Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

BAB IV
DESAIN BENDA KERJA DAN MANUSCRIPT

4.1 Desain Benda Kerja


(Terlampir)

4.2 Pahat Yang Digunakan


Pada praktikum CNC TU-3A yang telah dilakukan, digunakan macam-macam
pahat, yaitu:
a. Pahat facing Ø 40 mm
Pahat ini digunakan menghasilkan atau meratakan permukaan dan membuat alur
pada benda kerja.

Gambar 4.1 Pahat facing Ø 40 mm


Sumber : Lab Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya

b. Pahat facing Ø 8 mm

Gambar 4.2 Pahat facing Ø 8 mm


Sumber : Lab Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

c. Pahat kantong Ø 4 mm
Pahat ini digunakan untuk membuat alur pada benda kerja

Gambar 4.5 Pahat kantong Ø 4 mm


Sumber : Lab Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya

4.3 Langkah Lintasan Pahat


(Terlampir)

4.4 Flowchart
Mulai

Parameter Permesinan :
Kecepatan Asutan
Kecepatan Spindel
Pahat yang digunakan
Desain benda kerja

Program
manuscript,
pahat dan
benda kerja

Plotting

B
A

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

B
A

T
Apakah
bentuk plotter
sudah sesuai
desain

Setting pahat

Setting benda kerja

Lakukan dry run

Apakah dry
run sudah
benar?

Y
Pasang dan setting benda kerja

Eksekusi

Benda Kerja
Jadi

Quality control

Selesai

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

4.5 Program Manuscript


(Terlampir)

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan Koordinat Lintasan Pahat
Pada praktikum kali ini perhitungan difokuskan untuk mencari nilai i dan j atau
x dan y dalam parameter lingkaran
 Gerakan no.155 pada manuskrip

I = 0 ( Karena Tidak Mempunyai Sudut Sejajar )

1.8663 m

Tan =

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

= 28.5 ˚

= 61.5

= 180-

= 90

j = r (cos 90 )

= 200 x 1
= 200

 Gerakan no.157 pada manuskrip

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

a=
= 4.62 mm

= 62.5

= 55

j = r cos

j = 5 cos

j = 2.867 mm
i = r sin

i = 5 sin

i = 4.10 mm

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

5.2 Parameter Permesinan


5.2.1 Perhitungan Parameter Permesinan
1. Kecepatan Asutan
a. Kecepatan Asutan Teoritis

Gambar Grafik penentuan kecepatan asutan


Sumber : Buku petunjuk praktikum CNC programming

Kecepatan Asutan
Prosedur :
1) Pilih parameter diameter pahat pada diagram kedalaman
pemotongan asutan berupa garis miring
2) Tentukan Depth of cut pada sumbu vertical

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

3) Potongkan kedua garis dan tarik garis kebawah maka


didapatkan kecepatan asutan
Untuk pahat facing  40, t = 0,5 mm, F = 144 mm/menit
Diameter (mm) T (mm) F (mm/menit)
40 t1 = 0,6 F1 =100
40 tx = 0,5 Fx = X
40 t2 = 0,3 F2 = 250

Dengan menggunakan metode interpolasi

0,1(x – 250) = 0,3(100 – x)


0,1x – 25 = 30 – 0,3x
0,4x = 55

x=

x= 137,5 mm/min

Untuk pahat facing  40 mm, pahat facing  8mm dan pahat


kantong  4 mm tidak memungkinkan perhitungan karena keterbatasanya
grafik penentuan kecepatan asutan akan tetapi jelas terlihat bahwa kecepatan
yang digunakan jauh dibawah batas aman.

b. Kecepatan Asutan Aktual


 Asutan (f)
Dapat dicari dengan rumus :

F = Kecepatan Asutan (mm/min)


n = Putaran / menit (rpm)
f = Asutan (mm/putaran)

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

a) Pahat facing d = 40 mm

= 0,0714 mm/min

b) Pahat facing d = 8 mm
 Pada interpolasi lurus

= 0,0714 mm/min
 Pada interpolasi melingkar

= 0,428 mm/min

c) Pahat kantong d = 4 mm
 Pada interpolasi lurus

= 0,0714 mm/min
 Pada interpolasi melingkar

= 0,428 mm/min

2. Kecepatan potong
a. Kecepatan potong teoritis

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

Gambar 4.4 Grafik Kecepatan Putar Spindle


Sumber :Buku petunjuk praktikum CNC programming

Kecepatan putaran spindle.


a. Untuk pahat facing  40, Vs = 144 mm/menit
Diameter (mm) Vs (mm/menit) Putaran
D1=50 144 n1 =900
Dx=40 144 nx = x
D2=30 144 n2 = 1500

