laki-laki ini tetap di atas kursi. Guru melanjutkan pelajarannya, dan anak laki-laki ini
merasa menang. Guru ini melanjutkan mengajar kelas ini sampai bulan berikutnya,
lalu dia meletakkan jabatannya dan merasa bahwa ia tidak berhasil mengajar.
2. Kemudian Pendeta menggantikan tugasnya sampai ada guru baru yang mengajar
kelas Tunas Remaja ini. Ia belum mengetahui peristiwa yang menyebabkan guru
inipun tidak tahu hal ini sehingga ketika Pendeta masuk dia menyimpulkan, "Mereka
telah mengirimkan Pendeta untuk menundukkan saya. Baik akan saya tunjukkan
kaki dinaikkan di atas kursi, tetapi Pendeta ini tidak menghiraukan tindakan ini.
menegaskan bahwa sikap duduk yang jelek akan mempengaruhi bentuk tubuh dan
yang sempurna sikap duduknya. Karena cerita Pendeta ini, maka turunlah semua kaki
Bagaimana keinginan untuk bebas pada anak-anak Tunas Remaja ini dapat dibimbing
ke arah yang baik? Tunjukkan pada mereka bahwa ada semacam kebebasan yang
benar dan baik, yang hanya dapat dijalankan oleh orang dewasa. Kebebasan yang
sungguh dan tidak bergantung pada orang lain, yaitu kebebasan yang berhubungan
dengan prinsip dan pendirian. Berusahalah supaya mereka menyadari bahwa taat pada
segala peraturan yang sah merupakan sifat baik yang dapat dibanggakan. Ajarlah
Tunjukkanlah keteladanan Yesus pada saat Yesus berumur 12 tahun. Saat itu Yesus
tertinggal di Bait Allah. Di Bait Allah ini Dia berdiskusi dengan para alim ulama. Dan
pada saat orangtuanya datang, Tuhan Yesus tetap taat dan mau pulang bersama
orangtuanya serta tinggal dalam asuhan mereka. Sebagaimana yang tertulis dalam
Lukas 2:51, "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret, dan Ia tetap dalam
asuhan mereka."
Sumber:
Metode mengajar adalah teknik guru dalam menyalurkan informasi kepada ASM.
Karena minat, taraf intelegensi dan daya perhatian dari setiap kelas berbeda, maka
GSM harus dapat menggunakan metode mengajar yang berbeda dengan bijaksana.
Kali ini akan diperkenalkan tujuh macam metode mengajar, untuk menolong GSM
dipertimbangkan apakah harus dijawab dengan jawaban yang penjang lebar atau yang
pertanyaan yang bukan hanya menuntut fakta, melainkan selangkah lebih maju untuk
tersebut, dan menjawab pertanyaan sesuai dengan kebenaran yang diterima mereka
secara pribadi.
• Pertanyaan harus jelas, singkat, dan sesuai dengan tingkat penerimaan murid.
• Terlebih dahulu ajukan pertanyaan kepada semua murid. Baru kemudian sebutkan
nama salah seorang murid untuk menjawab, tetapi jangan memanggil secara
berurutan.
• Tentu saja boleh memberi kebebasan kepada murid untuk menjawab pertanyaan,
• Setelah bertanya, berikan waktu yang cukup untuk berpikir. Guru jangan terburu-
• Jikalau jawaban murid salah, jangan ditegur atau ditertawakan. Sedapat mungkin
• Jikalau murid tidak dapat menjawab pertanyaan yang telah diajukan, jangan
minat murid untuk berpartisipasi dalam diskusi yang positif. Bentukya antara lain:
terinci keadaan yang terdapat dalam sebuah kasus, agar murid dapat mencari cara
penyelesaian yang mungkin dapat dipakai. Contoh-contoh bentuk studi kasus yang
berbeda seperti berikut: utarakan sebuah cerita yang belum selesai; mengutip laporan
surat kabar, mengajukan suatu masalah kejiwaan; utarakan dengan gambar untuk
merangsang murid berdiskusi; atau memakai riwayat hidup para tokoh, laporan
2. Debat (Debate)
Dua orang atau dua kelompok murid memperdebatkan satu masalah dari segi pro dan
yang timbul dari konsep- konsep yang berbeda. Mereka yang ikut serta dalam
perdebatan haruslah mempunyai pengenalan yang cukup dan persiapan yang mantap
3. Metode Drama
Metode ini cocok untuk anak-anak yang usianya agak kecil. Urutannya adalah sebagai
berikut:
2. Monolog
Mintalah seorang murid untuk mempersiapkan dengan baik dan memerankan diri
sebagai salah seorang tokoh Alkitab/tokoh cerita. Lalu dengan memakai kata ganti
orang pertama mengisahkan riwayat hidup, perasaan atau pun konsep terhadap
- Pantomim (Pantomime)
Melalui ceramah GSM menyampaikan satu pokok pelajaran kepada murid secara
teratur dan sistematis dalam bentuk pidato. Hal-hal penting yang harus diperhatikan
4. Jangan memakai suara yang datar (monoton), perhatikan kecepatan tinggi dan
5. Ingatlah bahwa isi ceramah harus teratur dan sistematis supaya pendengarnya
Guru membacakan sebuah laporan atau naskah dengan membagi murid menjadi dua
yang telah ditentukan (misalnya kelompok pertama memperhatikan hal yang positif,
kelompok harus kembali memberikan laporan kepada guru dan teman- teman
kecil orang kepada seluruh murid. Boleh mengundang para ahli sebagai pembicara,
teman-teman sekelas secara terpimpin dan terarah, untuk memperoleh bahan dan
penanggung jawabnya.
2. Berilah petunjuk kepada murid mengenai hal-hal dan bagian- bagian penting yang
perlu diteliti.
3. Membuat laporan tentang hal-hal yang telah didengar, dilihat dan dipelajari
Sumber:
Hidup, Bandung.
teratur menuju pencapaian sesuatu tujuan". Dalam pengajaran SM, tujuan pelajaran
itu merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan oleh guru agar terjadi
sebagai akibat dari mengajarkan ajaran tersebut. Tujuan dapat dinyatakan sebagai
suatu pernyataan yang langsung, misalnya, "Menolong setiap pelajar agar menemukan
dalam hal-hal apa ia membatasi Kristus, dan menolong masing-masing untuk mulai
percaya Tuhan dalam hal-hal tersebut". Atau tujuannya dapat dinyatakan dalam
bentuk sebuah pertanyaan yang mungkin diajukan pada pelajar sehubungan dengan
Tujuan Pertama:
Tujuan utama pengajaran SM ialah agar murid-murid kita bertumbuh menjadi dewasa
dalam Kristus.
Pentinglah bahwa setiap guru menyusun suatu tujuan untuk seluruh rangkaian
pelajaran dalam satu triwulan. Hal ini akan menolongnya untuk melihat bagaimana
setiap pelajaran merupakan bagian dari suatu keseluruhan. Kemudian, tujuan triwulan
itu dapat dibagi dalam beberapa tujuan unit yang meliputi dua atau lebih pelajaran
yang berpadanan.
Tujuan Pelajaran:
Para pendidik sering kali berbicara tentang tiga macam tujuan pelajaran:
1. tujuan pengetahuan,
Suatu tujuan pelajaran yang baik harus mencakup ketiganya, meskipun salah satu
dapat diberi tekanan khusus. Jika tujuan keseluruhan kita adalah bertumbuh menuju
kedewasaan dalam Kristus, maka mengajar dengan tujuan pengetahuan saja tidak
akan mencapainya, demikian juga halnya bila tujuan kita hanya berpusatkan sikap
atau inspirasi belaka. Bila hendak mengajar untuk mengakibatkan pertumbuhan, maka
kita harus mengajar agar mendapat tanggapan kelakuan. Mengetahui dan merasa
adalah bagian dari tanggapan melakukan. Tanggapan itu biasanya didahului suatu
belajar bukan suatu aktivitas yang dilakukan untuk sekedar belajar saja. Belajar
merupakan ikhtiar untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Misalnya, seorang
remaja yang belajar mengemudikan sepeda motor. Dia tidak mempelajari pedoman
"Peraturan Lalu Lintas" hanya supaya dia dapat mengatakan telah menguasai isinya.
Dia tidak menempuh ujian pengemudi supaya dia dapat mengatakan kepada teman-
temannya bahwa dia telah lulus ujian. Dia melakukan itu agar dapat memperoleh
SIM-nya dan mulai mengemudikan sepeda motor di jalan raya. Belajar mengemudi
Demikian pun pendidikan Kristen merupakan ikhtiar untuk mencapai suatu tujuan.
selangkah menuju jurusan tersebut; suatu perubahan, suatu tanggapan yang membawa
Jika memang demikian halnya, maka sebelum guru dapat membuat rencana agar
murid-murid memahami pelajarannya, dia harus tahu betul-betul apakah tujuan yang
hendak dicapainya. Guru harus memutuskan kemana tujuannya sebelum dia membuat
rencana bagaimana dia dapat sampai di sana. Makin jelas tujuannya makin mudahlah
Kita dapat melihat lebih jelas betapa perlunya tujuan apabila kita menilik beberapa
akibat yang timbul karena adanya tujuan pelajaran. Tanpa tujuan mungkin seorang
guru akan mencoba menguraikan terlalu banyak bahan. Ajaran yang tidak bertujuan
cenderung akan melantur. Ajaran yang tidak bertujuan sering kali tidak berkaitan
dengan kebutuhan hidup si pelajar. Apabila guru tidak memusatkan usahanya untuk
mendapat tanggapan, biasanya ajaran yang tidak bertujuan itu tak akan
2. Memberi pedoman untuk urutan aktivitas kelas dan menjamin kelangsungan dan
ketertiban sementara menuju ke tujuannya.
dengan lengkap. Semua keputusan itu dibuat berdasarkan tujuan pelajaran itu.
4. Berguna sebagai dasar evaluasi. Apakah cara-cara yang kita pakai ini menolong
kita mencapai sasaran kita? Apakah kita memakai bahan yang tepat? Apakah kita
melihat perubahan dalam diri anak didik kita? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat
dinyatakan itu mendatangkan perasaan puas baik bagi guru maupun murid.
Sebagai kesimpulan kita dapat mengatakan bahwa tujuan pelajaran merupakan faktor
1. Harus cukup ringkas sehingga dapat dituliskan. Belumlah cukup bila mempunyai
tujuan di dalam pikiran Saudara saja. Saudara harus dapat menuliskannya dengan
singkat dan jelas. Dengan demikian barulah tujuan itu dapat menuntun pengembangan
pelajaran Saudara.
2. Harus cukup khusus agar dapat dicapai. Kebanyakan tujuan pelajaran terlalu umum
dan luas. Tujuan pelajaran itu hendaknya menyarankan bidang-bidang tertentu dalam
3. Harus cukup luwes sehingga dapat diterapkan secara pribadi. Memang mungkin
untuk menjadikan sebuah tujuan pelajaran terlalu khusus. Tidak ada seorang guru pun
yang mengetahui semua bidang kebutuhan dalam kehidupan muridnya. Karena itu
tujuan pelajaran haruslah cukup luwes sehingga Roh Kudus diberi kesempatan untuk
memimpin setiap pelajar kepada tanggapan unik yang dikehendaki- Nya bagi pelajar
itu.
Memilih tujuan pelajaran sering kali merupakan bagian yang tersukar namun yang
1. Tujuan itu harus timbul dari arti yang terkandung dalam nats Alkitab. Memberi
tafsiran yang sebenarnya tidak dimaksud oleh nats Alkitab itu sama sekali tidak dapat
tidak ada seorang penulis pun yang dapat menyusun tujuan pelajaran yang akan
merumuskan kembali tujuan itu agar sesuai dengan kebutuhan khusus dari murid-
muridnya.
Bagilah semua staf menurut tingkat-tingkat usia yang diajarinya. Suruh masing-
masing kelompok melatih untuk merumuskan tujuan pelajaran untuk minggu depan.
berdasarkan sifat- sifat tujuan pelajaran yang baik yang diuraikan dalam rapat ini.
Tujuan pelajaran yang disetujui oleh tiap kelompok tertentu mungkin akan berbeda
dengan hasil perumusan masing-masing guru. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap
kelas mempunyai kebutuhan yang berbeda- beda.
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 362 - 364, Yayasan Penerbit Gandum
sendiri akan memperkuat hasil belajar. Jika seorang anak kurang mengerti
maka diragukan apakah dia mengerti dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru SM agar
kata-kata yang disampaikannya dalam mengajar dapat dimengerti dan menjadi berkat
Beberapa hal dapat menolong kita memakai kata-kata dengan sebaik- baiknya:
Kata-kata yang melampaui pengertian mereka tidak akan mempunyai arti. Kata-kata
Hanya dengan cara demikian kata-kata yang diucapkan itu akan membangkitkan dan
memikat perhatian.
Efek nada suara pada pendengaran dan hal belajar mungkin lebih besar daripada yang
kita sadari. Berusahalah selalu untuk memakai suara yang menyenangkan dan
mengubah nada suara sesuai dengan jalan cerita.
Suara dari luar atau hal bicara atau pergerakan dalam ruangan akan mengurangi
pengaruh kata-kata guru. Murid tidak mendapat manfaat dari apa yang tidak mereka
dengar.
1. Pengucapan Pelajaran
pengucapan pelajaran bukan saja terdiri dari menyebut ayat atau bagian pelajaran di
luar kepala kata demi kata. Memberikan arti suatu bagian sesuai dengan pengertian
murid itu juga termasuk pengucapan pelajaran. Dia dapat memperoleh keterangan dari
2. Pertanyaan
untuk mengatakan apa yang telah dipelajari atau apa artinya bagi dirinya. Ketika
Yesus menanyakan, "Menurut kamu siapakah Aku ini?" hal itu membuat murid-
murid-Nya berpikir. Dan dari pertanyaan itu kita mendapat jawaban Petrus yang
3. Penugasan
Berilah tugas untuk Minggu berikutnya. Jangan lupa untuk menanyakan tugas
tersebut, sehingga para murid dapat melaporkan apa yang telah mereka pelajari.
Misalnya, "Minggu yang akan datang kita akan belajar tentang Yesus, Gembala yang
baik. Tugasmu adalah membawa keterangan mengenai domba, baik dewasa ini
4. Kesaksian
Kesaksian singkat akan memberikan kesempatan kepada murid untuk menyatakan
dengan kata-katanya sendiri apa yang telah dilakukan Allah dalam kehidupannya.
5. Pembahasan
Pembahasan akan terjadi apabila sekelompok orang dengan pikiran terbuka bertukar
ide, pengetahuan, dan pendapat. Pembahasan akan dibimbing oleh guru dan diarahkan
kepada keputusan atau kesimpulan tertentu. Sebuah pembahasan yang baik akan
meliputi lebih dari 2 aatau 3 orang dan tidak boleh berakhir dengan perdebatan antara
dua belah pihak. Guru tidak boleh membiarkan pembahasan itu menyimpang dari
kesimpulan yang dicapai. Pembahasan yang direncanakan dan diarahkan dengan baik
akan memberi kesempatan yang baik bagi murid-murid untuk mengutarakan pendapat
mereka.
Sumber:
Meskipun sebagian besar guru Sekolah Minggu tahu bahwa mengajar adalah bagian
tugas yang paling utama dari seorang guru, namun banyak guru yang tidak
memberikan perhatian dan waktu yang cukup, serta pemikiran yang serius dalam
mengajar. Mengapa? Hal ini disebabkan karena sebagian guru masih belum tahu jelas
apa artinya mengajar, juga karena sebagian guru mempunyai anggapan yang keliru
tentang mengajar. Contoh: ada guru-guru Sekolah Minggu yang merasa bahwa ia
telah mengajar dengan baik karena ia dapat membuat anak-anak di kelasnya senang
dan tidak bosan diajar olehnya. Ada juga guru Sekolah Minggu yang mengira bahwa
dengan baik. Oleh karena itu pembahasan berikut ini akan menolong guru Sekolah
Seluruh konsep mengajar dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB)
lebih bijaksana. Dalam konteks bangsa Yahudi ajaran-ajaran itu berasal dari Firman
Allah yang mereka dengar turun menurun dari nenek moyang mereka. Sedangkan
fokus ajaran/nasehat itu adalah untuk pembentukan karakter yang saleh (godly life)
2. Merenungkan supaya apa yang didengar di atas, diproses di dalam hati anak untuk
=> Tuhan dan guru - guru dan anak - anak dan Tuhan <=
Gereja adalah komunitas orang percaya dimana orang dewasa dan anak-anak, sebagai
saudara-saudara seiman, bersama-sama hidup dan bertumbuh. Oleh karena itu gereja
yang sehat akan menjadi tempat yang kondusif bagi keberhasilan guru Sekolah
Pengajaran yang diberikan oleh guru untuk diterima oleh anak didik, dan tujuan yang
ingin dicapai dalam mengajar menjadi faktor yang sangat membedakan antara guru
Sekolah Minggu dan guru umum biasa. Oleh karena itu tugas guru Sekolah Minggu
hidup yang bermoral. Guru Sekolah Minggu mengajarkan suatu kehidupan yang guru
sendiri telah teladani dari Tuhan Yesus Kristus, karena proses pengajaran terjadi
dalam konteks hubungan pribadi dengan Allah, dan dari sana mengalir kuasa yang
mentransformasi kehidupan anak didik untuk menjadi hidup yang terus menerus
Melihat bahwa apa yang diajarkan dapat memberi dampak kepada transformasi hidup
anak-anak Sekolah Minggu, maka sangat penting kita membahas apa yang guru harus
Mengajar anak sangat berbeda dengan mengajar orang dewasa. Pada orang dewasa,
yang sudah mapan (permanen) dan hal itu sering kali sulit untuk diubah. Tetapi
mengajar anak adalah seperti mengisi botol yang masih kosong, masih banyak hal
yang dapat diisi dalam pikiran anak, dan belum terbentuk pola pikir dan pandangan-
pandangan tertentu secara permanen. Oleh karena itu guru Sekolah Minggu
mempunyai banyak kesempatan emas untuk membangun suatu dasar yang kuat dan
benar bagi kehidupan rohani anak-anak Sekolah Minggu melalui apa yang
diajarkannya.
Memberikan pengajaran yang sesuai dengan Alkitab sangat penting supaya anak
belajar mengenal Allah dengan benar. Guru harus belajar untuk senantiasa setia pada
Alkitab, biasakan untuk menjadikan Alkitab sebagai buku sumber yang paling utama
dalam mengajar. Pokok-pokok kebenaran yang diajarkan guru Sekolah Minggu harus
Berikut ini adalah beberapa materi dasar yang guru perlu pelajari sehingga dapat
menjadi pedoman penting dalam mengatur pokok-pokok materi yang perlu diajarkan
Sifat-sifat Allah
Karya Allah
Firman Allah/Alkitab
Hukum-hukum Allah
Rencana/Kehendak Allah
Penciptaan Manusia
Inilah beberapa pokok penting yang perlu diingat oleh guru Sekolah Minggu dalam
melaksanakan tugas mengajar. Sebagai kesimpulan marilah kita simak ayat Firman
"Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing
yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan
Tuhan, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat
ini, dan supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya
Jika Saudara memasuki ruang pengemudi sebuah pesawat terbang dengan maksud
terbang ke tempat yang jauh, maka akan berguna bagi Saudara bila mengetahui
tentang cara terbangnya sebuah pesawat udara dan cara memakainya alat-alat
pengemudi tersebut. Tanpa pengetahuan ini tipislah harapan Saudara akan mencapai
tempat tujuan itu dengan selamat. Hal ini juga berlaku dalam pelayanan Saudara
sebagai guru Sekolah Minggu. Untuk menjadi guru yang efektif, pengertian tentang
cara belajarnya para pelajar adalah penting. Sebab kita harus mengajar sesuai dengan
Mari kita lihat seperti apa sebenarnya cara belajar anak melalui ulasan-ulasan berikut
ini.
mungkin mempelajari beberapa hal sekaligus, padahal kita tidak pernah bermaksud
mengajarkan hal tersebut kepada mereka. Kalau pengajaran kita tidak menantang
mereka, boleh jadi mereka "belajar" bahwa Sekolah Minggu sangat membosankan
dan tidak menarik. Jika penelitian Alkitab tidak membangkitkan minat, boleh jadi
mereka "belajar" bahwa Alkitab adalah buku kuno yang menjemukan dan tidak ada
hubungannya dengan masa sekarang. Jika mereka secara pribadi tidak terlibat dalam
bagian doa dan penyembahan, boleh jadi mereka "belajar" bahwa saat doa adalah
waktu yang baik untuk mengganggu teman yang duduk di sampingnya karena guru
Kita sekali-kali tidak akan sengaja mengajarkan hal-hal ini. Namun demikian anak-
anak mungkin akan mempelajarinya. Dengan mengetahui bahwa para murid kita
belajar secara kontinyu, mungkin akan menolong kita untuk lebih berhati-hati
mengenai apa yang kita ajarkan secara tidak langsung melalui suasana kelas.
Mereka belajar:
indera itu merupakan pintu masuk ke dalam kesadarannya. Fakta ini menunjukkan
Inilah prinsip yang terpenting tentang cara belajar para murid. Belajar bukanlah
pengalaman yang pasif. Hal belajar bukanlah sesuatu yang sekedar terjadi pada anak
itu, melainkan adalah sesuatu yang dilakukan oleh anak itu. Anak dapat mengingat
paling banyak dari sesuatu yang dipelajarinya dengan cara mengatakan dan
melakukan.
Anak dapat terlibat dalam proses belajar melalui beberapa cara. Ia bisa belajar secara
tangan, diskusi dan drama. Atau melalui lukisan-lukisan cerita ia bisa terlibat, secara
tidak langsung karena menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Perasaannya
4. Anak akan belajar sebaik-baiknya bila ia mempunyai dorongan atau alasan untuk
belajar.
Anak akan paling cepat belajar bila hal itu dijadikan sesuatu yang menyenangkan dan
memuaskan. Dalam proses belajar ada dua macam dorongan. Yang pertama adalah
dorongan dari luar, secara lahir. Beberapa contoh dari dorongan sejenis ini ialah
ganjaran, hadiah, penghargaan, dan pujian. Dalam mengajar di Sekolah Minggu ada
tempat bagi dorongan sejenis ini, tetapi jangan sampai merupakan dorongan satu-
satunya.
Dorongan yang kedua adalah dari dalam, secara batin. Keinginan, hasrat, dorongan
hati pribadi adalah contoh-contoh dorongan sejenis ini. Dalam hal terlibat kebutuhan
dan kepentingan yang dirasakannya. Dorongan inilah yang bekerja bila anak itu
prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupannya. Sungguh penting bagi kaum remaja dan
orang dewasa menginsafi bahwa ajaran Alkitab dapat dipraktekkan bagi keperluan
hidup mereka.
5. Anak akan belajar paling baik bila mereka sudah siap untuk belajar.
Ini berarti bahwa sebelum pengajar menarik perhatian anak dan membangkitkan rasa
ingin tahu mereka, mereka harus disiapkan untuk menerima kebenaran Alkitab. Juga,
para murid siap untuk belajar bila mereka dapat melihat hubungan bagian-bagian
harus memberi uraian pendahuluan tentang seri pelajaran yang baru dan
ulangan secara berkala. Suatu prinsip belajar lainnya yang terpaut di sini adalah
bahwa para murid belajar hal-hal yang belum diketahuinya berdasarkan hal-hal yang
sudah diketahuinya. Ini berarti pengajar harus mengetahui taraf pengertian murid-
muridnya dalam hal-hal rohani. Kita harus mengetahui apa yang sudah diketahui para
murid kita.
6. Anak belajar dengan jalan meniru.
Fakta ini sekali menunjukkan pentingnya kehidupan pengajar. Kita mengajar, baik
dengan perbuatan dan sikap maupun dengan perkataan atau gagasan. Segala sesuatu
mengenai diri kita mengajarkan sesuatu. Dalam arti yang sesungguhnya, kita ini
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, halaman 243 - 244, Yayasan Penerbit Gandum
Ketentuan dasar dalam menolong anak untuk mengenal Yesus adalah menempatkan
tama dari sisi keilahian-Nya, tugas belajar anak menjadi jauh lebih rumit. Yesus
sendiri mengenali masalah ini saat Dia mengajar murid-murid dan para pengikut-Nya
yang lain. Dia memanggil mereka untuk mengikuti Dia, untuk mengamati dan belajar
dari Dia. Barulah secara bertahap mereka dapat melihat-Nya sebagai Anak Allah. Dan
kemudian, muncullah pengakuan Petrus sebagai hasil pewahyuan khusus dari Allah
Dengan cara yang sama, sangatlah baik untuk membiarkan anak tertarik secara wajar
pada pribadi Yesus. Dengan cara ini anak dibukakan jalan untuk lebih dekat kepada
Allah. Yesus akan lebih berarti bagi anak pada saat anak-anak menjadi semakin
bertambah dewasa.
Masa bayi dan kanak-kanak Yesus merupakan daya tarik khusus bagi anak-anak.
Meskipun Alkitab hanya sedikit menceritakan kedua masa ini, tetapi jelas dinyatakan
bahwa Yesus kecil, "Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas 2:52). Anak-anak
amat tertarik pada proses pertumbuhan, khususnya yang menyangkut diri mereka.
menolong meredakan beberapa ketidakpastian tentang apakah Dia itu bayi atau laki-
laki dewasa. Banyak anak yang melihat-Nya hanya pada dua tahap kehidupan.
Mereka juga perlu melihat Dia sebagai anak laki-laki yang bertumbuh besar.
Untuk membuat masa kanak-kanak Yesus lebih berarti bagi anak, kaitkanlah cerita itu
dengan beberapa peristiwa yang dialami sendiri oleh anak. Berilah komentar tentang
sekolah dan ke Bait Allah sungguh menarik bagi anak karena ia dapat
Sisi lain kehidupan Yesus yang amat menarik bagi anak-anak adalah pekerjaan-Nya
sebagai tukang kayu. Kebanyakan anak berusia empat atau lima tahun mampu
memakai palu kecil dan gergaji mini untuk membuat sesuatu yang cukup
mengagumkan. Beri mereka beberapa potong kayu lunak, paku, dan sebuah tempat
untuk bekerja. Tentu saja, beberapa petunjuk pendahuluan dan sedikit bimbingan
diperlukan demi keamanan mereka. Situasi ini memungkinkan untuk berdiskusi
informal tentang apa saja yang mungkin dibuat Yesus di bengkel kayu Yusuf.
Aktivitas ini juga membuka kesempatan untuk berbicara tentang tenaga yang kuat dan
semacam ini menolong anak melihat Yesus sebagai manusia yang selain cakap, juga
Anak-anak juga tertarik untuk mengetahui bahwa Yesus mengajar orang banyak
tentang Allah. Guru merupakan tokoh penting dalam kehidupan anak kecil. Sebutan
mengetahui cara-cara spesifik yang digunakan Yesus untuk menolong orang lain, baik
pengalaman-pengalaman anak itu sendiri. Misalnya, "Josh, kamu sungguh baik mau
meminjamkan sepeda roda tigamu pada Tiffani. Saya kira Yesus dulu juga melakukan
hal itu." Tolonglah anak-anak untuk sadar bahwa orang dewasa juga berusaha untuk
meneladani Yesus. "Saya akan senang sekali menolongmu untuk memperbaiki truk
itu, Bryan. Yesus selalu menolong orang lain, dan saya juga ingin seperti Dia."
Namun, jika teladan Yesus dipakai sebagai usaha untuk memotivasi si anak agar
berperilaku lebih baik, maka usaha ini dapat menghasilkan nada seperti, "Mengapa
kamu tidak bisa serapi saudara perempuanmu?" Ungkapan semacam ini amat merusak
citra diri anak! Dalam diri anak akan terbangun kemarahan terhadap pengharapan
yang tampak tidak mampu dicapainya. Dengan demikian, alangkah bijaksana untuk
respon seperti yang dialami seorang ibu saat ia meminta anaknya yang berusia tiga
mengasihi Yesus." Gadis kecil itu berpikir sejenak, kemudian berkata, "Mami
mereka. Hal yang penting untuk diketahui anak bukanlah semata-mata perbuatan
mujizat, tetapi tujuan dari mujizat itu. "Yesus begitu mengasihi orang-orang itu
sehingga Dia tidak ingin mereka sakit. Dia membuat mereka sembuh karena Dia
mengasihi mereka."
