JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
http:// stkiptam.ac.id/indeks.php/basicedu
Abstrak
Puisi adalah salah satu karya sastra yang populer dalam dunia kesusastraan, baik di Indonesia maupun di
tingkat dunia. Banyak pihak merasa kesulitan untuk memahami puisi secara tepat dan benar. Sebab, untuk
memahami puisi tidak semudah memahami tulisan ilmiah. Dalam puisi, tidak menggunakan bahasa seperti
dalam tulisan ilmiah, tetapi banyak menggunakan kata yang mengandung makna ganda. Menterjemahkan
puisi, antara seseorang dengan yang lain, mungkin hasil akan berbeda. Ini, tergantung dari sudut pandang
masing-masing. Sebenarnya, untuk dapat memahami dan menterjemah puisi dengan baik, paling tidak harus
memahami dua unsur yang membangun puisi, yaitu unsur intrinsik, dan ekstrinsik karya sastra. Kajian ini
mencoba untuk melihat tentang: (1). Adakah suasana kenangan masa lalu dalam puisi Cahril Anwar? (2).
Apakah ada manfaat puisi-puisi Chairil Anwar untuk pendidikan dan pengajaran? Hasil kajian ini menujukkan
bahwa, puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai berbagai kenangan masa lalu, dan puisi-puisi Chairil Anwar
mempunyai manfaat bagi pendidikan dan pengajaran. Kajian ini menggunakan analisis kualtitatif, yaitu
sebuah analisis menggunakan logika berfikir, dan pendekatan sosio-budaya dalam memaknai karya sastra.
Kata Kunci: Masa Lalu, Pendidikan, Pangajaran
Abstract
Poetry is one of the most popular literary works in the world of literature, both in Indonesia and level in the
world. Many people find it difficult to understand the poem correctly and correctly. Because, to understand
poetry is not as easy to understand scientific writing. In poetry, not using language as in scientific writing, but
many use words that contain multiple meanings. Translating poetry, between someone with another, may
result differently. This, depending on the point of view of each. In fact, to be able to understand and interpret
poetry well, at least must understand the two elements that build poetry, namely intrinsic elements, and
extrinsic works of literature. This review attempts to look at: (1). Is there an atmosphere of past memories in
Chairil Anwar's poetry? (2). Is there any benefit to Chairil Anwar's poems for education and teaching? The
results of this study shows that the poems of Chairil have various memories of the past, and the poems of
Chairil have benefits for education and teaching. To prove the results of this study, the reviewers used
qualitative analysis, an analysis using thinking logic, and socio-cultural approach in interpreting literary
works.
Keyword: The Past, Education, Teaching
Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No.23 Bangkinang Kota ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
Email : miswarpasai66@gmail.com ISSN 2580-1147 (Media Online)
Phone : 085265768788
Menurut T.S Elio, puisi bukan semata- lebih mementingkan pendalaman dalam
mata lontaran emosi yang diekspresikan begitu berkarya, bukan mengandalkan, ― wahyu ―
saja tanpa suatu vitalitas, (Eliot dalam yang temproral yang mendorong seseorang
Suharianto, 1982). Sebuah karya puisi secara mendadak untuk berkarya (Hamidy,
diperlukan analisis sehingga apa yang 1984). Puisi-puisi Chairil dikumpulkan dalam
disampaikan seorang penyair di dalam beberapa kumpulan sajak seperti, Deru
karyanya, agar dapat dicerna pembaca, Campur Debu, Kerikil Tajam Yang Terampas
dihayati dan dinikmati dengan baik. Semakin dan yang Putus, dan Tiga Menguak Takdir.
pandai pembaca menganalisis sebuah karya Ketiga kumpulan sajak itu, disatukan menjadi
sastra maka semakin cepat dan jelaslah pesan satu buku: ―Aku Ini Binatang Jalang‖. Buku
diterima pembaca. Semakin jelaslah bagi itulah yang dijadikan bahan kajian utama
pembaca, untuk sampainya pesan dengan baik, jurnal ini.
diperlukan faktor lain seperti, daya imajinasi
yang tinggi, daya nalar yang luas dan yang II. Masalah Kajian
lebih penting lagi adalah daya intelektual dari Membicarakan puisi Chairil, akan
seorang penikmat dan pecinta seni sastra. ditemukan pesan-pesan yang kompleks di
Apabila syarat di atas tidak dimiliki, maka dalamnya. Salah satu puisinya yang menarik
pesan yang ada dalam karya sastra tidak dapat adalah, sajak ―Isa― yang melukiskan
kita pahami dengan sempurna. Apabila kita kepercayaan agama kristen, padahal Chairil
tidak dapat memahami pesan yang ada orang Islam. Di samping itu, sajak-sajak
didalam karya sastra, maka karya sastra tidak Chairil merupakan renungan-renungan tentang
dapat memberikan manfaat dan tidak kehidupan, lukisan-lukisan perasaan manusia,
bermakna di mata pembaca. Sehubungan tetapi pada kesempatan ini pengkaji ingin
dengan ini, di katakan bahwa, karya sastra itu melakukan kajian terhadap puisi-puisi Chairil.
baru bermakna apabila masyarakat yang Kajian ini dilakukan dari sudut pandangan dan
menyambutnya dapat memahami maksudnya, pendekatan berbeda dari kejian terdahulu.