Dengan menggunakan metode interpolasi

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

c. Untuk pahat kantong  4 mm, Vs=25mm/min

Diameter (mm) Vs (mm/menit) Putaran


D1=4 25 n1 =2000

d. Untuk facing dengan pahat facing 40 mm, putaran spindle (rpm) = 700
Diameter (mm) Vs (mm/min) Putaran Spindle (rpm)
D1 = 12 25 700
Dx = 40 x 700
D2 = 60 144 700

28(x – 144) = 20(25 – x)


28x – 4032 = 500 – 20x
48x = 4532

x =

x = 94,41 mm/min
Untuk pahat facing dengan  40 mm putaran spindle (rpm) = 700
rpm tidak mungkin melakukan perhitungan karena terbatasnya grafik
kecepatan putar yang digunakan jauh dibawah batas aman.

b. Kecepatan putar spindle


Dapat dicari dengan rumus :

d = Diameter pahat

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

n = putaran /menit

a) Pahat facing d = 40 mm

= 87,92 mm/min

b) Pahat facing d = 8 mm

Vs = = 17,548 mm/min

c) Pahat kantong d = 4 mm

= 8,792 mm/min

Putaran spindle (n)


Untuk bahan benda kerja alumunium, kecepatan pemotongan dianjurkan
konstan sehingga nilai putaran spindle (n) aktual pahat adalah 700 rpm.

5.2.2 Analisa Parameter Permesinan


Pada saat eksekusi digunakan, parameter permesinan yang digunakan
berbeda-beda tergantung jenis pahat yang digunakan. Parameter-parameter
terrsebut adalah sebagai berikut :

1. Kecepatan Asutan
Kecepatan asutan ditentukan berdasarkan pahat yang digunakan. Pada
penggunaan pahat facing Ø 40 mm, dipilih f=50 mm/menit. Sedangkan
penggunaan facing Ø 8 mm pada saat interpolasi lurs dipilih f=50 mm/menit,
pada saat pahat kantong Ø 4 mm pada saat interpolasi lurus dipilih f=30
mm/menit. Pengambilan kecepatan asutan yang lebih kecil pada saat
praktikum dimaksudkan agar benda hasil pengerjaan bisa lebih halus.
Dengan kecepatan asutan yang tinggi, pergerakan pergeseran pahat yang
cepat menyebabkan ada bagian yang tidak termakan sempurna, hal ini yang
mengakibatkan hasil benda kerja yang kasar. Bila asutan rendah maka akan

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

menghasilkan benda kerja yang halus dikarenakan pergesaran pahat yang


pelan sehingga benda kerja termakan lebih rata.
Perbedaan penggunaan kecepatan asutan antara pahat Ø 40 mm pahat Ø
8mm dan pahat Ø 4 mm dikarenakan pahat dengan diameter besar lebih cepat
menahan atau lebih kuat jika digunakan nilai f yang lebih besar. Jika pahat
dengan diameter yang kecil kemungkinan akan patah, jika digunakan nilai f
yang besar, kecepatan asutan juga berpengaruh pada lamanya waktu
permesinan. Dimana jika nilai f kecil, maka waktu pengerjaan lebih lama jika
dibandingkan menggunakan nilai f yang besar.
2. Kecepatan Pemotongan (Vs)
Kecepatan pemotongan bervariasi tergantung pada diameter pahat, hal
ini sesuai dengan rumus

Dari rumus diatas terlihat bahwa kecepatan dipengaruhi oleh diamater


pahat dan putaran spindle. Untuk perhitungan teoritis didapat Vs sebesar 93,36
m/menit. Sedangkan dari hasil perhitungan aktual untuk pahat Ø 40 mm=
87,92 m/menit, pahat facing Ø 8 mm= 13,188 m/menit dan pahat kantong Ø 4
mm= 8.792 m/menit. Dengan kecepatan pemotongan yang kecil menyebabkan
hasil permukaan yang lebih halus, karena semakin pelan maka semakin sering
sisi benda kerja tersebut termakan dan hasilnya akan lebih halus. Tetapi jika
kecepatan pemotongan cepat, maka semakin jarang jarang permukaan benda
kerja tersebut termakan,sehingga hasil permukaan yang dihasilkan kurang
terlalu halus daripada dengan penggunaan kecepatan yang rendah.
3. Depth of Cut (ť)
Depth of cut dibuat seragam yaitu 0,5 mm, hal ini dimaksudkan agar
mendapatkan hasil pemakanan yang lebih halus, serta untuk menghemat pahat
agar tidak cepat aus karena beban yang diterima pahat kecil.Jika depth of cut
yang besar maka beban mata pahat untuk memotong benda kerja semakin
besar. Ada kemungkinan pahat akan patah jika terlalu dalam memakan benda
kerja atau mungkin pahat dapat berhenti berputar. Depth of cut yang tidak
sesuai juga dapat menyebabkan tepi potongan benda kerja menjadi kasar serta
cacat pada benda kerja.
4. Putaran Spindle (n)
Putaran spindle dipilih sebesar 700 rpm. Selama keseluruhan sistem
permesinan, putaran spindle sebaiknya disesuaikan dengan kecepatan asutan
yang dipakai agar mata pahat tidak mengalami pembebanan yang besar yang

