Anda di halaman 1dari 9

MODUL 2

Skenario 2: USSY YANG KONSTIPASI

Ussy sedang membaca buku tentang makanan dan pencernaan yang menjelaskan tentang
berbagai jenis nutrien dan fungsinya. Dia teringat dengan goreng ubi yang baru disantapnya,
sebagai respon terhadap gastrin yang meningkat. Ussy ingin mengetahui kandungan apa saja yang
terdapat di dalam goreng ubi tersebut dan sumber makanan lain yang punya zat gizi sama.

Dalam buku itu juga dijelaskan bahwa gigi sangat berperan dalam memudahkan makanan
untuk diabsorbsi. Ussy pernah mengalami konstipasi, yang setelah membaca buku itu, Ussy
menyimpulkan karena saat itu ia kurang minum dan sangat sedikit mengkonsumsi sayuran. Hal ini
mengakibatkan sekresi saluran cernanya juga terganggu. Ussy sampai harus mengedan agar bisa
buang air besar. Waktu kuliah, dosen menerangkan saat buang air besar berada dalam kondisi yang
santai agar mekanisme pelepasan menjadi lebih alami, karena ada hubungan dengan interaksi gut-
brain-axis, meskipun demikian Ussy masih bisa bernafas lega karena feses tidak berwarna dempul,
seperti yang dialami kakaknya sebulan yang lalu. Menurut perkiraan semua ini ada hubungannya
dengan metabolisme dalam tubuh.

Sebaliknya, anak kakak Ussy sempat mencret berkali-kali, akan tetapi masih bisa defekasi.
Ussy bahkan tidak bisa membayangkan bayi-bayi yang lahir tanpa anus, atau orang dewasa yang
mendadak tidak dapat menelan karena mengalami achalasia. Ussy jadi semakin ingin memahami
banyak hal terkait sistim pencernaan.

Bagaimanakah Anda menjelaskan hal-hal yang ingin dipahami oleh Ussy?

STEP 1 : TERMINOLOGI

1. Nutrien : Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
2. Gastrin : Gastrin adalah hormon peptida yang merangsang sekresi asam lambung
(HCl) oleh sel-sel parietal lambung dan membantu dalam pergerakan lambung. Hormon
dilepaskan oleh sel G di antrum pilorik lambung, duodenum, dan pankreas.
3. Konstipasi : Konstipasi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan
buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras.Konstipasi dapat diartikan
terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Menurut North American
Society for Pediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (NAPSGAN) 2006,
menyebutkan konstipasi adalah kelambatan atau kesulitan dalam defekasi yang terjadi
dalam 2 minggu atau lebih dan cukup membuat pasien menderita.
4. Gut-brain-axis : komunikasi dua arah antara sentral (otak) dan sistem saraf enterik yang
menghubungkan antara pusat emosi dan kognitif di otak dengan fungsi sistem pencernaaf
perifer
5. Metabolisme : adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat seluler. Tiga tujuan utama metabolisme yaitu konversi makanan menjadi
energi untuk menjalankan proses seluler; konversi makanan/bahan bakar menjadi bahan
penyusun protein, lipid, asam nukleat dan beberapa karbohidrat; dan pembuangan limbah
nitrogen.
6. Achalasia : kalasia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tidak adanya
peristaltik di esofagus bagian bawah dengan spingter esofagus bagian bawah (LES) yang
hipertonik sehingga tidak terjadi relaksasi sempurna saat menelan makanan.

STEP 2 : RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja jenis nutrient dan bagaimana fungsi masing-masing nutrient?


2. Mengapa gastrin yang meningkat mempengaruhi ussy untuk memakan goreng ubi?
Bagaimana mekanisme gastrin dalam tubuh manusia?

Sel-sel endokrin khusus, sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung
menyekresikan gastrin ke dalam darah apabila mendapat rangsangan yang sesuai.5
Aktivitas sekresi lambung sangat ditingkatkan awal makanan saat kemo dan mekano
reseptor dalam rongga mulut, dirangsang oleh pengunyahan dan pengecapan makanan.
Impuls aferen dari reseptor ini menuju ke otak dan diteruskan ke serat saraf eferen dalam
saraf vagus yang bekerja langsung pada sel-sel oksintik untuk meningkatkan sekresi asam.
Bersamaan waktu dalam neuron pleksus saraf intrinsik terangsang oleh aferen vagus
membangkitkan impuls yang menginduksi sel G melepaskan gastrin.