(Mulyana dalam Hamidy, 1983). Kajian ini, menggunakan analisis kualitatif
Kajian terhadap karya sasatra memiliki dan pendekatan sosio-budaya. Melalui
relevansi dengan pendidikan dan pengajaran. pendekatan ini, maka penelitian ini dikaji
Relevansi kajian ini dapat dilihat dari berdasarkan latar belakang kehidupan Chairil,
penyajian mata pelajaran Bahasa Indonesia di yang dihubungkan dengan kehidupan sosial
sekolah. Disamaping disajikan pengetahuan dan budaya ketika karya itu diciptakan.
tentang bahasa Indonesia secara umum, juga Di samping pendekatan ini,
diajarkan sastra Indonesia. Ini dapat dlihat di pengetahuan dan pengalaman pengkaji selama
dalam buku pegangan bahasa dan sastra menuntut ilmu di perguruan tinggi dalam
Indonesia Jilid II, ada beberapa pokok mengapresiasikan puisi, dapat membantu
pelajaran diajarkan kepada siswa SMA. pengkaji dalam kajian ini. Tak kalah
―Pokok bahasan tersebut adalah, wacana, kosa pentingnya dalam menunjang kelancaran pada
kata, struktur, menulis, keterampilan kajian yang dilakukan ini adalah pandangan
berbahasa, dan apresiasi bahasa dan sastra dan pendapat pakar yang bersangkut-paut
Indonesia (Suryadi, 1987). Khusus pada pokok dengan masalah puisi. Adanya pendapat para
bahasan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia, ahli, maka dapat membantu mengungkapkan
ada kegiatan atau sub pokok bahasan apresiasi arti atau makna yang terkandung di dalam
puisi. Apresiasi terhadap puisi ini berdasarkan sebuah karya sastra, khususnya terhadap
kepada angkatan yang ada di dalam pengkajian puisi. Disamping itu, untuk
kesusastraan Indonesia. Misalnya apresiasi mengungkapkan atau arti yang terkandung di
terhadap puisi angkatan Pujangga Baru dan dalam sebuah puisi atau sastra secara umum,
apresiasi puisi Angkatan 45. maka lahirlah pendapat para ahli sastra, yang
Menurut Hamidy, (1984) pernah mengungkapkan: ada yang berpendapat
membahas tentang Chairil, bahasan itu adalah bahwa, arti itu dapat dilihat dengan hanya
bersifat umum. Di sana disinggung tentang mempelajari teks itu sendiri. Dengan kata lain,
konsep kepenyairan Chairil, sedikit tentang menggunakan alasan yang dikemukakan di
karyanya dan latar belakang Chairil dalam teks itu. Ada pula pendapat lain bahwa,
melahirkan sajak-sajaknya. Dalam bahasan itu ―arti― itu hanya dapat ditemui dengan
diterangkan tentang penciptaan puisi. Dalam menghubungkan teks itu dengan pengkajinya,
penciptaan puisi, ―Chairil sangat menekankan mengembalikan kepada pengkajinyan (Yunus,
supaya seniman punya ketajaman. Dia harus 1985).
Setelah data terkumpul, maka data yang Adanya suasana batin masa lalu dalam
diperoleh akan dianalisis berdasarkan cara- puisi Chairil Anwar, ada penyebab lahirnya
cara yang lazim dipergunakan dalam kajian puisi dengan suasana batin itu. Karena itu,
ilmiah. Dalam analisis data, ada dua teknik perlu dijelaskan pengertian tentang suasana
analisis, yaitu analisis statistik dan tanpa batin dalam puisi Chairil Anwar itu. Suasana
menggunakan statistik. Hal ini sejalan dengan batin kenangan masa lalu adalah: suasana
pandangan Lutfi, Muchtar (1984). Menurut batin yang terdapat di dalam puisi Chairil yang
Lutfi, Muchktar (1984), teknik kajian yang merupakan kenangan pada masa lalu, baik
dimaksudkan, ialah pertama teknik yang dirasakan Chairil maupun yang dialami
menganalisis data tanpa mempergunakan pihak lain dalam berbagai aspek kehidupan.
statistik, kedua dengan menggunakan statistik Suasana batin keresahan adalah: keadaan atau
(Lutfi, Muchtar, 1984). Karean itu, kajian ini suasana keluh kesah jiwa Chairil yang
menggunakan analisis kajian tanpa statistik tergambar dalam sajak-sajaknya. Sajak-sajak
(kualitatif). Kajian ini dilakukan dengan Chairil terlahir, karena ada penyebab-
menggabungkan data, pendapat-pendapat penyebab tertentu. Kerena itu, dalam kajian ini
pakar dalam bidang sastra, dan akan dikaji penyebab timbulnya, suasana
menggabungkan logika-logika berfikir, batin kenangan masa lalu dan manfaat puisi-
sehingga melahirkan kesimpulan. Dengan puisi Chairil Anwar dalam bidang pendidikan
demikian, kajian jurnal ini menggunakan dan pengajaran.
kajian kualitatif yang bersifat distkriptif. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam
jurnal ini akan dibahas secara mendalam
IV. Pembahasan dan Hasil Kajian berkaitan relavansi kajian dengan
Karya sastra adalah merupakan salah menggunakan analisis data kualitatif. Kajian
satu bentuk karya yang dihasilkan melalui ini dibagi menjadi dua kategori pokok
proses kreatif-imajinatif pengarang. Karya pembahasan ditinjau dari masalah kajian
sastra dibangun atas dasar dua unsur, yaitu seperti: (1). Ada suasana batin kenangan
unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. masa lalu dalam puisi-puisi Chairil
Membicarakan tentang unsur ekstrinsik, maka Anwar.(2). Ada manfaat Puisi-Puisi Chairil
kita akan berhubungan dengan unsur Anwar untuk pendidikan dan pengajaran.
pembentuk karya sastra yang berasal dari luar Seterusnya, masalah kajian ini, dapat
diri pengarang. Unsur pembentuk karya sastra diuraikan dan kembangkan sebagai berikut di
yang berasal dari luar dapat dijelaskan seperti, bawah ini.
lingkungan, sosial budaya, situasi tertentu,
politik dan lain-lain. Unsur instrinsik 1. Suasana Batin Kenangan Masa Lalu
merupakan unsur pembentuk karya sastra yang Dalam Puisi-puisi Chairil Anwar
terdapat di dalam karya sastra itu sendiri.