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

dapat mengakibatkan kerusakan pahat maupun cacat pada benda


kerja.Pengukuran besarnya pembebanan pahat dapat dilihat pada amperemeter,
yaitu jika nilai kuat arus naik, maka pahat mengalami pembebanan yang
bertambah besar akibat bergesekan pada benda kerja, begitu juga sebaliknya.
5. Besar Arus yang Digunakan
Pada saat pengeplotan arus yang digunakan sebesar 0,3 A. Pada saat dry
run arus yang digunakan sebesar 0,4 A. Pada saat eksekusi besarnya arus
berbeda-beda tergantung pada gerakan pahat. Pada saat gerakan cepat arus
yang digunakan sebesar 0,4 A, saat facing arus yang digunakan sebesar 0,9 A;
saat pembuatan kantong arus yang digunakan sebesar 0,4 A; dan pada saat
gerakan melingkar arus yang digunakan sebesar 0,4 A. Penggunaan arus paling
besar pada saat facing karena luas bidang kontak antara pahat dengan benda
kerja luas sehingga membutuhkan arus yang besar. Sedangkan penggunaan
arus paling kecil pada saat pegeplotan karena luas bidang kontak antara pen
plotter dengan kertas kecil.

5.2.3 Analisa Waktu Permesinan


Pembuatan Manuscript : 24 jam
Setting pahat dan setting benda kerja : 5 menit 20 detik
Plotting : 38 menit 42 detik
Dry Run : 40 menit 32 detik
Eksekusi : 2 jam 46 menit 44 detik
Total : 28 jam 11 menit 18 detik
1) Analisa Waktu Pembuatan Manuscript
Langkah awal pratikum CNC TU-3A kali ini adalah membuat
manuscript berdasarkan gambar yang telah direncanakan. Pembuatan
manuscript ini membutuhkan waktu total ±24 jam. Waktu yang dibutuhkan
pada proses ini cukup lama karena kami kurang memahami betul mengenai
manuscript atau denagan kata lain kami masih dalam tahap pembelajaran.
2) Analisa Waktu Setting Pahat
Waktu yang dibutuhkan untuk setting pahat adalah 5 menit 20 detik
dikarenakan diperlukan waktu untuk menentukan pahat tepat pada sumbu Z.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

Pada setting pahat diusahakan tepat agar benda kerja yang dihasilkan
sempurna.
3) Analisa Waktu Plotting
Pada proses plotting ini dibutuhkan waktu 38 menit 42 detik. Saat
plotting kami menyimulasikan benda kerja dan pada proses plotting tidak
dilakukan penentuan kompensansi pahat sehingga tidak diperlukan waktu
untuk proses menyesuaikan kompensansi pahat. Nilai kecepatan F: 250.
4) Analisa Waktu Dry Run
Proses dry run membutuhkan waktu 40 menit 32 detik. Saat dry run
terdapat pergantian pahat dimana itu memusatkan titik 0 pahat dengan benda
kerja. Akan tetapi di dry run berbeda dengan plotting karena pada dry run
pahat tidak mengalami gesekan.
5) Analisa waktu Eksekusi
Pada pelaksanaan proses Eksekusi waktu yang diperlukan adalah 2 jam
46 menit 44 detik. Waktu tersebut terbilang lama disebabkan oleh nilai F yang
paling kecil waktu pengeboran F:30 waktu pemakanan dan F:50 waktu facing.