Jika anak bertanya, "Tetapi bagaimana Dia melakukannya?" yang paling baik beri
jawaban sederhana: "Yesus itu Anak Allah. Saya tidak tahu bagaimana Yesus
membangkitkan orang mati, tetapi yang saya tahu adalah Yesus selalu memakai
kuasa-Nya untuk menyatakan kasih-Nya yang besar." Tak ada anak yang mengalami
keruntuhan iman dengan mendengar orang dewasa berkata, "Ini adalah salah satu hal
tentang Yesus dan Allah yang belum dapat saya pahami. Alah begitu besar, ada hal-
hal tentang Dia yang tidak dapat dijelaskan. Tetapi kita tahu secara pasti bahwa Yesus
mengasihi kita." Arahkan selalu pada apa yang dapat kita ketahui secara pasti,
Sumber:
• Wes Haystead, Mengenalkan Allah Kepada Anak (Terjemahan dari Teaching Your
Child About God), halaman 122 - 125, Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1996.
Mengajar cerita Alkitab merupakan suatu usaha untuk menyampaikan berita sukacita
konsentrasi anak-anak tidaklah setinggi orang dewasa, maka pengajar harus dapat
menyampaikan cerita dengan cara yang menarik. Diperlukan kreativitas yang lebih
Secara garis besar, ada dua tahapan utama dalam mengajar cerita Alkitab yaitu
penguasaan pengajar terhadap materi cerita yang disampaikan, dan juga pada
Persiapan
Banyak orang yang mungkin menganggap remeh masalah persiapan, padahal untuk
dapat menyampaikan cerita Alkitab dengan efektif, persiapan adalah langkah yang
3. Persiapan alat bantu: meliputi pemilihan alat bantu, pembuatan alat bantu dan
latihan menggunakannya.
Persiapan Dasar
Tahap persiapan dasar yang meliputi analisis acara dan analisis calon pendengar,
cerita memang harus dipersiapkan dengan cermat akan tetapi setiap pengajar perlu
mengetahui latar belakang acara di mana ia akan menyampaikan cerita dan juga
kepada siapa cerita itu akan disampaikan. Tahapan selanjutnya akan sangat
bergantung kepada hasil analisis tahap ini. Misalnya, menyampaikan cerita kepada
anak SM di kelas kecil atau batita tentu akan berbeda dengan di kelas besar.
Analisis Acara
Hal berikutnya yang perlu diketahui adalah bagaimana cerita itu harus disampaikan.
bentuk yang lain. Ini perlu diketahui karena berpengaruh pada penentuan alat bantu
Jadwal dan alokasi waktu yang disediakan sangat menentukan kuantitas dan kualitas
materi yang akan disampaikan serta persiapan alat bantunya. Menyampaikan cerita 10
menit pasti akan berbeda dengan cerita dengan durasi 30 menit atau 1 jam.
• Di mana diselenggarakannya ?
lapangan terbuka.
Langkah ini merupakan langkah yang paling dominan dalam persiapan dasar karena
Beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam analisis ini adalah sebagai berikut.
• Siapakah pendengarnya ?
Satu aturan yang mendasar di bidang marketing dan komunikasi adalah "Kenalilah
peserta".
• Berapa jumlahnya ?
Persiapan Materi
halnya pada persiapan dasar, persiapan materi juga dibagi menjadi beberapa langkah:
cerita
Perumusan Tujuan
Tujuan biasanya sudah ditetapkan oleh pihak orang atau gereja yang meminta atau
Penyusunan Struktur
Pada umumnya struktur cerita dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.
1. Pendahuluan/permulaan cerita
2. Inti Pembicaraan/isi cerita
3. Kesimpulan/penutup cerita
Porsi terbesar dari struktur umum diatas adalah bagian inti pembicaraan sehingga,
sebaiknya, bagian ini juga ‘dipecah’ lagi menjadi struktur-struktur yang lebih rinci.
Berikut ini akan dibahas masing-masing bagian dari struktur umum di atas.
• Pendahuluan/permulaan cerita
Pendahuluan digunakan untuk mengantar pendengar ke dalam inti cerita. Bagian ini
mendengar cerita selanjutnya atau tidak. Pendahuluan yang baik dan menarik akan
membuat pendengar menunggu-nunggu apa yang akan disampaikan oleh guru. Waktu
untuk pendahuluan jangan panjang, gunakan kurang lebih 10 % dari total waktu.
seluruh alokasi waktu. Jika waktu yang tersedia panjang, struktur bagian ini dibagi
lagi menjadi beberapa bagian atau sub struktur yang lebih kecil.
• Kesimpulan/penutup cerita
yang cukup penting. Bagian ini dapat digunakan untuk menekankan apa yang ingin
dicapai melalui cerita itu, atau pelajaran apa yang diperoleh dari cerita ini.
Pengumpulan/Penyelidikan Materi
Setelah struktur tersusun guru atau pengajar harus melakukan pengumpulan bahan
atau penyelidikan yang akan digunakan untuk menyusun nantinya. Penyelidikan ini
akan menjadi kisi-kisi atau tulang untuk dijadikan cerita pada tahap berikutnya.
Setiap pengajar perlu menyisihkan waktu untuk menyelidiki materi yang akan
disampaikan. Kapan dan berapa lama persiapan harus dilakukan tentunya bergantung
kepada kondisi tiap orang. Sediakan waktu yang cukup untuk persiapan agar tujuan
• Membaca
Alkitab/bahan yang kita baca. Bandingkan dengan cerita paralel jika ada (Misal cerita
orang lumpuh dapat dibaca pada Matius 9:14, Lukas 5:17, Markus 2:18). Untuk
mendapatkan pengertian yang lebih lengkap, baca juga bagian teks sebelum dan
sesudahnya, karena biasanya suatu perikop dalam Alkitab mempunyai kaitan dengan
• Perhatikan tokoh
Berikan perhatikan kepada tokoh-tokoh yang terkait dalam cerita: jenis kelamin, rupa,
bentuk badan, kedudukan, watak, hubungan dengan orang lain, persoalan yang
dihadapi. Hal ini akan lebih memberikan kesan daripada sekedar menyebutkan nama
si A atau si B.
• Perhatikan lokasi/tempat
Lokasi/tempat terjadi peristiwa perlu disampaikan dengan jelas, apakah itu kota besar
atau desa yang kecil, padang gurun, jalan yang sunyi, bukit atau rumah. Hal ini perlu
• Perhatikan waktu
Seperti halnya lokasi, waktu terjadinya atau yang berkaitan dengan cerita itu perlu
disampaikan dengan jelas, misalnya siang, malam, atau pagi-pagi benar. Tempat dan
waktu yang disampaikan dengan jelas akan membantu pendengar atau anak-anak
memahami situasi, keadaaan serta kesulitan yang berkaitan dengan peristiwa atau
• Perhatikan peristiwa
Untuk membantu anak-anak memahami cerita, guru juga perlu dengan jelas
menyampaikan peristiwa yang berkaitan dengan cerita itu, misalnya apakah ketika
Penentuan pemeran utama berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai atau berita yang
ingin disampaikan melalui cerita. Penentuan ini juga akan mempengaruhi jalannya
cerita.
Kata-kata yang sulit perlu diperhatikan berkaitan dengan tingkat pemahaman anak-
anak. Gunakan sebisa mungkin kata-kata yang sederhana. Bila tidak ada padanan
kata-kata sulit itu, berikan arti kata itu sehingga anak-anak dapat mengerti.
Setelah terkumpul bahan/materi cerita telah siap, maka sekarang waktunya untuk
menyusun cerita. Tentunya cerita yang disusun akan mengikuti struktur yang telah
dipilih pada tahap sebelum ini yaitu pendahuluan atau permulaan cerita, isi cerita dan
• Pendahuluan
Bagian ini bisa diisi dengan menceritakan apa yang akan disampaikan, menanyakan
atau mengulang sebentar cerita yang lalu, dan awal cerita yang baru. Permulaan harus
pendek, dibuat menarik dan bervariasi/tidak selalu sama tiap minggu. Beberapa
(arti pemungut cukai, orang Farisi, paskah, dll), peragaan alat/benda (misalnya
bunga).
Isi cerita
Isi cerita perlu dibuat atau ditulis dengan alur yang jelas dan sederhana untuk
penyusunan ini perlu diperhatikan juga rentang konsentrasi yang dimiliki oleh anak-
anak.
Rentang konsentrasi pada anak-anak tidak sepanjang yang dimiliki oleh orang dewasa
dan karena itu perlu ada "sela" setelah cerita berlangsung 5-10 menit. Sela ini
Beberapa hal yang terbukti cukup efektif untuk meningkatkan perhatian pendengar
Kesimpulan/penutup
Setelah menyampaikan banyak hal penting pada inti cerita, sebaiknya tidak menutup
cerita hanya dengan misalnya "ceritanya sampai di sini. Sampai ketemu lagi."
Contoh: "jadi adik-adik, tadi kita telah mendengarkan kisah tentang ….."
Contoh: "Adik-adik, perempuan itu pulang dengan sukacita. Dosanya telah diampuni
dan ia memulai hidup yang baru. Siapa dia antara adik-adik yang mau diampuni
dosanya oleh Yesus? Siapa yang mau hidup benar di hadapan Tuhan? Mari kita
berdoa ….."
adalah melalui media audio-visual (pendengaran dan penglihatan). Oleh karena itu
Persiapan alat bantu baru dapat dilakukan setelah persiapan dasar dan persiapan
materi selesai. Tiga langkah terkait dengan persiapan ini adalah pemilihan, pembuatan
Pemilihan jenis alat bantu sangat ditentukan oleh persiapan dasar sedang materi yang
akan ditampilkan melalui alat bantu ini mengacu pada persiapan materi.
Pembuatan alat bantu membutuhkan keahlian, waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Oleh karena itu pemilihannya harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan. Penggunaan alat bantu yang telah tersedia dengan atau tanpa modifikasi,
Setelah alat bantu tersedia maka guru atau pengajar perlu melakukan latihan
Penyampaian Cerita
Tahap yang sangat penting ini memang sangat ditentukan oleh bakat seseorang dalam
berbicara di depan banyak orang. Ada orang yang memang secara alami sangat
memikat perhatian orang lain dalam berbicara dan untuk orang semacam ini
menyampaikan cerita bukan hal yang susah. Orang yang tidak mempunyai bakat alam
semacam itu bukan berarti tidak dapat menyampaikan cerita dengan baik. Melalui
belajar dan berlatih, orang yang tidak memiliki bakat alam seperti itu dapat juga
kegugupan, penampilan menarik, gaya bicara, bahasa tubuh dan cara menanggapi
Tentunya seorang guru yang akan menyampaikan cerita harus memeriksa semua
bahan yang akan dibawanya seperti daftar acara, Alktab, alat peraga/alat bantu.
Pengendalian Kegugupan
Kegugupan adalah sesuatu yang manusiawi dan semua orang mengalaminya. Hal ini
harus dapat diatasi, bila tidak ia akan mengganggu penyampaian cerita. Biasanya
kegugupan akan dapat dieliminasi bila semua persiapan telah dilakukan dengan baik.
Pengajar telah "mengenali" calon pendengar dan lokasi/ruang; telah menyusun alur
pembicaraan dengan didukung alat bantu yang sesuai dan telah melakukan beberapa
kali latihan.
Beberapa cara berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi atau menyembunyikan
rasa gugup.
• Mengatur pernapasan
Penampilan
Pengertian penampilan meliputi banyak hal, tidak hanya menyangkut masalah busana
saja akan tetapi juga kebersihan, kerapian, ekspresi suasana hati dan sikap. Dalam hal
busana seorang pengajar harus mengenakan pakaian yang sopan dan yang fungsional.
Riasan wajah tidak perlu mencolok seperti hendak menghadiri pesta. Demikian juga
"apik" akan lebih diperhatikan daripada yang rambutnya tidak rapi dan bermuka
masam.
Gaya Bicara
Meskipun telah disampaikan di atas yaitu bahwa media visual mempunyai nilai
efektivitas lebih baik daripada media audio, suara guru atau pembicara merupakan
alat yang sangat penting. Seberapapun baiknya alat bantu yang digunakan, tetap
• Audibilitas
Suara harus dapat didengar oleh anak-anak yang duduknya paling jauh dari pengajar.
Suara yang cukup keras akan menghindarkan anak-anak dari usaha melakukan
• Nada
Nada suara guru dapat menarik perhatian dan keingintahuan anak-anak. Nada suara
yang datar tidak akan menarik perhatian pendengar baik dewasa dan anak-anak.
Adalah lebih baik jika guru dapat menggunakan variasi nada suara sesuai dengan
suasanan atau kejadian yang sedang diceritakan misalnya beribisik, marah, berseru,
sedih, menyesal, membentak, dsb. Tapi perlu diingat, suara harus tetap terdengar oleh
anak-anak.
• Kecepatan
Kecepatan suara juga akan mempengaruhi pemahaman anak-anak akan cerita yang
tinggi) akan susah difahami, sedangkan tempo yang lambat akan membosankan dan
menghabiskan waktu.
Bahasa Tubuh
Komunikasi melibatkan tidak hanya bahasa verbal (yang terucap), tetapi juga yang
nonverbal (yang tak terucap) yang sering disebut sebagai bahasa tubuh. Bahasa tubuh
adalah istilah dalam bidang psikologi yang menunjuk kepada gerakan atau tindakan
yang merefleksikan emosi hingga dapat terlihat dari luar. Sebagai contoh, orang yang
sedang marah tidak perlu mengatakan "saya marah" agar orang lain mengetahui
bahwa ia marah. Sebaliknya bila sedang gembira, ia tidak perlu mengatakan "saya
gembira". Bahasa tubuh ini adakalanya sesuai dengan apa yang diucapkan, akan tetapi
Karena bahasa tubuh memiliki andil yang cukup besar dalam penyampaian dan
penerimaan suatu berita atau pesan, maka guru sebaiknya belajar menggunakan
Beberapa hal yang terkait dengan bahasa tubuh adalah sebagai berikut:
• Senyum
Senyuman akan membuat suasana hangat dan menyenangkan. Tetapi akan juga
terlihat mana senyum yang keluar karena memang sedang bersukacita, atau terpaksa.
• Mimik
Mimik atau rona wajah akan ikut pula mempengaruhi suasana kelas. Rona muka
wajah guru akan mempengaruhi suasana hati anak-anak juga. Wajah yang cemberut
pasti akan mengurangi antusiasme anak-anak dalam mendengarkan cerita. Selain itu
• Kontak mata
Kontak mata merupakan satu hal yang penting dalam berkomunikasi. Kontak mata ini
merupakan salah satu bentuk perhatian. Kita tentu tidak akan senang bila orang yang
sedang berbicara dengan kita tidak pernah atau sangat jarang menatap mata kita.
Selain itu, kontak mata juga dapat membantu guru menguasai suasana kelas.
• Gerakan tangan
menggunakan gerakan yang tidak perlu. Berhati-hati dengan gerakan tangan yang
Pilih posisi berdiri/duduk yang tepat agar semua anak masih dapat melihat. Perlu
dihindari sikap yang tidak baik dalam duduk atau berdiri (baik dan buruk bergantung
pada budaya). Di Indonesia, adalah tidak sopan untuk duduk di meja atau meletakkan
kaki di atas kursi, akan tetapi hal ini masih bisa dilakukan jika dimaksudkan sebagai
Setiap orang memiliki kebiasan yang kurang disadari ketika sedang berbicara. Di
memegang-megang benda tertentu. Kebiasaan semacam ini bila terlalu sering muncul
sadar ini.
Penyampaian cerita firman Tuhan perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar berita
yang ingin disampaikan dapat diterima oleh anak-anak. Perlu disadari bahwa
penyampaian cerita firman ini tidaklah sekedar bercerita seperti cerita pengantar tidur
semata.
Pendahuluan
atas kebenarannya merupakan satu sukacita besar bagi Anda dalam hidup ini, maka
kemampuan dan kesempatan untuk menyampaikan kebenaran yang Anda peroleh
dengan jerih payah haruslah juga menyertai sukacita Anda tersebut. Kalau kita telah
mengalami kuasa transformasi dari Roh Kudus lewat pemahaman dan penerapan
firman Tuhan, maka kita akan selalu memiliki keinginan yang meluap-luap untuk
membagikannya kepada orang lain. Dalam Kolose 3:16, rasul Paulus mengatakan
bahwa seharusnya keinginan ini menjadi ciri-ciri kita saat berada bersama sesama
sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain
dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu
Tujuan pelajaran ini adalah untuk membantu Anda menyampaikan kebenaran Allah
dalam Alkitab dengan lebih mantap dan dalam sukacita. Pelajaran ini merupakan
Alkitab.
Akan tetapi dalam memahami teori dan proses penyampaian kebenaran menuntut
waktu dan kerja keras. Oleh sebab itu, pelajaran ini dirancang hanya sebagai dasar-
dasar saja. Pelajaran ini dirancang untuk para pemula. Kita tidak akan membahas
terlalu dalam tentang teori komunikasi (yang memang menjadi semakin sulit akhir-
akhir ini), melainkan kita hanya akan melihat satu model sederhana yang dengan
keahlian dan pemahaman yang memadai bisa diterapkan untuk semua teks dalam
Alkitab. Jadi, meski selalu ada yang harus dipelajari lebih lanjut, pelajaran kita kali ini
akan mengantar Anda pada satu situasi dimana Anda bisa dengan kreatif dan benar
menyampaikan firman Tuhan kepada orang lain dalam Pelajaran Alkitab (PA) di
rumah, atau dalam penginjilan, atau dalam kelas Sekolah Minggu, atau dalam
kebaktian di gereja. Semoga Tuhan memberkati Anda dengan berlimpah saat Anda
yang penting!
Pelajaran Alkitab
A. Memahami Satu Teks (Meliputi semua langkah yang telah kita pelajari pada
5) Kembangkan Subjek/Pelengkap
II. Satu Ringkasan Tambahan untuk Proses PENGAJARAN untuk Bahan Pelajaran
Alkitab
1. Pilih Satu Teks dan Pelajari (Lihat “Bagaimana Belajar Alkitab: Untuk Pemula”)
B. Kedua, Kembangkan Ide Homeletik1 Anda sesuai Garisbesar dan Tujuan PA Anda
1. Tanyakan pada Diri Anda Tiga Pertanyaan untuk Menjawab Satu Pertanyaan
Utama
a. Satu Pertanyaan Utama: Apa Tujuan PA Saya? Apa yang Ingin Saya Capai dalam
PA Saya?
b. Tiga Pertanyaan Tambahan: Apa yang Perlu Saya Jelaskan, Pertahankan, dan/atau
Terapkan dari Ide Homeletik Saya Supaya Tujuan Khotbah Saya Bisa Dipahami?
Contoh-contoh yang akan kita gunakan diambil dari tiga genre2 utama dalam Alkitab:
(1) teks yang bersifat ekspositoris, (2) yang bersifat naratif, dan (3) yang bersifat
puitis. Kita perlu membahas sedikit tentang ini agar Anda bisa menggunakan dan
A. Bahan PA Ekspositoris
Surat-surat para rasul adalah surat-surat yang bersifat ekspositoris yang dikirim
Tuhan, Kristus dan karyaNya, Roh Kudus, dan hidup yang bermartabat bagi Tuhan.
Surat-surat ini sengaja tidak dalam bentuk cerita, meskipun sering berisi referensi
cerita dari Perjanjian Lama (misalnya Roma 4; 2 Kor 3). Surat-surat ini adalah
langsung dan jelas jika dibandingkan dengan tulisan yang bersifat naratif. Lebih
mudah bagi kita untuk membuat garisbesar dan pikiran-utama dalam surat-surat ini.
kitab-kitab injil. Dalam hal ini bahan-bahan tersebut harus dikaitkan dengan narasi
secara keseluruhan, meski harus dikerjakan sebagai bahan ekspositoris. Juga, perlu
diperhatikan bahwa ada beberapa bentuk puisi dalam sejumlah surat ekspositoris
Sebagai contoh: Dalam Pelajaran, “Bagaimana Belajar Alkitab: Untuk Pemula”, kita
membahas Efesus 2:1-10 secara rinci. Misalnya kita mengamati kata-kata kunci, dsb.
dan menggunakan metode tanya/jawab untuk bahan ini. Setelah itu kita membuat
Anda memperhatikan adanya perbedaan saat menggunakan bahan yang diambil dari
Yohanes 9:1-41? Dalam Efesus 2:1-10 maknanya ada dipermukaan dan jelas. Ini tidak
berarti bahwa beberapa bagiannya tidak sukar untuk dipahami, akan tetapi pada
umumnya maksud dan makna bahan tersebut biasanya lebih jelas dibanding dengan
teks-teks yang bersifat naratif dimana Anda tidak pernah secara ekplisit diberitahu
oleh penulisnya apa arti narasi itu. Ini juga berarti akan lebih mudah dalam hal
tertentu untuk mengajar bahan yang bersofat ekspositoris, karena kebenaran yang
termuat di dalamnya tidak terlalu membutuhkan banyak interpretasi untuk pendengar
kita sekarang. Biasanya makna kata-kata dalam bahan ekspositoris tidak bersifat
kiasan. Sedangkan bentuk naratif perlu diinterpretasi bagi pendengar pada masa
sekarang karena orang-orang dalam cerita Alkitab berada dalam kenyataan yang
berbeda dengan kenyataan yang kita alami sekarang dan karena makna dari satu cerita
jarang diungkapkan kepada kita. Mari kita melihat satu contoh singkat satu bahan
naratif.
B. Bahan PA Naratif
Bahan naratif (atau cerita) bersifat tidak langsung dalam penyampaian pesannya, yang
lebih banyak menuntut panca indra, dibandingkan intelektual secara langsung seperti
dunia dan para tokohnya dan mengundang Anda untuk mengalami apa yang mereka
alami. Narasi dibentuk oleh unsur-unsur seperti seting, tokoh cerita, dan alur cerita
(yang biasanya berisi sejumlah konflik, ujian, perjalanan, kehendak, dsb.) dan
biasanya tidak terang-terangan menyatakan kepada Anda apa arti ceritanya (misalnya
cerita Orang Samaria yang Baik Hati). Jika kita menggunakan narasi sebagai bahan
PA, kita harus bisa mengungkapkan kepada pendengar dunia dimana cerita itu terjadi
dengan melukiskan suasana (seting) pada saat cerita itu terjadi sedemikian rupa
sehingga para pendengar merasa berada di dunia lain, yaitu di dunia dimana cerita itu
terjadi. Jadi diperlukan imajinasi yang banyak dan kreatif, misalnya untuk bisa
orang lumpuh melompat dalam kegirangan, seperti yang terjadi dalam cerita. Ini akan
Struktur bahan PA bersifat naratif dibentuk oleh alur cerita tidak seperti struktur pada
surat-surat para rasul yang dibentuk dalam paragraf. Jadi dalam Yohanes 9, kita harus
keseluruhan tentang orang buta yang dipulihkan. Dan cerita ini merupakan bagian
cerita yang lebih luas tentang pelayanan Yesus yang ditulis Yohanes untuk
mengatasi persoalan besar; oleh sebab itu Ia layak dipercaya. Reaksi para pemimpin
agama memang sesuai dengan kenyataan bahwa akan selalu ada yang menolak
Pendeknya: kalau mengajar dengan bahan cerita Alkitab, bantulah pendengar Anda
untuk bisa menghayati tokoh-tokoh dalam cerita, khususnya yang memberi contoh
baik. Bantu mereka untuk merasakan seolah-olah mereka berada dalam cerita saat
setiap peristiwa terjadi. Jadi, reaksi pendengar penting dalam PA dengan bahan
naratif.
C. Bahan PA Puitis
Ada banyak sekali bahan PA bersifat puitis dalam Alkitab, diantaranya adalah
Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, sejumlah besar kitab para nabi, dan juga seperti yang
disebutkan sebelumnya beberapa bagian dalam surat-surat para rasul. Dari mazmur
kita mengetahui bahwa puisi Alkitab memuat gambaran-gambaran seperti tentang: (1)
gembala; (2) padang; (3) batu karang, (4) burung-burung; (5) air bah; (6) pedang; (7)
kegelapan; (8) terang; (9) kubur yang terbuka; (10) bintang-bintang, (11) madu; (12)
empedu; dsb. Dengan menggunakan metafora dan gambaran, kita akan menyadari
bahwa penulis menuntut kepekaan panca indra dari pembaca. Oleh sebab itu, dalam
puisi didasarkan pada susunan gambaran. Anda bisa membuat garisbesar sejumlah
puisi berdasarkan perkembangan pikiran dan gambaran yang ada dalam puisi-puisi
tersebut.
Dalam pelajaran kita sebelumnya tetntang bagaimana belajar Alkitab, ada dua
pertanyaan yang harus kita tanyakan untuk memahami satu istilah kunci. Dua
pertanyaan itu adalah: (1) Referensi? Istilah ini mengacu pada apa? dan (2) Kesan?
penting kalau mempelajari dan mengajar tentang bahan PA puitis. Misalanya saat
Daud mengatakan dirinya adalah “ulat” dan bukan manusia, Anda seharusnya
mencari tahu arti dibalik kata atau istilah ini (Mazmur 22:7). Apa kesan tentang
Gunung Batu yang dipakai sebagai referensi untuk Tuhan dalam Mazmur 78:35?
Dalam Yesaya 40:31—ayat yang cukup dikenal—apa gambaran dan perasaan yang
ditimbulkan dalam pikiran pembaca tentang “rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya? Anda bisa mencari bantuan informasi dari komentari tentang
budaya yang berkaitan dengan gambaran ini. Anda harus tekun dan sabar dalam
Kita telah melakukan ini pada pelajaran sebelumnya. Lihat kembali hasilnya jika
Anda merasa perlu. Pelajari kata-kata kuncinya, strukturnya (tatabahasa dan gaya
petunjuk bagaimana memahami tiga bentuk tulisan yang berbeda, yaitu yang bersifat
C. Buat Subjek/Pelengkap:
Subjek/pelengkap untuk Yohanes 1:1-18 bisa seperti: (Subjek:) Alasan Firman Tuhan
yang kekal menjadi manusia (Pelengkap:) adalah supaya Ia bisa menyatakan siapa
Allah kepada semua manusia dan agar mereka bisa percaya kepadaNya dan menjadi
anak-anak Allah.
Garisbesarnya kira-kira:
C. Firman itu Adalah Hidup dan Terang bagi Manusia (ayat 1:4-5)
Percaya (1:7)
D. Anak-anak Allah bukan Berasal dari Manusia, Tetapi dari Allah (1:13)
IV. Kemanusiaan dan Penyataan Firman Merupakan Era Baru dalam Kasih Karunia
(1:14-18)
E. Kembangkan Subjek/Pelengkap
dibawah satu pertanyaan utama. Pertanyaan utama: Apa tujuan PA saya? Apa yang
ingin saya capai dalam PA ini? Tujuan yang saya pilih seharusnya sesuai dengan
tujuan asli yang terdapat pada teks. Jelas bahwa Yohanes menulis teks ini (1:1-18)
adalah supaya orang memiliki iman yang murni dan teguh kepada Yesus. Jadi,
Kristen.