Adanya makanan dalam lambung merangsang sekresi asam dengan meningkatkan


pelepasan gastrin, terutama protein dan produk hasil pencernaan protein yang terkandung
dalam makanan. Glukosa oral dan lemak menyebabkan sedikit peningkatan gastrin serum
tetapi tidak merangsang sekresi lambung.

Peregangan lambung serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung memicu
pengeluaran hormon gastrin dari bagian mukosa antrum. Hormon ini berefek memicu
sekresi getah lambung yang sangat asam oleh bagian fundus lambung (Tabel 1).3 Gastrin
juga mempunyai efek perangsangan kuat pada fungsi motorik lambung, yaitu
meningkatkan aktivitas pompa pilorus sehingga berperan penting dalam mempermudah
pengosongan lambung. Selain itu gastrin mempunyai efek konstriksi pada ujung bawah
esofagus untuk mencegah terjadinya refluks isi lambung ke dalam esofagus selama
peningkatan aktivitas lambung.
Gastrin diabsorpsi ke dalam darah dan di kelenjar oksintik bagian bawah di dalam korpus
lambung. Di sini gastrin merangsang sel-sel parietal secara kuat dan juga sel-sel peptik.
Jadi, gastrin berperan penting dalam meningkatkan kecepatan sekresi asam hidroklorida
oleh sel parietal. Kemudian asam hidroklorida memicu aktifitas refleks enterik yang tidak
hanya meningkatkan sekresi asam hidroklorida lebih lanjut, tetapi juga secara sekunder
merangsang sekresi enzim oleh sel-sel peptik hingga dua sampai empat kali lipat.9,11
Selain itu gastrin merangsang sekresi enzim pankreas dan aliran empedu hati,
meningkatkan tonus istirahat sfingter esofagus bagian bawah, serta menghambat
pengosongan lambung.

Pada saat terjadi rangsangan oleh protein atau asam amino maka sel G akan menyekresi
gastrin. Gastrin dilepaskan dengan cepat secara eksositosis. Selain diangkut ke sel parietal,
gastrin juga berinteraksi dengan reseptor CCK2 (CCK-2R) pada sel enterochromaffin-like
(ECL), melepaskan histamin yang kemudian berinteraksi dengan sel parietal untuk
menginduksi sekresi asam lambung. Gastrin juga telah terbukti memiliki beberapa fungsi
tambahan, diantaranya merangsang sekresi pepsin, faktor intrinsik, enzim pankreas dan
pengeluaran insulin, meningkatkan tonus istirahat sfingter esofagus bagian bawah, serta
menghambat pengosongan lambung. Gastrin mempengaruhi sel parietal untuk menyekresi
asam lambung. Kekurangan gastrin dapat menyebabkan terjadinya hipoklorhidria. Dalam
hal ini, makanan menjadi sulit atau lama dicerna dalam lambung sehingga pada saat masuk
ke dalam duodenum belum lumat seutuhnya yang berakibat penyerapan makanan menjadi
kurang maksimal. Kelebihan gastrin dapat terjadi pada beberapa keadaan inflamasi
lambung seperti gastritis dan ulkus peptikum. Umumnya hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengiritasi lambung
seperti makanan pedas atau asam, kopi, minuman beralkohol, obat-obatan (aspirin), adanya
asam lambung yang berlebihan, serta infeksi bakteri.
3. Kandungan gizi apa saja yang terdapat dalam goreng ubi tersebut? Makanan apa saja yang
memiliki sumber gizi yang sama?
4. Bagaimana gigi mempermudah makanan dalam di absorbsi?

