Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat penting dimana
pertumbuhan mental dan intelektual berkembang dengan pesat. Anak Balita dengan usia 12 – 59
bulan, merupakan “masa emas” karena usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa
depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di
sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan secara umum. Pada masa ini stimulasi sangat
penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan perkembangan otak.
Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi perlu
dilakukan agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah gangguan kearah yang lebih
berat.1 Untuk itu upaya pemeliharaan kesehatan anak yang ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak Balita, dikarenakan kematian anak balita merupakan salah satu parameter derajat
kesejahteraan suatu negara.1,2

Menurut UNICEF, Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia menurun signifikan,


yakni dari 84 kematian per seribu kelahiran pada 1990 menjadi 27 kematian per seribu kelahiran
pada 2015. Dari Profil Kesehatan Indonesia yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (KEMENKES RI), berdasarkan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun
2015, Angka Kematian Balita (AKABA) mencapai 26,29 per 1.000 kelahiran hidup.1,3

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2014, Capaian Indikator pelayanan kesehatan
anak Balita di Indonesia sebesar 75,82% yang berarti belum mencapai target sebesar 85%.
Namun, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 70,12%. Di Jawa Barat, cakupan
pelayanan kesehatan anak Balita mencapai 77,13%, yang berarti belum mencapai target pada
tahun 2014 sebesar 85%. Berdasarkan Laporan Tahunan Program Kesehatan Ibu dan Anak,
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Tahun 2016, cakupan Pelayanan anak Balita sebesar
76,1% masih dibawah targetnya sebesr 85%.

1
Di Puskesmas Medangasem, berdasarkan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Triwulan
Tiga 2018, masalah Kesehatan Anak Balita sebesar 81,09%, sedangkan target Pelayanan
Kesehatan Anak Balita sebesar 95%.4

Dalam program pelayanan anak balita adalah pelayanan kesehatan bagi anak umur 12-59
bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pelayanan pemantauan pertumbuhan
minimal 8 kali setahun (penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal delapan
kali dalam setahun), pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari
dan Agustus, Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak Balita (SDIDTK)
minimal dua kali dalam setahun, kepemilikan dan pemanfaat buku KIA oleh setiap anak balita,
dan pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan mengggunakan MTBS.1,2

Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan evaluasi terhadap
program cakupan pelayanan anak balita di Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Medangasem, Kabupaten Karawang sehingga diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam upaya meningkatkan pecapaian cakupan pelayanan anak balita sebagiamana
yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi, serta Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Menurut UNICEF, Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia menurun signifikan,
yakni dari 84 kematian per seribu kelahiran pada 1990 menjadi 27 kematian per seribu
kelahiran pada 2015

1.2.2 Dari Profil Kesehatan Indonesia yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (KEMENKES RI), berdasarkan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
tahun 2015, Angka Kematian Balita (AKABA) mencapai 26,29 per 1.000 kelahiran
hidup.

1.2.3 Dari Profil Kesehatan Indonesia 2014, capaian indikator pelayanan Kesehatan Anak
Balita di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 75,82% yang berarati belum mencapai target
pada tahun 2014 yang sebesar 85%.

2
1.2.4 Di Jawa Barat, cakupan pelayanan Kesehatan Anak Balita mencapai 77,13% yang berarti
belum mencapai target pada tahun 2014 sebesar 85%.

1.2.5 Dari Laporan Tahunan Program Kesehatan Ibu dan Anak, Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang Tahun 2016, cakupan pelayanan anak balita sebesar 76,1% masih dibawah
targetnya sebesar 85%.

1.2.6 Di Puskesmas Medangasem, berdasarkan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Triwulan


Empat 2018, masalah Kesehatan Anak Balita sebesar 81,09%, sedangkan target
Pelayanan Kesehatan Anak Balita sebesar 95%.

1.2.7 Belum diketahuinya tingkat keberhasilan Program Pelayanan Anak Balita di Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan Desember
2018.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui tingkat pencapaian program cakupan Pelayanan Anak Balita di Wilayah


Kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Desember 2017
sampai dengan November 2018.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Diketahui cakupan anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan
melalui penimbangan minimal 8 kali dalam setahun di Puskesmas Medangasem,
Kbupaten Karawang periode Desember 2017 sampai dengan November 2018.

1.3.2.2 Diketahui cakupan anak balita usia 12-59 bulan yang memiliki KMS/buku KIA (K/S) di
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Desember 2017 sampai dengan
November 2018.

3
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan anak balita usia 12-59 bulan yang mengikuti Penimbangan dan
Naik Berat Badannya di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode
Desember 2017 sampai dengan November 2018.

1.3.2.4 Diketahui cakupan anak balita usia 12-59 bulan yang memperoleh pemantauan
pertumbuhan dengan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) minimal 2 kali setahun di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang
periode Desember 2017 sampai dengan November 2018.

1.3.2.5 Diketahui cakupan pemberian vitamin A pada anak balita usi 12-59 bulan di bulan
Februari dan Agustus di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode
Desember 2017 sampai dengan November 2018.

1.3.2.6 Diketahui cakupan pelayanan anak balita sakit sesuai standar MTBS di Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Desember 2017 sampai dengan November
2018.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

1.4.1.1 Menerapkan ilmu yang telah diperoleh mengenai evaluasi program dengan pendekatan
sistem.

1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengevaluasi program, khususnya program
kesehatan.

1.4.1.3 Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang


harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1.4.2.1 Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.

4
1.4.2.2 Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi

1.4.3.1 Mengetahui masalah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan dan pencapaian target
program-program kerja Puskesmas

1.4.3.2 Mendapat masukan berupa hasil evaluasi dan saran sederhana untuk mengatasi masalah
yang menjadi kendala pelaksanaan dan pencapaian target program-program kerja
Puskesmas

1.4.4 Bagi Masyarakat

1.4.4.1 Mendapat pengetahuan dan informasi mengenai macam pelayanan kesehatan yang ada,
termasuk Pelayanan Kesehatan Anak Balita dan dapat mengubah perilaku masyarakat
untuk turut serta mengikuti program Pelayanan Anak Balita.

1.4.4.2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader mengenai pentingnya
Pelayanan Kesehatan Anak Balita.

1.5 Sasaran

Semua anak balita berusia 12-59 bulan yang ada di Wialayah Kerja Puskesmas
Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018.

5
BAB II
MATERI DAN METODE

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari catatan hasil kegiatan program
cakupan pelayanan anak Balita 12-59 bulan di seluruh wilayah kerja Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai
dengan Desember 2018, yang berisi kegiatan antara lain:

a. Pendataan jumlah anak Balita Usia 12-59 bulan


b. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan/panjang badan (BB/TB) setiap
anak Balita usia 12 - 59 bulan minimal 8 Kali dalam setahun yang tercatat di Buku
KIA/KMS
c. Pemantauan perkembangan anak Balita usia 12-59 bulan dengan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun
d. Pemberian kapsul Vitamin A Dosisi Tinggi 200.000 IU pada Balita usia 12-59 bulan 2
kali dalam setahun (bulan Februari dan Agustus)
6
e. Cakupan pelayanan anak Balita sakit sesuai standar dengan mengggunakan MTBS

f. Analisis data penimbangan dengan sistem SKDN

g. Pencatatan dan pelaporan Program pelayanan anak Balita

2.2. Metode

Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pelayana anak Balita di
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan Desember
2018 yang kemudian dibandingkan dengan tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan
pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program dan
kemudian dibuat usulan dan saran pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah
yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

BAB III

KERANGKA TEORI

3.1. Kerangka Teoritis

7
Gambar 1. Teori Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan
oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.

Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu
dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk
suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai kesatuan.5

Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :5

1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),
jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market) dan informasi (information).
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari

8
unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating)
dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik.
5. Umpan balik (feed back), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan
pelaporan yang lengkap, monitoring dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2. Tolok Ukur

Tolok Ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan, proses,
keluaran, lingkungan dan umpan balik pada program cakupan pelayanan anak balita seperti yang
tertera pada lampiran.

BAB IV

PENYAJIAN DATA

9
4.1. Sumber Data

Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari :

1. Data profil Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, Jawa Barat tahun 2018.
Profil Puskesmas ini terdiri atas:

a. Data geografi dari Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang tahun 2018.

b. Data demografis dari Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang tahun 2018.

2. Data Penilaian Kinerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang Januari 2018


sampai dengan Desember 2018.

3. Data Laporan bulanan program cakupan pelayanan anak Balita usia 12-59 bulan di
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018. Laporan bulanan terdiri dari:
- Laporan bulanan LB3 KIA kunjungan anak Balita usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018
- Laporan bulan SKDN anak Balita usia 12-59 bulan di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018
- Laporan bulanan Hasil Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) 2 kali dalam setahun pada anak Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018
- Laporan pemberian kapsul Vitamin A Dosis Tinggi 200.000 IU pada anak balita usia
12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode
Januari 2018 sampai dengan Desember 2018
- Laporan bulanan pelayanan MTBS pada anak Balita usia 12-59 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang periode Januari 2018 sampai
dengan Desember 2018
4.2. Data Umum
10
4.2.1. Data geografis

Puskesmas Medangasem termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Medangasem


Kabupaten Karawang yang berada di sebelah utara kota Kabupaten. Kondisi geografis
Puskesmas Medangasem Kecamatan Medangasem sebagian besar terdiri dari dataran rendah
dengan luas wilayah 1.713 Ha yang terbagi menjadi 3 desa, 19 RW dan 57 RT, dengan jumlah
penduduk 34.832 jiwa.

Dengan batas wilayah meliputi :

 Sebelah utara : Kecamatan Tirtajaya


 Sebelah selatan : Kecamatan Rengasdengklok
 Sebelah barat : Kecamatan Pebayuran Bekasi
 Sebelah Timur : Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jayakerta

Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem Kecamatan Medangasem mempunyai 3 desa


binaan yaitu Desa Medangasem, Desa Ciptamarga, Desa Kampung Sawah.

Jarak desa terjauh ke Puskesmas yaitu 5 km dan jarak terdekat yaitu 2 km dengan waktu
tempuh terlama adalah 15 menit dan waktu tempuh tercepat 5 menit dengan demikian dapat
dikatakan bahwa seluruh desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem relatif
terjangkau. Jarak antara Puskesmas Medangasem ke pusat kota Karawang adalah + 23 km.

4.2.2. Data demografis

Berdasarkan data dari masing-masing desa penduduk wilayah kerja Puskesmas


Medangasem Kecamatan Medangasem pada tahun 2018 berjumlah 34.832 jiwa.

Penyebaran penduduk serta kepadatan penduduk di Puskesmas Medangasem Kecamatan


Medangasem bervariasi yaitu jumlah penduduk terkecil dimiliki oleh desa Ciptamarga (9.537
penduduk) dan penduduk terbesar dimiliki oleh desa Kampung Sawah (14.891 penduduk).

4.2.3. Data lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan dan agama

11
Penduduk Puskesmas Medangasem Kecamatan Medangasem sebagian besar bermata
pencaharian di sektor Pertanian (54,06%) selebihnya bergerak di sektor buruh tani (40,02%),
karyawan (0,91%) dan sektor lain 4,48%.

Data persentase tingkat pendidikan di kecamatan Medangasem menunjukkan bahwa


pendidikan SD merupakan pendidikan dengan persentase tertinggi (35,54%) dibandingkan
dengan tamatan pendidikan lain.

Agama yang dianut sebagaian besar penduduk Kecamatan Medangasem adalah Islam
(99,9%) dan sebagian kecil lainnya adalah agama Kristen Protestan (0,1%).

4.2.4. Data Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas Medangasem Kecamatan Medangasem dapat


di kategorikan menjadi fasilitas negara dan fasilitas swasta.

Fasilitas negara yang ada antara lain :

1. Dari jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Medangasem


Puskesmas ada 1, dokter praktek ada 2 dan bidan praktek (BPS) ada 11 orang.

2. Puskesmas Keliling yaitu kenderaan empat roda berjumlah 1.

3. Praktek swasta di wilayah kerja UPTD Puskesmas Medangasem tahun 2018 berjumlah
14 buah yang terdiri dari BP 1 buah, dokter 2 buah dan BPS 11 buah. Yang melakukan
praktek swasta kebanyakannya adalah bidan dengan 78% dan yang mempunyai BP
sebanyak 7%.

4. Sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) seperti posyandu, pos


obat desa, polindes, pos upaya kesehatan kerja (Pos UKK), dana sehat dan tanaman
obat keluarga. Jumlah posyandu pada tahun 2018 adalah 24 buah (pratama 0 buah,
madya 16 buah, purnama 8 buah dan mandiri 0 buah) dengan jumlah kader aktif 120
orang.

4.3. Data Khusus

12
4.3.1. Masukan

a. Tenaga (Man)

- Kepala Puskesmas : 1 orang


- Penanggung jawab Program : 1 orang
- Petugas Gizi Kesehatan : 1 orang
- Bidan desa : 4 orang
- Bidan Puskesmas : 4 orang
- Dokter Umum : 2 orang
- Bidan terlatih SDIDTK : 4 Orang
- Kader Posyandu : 120 orang

b. Dana (Money)

- APBD : Tersedia
- Bantuan Operasional Kesehatan : Tersedia

c. Sarana (Material)

- Infocus : Tersedia
- Layar : Tersedia
- Poster : Tidak Tersedia
- Leaflet : Tersedia (tidak lengkap)
- Dacin : Tersedia
- Sarung penimbangan : Tersedia
- Timbangan bayi (baby scale) : Tersedia
- Timbangan injak : Tersedia
- Alat Ukur tinggi Badan (length scale)
atau microtoice : Tersedia
- Pita Ukur Lingkar Kepala : Tersedia
- Posyandu : Tersedia
- Buku standar pemantuan pertumbuhan : Tersedia
- Modul Stimulasi Deteksi dan Intervensi : Tersedia
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak

13
- Buku KIA/KMS : Tersedia
- Formulir DDTK : Tersedia
- Registrasi kohort balita : Tersedia
- Kuesinoer Pra skrining Perkembangan(KPSP) : Tersedia
- Kuesioner Masalah mental emosional (KMEE) : Tersedia
- Checklist For Autism in Toddlers/CHAT : Tersedia
- Formulir Gangguan pemusatan perhatian : Tersedia
dan Hiperaktif ( GPPH)
- Alat DDTK : Tersedia
- Tabel BB/TB : Tersedia
- Grafik lingkar Kepala : Tersedia
- Panduan Praktis Pemberian Vitamin A : Tersedia
- Kapsul Vitamin A : Tersedia
- Ruang pemeriksaan : Tersedia
- Alat tulis : Tersedia
d. Metode (Method)
1. Pendataan jumlah anak balita
a. Menurut data laporan Puskesmas Medangasem peiode Januari 2018 sampai
dengan Desember 2018, jumlah sasaran anak balita usia 12-59 bulan 3.773 jiwa.
b. Anak balita didaftar dalam pencatatan kohort anak Balita
c. Pendaftaran anak Balita di Posyandu
 Balita didaftar dalam pencatatan anak Balita
 Mintalah KMS/buku KIA pada ibu. Untuk anak Balita yang baru pertama
kali ditimbang dan tidak mempunyai, berikan KMS/buku KIA sesuai
jenis kelamin. Isi kolomnya secara lengkap, nama Balita dicatat pada
secarik kertas dan diselipkan pada KMS/buku KIA. Bagi Balita yang
tidak mempunyai KMS/buku KIA karena hilang, pencatatan sementara
menggunakan Sistem Informasi Posyandu (SIP).
 Ibu dipersilahkan membawa anak Balita menuju tempat penimbangan.

14
2. Pemantauan Pertumbuhan anak Balita Tercatat dalam Buku KIA/KMS
KMS yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang
anak balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (dapat
diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi).
Pemantuan pertumbuhan balita menggunakan KMS:6
Anak Balita naik berat badannya bila :

a) Garis pertumbuhanya naik mengikuti salah satu pita warna atau


b) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya
Anak Balita tidak naik berat badannya bila :

a) Garis pertumbuhannya turun atau


b) Garis pertumbuhannya mendatar atau
c) Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.
Berat badan anak Balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan anak
Balita megalamai gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga
harus dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit. Berat badan tiga bulan berturut-turut
tidak naik (3T), artinya mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus
langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit. Balita tumbuh baik, bila garis berat
badan anak Balita naik setiap bulannya. Anak Balita sehat, jika berat badannya
selalu naik, mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.

Langkah-langkah

1. Penimbangan anak Balita


a. Pengukuran Berat badan dengan dacin

o Gantung dacin yang sudah ditera terlebih dahulu pada tempat yang kokoh
seperti pelana rumah atau kusen pintu atau dahan pohon atau penyangga
kaki tiga yang kuat
o Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus, maka timbangan perlu ditera atau diganti
dengan yang baru
o Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang

15
o Pastikan bandul geser pada angka nol
o Pasang sarung timbang/ celana timbang/ kotak timbang yang kosong
pada dacin
o Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana
timbang/ kotak timbang dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir/batu diujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus
o Masukkan anak Balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian
seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
o Baca berat badan anak Balita dengan melihat angka diujung bandul geser.
o Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam kg dan
ons.
o Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan Balita dari sarung celana/
kotak timbang.
b. Pengukuran Berat badan dengan Baby scale
o Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
o Pastikan jarum timbangan menunjukan angka nol
o Lepaskan topi, baju , kaos kaki, dan sarung tangan
o Posisikan Balita di atas timbangan
o Baca dan catat berat badan balita pada kartu status dan Buki KIA
c. Pengukuran panjang badan
o Pilih meja atau tempat yang datar dan rata. Siapkan alat ukur panjang
badan
o Terlentangkan Balita diatas papan oengukur dengan posisi kepala
menempel pada bagian papan statis
o Posisikan bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua
telapak kaki menempel pada bagian papan yang dapat diigeser (dengan
arah menekan bagian lutut dan mata kaki)
o Baca dan catat panjang badan anak.

16
d. Pengukuran tinggi badan dengan Microtoise
o Posisikan anak Balita berdiri tegak lurus di bawah microtoise
membelakangi dinding
o Posisikan kepala anak Balita berada di bawah alat geser microtoise,
pandangan lurus ke depan
o Posisikan anak Balita tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang
belikat, pantat dan tumit menempel ke dinding
o Posisikan kedua lutut dan tumit rapat Tarik kepala microtoise sampai
puncak kepala balita
o Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dari
dengan garis merah
o Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka kecil
ke arah angka besar
o Catat hasil pengukuran tinggi badan balita pada kartu status

3. Pencatatan data penimbangan anak Balita pada KMS/ buku KIA

o Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia pada


KMS/buku KIA.
o Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak Balita
o Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS
o Letakkan titik berat bedan dan buat garis pertumbuhan anak
o Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini
o Catat setiap kejadian yang dialami anak
o Isi kolom ASI, imunisasi, dan vitamin A bila diberikan
o Salin semua data dari KMS/buku KIA pada buku pencatatan.6

4. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang


Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini

17
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan
anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan
sosial).8

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat
dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok
masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalamkehidupan sehari-hari.8

Stimulasi anak usia 1-2 tahun, dilakukan oleh Ibu/Ayah/anggota keluarga lainnya:
Ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu, ajak
membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian tubuhnya,
bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain dengan teman, berikan pujian kalau ia
berhasil melakukan sesuatu, ajari anak untuk bergerak bebas dalam pengawasan, orang
tua membimbing agar anak mematuhi aturan permainan, biasakan menggunakan
perkataan santun.9

Diisi oleh keluarga/kader kesehatan, beri tanda √ (centang/rumput) jika anak sudah
bisa:

Pada umur 2 tahun, anak bisa:

- Naik tangga dan berlari-lari


- Mencoret-coret pensil pada kertas
- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
- Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring dan sebagainya
- Memegang cangkir sendiri
- Belajar makan-minum sendiri
Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang menyenangkan.
Jika pada usia 2 tahun, anak belum bisa melakukan minimal salah satu hal di atas, bawa

18
anak ke dokter/bidan/perawat. Bawa anak usia 3 bulan - 2 tahun setiap 3 bulan ke fasilitas
untuk mendapatkan pelayanan SDIDTK.
Stimulasi anak Balita 2-3 tahun Dilakukan oleh Ibu, Ayah dan anggota keluarga
lainnya : Ajari berpakaian sendiri, Ajak melihat buku bergambar, Bacakan cerita anak,
Ajari makan di piring sendiri, Ajari cuci tangan, Ajari buang air besar dan kecil di
tempatnya, Ajari anak untuk menghormati orang lain, Ajari anak untuk beribadah , Bawa
anak ke PAUD
Diisi oleh keluarga/kader kesehatan, beri tanda √ (centang/ rumput) jika anak
sudah bisa:
- Mengayuh sepeda roda tiga
- Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan
- Bicara dengan baik menggunakan 2 kata
- Mengenal 2-4 warna
- Menyebut nama, umur dan tempat
- Menggambar garis lurus
- Bermain dengan teman
- Melepas pakaiannya sendiri
- Mengenakan baju sendiri
Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang menyenangkan.
Jika pada usia 3 tahun, anak belum bisa melakukan minimal salah satu hal di atas, bawa
anak ke dokter/bidan/perawat. Bawa anak usia 2-6 tahun setiap 6 bulan ke fasilitas untuk
mendapatkan pelayanan SDIDTK.
Stimulasi anak usia 3-5 tahun Dilakukan oleh Ibu, Ayah dan anggota keluarga
lainnya: Minta anak menceritakan apa yang dilakukan, Dengarkan anak ketika bicara,
Jika anak gagap, ajari bicara pelan-pelan, Awasi anak ketika bermain,
Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang menyenangkan.
Jika pada usia 5 tahun, anak belum bisa melakukan minimal salah satu hal di atas, bawa
anak ke dokter/bidan/perawat. Bawa anak usia 2-6 tahun setiap 6 bulan ke fasilitas untuk
mendapatkan pelayanan SDIDTK.

19
5. Pemberian Vitamin A dosis tinggi
Anak Balita 12–59 bulan mendapatkan vitamin A kapsul merah dengan dosis
200.000 SI sebanyak 2 kali. Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak
balita umur 6-59 bulan secara serentak diberikan pada bulan Februari dan Agustus.

Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita adalah berikan kapsul biru
(100.000 IU) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 IU) untuk anak Balita Potong ujung
kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih Pencet kapsul dan pastikan anak
menelan semuaisi kapsul (dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul) Untuk anak yang
sudah bisa menelan dapat diberikan langsung satu kapsul untuk diminum.9

6. Pelayanan anak Balita sesuai standar MTBS


Kematian bayi dan anak Balita merupakan salah satu parameter derajat
kesejahteraan suatu negara. Sebagain besar penyebab kematian bayi dan anak Balita
dapat dicegah dengan tingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya adalah dengan
menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), di tingkat pelayanan kesehatan
dasar. Bank dunia, melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost effective
untuk mengatasi masalah kematian anak balita yang disebabkan oleh Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria, kurang gizi dan yang sering
merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Sebagi upaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian anak Balita, Departmen Kesehatan RI bekerjasama dengan WHO
telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang
mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai
1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi. Padatahun 1996 Integrated Management
of Childhood Illness (IMCI) mulai dikembangkan di Indonesia dengan nama Manajemen
Terpadu Balita Sakit(MTBS) yaitu suatu program yang bersifat menyeluruh dalam
menangani anak Balita sakit yang datang kepelayanan kesehatan dasar. Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) menangani balita sakit menggunakan suatu algoritme,
program ini dapat mengklasifikasi penyakit - penyakit secara tepat, mendeteksi
semua penyakit yang diderita oleh anak Balita sakit.

20
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan
keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia,
diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang
meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan
untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita dan menekan morbiditas
karena penyakit tersebut.

Untuk menerapkan MTBS di fasilitas rawat jalan puskesmas, penyesuaian alur


pelayanan mungkin diperlukan untuk memperlancar pelayanan penyesuaian alur
pelayanan anak balita sakit disusun dengan memahami langkah-langkah tersebut adalah
sejak pasien datang hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap meliputi :

a. Pendaftaran
b. Pemeriksaan dan konseling
c. Tindakan yang diperlukan (di klinik)
d. Pemberian obat atau
e. Rujukan, bila diperlukan
Penyesuaian alur MTBS disusun menggunakan model ban berjalan yaitu anak
balita sakit menjalani langkah-langkah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan
yang berbeda.

7. Analisis data penimbangan dengan sistem SKDN


Penyelenggaraan kegiatan Posyandu merupakan sesuatu kegiatan pemantauan.
Kegiatan ini dilakukan dengan melihat naik atau tidaknya berat badan anak, yang
dilakukan sebulan sekali dengan jalan penimbangan anak Balita dan penggunaan KMS.
Sistem ini kemudian dikenal dengan SKDN. SKDN adalah sebuah indikator untuk menilai
keberhasilan sebuah Posyandu. SKDN adalah singkatan dari pengertian kata-katanya
yaitu:

 S  jumlah seluruh Balita yang ada dalam wilayah kerja Posyandu


 K  jumlah Balita yang mempunyai KMS/ buku KIA

21
 D  jumlah Balita yang ditimbang di wilayah kerja Posyandu
 N  jumlah Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis
pertumbuhan di KMS naik
SKDN merupakan penilaian Posyandu berdasarkan jumlah Balita yang ditimbang.
Pemantauan SKDN dilakukan tiap berakhirnya suatu kegiatan Posyandu. SKDN ini yang
kemudian dilaporkan pada tingkat kelurahan sebagai laporan status kesehatan seorang
anak.

Pemantauan status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan


bulanan Posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN tersebut. Setelah data dari
komponen SKDN terkumpul, selanjutnya data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk
menilai keberhasilan suatu Posyandu.

8. Pencatatan dan pelaporan program pelayanan anak balita


Bagian ini merupakan bagian yang penting dari kegiatan pemantauan dan evaluasi.
Pencatatan dan pelaporan cakupan pelayanana anak Balita dilakukan secara berjenjang
mulai dari bidan desa/ kelurahan mencatat detail pelayanan anak balita dalam kohort anak
Balita, buku KIA. Pencatatan segera dilakukan segera setelah bidan melakukan pelyanan.
Selain itu bidan desa mengumpulkan data pelayanan yang bersal daari lintas program dan
fasilitas pelayanan lain diwilayah kerjanya. Setiap bulan bidan desa mengolah data yang
tercantum di dalm buku kohort dijadikan bahan laporan bulanan KIA. Bidan koordinator
puskesmas menerima laporan dari semua bidan desa dan mengolah menjadi laporan
pelayanan bulanan.Mengirimkan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota.

4.3.2. Proses

4.3.2.1. Perencanaan (planning)

 Pendataan jumlah sasaran

Jumlah anak Balita periode Januari 2018 sampai dengan Desember


2018 tercantum dalam laporan tahunan Puskesmas Medangasem yang
berjumlah 3.773 anak Balita. Pendataan secara langsung setiap bulan melihat

22
dari jumlah anak Balita yang datang ke Posyandu setiap bulannya. Dan balita
yang datang ke fasilitas kesehatan lainnya yang berada di wilayah kerja
Puskesmas.

 Pemantauan pertumbuhan anak balita tercatat dalam buku KIA/KMS

Pemantauan pertumbuhan dilakukan pengukuran berat badan pada


setiap anak Balita, dilakukan sepanjang tahun satu kali setiap bulan (pada hari
senin – kamis) pukul 08.00 – 10.00 WIB di 24 Posyandu yang berbeda yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Medangasem. Tenaga kesehatan yang
melakukan penimbangan anak Balita adalah kader yang ditelah
ditugaskan/ditetapkan oleh bidan desa sebagai penanggung jawab langsung.
Hasil pengukuran dicatat pada buku KIA setiap anak Balita dan kartu anak
Balita di posyandu.

 Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan anak Balita dengan SDIDTK


SDIDTK dilakukan pemeriksaan stimulasi perkembangan sesuai usia
dilaksanakan di Pos PAUD, Posyandu untuk mendapatkan fasilitas sarana
prasarana pelayanan SDIDTK dipantau oleh guru PAUD, bidan desa, tenaga
gizi bila ditemukan keterlambatan pertumbuhan perkembangan dilakukan
rujukan ke puskesmas akan ditindak lanjuti oleh dokter yang bertugas di KIA
pada hari Senin sampai dengan Sabtu pukul 08.00 – 12.00 WIB.

 Pemberian kapsul vitamin A


Sebelum dilaksankannya pemberian dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat sebulan sebelum kegiatan. Penyebaran lewat perkumpulan
pengajian, acara rapat RT/RW, arisan. Penyebaran lewat poster, lefleat,
pemasangan spanduk. Informasi terutama kepada ibu yang memiliki bayi
balita untuk diberikan vitamin A dosis Tinggi 200.000 IU pada bulan Februari
dan Agustus, tenaga yang memberikan dokter, bidan , tenaga gizi, perawat,
kader terlatih, tempat pemberian di posyandu, pos PAUD. Setiap Vitamin A
yang diberikan dicatat pada KMS atau buku KIA.

23
 Pelayanan anak Balita sesuai standar dengan menggunakan MTBS
Penyelengaraan pelayanan anak Balita sesuai standar MTBS
dilakukan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana anak Balita sakit yang
datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar pada hari
Senin-Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB. Apabila anak Balita sakit tidak dapat di
tangani pada pelayanan tingkat dasar maka memerlukan tindakan yang
khusus sehingga perlu di rujuk ke Rumah Sakit Kabupaten (tingkat rujukan
primer) yang mempunyai fasilitas pelayanan anak balita dengan dokter
spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium penunjang diagnostik.

 Analisis penimbangan dengan sistem SKDN


Penyelenggaraan kegiatan Posyandu merupakan suatu kegiatan
pemantauan. Kegiatan ini dilakukan dengan melihat naik atau tidaknya berat
badan anak, yang dilakukan sebulan sekali dengan jalan penimbangan anal
Balita dan penggunaan KMS. Sistem ini kemudian dikenal dengan SKDN.
Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos penimbangan
petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis
SKDN. Dengan dilakukannya analisis SKDN ini dapat diketahui cakupan
anak Balita ditimbang (D/S) dengan target cakupan minimal sebesar 95%.
Cakupan anak Balita yang memiliki buku KIA/KMS (K/S) dengna target
100% .

 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang dari puskesmas
hingga ke pusat setiap bulan.

4.3.2.2. Pengorganisasian (organizing)

Dibuat bagan pengorganisasian program cakupan pelayanan anak Balita. Bidan pelaksana
Kesehatan Ibu sebagai koordinator program (programmer), kemudian programmer melakukan
koordinasi dengan bidan-bidan KIA, bidan desa dan para kader posyandu untuk kemudian
melimpahkan tugas. Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.

24
Kepala Puskesmas

dr. Hj. Cucu Siti Minpalah, M.Kes

Koordinator Program Kesehatan Ibu Anak/KB

Hj. Ika Rostika, AMKeb

Pelaksana Program cakupan pelayanan balita

Dokter Umum, bidan,Perawat, petugas gizi

Kader di 24 Posyandu di wilayah kerja


Puskesmas
Bagan 1: Bagan Organisasi Program Medangasem
Cakupan Pelayanan Anak Balita Puskesmas Medangasem

4.3.2.3. Pelaksanaan

Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan
secara berkala:

a. Pendataan jumlah anak Balita

 Sesuai besar sasaran jumlah anak Balita yang menjadi sasaran untuk dilakukan
penimbangan setiap bulan adalah 3.773 anak Balita yang ada di wilayah kerja
berdasarkan laporan Puskesmas Medangasem.

 Tidak semua Balita yang menjadi sasaran hadir dalam penimbangan, tidak semua
anak Balita dibawa ibu ke fasiltas kesehatan untuk ditimbang

b. Pemantauan pertumbuhan

 Dilakukan pengukuran berat badan pada setiap anak Balita, dilakukan sepanjang
tahun satu kali setiap bulan (pada hari senin-kamis) pukul 08.00 – 10.00 WIB di
25
24 posyandu yang berbeda yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medangasem.
Tenaga kesehatan yang melakukan pengukuran di Posyandu adalah kader yang
telah ditugaskan atau ditetapkan oleh bidan desa sebagai penanggung jawab
langsung. Hasil pengukuran dicatat pada buku KIA setiap anak Balita dan kartu
anak Balita di posyandu.

c. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak Balita denganSDIDTK


 Pelaksanaan SDIDTK oleh guru PAUD, bidan desa dibantu kader posyandu
kepada anak Balita. Bila ditemukan gangguan tumbuh kembang di Koordinasi ke
bidan koordinator dan di rujuk Puskesmas untuk ibu diberi pengarahan dengan
memberimotivasi.
 Tidak semua kader posyandu, bidan desa mampu melakukan SDIDTK, bidan desa
tidak dilengkapi alat bantu stimulasi.

d. Pemberian Vitamin A

 Dilakukan sosialisasi waktu dan tempat pemberian vitamin A oleh kader posyandu
Satu minggu sebelum pelaksanaan, satu hari sebelum pelaksanaan,lewat
pengajian, arisan dan pengumuman di masjid. Pemberian Vitamian A dilakukan di
posyandu oleh kader posyandu diawasi oleh bidan desa dengan waktu pemberian
suplementasi Vitamin A dosis tinggi anak Balita umur 12-59 bulan pada bulan
Februari dan Agustus.

 Tidak semua anak Balita hadir saat pelaksaan pemberian vitamin A diposyandu

e. Pelayanan anak Balita sesuai standar dengan menggunakan MTBS

 Sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya pada bagian atas,
pelayanan anak Balita sesuai standar dengan menggunakan MTBS, rujukan
diperlukan apabila kasus tersebut tidak dapat ditangani.

 Tidak semua anak Balita yang hadir mendapatkan pelayanan standar dengan
menggunakan MTBS

26
f. Analisis data penimbangan dengan sistem SKDN

 Sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya pada bagian atas,
analisis data penimbangan dengan sistem SKDN dilakukan sebulan sekali di
Posyandu oleh bidan desa dibantu para kader.

g. Pencatatan dan pelaporan

 Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang dari puskesmas hingga ke


pusat setiap bulan.

4.3.2.4. Pengawasan

 Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berkala setiap bulan oleh pemegang
program kesahatan Ibu dan Anak.
 Lokakarya Mini Puskesmas yang dilakukan setiap awal bulan

4.3.3 Keluaran

Tabel 1. Data Laporan Bulanan Penimbangan (SKDN) Anak Balita di Puskesmas Medangasem
Periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018

Tahun Bulan Jumlah Balita Jumlah Balita Jumlah Balita Jumlah Balita
yang ada di yang punya KMS yang ditimbang yang naik berat
posyandu (S) bulan ini (K) bulan ini (D) badannya bulan
ini (N)
2018 Januari 2595 2595 1895 812
Februari 2534 2534 1870 825
Maret 2472 2472 2191 1050
April 2401 2401 2052 958
Mei 2348 2348 2021 903
Juni 2290 2290 1907 797
Juli 2235 2235 1991 1168
Agustus 2178 2178 1994 927
September 2131 2131 1999 695
Oktober 2101 2101 1871 738
November 2653 2653 1868 841
Desember 2623 2623 1955 1008

27
Jumlah 28561 28561 23614 10722

Rata-rata jumlah Balita yang ada di Posyandu per bulan = 28561 : 12 = 2280 jiwa

Rata-rata jumlah Balita yang memiliki KMS per bulan = 28561 : 12 = 2280 jiwa

Rata-rata jumlah Balita yang ditimbang per bulan = 23614 :12 = 1967 jiwa

Cakupan Pemantauan Pertumbuhan anak Balita ditimbang (D/S) minimal 8 kali setahun

Cakupan Balita yang ditimbang di Puskesmas Medangasem Periode Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018 adalah:

Jumlah anak balita ditimbang minimal 8 kali setahun( D)


Persentase: jumlah seluruh anak balita diwilayah kerja x 100 %
dalam kurun waktu yang sama( S)
23614
= x 100 %
28561
= 82,67 %

 Target cakupan pemantuan pertumbuhan anak balita selama 1 tahun = 95 %


Cakupan anak Balita yang memiliki KMS (K/S)

Cakupan Balita yang memiliki KMS/buku KIA (K/S) di Puskesmas Medangasem Periode
Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 adalah:

jumlah anak balitayangmemiliki KMS ( K)


x 100
Persentase: jumlah seluruhanak balita diwilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama( S)
28561
= x 100 %
28561
= 100%

 Target cakupan Balita yang memiliki KMS (K/S) selama 1 tahun = 95 %

28
Cakupan anak Balita yang mengikuti Penimbangan dan Naik Berat Badannya (N/D)

Cakupan Balita yang anak Balita yang mengikuti Penimbangan dan Naik Berat Badannya (K/S)
di Puskesmas Medangasem Periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 adalah:

Jumlah anak Balita yang naik berat badannya( N )


Persentase= x 100 %
Jumlah anak Balita yang ditimbang( D)

10722
¿ x 100%
23614

= 45,40 %

 Target cakupan Balita yang memiliki KMS (K/S) selama 1 tahun = 95 %


Cakupan anak Balita yang mendapatkan vitamin A dosis tinggi

Tabel 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi 200.000 IU pada periode Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018 di Puskesmas Medangasem
Bulan Distribusi Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi 200.000 IU
Februari 2018 1823
Agustus 2018 1947
Total 3770

Rata – rata distribusi Vitamin A anak Balita bulan Februari dan Agustus 2018 : 3770 : 2 = 1885
Balita

Jumlah anak balita yang mendapat kapsul vit A di wilayah kerjatertentu


Presentase x 100%
Jumlah seluruh anak balita di wilayah kerja dalam waktu satu tahun

3770
= X 100%
3773
= 99,92 %
 Target cakupan pemberian vitamin A selama 1 tahun = 95%

29
Cakupan Balita yang menerima pelayanan SDIDTK 2 kali setahun

Tabel 3. Data Laporan Bulanan Pelayanan SDIDTK pada anak Balita di Puskesmas Medangasem Periode
Januari 2018 sampai dengan Desember 2018

Bulan Jumlah total yang terdeteksi Jumlah yang dideteksi 2x atau lebih
2018 Januari 15
Februari 0
Maret 10
April 8
Mei 8
Juni 13
Juli 7
Agustus 4
September 17
Oktober 6
November 9
Desember 7
Total 142

Jumlah balita yang memperoleh SDIDTK 2 kali setahun


Persentase: x 100
jumlah total balita yang dideteksi
142
= x 100 %
238
= 59,66 %

 Target cakupan keberhasilan selama 1 tahun = 95 %

30
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS

Tabel 4. Data Laporan Bulanan Pelayanan Kesehatan anak Balita Sakit yang dilayani dengan MTBS di
Puskesmas Medangasem Periode Januari 2018 sampai dengan Desember 2018

Bulan Jumlah anak balita Jumlah anak


sakit balita di MTBS
2018 Januari 38 37
Februari 37 37
Maret 35 26
April 10 8
Mei 12 12
Juni 10 10
Juli 9 9
Agustus 12 12
September 12 12
Oktober 10 10
November 36 26
Desember 33 39
Total 254 248

Persentase:

Jumlah anak balita sakit yang menerima pelayanan sesuai pedoman MTBS
x 100
Jumlah anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas pada kurun 1 tahun
248
= x 100 %
254
= 97,63 %

 Target cakupan keberhasilan selama 1 tahun = 95%

4.3.4 Lingkungan

Lingkungan Fisik

31
 Lokasi : Relatif mudah dijangkau

 Transportasi : Tersedia sarana transportasi (angkutan umum dan

kendaraan pribadi)

 Fasilitas kesehatan lain : Ada fasilitas kesehatan lain (klinik swasta, praktek dokter,

dan praktek bidan swasta)

Lingkungan Non-Fisik

 Pendidikan : Kebanyakan masyarakat berpendidikan kurang (mayoritas sekolah


terakhir adalah SD). Meskipun dengan pemberian pengetahuan kesadaran untuk
pemenuhan gizi anak balita dan ikut pelayanan balita berupa penimbangan balita ,
pengukuran tinggi badan, perkembangan balita masih kurang.

 Budaya : Mayoritas masyarakat merupakan orang Sunda dan beragama Islam.


Kebanyakan masyarakat masih memiliki keyakinan bahwa jika anak memiliki
keterlambatan pertumbuhan ataupun perkembangan merupakan bawaan dari lahir,
kehendak dari Tuhan. Maka dari itu mereka tidak mencari pertolongan untuk
mengobati keterlambatan tersebut, hingga keadaan anak semakin menurun. Masih
adanya orang tua yang membawa anaknya ke bidan swasta sehingga mengganggu
pencatatan

 Sosial ekonomi : Mayoritas kepala keluarga bekerja sebagai buruh tani. Hal ini
menjadi alasan sulit pemenuhan kebutuhan gizi keluarga.

4.3.5. Umpan Balik

 Pencatatan dan pelaporan : Kurangnya pelaporan dari praktek bidan swasta untuk
melaporkan hasil penimbangan dan SDIDTK kepada Puskesmas.

32
4.3.6. Dampak

Langsung :

 Diharapkan dapat meningkatkan cakupan pelayanan anak Balita di Puskesmas


Medangasem, Kabupaten Karawang.

Tidak langsung :

 Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan anak Balita di Puskesmas


Medangasem, Kabupaten Karawang.

 Diharapkan dapat menurunkan angka gangguan pertumbuhan dan perkembangan


anak Balita di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang.

 Diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan anak Balita di Puskesmas


Medangasem, Kabupaten Karawang.

33
BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Masalah Menurut Keluaran

Tolok Besar
No Variabel Pencapaian
Ukur Masalah
1 Cakupan pemantauan pertumbuhan 95% 82,67 % 12,32%
2 Cakupan anak Balita yang memiliki KMS 95% 100% -
Cakupan anak Balita ditimbang dan Naik
3 95% 45,40% 49,59%
Berat Badannya
4 Distribusi vitamin A 95% 99,92 % 0,08%
5 SDIDTK Minimal 2 kali 95% 59,66 % 35,34%
6 Pelayanan anak Balita dilayani dengan MTBS 95% 97,63 % -

5.2. Masalah Menurut Masukan

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


Tenaga terlatih di bidang
1. Ada Ada (belum maksimal) (+)
pelayanan balita

2. Dana Ada Cukup (-)

Ada sarana dan


Ada (belum terpenuhi
3. Materi prasarana yang (+)
semua)
dibutuhkan
Sesuai dengan
buku standar
4. Metode pemantauan Tidak Sesuai (+)
pertumbuhan,
modul SDIDTK

34
5.3. Masalah Menurut Proses

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


Dilaksanakan penyusunan
Belum adanya
rencanan kegiataan dan
1. Perencanaan perencanan secara (+)
sasaran yang diharapkan
jelas per tahunnya
tercapai
Terdapat pengaturan,
pembagian tugas, dan Kurangnya

penanggung jawab yang koordinasi dan


2 Pengorganisasian lemahnya supervisi (+)
teratur dalam melaksanakan
tugasnya dan koordinasi yang
baik
3
Pelaksanaan

 Pendataan lewat  Anak balita hadir


- Pendataan kurang dari cakupan
penimbangan anak (+)
jumlah anak atau tidak tercatat
Balita setiap bulan
balita dengan baik
 Dilakukan pencatatan  Anak balita yang
- Pendataan
anak balita yang memiliki KMS/buku
kepemilikan
memiliki buku KIA KIA melebihi
KMS / buku
cakupan
KIA kepada  Banyak didapatkan
 Dilakukan penimbangan
setiap anak anak balita yang
di Posyandu sebulan
balita tidak naik berat
sekali oleh kader dan
- Pendataan diharapkan meningkat badannya
 Tidak dilakukannya
jumlah balita dari kunjungan
SDIDTK dengan
yang naik sebelumnya.
baik, sulitnya
berat
 Dilakukannya SDIDTK dilakukan metode
badannya
oleh kader, petugas gizi, SDIDTK yang harus
- Pelaksanaan dipenuhi kader, serta
bidan, dokter minimal 2
SDIDTK
35
kurangnya
pemahaman
kali dalam setahun. masyarakat akan
penjadwalan oleh
 Semua anak Balita 12-
kader, ataupun
59 bulan di wilayah
kegiatan SDIDTK
- Pemberian
kerja mendapatkan
itu sendiri
Vitamin A
Vitamin A di Posyandu  Semua anak balita
- Pelaksanaan dipastikan hadir
 Dilakukannya
MTBS dalam pemberian
pelayanan MTBS oleh
Vitamin A sesuai
dokter, bidan terlatih
target cakupan.
 Dilakukannya sistem
MTBS sesuai
pedoman
Tidak semua hasil
Pencatatan dan pelaporan
4 Pengawasan penimbangan tercatat (+)
dilakukan secara berkala
dengan baik

5.4. Masalah Menurut Lingkungan

No
Variabel Pencapaian Masalah
.
Fasilitas kesehatan terletak tidak jauh dari desa dan
1 Fasilitas Kesehatan (-)
mudah di jangkau oleh masyarakat sekitar.
2 Pendidikan Kebanyakan masyarakat berpengetahuan kurang akan (+)

36
kebutuhan gizi anak balita dan kepentingan kegiatan
SDITDK

Masih ada yang lebih menyarankan untuk

3 Budaya memeriksakan anaknya di bidan swasta, sehingga (+)


mengganggu proses pencatatan oleh pihak
Puskesmas

Sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai


4 Sosial-ekonomi (+)
petani, sehingga pembagian penghasilan untuk
pemenuhan gizi keluarga kurang terpenuhi.

BAB VI
PERUMUSAN MASALAH

6.1. Masalah Menurut Keluaran

37
a. Cakupan Pemantauan pertumbuhan anak Balita minimal 8 kali dalam setahun (D/S)
mencapai 82,67%, dari target 95% dengan besar masalah 12,32%

b. Cakupan anak Balita yang memiliki KMS atau buku KIA (K/S) mencapai 100% dari
target 95%

c. Cakupan anak Balita ditimbang dan naik berat badannya mencapai 45,40% dari target
95% dengan besar masalah 49,59%

d. Cakupan pemberian Vitamin A dosis tinggi pada anak Balita usia 12-59 Bulan mencapai
99,92%, dari target 95%.

e. Pelayanan SDIDTK pada anak Baita usia 12-59 bulan mencapai 59,66% tidak mencapai
target 95% dengan besar masalah 35,34%

f. Pelayanan MTBS pada anak Balita usia 12-59 bulan mencapai 97,73% dari target 95%.

6.2. Masalah dari Unsur Lain

6.2.1. Dari Masukan

a. Jumlah tenaga terlatih di bidang pelayanan anak balita sesuai dengan kebutuhan,
namun belum dapat bekerja secara maksimal.

b. Materi yang dibutuhkan sebagai sarana dan prasarana tersedia namun tidak semua
terpenuhi.

6.2.2. Dari Proses

a) Kegiatan dan sasaran belum terlaksana seluruhnya sesuai perencanaan serta


kurang terjadwalnya setiap perencanaan per tahunnya.
b) Kurangnya koordinasi dan lemahnya supervisi pengorganisasian pengaturan,
pembagian tugas, dan penanggung jawab yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya.
c) Pelaksanaan

38
 Kehadiran anak balita pendataan lewat penimbangan anak Balita kurang dari
cakupan atau tidak tercatat dengan baik.

 Berdasarkan hasil penimbangan, didapatkan banyak anak balita yang tidak naik
berat badannya yang diduga akibat kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari bagi
anak balita.

 Tidak dilakukannya SDIDTK dengan baik, sulitnya dilakukan metode


SDIDTK yang harus dipenuhi kader, serta kurangnya pemahaman masyarakat
akan penjadwalan oleh kader, ataupun kegiatan SDIDTK itu sendiri.

d) Pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berkala dirasakaan


kurang karena tidak semua hasil penimbangan tercatat dengan baik.
6.2.3. Lingkungan

a. Pendidikan: Kebanyakan masyarakat berpengetahuan kurang akan kebutuhan gizi


anak balita dan kepentingan kegiatan SDITDK.

b. Budaya: Masih ada yang lebih menyarankan untuk memeriksakan anaknya di


bidan swasta, sehingga mengganggu proses pencatatan oleh pihak Puskesmas.

c. Sosial-ekonomi : Sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai petani, sehingga


pembagian penghasilan untuk pemenuhan gizi keluarga kurang terpenuhi.

39
BAB VII

PRIORITAS MASALAH

7.1. Masalah Menurut Keluaran

a. Cakupan pemantauan pertumbuhan anak Balita minimal 8 kali dalam setahun (D/S)
mencapai 82,67%, dari target 95% dengan besar masalah 12,32%

b. Cakupan anak Balita ditimbang dan Naik Berat Badannya mencapai 45,40% dari target
95% dengan besar masalah 49,59%

c. Pelayanan SDIDTK pada anak Baita usia 12-59 bulan mencapai 59,66% tidak mencapai
target 95% dengan besar masalah 35,34%

Prioritas Masalah :
Masalah
No. Parameter
A B C
1 Besarnya masalah 1 5 5
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 3 5 4
3. Keuntungan sosial bila masalah selesai 1 5 2
4. Teknologi yang tersedia 2 3 3
5. Sumber daya yang tersedia 3 4 4
Total 10 22 18
Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan anak Balita ditimbang dan Naik Berat Badannya mencapai 45,40% dari target
95% dengan besar masalah 49,59%.