Seandainya pendengar kita adalah orang dewasa dalam Sekolah Minggu dimana
mereka sudah sering mendapat pengajaran Alkitab. Kira-kira ada 50 orang pendengar
kebanyakan diantara mereka (dan juga dalam budaya mereka secara umum) tidak
teguh saat doktrin Kristen yang mereka pegang diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dalam budaya yang secara moral makin merosot dan penuh tantangan.
seperti: Alasan Firman Tuhan yang kekal menjadi manusia adalah supaya Ia bisa
menyatakan siapa Allah kepada semua manusia dan agar mereka bisa percaya
kepadaNya [yaitu Firman] dan menjadi anak-anak Allah. Jadi subjek teks ini
berkaitan dengan penyataan dan kenyataan bahwa Allah membuat diriNya dikenal
dalam Kristus. Akan tetapi pemahaman secara mendalam tentang Allah sepertinya
tidak masuk kehati dan pikiran kebanyakan orang di gereja, apalagi bagi orang yang
belum percaya. Oleh sebab itu, dalam PA kita, kita akan menjelajahi pernyataan
teologis Yohanes yang teguh dan kita akan mengaitkannya dengan sistem
tempat kita hidup. Kita ingin mendalami kebenaran dalam Yohanes yang dikaitkan
dengan kebutuhan pendengar kita supaya bisa dengan lebih serius tentang penyataan
Allah dalam diri Kristus. Tujuannya adalah agar orang tertarik untuk menjalani hidup
yang baru, meski PA lebih diarahkan untuk perubahan pikiran sebagai langkah
mereka (kita) yang mengganggu dan dengan penyataan Allah yang sempurna dan
Sekarang kita perlu mengembangkan ide ini lewat garisbesar dengan menanyakan tiga
pertanyaan dasar: (1) Apa yang perlu saya jesalakan? (2) Apa yang perlu saya bela
atau pertahankan? (3) Bagaimana saya bisa menerapkan teks berdasarkan garisbesar?
Jadi kita perlu mengembangkan garisbesar yang telah kita buat. Kita akan
bagiannya (ada tiga bagian sesuai garisbesarnya) supaya bisa terbentuk pokok pikiran.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada tiga bagian untuk PA dengan menggunakan
teks ini. Masing-masing bagian ini bisa menjadi “pokok pikiran”. Ingat Anda
mengajar Alkitab kepada manusia; Anda tidak hanya semata-mata mengajar tentang
Alkitab. Dalam diskusi kita sebelumnya tentang Yohanes 1:1-18 kita perlu
memperhatikan apa yang ingin disampaikan Yohanes. Sekarang tugas Anda adalah
menyampaikan pesan tersebut kepada orang lain (yakni menyatakan pentingnya pesan
Yohanes kepada mereka). Tugas Anda adalah membawa teks abad pertama ke dalam
abad keduapuluh. Jadi ayo kita cermati kembali garisbesar kita. Kita tidak akan
I. Pendahuluan
tetapi paling tidak Anda perlu memberi orintasi kepada pendengar Anda tentang
subjek yang akan Anda sampaikan. Anda bisa mengembangkan pelengkap saat
melakukan ini.
A. Perincian Teks
b. Pencarian akan Allah telah Selesai (sementara manusia masih sedang mencari)
b. Kalau kita percaya pada dunia yang tidak diciptakan satu Pribadi, melainkan oleh
4. Penerapan: Biasanya pandangan hidup memberi jawaban atas paling kurang empat
pertanyaan: (1) Siapa Allah itu? (2) Siapa manusia itu? (3) Apa persoalan manusia?
(4) Apa solusinya? Apa pandangan hidup Allah? Apa pandangan hidup kita?
B. Ilustrasi: Kembangkan beberapa aspek pandangan hidup abad ke-20: (1) kekafiran;
(2) gagalnya modernisme dan kekerasan hidup; (3) kesepian dan ketakutan; (4) dsb.
C. Kalimat Transisi: Jadi yang Anda percaya dalam dunia dan dalam hidup Anda?
Mengapa kita memiliki persoalan yang kita hadapi? Apakah ada harapan? Mungkin
ini tergantung pada bagaimana Anda menilai dan memahami manusia dan atas alasan
III. Persoalan Keberdosaan manusia yang Menggangu dan Kasih Karunia Allah yang
A. Kita seperti Lot yang tidak Patuh (bagian teks ini bersifat naratif jadi sampaikan
1. Rincian Teks (ingat untuk menjelaskan, membela dan menerapkan ide-ide penting)
2. Ilustrasi:
3. Kalimat Transisi: Hati manusia adalah tempat yang gelap, tempat yang rapuh dan
1. Perincian Teks
3. Transisi:
IV. Periksa kembali Pemahaman kita tentang Allah yang Ada (1:14-18)
A. Perincian Teks (Pilih yang mana yang akan Anda kembangkan untuk tujuan PA
Anda)
B. Ilustrasi
V. Kesimpulan
Mempersiapkan PA dari bahan narasi memiliki tantangan tersendiri yang bebeda dari
bahan yang kita miliki tidak menyediakannya. Cerita tidak berbentuk abstrak tetapi
konkrit. Makna bahan PA naratif terdapat dalam ceritanya, meski tidak dijelaskan.
Cerita biasanya penuh dengan pengalaman panca indera, bukan berisi ide-ide yang
dinyatakan secara kognitif. Jadi otak kanan yang lebih banyak bekerja, bukan otak
kiri. Kita dituntut bisa membawa pendengar masuk ke dalam cerita supaya mereka
di masa sekarang. Setelah itu kita perlu mengembangkan pokok pengajaran ini dengan
bahwa siapa yang mengakui kebutaannya akan menemukan terang (Kristus), tetapi
siapa yang menyatakan bisa melihat, namun sebenaranya tidak, akan tetap buta.
Garisbesar eksegesis atau tekstual kita sesuai dengan Yohanes4 adalah sebagai
berikut:
A. Kejadiannya
3. Jawaban: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-
B. Mujizat (9:6-7)
1. Perpecahan (9:8-10)
III. Reaksi Yesus: Mengenai orang buta dan orang Farisi (9:25-41)
1. Pertanyaan orang farisi: Apakah itu berarti bahwa kami juga buta? (9:40)
kejadian demi kejadian dalam teks, yakni sesuai perkembangan yang terikat pada
teksnya. Karena meskipun kita menggunakan metode yang sama yang dikembangkan
ekspositorias) kita membuat garisbesar Yohanes 9:1-14 sedikit berbeda untuk maksud
memberi ilustrasi.
Kita akan mengembangkan pokok pikiran berdasarkan tema penting dalam cerita
ini—yaitu respon yang salah dan benar terhadap Yesus (Terang) dan akibatnya. Kita
“menggugah” pendengar melalui tokoh dalam cerita yang mewakili respon yang
benar. Ayat kunci kita adalah 9:39 yang merupakan satu komentar atas arti
Kehidupan Kita
A. Perincian teks
B. Ilustrasi
C. Transisi: Tidak semua orang memberi respon atas mujizat ini seperti yang kita
a. Perincian teks: Ada yang berkata: ‘Benar, dialah ini”…dan nampaknya mereka
2. Takut (9:18-23)
c. Penerapan: Jangan biarkan apa yang Anda ketahui menghalangi apa yang harus
Anda pelajari! Kadang-kadang sebagai orang percaya kita “terpenjara oleh apa yang
kita tahu”, kita harus peka atas hal ini. Kita mungkin tidak berada dalam kegelapan
total seperti para pemimpin agama, namun kita biasanya lebih senang berada dibawah
c. Penerapan: Jangan biarkan apa yang Anda ketahui menghalangi apa yang
B. Orang buta dan Respons yang benar (lihat ayat-ayat dalam perincian teks)
a. Perincian teks: Perhatikan perkembangan iman orang buta itu (9:12,15 17, 25, 30-
33, 38)
c. Penerapan
a. Perincian teks: Jelaskan apa artinya terang saat ini (yakni pengenalan akan Allah
dan kehidupan bermoral atas dasar kasih karunia; buah Roh—Yohanes 15 dan Galatia
5:22-23).
b. Ilustrasi
c. Penerapan
A. Anda mirip siapa dalam cerita ini? Bagaimana hidup Anda bersama Yesus
(ceritakan bagaimana dan mengapa Yesus sering tidak hadir dalam cerita ini.
Meskipun demikian Ia adalah tokoh utama cerita ini!)? Simpulkan beberapa respon
B. Mungkin Anda mengenal seseorang yang tidak menolak Yesus di depan banyak
orang, dan mereka tidak takut untuk beriman kepadaNya, dan tidak acuh-tak-acuh
terhadap Dia. Mungkin masih ada satu respon dalam cerita kita yang belum kita
bahas. Saya menamakannya “Pikiran yang Tidak menentu”. Kita bisa melihatnya
pada orang-orang awam dalam 9:8 dan pada para pemimpin agama (9:16b). Jelaskan
dengan singkat teks tersebut, dan tanyakan kepada pendengar kalau mereka juga
seperti itu. Jika demikian, cermati apa pikiran mereka yang tidak menentu,
peringatkan mereka dengan lembut tentang bahaya iman yang tidak sungguh-
sungguh, dan dorong mereka untuk menerima Kristus yang adalah Terang.
Kita mengambil contoh Mazmur 23 karena mazmur ini pendek dan kemungkinan
Anda tidak asing dengannya. Kita tidak akan terlalu rinci dalam bagian bahan PA
yang bersifat puitis ini, malainkan kita akan melihat bagaimana cara membuat
garisbesar puisi ini dan bagaimana kita membuat garisbesar eksegetis berdasarkan
pokok pikirannya. Metodenya sama debgan yang kita gunakan dalam Yohanes 1 dan
9, namun kita lebih peka dalam memahami gambar, emosi, dan ide dan dalam
membuat garisbesar. Bisa dikatakan bahwa satu puisi bisa dipilah-pilah menjadi
bagian-bagian kecil yang terartur yang tidak didasarkan pada alur atau episode seperti
dalam cerita, tetapi yang didasarkan pada ide dan gambar yang diberikan.
tentang bahan PA kita, kita harus membuat subjek/pelengkap dan garisbesar teks
Subjek/Pelengkap: YHWH adalah gembala yang setia dan tuanrumah yang baik bagi
keyakinannya bahwa ia akan tetap berada dalam rumah YHWH, dalam satu hubungan
I. YHWH itu bisa andalkan, gembala yang bisa dipercaya yang memelihara,
III. Pemazmur merasa yakin bahwa kebajikan dan kemurahan akan mengikuti
hidupnya dan ia akan hidup dalam rumah TUHAN sepanjang masa (ayat 6).
Yohanes 9: Apa akibat respon orang yang percaya dan yang tidak percaya kepada
Kristus? Dalam Yohanes 1:1-18 kita bisa mengatakan bahwa pertanyaan utama yang
bisa dijawab oleh bagian ini adalah: “Mengapa Yesus menjadi manusia?” Demikian
juga ada pertanyaan dibalik Mazmur 23. Kita bisa menanyakannya sebagai berikut:
“Mengapa saya bisa percaya kepada Tuhan saat segala sesuatu dalam hidup menjadi
tidak pasti?” Jawabannya: Karena Ia adalah gembala yang baik dan setia dan Ia
adalah tuanrumah yang baik. Sekarang mari kita mengembangkan ide homeletik ini
I. Pendahuluan
II. Percaya kepada Tuhan sebagai Gembala yang Baik dan Setia (ayat 1-4)
1. Perincian Teks
d. Kesimpulan
2. Ilustrasi
1. Perincian Teks
2. Ilustrasi
1. Perincian Teks
2. Ilustrasi
A. Perincian Teks
B. Ilustrasi
IV. Kesimpulan
A. Jadi mengapa kita perlu percaya kepada Tuhan sekarang? Ulangi pokok pikiran.
Ingat saat Anda mempersiapkan PA berdasarkan garisbesar ini, Anda perlu menjawab
pertanyaan yang bisa mengembangkan PA Anda: (1) Apa yang perlu saya jelaskan;
(2) apa yang perlu dipertahankan, atau (3) apa yang perlu diterapkan. Ingat untuk
seorang gembala dan tuanrumah yang murah hati. Ceritakan bagaimana hidup dan
peran seorang gembala dalam hidup orang Palestina, tapi pastikan Anda
menceritakannya sesuai dengan perasaan, emosi, dan kebutuhan pendengar Anda.
Tunjukkan komentari dan kamus Alkitab untuk pendengar yang ingin mencari
informasi lebih banyak. Komentari juga biasanya akan membantu Anda dalam
memahami paralelisme dalam puisi, seperti yang terdapat dalam ayat 6. Ingatkan
sesering mungkin para pendengar akan pokok pikiran: mengapa mereka perlu percaya
kepada Tuhan. Jangan pernah biarkan mereka lepas dari SATU “pokok pikiran.”
Setiap kali Anda melihat pendengar Anda berada dalam tatapan kosong, maka itu
berarti saatnya Anda mengulangi pokok pikiran Anda, baik saat itu Anda sedang
________________________________________
1 “Ide homeletik” adalah “pokok khotbah” dan merupakan hasil usaha memindahkan
teks dari konteks mula-mula ke dalam bentuk satu khotbah atau PA yang bisa
jurang.”
2 “Genre” merupakan bentuk atau jenis satu tulisan yang akan dibahas. Surat-surat
para rasul misalnya genre-nya adalah eksposisi, Kejadian, Keluaran, Kisah Para
Rasul, dsb. genre-nya narasi, Mazmur dan kitab-kitab para nabi genre-nya adalah
puisi, Wahyu genre-nya apokalipsi, dsb. Dengan mengetahui apa genre satu bahan PA
dan apa yang perlu dilakukan untuk bisa menginterpretasi dengan tepat. Ini penting
untuk mempelajari Alkitab. Jika satu mahkluk asing dari planet lain dengan serius
kemungkinan mahluk asing itu akan salah memahami tentang politik, agama, dsb.
Mengapa? Karena ia tidak memahami genre acara tersebut. Genre “Saturday Night
Live” adalah komedi, dan bukan merupakan laporan serius seperti yang ditampilkan
CNN setiap pukul 6:00 waktu di Amerika.
3 “Garisbesar eksegetis” adalah satu garisbesar yang dibuat secara cermat sesuai
dengan perincian teks seperti yang dipahami pada konteks aslinya untuk pembacanya
dipahami sesuai dengan sejarah saat pesan itu disampaikan. Kita dituntut untuk bisa
4 Garisbesar disini hanyalah memuat kembali fakta cerita dalam bentuk kerangka
cerita. Garisbesar ini menunjukkan alur cerita, tanpa berusaha memuat perincian dan
maknanya. Oleh sebab itu kita perlu membuat garisbesar pengajaran. Ini kadang-
kadang disebut garisbesar homeletik (atau khotbah). Sebelumnya kita mengetahui ini
dikarenakan bahwa Anda akan mengajar Alkitab kepada orang lain. Anda tidak
VIII Menghadapi
1. Ciptakan rasa aman dan rasa dicintai dalam diri seorang anak yang memiliki sifat
pemalu, karena anak pemalu biasanya sering merasa tidak aman dan takut.
menolak julukan yang Anda berikan tersebut dengan melakukan hal-hal yang tidak
diharapkan.
3. Hindarilah memaksa anak yang pemalu untuk berbicara dalam suatu kelompok
yang besar. Anak yang agak pendiam biasanya akan merasa lebih bebas untuk
berbicara dalam kelompok yang kecil dimana setiap anak bisa bebas berpartisipasi.
Anak yang seperti ini pada akhirnya akan merasa bebas untuk berbicara dalam
lebih kecil.
5. Pastikan bahwa anak yang pemalu menerima perhatian dan dorongan Anda secara
pribadi. Tentunya hal tersebut bukan hal yang sulit untuk dilakukan.
6. Doronglah anak-anak dalam kelas Anda untuk membantu satu sama lain agar anak-
anak termasuk yang pemalu merasa penting dan diterima. Hal ini akan berjalan
dengan baik bila guru dapat memberi contoh dan teladan yang baik.
7. Ciptakan suasana dimana anak yang pemalu mempunyai kesempatan untuk berhasil
mengekspresikan diri mereka sendiri secara pribadi walaupun dalam dalam kelompok
yang kecil.
8. Doronglah anak untuk mengatakan hal-hal yang mereka sukai dan inginkan.
pertanyaan yang bisa ia jawab dengan tepat. Anak tersebut mungkin hanya dapat
menjawab dengan jawaban yang singkat. Tetapi setiap ungkapan keberhasilan akan
10. Pastikan bahwa anak yang pemalu menerima perhatian dan dorongan Anda secara
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 65 dan 147, Gospel
Anak hiperaktif secara klinis berbeda dengan anak yang tidak dapat duduk diam
dalam waktu yang lama. Anak hiperaktif sering memiliki perasaan seperti orang yang
terkurung dalam kamar dengan televisi, radio, stereo sistem, dan dua mesin penyedot
debu yang semuanya dinyalakan secara maksimal dalam waktu bersamaan. Anda bisa
bayangkan betapa berisiknya? di dalam sebuah kelas sering menjadi "terlalu berisik"
Anak hiperaktif tidak dapat memilah dan memusatkan pikiran pada satu hal pada satu
saat. Mereka cenderung terus menerus bergerak baik secara mental maupun fisik.
Karena anak hiperaktif tidak dapat duduk diam, tidak dapat mendengarkan, atau
bahkan tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan dalam jangka waktu yang lama,
maka mereka mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal yang lain dan seringkali
1. Anak hiperaktif membutuhkan kasih dan kesabaran khusus dari Anda. Anak-anak
ini seringkali memerlukan bimbingan dan perhatian ekstra dari para orang dewasa di
sekitarnya. Jadi, sangatlah bijaksana jika ada pembimbing tambahan ketika anak
hiperaktif menjadi bagian dari kelas Anda. Carilah orang yang baik dan penyayang
2. Bantulah anak hiperaktif untuk memilih terutama aktivitas- aktivitas yang tenang
hiperaktif akan berfungsi paling baik jika ia melakukan aktivitas yang paling
3. Jangan lupa untuk memperhatikan juga kebutuhan anak-anak lainnya pada saat
yang sama. Anda tidak bisa membiarkan seseorang atau beberapa anak mengganggu
anak-anak lainnya untuk hal-hal yang tidak perlu atau membuat kekacauan di kelas.
4. Berbicara secara pribadi, dengan sikap yang penuh kasih dan pengertian, kepada
tentang cara-cara paling efektif untuk merawat anak mereka. Orangtua akan sangat
mengenal anaknya lebih baik dibandingkan dengan orang lain, maka mereka pasti
dapat membantu.
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, Artikel Helping Children with
Special Needs: The Hyperactive Child, halaman 65, Gospel Light, Ventura, 1992.
Ada seorang guru yang mendapati betapa peraturan kelas berbeda dengan kenyataan
yang ada. Dia telah frustasi dengan seorang anak laki-laki yang selalu gelisah dan
berkemauan keras yang menolak duduk di bangkunya dan mendengarkan cerita yang
dia sampaikan. Dan dia bertanya pada dirinya sendiri, "Apa masalahnya? Bagaimana
cara mengatasi hal ini? Apakah saya ingin anak itu duduk di bangku? Ataukah saya
ingin dia mendengarkan cerita saya?" Akhirnya guru ini memberikan pilihan kepada
anak tersebut untuk duduk di mana saja asalkan dia mau mendengarkan ceritanya
dengan tenang dan tidak mengganggu yang lain di sekitarnya. Guru itu terperanjat,
ternyata anak itu dengan segera patuh dan mengambil tempat duduk di belakang
Cerita di atas adalah salah satu contoh bagaimana seorang guru harus cepat tanggap
terhadap situasi anak di kelasnya. Berikut ini adalah beberapa saran bagi guru yang
1. Apabila guru mendapati ada anak yang sulit di atur dan selalu gelisah di kelas
berikan alternatif untuk duduk di lantai atau mengubah posisi dengan hati-hati asalkan
pilihannya.
2. Apabila seorang guru menginginkan anak mengerti konsep yang sedang diajarkan,
berikan kesempatan dan sarana pada anak untuk menjelaskan kembali apa yang ia
tangkap kepada guru atau teman sekelasnya, baik verbal maupun tulisan. Sehingga ia
merasa mendapat giliran untuk mengekspresikan diri bukan hanya gurunya saja.
Misalnya dengan menjawab pertanyaan atau meminta respon dari mereka di tengah-
tengah cerita.
3. Apabila guru mendapati ada anak yang tidak bisa diam (selalu bergerak) sekalipun
ia telah duduk di lantai, berikan dia kegiatan lain sementara dia mendengarkan anda
memainkan gambar tokoh yang sedang diceritakan atau mewarna gambar tokoh yang
sedang diceritakan (sebaiknya gambar yang kecil sehingga tidak menyita seluruh
Sumber:
• Cythia Ulrich Tobias, Cara Mereka Belajar, Harvest Publication House, Jakarta,
1996.
jika guru menyuruhnya melakukan sesuatu, khususnya jika ia disuruh melalukan hal-
hal yang baru? Padahal belum tentu ia tidak bisa karena dicoba pun belum.
Bagaimana guru dapat membantu anak yang demikian? Salah satu sebab utama
adalah karena anak takut melakukan kesalahan. Oleh karena itu ada beberapa hal yang
1. Guru perlu memberikan rasa aman, bahwa kalau anak melakukan kesalahan (gagal)
anak tidak akan kehilangan harga diri atau merasa ditolak dan dihina. Oleh karena itu
hindarkan kata-kata yang menyakitkan seperti: "Mengapa begitu saja tidak bisa?",
"Anak-anak lain bisa, mengapa kamu tidak bisa?", "Kamu bodoh, kurang berpikir"
atau "Ini seharusnya mudah sekali, mengapa kamu tidak bisa?" (dan kalimat-kalimat
sejenisnya).
2. Guru perlu memberitahukan bahwa kegagalan adalah bagian dari belajar. Yakinkan
bahwa setiap orang pernah berbuat salah, tapi dari situlah kita bisa belajar. Guru bisa
menolong dengan berkata: "Coba dulu, kalau salah nanti coba lagi, pasti nanti lama-
lama bisa" atau "Ini memang kelihatannya sulit, tapi kalau sudah dicoba kamu akan
3. Ketika anak berkata "Saya tidak bisa" sebenarnya anak ingin berkata: "Perhatikan
saya, saya ingin bisa melakukannya, tapi anda bantu saya karena saya takut
melakukan kesalahan." Oleh karena itu ada kalanya guru perlu mendampingi anak
dalam melakukan tugas itu bersama-sama. Guru bisa berkata, "Oke, saya kerjakan
bagian ini, kamu bagian itu, nanti kita selesaikan bersama-sama." atau "Saya coba
4. Kalau anak pernah mengalami kegagalan yang sangat menyakitkan sering kali ia
tidak lagi berani mencoba apapun, sehingga untuk menghindarkan diri ia akan
berkata: "saya tidak bisa". Untuk itu guru perlu memberi dorongan yang lebih kuat,
dan katakan: "Kamu tidak perlu memaksakan diri, lakukan apa yang kamu bisa. Yang
kamu tidak bisa kita akan kerjakan bersama-sama", atau "Sekarang saat yang tepat
untuk. Tidak ada orang lain yang akan menyalahkan atau mengkritik apa yang kamu
lakukan."
Saran-saran di atas secara prinsip bisa diterapkan untuk semua umur, tetapi untuk
umur-umur balita, guru perlu memakai kata-kata yang lebih sederhana dengan kalimat
yang pendek-pendek.
Apakah kebohongan pada anak batita (di bawah tiga tahun) merupakan perilaku yang
perlu dikuatirkan? Apakah seorang anak batita yang "berbohong" dapat dikatakan
telah berdosa? Apakah kebiasaan "berbohong" pada anak batita tertentu merupakan
Sebagai guru Sekolah Minggu, khususnya yang mengajar anak-anak pra-sekolah, kita
perlu mencermati dengan lebih jelas mengenai kondisi mental serta penyebab
munculnya kebohongan tersebut. Kasus kebohongan pada anak yang masih kecil ini
biasanya agak berbeda dari kasus-kasus yang terjadi pada anak yang lebih besar, yang
Sebuah buku pedoman mengenai anak batita Anak di Bawah Tiga Tahun: Apa yang
Anda Hadapi Bulan per Bulan pada salah satu bagiannya membahas khusus perilaku
berbohong pada anak batita dan menjelaskan 4 alasan anak berbohong, yaitu:
Menurut pikiran anak batita, menolak mengakui perbuatan salah akan membuat
Pikiran anak berlanjut: "Jika saya tidak menceritakan pada ayah bahwa saya telah
Ketika Jonathan menuduh Laura merebut truk darinya, ia mungkin sudah lupa bahwa
Ketika Kayla mendapat boneka baru, Hillary sama sekali bukan bersikap tidak jujur
ketika berkata "Saya juga mendapat boneka baru." Bagaimana pun, mengucapkan
pengertiannya yang masih berkembang tentang yang benar dan yang salah, tindakan
yang jujur dan tidak jujur, dan seringkali "kebohongan" tersebut tidak digunakan
untuk maksud jahat atau sudah dipersiapkan sebelumnya, maka jenis "kebohongan"
Namun demikian, adalah tidak tepat juga bila kita membiarkan saja mereka
"berbohong" dengan pemikiran toh nantinya mereka akan mengerti sendiri bila sudah
besar. Justru di sinilah peran kita sebagai guru Sekolah Minggu untuk membentuk
pemahaman yang benar dalam diri anak untuk bersikap dan berlaku jujur sejak dini.
Beberapa tips di bawah ini dapat membantu para guru untuk menanamkan kejujuran
Bila anda dengan jelas melihat anak melakukan suatu perbuatan yang tidak benar,
misal mendorong atau memukul temannya, jangan tanyakan "Apakah kamu yang
mendorong Ani?" Sebaiknya langsung saja katakan "Saya lihat kamu mendorong Ani.
Maukah kamu menceritakan pada saya mengapa kamu melakukan hal itu?"
Jika anda mendapati anak menyangkali perbuatannya (padahal dengan jelas anda telah
mendapatkan pengakuannya. Hal ini justru akan membuat perasaan anak terluka dan
hubungan di antara kalian menjadi rusak. Lebih baik anda menjelaskan bahwa apa
yang dilakukannya itu tidak benar (dan jelaskan secara singkat alasannya). Bila perlu
"kebohongan"nya) berikanlah dengan tegas dan tetap ramah. Jika dalam kasus tertentu
anda tidak mengetahui kejadian sesungguhnya, jangan pernah sekali- kali menuduh
anak, (misal: "Ari, pasti ini kamu yang memukul Nona") apalagi memberi hukuman
padanya. Untuk hal semacam ini, lebih baik anda bertanya pada anak apa yang baru
saja terjadi dan apa pun cerita mereka terimalah dan katakan, "Saya senang bila kamu
Bila ada anak yang jujur mengakui perbuatannya yang kurang baik, misalnya:
mengaku telah memukul temannya, katakan padanya "Saya senang kamu mengatakan
hal yang sebenarnya/jujur." Tapi, bukan berarti pengakuannya ini akan membuatnya
terlepas dari tanggung jawab. Sebaiknya guru tetap memberikan 'sanksi' atas
tersebut. Beberapa cerita teladan di luar Alkitab juga dapat disampaikan pada anak,
misalnya: "The Boy Who Cried Wolf" (Anak Laki-Laki yang Teriak Serigala).
Sebagai guru, kita sendiri harus mampu bersikap dan bertindak jujur. Bahkan
"kebohongan putih" pun sebaiknya tidak dilakukan oleh guru Sekolah Minggu.
Misalkan anak ingin bermain lift sementara ada banyak orang menunggu giliran untuk
menggunakannya.
Lebih baik langsung saja kita katakan "Maaf ya, kita harus bergantian karena ada
banyak orang yang juga ingin menggunakan lift." daripada mengatakan "Wah, liftnya
rusak!" atau "Awas, di dalam lift ada hantunya." dan macam-macam alasan tidak
benar lainnya.
Bersikap dan berlaku jujur merupakan kebiasaan yang harus dipupuk sejak dini.
Karena itu, didiklah anak-anak yang Tuhan percayakan kepada anda supaya mereka
Selamat melayani.
Sumber:
• Arlene Eisenberg; Heidi E. Murkoff; Sandee E.; Hathway, B.S.N., Anak di Bawah
Tiga Tahun: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan, halaman 490 - 493, Penerbit
ARCAN.
Menghadapi murid yang sulit untuk disiplin, terkadang membuat kita, sebagai guru,
ingin selalu menghukumnya. Tetapi seharusnya, Anda tidak larut dalam emosi.
