Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PENGUKURAN HF

NOMOR PERCOBAAN : 04

JUDUL PERCOBAAN : DISTORTION ANALYZER

KELAS / KELOMPOK : Telekomunikasi-5D / 01

NAMA KELOMPOK : 1. Andhika Fajar (1316030061)


2. Ariesta Danna Melati (1316030062)
3. Ary Utomo (1316030024)
4. Bhakti Setiawan (1316030026)
5. Calvin Ferian (1316030103)
6. Dini Maghfiroh (1316030028)
7. Esti Setiawati (1316030005)
TANGGAL PERCOBAAN : 8 Oktober 2018 & 15 Oktober 2018

TGL. PENYERAHAN LAP : 22 Oktober 2018

NILAI :

DOSEN : Sukma W. ST.

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2018
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL PERCOBAAN . . . . . . . 1
DAFTAR ISI . . . . . . . 2
1. TUJUAN PERCOBAAN . . . . . . . 3
2. DASAR TEORI PERCOBAAN . . . . . . 4
3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN & GAMBAR ALAT . . . 6
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN . . . . . 8
5. DATA HASIL PERCOBAAN . . . . . 10
6. ANALISA DAN PEMBAHASAN . . . . . . 12

KESIMPULAN . . . . . . . 14
LAMPIRAN . . . . . . . 16
PERCOBAAN 4
DISTORTION ANALYZER

1. TUJUAN PERCOBAAN
 Mampu mengoperasikan Distortion Analyzer HP 334 A
 Mampu mengukur distorsi dan amplitudo sinyal menggunakan Distortion Analyzer

2. DASAR TEORI
Model HP334A Distortion Analyzer dipergunakan untuk mengukur Total Harmonik
Distorsi (THD) hingga dibawah 0.15 dari fundamental frekuensi antar 5 Hz hingga 600 kHz
dengan harmonik mancapai frekuensi 3 MHz. HP334A mempunyai automatik null dan
Amplitudo Modulation (AM) detector dari frekuensi 550kHz hingga 65 MHz. Selain dari paad
itu HP334A mampusebagai Voltmeter (RMS voltmeter) dengan range frekuensi 5 Hz hingga
3MHz dan voltase yang dapat diukur dari 300 uV hingga 300 V.
Peralatan ini banyak digunkaan untuk menganalisa distorsi daripada :
- Amplifier - Signal Amplitudo Modulation
- Filter - dll.
Keterangan Panel Depan :

1. Power ON switch dan lampu indikator ON pada HP334A


2. Meter penunjuk distorsi dan level voltase dari input signal
3. Switch MODE untuk memilih Manual atau Automatik operasi dari Wien bridge tuning
4. FREKUENSI RANGE switch untuk memilih frekuensi range yang sesuai dengan
frekuensi fundamental dari signal input
5. COARSE BALANCE digunakan sebagai pengatur kasar dari Wien Bridge sirkuit agar
seimbang
6. FINE BALANCE digunakan sebagai pengatur halus dari Wien Bridge sirkuit agar
seimbang
7. Pemutar frekuensi untuk mentuning wien bridge ke fundamental frekuensi dari input
signal
8. Switch HIGH PASS FILTER digunakan pada saat input signal diatas 1 kHz dan peralatan
di setting pada SET LEVEL dan DISTORTION function. Pada saat filter digunakan (IN)
mmeberikan redaman (attenuation) sebesar 40 dB pada frekuensi 50-60 Hz, tetapi
tidak berpengaruh terhadap terhadap frekuensi diatas 1kHz
9. Konektor OUTPUT diberikan untuk monitoring keluaran dari meter sirkuit dengan
osiloskop, rms voltmeter atau Wave Analyzer
10. Frekuensi vernier digunakan untuk pemutar halus dari pemutar frekuensi
11. Switch METER RANGE digunakan untuk meilih full scale range dari meter dalam satuan
persen, dB dan rms volt
12. Pemilih SENSITIVITY memberikan o hingga 50 v penurunan level dari input signal
didalam 10 dB/step, jika FUNCTION switch pada posisi SET LEVEL dan DISTORTION
13. SENSITIVITY VERNIER digunakan sebagai pengatur halus dalam memilih sensitivitas
alat
14. Pemutar nol secara mekanik dari meter saat alat off
15. Switch FUNCTION digunakan untuk memilih operasi yang diinginkan terhadap
instrument
16. Penghubung pendek antar Ground Circuit dengan Ground Chasis
17. INPUT terminal
18. Switch NORM RF DET untuk memilih terminal INPUT dari depan atau dari belakang
melalui RF INPUT konektor
Keterangan Panel Belakang :

19. Konektor RF INPUT digunakan sebagai terminal input dari AM RF carrier signal
20. FUSE sebagai peralatan pembatas arus listrik dari intrument
21. Line voltage switch sets instrument to operate from 100 V/120 V/ 220 V/240 V
22. Ac power connector provides input connection for ac power

3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

No. Nama Komponen Spesifikasi Jumlah


1. Distortion Analyzer HP 334 A S/N 114A15216 1
2. Oscilloscope 1
3. Function Generator GF3-8255A S/N CF921007 1
4. BNC to Banana Cable 3

Gambar Alat
Gambar 3. Distortion Analyzer HP 334 A

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
Distortion Measurment
Signal input tidak lebih dari : 300 V diatas 100Hz
50 V diatas 1 KHz

1. MANUAL MODE
a. Nyalakan instrument
b. Atur NORM-R.F DET SWITCH ke posisi NORM
c. Putar FUNCTION switch ke SET LEVEL
d. Switch MODE ke MANUAL
e. Apabila input signal lebih besar dari 1 KHz, switch HIGH PASS FILTER di posisi IN
f. Putar SENSITIVITY ke posisi MIN dan aturlah VERNIER ke posisi maksimum berlawanan
arah jarum jam (CCW)
g. Putar METER RANGE switch ke SET LEVEL dan atur BALANCE COARSE serta FINE tuning
ke posisi tengah
h. Hubungkan signal input dari Function Generator HP3312A dengan frekuensi (Hz) 50,
100, 500, 1K, 100K, 500K
i. Putar SENSITIVITY switch sedemikian sehingga meter penunjuk lebih 1/3 dari skala
maksimum
j. Atur SENSITIVITY VERNIER untuk maksimum skala pada meter bila pengukuran distorsi
dalam presentase, apabila pengukuran distorsi diinginkan dalam dB atur SENSITIVITY
VENIER sehingga meter penunjuk pada 0 dB
k. Atur FREKUENSI dial ke fundamental frekuesi signal input
l. Putar FUNCTION switch ke posisi DISTORTION
m. Aturlah FREQUENCY DIAL VERNIER dan BALANCE COARSE serta FINE sedemikian
sehingga penunjuk meter minimum. Turunkan METER RANGE switch sedemikian
sehingga meter penunjuk berada ditengah skala meter.
n. Ulangi step m hingga diperoleh hasil penunjukkan meter yang terkecil
o. Hasil pembacaan distorsi didalam presentase atau dB dapat diukur berdasarkan
penyimpangan penunjuk meter dengan METER RANGE switch. Suatu contoh, apabila
penunjuk meter 0.4 dan METER RANGE switch pada posisi 1% maka, distorsi adalah
sebesar 0.4% dari fundamental signa input. Pada kondisi yang sama, apabila meter
penunjuk -6 dB dan METER RANGE switch pada posisi -40 dB, maka hasil pengukuran
adalah -46 dB dari fundamental signal input.
p. Signal input dapat langsung diukur rms voltage-nya dengan cara merubah switch
FUNCTION ke posisi VOLTMETER dan ubah METER RANGE sedemikian jarum penunjuk
terbaca dengan baik.

2. AUTOMATIC MODE
a. Lakukan praktik pengukuran seperti diatas mulai dengan a sampai dengan l
b. Aturlah FREQUENCY DIAL VERNIER dan BALANCE COARSE serta FINE sedemikian
sehingga penunjukkan meter minimum
c. Pada aat meter menunjukkan 105 dari SET LEVEL kemudian ubah posisi MODE ke
AUTOMATIC
d. Putar METER RANGE sedemikian hingga jarum penunjuk terlihat ditengah skala meter
e. Hasil pembacaan distorsi didalam presentase atau dB dapat diukur berdasarkan
penyimpangan penunjuk meter dengan METER RANGE switch. Suatu contoh apabila
penunjuk meter 0.4 dan METER RANGE switch paad posisi 1% maka distorsi adalah
sebesar 0.4% dari fundamental signal input. Pada kondisi yang sama, apabila meter
penunjuk -6 dB dan METER RANGE switch pada posisi -10 dB, maka hasil pengukuran
adalah -46 dB dari fundamental signal input.
f. Signal input dapat langsung diukur rms voltage-nya dengan cara merubah switch
FUNCTION ke posisi VOLTMETER dan ubah METER RANGE sedemikian jarum penunjuk
terbaca dengan baik.

5. DATA HASIL PERCOBAAN


Manual
Tegangan
Function Generator Distortion Analyzer
(Vpp)
Bentuk Distortion Tegangan (mVrms)
Amplitud Frekuens
gelomban mVpp
o i (Hz)
g % dB Rangkaian osiloskop

50 0.36 -46.4 4.23 37.9 118


100 0.38 -46.4 4.5 38 116
500 0.38 -46.6 3.9 37.7 120
1 Vpp
1k 0.38 -46.6 3.9 38 116
100k 0.37 -46.4 3.9 35,4 108
500k 0.34 -46.8 3.6 30 90

50 3.5 -26.8 37.5 35.6 108


100 3.5 -26.8 37.5 35.4 104
500 3.5 -27 37.5 35.7 110
10 Vpp
1k 3.6 -26.7 38 36.1 108
100k 3.6 -26.8 36 35.4 106
500k 3.4 -27 36 28.1 86
Osilosko
Function Generator Distortion Analyzer
p
Bentuk Distortion Tegangan (Vrms)
Amplitud Frekuens
gelomba Vpp
o i (Hz) Rangkai osilosko
ng % dB
an p
50 0.8 -48.8 2.4 30.5 116
100 0.9 -48.4 2.7 32.4 114
500 0.8 -48.6 2.4 30.1 120
1 Vpp
1k 0.9 -48 2.4 30.7 108
100k 0.9 -48 2.4 20.1 110
500k 0.9 -48.6 2.4 24.3 80

50 2.8 -28.8 24 29.4 112


100 2.8 -28.65 21 29.5 108
500 2.8 -29 24 29.4 116
10 Vpp
1k 2.8 -28.8 24 29.7 114
100k 2.8 -27 24 29.6 110
500k 2.8 -28.8 24 24 76

Osilosko
Function Generator Distortion Analyzer
p
Bentuk Distortion Tegangan (Vrms)
Amplitud Frekuens
gelomba Vpp
o i (Hz) Rangkai osilosko
ng % dB
an p
50 5.6 -43 4.8 50.7 140
100 5.6 -42.8 4.8 51.6 122
500 5.7 -42.8 4.8 50.8 138
1 Vpp
1k 5.8 -42.4 5.1 51.5 126
100k 5.4 -43 5.2 48.2 110
500k 4 -43.8 5.3 35.1 110

50 5.4 -23.1 52.5 49.7 128


100 5.4 -23 52.5 49.9 114
500 5.3 -23.2 52.5 49.1 129
10 Vpp
1k 5.5 -23.8 52.5 49.9 118
100k 5.3 -23.3 49.5 46.6 110
500k 4.9 -24 46.5 33.9 100
Automatic
Tegangan(
Bentuk Distortion
Amplitud Frekuens vpp)
gelomban mVpp
o i (Hz) mVolt
g % dB
(Rms)
50 0.8 -48 8.2 100
100 0.9 -49 9 100
500 0.9 -49 8.7 90
1k 0.9 -48.6 8.4 100
1 Vpp 100k 0.9 -49 9 90
500k 0.75 -49.5 8.1 80

50 11 -47 108 160


100 11 -47.2 114 120
500 11 -46.8 114 120
1k 11 -49 108 160
10 Vpp 100k 11.5 -46.6 114 160
500k 11 -47.2 108 80
Teganga
Bentuk Distortion
Amplitud Frekuens n
gelomba mVpp
o i (Hz) mVolt
ng % dB
(Rms)
50 0.9 -49 7.2 120
100 0.9 -49.5 6.6 120
500 0.9 -49 7.2 100
1k 0.9 -49.8 6.9 100
1 Vpp 100k 0.9 -48.8 7.2 100
500k 0.8 50 8 80