40
2. Pelayanan SDIDTK pada anak Baita usia 12-59 bulan mencapai 59,66% tidak mencapai
target 95% dengan besar masalah 35,34%.

BAB VIII

PENYELESAIAN MASALAH

8.1. Masalah Pertama

Cakupan anak Balita ditimbang dan naik berat badannya mencapai 45,40% dari target
95% dengan besar masalah 49,59%.

Penyebab :

a. Berdasarkan hasil penimbangan, didapatkan banyak anak balita yang tidak naik berat
badannya yang diduga akibat kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari bagi anak balita

b. Kurangnya koordinasi dan lemahnya supervisi pengorganisasan pengaturan, pembagian


tugas, dan penanggung jawab yang teraut dalam melaksanakan tugasnya.

c. Terbatasnya pengatahun masyarakat orang tua yang dikarenakan rendahnya pendidikan,


dan kurang terealisasikan mengenai pemahaman gizi yang baik untuk anak balita.

d. Sosial ekonomi yang kurang karena sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai
petani, sehingga pembagian penghasilan untuk pemenuhan gizi keluarga kurang
terpenuhi.

Penyelesaian :

a. Meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi, kewajiban serta tanggung jawab
masing-masing petugas dan kepala wilayah kerja dalam pelaksanaan program Pelayanan
Anak Balita melalui berkala seperti minggon.

41
b. Meningkatkan upaya peningkatan gizi pada anak balita khususnya dengan koordinator
bagian gizi untuk meningkatkan program Upaya Peningkatan Gizi.

c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi balita melalui


penyuluhan luar gedung seperti memperbanyak jadwal Kelas Balita, serta penyuluhan
setiap dilakukan posyandu.

d. Melakukan perencanaan peningkatan gizi pada anak balita seperti membuka koperasi
khusus untuk kebutuhan makanan tambahan bergizi untuk anak Balita.

8.2. Masalah Kedua

Pelayanan SDIDTK pada anak Baita usia 12-59 bulan mencapai 59,66% tidak mencapai target
95% dengan besar masalah 35,34%.

Penyebab :

a. Jumlah tenaga terlatih di bidang pelayanan anak balita sesuai dengan kebutuhan, namun
belum dapat bekerja secara maksimal.

b. Kurangnya koordinasi dan lemahnya supervisi pengorganisasian pengaturan, pembagian


tugas, dan penanggung jawab yang teratur dalam melaksanakan tugasnya.
c. Tidak dilakukannya SDIDTK dengan baik, sulitnya dilakukan metode SDIDTK yang
harus dipenuhi kader, serta kurangnya pemahaman masyarakat akan penjadwalan oleh
kader, ataupun kegiatan SDIDTK itu sendiri.

d. Kebanyakan masyarakat berpengetahuan kurang akan kepentingan kegiatan SDITDK.

Penyelesaian :

a. Meningkatkan rutinitas pertemuan kader yang membahas tentang pentingnya SDIDTK


dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi kader akan pelaksanaan SDIDTK.

42
b. Meningkatkan komunikasi tentang rendahnya cakupan SDIDTK di wilayah kerja
terhadap koordinator program dan kepala daerah di pertemuan mingguan.

c. Disepakatinya metode yang lebih mudah dalam pelaksanaan SDIDTK, seperti


meningkatkan fungsi dari check-list tumbuh kembang sederhana pada buku KIA yang
dapat diisi dengan waktu yang lebih singkat serta dapat dilakukan oleh masing-masing
orang tua anak balita dengan pengawasan petugas yang sudah terlatih SDIDTK.

d. Dilakukannya promosi kesehatan tentang pentingnya kegiatan SDIDTK melalui kegiatan


Kelas Balita disertai penjadwalan kegiatan SDIDTK secara jelas.

BAB IX

PENUTUP

9.1. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program cakupan Pelayanan Anak Balita ditimbang yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Medangasem, Kabupaten Karawang, periode
Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 yang sudah mencapai target, dimana didapatkan:

a) Cakupan anak balita yang memiliki buku KMS.

b) Cakupan anak balita yang dilayani dengan MTBS.

c) Cakupan anak balita yang sudah terdistribusi vitamin A.

d) Cakupan pemantauan pertumbuhan pada anak balita.

Sedangkan yang belum mencapai target dan menjadi prioritas masalah, sebagai berikut;

43
a) Cakupan anak Balita ditimbang dan naik berat badannya.

b) Pelayanan SDIDTK pada anak Baita usia 12-59 bulan.

9.2. Saran kepada Puskesmas

a) Meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi, kewajiban serta tanggung jawab
masing-masing petugas dan kepala wilayah kerja dalam pelaksanakan program Pelayanan
Anak Balita melalui pertemuan berkala seperti minggon.

b) Meningkatkan upaya peningkatan gizi pada anak balita khususnya dengan koordinator
bagian gizi untuk meningkatkan program Upaya Peningkatan Gizi.

c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi balita melalui


penyuluhan luar gedung seperti menambahkan jadwal Kelas Balita, serta penyuluhan
setiap dilakukan posyandu.

d) Melakukan perencanaan peningkatan gizi pada anak balita seperti membuka koperasi
khusus untuk kebutuhan makanan tambahan bergizi untuk anak Balita.

e) Meningkatkan rutinitas pertemuan kader yang membahas tentang pentingnya SDIDTK


dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi kader akan pelaksanaan SDIDTK.

f) Meningkatkan komunikasi tentang rendahnya cakupan SDIDTK di wilayah kerja


terhadap koordinator program dan kepala daerah di pertemuan mingguan.

g) Disepakatinya metode yang lebih mudah dalam pelaksanaan SDIDTK, seperti


meningkatkan fungsi dari check-list tumbuh kembang sederhana pada buku KIA yang
dapat diisi dengan waktu yang lebih singkat serta dapat dilakukan oleh masing-masing
orang tua anak balita dengan pengawasan petugas yang sudah terlatih SDIDTK.

h) Dilakukannya promosi kesehatan tentang pentingnya kegiatan SDIDTK melalui kegiatan


Kelas Balita disertai penjadwalan kegiatan SDIDTK secara jelas.

44
Daftar Pustaka

1. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.
Bandung:Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;2016.h.110.

2. Budijanto D, Yudianto, Hardhana B. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI;2016.h.124,145-8

3. Dikutip dari https://www.unicef.org/indonesia/id/

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Laporan Pencapaian Kinerja Puskesmas


Triwulan Tiga 2018 : Puskesmas Medangasem:2018.

5. Anwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara; 2010. h.10.

45
6. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang
Penggunaan Kartu Menuju Sehat bagi Anak Balita. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2010. h.10-9.

7. Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2016. h.21-34.

8. Dinas Kesehatan Karawang. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang. Karawang: Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat; 2010. h.1-86

9. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI; 2010. h.7-10

46

Anda mungkin juga menyukai