Tegurlah mereka terlebih dahulu. Jangan berpikir kalau hanya dengan menegur saja,
mereka tidak akan bisa berubah. Berikut ini saran-saran praktis agar teguran Anda
dapat menjadi satu alat pendisiplinan yang berarti buat mereka.
MENEGUR MURID
1. Bila semua usaha Anda untuk menangani seseorang atau sekelompok murid gagal,
tanganilah mereka secara pribadi. Secara umum, jangan gunakan hukuman yang
mempermalukan anak di depan orang banyak. Tegurlah mereka secara pribadi, tetapi
jangan sampai Anda menyakiti hati murid dan memengaruhi pandangannya terhadap
Kristus dalam kehidupannya. Sebagai seorang Kristiani, kita tidak pernah punya hak
untuk menyakiti, bahkan saat kita harus menangani situasi yang paling sulit sekalipun.
2. Menegur anak tidak berarti menghardiknya dengan kata-kata keras. Menegur bisa
juga dengan jalan mendiskusikan masalah secara pribadi dengannya. Saat berdiskusi,
a. Berilah penjelasan yang cukup tentang suatu kesalahan yang dilakukan. Kaitkanlah
dengan kerugian yang akan menimpa seluruh kelas, bukan hanya mengganggu Anda.
b. Cobalah untuk mendapat kesepakatan tentang perbuatan yang dianggap salah. Pada
umumnya, hindarilah pertanyaan seperti, "Mengapa kamu berbuat seperti itu?" Murid
c. Yakinkan murid bahwa Anda percaya, ia dapat memenuhi harapan Anda untuk
berkelakuan baik di kelas. Dalam hal ini, cobalah untuk memperoleh persetujuan.
d. Setelah murid mengerti, jelaskan kembali tentang kelakuan yang Anda harapkan.
Jelaskan sespesifik mungkin. Sekali lagi, mintalah murid agar berkomitmen untuk
e. Ingatkan murid bahwa pilihan akan kelakuannya juga merupakan pilihan akan
f. Dalam mengembangkan relasi pribadi murid dengan Tuhan, kadang- kadang ada
waktu yang tepat, tetapi kadang-kadang juga tidak. Berserahlah sepenuhnya kepada
pimpinan Roh Kudus saat Anda membimbing seorang anak untuk bertobat dan
menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi. Pada saat yang sama, jangan melakukan
Tunjukkanlah bahwa Anda mengasihi dan melihat potensi besar dalam hidupnya saat
h. Berbagilah konsekuensi dari masalah yang berkelanjutan bila Anda rasa perlu.
3. Tindaklanjuti satu atau dua hal yang telah Anda bicarakan secara pribadi dengan
murid, minimal yang berusia sekolah dasar. Pertimbangkanlah untuk menyusun suatu
jelas beserta harapan dan konsekuensi yang disetujui kedua pihak, baik guru maupun
murid. Pihak ketiga dapat menjadi saksi. Tentukan pula tanggal atau hari untuk
mempelajari kesepakatan itu dan berilah satu salinan kepada murid. Pastikan untuk
4. Sebagian dari kesepakatan setelah Anda menegur melalui pembicaraan empat mata
dengan murid dapat digunakan untuk menetapkan tanda teguran akan kelakuan yang
tidak baik. Tanda teguran tersebut mungkin berupa ketukan pensil di meja atau batuk
pelan yang berarti murid tersebut hampir melakukan sesuatu yang tidak dapat Anda
terima. Murid-murid yang lain tidak mengetahui tanda ini. Tanda ini, kadang-kadang,
Anda rasa tidak efektif untuk menegur dan mengoreksi seorang murid. Biasanya
terjadi bila Anda telah dengan terpaksa menegur murid di dalam kelas atau setelah
mengadakan pembicaraan pribadi dengan murid, namun murid tetap tidak berubah.
6. Jangan menegur murid dengan jalan menyebarkan kesalahan mereka kepada orang
lain. Ini akan merusak reputasi murid, menimbulkan pengingkaran oleh orangtua, dan
7. Jangan ragu untuk menghubungi orangtua murid, tetapi perhatikan baik-baik cara
pendekatan Anda. Bila Anda kecewa terhadap murid dan menegur murid dengan
melontarkan komentar seperti, "Johnny sungguh tidak dapat diatur hari ini," atau "Ia
membuatku gila!" Anda akan merusak suatu hubungan baik. Para orangtua harus
merasakan bahwa Anda dan mereka tidak bertentangan. Sebaliknya, Anda berdua
berada di pihak yang sama. Bila Anda tidak "menyerang", para orangtua pada
beberapa masalah, dan akan membantu bila Anda dan orangtua murid dapat duduk
dan membicarakannya. Pilihlah waktu dan tempat, serta bersiaplah untuk memberi
contoh masalah perilaku murid dan apa yang telah Anda lakukan untuk mengoreksi
murid. Terbukalah terhadap saran- saran dari orangtua dan terimalah dukungan
mereka. Bersamaan dengan itu, Anda meyakinkan mereka bahwa Anda mengasihi
8. Anggaplah orangtua sebagai mitra kerja Anda, khususnya dalam memberi laporan
peningkatan dan laporan tentang prestasi yang baik. Namun, tidaklah adil bila Anda
adalah tugas Anda. Kerapkali orangtua menunjukkan bahwa mereka ingin diberi
laporan harian, tetapi guru malah memindahkan "beban" tindak lanjutnya kepada
orangtua. Padahal, yang dimaksud orangtua adalah "Kami ingin mendengar bahwa
anak kami mengalami kemajuan." Laporan negatif yang terus-menerus diberikan akan
merusak hubungan Anda. Dan akhirnya, orangtua justru menjadi kurang yakin dengan
9. Bila murid tetap "bersikeras" untuk berkelakuan tidak baik dan tidak menanggapi
teguran dari guru, langkah yang lebih serius haruslah diambil untuk mendiagnosa
konflik emosional yang mungkin ada di dalam diri murid, misalnya kurangnya
perhatian, masalah dalam hal belajar, atau penyebab utama lainnya. Berikut adalah
a. Adakan pertemuan dengan penyelia Anda, orangtua murid, dan para ahli yang
dapat Anda akses untuk mempelajari masalah- masalah yang Anda hadapi.
perawatan.
pendidikan yang paling tepat bagi si anak, bahwa ia dapat dicoba dipindahkan ke
tempat lain yang dapat memberinya kelas yang lebih baik dan pelayanan yang lebih
memadai.
Sumber:
• Sharon R. Berry, Ph.D., 100 Ide Efektif untuk Menerapkan Disiplin pada Anak-
anak, Artikel Intervensi Pribadi, halaman 38 - 45, Gloria Graffa, Yogyakarta, 2004.
IX TIPS
Merasa diterima merupakan kebutuhan setiap orang, termasuk anak- anak Sekolah
Minggu, baik anak baru maupun anak lama, karena hal tersebut akan membuatnya
merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. Bila seorang anak baru telah merasa
"diterima", niscaya dia akan menjadi anak yang setia datang ke Sekolah Minggu,
bahkan juga akan mengajak jiwa-jiwa baru untuk datang ke SM. Bagaimana membuat
Guru harus pandai-pandai "membaca" situasi. Ada anak yang sangat pemalu dan peka
perasaannya, sehingga saat perkenalan di depan orang banyak (apalagi bila ada teman
yang menertawakannya saat acara perkenalan tsb) dapat menimbulkan reaksi yang
negatif pada anak tersebut untuk belajar menyukai SM. Sementara itu ada pula anak
yang senang dan merasa dihargai bila diminta tampil di depan orang banyak, dan
mungkin juga malah merasa senang bila ada teman yang tertawa karena "ulah"nya.
Oleh sebab itu, sekali lagi, guru harus pandai-pandai bersikap dan bijaksana dalam
memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan dalam menyambut anak-anak baru supaya
yang berjudul: "Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif" memberikan beberapa saran
a. Pengalungan Medali
Tentu saja bukan medali sungguhan, guru bisa membuat kalung dari beberapa permen
(atau benda-benda hiasan lain) yang dirangkai menjadi satu sehingga menyerupai
sebuah medali. Anak yang baru hadir akan menerima pengalungan medali (kalung)
dari seorang anak lama, selanjutnya semua anak lama memberikan salam kepada anak
baru tersebut.
b. Wawancara Khusus
Guru dapat menjadi semacam "reporter" (seperti seorang wartawan). Dengan bergaya
"lucu", guru dapat menanyai anak baru tersebut. Berikan pertanyaan yang unik tanpa
menyinggung perasaannya, mis: "Maaf, boleh saya kenal nama anda?" "Oh, jadi anda
ini yang bernama: Joko. Pak Joko, kami semua senang bertemu anda di sini." Walau
sederhana, wawancara santai ini menarik dan berkesan. Anda bisa meminta data anak
itu, dalam bentuk dialog. Namun jangan ada kesan "menginterogasi" anak baru tsb. di
depan kelas.
Jika dalam suatu ilustrasi cerita diperlukan nama tokoh tertentu, guru boleh
menjadikan nama anak baru tersebut sebagai nama tokoh yang akan diceritakan.
Intinya, libatkan anak baru dalam acara hari itu, atau dengan sengaja meminta
pendapatnya dalam suatu diskusi. Jangan sampai terkesan guru seolah-olah acuh,
Disamping mempersiapkan berbagai kiat menghadapi anak baru, guru juga harus
mengatur strategi untuk mempertahankan anak-anak yang telah lama agar setia di SM.
a. Adakan Kunjungan
Pada kunjungan ini, selain guru memiliki kesempatan untuk memperkenalkan diri
dengan lebih baik pada anak dan keluarganya, anak juga akan senang karena tahu
bahwa gurunya memperhatikan dia. Guru juga dapat membuat program perkunjungan
Anda dapat melibatkan anak dalam kegiatan rutin Sekolah Minggu gereja, misalnya
anak yang bersangkutan, "Minggu depan Kakak harap kamu datang lagi. Kakak mau
minta tolong agar kamu membantu Kakak." Jika seorang anak merasa "dibutuhkan,"
maka harga dirinya akan terangkat. Dan ia akan "berusaha" sebisanya untuk hadir.
Bisa juga anda meminta anak untuk mengundang teman-temannya yang lain. Semain
banyak temannya semakin senang ia di SM. Bila perlu siapkan surat undangan SM
untuk dibagikan kepada teman- temannya yang lain yang belum memiliki SM.
Guru juga bisa meminta 1-2 anak yang rumahnya berdekatan dengan anak yang perlu
mendapat perhatian khusus -- misalnya: anak baru, anak yang baru sembuh dari sakit,
anak yang telah lama tidak datang ke Sekolah Minggu -- untuk mengingatkan dan
mendapat perhatian ini dapat tertolong dengan "mempunyai kawan" untuk ke SM.
Jika tidak ada anak yang bersedia (atau malu), guru dapat menjadi pelopor
Cara termudah dan efektif adalah dengan membuat acara kelompok di kelas. Buatlah
supaya setiap anak merasa "diterima" dan "punya kelompok" di SM. Cara ini akan
Kebanyakan anak Sekolah Minggu tidak tahu apa-apa tentang SM yang mereka ikuti,
akibatnya walaupun acara minggu depan menarik, mereka tidak datang. Karena itu
acara minggu depan di akhir pertemuan atau sesaat sebelum anak pulang. Jika surat
undangan SM tersedia (untuk acara khusus), berikan surat undangan tsb. dan minta
f. Doakan
perubahan apa saja yang terjadi ketika anda berdoa bagi mereka.
Sumber:
• Paulus Lie, Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif, halaman 75 - 77, Yayasan
Tahukah anda bahwa anak-anak perlu bergerak dan bermain? Akan sangat sulit
mengajak anak untuk bisa diam lebih dari 5 menit. Oleh karena itu supaya anak tidak
mudah bosan selama mendengarkan cerita anda, selingilah cerita itu dengan berbagai
melakukan gerakan tertentu yang sesuai dengan cerita anda, atau bahkan dengan
menyanyi lagu yang mendukung cerita anda. Buatlah agar suasana kelas gembira dan
penuh tawa, karena hal itu sangat dibutuhkan untuk anak merasa aman dan diterima,
Pada umumnya, gereja yang mendirikan Sekolah Minggu. Namun bisa juga terjadi
dari Sekolah Minggu didirikan gereja. Bagaimana pun kondisinya, Sekolah Minggu
merupakan salah satu alat pekabaran Injil dan pembinaan iman yang sangat strategis
Sekolah Minggu anda HIDUP, dinamis, dan bertumbuh, hal yang pertama adalah
1. Visi
"Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah rakyat." (Amsal 29:18)
Anda harus mengetahui dengan jelas maksud dan tujuan Sekolah Minggu didirikan.
Sekolah Minggu hadir di gereja bukan berfungsi sebagai "tempat penitipan anak"
sementara para orang dewasa mengikuti kebaktian. Sekolah Minggu hadir di gereja
sebagai sarana mengajarkan Firman Tuhan pada anak-anak; untuk menuntun anak
mengenal jalan keselamatan di dalam Yesus Kristus dan turut melengkapi anak untuk
pekerjaan ini dengan benar dan menghasilkan buah. Datangnya masalah justru
Minggu tersebut. Ujian demi ujian juga akan makin memurnikan anda untuk makin
Berdoa dengan tiada henti adalah salah satu syarat mutlak dalam usaha merintis
sebuah pelayanan Sekolah Minggu. Doa dibutuhkan tidak hanya saat Sekolah Minggu
yang tidak bersemangat, atau kurangnya dana. Segala hal, baik itu permasalahan atau
keberhasilan Sekolah Minggu tetap harus dibawa dalam doa kepada Tuhan.
2. Pengetahuan
Banyak pemimpin gereja maupun pekerja Sekolah Minggu mempunyai visi untuk
membangun Sekolah Minggu yang besar, tetapi tidak sedikit dari mereka yang kurang
memiliki pengetahuan. Akibatnya Sekolah Minggu yang mereka kelola tidak dapat
dari berbagai buku, majalah, jurnal, melakukan studi banding, dan sebagainya.
Secara singkat, ada beberapa hal penting yang harus diketahui untuk dapat mengelola
Para pelayan di Sekolah Minggu, entah itu pendeta/pembimbing, guru, atau staf
administrasi haruslah memiliki visi yang sama, dan masing-masing harus pula
dan membina hubungan dengan berbagai jenis orang. Beberapa tips manajemen
maupun terbinanya hubungan yang sehat di antara para pekerja Sekolah Minggu.
2.2 Program
Merencanakan sebuah program Sekolah Minggu tidaklah mudah. Selain hal tersebut
yang tepat mengenai apa yang sedang dibutuhkan oleh anak yang akan dilayani dalam
Sekolah Minggu tersebut. Program Sekolah Minggu untuk anak yang tinggal di kota
besar tentunya berbeda dengan Sekolah Minggu yang berada di desa, misalnya.
melakukannya seorang diri. Dengan melibatkan berbagai orang seperti: para guru
Sekolah Minggu, orang tua, anak, melakukan studi banding ke Sekolah Minggu lain,
atau mengadakan survey, misalnya, akan diperoleh banyak masukan yang berharga.
Sehingga program yang tersusun benar-benar teruji dengan matang dan sesuai dengan
Keterbatasan tempat dan fasilitas yang kurang baik kurang tepat untuk dijadikan
Ingatlah bahwa Tuhan yang memanggil anda dalam pelayanan Sekolah Minggu
Orang yang sudah puas dengan apa yang diketahuinya dan pola pemikirannya, tanpa
ada keinginan untuk meningkatkan kemampuan dirinya atau belajar hal-hal baru,
tidak akan mencapai hasil yang optimal. Hal ini berlaku bukan hanya untuk dirinya
Tuhan ingin setiap anak-Nya mengalami pertumbuhan (tidak statis), Tuhan juga ingin
Bagaimana pun sulitnya dan beratnya tantangan pelayanan di Sekolah Minggu yang
tengah anda hadapi saat ini, ingatlah bahwa Tuhan sendirilah yang telah memanggil
anda (memberikan visi pada anda). Melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan
adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita melayani di Sekolah Minggu.
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, halaman 213 - 215, Yayasan Penerbit Gandum
Mas, Malang, 1996.
9.4 Ketika Anak Berkata: Aku Tidak Mau Pergi ke Sekolah Minggu
"Setiap orang harus pergi Sekolah Minggu, Sekolah Minggu, Sekolah Minggu. Ibu,
ayah, dan anak-anak, semuanya harus pergi Sekolah Minggu." Jika Anda membaca
kalimat-kalimat lama ini, gambaran apa yang ada di dalam benak Anda? Ayah dan ibu
bersama satu atau dua orang anak mereka dengan bahagia melangkah memasuki
gereja? Seorang ibu yang berjuang seorang diri menyuruh anaknya untuk pergi ke
gereja tepat waktu? Suatu perdebatan yang terus menerus terjadi antara seorang ibu
dan anaknya yang memberontak dan setiap minggu selalu mengatakan, "Sekolah
Bagaimanapun keadaan Anda, ada saatnya Anda sebagai orangtua atau guru
dihadapkan pada keengganan anak untuk datang Sekolah Minggu. Bagi para orangtua,
kejadian seperti ini bisa mulai terjadi di awal- awal tahun ketika Anda melepaskan
rangkulan anak Anda yang sudah mulai belajar berjalan atau saat Anda mendengarkan
rengekan keputusasaan yang biasa Anda dengar ketika Anda tergesa-gesa keluar dari
ruang anak-anak di gereja. Kemudian, ketika anak Anda tumbuh, Anda bertanya-
tanya bagaimana menanggapi anak Anda ketika mereka secara tidak diduga berkata,
"Apakah hari Minggu ini kami boleh di rumah saja?" Para guru Sekolah Minggu pun
juga merasakan saat-saat yang mengecewakan dan membuat mereka frustasi ketika
Lalu, siapakah yang akan hadir di Sekolah Minggu? Semua orang! Berikut ini kami
berikan beberapa tuntunan tentang bagaimana menjadikan ini bisa terjadi di keluarga
Ketika pertama kali Anda mendengar teriakan, keluhan, atau pertanyaan seperti di
atas. Ingatlah bahwa sentuhan yang lembut adalah pendekatan terbaik yang bisa
seorang anak yang enggan untuk pergi Sekolah Minggu dengan tindakan-tindakan
yang tidak sesuai dengan firman Tuhan atau dengan kemarahan, akan berisiko seperti
respon yang biasa-biasa saja malah akan lebih membantu dalam menyelesaikan
masalah. Misalnya, sebagai orangtua Anda bisa menjawab, "Dalam keluarga kita, kita
selalu merencanakan untuk Sekolah Minggu. Kamu tahu, ada satu hal yang sangat
menarik ketika ikut Sekolah Minggu, yaitu bertemu dengan teman-teman. Siapa saja
Mengubah suatu keluhan menjadi suatu pernyataan yang positif adalah salah satu cara
untuk meningkatkan antusias anak terhadap Sekolah Minggu. Bagi anak yang usianya
kamu tidak mau datang Sekolah Minggu saat ini. Tetapi menurut saya, Sekolah
Minggu merupakan cara yang tepat untuk tetap belajar tentang Firman Tuhan dan
bagaimana Dia menghendaki kita untuk hidup. Jadi kita akan tetap ber-Sekolah
Minggu."
2. Ambil Tindakan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan bersama-sama oleh orangtua dan guru untuk
tindakan yang pertama, khususnya jika anak tidak bersekolah di sekolah yang sama
dengan teman- teman Sekolah Minggunya, atau anak Anda adalah anak baru di
Sekolah Minggu tersebut. Rencanakan untuk menyediakan waktu khusus agar bisa
lebih mengenal anak-anak Anda. Dengan demikian, anak-anak akan merasa lebih
nyaman di kelas. Undanglah anak lain atau keluarganya untuk makan malam atau
pesta kebun. Bahkan akan sangat menolong pula untuk mengajak guru murid Anda
mampir sebentar ke rumah Anda. Buatlah anak Anda menyadari bahwa Anda juga
tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi di kelasnya. Periksalah PR yang telah
diselesaikan oleh anak Anda. Sediakanlah waktu untuk bisa bercakap-cakap dengan
mereka dan menghafal ayat- ayat Alkitab bersama. Sebelum Sekolah Minggu dimulai,
berdoalah bersama-sama agar Tuhan menolong setiap orang dalam keluarga Anda
Mungkin, terkadang orangtua akan mendapati anak mereka tidak menikmati Sekolah
Minggu karena faktor-faktor yang tidak bisa diubah. Anak Anda mungkin adalah
satu-satunya anak perempuan di kelas yang semuanya anak laki-laki atau mungkin
karena acara di kelasnya yang tidak bervariasi. Dalam keadaan seperti ini, yang
pertama kali harus Anda lakukan adalah mengetahui perasaan tidak senang yang
dirasakan oleh anak Anda. Dengarkan apa yang dipikirkannya tentang Sekolah
Minggu. Kemudian Anda bisa menyarankan beberapa ide kepada anak Anda. Bisa
khusus, mengingat sesuatu, menyapa, dll.) di kelas. Atau Anda dan anak Anda
sekelasnya. Doronglah anak Anda untuk mengundang seorang teman untuk mengikuti
Sekolah Minggu dengannya. Sementara itu, berikan pengertian kepada anak Anda
bahwa kelas itu mungkin bukan kelompok yang paling "menyenangkan" yang pernah
ia ikuti. Sangatlah penting untuk memfokuskan pada hal-hal yang positif daripada
untuk datang Sekolah Minggu bisa membicarakannya dengan anak tersebut atau
dengan orangtua mereka untuk menemukan minat atau kemampuan khusus dari anak
tersebut.
dimiliki oleh anak tersebut. Mengadakan kelas di luar gereja (rumah Anda atau
taman) akan menguatkan persahabatan di antara anak-anak, dan akan menolong untuk
3. Jadilah Contoh
Mungkin tidak akan mengejutkan Anda bahwa perilaku dan tindakan orang dewasa
dalam kehidupan anak akan memberikan pengaruh terbesar kepada perilaku anak
tanda bagi anak Anda bahwa Sekolah Minggu itu penting. Pola kehadiran dan
yang mengasihi terhadap setiap anak akan mendapatkan respon yang positif di kelas
mereka. Baik orangtua maupun guru, keduanya bisa mengalirkan antusiasme anak
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, Artikel I Don´t Wanna Go to
Untuk anak-anak dapat belajar kebenaran Alkitab dengan baik, maka diperlukan
situasi dan kondisi yang kondusif untuk belajar. Salah satu kondisi yang kondusif tsb.
adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman dan akrab, baik antara guru dengan
anak, ataupun antara anak yang satu dengan anak yang lain. Bagaimana cara guru
Apabila anda adalah guru baru, maka sejak pertama kali masuk di kelas itu anda perlu
memperkenalkan diri (atau diperkenalkan oleh guru lama) kepada kelas. Berikan
senyum yang ramah dan suara yang cukup keras agar semua anak bisa mendengarnya.
Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertanya tentang diri anda. Jawablah
pertanyaan mereka dengan santai. Jika ada pertanyaan yang mungkin anda anggap
ramah.
Setelah anda tidak menjadi guru baru lagi, usahakan anda untuk selalu menyapa anak-
anak terlebih dahulu dengan memanggil namanya. Untuk itu anda harus hafal nama
anak-anak didik anda. Dan carilah kesempatan untuk bisa berbicara secara pribadi
kepada mereka dan ingatlah baik-baik apa yang anda bicarakan dengan mereka (kalau
perlu dicatat) supaya anda ada bahan/topik pembicaraan apabila bertemu dengan
mereka lagi. Kesempatan berbicara dengan mereka harus diciptakan (tidak datang
dengan sendirinya), misalnya anda perlu datang lebih awal, dan pulang lebih lambat.
Guru yang paling diakrabi oleh anak biasanya adalah guru-guru yang memiliki rasa
humor yang tinggi. Dunia anak-anak adalah dunia yang ceria dan penuh tawa. Oleh
karena itu jika bergaul dengan anda melenyapkan keceriaan mereka, maka mereka
tidak akan bergaul dengan anda lagi.
Anak belum mempunyai banyak pengalaman, dalam melakukan kegiatan apa saja
anak membutuhkan konfirmasi dari orang dewasa bahwa apa yang mereka lakukan
adalah baik. Untuk itu ia senang mencari pujian untuk membangun kepercayaan
dirinya. Oleh karena itu tidak heran guru yang pelit dengan pujian tidak disukai anak.
Guru perlu membuka mata dan telinga lebar-lebar agar anda bisa menemukan pujian
Demikian hal-hal yang dapat anda lakukan untuk membangun keakraban anda dengan
hal yang tak bisa terlalu dipaksakan. Bersyukurlah, karena Tuhan tidak menyerahkan
tugas ini untuk kita laksanakan dengan kekuatan kita sendiri. Ia menawarkan kepada
kita tuntunan dari Roh Kudus dan janji bahwa Dia sendirilah yang akan membimbing
kita: "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan
murah hati dan dengan tidak membangkit- bangkit --, maka hal itu akan diberikan
Dengan keyakinan seperti ini, bagaimana kita dapat mengajarkan anak- anak tentang
kasih Allah? Metode dan tehnik apa saja yang dapat kita gunakan sehingga dapat
anak?
Karena anak-anak belajar lebih banyak tentang Anda daripada apa yang Anda katakan
Karena kemampuan berpikir anak-anak tergantung dari apa yang telah mereka
lakukan, maka Anda dapat memberikan kesempatan yang luas bagi anak-anak untuk
menyentuh, merasa, mencium, melihat dan mendengar. Anda harus lebih banyak
membimbing anak-anak bermain dengan berbagai materi karena mereka belum dapat
adalah hal yang sepele, sesuatu yang dapat kita lakukan setelah kita menyelesaikan
pekerjaan, anak-anak tidak mengenal pemisahan seperti yang dilakukan oleh orang
dewasa tersebut. Bagi mereka, bermain dan bekerja adalah dua hal yang sama - dan
Pada saat anak-anak asyik bermain, di saat itulah timbul rasa ingin tahu, bahagia, dan
frustasi dalam diri anak. Pada saat- saat seperti itulah rasa ketertarikan anak-anak
sedang dalam puncaknya sehingga mereka sangat mudah menerima ide-ide baru, atau
kehidupan sehari-hari. Saat anak melukis atau menyusun balok-balok kayu atau
menidurkan boneka di ranjangnya, guru dapat mencari saat yang tepat dimana anak
Saat waktu mengajar yang tepat tiba, guru yang perhatian siap dengan komentar-
atau peristiwa-peristiwa yang sesuai. Ayat Alkitab yang diucapkan saat anak sedang
asyik menyusun puzzle dapat dimengerti dan diingat dengan lebih baik daripada saat
anak sedang duduk dengan tenang di atas kursi. Akan lebih efektif lagi jika Anda
membawa Alkitab saat menemani anak bermain daripada mendekatkan anak kepada
Alkitab.
anak-anak.
Seringkali pertanyaan akan lebih merangsang anak untuk berpikir daripada hanya
dengan jawaban "ya" atau "tidak", "Yesus" atau "Tuhan") akan melibatkan anak untuk
Jika anak berpikir maka ia akan bertanya. Jawaban yang Anda berikan sangat penting
tahun, yaitu tentang arti kehidupan dan sifat Allah), dengan anggapan anak-anak
belum mampu menjawab pertanyaan itu sendiri dengan benar. Hal ini terjadi terutama
ketika orang tua mengganti pokok pembicaraan dengan tiba-tiba atau menciptakan
Pada waktu-waktu tertentu, orang tua melihat adanya kesempatan untuk menanamkan
kebijaksanaan yang berguna bagi hidup si anak. Sebagai orang yang mempunyai
diketahui oleh orang lain adalah jam berapa saat itu, kadang-kadang hal tersebut
menjadi proses belajar yang menyakitkan bagi kita sebagai orang tua karena kita tidak
dapat memberi tahu segalanya yang kita tahu tentang subyek yang ditanyakan anak,
membutuhkan satu kalimat jawaban saja. Dan anak-anak berharap bisa memperoleh
jawaban yang paling sederhana dan benar yang dapat kita berikan. Setelah jawaban
seperti yang diharapkan anak-anak diberikan, tampaknya akan lebih baik lagi jika
anak-anak ditanya apakah mereka ingin tahu lebih jauh lagi. Jika anak-anak berharap
tahu lebih banyak lagi, tambahkan beberapa informasi lagi sambil memberikan
petunjuk-petunjuk yang dapat membuat anak tertarik untuk dapat bertanya lebih
banyak lagi.
surga berada? Mengapa Yesus menjadi Anak Allah?), jangan khawatir dengan
pengetahuan Anda yang terbatas. Bahkan jika anak frustasi dengan pengetahuan Anda
yang terbatas tentang keabadian, Anda dapat mengingatkan kembali anak Anda
bahwa Tuhan Maha Besar, tak ada seorang pun yang tahu tentang dia atau hal-hal
yang Ia lakukan. Andai saja saya tahu semua jawaban yang ditanyakan anak-anak
mungkin saya akan sepandai Tuhan sendiri. Bahkan anak yang paling muda yang saya
Sumber:
• Wesley Haystead, Everything You Want to Know About Teaching Young Children:
beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pengajar agar dapat menghasilkan
Walaupun metode kuliah yang tradisionil mempunyai nilai-nilai yang tidak boleh
diabaikan, namun kelas itu mungkin mendapat dorongan baru bila dibagi menjadi
pelajaran itu. Atau mungkin diskusi yang informil akan memberi kesempatan kepada
Mungkin sekali ada anggota-anggota kelas yang memiliki kecakapan atau bakat yang
mungkin senang membahas penghakiman Yesus dari segi hukum. Seorang petani
dipakai oleh Yesus, yang berkisar pada metode pertanian pada zaman itu. Seorang
perawat dapat membantu kelas untuk mengerti petunjuk-petunjuk dalam Injil Lukas
dan Kisah Para Rasul yang menunjukkan latar belakang Lukas sebagai dokter.
Seorang pemuda belasan tahun dapat membuat penyelidikan berdasarkan ilmu jiwa
untuk cerita anak yang hilang agar dapat membantu kelas mengerti faktor-faktor apa
yang menimbulkan niat untuk melarikan diri dari rumah. Hal "memakai orang" akan
menghasilkan keanekaragaman dan daya cipta, bila dipimpin dengan sepatutnya oleh
pengajar.
3. Berdoa
Seorang pedagang telah memohon pikiran yang kreatif kepada Tuhan. Bukankah ini
doa yang patut bagi seorang pengajar? Roh Kudus tidak terikat pada satu cara kerja.
cara. Yesus mengajar dengan memberi pernyataan, dengan memberi teladan, dengan
perumpamaan, dengan mengizinkan orang lain bicara, dengan berdiam diri, dengan
memakai kata-kata yang indah. Mungkin dari Yesus dapatlah kita belajar tentang
kemungkinan-kemungkinan keanekaragaman dalam pengajaran. Pelajar-pelajar akan
Sumber:
David dan Barry sedang sibuk bermain dengan sekelompok kecil anak- anak kelas
satu lainnya. Suatu ketika David bersembunyi di bawah meja. Barry mengambil
kesempatan ini untuk memukul gigi David, anak yang lebih besar. David keluar dari
bawah meja, menangis dan berteriak kepada gurunya sedangkan Barry berlari ke
sudut ruangan, merengek. David menoleh dan mendekati orang yang telah
"Aku memaafkanmu."
Sambil mengompres bibir David yang bengkak dengan air dingin, guru itu bertanya
Alkitabku."
Kejadian ini adalah suatu ilustrasi dari pentingnya mengajarkan ayat hafalan kepada
anak-anak. David tidak hanya menghafalkan kata-kata dalam ayat itu saja, tetapi juga
David telah mengajarkan dengan jelas sehingga hal itu membuatnya mengerti betapa
pentingnya hal tersebut.
Berikut ini beberapa saran yang dapat membangun ketrampilan anak dalam
Ketika seluruh aktifitas belajar di hari itu berhubungan dengan suatu konsep, konsep
Gambar dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan suatu konsep yang sulit.
simbol.
Kata-kata asing yang tidak berarti apa-apa bagi seorang anak akan sulit dipahami dan
mudah dilupakan.
5. Gunakan musik.
Musik dapat digunakan untuk mengajar dan menjelaskan tujuan dalam menghafalkan
Tandailah ayat tersebut dengan tinta yang tebal atau Alkitab untuk anak-anak dan
7. Gunakan drama.
Drama singkat yang lucu bisa membantu siswa memahami ayat yang mengandung
konsep yang masih samar-samar atau umum. Contohnya, "Saling mengasihi" dapat
diillustrasikan dengan sebuah drama singkat tentang seorang anak menolong
temannya menuntun sepedanya yang rusak ke rumah. Wayang juga dapat digunakan
lebih menyenangkan.
praktek yang baik untuk menguji sejauh mana ketrampilan mereka dalam menghafal
kesempatan kepada kita untuk berdiskusi secara pribadi dengan mereka mengenai
ayat yang sudah mereka hafalkan. Anak cerdas yang setiap hari diharuskan membaca
Alkitab oleh orangtuanya sanggup menghafalkan beberapa ayat dalam satu minggu.
Tapi jangan mengharapkan hal yang sama dari anak yang tidak terlalu lancar
membaca atau dari anak yang orangtuanya tidak terlalu memperhatikan kebutuhan
rohani mereka.
menciptakan persaingan tentang siapa yang paling hebat dalam menghafal. Hargailah
usaha setiap anak dalam proses menghafalkan ayat tsb. Tekankanlah makna dan
Saat ini menghafalkan ayat merupakan ketrampilan rohani yang tampaknya sudah
tidak terlalu dipentingkan dalam masa kanak-kanak. Nah, sebagai guru SM tugas dan
tanggung jawab kita untuk membawa anak-anak hidup dalam Firman Tuhan dan
Sumber:
• Dr. Robert J. Choun & Dr. Michael S. Lawson, The Complete Handbook for
Children Ministry: How to Reach and Teach Next Generation, halaman 81 - 83,
Menemukan kebenaran dari Firman Tuhan bisa menjadi suatu pengalaman yang
menarik dan mengesankan bagi anak-anak di kelas Anda. Beberapa anak bisa
mengingat dengan mudah ketika mereka menikmati kegiatan ini. Beberapa anak
mungkin kesulitan dalam mengingat seluruh kata- kata tetapi masih bisa mengerti
maksud dari kalimat-kalimat tersebut. Pekalah pada tingkat belajar dan gaya belajar
masing- masing anak. Masing-masing anak adalah satu individu yang mempunyai
kemampuan yang berbeda untuk mengingat dan mengatakan kembali ayat Alkitab
Berikut ini ada beberapa cara untuk membantu anak mengerti dan mengingat Firman
Tuhan:
a. Gunakan ayat-ayat hafalan sesering mungkin dalam percakapan dan diskusi sehari-
hari.
keluargamu?
o Menurutmu kata mana dalam ayat hafalan ini yang paling penting? Mengapa?
Tekankan bahwa ayat hafalan tersebut mempunyai peranan yang penting dalam hidup
Anda.
d. Gunakan ayat hafalan yang berbeda untuk didiskusikan dalam setiap kurikulum
Anda.
pemahaman anak dan penerapannya dalam kehidupan mereka. Ketika Anda mengajak
anak untuk melakukan kegiatan, doronglah mereka untuk mengingat Firman Tuhan
f. Lebih baik ajaklah murid-murid Anda untuk bersama-sama mencapai tujuan kelas,
murid yang daya ingatnya kurang. Contohnya, terangkan bahwa jika 30 ayat hafalan
telah diingat oleh seluruh anak dalam kelas, akan diadakan satu acara khusus.
Tekankan bahwa tujuan pertama harus dicapai dalam waktu satu bulan. Tujuan yang
kedua memerlukan kerja tambahan. Tekankan tujuan yang dicapai oleh kelas melalui
menghafal ayat, kehadiran, membawa Alkitab di kelas, dll. Sediakan alat pengingat
tujuan yang bisa dilihat dan terapkan pada anak untuk merekam kemajuan mereka.
Contohnya, anak dapat menambahkan susunan kertas yang diikat untuk membuat
rantai, mewarnai peta suatu daerah, menambah sebutir kelereng dalam botol, atau
menempelkan sebuah stiker dalam peta yang menunjukan setiap point yang telah
dihasilkan.
Dari semua yang telah disebutkan diatas, ingatlah bahwa perilaku Anda terhadap
Firman Tuhan dan daya ingat Anda akan ayat hafalan itu merupakan pengaruh yang
paling besar ketika Anda mendorong mereka untuk "menghafalkan ayat". (Baca:
Mazmur 119:11)
Sumber:
• Wes & Sheryl Haystead, Sunday School Smart Pages, halaman 101, Gospel Light,
Ventura, 1992.
Firman Allah yang disimpan dalam hati dapat menjadi kompas dalam hidup kita,
menghibur orang Kristen seumur hidup. Oleh sebab itu Sekolah Minggu harus
mementingkan hal menghafal ayat Alkitab supaya sejak kecil bahkan sampai tua
Bagaimana kita dapat menjadikan kegiatan menghafal ayat Alkitab sebagai suatu
Semoga hal-hal berikut ini dapat memberikan sedikit petunjuk bagi guru-guru
Sekolah Minggu, untuk menambah minat murid dalam menghafal ayat Alkitab.
2. Guru harus mengajar dengan sabar dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk
3. Menjelaskan hubungan antara ayat Alkitab yang dihafal dengan kehidupan sehari-
hari.
4. Mendorong orang tua untuk bekerja sama membantu anak mengulangi ayat yang
sudah dihafalnya.
c. Tuliskan ayat Alkitab pada papan tulis, hapus kata demi kata sambil dihafalkan,
d. Tuliskan ayat Alkitab pada kartu-kartu dan sisipkan dalam peta bagan yang
berkantung sambil menghafal, kata demi kata diangkat dari sisipan kantung tersebut.
e. Tuliskan ayat Alkitab pada beberapa lembar kartu, bagikan lembaran kartu kepada
f. Kartu-kartu seperti di atas bisa juga dibuat dalam dua macam warna, dilekatkan
pada bagian bawah kursi, dan murid dibagi dalam dua kelompok untuk berlomba
g. Buatlah ayat Alkitab dalam bentuk selipan buku untuk dihafalkan oleh murid
sendiri.
kertas-kertas kecil, lalu lekatkan pada jari-jari tangan guru. Kemudian satu per satu
j. Menghafal ayat dalam bentuk permainan, seperti: Buatlah piringan dari kertas
lengkap dengan jarumnya, dan di atas piringan kertas tsb. tuliskan perintah sbb.:
Menghafal ayat; Di luar kepala; Penerapan ayat; Memerankan makna ayat; dan Hafal
... "Di luar kepala", maka murid harus menuliskan ayat tsb. pada kertas.
... "Penerapan ayat", maka murid harus menjelaskan penerapan ayat tersebut ke dalam
... "Memerankan makna ayat", maka murid harus memerankan makna atau penerapan
ayat tersebut.
... "Hafal dengan kata sendiri", maka murid pun harus menghafalkan arti ayat tersebut
Sumber:
• Dr. Mary Go Setiawani, Pembaruan Mengajar, halaman 118 - 121, Yayasan Kalam
Hidup, Bandung.
Satu hal yang sangat penting harus diingat oleh guru Sekolah Minggu bahwa ayat-
ayat Alkitab tidak berdiri sendiri. Ada konteks yang menyertainya. Masing-masing
ayat tidak boleh diberi arti di luar konteksnya. Oleh karena itu ketika guru mengajar
anak untuk mengahafal salah satu ayat sebaiknya guru memberikan penjelasan makna
Salah satu cara agar guru tidak melepaskan ayat hafalan itu dari konteksnya adalah
dengan membacakan seluruh perikop dimana ayat itu berada, lalu menjelaskan makna
ayat tsb. Atau jika anda cukup kreatif anda bisa membuat cerita yang memberikan
pelajaran seperti yang dimaksudkan oleh ayat tsb. Tapi pastikan bahwa cerita itu
memang menggambarkan makna yang tepat untuk ayat yang dihafalkan, karena kalau
misalnya:
1. Dengan menuliskan ayat hafalan dalam kertas yang cukup besar, dengan warna dan
tulisan yang menarik hati utnuk anak-anak. Lalu tempelkan di salah satu dinding kelas
selama beberapa minggu berturut-turut sehingga anak dapat melihat dan membacanya
berulang-ulang.
2. Dengan cara merekam suara anak yang telah menghafalkan ayat hafalan,
khususnya untuk meanrik anak yang sulit menghafal karena biasanya anak senang
3. Dengan menuliskan ayat hafalan dikertas-kertas kecil yang diberi hiasan yang
Sesudah mengikuti pelajaran dan guru memberikan undangan bagi anak untuk
menerima Yesus sebagai Juru selamat, dan anak menunjukkan keinginan untuk
menjawab undangan tsb. lalu bagaimana? Anjuran-anjuran berikut ini akan membantu
Kalau ia berasal dari sebuah keluarga Kristen, maka latar belakang dan pengertiannya
akan berbeda dari seorang anak dari lingkungan bukan Kristen. Bahkan anak-anak
dari keluarga yang sama akan mengalami pengalaman yang berbeda. Jadi berbicaralah
secara pribadi dengan anak tsb. supaya memberi kesempatan kepada guru untuk
menerima Yesus sebagai Juruselamatmu? Apakah dosa itu? Mengapa Yesus mati?
Apa yang perlu engkau lakukan untuk menjadi seorang Kristen? Bagaimana bunyi
ayat ini? Apa artinya? Tentu saja, pertanyaan-pertanyaan itu diajukan sesuai dengan
dan anak. Pertanyaan membuat anak memperhatikan apa yang sedang dialami. Selain
itu, pertanyaan menolong guru mengetahui apakah si anak memahami kebenaran atau
tidak.
Diperlukan waktu untuk berbicara dengan anak itu, mendengarkan apa yang hendak
Seorang guru boleh saja meminta seorang anak untuk mengulangi doa yang
diucapkannya kata demi kata dan kemudian memberitahu anak tersebut bahwa ia
telah menjadi seorang Kristen. Selama beberapa waktu anak tersebut anak berpikir
supaya anak itu melakukan tindakan-tindakan tertentu, tetapi untuk menolong dia
mengerti arti kematian Kristus baginya, dan untuk menolong dia benar-benar
4. Gunakan Alkitab.
Jika anak itu memiliki sebuah Alkitab, sebaliknya Alkitab itu yang dipakai. Biarkan
anak membaca ayat-ayat itu sendiri. Jika anak tidak bisa membaca, guru dapat
membacakannya untuk dia. Ayat-ayat harus dibaca dan diterangkan satu demi satu.
Kalau Alkitab yang dibawa oleh anak itu adalah miliknya sendiri, maka ayat-ayat
dapat digaris-bawahi atau dicatat di halaman depan. Cara lain ialah meletakkan
potongan kertas pada halaman di mana ayat-ayat itu terdapat. Hal ini akan menolong
anak itu menemukan kembali ayat-ayat tersebut. Gunakan ayat secukupnya saja. Jika
terlalu banyak ayat dipakai, anak akan bingung. Ada ayat-ayat yang dapat digunakan
antara lain: Kis 16:31; Roma 10:9-10. Guru harus mengetahui ayat- ayat tsb. agar
dapat memilih ayat mana yang paling cocok untuk anak itu.
Jangan heran jika ia berkata, "Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan."
Bicarakan hal itu dengan dia, mungkin dengan menggunakan lagi pertanyaan-
pertanyaan seperti: Apakah engkau akan memberitahu Yesus bahwa engkau menyesal
kematian-Nya di kayu salib adalah bagimu? Setelah beberapa pertanyaan, anak itu
mungkin siap untuk berdoa. kalau tidak, ia boleh mengulangi doa guru, kata demi
kata. Jika ia dan gurunya telah membicarakan semuanya, ia akan mengerti dengan
lebih baik apa yang sedang diucapkannya. Banyak kali setelah pembicaraan pendek
dengan guru, maka anak akan merasa lebih tenang dan akan bisa berdoa sendiri.
Ajukan pertanyaan lain kepadanya: Apa yang baru saja engkau lakukan? Apakah
pertanyaan-pertanyaan ini, karena penting bagi anak untuk dapat menjawab pada
belum selesai. Suatu pekerjaan besar baru saja dimulai. Anak tersebut perlu diberi
yang berkenan pada Allah. Banyak anak yang menerima Kristus disuruh pergi dengan
kata-kata begini "Sekarang engkau adalah seorang Kristen. Engkau harus berdoa dan
membaca Alkitabmu setiap hari." Hanya itulah bimbingan lanjutan yang ia peroleh
dari orang yang menuntun dia kepad Kristus. Hal itu kurang tepat. Rasul Paulus
bahkan tidak memperlakukan orang dewasa dengan begitu enteng. Rasul Paulus
Sumber:
Orangtua mana yang tidak mau melihat anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Tampaknya memang itulah salah satu tujuan yang ingin dicapai orangtua dalam
mendidik anak-anaknya.
Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih kecil, seperti memakai
pakaian sendiri, menalikan sepatu, dan bermacam pekerjaan- pekerjaan kecil sehari-
hari lainnya. Kedengarannya mudah, namun dalam praktiknya pembiasaan ini banyak
hambatannya. Tidak jarang orangtua merasa tidak tega atau justru tidak sabar melihat
si kecil yang berusaha menalikan sepatunya selama beberapa menit, namun belum
juga memperlihatkan keberhasilan. Atau, langsung memberi segudang nasihat,
lengkap dengan cara pemecahan yang harus dilakukan, ketika anak selesai
dihadapi anak sehari-hari dapat dengan mudah diatasi dengan adanya campur tangan
orangtua. Namun, cara ini tentunya tidak akan membantu anak untuk menjadi
dengan perkataan lain ia terbiasa tergantung pada orang lain, untuk hal-hal yang kecil
sekalipun.
Lalu, upaya apa yang dapat dilakukan orangtua untuk membiasakan anak agar tidak
Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat Anda terapkan untuk melatih anak menjadi
mandiri.
Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan
oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya, bila ia
terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan
sendiri bagi dirinya. Misalnya, sebelum menentukan menu di hari itu, ibu memberi
beberapa alternatif masakan yang dapat dipilih anak untuk makan siangnya. Demikian
pula dalam memilih pakaian yang akan dipakai untuk pergi ke pesta ulang tahun
lingkup kecil sejak dini akan memudahkan untuk kelak menentukan serta
2. Hargailah usahanya.
Hargailah sekecil apa pun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri
kesulitan yang ia hadapi. Orangtua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang
membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya. Terutama bila
saat itu ibu sedang sibuk di dapur, misalnya. Untuk itu sebaiknya orangtua memberi
kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk
akan lebih mudah kalau menggunakan ujung sendok, misalnya. Kesempatan yang
Anda berikan ini akan dirasakan anak sebagai penghargaan atas usahanya, sehingga
menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu
banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet. Misalnya, anak yang baru
kembali dari sekolah akan kesal bila diserang dengan pertanyaan-pertanyaan seperti,
"Belajar apa saja di sekolah?", dan "Mengapa seragamnya kotor? Pasti kamu habis
berkelahi lagi di sekolah!" dan seterusnya. Sebaliknya, anak akan senang dan merasa
diterima apabila disambut dengan kalimat pendek, "Halo anak ibu sudah pulang
sekolah!" Sehingga kalaupun ada hal-hal yang ingin ia ceritakan, dengan sendirinya
Meskipun salah satu tugas orangtua adalah memberi informasi serta pengetahuan
yang benar kepada anak, namun sebaiknya orangtua tidak langsung menjawab
salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Kesempatan ini akan
Misalnya, "Bu, kenapa sih, kita harus mandi dua kali sehari?" Biarkan anak memberi
beberapa jawaban sesuai dengan apa yang ia ketahui. Dengan demikian, anak terlatih
untuk tidak begitu saja menerima jawaban orangtua, yang akan diterima mereka
Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk mengatasi suatu masalah, orangtua bukanlah
satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar rumah
yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara yang
dapat dilakukan orangtua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk
dimintai tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian, anak
tidak akan hanya tergantung pada orangtua, yang bukan tidak mungkin kelak justru
akan menyulitkan dirinya sendiri. Misalnya, ketika si anak datang pada orangtua dan
Tak jarang orangtua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan mengatakan
"mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Sebenarnya apabila anak
harapannya mengenai sesuatu yang ingin dicapainya. Jika anak minta izin kepada
Anda, "Bu, Andi pulang sekolah mau ikut mobil antar- jemput, bolehkan?" Tindakan
untuk menjawab, "Wah, kalau Andi mau naik mobil antar-jemput, kan Andi harus
bangun pagi dan sampai di rumah lebih siang. Lebih baik tidak usah deh, ya."
Jawaban seperti itu tentunya akan membuat anak kehilangan motivasi untuk mandiri.
Sebaiknya ibu berkata "Andi mau naik mobil antar-jemput? Wah, kedengarannya
menyenangkan, ya. Coba Andi ceritakan pada Ibu mengapa Andi mau naik mobil
antar-jemput." Dengan cara ini, paling tidak anak mengetahui bahwa orangtua
Sumber:
• Indobulletin.
Disiplin berarti menolong anak untuk belajar mematuhi aturan dan tata tertib dalam
Disiplin sebagai sikap sangat penting agar anak tidak berperilaku semau gue, anak
juga belajar untuk mengendalikan diri. Oleh sebab itu, disiplin sering dikonotasikan
anak. Tak jarang, atas nama kedisiplinan, orangtua atau guru bisa melakukan
melawan dan berani membantah orangtua atau guru. Tindakan- tindakan kekerasan
samping itu, ada pendapat agar orangtua lebih bersikap lemah lembut dan penuh kasih
sayang terhadap anak. Apakah sikap "lembek" dan permisif semacam ini justru tidak
akan memperburuk keadaan, membuat anak-anak semakin brutal, dan tidak tahu
sopan santun dan aturan? Di tengah situasi dilematis begini, agar pendisiplinan dapat
benar merasakan bahwa orangtuanya mencintai dirinya melalui tindakan nyata sehari-
hari yang terungkap melalui kata-kata ataupun perbuatan. Ketika kebutuhan dasar ini
terpenuhi, anak cenderung berpikir positif dan kooperatif dengan orangtua. Dengan
merasa dicintai, anak akan menerima tindakan pendisiplinan dan hukuman secara
positif. Mereka percaya bahwa apa pun yang dilakukan orangtua adalah demi
kebaikan dirinya.
Sebaliknya, jika anak merasa tidak dicintai dan tidak diterima, apa pun yang
dilakukan orangtua cenderung dinilai secara negatif. Secara naluriah anak pun
bereaksi terhadap tindakan pendisiplinan, bisa berupa perlawanan, protes, atau sikap
tak acuh. Pendisiplinan tanpa didasari oleh rasa cinta hanya akan melahirkan
Jika tindakan disiplin menyangkut aturan dan tata tertib, sebaiknya anak sudah
mengetahui terlebih dulu risiko yang akan ditanggungnya jika melanggar aturan
tersebut. Hukuman yang tiba- tiba, sering dimengerti anak sebagai tindakan yang
tidak adil sehingga reaksi pun negatif dan tidak efektif. Misalnya, orangtua
menerapkan aturan agar anak makan malam bersama pukul tujuh di rumah, sedangkan
bagi yang tidak bisa harus memberitahu sebelumnya, atau setidaknya menelepon.
Bagi yang melanggar, hukumannya adalah "tugas mencuci piring pada hari
berikutnya".
Jika aturan ini disepakati bersama, masing-masing anggota keluarga akan berusaha
memberikan komitmen dengan senang hati, bagi yang terpaksa melanggar pun
hukuman bisa dijalankan tanpa diwarnai amarah dan kebencian. Aturan-aturan yang
dibuat dalam keluarga dan disepakati bersama akan menjadi media belajar bagi anak
untuk menumbuhkan sikap solidaritas dan tanggung jawab. Orangtua pun tidak harus
memaksakan otoritasnya karena aturan dengan sendiri sudah berfungsi sebagai alat
pendisiplinan.
3. Anak tahu kesalahan. Ketika anak melakukan tindakan negatif, ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan. Pertama, apakah anak sengaja atau tanpa unsur
sedikit pun. Tindakan pendisiplinan mutlak perlu dan paling keras diberikan jika anak
sengaja dan tidak menyesali perbuatannya. Jika anak sengaja tetapi menyesali
Di kemudian hari, pendisiplinan yang terlalu keras justru tidak mendidik karena anak
merasa tidak dihargai. Jika anak tidak sengaja, dan menyesali perbuatannya, maka
yang paling bijak adalah tindakan memaafkan karena pada prinsipnya anak tidak
bersalah. Dalam kasus-kasus seperti ini, orangtua benar-benar harus berlaku bijaksana
agar tindakan pendisiplinan memiliki nilai edukatif yang mampu mengubah perilaku
Tak jarang tindakan pendisiplinan didorong oleh rasa marah dan suasana emosional
karena harga diri dan kewibawaan orangtua terasa dirongrong, atau frustrasi
menghadapi perlawanan anak. Jika hal ini yang terjadi, tindakan pendisiplinan tentu
tidak efektif, bahkan bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Orangtua terlebih dulu
perlu introspeksi, apakah masih dikuasai emosi dan amarah, dan apakah tindakan
Anda masih rasional, semata-mata demi kepentingan dan kebaikan anak atau tidak.
Tunjukkan atau katakan bahwa Anda tetap menghormati dan mencintai pribadi anak,
Anda hanya tidak menyetujui perbuatannya. Cara ini akan mengurangi resistensi anak
dan memotivasi untuk membangun sikap positif. Tidak ada kesan bagi orangtua untuk
dalam diri anak bahwa Anda terpaksa melakukannya. Dengan cara demikian, tindakan
5. Harga perubahan.
Sering timbul kesan dalam diri anak bahwa orangtua bisanya hanya melihat
kekurangan dan kurang bisa menghargai hal yang positif. Ketika anak melakukan
tindak negatif, baru orangtua bereaksi, tetapi ketika anak menunjukkan perilaku
positif, tak ada penghargaan apa pun. Penggunaan kata "selalu" atau "tidak pernah"
membuat anak merasa tak dihargai, misalnya "Kamu selalu malas!" atau "kamu tidak
pernah nurut sama orangtua!". Apakah selamanya si anak malas dan tak pernah
Perlakuan orangtua yang "negative thinking" akan menimbulkan reaksi yang negatif
pula. Karena itu, hargailah setiap perubahan positif sekecil apa pun karena pada
dasarnya setiap orang butuh dihargai dan diakui. Berhentilah membuat daftar
yang Anda harapan. Pujian dan kata-kata pendukung disertai sentuhan fisik tetap
Tak ada manusia yang sama persis. Karenanya, setiap pribadi adalah unik, tiada
yang lain hukuman yang sama justru menjadi hiburan. Maka, orangtua harus bijak
dalam memilih tindakan pendisiplinan yang tepat untuk masing-masing anak sesuai
perilaku dan membentuk kebiasaan positif pada diri anak. Dengan menghargai
anak. Misalnya, kepada anak yang memiliki kepekaan perasaan, orangtua cukup
berbicara dengan lembut namun tegas. Sebaliknya, kepada anak yang memiliki
pembawaan suka membantah dan kritis, orangtua perlu berkata tegas dan memberi
Orangtua tak bisa membuat ukuran penilaiannya sendiri sebagai orang dewasa untuk
menghadapi anak yang berperilaku buruk. Anak umur dua tahun yang egois adalah
normal karena ia sedang belajar otonomi sehingga tak perlu dimarahi atau dianggap
sebagai tidak memiliki rasa sosial. Anak remaja yang cenderung menentang pun
bukan berarti sedang melawan orangtua, dalam dirinya sedang berlangsung proses
Karena itu, orangtua mesti melihat secara positif setiap bentuk perlawanan yang
dilakukan anak, bukan sebagai ungkapan "Aku berani sama kamu" sehingga perlu
"Cintailah aku, terimalah aku, dan hargailah aku!" Dengan demikian, orangtua pun
terdorong untuk melakukan tindakan cinta, kendati dalam bentuk pendisiplinan.