Unsur instrinsik dapat diketahui melalui Berdasarkan hasil kajian H. B. Jassin
keseluruhan bentuk dari sebuah karya sastra (1985) segala tulisan Chairil Anwar telah
tertentu. Unsur instrinsik dalam puisi dapat berhasil dikumpulkannya, baik prosa, puisi
dikemukakan beberapa contoh antara lain: asli maupun terjemahan. Ternyata bahwa,
mitos (tema), pola baris, persajakan (aa-aa, selama tahun 1949 Chairil telah membuat 70
dan ab-ab) dan irama, mengalun, sajak asli, 4 sajak saduran, 10 sajak
perlambangan dan kiasan dan lain sebagainya. terjemahan dan 4 prosa terjemahan. Kesemua
Karya sastra yang berbentuk puisi, karya Chairil adalah berjumlah menjadi 49
dijumpai pembentuk atau pembangunnya yang buah tulisan (Jassin, 1985). Dalam catatan
khas. Menurut Hamidy, ada empat bagian dari buah karya Chairil Anwar, ada yang asli
bangunan puisi yang amat penting maupun yang tidak asli. Dalam penyajian hasil
diperhatikan, yaitu: Mitos (myth), Pola baris kajian ini, pengkaji hanya mengkaji sajak-
(metter), Persajakan dan irama (rhythm), dan sajak aslinya saja, yaitu terdiri dari 70 buah
Metapor (perlambangan dan kiasan), (Hamidy, sajak. Dengan demikian, sebagai titik fokus
1983). Unsur-unsur bangunan puisi diatas pada penyajian ini, betul-betul merupakan
mempunyai fungsi masing-masing sebagai karya yang pernah dihasilkan Chairil sejak
pembangun sebuah puisi. Apabila salah satu tahun 1942 sampai tahun 1949. Hal ini
unsur saja tidak ada pada karya puisi mungkin dimaksudkan agar dalam penyajian kajian ini,
puisi itu dipandang kurang sempurna dan akan memberikan kejelasan kepada kita
barangkali tidak menarik bagi para pembaca. bahwa, apa-apa yang dikemukan merupakan
potret diri Chairil Anwar, cita-cita dan vitalitas Indonesia Moderen (Bustanul, 1986). Seperti
Chairil sebagai sastrawan Angkatan 45. diterangkan di atas bahwa, ada 70 sajak asli
Berkaitan dengan pernyataan di atas, yang pernah dihasilkan Chairil. Dari 70 sajak
pernah dikatakan Jassin, bahwa ada sajak- itulah pengkaji melakukan kajian suasana
sajak Chairil yang sangat dipengaruhi oleh batin yang ada di dalam puisi-puisi Chairil.
pengarang-pengarang Barat. Sajak ―kepada Analisis yang dilakukan terhadap puisi Chairil
kawan‖, memperlihatkan pengaruh kentara dilihat pada dua aspek: (1). Suasana Kenangan
dari Marsman (De hand van den Dichter) dan masa lalu dalam puisi Chairil, dan (2).
Slauerhoff (In Memoriam Mijzelf). Manfaat Puisi-Puisi Chairil Anwar Dalam
Selanjutnya, diterangkan Jassin bahwa, Bidang Pendidikan dan Pengajaran.
pengaruh itu kelihatan dalam semangat, Seperti dijelaskan di atas bahwa,
penggunaan kata-kata, dan pebandingan- pengertian suasana batin kenangan masa lalu
perbandingan. Tapi dalam keseluruhannya dalam puisi-puisi Chairil adalah: suasana batin
sajak ini mengandung dunianya sendiri yang terdapat di dalam puisi-puisi Chairil
sehingga cendrung menggolongkannya dalam Anwar yang merupakan kenangan atau
sajak asli, (Jassin, 1985). gambaran kehidupan Chairil pada masa lalu
Apabila seseorang terbukti melakukan dalam berbagai pengalaman hidupnya. Sebuah
kesalahan satu kali saja dan hal itu benar- kenangan yang terlukis di dalam sajak yang
benar dilakukannya, maka kebiasaan kita berjudul: ―Ajakan‖ dapat kita lihat pada bait-
adalah kurang menghargai orang yang bait sajak di bawah ini.