Ada empat (4) proses penting yang terjadi disepanjang saluran pencernaan yang mendukung
tersedianya nutrien, elektrolit dan air secara terus-menerus yaitu: 1. Ingesti : Masuknya
makanan (bolus) ke dalam saluran pencernaan. 2. Sekresi: pengeluaran secret pencernaan
untuk membantu proses digesti, di dalam hal ini adalah enzim pencernaan. 3. Digesti :
Penghancuran bolus baik secara mekanik dan kemis menjadi bentuk yang siap di absorbsi oleh
villi intestin. 4. Absorbsi : Penyerapan oleh villi-villi intestin untuk selanjutnya masuk ke dalam
sirkulasi darah.
Mastikasi (mengunyah). • Proses pencernaan di mulai dengan aktivitas mengunyah, dimana
makanan dipecah dalam partikel kecil yang dapat ditelan. Makanan (bolus) di dalam mulut
mengalami penghancuran yang di sebut mastikasi (mengunyah). • Proses ini terjadi dengan
bantuan gigi-geligi, saliva dan lidah. Proses mastikasi dimulut penting karena: (a) Enzim hanya
bekerja pada permukaan makanan, (b) Mencegah iritasi pada mulut akibat bolus yang keras.
Di dalam mulut, bolus telah mengalami proses pencernaan meskipun relatif kecil. Sekresi enzim
pencernaan khususnya amilase telah terjadi yang terkandung dalam saliva. Enzim ini akan
memecah amilum menjadi maltosa dan glukosa. • Absorbsi glukosa juga terjadi dimana kita
dapat merasakan adanya rasa manis dalam makanan. • Sekresi saliva dipengaruhi oleh ; 1.
Bolus dalam mulut (fak mekanik) 2. Mencium makanan enak (fak. Psikis) 3. Bolus yang asam
atau asin (fak. Kimia)
Menelan • Menelan mulai sebagai aktivitas volunteer yang diatur oleh pusat menelan di
medulla oblongata dari SSP. Saat makanan di telan epiglottis bergerak menutup lubang trakea
untuk mencegah aspirasi makanan dalam paru. Saat bolus masuk dalam esophagus dinding
esophagus berkontraksi dan mendorong makanan ke lambung.
JUMLAH GIGI
Manusia memiliki 32 gigi permanen, 16 di setiap rahang dengan pembagian :
1.) Empat gigi depan (gigi insisius). Bentuknya seperti skop dengan tepi lebar fungsinya untuk
menggigit, hanya mempunyai 1 akar. Gigi atas lebih besar dari pada gigi bawah.
2.) Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas maupun bawah. Gigi ini kuat dan menonjol di
sudut mulut dan hanya memiliki 1 akar.
3.) Empat gigi premolar/gigi molar kecil mahkotanya bulat hampir seperti bentuk kaleng tipis,
mempunyai dua tonjolan, satu disebelah pipi dan satu disebelah lidah. Kebanyaakan gigi pre
molar mempunyai 1 akar, dan beberapa memiliki 2 akar.
4.) Enam gigi molar merupakan gigi yang besar di sebelah belakang dalam mulut digunakan
untuk mengunyah makanan. Semua gigi ini memiliki mahkota persegi, seperti blok - blok
bangunan. Ada yang mempunyai tiga, empat atau lima tonjolan. gigi molar bawah mempunyai
2 akar. Gigi molar atas memiliki tiga akar

JENIS-JENIS GIGI PADA MANUSIA


1.) Gigi Seri, merupakan gigi yang mempunyai satu akar dan berfungsi untuk memotong atau
mengerat makanan. Gigi seri berbentuk tegak dengan mahkota yang horizontal. Manusia
dewasa memiliki 4 gigi seri, 2 di rahang bawah dan 2 di rahang atas.
2.) Gigi Taring, merupakan gigi yang memiliki satu akar dan berfungsi untuk merobek dan
mengoyak makanan. Gigi taring berbentuk tegak dan agak runcing. Manusia dewasa memiliki 4
gigi taring, 2 di rahang bawah dan 2 di rahang atas.
3.) Gigi Geraham Depan (Premolar), merupakan jenis gigi yang mempunyai 2 akar dan berfungsi
untuk menggiling dan mengunyah makanan. Gigi Premolar berbentuk rendah dan terdapat
beberapa tonjolan pada bagian mahkotanya. Manusia Dewasa memiliki 8 Gigi Premolar, yaitu 4
di rahang bawah, dan 4 di rahang atas.
4.) Gigi Geraham Belakang (Gigi Molar), merupakan jenis gigi yang mempunyai 2 atau 3 akar
dan berfungsi untuk menggilas, melumat, menghancurkan, dan menghaluskan makanan. Gigi
Molar memiliki bentuk yang hampir sama dengan gigi Premolar diatas. Manusia dewasa
memiliki 12 gigi Molar permanen. Masing – masing 6 di rahang atas dan bawah.