Sumber:
• Paul Subiyanto, .
sebabnya mereka merasa sulit kalau harus bertekun terus dalam melakukan tugas-
tugas harian mereka - yaitu yang merupakan kunci bagi kehidupan yang berhasil? Dan
kebiasaan yang positif ini? Bagaimanakah caranya agar Anda dapat menolong anak
Anda untuk belajar bertekun terus sampai akhir? Ingatlah akan prinsip- prinsip yang
1. Bagi anak pra sekolah, keseimbangan itu penting. Pada usia ini yang terutama
memotivasi anak Anda ialah upah atau hukuman dan ia tidak dapat mengerti bahwa
suatu pekerjaan itu harus diselesaikan oleh karena itu merupakan hal yang "benar"
yang harus dikerjakan. Jika seorang anak tidak berhasil menyelesaikan apa yang
sudah ditugaskan kepadanya, tindakan yang terbaik yang harus Anda lakukan ialah
turun tangan dan menolongnya. Teladan yang Anda berikan mengungkapkan bahwa
Anda mendukung dia dan bahwa penting sekali untuk dengan tekun menyelesaikan
tugas itu. Tindakan demikian ini juga dapat menghindari keputusasaan dan
2. Bersikap peka terhadap anak Anda itu sangat penting. Jika apa yang Anda harapkan
dari anak Anda terlalu rendah maka anak itu tidak mendapat tantangan untuk
mengembangkan potensi yang mungkin dicapainya. Jika apa yang Anda harapkan
dari anak Anda terlalu tinggi maka ia menjadi takut gagal dan ketakutan semacam ini
sangat merusak. Salah satu cara untuk menekankan prinsip yang benar ialah dengan
membaca berbagai cerita anak-anak yang populer yang menekankan dan menghargai
ketekunan seperti dongeng tentang kelinci yang balap lari dengan kura-kura. Anak-
anak yang agak besar dapat disuruh membaca riwayat hidup tokoh terkenal seperti
Thomas Alva Edison yang karena ketekunannya berhasil menjadi penemu bola lampu
listrik atau Madame Curie yang karena ketekunannya berhasil menemukan radium.
3. Pada masa anak duduk di Sekolah Dasar, motivasi anak Anda lebih ditentukan
dengan sikap saling mendukung dan saling memberi pujian. Selama masa ini
tingkatkanlah dukungan dan apa yang Anda harapkan. Perkenalkan kepadanya motto-
motto seperti "Kalau pada mulanya engkau tidak berhasil, cobalah sekali lagi, dan
sekali lagi" dan semangat fabel kura-kura dan kelinci: "Walau lambat jika tekun,
maka perlombaan pun akan dimenangkan." Tanamkan pikiran ini dengan suatu
2Tesalonika 3:11-13; Pengkhotbah 10:18; 11:6; dan Amsal 10:4; 12:24; 13:4 dan
22:29.
4. Limpahkanlah pujian dan berilah hadiah untuk usaha-usaha yang luar biasa.
dan menuai kepuasan dari apa yang berhasil dicapainya. Jika anak Anda tidak berhasil
dukungan Anda, dan kasih Anda kepadanya. Sekali lagi, menolong anak Anda pada
waktu anak Anda benar-benar merasa frustrasi atau pada saat ia ingin meninggalkan
pekerjaannya itu merupakan cara yang paling baik untuk menunjukkan bahwa Anda
5. Dalam masa remaja, motivasi anak-anak Anda dalam melaksanakan tugas harus
mulai mencerminkan suatu rasa penghargaan yang lebih matang dan berdasarkan
kesadaran terhadap kebutuhan akan adanya ketertiban dalam hidup. Tuntutlah anak
Namun demikian tetaplah berikan rasa pengertian, kasih, dan dukungan Anda
kepadanya.
Tentu saja memang ada juga batasnya dalam soal mendisiplin agar bertekun terus
sampai akhir ini. Cepat atau lambat, kita semua pada suatu saat harus juga menyerah
dan menghentikan apa yang sedang kita lakukan karena kita mendapati bahwa hal itu
berada di luar batas kemampuan kita, terlalu banyak menuntut, atau mungkin karena
tidak menyenangkan sama sekali. Jadi, bagaimanakah caranya supaya seorang anak
dapat meninggalkan atau menghentikan apa yang sedang dikerjakannya tanpa menjadi
orang yang cepat menyerah? Di bawah ini terdapat beberapa prinsip yang harus
1. Apakah ada saat yang wajar untuk menghentikan apa yang sedang dikerjakannya
itu? Dapatkah anak Anda bertahan sampai saat itu? Lebih baik bertahan terus sedapat-
dapatnya atau bertahan sampai secara wajar hal itu memang harus dihentikan daripada
meninggalkan pekerjaan itu pada waktu sedang mengalami stres yang paling berat,
yaitu apabila berbagai kesulitan menyebabkan apa yang menjadi sasaran terakhir
menjadi kabur.
kegiatan itu? Jika hal itu memang bukan pilihan anak Anda sendiri, maka izin untuk
menghentikan pekerjaan itu harus diberikan dengan lebih mudah. Jika pada mulanya
memang anak Anda yang memintanya, maka Anda harus bersikap lebih keras.
3. Apakah komitmen itu dilakukan sambil lalu saja? Tolonglah anak Anda untuk
keputusan itu. Hal ini akan menyebabkan anak itu tidak mudah untuk dengan begitu
4. Dalam hal ini apakah ada keadaan yang merupakan pengecualian? Keadaan dapat
mengubah haluan utamanya. Bila anak Anda ingin menyerah dan meninggalkan hal
itu, ajukanlah banyak pertanyaan yang sifatnya tidak mengecam dan perhatikanlah
patah semangat.
5. Ajukanlah pertanyaan berikut terhadap diri Anda sendiri: "Apakah akan disebut
juga meninggalkan pekerjaan atau menyerah jika yang mengambil langkah itu adalah
seorang dewasa?"
6. Apa yang akan terjadi jika anak itu tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan
itu atau menyerah? Anak-anak perlu diizinkan untuk mundur, jika mereka ternyata
memang telah membuat pilihan yang salah, seperti juga halnya orang dewasa. Bila
kita tidak mengizinkannya, mereka akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan,
seperti "lupa" untuk menanggulangi beban yang menumpuk. Lebih baik dan lebih
terhormat menolong anak-anak untuk bertingkah laku dengan penuh tanggung jawab
selama masih terikat janji kemudian membuat suatu langkah untuk memutuskan
dengan jelas dan jujur: "Saya tidak menyukainya" atau "Saya angkat tangan".
Anak Anda dapat didisiplin untuk bertekun sampai akhir. Karakter ini sangat penting
baginya untuk kelak dapat berhasil sebagai orang dewasa - itu sebabnya Anda pun
• Paul Lewis, 40 Cara Mengarahkan Anak, halaman 135 - 139, Yayasan Kalam
Dalam sebuah kelas sangat dibutuhkan sebuah ketegasan untuk mendisiplin murid.
Seorang guru yang tidak tegas dapat diabaikan oleh murid-muridnya. Tegas di sini
bukan berarti kasar, keras, mengomel, dan lain-lain. Ketegasan yang dimaksud adalah
ketegasan yang berlandaskan kasih agar pendisiplinan yang kita berikan bukannya
menjadi trauma bagi dia, tetapi menjadi satu pelajaran berharga dalam kehidupannya.
Berikut ini beberapa saran pendisiplinan dengan kasih yang dapat diterapkan seorang
guru, jika terdapat beberapa orang anak yang "sulit diatur" dalam kelasnya.
bahunya, dan bimbing murid tersebut untuk duduk di kursi yang lain. Ini merupakan
2. Cobalah untuk diam. Berhentilah berbicara secara tiba-tiba di tengah pelajaran, dan
tunggulah sampai murid ikut diam. Murid-murid akan merasakan mengapa Anda tiba-
tiba diam. Kemudian, lanjutkanlah perkataan Anda tanpa berkomentar. Bila cara ini
saja tidak cukup, lihatlah jam tangan Anda dan hitunglah berapa lama waktu yang
dihabiskan oleh murid yang membuat masalah itu. Murid tersebut harus "membayar
utang waktu" kepada Anda, yaitu harus tinggal di kelas selama waktu yang telah
Anda hitung, sementara murid-murid yang lain ke luar kelas untuk aktivitas
3. Berusahalah untuk melakukan kontak mata. Gelengan kepala yang pelan, sedikit
mengernyit, gerakan pelan jari telunjuk, semua merupakan petunjuk nonverbal bahwa
4. Pusatkan perhatian pada murid yang berkelakuan baik dan berilah pujian. Hal ini
juga akan mengingatkan murid-murid yang lain, bahwa mereka tidak akan mendapat
berkelakuan tidak baik apakah ada yang bisa dibantu. Ini akan memberi Anda
7. Sadarilah bila seorang murid terus-menerus berkelakuan buruk. Bila seorang murid
terus-menerus berkelakuan buruk, acapkali itu merupakan tanda bahwa anak itu
memiliki kebutuhan yang mendalam, biasanya kebutuhan akan perhatian dan kasih
pengakuan, rasa dimiliki, hara diri, tujuan, kontribusi positif), Anda akan mengurangi
Sumber:
• Sharon R. Berry, Ph.D., 100 Ide Efektif untuk Menerapkan Disiplin pada Anak-
anak, Artikel Teknik Intervensi yang Spesifik, halaman 33 - 38, Gloria Graffa,
Yogyakarta, 2004.
X Fasilitas
10.1 Mengusahakan Perpustakaan
Perpustakaan gereja seharusnya berisi berbagai sumber bahan pengajaran yang dapat
melengkapi GSM dalam membuat bahan persiapan mengajar, dalam mengajar dan
Perpustakaan ini dapat berisi buku, buletin, naskah, artikel, kaset, video kaset, dan
sebagainya.
Pada setiap tahun, Sekolah Minggu harus mengajukan anggaran belanja untuk
keuangan, buatlah daftar sumber bahan atau buku yang dibutuhkan dengan
mencantumkan harganya. Daftar buku beserta harganya ini dapat diedarkan kepada
anggota jemaat (dengan seijin gereja) dan meminta mereka agar terlibat dalam
orientasi tentang cara menggunakan berbagai macam bahan dan cara mempelajari
sumber bahan perpustakaan tsb. Akan lebih efektif lagi jika guru senior dapat
memberikan petunjuk dan penjelasan tentang tema dari masing-masing buku, artikel,
khusus dari buletin, atau kaset, atau dari video kaset dsb. yang tersedia di
perpustakaan.
perpustakaan tsb. sediakanlah kesempatan dimana GSM dapat saling membagikan apa
yang mereka baca dan pelajari dalam forum khusus, misalnya dengan membentuk
"Book Club". Dengan demikian GSM terpacu untuk belajar karena ia tidak belajar
untuk diri sendiri, tapi juga untuk dibagikan bagi rekan-rekan yang lain.
• Super Sunday School Source Book, Artikel Developing a Learning Resource Center
oleh Dr. Dennis E. Williams, halaman 10, David C. Cook Publishing Co., Westin,
Illinois.
Kesukaan anak Madya (9-11 tahun) pada buku-buku merupakan kesempatan yang
sangat baik untuk membina kerohanian mereka. Inilah saat yang tepat untuk
majalah dan komik rohani yang dapat dibaca atau dipinjam oleh anak-anak Sekolah
Minggu. Akan lebih baik lagi, bila Sekolah Minggu menerbitkan sendiri majalah atau
buletin Sekolah Minggu, supaya dapat menjadi alternatif bacaan yang menarik bagi
anak-anak, asal dikemas dan dikelola dengan baik. Demikian pula berbagai buku
aktivitas, bahan saat teduh, maupun traktat untuk anak-anak usia Madya.
Mengingat kemampuan berpikir kritis anak-anak usia 9-11 tahun, Guru Sekolah
wawasan dan penjelasan mengenai kebenaran Firman Tuhan. Ini merupakan saat yang
tepat untuk menanamkan dasar pemahaman yang benar terhadap Alkitab sebagai
Firman Tuhan. Paling tidak, Guru Sekolah Minggu sendiri harus mengetahui
bagaimana proses penulisan dan penyalinan Alkitab, mengapa Alkitab ditulis, siapa
saja yang menjadi penulis Alkitab, bagaimana Alkitab diterjemahkan hingga sampai
penunjang lainnya (konkordansi, kamus Alkitab, peta, dsb.) sebagai bahan untuk
belajar Firman Tuhan. Mereka pada dasarnya suka meneliti dan menggali sebuah
kebenaran, meski tetap membutuhkan pendampingan dari orang dewasa. Bila Guru
menyenangkan, anak akan tumbuh dengan kecintaan akan Firman Tuhan dan mereka
Buku-buku rohani (fiksi, kesaksian, biografi, tokoh-tokoh Kristen, dsb.) dan buku
bacaan sekuler yang baik (tokoh dunia, pengetahuan, sejarah, dsb.) juga sangat
bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seorang anak. Apa yang dibaca oleh
anak-anak ini akan meresap ke dalam dirinya. Oleh karena itu penting sekali Guru
mengarahkan dan menyarankan bacaan-bacaan yang baik. Hal ini tentunya tidak bisa
Di bawah ini ada kesaksian dari beberapa orang Kristen mengenai pentingnya
1. Dulu saya sangat menyukai kertas-kertas bacaan yang saya peroleh dari Sekolah
saya. Saya ingin menjadi seperti orang-orang yang saya baca kisahnya pada kertas-
kertas tersebut.
2. Saya senang membaca majalah Sekolah Minggu dan buku-buku Kristen walaupun
saya tidak sepenuhnya mengerti tentang rencana keselamatan yang disediakan Allah
bagi manusia. Saya tidak bisa ingat kapan persisnya saya mulai membaca literatur-
literatur itu, tetapi saya ingat benar bahwa cerita-cerita tsb. membuat saya lebih sadar
tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak-anak.
3. Perpustakaan gereja kami memiliki beberapa rak panjang yang berisi buku-buku
Kristen. Selama musim panas, saya kadang-kadang membaca sampai sepuluh buku
setiap minggunya. Ada buku-buku pengabaran Injil bagi anak-anak, sejumlah literatur
remaja yang bersifat sekuler namun baik, dan sejumlah besar serial cerita-cerita
Kristen bagi anak-anak. Buku-buku tsb. membantu membentuk sebagian besar dari
4. Literatur Kristen banyak mempengaruhi hidup saya. Saya telah membaca banyak
sekali buku fiksi Kristen dan biografi Kristen, dan kesan yang saya peroleh dari
5. Literatur mempunyai pengaruh yang besar pada diri saya, karena saya membaca
apa saja - baik atau buruk. Saya tahu benar bahwa literatur anak-anak mempengaruhi
saya sampai suatu taraf tertentu, terutama cerita-cerita anak yang mengisahkan
Demikian beberapa kesaksian mengenai pentingnya buku rohani dan buku bacaan
yang baik bagi anak-anak, kiranya hal ini dapat mendorong Guru Sekolah Minggu
untuk menyediakan buku bacaan yang berkualitas pada anak-anak Sekolah Minggu.
Sumber:
• Margareth Bailey Jacobsen, Ketika Anak Anda Bertumbuh, halaman 184 - 212,
Sebuah pepatah lama mengatakan, "Pena lebih tajam dari pada pedang!" Apakah
pepatah tsb. terdengar agak berlebihan? Tidak, karena kita tahu dari sejarah bahwa
hasil karya literatur (tulisan/traktat/buku) dalam banyak hal telah memberikan
pengaruh (baik dalam hal negatif atau positif) terhadap gerakan-gerakan yang terjadi
dalam sejarah. Misalnya, berhasilnya gerakan komunis di masa lalu adalah karena
Yahudi mati. Tapi di lain pihak, karya literatur juga telah memberikan pengaruh yang
Mengapa literatur dapat memberikan pengaruhi yang besar seperti itu? Karena
literatur memiliki kekuatan yang sanggup mempengaruhi akal pikiran manusia secara
luar biasa. Melalui karya literatur manusia dapat melihat wawasan dunia dengan
sangat luas. Tulisan memiliki kuasa untuk membangkitkan daya imaginasi yang kuat
dan memberikan kesan yang sangat mendalam. Kekuatan lain dari literatur adalah
dapat dibaca berulang-ulang. Kalau tulisan-tulisan hasil pemikiran manusia saja dapat
melakukan hal yang hebat apalagi literatur yang diinspirasikan oleh Allah, yaitu
Alkitab!
Literatur Kristen pertama yang kita harus sebutkan adalah Alkitab. Alkitab adalah
Firman Allah yang hidup dan yang berkuasa menghidupkan manusia. "Firman Allah
hidup dan kuat," (Ibrani 4:12). "beritakanlah seluruh firman hidup itu..." (Kis 5:20).
Alkitab juga berkata bahwa, oleh karena Firmanlah kita memiliki iman, "Iman timbul
dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Allah." (Roma 10:17). Alkitab
adalah sarana untuk mendidik kita dalam segala kebenaran, "Segala tulisan yang
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Tim
3:16).
Lebih jelas lagi dalam Kitab Ulangan 6:7-9, Allah memerintahkan kepada umat Israel
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
bagiannya. Selain itu kita bisa membawanya kemanapun kita pergi dan membacanya
kapan saja.
Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan berita keselamatan
dan pertumbuhan rohani. Oleh karena itu literatur Kristen juga akan menolong anak-
anak untuk mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam Dia. Yang membedakan antara
literatur Kristen untuk orang dewasa dan untuk anak adalah metode penyampaiannya.
disampaikan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu melalui gambar-gambar dan
literatur dari orang-orang beriman yang telah diubahkan oleh Firman Allah, yang
berisi kesaksian dan pikiran Kristen, adalah tulisan yang telah diterangi oleh Roh
Kudus dan dipakai oleh Allah untuk melaksanakan rencanaNya. Selain untuk
serta mengembangkan wawasan Kristen secara lebih luas. Dalam hal yang terakhir
ini, literatur Kristen memegang peranan yang sangat penting karena akan membuka
wawasan Kristen yang luas. Hal ini akan menolong orang Kristen untuk dapat
menjadi "garam" dan "terang" di manapun mereka ditempatkan Tuhan, sesuai dengan
situasi dan talenta yang mereka miliki. Hal ini berlaku bagi anak-anak, karena dengan
terbukanya wawasan Kristen anak, maka akan membuka kesempatan bagi mereka
Ada cukup banyak penulis-penulis Kristen yang terpanggil untuk menulis buku-buku
cerita dan bacaan anak yang sangat berguna untuk mengajar anak tentang kebenaran
Firman Tuhan. Namun menulis bahan bacaan untuk anak tidaklah selalu mudah. Pada
satu sisi penulis harus dapat menjiwai pikiran anak sehingga dapat berbicara kepada
jiwa mereka dengan bahasa yang dapat dimengerti anak. Tapi pada sisi yang lain
memberikan penafsiran yang salah dalam tulisannya. Oleh karena itu sekalipun
kelihatannya sederhana, orang tua dan pembimbing anak harus cukup berhati-hati
dalam memilihkan buku cerita dan bacaan Kristen untuk anak. [Lihat pada Tips
Mengajar]
Ada berbagai jenis literatur untuk anak. Abad 21 mungkin termasuk abad istimewa
untuk anak, karena abad ini adalah abad di dimana informasi bisa didapatkan dengan
informasi dengan sangat cepat; baik lewat internet maupun TV, Video atau mas media
lain. Oleh karena itu anak-anak perlu bimbingan orang tua atau orang dewasa lain
(guru) agar tidak terjerumus pada hal-hal yang menyesatkan dan dosa.
Berikut ini beberapa kategori buku dan jenis literatur lain yang sering kita jumpai di
Untuk anak kecil (belum bisa membaca sendiri), mengenalkan buku dapat dilakukan
dengan cara membacakan buku-buku cerita yang baik pada anak-anak, baik kisah-
kisah dalam Alkitab maupun cerita lain yang mengandung kebenaran iman Kristen
memudahkan anak-anak memahami cerita yang disampaikan dan lebih menarik. Tapi
cerita-cerita yang terlalu banyak gambar (seperti komik) justru akan membatasi daya
imajinasi anak.
Sebelum anda membacakan cerita untuk anak, guru seharusnya sudah membaca cerita
tsb. lebih dulu. Akan lebih baik lagi bila guru cukup hafal dengan jalan ceritanya
supaya ketika ia bercerita nada suaranya tidak terdengar seperti membaca, tapi bisa
anak-anak dapat melihat isi maupun gambar yang terdapat dalam buku tersebut. Oleh
karena itu disarankan orang tua/guru untuk cukup hafal ceritanya sehingga tidak perlu
Bacalah cerita dengan suara yang cukup jelas didengar anak-anak. Selingi cerita
dengan baik. Pada setiap akhir cerita diskusikan bersama anak-anak pelajaran apa
yang mereka dapatkan dari cerita tsb. Semakin menarik cara membaca guru, semakin
mendengarkan cerita-cerita tsb. semakin cepat anak terdorong untuk belajar membaca
sendiri.
Untuk anak yang telah bisa membaca sendiri, memperkenalkan buku cerita bisa
dilakukan memperlihatkan buku tsb. kepada mereka dengan menceritakan hal yang
menarik dari buku tsb. Lalu ajaklah mereka untuk membaca sendiri buku-buku tsb.
Ketika mereka mulai membaca buku, guru kadang masih diperlukan mendampingi
isinya secara maksimal. Selain itu kehadiran guru akan membuat anak disiplin
membaca sampai akhir. Setelah membaca, sangat baik jika guru bisa berdiskusi
bersama tentang isi cerita buku tsb. dan juga untuk menanyakan pelajaran apa yang
mereka dapatkan dari cerita tsb. Talu tantang mereka bagaimana mereka
Ruang kelas yang baik adalah ruang kelas yang dapat mendukung usaha para guru
SM dalam mengajar dan menanamkan Firman Tuhan kepada anak- anak SM. Untuk
mencapai tujuan itu, selain ruang kelas harus aman, ruang kelas juga harus diciptakan
sedemikian rupa sehingga nyaman untuk menjadi tempat belajar dan bermain. Berikut
1. Perabotan Furniture
Lihatlah tempat duduk di Sekolah Minggu Anda, apakah sudah sesuai dengan ukuran
anak-anak atau belum. Tempat duduk yang tepat bagi anak-anak adalah apabila anak-
anak dapat duduk dengan posisi nyaman, dengan kaki menyentuh lantai. Apabila
tempat duduk terlalu tinggi maka setelah 10 menit duduk, anak-anak akan gelisah dan
mejanya. Jika dalam kelas anak-anak menggunakan meja dengan ukuran tinggi/besar
yang sebenarnya untuk orang dewasa, maka kegiatan belajar ataupun bermain yang
memerlukan meja tidak akan efektif, karena dengan meja yang terlalu tinggi atau
terlalu besar, jangkauan kegiatan belajar dan bermain anak-anak akan sangat terbatas.
Untuk itu pastikan perabotan (meja, bangku, kursi, rak buku, peralatan permainan,
dll.) di ruang kelas Sekolah Minggu Anda sesuai dengan ukuran anak-anak.
Apabila di tempat Anda hanya tersedia tempat duduk (kursi atau bangku) dan meja
ukuran dewasa, maka cara mengatasinya Anda dapat menggunakan tikar saat
mengajar atau bermain sehingga anak-anak dapat duduk dan bermain di atas tikar
dengan nyaman.
2. Penerangan
Penerangan ruang kelas yang kurang terang akan dapat menyebabkan kelelahan pada
dan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Minggu. Penerangan
yang baik dapat diperoleh jika tersedia jendela dan ventilasi yang cukup. Namun
demikian, perlu juga diperhatikan agar penataan tempat duduk tidak membuat
penerangan dari luar menyilaukan penglihatan anak-anak. Karena sinar yang terlalu
Ada baiknya jika lantai ruangan menggunakan karpet. Karena selain dapat
meredamkan suara, karpet juga dapat menyediakan lantai yang hangat untuk diduduki
anak-anak dengan nyaman ketika melakukan kegiatan bermain di lantai. Juga agar
dilakukan oleh kelas SM yang satu tidak mengganggu kelas yang lain.
4. Warna Cat
Bagaimana dengan warna cat di ruang kelas? Warna gelap dan warna yang kuat
kurang cocok bagi ruang kelas SM. Anda dapat memilih warna pastel dan warna
cerah untuk ruang kelas di SM Anda, karena hal ini dapat menambah semarak dan
semangat anak-anak dalam belajar maupun bermain. Demikian pula kombinasikan
anak-anak bermain.
juga Anda mengganti dengan gambar-gambar dan poster-poster yang lain atau
kadangkala biarkan dinding ruangan kelas kosong untuk membuat suasana yang
berbeda supaya anak-anak tidak jenuh dengan suasana yang itu-itu saja.
Sebaiknya ruang kelas cukup luas, sehingga anak-anak memiliki ruang gerak yang
cukup untuk melakukan aktivitas bermain. Anak bisa melakukan aktivitas bermain di
tempat duduk, namun bisa juga di lantai dengan nyaman. Apabila Anda berasal dari
gereja kecil dimana hanya memiliki satu ruangan yang sempit untuk SM, beberapa hal
1. Apabila jumlah anak terlalu banyak sehingga ruang kelas tidak cukup, maka
sebaiknya Anda membagi anak-anak dalam dua kelas. Bila hanya ada satu ruangan
maka Anda dapat membagi menjadi kelas pagi dan sore (atau dengan jam yang
berbeda).
2. Anda juga dapat menyingkirkan perabotan yang tidak digunakan, seperti meja
besar, bangku cadangan, lemari dan sebagainya. Karena ruang kelas seringkali
menjadi seperti gudang, maka pindahkan perabot-perabot yang bisa dipindahkan dan
3. Buatlah rak-rak yang menempel di dinding, dengan jarak 125 cm dari atas lantai
untuk mengganti rak-rak penyimpanan yang ada di lantai. Dengan demikian lantai
sediakan rak-rak rendah bagi alat-alat yang akan digunakan anak-anak pada saat
belajar dan bermain. Hal ini akan menolong anak untuk dapat mengambil dan
5. Jika perlu, sediakan ruang penyimpanan bagi guru di luar ruang kelas, sehingga
Media, alat peraga, buku panduan, alat permainan seperti peralatan memasak, boneka,
alat-alat pertukangan, dan alat-alat musik dan peralatan lainnya sebaiknya disimpan
(rak/lemari) agar dapat dicari dengan mudah pada saat akan digunakan dan hanya
Namun apabila alat permainan dan media yang Anda miliki terbatas, jangan kuatir
karena anak-anak memiliki imajinasi yang tinggi. Dengan imajinasi tersebut mereka
masih dapat bermain dan melakukan aktivitas dengan materi, media, dan alat-alat
yang tersedia. Kegembiraan mereka tidak akan berkurang dan mereka masih bisa
Alat peraga merupakan fasilitas penting dalam Sekolah Minggu karena bermanfaat
untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga, anak diajak secara aktif
memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun
fasilitas alat peraga yang dimiliki Sekolah Minggu Anda minim, tetapi bila
penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak aktif, maka efektifitas pengajaran
akan semakin baik. Jadi dalam melengkapi alat peraga Sekolah Minggu Anda,
Anda.
Alat peraga atau alat bantu mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang
digunakan oleh seorang guru dalam mengajar. Alat peraga sering dipakai saat guru
bercerita, oleh karena itu usahakan untuk selalu mengadakan dan memperbarui alat-
alat peraga dalam Sekolah Minggu Anda. Alat peraga bukan hanya dipakai untuk
bercerita, tetapi dapat pula dipakai untuk memimpin pujian, memimpin doa, dan
kegiatan Sekolah Minggu lainnya. Artinya, seorang guru dapat (bahkan perlu)
Minggu.
Jadi alat peraga penting sebagai salah satu fasilitas wajib dalam Sekolah Minggu
karena:
2. Mengarahkan perhatian anak (anak perlu alat bantu untuk berkonsentrasi dalam
mendengarkan pengajaran).
hal bisa berbeda dengan apa yang guru maksudkan. Sementara tidak semua guru
dapat menceritakan dengan baik detail- detail ceritanya. Jadi Alat peraga adalah alat
1. Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan
alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja. Sehingga
2. Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan,
dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan saja.