melakukan kesalahan tersebut. Kalaupun
dihargai, itupun dalam kadar yang minimal. AJAKAN
Seperti yang pernah dilakukan Chairil Anwar,
pencurian terhadap karya orang lain dan Ida
dianggap sebagai karya kita sendiri, yang kita Menembus sudah caya
kenal dengan sebutan flagiat. Tentang flagiat Udara tebal kabut
yang pernah dilakukan Chairil, seringkali Kaca hitam lumut
menjadi topik pembicaraan yang hangat bagi Pecah pencar sekarang
para sastrawan. Sehingga akhirnya sampai Mari ria lagi
pada kegiatan menelanjangi Chairil dan Tujuh belas tahun kembali
mencurigai karya-karya yang lainnya. Hal ini Bersepeda sama gandengan
terlihat dari pandangan Slamet Mulyana, yang Kita jalani ini jalan
mengganggap ada pengaruh sajak Marsman Ria bahagia
―In Memoriam‖ dalam sajak ―Aku‖ Chairil Tak acuh apa-apa
Anwar. Tetapi dalam hubungan ini H.B. Jasin Gembira – riang
mengatakan, pada hemat saya pengaruh itu Biar hujan datang
dengan kata-katanya sendiri: ada segi Kita mandi basahkan diri
persamaan dengan pikiran Marsman – tidak Tahu pasti sebentar kering lagi
ada sama sekali dan sangat dicari-cari, (Jassin,
1985). Sajak yang berjudul ―Ajakan‖ diatas
Ada pihak mengakui bahwa, Chairil ditujukan Chairil buat seseorang. Ajakan
Anwar melakukan flagiat, namun Chairil ditujukan kepada ida untuk melekukan apa
dipandang sangat berjasa dalam saja, yang penting tidak menganggu
mengembangkan kesusastraan Indonesia. kepentingan orang lain. Chairil mengajak ―kita
Disamping itu Chairil adalah pelopor jalani ini jalan,‖ arah yang baik menurutnya.
Angkatan 45, dengan segala upayanya telah Dari sajak diatas juga terlihat vitalisme
membawa perubahan-perubahan dalam Chairil, bahwa apabila jalan yang dilewati itu
menciptakan karya puisi, baik bentuk maupun sudah menjadi keputusan untuk dilalui, tetap
dari segi isi, serta semangat yang dilewati. Walaupun berbagai rintangan yang
dibangunnya. Disamping itu, perubahan- harus dihadapi sesuai dengan apa yang
perubahan itu dilihat oleh Bustanul Arifin dari diungkapkan Chairil pada baris yang lain,
karya-karya puisi pada Angkatan Pujangga ―Biar hujan datang/kita mandi basahkan diri‖.
Baru. Hal ini dikatakan bahwa, ternyata dari Keputusan yang diambil Chairil seperti ini
karya-karya Chairil Anwar baik dari bentuk bukanlah keputusan yang tanpa pertimbangan,
maupun isi, sudah lain dari Angkatan justru atas pertimbangan dan perhitungan yang
Pujangga Baru sehingga kepadanya diberikan mendalam maka dia berbuat dan bertindak.
prediket pembawa Revolusi Dalam Kesustraan Walaupun berbagai kendala silih berganti
membawa kebebasan hak, dan hak azazi Chairil di tempat itu, dipelabuhan kecil itu.
manusia. Selanjutnya, kita perhatikan dan Terasa air berdesir lari berenang, adalah
simak sajak di bawah ini. bagaikan isyarat dari gadis yang dipujanya dan
berucap tidak mau menerima Chairil.
SENJA DIPELABUHAN KECIL Kesunyian Chairil tambah, jelas terlihat seperti
Buat: Sri Ajati yang dilukiskannnya. ―Kini tanah dan air
hilang ombak‖. Demikian disekelilingnya
Ini kali tidak ada yang mencari cinta dilukiskan keadaan yang sunyi dan sepi, air
Diantara gudang, rumah tua, pada cerita laut pun dilukiskan seperti kehilangan ombak.
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut Sebenarnya lukisan itu adalah lukisan tentang,
Menghembus dari dalam mempercayai tanpa bagaimana keadaan jiwa Chairil ketika itu.
berpaut Kini Chairil berjalan sendiri. Tiada lagi
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga harapan yang dapat digantungkan pada gadis
kelepak elang pujaannya, ya pada Sri Ajati. Sendiri
Menyinggung muram, desir hari lari berenang menyusuri pantai semenanjung bersama
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak harapannya yang telah musnah.
bergerak ―Berhadapan dengan Chairil Anwar, kita
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak berhadapan dengan pribadi yang kompleks‖
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan (Suharianto, 1982). Kekompleksannya itu
Menyisir semenanjung, masih pengap harap dapat kita lihat dari buah karyanya, di dalam
Sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan sajak-sajaknya. Memang kita akui didalam
Dari pantai keempat,sedu penghabisan bisa puisi-puisi Chairil terdapat berbagai dimensi
terdekap. kehidupan manusia. Dia membicarakan
manusia, membicarakan kehidupan. Salah satu
Sajak di atas ditujukan buat seorang puisinya menceritakan tentang sisi kehidupan
gadis yang bernama Sri Ajati. Sajak diatas manusia. Mari kita simak sajak Chairil di
merupakan sebuah kenangan pahit yang bawah ini.
dirasakan Chairil, betapa tidak ia merasa
kecewa cintanya tidak terbalas. ―Sri Ajati DARI DIA
adalah serang gadis yang tinggi semampai,
warna kulitnya hitam manis, rambutnya Jangan salahkan aku, kau kudekap
berombak, kerling matanya sejuk dan dalam, Bukan kerena setia, lalu pergi gemerincing
demikianlah diterangkan Jassin‖ (Jassin, ketawa
1983). Chairil selalu datang kerumah Sri Ajati Sebab perempuan susah mengatasi
, sehingga suatu hari Sri Ajati berkata kepada Keterharuan penghidupan yang ‗kan
Chairil, ―Ril, janganlah kau datang-datang lagi dibawakan
kerumahku. Aku sudah ada yang punya.‖ Padanya . . .
(Jassin, 1983). Demikianlah kata yang terucap Sebut namaku! ‗kudatang kembali kekamar
dari mulut Sri Ajati, sejak itu Chairil pergi Yang kau tandai lampu merah, kaktus
membawa diri menuju sebuah pelabuhan dijendela,
sambil membawa diri kesana, bukan sekedar Tidak tahu untuk berapa lama,tapi pasti
untuk menyepi-nyepi tetapi bertujuan untuk disenja samar
mencari inspirasi dan melukiskan kedalam Rambutku ikal menyinar,kau senapsu dulu ku
sebuah puisi. hela
Secara keseluruhan, dari sajak diatas Sementara biarkan ‗ku hidup yang sudah
adalah merupakan perasaan kecewa. Dijalin dalam rahasia. . .
Pernyataan cinta Chairil terhadap gadis yang
bernama Sri Ajati yang tidak terwujud. Hanya Pada sajak diatas terdapat sebuah kesan
kenyataan yang diterima Chairil malah yang membirahi. Dilihat dari judul sajak itu
sebaliknya, kehadiran Chairil tidak dapat dan kemudian kita lihat pula bait-bait sajak
diterima oleh Sri Ajati. Hal itu disebabkan diatas, seakan tiada titik sentuh, tidak bertalian
oleh alasan Sri sendiri, yang mengatakan atau seolah tidak adahubungan antara judul
bahwa dia sudah ada yang punya. dengan isi sajak diatas secara keseluruhannya.
Keadaan yang dilukiskan Chairil Terasa agak sulit menangkap pesan yang ada
memperlihatkan suasana hatinya yang sedih, didalamnya. Demikianlah terkadang Chairil
‖Gerimis mempercepat kelam/Ada juga menciptakan puisi yang rasanya agak sulit kita
kelepak elang.‖ Itulah kenyataan yang dilihat mengerti apa yang dimaksudkannya didalam
puisi tersebut. Apabila kita hanya melihat kemesraan cinta dapat ddijalin kapanpun juga,
kepada judulnya saja,maka kita tidak dapat yang musti diikuti dengan belaian kasih
mereka-reka begitu saja maksud dari sajak itu. sayang. Mari kita nikmati hidup ini sementara
Tetapi kita diharuskan untuk menelusuri kata waktu masih memberikan kesempatan bagi
demi kata yang ada pada bait-bait sajaknya kita, tinggalkan detak-detak kenangan yang
dan bahkan diperlukan memperhatikan berlalu dan sampai pada akhirnya
keseluruhan sajak tersebut. kepenghujung hidup ini.
Sajak itu mengandung pesan membirahi, Chairil berucap, gadis yang dipujanya
apabila kita lihat sajak itu secara keseluruhan. begitu pandai mengambil hati, pandai bertutur
Melihat dari judulnya saja yaitu, ―Dari Dia‖, kata, menyenangkan hati sehingga sulit
maka dapat ditafsirkan bahwa sajak tersebut melupakannya dan mempunyai kesan
merupakan lukisan tentang ketentuan dan tersendiri. Setiap sore dengan setia Chairil
ketetapan dari Tuhan. Dari Dia, ya dari Tuhan, mengantarkan gadis itu pulang kerumahnya,
segala gerak dan tindak laku manusia, terasa bahagia. Gadis itu dipandang Chairil
semuanya telah ditakdirkan. Baik pekerjaan itu sebagai gadis yang penuh gairah dan cukup
disenangi atau direstui Tuhan maupun dewasa sehingga dia bagaikan bermimpi
perbuatan yang dilarangnya. sampai kelangit yang tinggi. Namun ada satu
Chairil menggambarkan bagaimana yang menjadi tanda tanya bagi Chairil, ada
wajahnya kepada seseorang, bagaimana yang menjemputmu setiap sore dan orang
keadaan dirinya. Chairil berucap ―Rambutku yang menjemput kerap kali bertukar, tidak
ikal menyinar/kau senapsu dulu kuhela.‖ Dari sama. Kemudian Chairil berkata, ―besok kita
puisi ini, tergambar dan terlihat tindak-tanduk berselisih jalan, tidak kenal tahu.‖
Chairil dalam mengarungi kehidupan ini. Bagi Barangkali benar apa yang dikatakan
Chairil seolah hidup ini bagaikan misteri, Chairil bahwa esok atau lusa antara kita tidak
rahasia. Lalu dalam keterpaksaan tampaknya searah, tidak satu ide lagi dan mungkin kita
ia bertutur, ―Biarkan ‗ku hidup yang sudah tidak saling kenal mengenal satu sama lainnya
dijalinkan rahasia. . . .‖. Seterusnya, suatu pada suatu saat. Kesenangan dan kebahagiaan
kesempatan Chairil berbicara melalui sajaknya didunia tidak lah abadi, hanya sebentar saja.
yang berjudul: ―Tuti Artic‖ untuk itu dapat Walaupun sebenarnya kebahagiaan itu ada,
kita lihat sajak di bawah ini. tetapi kebahagiaan yang dipandang bagaikan
sorga, ya sorga dunia tak ubahnya hanya
TUTI ARTIC sebuah permainan sebentar. Setelah itu,
bahagiapun juga akan sirna, kerena tak ada
Antara bahagia sekarang dan nanti jurang kebahagiaan sejati didunia ini. Keadaan seperti
ternganga ini akan menimpa siapa saja, Chairil mengakui
Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic keadaan yang seperti itu, ―aku juga seperti
Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + kau, semua lekas berlalu/aku dan Tuti + Greet
coca cola. + Amoi. . . hati terlantar.‖
Istriku dalam latihan: kita hentikan jam Rasa cinta merupakan cerminan menuju
berdetik. kebahagiaan. Kebahagiaan dan rasa cinta,
Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terkadang tak lama bertahan, cinta bukan suatu
terasa yang kekal dalam jiwa manusia,seperti juga
--ketika kita bersepada kuantar kau pulang— kehidupan manusia, hanya sementara.