5.3 Analisa Geometri benda kerja


1. Analisa Bentuk
Bentuk benda kerja yang dihasilkan dari praktikum CNC TU-3A, secara
hasil sudah sesuai dengan desain. Namun ada beberapa hal yang menyebabkan
terjadi kesalahan, yaitu:

Secara garis besar bentuk hasil benda kerja setelah proses permesinan dengan
mesin CNC TU 3A sudah sesuai dengan gambar rancangan kerja akan tetapi ada

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

beberapa kekurangan pada dimensi dari rancangan benda kerja. Perbandigan hasil
benda kerja dengan rancangan benda dari segi dimensi bisa dilihat pada tabel
perbandingan:
Penampang Ukuran Gambar Ukuran Sebenarnya Keterangan
A-A’ 15.00 mm 14.76 mm Tidak sesuai
B-B’ 50.00 mm 49.56 mm Tidak sesuai
C-C’ 3.00 mm 2.93 mm Tidak sesuai
D-D’ 4.00 mm 3.79 mm Tidak sesuai
E-E’ 13.00 mm 13.00 mm Sesuai
Berdasarkan table dia atas, kami menyimpulkan adanya pebedaan
disebabkan beberapa faktor yaitu :
- Adanya geram yang terbentuk saat proses pemotongan dapat
mengganggu jalanya langkah pahat
- Kurang presisinya penyetingan titik nol
- Kurang presisinya penyetingan pahat berpengaruh pada titik sentuh
pahat
a. Permukaan benda kerja tidak halus (timbul bekas pahat)

Penyebab :
Pada saat pemakanan dengan pahat facing 8mm geram yang
dihasilkan dari pemakanan tidak langsung dibersihkan dengan kuas
sehingga menimbulkan goresan bekas pada permukaan benda kerja.
Solusi :
Pada saat pemakanan geram yang dihasilkan harus segera
dibersihkan agar tidak ikut termakan oleh pahat.

b. Terdapat bagian yang termakan yang seharusnya tidak dimakan

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

Penyebab :
Pada saat pemakanan bagian tersebut pahat langsung memakan
bagian yang seharusnya tidak dimakan dikarenakan pahat tidak diangkat
terlebih dahulu sebelum melakukan pemakanan bagian yang lain.
Solusi :
Agar bagian tersebut tidak termakan sebaiknya pahat diangkat
terlebih dahulu dengan memberikan nilai z positif.

c. Terdapat bagian yang tidak sesuai design

Penyebab :
Bagian tersebut seharusnya runcing dikarenakan pahat yang
digunakan terlalu besar sehingga bagian yang dimakan tidak membentuk
bagian yang runcing.
Solusi :
Pada saat praktikum pahat yang digunakan adalah pahat facing
8mm diganti menggunakan pahat yang berukuran lebih kecil dari pahat
yang digunakan.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

d. Tedapat bagian yang termakan oleh pahat facing 40 mm

Penyebab :
Pada manuskrip nilai sumbu y positif terlalu besar sehingga
langkah ragum tertahan pada batas maksimal y- dany+
menyebabkan pemakanan tidak tepat
Solusi :
Mencari langkah pemakanan lain yang tidak melewati batas
maksimal.

e. Terdapat bagian yang pemakanannya kurang panjang

Penyebab :
Nilai manuskrip tidak tepat sehingga bagian bawah yang
termakan oleh pahat tidak sama dengan bagian atas.
Solusi :

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

Menghitung langkah pahat pada manuskrip dengan lebih teliti

5.4 Hasil Plotter

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 24

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Pada proses pengerjaan benda kerja praktikum TU-3A kelompok kami
menggunakan tiga jenis pahat, yaitu pahat facing 40 mm, pahat facing 8 mm,
pahat kantong 4 mm
2. Parameter permesinan pada saat eksekusi
 Depth of cut : 0,5 mm
 Putaran spindle : 700 rpm
 Feed untuk facing : 50 mm/rev
 Feed untuk pemakanan : 30 mm/rev
3. Semakin kecil nilai Feed dan semakin besar depth of cut maka waktu yang
digunakan semakin lama.
4. Bila asutan yang dipakai maka putaran spindle yang dipilih tinggi agar dapat
diperoleh pemakanan benda kerja yang halus..
5. Depth of cut yang kecil akan cepat aus karena beban yang diterima pahat lebih
kecil.
6. Semakin luas bidang kontak antara pahat dengan benda kerja maka semakin
besar arus yang dihasilkan.

6.2 Saran
1. Diharapkan benda kerja yang akan dibuat disesuaikan dengan lamanya waktu
praktikum.
2. Diharapkan laboraturium dapat menjadwal praktikum agar praktikum
dilaksanakan di luar jam kuliah.
3. Praktikan seharusnya benar-benar menguasai tentang proses pengoperasian dan
cara pembuatan manuskrip sebelum melakukan praktikum.
4. Diharapkan tingkat kesulitan benda kerja disamakan agar waktu pengerjaan
tidak berbeda.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR


SEMESTER GENAP 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai