BAB IV
DESAIN BENDA KERJA DAN MANUSCRIPT
b. Pahat facing Ø 8 mm
c. Pahat kantong Ø 4 mm
Pahat ini digunakan untuk membuat alur pada benda kerja
4.4 Flowchart
Mulai
Parameter Permesinan :
Kecepatan Asutan
Kecepatan Spindel
Pahat yang digunakan
Desain benda kerja
Program
manuscript,
pahat dan
benda kerja
Plotting
B
A
B
A
T
Apakah
bentuk plotter
sudah sesuai
desain
Setting pahat
Apakah dry
run sudah
benar?
Y
Pasang dan setting benda kerja
Eksekusi
Benda Kerja
Jadi
Quality control
Selesai
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan Koordinat Lintasan Pahat
Pada praktikum kali ini perhitungan difokuskan untuk mencari nilai i dan j atau
x dan y dalam parameter lingkaran
Gerakan no.155 pada manuskrip
1.8663 m
Tan =
= 28.5 ˚
= 61.5
= 180-
= 90
j = r (cos 90 )
= 200 x 1
= 200
a=
= 4.62 mm
= 62.5
= 55
j = r cos
j = 5 cos
j = 2.867 mm
i = r sin
i = 5 sin
i = 4.10 mm
Kecepatan Asutan
Prosedur :
1) Pilih parameter diameter pahat pada diagram kedalaman
pemotongan asutan berupa garis miring
2) Tentukan Depth of cut pada sumbu vertical
x=
x= 137,5 mm/min
a) Pahat facing d = 40 mm
= 0,0714 mm/min
b) Pahat facing d = 8 mm
Pada interpolasi lurus
= 0,0714 mm/min
Pada interpolasi melingkar
= 0,428 mm/min
c) Pahat kantong d = 4 mm
Pada interpolasi lurus
= 0,0714 mm/min
Pada interpolasi melingkar
= 0,428 mm/min
2. Kecepatan potong
a. Kecepatan potong teoritis
d. Untuk facing dengan pahat facing 40 mm, putaran spindle (rpm) = 700
Diameter (mm) Vs (mm/min) Putaran Spindle (rpm)
D1 = 12 25 700
Dx = 40 x 700
D2 = 60 144 700
x =
x = 94,41 mm/min
Untuk pahat facing dengan 40 mm putaran spindle (rpm) = 700
rpm tidak mungkin melakukan perhitungan karena terbatasnya grafik
kecepatan putar yang digunakan jauh dibawah batas aman.
d = Diameter pahat
n = putaran /menit
a) Pahat facing d = 40 mm
= 87,92 mm/min
b) Pahat facing d = 8 mm
Vs = = 17,548 mm/min
c) Pahat kantong d = 4 mm
= 8,792 mm/min
1. Kecepatan Asutan
Kecepatan asutan ditentukan berdasarkan pahat yang digunakan. Pada
penggunaan pahat facing Ø 40 mm, dipilih f=50 mm/menit. Sedangkan
penggunaan facing Ø 8 mm pada saat interpolasi lurs dipilih f=50 mm/menit,
pada saat pahat kantong Ø 4 mm pada saat interpolasi lurus dipilih f=30
mm/menit. Pengambilan kecepatan asutan yang lebih kecil pada saat
praktikum dimaksudkan agar benda hasil pengerjaan bisa lebih halus.
Dengan kecepatan asutan yang tinggi, pergerakan pergeseran pahat yang
cepat menyebabkan ada bagian yang tidak termakan sempurna, hal ini yang
mengakibatkan hasil benda kerja yang kasar. Bila asutan rendah maka akan
Pada setting pahat diusahakan tepat agar benda kerja yang dihasilkan
sempurna.
3) Analisa Waktu Plotting
Pada proses plotting ini dibutuhkan waktu 38 menit 42 detik. Saat
plotting kami menyimulasikan benda kerja dan pada proses plotting tidak
dilakukan penentuan kompensansi pahat sehingga tidak diperlukan waktu
untuk proses menyesuaikan kompensansi pahat. Nilai kecepatan F: 250.
4) Analisa Waktu Dry Run
Proses dry run membutuhkan waktu 40 menit 32 detik. Saat dry run
terdapat pergantian pahat dimana itu memusatkan titik 0 pahat dengan benda
kerja. Akan tetapi di dry run berbeda dengan plotting karena pada dry run
pahat tidak mengalami gesekan.