Panas darahmu,sungguh lekas kau jadi dara, Sehingga pada suatu saat Chairil memandang
Mimpi tua bangka kelangit menjulang. cinta sebagai suatu bahaya, seperti yang
Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali diungkapkannya, ―cinta adalah bahaya yang
bertukar; lekas jadi pudar.‖ Kemudian kita simak puisi
Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu: ―Puncak‖ dibawah ini.
Sorga hanya permainan sebentar.
Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu PUNCAK
Aku dan Tuti + greet + amoi . . . hati terlantar,
Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar. Pondering, poondering on you, dear . . . . .
Minggu pagi disini. Kederaan ramai kota yang
Pada sajak diatas dapat kita jumpai terbawa
bahwa, kebahagiaan itu selalu menanti dan Tambah penjual dalam diri --- diputar Atau
menunggu kita,hari ini dan hari nanti, memutar –
takpernah berhenti. Kebahagiaan dalam Terasa tertekan; kita berbaring bulat telanjang
Sehabis apa terucap dikelam tadi, kita habis Tak tertahan lagi
kata sekarang. Remang miang sengketa disini
Berada 2000 m. Jauh dari muka laut, silang Dalam lari
siur pelabuhan, Dihempaskannya pintu keras tak
Jadi terserah pada perbandingan dengan terhingga
Cemara bersih hijau, kali yang bersih hijau Hancur luluh sepi seketika
Maka cintaku sayang, kucoba menjabat Dan paduan dua jiwa
tanganmu II
Mendekap wajahmu yang asing, meraih Dari kelam kemalam
bibirmu dibalik rupa. Tertawa- meringis malam
Kau terlompat dari ranjang, lari ketingkap menerimanya
yang Masih mengandung kabut, dan kau lihat Ini batu baru tercampung dalam gelita
disana, ―Mau apa ? rayu dan pelupa,
Bahwa antara Aku ada! Pilih saja!
Cemara bersih hijau dan kali gunung bersih Bujuk dibeli ?
hijau Atau sungai sunyi ?
Mengembang juga tanya dulu, tanya lama, Mari! Mari!
tanya. Turut saja!‖
Tak kuasa ---- terengkam
Dari sajak di atas dapat kita tangkap Ia dicekam malam.
makna yang terkandung di dalamnya. Sajak
tersebut adalah menceritakan sebuah kenangan Puisi diatas menggambarkan tentang
pada suatu tempat yaitu dipuncak. Kenangan sebuah kenangan masa lalu yang merupakan
itu terjadi pada minggu pagi, seakan suasana lukisan terhadap ketidak-senangan pada segala
kota menyelinap turut bersama dan terjadi tetek bengek kehidupan, tentang sengketa dan
transaksi antara pembeli dan penjual. Kita tiadanya ketentraman dalam menjalani hidup
seperti tertekan, walaupun sebenarnya kita ini. Chairil melukiskan keadaan yang tidak
dalam kebebasan dalam berbuat, bebas, tak menyenangkan hatinya, kita juga satu pikiran
ada satu kekuatan yang dapat untuk mencegah. dengan Chairil yang apabila tak ada
Kita boleh berkata selebar mungkin sampai ketenangan didalam hidup, maka kita mungkin
pada akhirnya kita tak sanggup lagi untuk merasakan tidak enak dan terasa hidup ini
bicara, sampai pada akhirnya mulut kita seakan tiada bermakna. Dalam keadaan yang
terkunci. penuh miang sengketa, tak adanya rasa damai.
Chairil berkata, kita kini berada jauh dari Chairil mencoba untuk membawa dirinya
keramaian, jauh dari ributnya silang siur deru pergi dari keadaan yang tidak menyenangkan
mesin, jauh dari beringasnya kehidupan. itu. Chairil mencoba pergi, dia bertekad untuk
Ditempat ini masih suci dan tiada ternoda, menghindari kenyataan itu, lalu tinggalah
tiada nestapa bagaikan daunan masih hijau, suasana yang lain, sepi seketika dua anak
segar dan penuh gairah hidup. Untuk itu, aku manusia berpisah, untuk mencari kedamaian
coba menyayangimu, menghampiri dirimu jiwa.
yang sesungguhnya masih asing dalam Dari waktu kewaktu, dia menerima
penglihatan mataku. Merebut hatimu diatas kenyataan itu, ada saja yang menertawakanya,
segala rahasia tentang dirimu dan kucoba mengejek dan tak ramah menerima
untuk sekuat hati dan ketabahan meraih kehadirannya untuk kembali mencari segenap
dirimu. Tetapi kau lari, menjauh ketingkap kedamaian. Namun demikian kenyataan yang
yang masih kotor,masih dalam kabut yang diterimanya itu dipandangnya sebagai
ternoda. Chairil mengajak untuk melihat ke rintangan yang musti dihadapi, bukan untuk
depan, kemasa depan, masih terlihat tempat dihindari. Lalu, Chairil melukiskan,
yang masih suci mengembang menanti kita. bagaimana ia menentang kenyataan yang
Ada tempat untuk kita membenah diri dari diterimanya itu, seperti yang dikatakan
segala dosa yang terlanjur. Chairil mengajak Chairil, ―Mau apa? Rayu dan pelupa/ Aku ada!
kita untuk menatap masa depan yang lebih Pilih saja!‖. Akhirnya Chairil menyuruh
baik. Kemudian, mari kita sima sajak memilihnya, selagi aku masih ada, baik atau
―Pelarian I‖ di bawah ini. burukkah yang mesti dipilih. Chairil tak kuasa
hidupnya tersiksa dicengkram hari-hari yang
PELARIAN I gelap, suram tanpa cahaya seperti malam.
Kemudian, kita simak pula sebuah sajak yang
berjudul: ―Kepada Penyair Bohang‖ di bawah Bohang tergambar sosok tubuh yang indah,
ini. langkahnya yang pasti, suaranya yang bernas,
membuat Chairil jadi berkata ―aku saksi!‖.
Selain itu, Chairil melukiskan tentang Bohang
KEPADA PENYAIR BOHANG secara keseluruhan, gambaran jiwa Bohang.
Didalam sosok Bohang tergambar suatu
Suaramu bertanda laut tenang. . . kepribadian yang utuh dan kokok. Seterusnya,
Si mati ini padaku masih berbicara kita simak puisi berjudul: ―Bercerai‖, di
Kerena cinta, dimulutnya membusah bawah ini.
Dan rindu yang mau memerahi segala
Si mati ini matanya terus bertanya BERCERAI
Kelana tidak bersejarah
Berjalan kau terus! Kita musti bercerai
Sehingga tidak gelisah Sebelum kicau murai berderai.
Begitu berlumurandarah Terlalu kita minta pada malam ini.
Dan duka yang menengadah Benar belum puas serah menyerah
Melihat gayamu melangkah Darah masih berbusah-busah.
Mendayu suara patah Terlalu kita minta pada malam ini.
― Aku saksi ! ― Kita musti bercerai
Bohang, Biar surya ‗kan menembus oleh malam
Jauh didasar jiwamu diperisai
Bertempuk suatu dunia Dua benua bakal bentur-membentur.
Menguyup rintik satu-satu Merah kesumba jadi putih kapur.
Kaca dari dirimu pula. . . . Bagaimana ?
Kalau IDA, mau turut mengabur
Sajak diatas ditujukan kepada rekan Tidak samudra caya tempatmu
Chairil, kepada penyair yang bernama bohang. menghambur.
Kalau kita perhatikan sajak itu melukiskan
tentang kenangan yang berupa kesan yang Dalam sajak di atas, Chairil bertutur
baik bagi Chairil terhadap penyair itu. tentang perpisahan, perceraian. Mengapa harus
Kenangan ini ditulis Chairil setelah rekannya terjadi demikian? Tentu ada sebabnya. Jika
Bohang meninggal dunia. Kendatipun Bohang kita ingin mengetahui sebabnya puisi ini
telah tiada, tetapi suaranya, kata-katanya ditulis Chairil, diperlukan latar belakang
selalu hadir bersama kita, kata-kata dan suara kehidupannya. Barangkali, hal itu disebabkan
sang penyair lestari didalam karyanya. Penyair oleh ketidak cocokan antara mereka berdua,
Bohang telah tiada, tetapi bagi Chairil penyair mungkin disebabkan tidak bisa disatukan ide
Bohang tetap hidup, seolah dia masih leluasa mereka, dan akhirnya jalan yang terbaik untuk
berbicara. Sebuah kenangan yang terjadi mereka adalah berpisah. Mungkin perpisahan
antara Chairil dengan penyair Bohang. itu harus terjadi kerena orang atau pihak ketiga
Kenangan yang dihiasi dengan rasa cinta, yang turut mengeruhkan suasana, sehingga
sehingga Chairil selalu merindukan Bohang terpaksa harus berpisah. Walaupun sebenarnya
untuk membuat sebuah kenangan yang lebih antara mereka berdua tidak menginginkan hal
dalam diantara mereka. itu sampai terjadi.
Chairil mengumpamakan Bohang Dalam sajak itu dilukiskan Chairil,
sebagai seorang kelana, seorang yang masih mereka belum lama bersatu, membina
hidup menjelajahi alam jagat raya ini. Dia tak kehidupan berumah tangga. Terasa antara
pernah mati dalam pandangan Chairil, dia mereka belum saling membuka diri, belum
tetap berjalan menelusuri hari-hari. Perjalanan saling puas membagi kasih sayang, dan belum
Bohang tanpa suatu kegelisahan, tidak ada sepenuhnya mereka saling kenal-mengenal
yang dirisaukan walaupun kenyataan yang siapa diri mereka masing-masing. Dalam
ditemui manusia kebanyakan harus berjuang pergaulan ibaratnya mereka masih melangkah
menempuh kehidupan bergelimangan menuju ambang pintu, gerbang rumah tangga,
berlumuran darah, Bohang tetap bertahan dan namun belum sempat mereka menghirup
tanpa duka. Chairil mengatakan bahwa, kehidupan rumah tangga, tapi bencana itu
wlaupun dalam keadaan duka sekalipun datang, Perpisahan tak terelakan lagi. Darah
Bohang tetap tengadah, tetap tegar dalam mereka masih muda, sedang semangat untuk
menghadapi gejolak kehidupan. Pada diri membina hidup menuju bahagia,
mengharapkan suasana damai. Tetapi, apa Suliastiari (2015) tentang Pendekatan Struktur
mau dikatakan, nasib tidak menguntung tiba, Dalam Analisis Puisi ―Penerimaan‖, Chairil
akhirnya bercerai pada saat ini juga dan Anwar, dan Makna Puisi Chairil Anwar
memang terlalu cepat kita minta ungkap ―Aku‖, oleh Jackson Arma (2014), serta
Chairil. Kita harus berpisah, tak mungkin lagi Analisis Puisi ―Aku‖ Chairil Anwar oleh Yoni
bersatu. Kita biarkan sang surya menembus Werdani (2015).