4. Untuk menjelaskan letak sebuah tempat, setting waktunya, budaya, dan situasi
kondisi sebuah tempat pada waktu tertentu dalam situasi tertentu. Misal: menceritakan
situasi kota Yerusalem pada zaman Yesus jauh lebih mudah dengan gambar daripada
dengan kata-kata.
6. Untuk menjembatani budaya yang berbeda dengan keadaan hidup anak-anak pada
4. Alat peraga adalah alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga
Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran
5. Semakin kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat
Alat-alat peraga yang wajib tersedia sebagai fasilitas Sekolah Minggu diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Gambar-gambar dan poster sering muncul dalam setiap cerita yang kita sampaikan.
Misalnya gambar pemandangan, rumah, Yesus, murid- murid Yesus, orang -- wanita,
2. Papan planel (minimal satu buah) dan flash card -- jangan lupa untuk memperbarui
3. Papan tulis lengkap dengan kapur dan penghapusnya. Sediakan kapur berwarna
juga sebagai variasi dalam gambar atau tulisan Anda agar lebih menarik.
4. Peta lokasi, peta kota, dan peta dunia yang ukurannya disesuaikan dengan
banyaknya jumlah anak. Semakin banyak jumlah anak, usahakan juga untuk membuat
5. Audio visual, bisa berupa film, video/VCD, sound slide, overhead projector (OHP),
tape/kaset, dll.
1. Guru malas menyediakan alat peraga (biasanya dengan alasan: saya tidak punya
3. Alasan guru "Begini saja 'kan cukup ... mau apa lagi?" (hal ini biasanya diucapkan
4. Keterbatasan dana.
Mengingat sangat pentingnya alat peraga dalam kelas Sekolah Minggu, hal berikut
1. Komisi Anak/Komisi Sekolah Minggu membuat tim kreatif, agar guru- guru
merasa tidak sendiri dalam mempersiapkan alat peraga. Alat peraga dipersiapkan
bersama-sama sehingga dapat disimpan sebagai koleksi Sekolah Minggu.
b. Memanfaatkan barang bekas, misal: gambar dari koran/majalah, muppet dari kertas
bekas.
Walaupun bentuk fisik dari ruangan kelas kita sudah bagus dan sesuai dengan yang
kita harapkan, jangan lupa bahwa kadang "suasana kelas" dapat memberi pengaruh
yang negatif. Suasana kelas seperti apa yang harus kita ciptakan agar terjadi suasana
yang menyenangkan dalam setiap ruang Sekolah Minggu kita? Simak tips berikut ini!
Sarana-sarana dalam pekabaran Injil bukan saja berupa sarana fisik, tetapi juga berupa
sarana rohani untuk mendukung penyampaian Injil tersebut. Dalam proses pekabaran
Injil, timbul suatu pertanyaan: Dalam hal apakah suasana kelas berhubungan dengan
pekabaran Injil? Adakah hubungan antara suasana kelas yang patut dan keputusan
yang sungguh untuk menerima Kristus? Adakah pelajar-pelajar yang menolak Kristus
apakah yang dapat membantu orang-orang tidak beriman untuk menerima Kristus
sebagai Juruselamat?
1. Kasih
Suasana yang penuh kasih dapat menarik orang yang belum selamat untuk datang
kepada Kristus. Dalam dunia yang penuh dengan kebencian dan yang penuh dengan
orang yang tawar hati dan kesepian, akan ada tanggapan yang positif bila orang-orang
yang belum selamat merasakan kasih yang sejati dari orang-orang Kristen. Dan kasih
itu harus yang sejati dari orang-orang Kristen. Dan kasih itu harus mengalir secara
alamiah dari seorang kepada sesamanya. Orang-orang yang belum selamat tidak akan
menanggapi kasih yang menjangkau ke bawah yakni yang seolah- olah menyatakan
bahwa seseorang lebih baik dari orang lain. Tetapi bila kasih itu mengalir secara
alamiah, bahwa setiap orang memerlukan anugerah Allah, maka orang yang tidak
percaya itu akan diyakinkan tentang dosanya. Kelas yang memancarkan kasih
semacam ini akan sangat disukai oleh orang-orang yang memerlukan Kristus.
2. Keramahan
Apakah suasana kelas Saudara penuh dengan keramahan? Kebanyakan orang sedang
persahabatan. Karena tidak seorangpun dari kita yang dapat hidup sendiri, tetapi
malah sangat bergantung pada hubungan baik dengan orang-orang di sekeliling kita,
maka gereja harus menyediakan suasana yang menyebabkan orang merasa bahwa
menyatakan bahwa keterbukaan dan keramahan suatu kelas Sekolah Minggu telah
dipakai oleh Roh Kudus untuk berbicara dalam hati mereka tentang keselamatan.
3. Hubungan yang cocok (relevan)
Adalah penting sekali bahwa apa yang terjadi dalam kelas tidak hanya bertalian
memecahkan persoalan saya -- pemecahan itu terdapat dalam Firman Allah!" Alkitab
kehidupan itu sendiri. Injil bukan hanya suatu cerita tentang kehidupan -- Injil adalah
kehidupan itu sendiri. Yesus menjumpai kita pada keadaan apapun, dan kemudian ia
memimpin kita untuk menjadi lebih seperti Dia. Pembicaraan Yesus baik dengan
perempuan Samaria di dekat sumur atau dengan Nikodemus atau dengan penghulu
muda yang kaya selalu terjadi pada saat yang genting dalam hidup mereka. Ia
4. Kesempatan
Suasana kelas hendaknya memberikan kebebasan kepada orang yang belum selamat
pengajar sampai hal yang sekecil- kecilnya tanpa memperhatikan reaksi tiap pelajar,
maka mungkin orang yang ingin menerima Kristus akan merasa tidak ada kesempatan
untuk membuat keputusan yang terang dan pasti. Sebaliknya suasana kelas yang tidak
rencana/keputusan yang telah dibuat agar menjadi kenyataan, dengan cara mengatur
Sekolah Minggu tidak diarahkan untuk tujuan mencari keuntungan materi, tetapi
duniawi tapi dengan prinsip kasih; namun demikian tidak berarti administrasi Sekolah
Pengertian yang salah tentang pelayanan dapat mengakibatkan hasil pelayanan yang
asal-asalan. Pelayanan yang benar harus menuntut standard yang profesional, karena
apa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan, dan untuk suatu hasil yang bersifat kekal.
Jika untuk usaha duniawi yang fana saja manusia mau melakukannya dengan baik,
lebih- lebih lagi untuk hal yang rohani, untuk Tuhan. Kita harus melakukannya
Bagian penting dalam penyelenggaraan administrasi adalah harus ada program kerja
yang dibuat sesuai dengan keputusan rapat tentang apa yang akan menjadi tujuan
2. Organisasi
Perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan
3. Pendelegasian
4. Personel / Staf
Harus ada cukup orang untuk melakukan tugas-tugas yang sudah direncanakan, oleh
karena itu perlu ada pertanggungjawaban dari masing-masing orang yang terlibat
didalamnya
5. Koordinasi
Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi dengan baik akan menyebabkan pekerjaan yang
tumpang tindih sehingga menghasilkan kerja yang tidak efektif dan efisien.
6. Pelaporan
Pertanggungjawaban dari setiap bagian perlu dilakukan agar dapat diketahui hasil
7. Budget
Memprediksi jumlah keuangan yang dibutuhkan, dan yang mampu didapatkan, dan
seberapa jauh program kerja dapat dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.
B. Prinsip-prinsip Administrasi
akan mati. Oleh karena itu kita harus ingat bahwa kerapian sistem administrasi tidak
sama dengan kedewasaan rohani. Banyak Sekolah Minggu yang administrasinya rapi
tapi tidak ada semangat; kehidupan rohani di dalamnya mati. Tapi sebaliknya ada
Sekolah Minggu seperti ini akan membuang banyak tenaga karena tidak efisien,
dijalankan. Nah, anda sebagai guru Sekolah Minggu yang bijaksana harus bisa
Berikut ini adalah bahan yang kami terjemahkan dari buku Administering Christian
Education yang berisi beberapa prinsip administrasi gereja yang perlu diingat agar
berjalan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Hal ini tentu saja juga berlaku bagi
Prinsip ini bukan hanya mengikuti prinsip "demokrasi" yang diambil dari budaya
barat, tetapi prinsip ini sebenarnya adalah prinsip yang diberikan oleh Alkitab sendiri
[jauh sebelum budaya barat terbentuk]. Individu manusia lebih penting bagi Allah
daripada organisasi (gereja). Kita percaya bahwa gereja Yesus Kristus saat ini dapat
kepentingan individu- individu yang ada di dalamnya di atas organisasi gereja itu
sendiri. Dengan kata lain, kita tidak boleh mengorbankan kepentingan individu hanya
2. Setiap orang dalam Tubuh Kristus memiliki fungsi atau tugas pelayanan untuk
dijalankannya.
Dalam 1 Korintus 12, Rasul Paulus dengan jelas menyatakan bahwa seluruh anggota
tubuh Kristus saling tergantung dan merupakan individu yang penting dengan
menemukan tempat- tempat yang tepat untuk setiap jemaat dapat melayani sehingga
Kristus telah memberikan teladan bagi siapapun yang ingin belajar kepemimpinan di
kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan
menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:27). Yesus tidak hanya mengajarkan
prinsip ini tetapi juga memberikan teladan lewat kehidupanNya dan pelayananNya.
Paulus mengungkapkan bahwa dirinya adalah pelayan Yesus Kristus (Rom 1:1) dan
sebagai pelayan umat gereja Korintus (2 Kor 4:5). Pemimpin Kristen dengan
pelayan.
sebagai seorang yang melayani tetapi pada saat yang sama ia juga sebagai seorang
yang mau mengemban tanggung jawab untuk memimpin dan mengarahkan aktivitas
para personil yang ditunjuknya. Demikian juga Kristus selain melayani, Ia juga
ke seluruh penjuru dunia. Mengatur dan memimpin menjadi hal yang penting dalam
membimbing, mengarahkan dan menolong orang lain dalam pelayanannya bagi
Kristus. Ini adalah tugas pemimpin dalam memimpin suatu program yang dikerjakan
dengan cara yang mendidik, bukan dengan metode diktator maupun menguasai.
Rasul Paulus mengungkapkan bahwa dalam gereja, ada pelayan-pelayan Tuhan yang
demikian pula dengan rasul, penginjil, dan nabi, dipersiapkan untuk pelayanan-
pelayanan khusus. Semua tugas pelayanan yang mereka emban harus dijalankan
dengan sopan dan teratur (1 Kor 14:40). Alkitab memang tidak memberikan kepada
kita pengaturan organisasi gereja yang lengkap. Namun demikian yang jelas kita
seperti yang diberikan dalam kitab-kita Perjanjian Baru. Sedangkan yang lain yang
Karena terpaksa, kita menyebut beberapa posisi dalam organisasi gereja sebagai
"lebih tinggi" dan "lebih rendah". Hal ini bukan berarti mengatakan bahwa di mata
Tuhan suatu pelayanan atau posisi tertentu lebih penting dari pada yang lain. Seperti
yang diungkapkan Rasul Paulus: "... anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling
lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut
12:22-23). Selain itu gereja juga membuat perbedaan dalam pemberian tugas.
Misalnya saja, Jetro, ayah mertua Musa mengungkapkan akan adanya perkara-perkara
kecil dan perkara-perkara besar dimana perkara-perkara besar tersebut akan diadili
oleh Musa sendiri (Kel 18:22). Demikian juga para Rasul membedakan antara tugas-
tugas penting dan tugas-tugas yang kurang penting (Kej 6:1-4). Dengan demikian,
jenis-jenis kerja adminsitrasi memang perlu dibedakan, tetapi yang lebih penting lagi
Sumber:
• Robert E. Clark, Joanne Brubaker, & Roy B. Zuck, Childhood Education in the
"Hitunglah jumlah segenap umat .. catatlah nama ... orang demi orang." Bilangan 1:2-
Allah merasa bahwa bilangan, nama, dan catatan sangat penting. Dalam Alkitab Dia
memberi kita sebuah buku lengkap yang disebut "Bilangan", yang merupakan catatan
mengenai umat-Nya. Ayat Alkitab yang disebutkan di atas tadi, jelas menunjukkan
catatan yang tepat dapat dilihat gambaran yang benar tentang kemajuan atau
kelemahan.
Catatan apa yang penting untuk suatu Sekolah Minggu yang perlu diorganisasi
dengan semestinya? Tiga buku catatan khusus diperlukan, yaitu buku Catatan Seluruh
Sekolah Minggu, buku Catatan Kelas, dan buku Pendaftaran. Penelitian yang saksama
Untuk menunjukkan kemajuan atau kelemahan sebuah Sekolah Minggu, harus dibuat
catatan tentang jumlah yang hadir, jumlah uang persembahan, jumlah tamu dan
jumlah yang absen. Misalnya: jika tahun lalu pada hari Minggu pertama bulan Mei
yang hadir adalah 236 orang, dan pada hari Minggu pertama bulan Mei tahun ini yang
hadir hanya 214 orang, maka apa yang ditunjukkan hal itu mengenai sekolah Minggu?
Buku Catatan Seluruh Sekolah (Buku Catatan Sekretaris) akan menunjukkan enam
1. Kehadiran
Apakah kehadiran meningkat dalam tahun ini hingga melebihi tahun lalu atau lima
tahun yang lalu, dapat dilihat dalam buku Catatan Seluruh Sekolah. Setiap tahun harus
ada peningkatan 10%. Catatan itu juga menunjukkan jumlah murid dalam setiap
kelas. Dengan demikian ditunjukkan apakah kelas itu terlalu besar sehingga perlu
diadakan pembagian.
2. Persembahan
Buku catatan ini menunjukkan apakah persembahan tahun ini bertambah banyak dan
lebih dari tahun lalu atau lima tahun yang lalu. Sekurang-kurangnya harus ada
3. Tamu
Jumlah tamu dalam setiap kelas juga dicatat dalam buku Catatan Seluruh Sekolah.
Minggunya.
4. Yang Absen
Buku ini juga menunjukkan berapa murid yang absen setiap Minggu. Dengan
6. Keterangan Lainnya
Harus disediakan sebuah buku tulis khusus untuk mencatat semua keterangan yang
perlu untuk mengisi Laporan Tahunan: misalnya berapa kali diadakan Rapat Pekerja,
berapa peserta dalam Kursus Pendidikan Guru, berapa anak yang diselamatkan, dan
lain sebagainya. Benar, buku Catatan Seluruh Sekolah memberi gambaran yang jelas
Setiap kelas harus memiliki buku catatannya sendiri dimana dicatat nama semua
anggota kelas. Untuk itu tersedia buku Catatan Kelas Sederhana dan buku Catatan
Kelas 4-6 Pokok. Setiap Minggu hal-hal tertentu harus ditandai untuk masing-masing
murid.
Sekretaris dapat memberi tanda dalam buku catatan, jika anak itu hadir, datang tepat
waktu atau membawa Alkitab, dengan hanya melihat sekeliling kelas saja. Dia tidak
perlu mengatakan apa-apa, kecuali dengan setengah berbisik menanyakan nama anak-
anak baru yang hadir. Dia dapat mengedarkan kantong untuk persembahan. Sekretaris
kelas tidak perlu mengambil waktu dari pelajaran untuk melakukan pekerjaannya.
Bila buku Catatan Kelas telah selesai dikerjakan (dilakukan hanya dalam sepuluh
menit pertama dari jam pelajaran), sekretaris kelas (atau pembantu) harus meletakkan
kantong persembahan dan buku tersebut di kelas. Maka Sekretaris Sekolah Minggu
dapat mengumpulkannya tanpa mengganggu kelas. Berikut ini ada empat alasan
Buku Catatan Kelas memberitahukan kepada guru siapa yang hadir untuk menerima
pelajaran. Kita mengajar murid-murid, sehingga mereka belajar dan hidup mereka
Jika seseorang tidak hadir, guru tidak bisa mengajarnya! Anggota "yang tidak hadir"
ini harus dikunjungi selama minggu itu dan didorong untuk hadir lagi pada Minggu
berikutnya. Kunjungan kepada yang tidak hadir sangat penting, dan dari buku Catatan
Buku Catatan Kelas 4-6, memberi beberapa keterangan tambahan mengenai diri
Jika seorang murid tidak pernah membawa Alkitab, mungkin dia tidak memilikinya.
Apakah ada murid yang selalu datang terlambat? Mengapa? Mungkin mereka
mengalami kesulitan di rumah, atau hanya karena lalai saja. Apakah murid- murid itu
sudah dilahirkan kembali? Apakah mereka sudah dipenuhi oleh Roh Kudus? Guru
wajib menjadi pemimpin rohani bagi murid- muridnya dan membimbing mereka ke
Nama dan alamat tamu dicatat dalam buku Catatan Kelas, supaya mereka dapat
Sungguh, buku Catatan Kelas melukiskan secara tepat prestasi dan kelemahan guru
maupun murid.
XI Lain-Lain
11.1 Mengadakan Kunjungan yang Berhasil
program kunjungan dapat berhasil dengan baik, diperlukan satu rapat khusus yang
membahas mengenai hal ini. Rapat tersebut berfaedah sekali dalam mempersiapkan
guru-guru SM/pekerja- pekerja Saudara dalam hal ini. Perkenalkan pokok ini dengan
2. Apakah Saudara senang membuat kunjungan? Hal apakah yang Saudara takuti
mengenai kunjungan?
sedia?
itu tanpa menyebutkan nama orang yang mengerjakannya. Tolonglah para pekerja
menyadari bahwa setiap orang merasa segan mengunjungi orang-orang yang belum
orang baru, tetapi mereka tidak diberitahu caranya membuat kunjungan itu. Banyak
yang efektif. Dua jenis kunjungan akan dibahas, yaitu mengunjungi orang baru dan
bentuk ceramah. Jika metode ceramah yang digunakan, jangan lupa menyediakan
sebuah poster yang memperlihatkan pokok- pokok yang penting. Atau gunakan papan
Mempersiapkan Kunjungan
Jangan datang pada waktu makan atau mendekati waktu tidur. Jika mungkin, adakan
ditinggalkan di rumah itu, misalnya selembar traktat yang cocok, atau bahan-bahan
rohani lainnya. Jangan lupa mencantumkan sejelas-jelasnya nama dan alamat gereja
agar mereka tahu. Kelima, berdoalah meminta bimbingan. Mohonlah kepada Tuhan
untuk mengaruniai Saudara suatu beban bagi orang-orang yang hendak Saudara
kunjungi. Mohon kepada Roh Kudus untuk menyediakan jalan bagi kunjungan
Saudara.
Mengadakan Kunjungan
Dekatilah rumah itu dengan keyakinan dan senyuman, sekalipun mungkin Saudara
tidak merasa demikian. Saudara mempunyai berita yang luar biasa dan penting untuk
Jika Saudara tidak dipersilakan masuk, tanggapilah dengan ramah, tanyalah jika dia
suka dikunjungi pada waktu yang lebih sesuai baginya, tinggalkan bahan-bahan
keluarga mereka. Bersikaplah ramah. Jadilah seorang pendengar yang baik. Mulailah
Minggu dan pelayanan ke rumah itu. Pusatkan perhatian pada bahan yang telah
Saudara bawa. Ikutilah pimpinan Roh Kudus. Sekali-kali jangan terlibat dalam
Catatlah hasil-hasil kunjungan itu. Camkanlah perhatian dan sikap- sikap mereka.
Saudara kepada guru-guru dan pekerja lain di gereja. Jika perlu, aturlah untuk
menjemput mereka.
Saudara mungkin ingin mengambil waktu untuk menunjukkan beberapa cara di atas
kepada guru-guru SM/pekerja-pekerja. Mintalah beberapa orang yang berpengalaman
cara mengatasinya. Jika waktu mengijinkan, bagilah dalam tiga atau empat kelompok
Dalam beberapa hal mengunjungi seorang yang absen berbeda dengan mengunjungi
calon anggota. Orang yang absen itu telah mengenal pekerja-pekerja dan program
gereja. Pengunjung mungkin sekali dikenal olehnya. Orang yang absen dan
guru itu. Maksud kunjungan kepada orang yang absen adalah mendorongnya untuk
hadir tetap. Orang yang absen itu perlu mengetahui bahwa gereja tidak melupakan
Beberapa prinsip perlu diingat pada waktu mengunjungi orang-orang yang absen.
diperhatikan dan bahwa kehadirannya itu penting bagi Saudara dan bagi kelas. Kedua,
dan sarankan beberapa cara untuk mengatasinya. Hati-hati jangan sampai kelihatan
terlalu banyak bertanya. Keempat, akuilah bahwa dalam beberapa keadaan tidak dapat
diadakan kunjungan pribadi. Anggota-anggota lain dalam keluarga itu mungkin tidak
akan senang bila sering diadakan kunjungan pribadi. Anggota-anggota lain dalam
keluarga itu mungkin tidak akan senang bila sering diadakan kunjungan. Orang yang
absen itu mungkin tinggal di rumah dengan maksud agar dikunjungi. Dalam hal-hal
sedemikian jenis hubungan lain harus dibuat, misalnya hubungan melalui telepon,
Kunci bagi berhasilnya program kunjungan kepada orang yang absen adalah
menetapkan satu sistem tertentu. Setiap guru harus benar- benar mengetahui apa yang
diharapkan daripadanya. Harus selalu ada suatu cara bagi pekerja untuk membuat
dan penghargaan adalah penting bila kunjungan tetap diinginkan. Jika Saudara
mempunyai satu peraturan tertulis mengenai kunjungan kepada yang absen, dalam
rapat ingatkan pekerja-pekerja mengenai hal itu. Jika Saudara tidak mempunyai satu
sistem tertentu, mungkin inilah waktu yang baik untuk membahas persoalan itu dan
mulai mengaturnya.
Sumber:
• Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 1, halaman 277 - 278, Yayasan Penerbit Gandum
[ Red: Berikut ini adalah rangkuman yang dibuat oleh moderator milis diskusi e-
anggota milis diskusi e-BinaGuru pada bulan April 2001. Semoga menjadi berkat! ]
SUMMARY PEMBESUKAN ANAK (PERKUNJUNGAN)
SM ?
Meski tidak setiap SM menjalankannya secara rutin, program pembesukan anak tetap
1. Lebih mengenal dan dikenal oleh ASM maupun oleh orangtua/ keluarganya,
kemungkinan anak atau orangtua menjadi lebih terbuka dan mau mengungkapkan
permasalahan mereka.
4. Bisa lebih dekat dengan anak serta lebih mengerti dan mengenal pribadi anak
1. Padatnya jadwal anak, seperti: kegiatan ko-kurikuler sekolah, les, rekreasi bersama
keluarga, dsb.
2. Sulitnya menemui anak. Selain karena jadwal yang cukup padat, seringkali anak
(dan orangtuanya) yang berhasil ditemui di rumah sedang dalam kondisi tidak siap
"pengganggu".
Bagi GSM yang sudah biasa melakukan Pembesukan Anak, bagaimanapun sulitnya
keadaan, tetap menganggap program tsb sebagai hal yang patut dilakukan mengingat
Khusus untuk program Pembesukan Anak pada keluarga non-kristen, berikut ada
1. Tunjukkan perhatian yang tulus. Meski biasanya anak dan orangtua tidak merasa
perlu adanya kunjungan tsb, GSM sebaiknya tetap memberikan perhatian dan
menunjukkan sikap yang ramah serta terbuka. Biasanya, dengan perhatian yang tulus,
orangtua akan bersimpati dan mau mendorong anak untuk datang ke SM.
2. Hindari pembicaraan negatif mengenai diri anak. Selain akan membuat orangtua
merasa malu, juga akan "menyakiti" perasaan mereka yang dapat mengakibatkan
3. Tidak ada salahnya GSM meminta ijin terlebih dulu pada anak sebelum
mengunjungi rumahnya. Sehingga anak dapat mempersiapkan diri. Bila perlu, GSM
tinggal si anak yang akan dikunjungi. Perhatikan bila ada hal-hal peka yang mungkin
harus dihadapi, misalnya: orangtua anak sedang berada dalam penjara, ayahnya punya
4. Sebagai GSM kita harus dapat meyakinkan orangtua dari keluarga non-kristen
bahwa kita adalah orang yang dapat dipercaya dalam menjaga anak-anak mereka.
Tunjukkan bahwa perhatian serta kasih sayang yang kita berikan pada anak mereka
muridnya adalah karena didorong oleh CINTA KASIH yang dari Tuhan.
Arsip : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru
Agar kunjungan dapat menghasilkan dampak yang positif, guru SM perlu mengetahui
etika dalam melakukan kunjungan, seperti yang dijelaskan oleh Pdt. Stephen Tong
Kunjungan bukan saja untuk mencari domba yang sesat, tetapi juga dapat membina
hubungan erat dengan guru sehingga guru dapat lebih mengenal dan memperhatikan
hidup anak didiknya. Kunjungan ialah pekerjaan kerohanian, sebab itu banyak berdoa,
supaya Tuhan memberi sikap, motif yang benar, dan kesempatan yang tepat.
7. Mengunjungi tidak boleh pilih kasih, harus mengunjungi tiap-tiap anak Sekolah
Kunjungan Istimewa:
1. Pada waktu anak sakit. Anak yang sakit harus banyak dikunjungi, maka kita akan
memenangkan hati anak itu (terutama anak nakal). Dari kesakitannya, kita dapat
b. Dalam keadaan sakit anak memerlukan belas kasihan dan sangat menghargai
c. Pada waktu sakit anak mudah membedakan persahabatan yang benar dan
e. Dalam keadaan yang lemah dan susah, anak memiliki pandangan terhadap jiwa dan
menimbulkan akibat yang tidak baik. Kita dapat menemuinya untuk menyatakan
kasih kita pada kesempatan lain atau jika bertemu di rumah anak yang lain.
3. Dalam rumah tangga yang sedang sibuk atau ada kejadian yang tidak baik jangan
campur tangan atau bertamu terlalu lama. Datang pada kesempatan yang lain.
keadaannya. Tetapi harus diperhatikan, jangan terlalu sering dan kartu bergambar
Sumber:
• Pdt. Dr. Stephen Tong, Biarkanlah Anak-anak Datang Kepada-Ku: Cara Mengajar
Pendahuluan
2. Membagikan visi dan konsep Kelompok Sel Anak yang sedang diterapkan di
3. Memberi gambaran bagaimana memulai dan menjalankan kelompok sel anak dan
teknis pelaksanaannya.
Dengan karya tindakan Allah, gereja tidak pernah menutup mata untuk suatu
3. Tuntutan Abad 21
Kebuthan akan citra keluarga yang utuh dalam dunia serba tidak menentu.
Mengapa anak-anak
3. Anak-anak juga dipanggil untuk memberi citra gambaran akan keluarga Allah.
Tugas
Untuk memulai pelayanan kelompok kecil anak, sangat penting untuk mengetahui
keadaan di mana Saudara berada, oleh karena itu secara kelompok atau individu:
1. Berikan gambaran singkat tentang keadaan gereja menurut Saudara secara singkat
2. Tanyakan pada diri saudara sendiri sampai dimana Saudara mau terlibat dalam
1. Tim Inovator
2. Pemimpin Inti
3. Jaringan Pendukung
4. Anggota Sel
Tugas
Apabila Saudara ditunjuk sebagai orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
Bahan mengajar berikut ini dapat membantu Anda untuk mengajarkan kepada anak-
anak tentang pentingnya menjaga kerapian sebuah ruangan, baik itu kamar tidur,
rumah, bahkan juga ruang kelas Sekolah Minggu. Tunjukkan kepada mereka manfaat
menjaga ruang kelas Sekolah Minggu agar selalu rapi dan bersih.
BERANTAKAN
Hampir semua anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai kamar yang
berantakan. Tetapi ketika ibu masuk ke kamar Lani hari ini, ia melihat sebuah kamar
tergeletak begitu saja di atas sebuah kursi, dan tempat tidurnya pun sama sekali tidak
dibereskan. Apakah yang akan kamu katakan seandainya kamu adalah ibu Lani?
2. Apakah kamu suka mempunyai kamar yang bersih? Bagaimanakah caranya agar
kamu mempunyai kamar yang bersih? Siapakah yang harus menjaga kamarmu agar
tetap bersih?
Ibu Lani tidak mengatakan apa-apa. Ia pergi ke dapur dengan tenang. Lani bertanya-
tanya dalam hati mengapa ibu tidak memarahinya setelah melihat kamarnya yang
berantakan.
Kemudian Lani menyusul ibu ke dapur. Ketika ia masuk ke dapur, ia sangat terkejut.
Lani pergi ke ruang tamu untuk mencari ibunya. Tetapi ketika sampai di sana, ia
juga pakaian ayah dan ibu. Ke ruangan mana pun Lani pergi, ia melihat semuanya
berantakan.
"Ibu! Ibu!" kata Lani ketika ia melihat ibunya. "Apa yang terjadi dengan rumah kita?"
"Ada yang tidak beres?" tanya ibu. "Tidak ada yang tidak beres, Lani. Semuanya
Ibu benar. Keadaan rumah kini persis seperti keadaan kamarnya. Lani merasa malu
sekali.
Lani segera pergi ke kamarnya. Ketika ibu masuk ke kamarnya beberapa menit
kemudian, ia tersenyum. Kamar Lani tampak rapi sebagaimana mestinya. Dan ketika
Lani kembali ke ruang tamu, sebagian rumah sudah tampak rapi, sebagaimana yang
"Mulai sekarang, mari kita menjaga semua ruangan di rumah ini agar selalu bersih
1. Keadaan rumah yang bagaimanakah yang kamu inginkan seandainya Tuhan Yesus
2. Mengapa Tuhan Yesus ingin agar kita selalu rapi dan bersih?
Bacaan Alkitab:
1Korintus 14:40
Kebenaran Alkitab:
Doa:
Tuhan Yesus, kiranya saya tidak akan pernah mempermalukan Engkau karena saya
atau karena kamar saya atau karena hal-hal yang saya kerjakan. Amin.
11.6 Disiplin Sebagai Kebutuhan Anak
B.S. Sidjabat)
Pengantar
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam rangka pembentukan dan
pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif
anaknya maka mereka juga harus mendisiplinnya. Kasih dan disiplin harus berjalan
kekecewaan dan perasaan terluka. Oleh karena itulah bahasan kita mengenai disiplin
ini amat perlu, selain menjadi masukan dalam pelayanan juga menjadi alat refleksi
Pentingnya disiplin orangtua bagi anaknya bukan saja karena alasan sosiologis dan
psikologis, tetapi juga karena pemahaman teologis. Keterangan singkat berikut ini
maupun secara kelompok. Cara Tuhan mendisiplin umatNya sama dengan cara ayah
mendisiplin anaknya (Ul 8:5); Mzm 6:2; 38:2-3) Tujuan Allah mendisiplin manusia
adalah agar mereka bertaat, hormat dan takut kepadaNya. Karena itu Tuhan
pembuangan ke tempat atau negeri lain. Sejarah Israel menyatakan umat kerajaan
Israel utara terbuang selama 40 tahun ke Asyur dan umat Yehuda ke negeri Babilonia
selama 70 tahun.
Dalam Perjanjian Baru, Penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa Allah mendisiplin
menggunakan uang, hidup berdoa secara tekun. Dia pun menyatakan bahwa
kepentingan orang lain mesti didahulukan sebagaimana tampak dalam hal Yesus
melayani orang yang datang kepadaNya meskipun seringkali belum sempat (bd. Mrk
mereka dengan keras (bd. Mrk 8:14-21). Bilamana murid-murid ingin membalas
Yesus pun menyatakan agar murid-muridNya belajar hidup secara tertib dalam arti
memelihara kesucian hidup agar senantiasa merasakan kehadiran Allah (bd. Mat 5:8).
Bagi Yesus, orang dewasa harus mendisiplin anggota tubuhnya -- tangan, kaki, mata -
- agar tidak membawa keburukan bagi orang lain terutama "menyesatkan" anak-anak
di bawah asuhan mereka (Mat 18:8-10). Sebab dia sendiri melarang murid-murid
mengabaikan atau meremehkan anak-anak kecil (Mat 19:13-15). Tidak jarang pula
Yesus menyatakan bahwa Dia tetap mengasihi murid-muridNya sekalipun mereka
3. Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus datang untuk menyatakan kebenaran Ilahi
bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia hadir ke dunia untuk membuat
orang insyaf akan dosa dan kejahatannya lalu berbalik kepada Sang Kebenaran yang
memerdekakan yaitu Yesus Kristus (Yoh 16:6-8, 11-13). Roh Kudus juga datang
membuat orang memiliki hikmat hidup dan kekuatan batiniah agar dapat hidup sesuai
kehendak ALlah. (Ef 1:16, 17; 3:16-18). Roh Kudus pun datang ke dalam hidup dan
Dalam Kisah Para Rasul tampak sekali bagaimana sikap dan tindakan Roh Kudus
dalam menegakkan disiplin. Ingatlah kasus Ananias dan Safira karena ingin "mencari
nama dan muka" lalu berdusta kepada rasul Petrus (Kisah Para Rasul 5). Ingat pula
kasus Simon tukang sihir di Samaria yang ingin terkenal lalu hendak membeli kuasa
Roh Kudus dengan uang (Kisah Para Rasul 8). Rupanya Roh Kudus tidak
Surat Paulus kepada jemaat di Korintus cukup banyak menyinggung masalah disiplin
kehidupan memelihara tubuh dan sejenisnya. Dia mengajak jemaat untuk terus sadar
bahwa Roh Kudus mendiami mereka sehingga mereka menghindarkan diri dari segala
godaan mencemarkan diri (3:16; 6:19-20). Mereka harus menertibkan cara berpikir
mereka sendiri agar tetap memelihara suara hati yang jernih di dalam mengambil
keputusan dalam hidup bersamaan dengan orang lain (8:1-3). Mereka harus
mengendalikan diri dalam ibadah agar tidak menonjolkan diri, mencari kemuliaan diri
sendiri sehingga firman Allah tidak diberitakan sebagai mana mestinya (12-14).
Tugas orangtua
Paul Meier (1982) menegaskan bahwa karena pentingnya disiplin bagi anak, Kitab
Amsal saja menuliskan beberapa nats mengenai tugas orangtua untuk mendisiplin
anaknya (13:24; 19:18; 22:6; 22:15;23:13; 29:15, 17). Ditambahkan pula oleh Meier
bahwa ayah harus mendapat tempat sebagai kepala rumah tangga; dan ibu sebagai
pendampingnya (bd Kej 2:18). Kalau ayah tidak berperan sebagai kepala dalam
rumah tangga, maka anak tidak memiliki idola yang jelas, tidak mempunyai konsep
otoritas secara jelas dan benar pula. Akhirnya keadaan demikian dapat menimbulkan
Rasul Paulus juga menyatakan tekanan yang sama dalam surat kirimannya (Ef 6:4;
Kol 3:21). Tugas orangtua ialah mendidik anak dalam ajaran dan nasehat Tuhan,
sehingga anak terhindar dari "sakit hati" dan "tawar hati". Betapa kecewanya anak
membantu anak mengerti mana yang baik dan mana yang buruk; dan tidak menolong
Sikap otoriter justru menimbulkan rasa takut dan keinginan balas dendam pada diri
Dalam hal apa sajakah orangtua membantu anak hidup tertib, teratur dan memiliki
rasa tanggung jawab? Jawabnya, dalam segala aspek kehidupan, antara lain:
d. Mengurus diri sendiri --- mandi, berpakaian, memelihara "mainan" atau barang
pribadi lainnya.
h. Menepati janji atau ucapan, termasuk mengembalikan barang pinjaman dari teman.
(Berani Mendisiplin) (1970) dan "Disiplin With Love (1983). Menurut Dobson,
tujuan disiplin bagi anak ialah agar mereka dapat belajar bagaimana cara hidup
bertanggung jawab. Prinsip Dobson yang dituangkan dalam karyanya "The New Dare
a. Orangtua harus mengembangkan rasa hormat dalam diri anak terhadap orangtuanya
sendiri. Rasa hormat itu harus ditumbuhkan melalui komunikasi yang akrab, lalu
anak. Dengan begitu anak belajar mengenai otoritas secara benar dan tepat.
b. Orangtua harus menghukum anak atas tingkah lakunya yang jelas memberontak
atau menentang orangtua; melawan terhadap aturan yang sudah diterangkan dan
ditetapkan atau disetujui sebelumnya. Hukuman fisik harus dikenakan bagi anak, pada
Menurut Dobson, kalau anak sudah berusia sembilan tahun tidak tepat lagi
memukulnya dibagian pantat, atau mengenakan hukuman fisik pada bagian tubuh
secara fisik. Sebelum melakukan hukuman fisik orangtua harus menghitung dalam
d. Orangtua tidak memberikan sogokan kepada anak, berupa benda, agar ia berlaku
Sekalipun demikian Dobson juga mengemukakan bahwa untuk mendisiplin anak, kita
dapat memperkuat sikap dan perilaku positif dengan jalan menghargainya. Kalau ada
hal positif, yang patut dipuji yang diperbuat anak, ia patut mendapat sanjungan
orangtua. Prinsip ini disebut "reiforcement". Hal ini dilakukan dengan memberikan
hadiah karena ia berbuat baik. Prinsipnya antara lain adalah sebagai berikut:
b. Hadiah tidak selalu berupa benda, bisa juga pujian, kata yang membangun (Ef
4:29).
c. Kalau tingkah laku yang diharapkan terbentuk maka perbuatan memberi hadiah
dihentikan saja.
Perkara lain yang harus diperhatikan dalam membangun sikap disiplin pada diri anak
ialah prinsip kerjasama. Untuk menimbulkan rasa tanggungjawab dalam diri anak,
pendapat atau meminta tolong kepada anak tidak salah, justru dapat membuat anak
merasa berharga. Apalagi kalau anak itu sudah berusia diatas lima tahun (TK atau
SD).
Kemudian orangtua dapat mengajak anaknya melakukan apa yang direncanakan
Jika ada kesalahan, orangtua memberikan koreksi dan kesempatan kedua. Jika anak
berhasil maka anak layak mendapat pujian dan penghargaan. Bisa melalui hadiah
material dan bisa pula dengan pujian bahwa anak itu hebat, pintar, dan sejenisnya. Hal
ini dapat diterapkan dalam kegiatan belajar, kegiatan ibadah dan doa, kegiatan
membersihkan rumah, mencuci piring, pakaian, dll. (Parents & Children, ed. Jay
Salah satu persoalan yang tidak biasa kita pungkiri ialah pengaruh nilai budaya
anaknya. Biasanya pengaruh dan gaya disiplin yang diperoleh orangtua dari keluarga
asalnya (family of origin) ikut serta terefleksi dalam pendidikan dan pembinaan
anaknya.
1. Boleh saja (permisif). Ada orangtua yang tidak mendisiplin anaknya, sehingga di
rumah anak bebas melakukan apa saja, tanpa peraturan dan pedoman atau batasan
(boundary) yang jelas. Hal demikian terjadi karena orangtua sibuk, lemah dan kurang
2. Kekuasaan. Ada orangtua yang amat menekankan sikap otoriter terhadap anaknya;
banyak larangan; sehingga anak takut dan merasa tidak bebas untuk berkreasi; takut
berbuat kesalahan dan mencoba memperbaikinya. Anak yang diancam oleh orangtua
namun tidak pernah terlaksana ancaman itu, bisa membuat anak memandang rendah
3. Hierarkhis. Ada orangtua yang takut mendisiplin anaknya karena kehadiran nenek
atau kakek. Campur tangan kakek atau nenek dalam mendisiplin anak pada dasarnya
menghambat anak memiliki konsep yang benar mengenai ayah atau bapak. Anak
demikian akan manja, tidak punya pendirian yang baik. Sebaliknya pengaruh kakek
atau nenek bagi anak harus diminimalkan oleh kehadiran ayah dan ibu di tengah-
4. Penumbuhan rasa malu dan takut. Ada orangtua yang terus mengumandangkan
istilah "Kamu nggak tahu malu!?" bagi anaknya yang berlaku tidak sopan. Ada pula
yang menakut-nakuti anak agar berperilaku baik seperti takut kepada polisi, dokter,
Disamping membawa hasil baik, hal demikian tentu saja membawa pengaruh negatif.
karena sibuk maka pembinaan anak ditangani oleh pembantu rumah tangga. Banyak
pembantu rumah tangga tidak mempunyai ketrampilan dalam pembinaan dan disiplin
anak, disamping mempunyai motif ekonomis saja dalam menunaikan tugasnya. Pada
umumnya anak yang diasuh dan dibesarkan oleh pembantu cenderung nakal, tidak
tertib kerena pembantu rumah tangga tidak mampu mengendalikan secara kreatif.
Bahan bacaan:
• Drehner, John
• Dobson, James
• Kesler, Jay
Seringkali kita mendengar pandangan yang mengatakan bahwa "bohong putih" itu
tidak apa-apa, toh tujuannya baik. Dalam kenyataan hidup, sulit sekali untuk berlaku
jujur apalagi di saat yang sama kita seringkali diperhadapkan dengan suatu dilema.
Sehingga "bohong putih" seringkali menjadi salah satu pilihan terpaksa sebagai jalan
keluar.
Sebagai contoh, anda sedang mengajak anak anda yang masih berusia 3 tahun
berjalan-jalan di taman dan kebetulan ada seorang penjaja es krim yang lewat. Anak
anda segera merengek minta dibelikan, tapi anda tidak ingin membelikannya karena
anak anda sedang batuk. Mungkin pada akhirnya anda akan tergoda untuk
mengatakan pada anak bahwa es krim yang dibawa penjual tersebut sebenarnya sudah
habis.
Pada dasarnya "bohong putih" sama saja dengan kebohongan, yaitu mengatakan hal
yang tidak benar dengan tujuan mengelabui seseorang. Untuk mengajarkan sikap dan
perilaku jujur pada anak, sebagai orang dewasa kita harus terlebih dulu memberi
Meskipun anak kecil dapat kita "perdaya" oleh "kebohongan putih" tersebut, pada
saatnya mereka akan mengerti juga dan pada saat itu tiba mereka telah belajar dua hal
1. Anak menganggap "bohong" sebagai jalan keluar dari situasi yang sulit
2. Anak mendapati bahwa orang tua (orang dewasa) tidak selalu dapat dipercayai
perkataannya
Sumber:
• Arlene Eisenberg; Heidi E. Murkoff; Sandee E.; Hathway, B.S.N., Anak di Bawah
Tiga Tahun: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan, halaman 491, Penerbit
ARCAN.
Sama seperti Kristus yang selalu mendoakan murid-murid-Nya, kita sebagai seorang
guru SM pun harus senantiasa mendoakan anak-anak SM kita. Banyak cara yang
dapat digunakan untuk memotivasi diri kita berdoa bagi mereka. Tips berikut ini
Sudah menjadi kewajiban kita untuk mendoakan murid-murid kita. Charles Stanley
menuliskan, "Doa kita adalah penghubung antara Tuhan sebagai sumber dari
segalanya dan kebutuhan kita sebagai manusia." Namun, kita tidak selalu tahu apa
Suatu cara yang membantu saya untuk mendoakan murid-murid saya adalah dengan
kotak yang diletakkan di dalam kelas. Selama kelas berlangsung, saya sediakan waktu
beberapa menit bagi mereka untuk mengisi kartu-kartu itu dengan pokok-pokok doa
mereka. Seringkali, pokok-pokok doa yang mereka tulis ini berbeda dengan pokok-
pokok doa yang mereka sebutkan sewaktu doa bersama. Saya tetap menjaga
akan, Allah membangun jembatan yang menghubungkan jiwa kami melalui waktu
doa ini. Saya bisa melihat dalam mata mereka pada hari Minggu atau pada waktu
mereka tahu saya mendoakan mereka. Kami saling berbagi sukacita atas jawaban doa
kami. Kami tumbuh seperti yang kami pelajari bahwa kadang-kadang Tuhan
Ada cara yang berbeda-beda untuk mulai mendoakan murid-murid Anda. Pertama,
jelas Anda harus berkomitmen untuk melakukannya. Kedua, dapatkan cara yang bisa
Anda gunakan. Mungkin ide-ide berikut ini bisa Anda gunakan. Jika tidak, berdoalah
agar Allah membantu Anda untuk menemukan cara yang bisa Anda gunakan secara
pribadi dan bisa Anda jadikan sebagai gaya hidup Anda. Anda bisa memulainya
dengan:
2. Anda mencatat hal-hal yang berhubungan dengan permohonan doa mereka pada
waktu berdoa. Mungkin Anda bisa mendoakan perubahan perilaku tertentu dari
____________________________
| teman-teman sebayanya. |
|____________________________|
3. Doakan dengan singkat daftar nama anak-anak di kelas Anda. Anda dapat
mendoakan satu anak setiap minggunya dan terus doakan sesuai urutan dalam daftar
tersebut. Anda juga bisa setiap hari dalam satu minggu berdoa untuk beberapa anak
tertentu.
Sumber:
Lasting Difference in Young Lives, Artikel Praying for Your Student, halaman 63 -
a. Karakter adalah suatu kualitas yang dimiliki oleh seseorang yang membedakan
b. Jika seseorang memiliki karakter khusus berarti seseorang itu memiliki kualitas
d. Anda juga dapat menggunakan kata karakter untuk menyebutkan bahwa seseorang
termasuk dalam kategori tertentu, misalnya seseorang memiliki karakter aneh, berarti
menunjukkan betapa seseorang itu baik hati dan dapat diandalkan. Apabila seseorang
memiliki karakter baik, berarti bahwa orang tersebut baik hati dan dapat diandalkan.
f. Apabila anda mengatakan bahwa seseorang memiliki karakter, itu berarti bahwa
orang itu memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan
lebih efektif.
Kualitas/watak yang dimiliki oleh seorang Kristen ini adalah hidup yang
dengan cara menjadi serupa dengan Kristus dan meneladani Kristus dalam hidupnya,
membentuk karakter anak yang kita didik, kita perlu menganal mereka secara pribadi
dan menerima mereka sebagaimana adanya. Hal-hal yang perlu kita ketahui dalam
penerimaan adalah:
a. Setiap anak dicipta secara unik dan berbeda dari yang lainnya.
d. Setiap anak memiliki keunikan pribadi yang membedakan dirinya dengan anak
lain.
Namun sebagai pendidik, tidak cukup hanya dengan menerima sebagaimana adanya
anak itu. Tetapi kita juga bertanggung untuk mengembangkan mereka dan
membentuk karakter Kristen di dalam dirinya. Beberapa prinsip yang perlu kita
Dalam mendidik karakter kekristenan ini guru perlu memiliki kasih, kesucian,
Penerbit : LRII
Halaman : 3-10
Acara ini sangat penting untuk setiap anak yang baru pertama kali hadir di Sekolah
Berikut ini adalah beberapa kreasi untuk menyambut anak baru, yaitu:
1. Pengalungan medali.
Tentu saja bukan medali sesungguhnya, guru bisa membuat kalung dari beberapa
permen yang diikat menjadi satu, sehingga menyerupai sebuah "medali". Anak yang
baru hadir akan menerima pengalungan medali (kalung "permen") dari seorang anak
lama, dan semua anak lama memberikan salam pada anak baru.
2. Wawancara khusus.
Guru dapat menjadi semacam "reporter" (seperti seorang wartawan). Dengan gaya
"lucu", guru bertanya kepada anak baru tersebut. Berikan pertanyaan yang unik tanpa
menyinggung perasaannya, misal: "Maaf, boleh saya mengetahui nama Anda?" "Oh,
jadi Anda ini yang bernama: Joko. Pak Joko, kami semua senang bertemu Anda di
sini (dan seterusnya)." Walau sederhana, wawancara santai ini menarik dan berkesan.
Anda bisa meminta data anak tersebut, dalam bentuk dialog. Jangan ada kesan
Jika dalam suatu ilustrasi cerita diperlukan nama tokoh tertentu, guru boleh
menjadikan nama anak baru itu sebagai nama tokoh tersebut. Artinya, libatkanlah dia
dalam pelajaran hari itu, atau dengan sengaja meminta pendapatnya dalam suatu
timbulkan kesan: Anda sangat memperhatikan dia sejak pertama dia datang!
Bagian ini sangat sulit karena memerlukan perhatikan khusus dari semua guru kelas.
akan mempunyai kesan bahwa gurunya sangat perhatian kepadanya, pasti ia akan
datang kembali.
Beri pesan, Minggu depan kakak harap kamu datang lagi. Kakak mau minta tolong
agar kamu membantu, misal mengedarkan kolekte atau tugas sederhana yang lain.
Jika seorang anak merasa dibutuhkan, maka harga dirinya akan terangkat. Ia akan
Bisa juga meminta supaya ia mengundang teman-temannya yang lain. Beri blangko
Alangkah baiknya, jika guru bisa meminta satu atau dua orang anak yang rumahnya
berdekatan dengan anak baru tersebut untuk mengingatkan dan menjemput anak baru
tersebut ke Sekolah Minggu. Anak baru tersebut akan merasa "punya kawan" dan
Jika tidak ada anak yang bersedia (atau malu), guru dapat menjadi "pelopor"
penjemputan. Usahakanlah agar guru tidak sendirian ketika menjemput anak baru itu,
tetapi mengajak satu atau dua orang anak Sekolah Minggu lainnya. Pilih yang
rumahnya terdekat dengan anak baru tersebut, sehingga Minggu berikutnya mereka
Cara termudah dan efektif adalah dengan membuat acara kelompok di kelas.
Masukkan anak baru dalam kelompok tersebut. Buatlah supaya ia merasa "diterima
dan punya kelompok" di Sekolah Minggu. Hal ini akan membuat dia kerasan dan
rindu untuk selalu hadir SM.
Jika blangko undangan SM sudah ada, berilah dia blangko tersebut. Mintalah ia
mengundang teman-teman lainnya. Jelaskan sedikit mengenai SM, seputar acara dan
kegiatannya. Ingat, kebanyakan anak baru "tidak tahu apa-apa" tentang Sekolah
Minggu yang mereka ikuti, akibatnya, walaupun acara hari Minggu depan menarik,
mereka tidak akan datang lagi. Karena itu, berilah waktu untuk berbincang-bincang
dan menjelaskan sedikit kepadanya tentang Sekolah Minggu di akhir pertemuan atau
sesaat sebelum ia pulang. Guru boleh juga mengantarnya pulang, hal ini akan lebih
berkesan.
Kebanyakan anak baru belum mengenal lagu-lagu pujian di Sekolah Minggu. Jika ia
"malu" karena tidak bisa mengikuti puji-pujian, bisa jadi hari Minggu depan ia tidak
akan datang lagi karena merasa "terasing/malu". Maka, sediakanlah beberapa copy
teks lagu-lagu yang biasa dinyanyikan agar ia dapat mengikuti dan menikmati acara
Sumber:
• Paulus Lie, Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif, halaman 75 - 77, Yayasan
Pernahkah anda tergagap karena tak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan
seorang anak berumur 5 tahun? Seringkali begitu polos dan sederhananya pertanyaan
itu sampai orang dewasa menemui kesulitan untuk memberikan jawaban yang
sederhana untuk mereka. Di bawah ini adalah cuplikan 9 pertanyaan biasa yang
diajukan anak Balita tentang Tuhan dan hal-hal rohani lainnya, serta contoh pedoman
jawaban yang dapat diberikan. Kiranya materi ini dapat memperluas wawasan serta
Tidak seorangpun. Allah sudah ada di sana sebelum dunia dibuat dan Ia akan selalu
ada selama-lamanya. Allah tidak dibuat tapi Ia adalah Pencipta segala sesuatu, karena
Dia membuat kita dan Ia juga membuat segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Allah tidak punya umur. Dia tidak menjadi tua seperti kita dan Dia tidak pernah
berubah.
Dia ingin ada di setiap rumah, khususnya dalam rumah hati kita. Tapi Ia hanya mau
tinggal jika pemilik rumah itu menginginkan Dia tinggal di sana. Yesus tidak pernah
memaksa untuk tinggal di rumah kita. Tapi kalau diundang Ia akan datang. Dan Ia
Mereka adalah utusan Allah. Alkitab menceritakan tentang malaikat- malaikat yang
Allah utus untuk menyampaikan pesan kepada manusia. Alkitab memberitahu kita
bahwa malaikat melindungi orang-orang yang mengasihi Allah. Kitab Ibrani dalam
Perjanjian Baru mengatakan bahwa malaikat dikirim untuk melayani orang yang
mengasihi Allah.
Allah memakai malaikatNya untuk menjaga dan memelihara, bukan hanya anak-anak
tapi juga orang dewasa yang dikasihi Tuhan. Ada orang Kristen yang percaya bahwa
setiap orang memiliki masing-masing malaikat penjaga. Kita tidak tahu apakah itu
benar, tapi kita bisa meminta Allah untuk mengirim malaikatNya untuk menjaga dan
melindungi kita.
Dalam berdoa kita bisa berbicara, bercerita, menyatakan terima kasih, minta maaf,
atau minta tolong kepada Tuhan. Seperti dengan ibu kita, kita bisa bercerita apa saja,
bukan? Bayangkan kalau kita tidak dapat berbicara dengan ibu kita, nah.. kita akan
sedih bukan? Demikian juga berdoa kepada Tuhan Yesus, Ia mengajar kita berdoa,
karena Ia senang berbicara dengan kita. Ia juga senang menolong kita dengan
Biasanya orang mati ketika mereka sudah tua dan sudah lama hidup di dunia. Tubuh
mereka menua, seperti pakaian tua yang menjadi lapuk. Jadi, memang suatu saat nanti
orang akan mati. Jika hal itu terjadi, itu adalah saat baginya untuk meninggalkan
Sumber:
• Jeremie Hughes, Jika Anak-anak Bertanya, halaman 57 - 89, PT. Inkosindo Perdana,
Jakarta.
Apakah arti kata-kata itu bagi Anda? Mungkin bagi beberapa orang kata-kata itu
mempunyai arti yang tidak begitu penting. Tapi tahukah Anda, betapa pentingnya
kalimat ini jika kita ucapkan pada orang yang kita kasihi. Kata-kata dalam kalimat ini
adalah kombinasi kata-kata yang sangat sederhana seperti kata-kata lainnya. Tetapi
Dalam hal ini, mereka bukan hanya sekedar kata-kata. Mereka sudah menjadi suatu
komunikasi.
Komunikasi yang memadai itu penting dalam pengajaran Sekolah Minggu yang
efektif. Oleh sebab itu kita harus melakukannya sebaik mungkin dengan meluangkan
Seperti yang telah kita lihat, komunikasi tidak hanya sekedar menggabungkan
rangkaian kata-kata. Berikut ini beberapa sisi komunikasi efektif yang sudah
diidentifikasikan:
Jika Anda mendengar saya mengatakan, "Aku sayang kamu," dengan sangat keras,
seluruh elemen baru akan ditambahkan ke dalamnya. Perubahan nada suara saya,
penekanan yang saya berikan pada kata- kata tertentu, dan emosi yang saya rasakan
ketika saya mengucapkan kata-kata itu akan menjadi faktor yang saling berhubungan
dalam menyampaikan kalimat tersebut. Dan, tergantung pada konteks dimana saya
pengaruh pada arti pentingnya pesan dari kata-kata tersebut bagi pendengarnya.
Saya menulis kata-kata ini ketika saya sedang duduk di sebuah hotel di New Orleans.
Pagi tadi, saya mengucapkan selamat tinggal kepada istri saya sebelum berangkat ke
sini untuk suatu perjalanan bisnis yang singkat. Ketika saya melangkah keluar, saya
kata-kata tersebut, ada suatu kesedihan dan penyesalan dalam nada suara saya. Saya
sudah tahu bahwa saya akan merindukannya, dan saya merasa sedih. Saya ingin
meyakinkan Elaine bahwa saya menyayanginya meskipun saya tidak ada di sana