5) Analisa waktu Eksekusi
Pada pelaksanaan proses Eksekusi waktu yang diperlukan adalah 2 jam
46 menit 44 detik. Waktu tersebut terbilang lama disebabkan oleh nilai F yang
paling kecil waktu pengeboran F:30 waktu pemakanan dan F:50 waktu facing.
Secara garis besar bentuk hasil benda kerja setelah proses permesinan dengan
mesin CNC TU 3A sudah sesuai dengan gambar rancangan kerja akan tetapi ada
beberapa kekurangan pada dimensi dari rancangan benda kerja. Perbandigan hasil
benda kerja dengan rancangan benda dari segi dimensi bisa dilihat pada tabel
perbandingan:
Penampang Ukuran Gambar Ukuran Sebenarnya Keterangan
A-A’ 15.00 mm 14.76 mm Tidak sesuai
B-B’ 50.00 mm 49.56 mm Tidak sesuai
C-C’ 3.00 mm 2.93 mm Tidak sesuai
D-D’ 4.00 mm 3.79 mm Tidak sesuai
E-E’ 13.00 mm 13.00 mm Sesuai
Berdasarkan table dia atas, kami menyimpulkan adanya pebedaan
disebabkan beberapa faktor yaitu :
- Adanya geram yang terbentuk saat proses pemotongan dapat
mengganggu jalanya langkah pahat
- Kurang presisinya penyetingan titik nol
- Kurang presisinya penyetingan pahat berpengaruh pada titik sentuh
pahat
a. Permukaan benda kerja tidak halus (timbul bekas pahat)
Penyebab :
Pada saat pemakanan dengan pahat facing 8mm geram yang
dihasilkan dari pemakanan tidak langsung dibersihkan dengan kuas
sehingga menimbulkan goresan bekas pada permukaan benda kerja.
Solusi :
Pada saat pemakanan geram yang dihasilkan harus segera
dibersihkan agar tidak ikut termakan oleh pahat.
Penyebab :
Pada saat pemakanan bagian tersebut pahat langsung memakan
bagian yang seharusnya tidak dimakan dikarenakan pahat tidak diangkat
terlebih dahulu sebelum melakukan pemakanan bagian yang lain.
Solusi :
Agar bagian tersebut tidak termakan sebaiknya pahat diangkat
terlebih dahulu dengan memberikan nilai z positif.
Penyebab :
Bagian tersebut seharusnya runcing dikarenakan pahat yang
digunakan terlalu besar sehingga bagian yang dimakan tidak membentuk
bagian yang runcing.
Solusi :
Pada saat praktikum pahat yang digunakan adalah pahat facing
8mm diganti menggunakan pahat yang berukuran lebih kecil dari pahat
yang digunakan.
Penyebab :
Pada manuskrip nilai sumbu y positif terlalu besar sehingga
langkah ragum tertahan pada batas maksimal y- dany+
menyebabkan pemakanan tidak tepat
Solusi :
Mencari langkah pemakanan lain yang tidak melewati batas
maksimal.
Penyebab :
Nilai manuskrip tidak tepat sehingga bagian bawah yang
termakan oleh pahat tidak sama dengan bagian atas.
Solusi :
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pada proses pengerjaan benda kerja praktikum TU-3A kelompok kami
menggunakan tiga jenis pahat, yaitu pahat facing 40 mm, pahat facing 8 mm,
pahat kantong 4 mm
2. Parameter permesinan pada saat eksekusi
Depth of cut : 0,5 mm
Putaran spindle : 700 rpm
Feed untuk facing : 50 mm/rev
Feed untuk pemakanan : 30 mm/rev
3. Semakin kecil nilai Feed dan semakin besar depth of cut maka waktu yang
digunakan semakin lama.
4. Bila asutan yang dipakai maka putaran spindle yang dipilih tinggi agar dapat
diperoleh pemakanan benda kerja yang halus..
5. Depth of cut yang kecil akan cepat aus karena beban yang diterima pahat lebih
kecil.
6. Semakin luas bidang kontak antara pahat dengan benda kerja maka semakin
besar arus yang dihasilkan.
6.2 Saran
1. Diharapkan benda kerja yang akan dibuat disesuaikan dengan lamanya waktu
praktikum.
2. Diharapkan laboraturium dapat menjadwal praktikum agar praktikum
dilaksanakan di luar jam kuliah.
3. Praktikan seharusnya benar-benar menguasai tentang proses pengoperasian dan
cara pembuatan manuskrip sebelum melakukan praktikum.
4. Diharapkan tingkat kesulitan benda kerja disamakan agar waktu pengerjaan
tidak berbeda.