kebekuan malam dan kita sampai pada
keinginan serta Tuhan menjadi saksi dan 2. Manfaat Puisi Chairil Anwar Dalam
pelindung kita. Pendidikan dan Pengajaran
Apabila kita tidak bercerai, maka
diantara kita, dan dengan orang ketiga bakal Apapun yang diciptakan Allah yang ada
terjadi silang sengketa, saling bentur- di bumi ini, tidak ada yang tidak bermanfaat.
membentur, tanpa adanya kecocokan. Kalau Semuanya memiliki kegunaan dan ada
ini merupakan keputusan yang kita ambil, manfaatnya, termasuk manfaat diciptakannya
jelas dihadapan kita apapun yang akan terjadi, manusia sebagai makhluk yang paling mulia
masalah diantara kita akan segera menjadi diantara makhluk lain yang diciptakan Allah
jelas, jernih, dan tidak berlarut-larut dalam SWT. Apapun yang diciptkan Allah, sudah
keadaan yang tidak menentu seperti yang pasti ada manfaatnya dan tidak ada yang sia-
dikatakan Chairil didalam baris sajak ini, sia (Q.S. Ali Imran: 191). Namun demikian,
―merah kesumba jadi putih kapur.‖ Terakhir ciptaan manusia belum tentu ada manfaat bagi
Chairil menegaskan kepada sang gadis, kapada setiap orang, apalagi yang direkaya dan dibuat
IDA, bagaimana kalau Ida mengikuti Aku atau manusi menghancurkan peradaban.
kau tetap dengan pendirianmu, pendirian yang Ketika diselami dan ditinjau dan dikaji
sudah dipengaruhi oleh pihak ketiga. secara seksama puisi-puisi Chairil Anwar,
Dari nalisis yang dilaksanakan, ternyata maka dapat pula kita lihat manfaatnya,
terhadap puisi-puisi Chairil Anwar dalam terutama bagi pendidikan dan pengajaran, baik
buku berjudul: ―Aku Ini Binatang Jalang‖ formal maupun nonformal. Manfaat bagi
terdapat berbagai kenangan masa lalu. pendidikan tersebut, baru dapat dirasakan
Berdasarkan analisis kualitatif yang dilakukan, apabila seseorang penikmat sastra dapat
maka berbagai kenangan masa lalu yang menerjemahkan dan mengambil makna yang
terdapat dalam buku puisi Chairil Anwar terkandung di dalam puisi tersebut. Siapapun
terdapat suasana kenangan batin masa lalu orangnya, baik ilmuan maupun sastrawan
terdiri dari 14 puisi. Suasana batin kenangan dipastikan berkompetisi untuk membuat
masa lalu tersebut terdapat di dalam puisi karya-karya yang terbaik. Karya sastra baru
seperti: Ajakan (Harapan kepada seorang dikatakan baik, dan memiliki nilai sastra,
perempuan), Sendiri (Terasing dari Ibu), apabila di dalamnya terdapat kesepadanan
Taman (Kedamain dan Bahagia), Kupu antara bentuk dan isinya, bentuk bahasanya
Malam dan Biniku (Pengkhianatan), baik dan indah, dan susunannya beserta isinya
Penerimaan (Kesetiaan), Kawanku dan Aku dapat menimbulkan perasaaan haru dan kagum
(Penyesalan terhadap diri), Kenangan di hati pembacanya (Rahmawati, 2015).
(Penyesalan masa lalu), Senja Dipelabuhan Bagi dunia pendidikan, dalam kurikulum
Kecil (Buat: Sri Ajati: Harapan kepada pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, salah
sesuatu), Dari Dia (Ingin sendiri), Tuti Artic satu sub pokok bahasan, ada kaitan dengan
(Tak ada yang abadi), Puncak (Kenangan Aspresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia.
tengan cinta), Pelarian (Tentang Perceraian), Berkaitan dengan itu, unsur membangun karya
Kepada Penyair Bohang (Keteladan dari sastra dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:
sesorang), dan Bercerai (Tentang perpisahan unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Unsur instrinsik
dan peceraian). adalah, unsur yang membangun karya sasatra
Kajian terhadap puisi Chairil Anwar ini, dari dalam yang mewujudkan struktur suata
seperti tak habis-habisnya diapresiasi dan karya sastra seperti tema, tokoh dan
dikaji berbagai pihak. Kajian-kajian yang penokohan, alur dan pengaluran, latar dan
dilakukan hingga kini misalnya oleh, Rika pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan
Ropita tentang Analisis Puisi Chairil Anwar unsur Ekstrinsik adalah unsur yang
(2017), Hambali dan Anzar tentang Kajian membangun karya saastra dari luar sastra itu
Impresionistik Puisi-Puisi Karya Chairil sendiri. Untuk melakukan pendekatan
Anwar, Arni Yanti (2010) tentang Kajian terhadap unsur ekstrinsik diperlukan bantuan
Semiotik Sajak Kupu Malam dan Biniki, Aries