5. Bagaimana prinsip absorbsi pada saluran pencernaan?


6. Mengapa ussy mengalami konstipasi? Mengapa kurang minum dan kurang banyak makan
sayur mempengaruhi proses konstipasi?

Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang menghantar feses ke rektum
untuk dikeluarkan. Feses masuk dan merenggangkan ampula dari rekum diikuti relaksasi
dari sfingter anus interna. Untuk menghindari pengeluaran feses secara spontan, terjadi
refleks kontraksi dari sfingter anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis yang dipersarafi
oleh saraf pudendus. Otak menerima rangsangan keinginan untuk buang air besar dan
sfingter anus eksterna diperintahkan untuk relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya
dengan bantuan kontraksi otot dinding perut. Kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam
perut, relaksasi sfingter dan otot-otot levator ani (Pranaka, 2009). Ketika serat yang
dikonsumsi sedikit, kotoran akan menjadi kecil dan keras. Konstipasi akan timbul, dimana
dalam proses defekasi terjadi tekanan yang berlebihan dalam usus besar (kolon) keluar dari
otot, membentuk kantong kecil yang disebut divertikula. Hemoroid juga bisa sebagai akibat
dari tekanan yang berlebihan saat defekasi (Wardlaw, Hampl, and DiSilvestro, 2004).
Hampir 50% dari pasien dengan penyakit divertikular atau anorektal, ketika ditanya,
menyangkal mengalami konstipasi/sembelit. Namun, hampir semua pasien ini memiliki
gejala ketegangan atau jarang defekasi (Basson, 2010).

Patogenesis dari konstipasi bervariasi, penyebab multipel mencakup beberapa faktor yaitu:
1. Diet rendah serat , karena motalitas usus bergantung pada volume isi usus. semakin besar
volume akan semakin besar motalitas.

2. Gangguan refleks dan psikogenik. Hal ini termasuk (1) fisura ani yang terasa nyeri dan
secara refleks meningkatkan tonus sfingter ani sehingga semakin meningkatnya nyeri; (2)
yang disebut anismus (obstruksi pintu bawah panggul), yaitu kontraksi (normalnya
relaksasi) dasar pelvis saat rektum terenggang.
3. Gangguan transport fungsional, dapat terjadi karena kelainan neurogenik, miogenik,
refleks, obat-obatan atau penyebab iskemik (seperti trauma atau arteriorsklerosis arteri
mesentrika).

4. Penyebab neurogenik. Tidak adanya sel ganglion di dekat anus karena kelainan
kongenital (aganglionosis pada penyakit Hirschsprung) menyebabkan spasme yang
menetap dari segmen yang terkena akibat kegagalan relaksasi reseptif dan tidak ada refleks
penghambat anorektal (sfingter ani internal gagal membuka saat rektum mengisi).

5. Penyakit miogenik. distrofi otot, sklerosisderma, dermatomiosistis dan lupus


eritamatosus sistemik.

6. Obstruksi mekanis di lumen usus (misal, cacing gelang, benda asing, batu empedu).

7. Pada beberapa pasien konstipasi dapat terjadi tanpa ditemukannya penyebabnya. Stress
emosi atau psikis sering merupakn faktor memperberat keadaan yang disebut irritable
colon (Silbernag, 2006).

Etiologi konstipasi Adapun etiologi dari konstipasi sebagai berikut :

1. Pola hidup ; diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar yang tidak
teratur, kurang olahraga. a. Diet rendah serat : Makanan lunak dan rendah serat yang
berkurang pada feses sehingga menghasilkan produk sisa yang tidak cukup untuk
merangsang refleks pada proses defekasi. Makan rendah serat seperti ; beras, telur dan
daging segar bergerak lambat di saluran cerna. Meningkatnya asupan cairan dengan
makanan seperti itu meningkatkan pergerakan makanan tersebut (Siregar, 2004).
2. Kurang cairan/minum : Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika
pemasukan cairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang
berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari
chyme ketika ia lewat di sepanjang kolon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari
normal, menghasilkan feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan
cairan memperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga
meningktakan reabsorbsi dari chyme (Siregar, 2004).
3. Kebiasaan buang air besar (BAB) yang tidak teratur : Salah satu penyebab yang paling
sering menyebabkan konstipasi adalah kebiasaan BAB yang tidak teratur. Refleks
defekasi yang normal dihambat atau diabaikan, refleks-refleks ini terkondisi untuk
menjadi semakin melemah. Ketika kebiasaan diabaikan, keinginan untuk defekasi
habis. Anak pada masa bermain bisa mengabaikan refleks-refleks ini; orang dewasa
mengabaikannya karena tekanan waktu dan pekerjaan. Klien yang dirawat inap bisa
menekan keinginan buar air besar karena malu menggunakan bedpan atau karena
proses defekasi yang tidak nyaman. Perubahan rutinitas dan diet juga dapat berperan
dalam konstipasi. Jalan terbaik untuk menghindari konstipasi adalah membiasakan
BAB teratur dalam kehidupan (Siregar, 2004).

7. Bagaimana proses seksresi saluran cerna?


8. Bagaimana proses defekasi saluran cerna?

Fisiologi Buang Air Besar

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan
teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari.
Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah
makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus
terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam
mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik
keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal
bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter
anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).

Proses Buang Air Besar

Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian kolon,
sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh
kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan
oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8
sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon transversum,
sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah padat
bukan setengah cair.
Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya sebuah
cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon
distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya
dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk menuruni
kolon.
Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik,
kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan
massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan massa
biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali setengah
hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke
dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi (Guyton, 1997).

9. Bagaimana hubungan defekasi dengan gut-brain axis?


10. Mengapa feses kakak ussy berwarna dempul? Apa maknanya?
Perubahan warna feses menjadi dempul disebabkan karena berkurangnya ekskresi bilirubin ke
usus halus dalam saluran pencernaan.

Impaksi feses dapat didefenisikan sebagai suatu massa atau kumpulan yang mengeras,
feses seperti dempul pada lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang lama dan
akumulasi dari bahan-bahan feses. Pada impaksi yagn gawat feses terkumpul dan ada di
dalam colon sigmoid. Impaksi feses ditandai dengan adanya diare dan kotoran yagn tidak
normal. Cairan merembes keluar feses sekeliling dari massa yang tertahan. Impaksi dapat
juga dinilai dengan pemeriksaan digital pada rektum, selama impaksi massa yang mengeras
sering juga dapat dipalpasi. Diare yan gbersama dengan konstipasi, termasuk gejala yang
sering tetapi tidak ada keinginan untuk defekasi dan nyeri pada rektum. Hadirnya tanda-
tanda umum dari terjadinya penyakit ; klien menjadi anoreksia, abdomen menjadi regang
dan bisa juga terjadi muntah. Penyebab dari impaksi feses biasanya kebiasaan buan gair
besar yang jarang dan konstipasi. Obat-obat tertentu juga berperan serta pada impaksi.
Barium digunakan pada pemeriksaan radiologi pada saluran gastrointestinal bagian atas
dan bawah dapat menjadi faktor penyebab, sehingga setelah pemeriksaan ini hasil
pengukuran diperoleh untuk memastikan pergerakan barium.

11. Bagaimana hubungan keluhan diatas dengan proses metabolism dalam tubuh?
12. Mengapa anak kakak ussy mencret berkali-kali?

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, etiologi diare akut
dibagi atas empat penyebab:

1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium


perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas
2. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus
3. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Trichuris
trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis
4. Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi/patomekanisme dibawah ini:

1. Diare sekretorik Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit
dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan
diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung
walaupun dilakukan puasa makan/minum (Simadibrata, 2006).

2. Diare osmotik Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari
usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (antara lain
MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal
pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa (Simadibrata, 2006).

3. Malabsorpsi asam empedu dan lemak Diare tipe ini didapatkan pada gangguan
pembentukan/produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati
(Simadibrata, 2006).

4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit Diare tipe ini
disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif NA+ K+ ATPase di enterosit dan
absorpsi Na+ dan air yang abnormal (Simadibrata, 2006).

5. Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal Diare tipe ini disebabkan
hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang
abnormal di usus halus. Penyebabnya antara lain: diabetes mellitus, pasca vagotomi,
hipertiroid (Simadibrata, 2006).

6. Gangguan permeabilitas usus Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang
abnormal disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus
(Simadibrata, 2006).

7. Diare inflamasi Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada
beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction, tekanan
hidrostatik dalam pembuluh darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein
dan seringkali sel darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare
akibat inflamasi ini berhubungan dengan tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare
sekretorik (Juffrie, 2010).

8. Diare infeksi Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut
kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif (merusak mukosa).
Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri
tersebut (Simadibrata, 2006).

13. Mengapa achalasia dapat terjadi? Apa gejala serta dampak dari penyakit tersebut?

Anda mungkin juga menyukai