50 8 -49 72 110
100 9 -49 78 140
500 9 -49 75 120
1k 8 -49 76 120
10 Vpp 100k 9 -49 78 120
500k 7 -50 72 80
Osilosko
Function Generator Distortion Analyzer
p
Teganga
Bentuk Distortion
Amplitud Frekuens n
gelomba mVpp
o i (Hz) mVolt
ng % dB
(rms)
50 1.9 -42 18 120
100 1.8 -42 18 120
500 1.8 -41.8 18.6 140
1k 2 -42 18.6 120
1 Vpp 100k 1.8 -42 18.6 160
500k 1.6 -43.2 16.8 140

50 11.2 -48.2 168 80


100 16 -49.2 168 100
500 16 -42.2 156 100
1k 16.8 -46 168 100
10 Vpp 100k 16.8 -43 168 110
500k 16 -46 156 100

6. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada Percobaan Distortion Analyzer Kami dapat menarik Suatu Analisis Yaitu :
 Pada Metode Manual
 Nilai Tegangan Input yang diberikan yaitu 1 Vpp dan 10 Vpp kemudian
Frekuensi dari 50 Hz – 500k Hz dan bentuk Gelombang antara Lain, Sinus,
Segitiga, dan Persegi (kotak).
 Nilai Output yang dihasilkan yaitu Nilai Distortion dalam % dan dB dan
Tegangan Rms, serta tegangan Vpp dari Osiloskop.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp, Nilai Distorsi dapat dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Distorsi Stabil tidak mengalami
penurunan/kenaikaan secara signifikan yaitu berkisar 0.38 % dan -46.4 dB.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp, Nilai Tegangan Rms dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Tegangan Rms Stabil tidak mengalami
kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 37 mVpp pada Osiloskop dan
3.8 mVpp pada Rangkaian. Tapi dari 2 nilai tersebut memiliki perbedaan
Nilai.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp, Nilai Tegangan Peak To Peak (Vpp)
dinyatakan bahwa Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Vpp Stabil tidak
mengalami kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 116 mV.
 Pada Nilai Tegangan 10 Vpp, Nilai Distorsi dapat dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Distorsi Stabil tidak mengalami
penurunan/kenaikaan secara signifikan yaitu berkisar 3.5 % dan -26.8 dB.
 Pada Nilai Tegangan 10 Vpp, Nilai Tegangan Rms dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Tegangan Rms Stabil tidak mengalami
kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 36 mVpp pada Osiloskop dan
37 mVpp pada Rangkaian. Tapi dari 2 nilai tersebut memiliki persamaan
Nilai.
 Pada Nilai Tegangan 10 Vpp, Nilai Tegangan Peak To Peak (Vpp)
dinyatakan bahwa Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Vpp Stabil tidak
 mengalami kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 110 mV.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp dan Nilai Tegangan 10 Vpp memiliki
Perbedaan Nilai pada Nilai Distorsi Namun Tegangan Vrms dan Vpp
memiliki nilai yang hampir sama.
 Pada Metode Automatic
 Nilai Tegangan Input yang diberikan yaitu 1 Vpp dan 10 Vpp kemudian
Frekuensi dari 50 Hz – 500k Hz dan bentuk Gelombang antara Lain, Sinus,
Segitiga, dan Persegi (kotak).
 Nilai Output yang dihasilkan yaitu Nilai Distortion dalam % dan dB dan
Tegangan Rms, serta tegangan Vpp dari Osiloskop.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp, Nilai Distorsi dapat dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Distorsi Stabil tidak mengalami
penurunan/kenaikaan secara signifikan yaitu berkisar 0.8 % dan -49 dB.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp, Nilai Tegangan Rms dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Tegangan Rms Stabil tidak mengalami
kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 8.4 mVpp pada Rangkaian.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp, Nilai Tegangan Peak To Peak (Vpp)
dinyatakan bahwa Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Vpp Stabil tidak
mengalami kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 90 mV.
 Pada Nilai Tegangan 10 Vpp, Nilai Distorsi dapat dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Distorsi Stabil tidak mengalami
penurunan/kenaikaan secara signifikan yaitu berkisar 11 % dan -47.2 dB.
 Pada Nilai Tegangan 10 Vpp, Nilai Tegangan Rms dinyatakan bahwa
Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Tegangan Rms Stabil tidak mengalami
kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 108 mVpp pada Rangkaian.
Tapi dari 2 nilai tersebut memiliki persamaan Nilai.
 Pada Nilai Tegangan 10 Vpp, Nilai Tegangan Peak To Peak (Vpp)
dinyatakan bahwa Semakin tinggi Frekuensi, Nilai Vpp Stabil tidak
 mengalami kenaikan/penurunan secara signifikan yaitu 120 mV.
 Pada Nilai Tegangan 1 Vpp dan Nilai Tegangan 10 Vpp memiliki
Perbedaan Nilai pada Nilai Distorsi Namun Tegangan Vrms dan Vpp
memiliki nilai yang hampir sama.

7. KESIMPULAN
Pada percobaan Distortion Analyzer, kami dapat menarik kesimpulan Antara Lain :
 Alat Distortion Analyzer berfungsi untuk mengetahui Seberapa Distorsi
Gelombang yang diberikan dalam dB, Persen, dan Tegangan RMS yang
diketahui.
 Pada Metode Manual, Nilai Distorsi pada Tegangan Input 1 Vpp tidak mengalami
penurunan/kenaikan secara signifikan yaitu berkisar 0.38% dan -46 dB. Pada
Nilai Distorsi pada tegangan Input 10 Vpp tidak mengalami penurunan/kenaikan
secara signifikan juga yaitu berkisar antara 3.5 % dan -26.8 dB.
 Pada Metode Automatic, Nilai Distorsi pada Tegangan Input 1 Vpp tidak
mengalami penurunan/kenaikan secara signifikan yaitu berkisar 0.8% dan -49 dB.
Pada Nilai Distorsi pada tegangan Input 10 Vpp tidak mengalami
penurunan/kenaikan secara signifikan juga yaitu berkisar antara 11 % dan -47 dB
 Pada Metode Manual dan Metode Automatic memiliki Perbedaan Distorsi. Pada
Metode Automatic memiliki distorsi lebih besar daripada Metode Automatic.
LAMPIRAN

Gambar Rangkaian Keterangan

Rangkaian
Distortioon
Analyzer

Gelombang
Sinusoidal

Input
Frekuensi : 50 Hz
Vpp : 1 V

Output
Frekuensi :50 Hz
Vpp : 90 mV
vRMS : 30 mV

Gelombang
Sinusoidal

Input
Frekuensi : 500 Hz
Vpp : 1.04 V

Output
Frekuensi :500 Hz
Vpp : 120 mV
vRMS : 37.7 mV

Gelombang
Segitiga

Input
Frekuensi : 50 Hz
Vpp : 1.04 V

Output
Frekuensi :50 Hz
Vpp : 116 mV
vRMS : 30.5 mV

Gelombang Kotak

Input
Frekuensi : 50 Hz
Vpp : 1.04 V

Output
Frekuensi :50 Hz
Vpp : 142 mV
vRMS : 50.7 mV

Gelombang Kotak

Input
Frekuensi : 500 Hz
Vpp : 1.08 V

Output
Frekuensi :500 Hz
Vpp : 110 mV
vRMS : 98.1 mV

Gelombang
Segitiga

Input
Frekuensi :500KHz
Vpp : 10 V

Output
Frekuensi :500KHz
Vpp : 76 mV
vRMS : 24.0 mV
Gelombang Kotak

Input
Frekuensi : 50 Hz
Vpp : 10 V

Output
Frekuensi :50 Hz
Vpp : 116 mV
vRMS : 30.5 mV

Gelombang
Segitiga

Input
Frekuensi : 50 Hz
Vpp : 10 V

Output
Frekuensi :50 Hz
Vpp : 112 mV
vRMS : 23.7 mV

Anda mungkin juga menyukai