Kerugian Kebakaran Minyak
Kerugian Kebakaran Minyak
Perang memiliki sifat destruktif atau merusak dan dapat memunculkan berbagai
kerugian. Perang Teluk 1990-1991 dimulai dengan invasi ke Kuwait oleh Irak yang
diawali oleh perjalanan pasukan Irak pada Agustus 1990. Pada akhir Januari 1991,
laporan tentang tumpahan minyak besar di Teluk Persia mulai muncul ke permukaan.
Irak dengan sengaja membuka katup di terminal minyak dan membuang minyak dari
tank ke Teluk Persia sebagai langkah strategis perang melawan pasukan Amerika
Serikat yang mendukung Kuwait. Berlangsungnya perang ini mengakibatkan banyak
kerugian baik jiwa, sosial, politik, ekonomi, maupun lingkungan hidup.
Pada awal tahun1991 tentara Irak mulai membakar sumur-sumur minyak Kuwait
atas perintah Saadm Hussein, lebih dari 800 sumur minyak diledakkan, dari lebih dari
600 ini terbakar dan dibakar dengan api dan sekitar 50 sumur menyemburkan minyak
ke tanah. Selama periode hingga Oktober 1991 semua sumur ditutup. Jumlah
maksimum minyak dan gas dalam kebakaran minyak adalah masing-masing sekitar
355.000 ton dan 35 juta m3 per hari. Kebakaran ini menyumbang terhadap pemanasan
global akibat emisi jelaga yang dihasilkan oleh kebakaran minyak dan gas di Kuwait.
Emisi yang dihasilkan akibat kebakaran ini diperkirakan sekitar 20.000 ton per hari dan
total emisi SO2 sekitar 24.000 ton per hari. Emisi CO2 dari pembakaran minyak dan gas
di Kuwait diperkirakan sekitar 130 hingga 140 juta ton sesuai dengan 2-3% kontribusi
antropogenik tahunan global dari penggunaan fosil dan bahan bakar terkini dan hanya
0,1% dari total CO2 global emisi.
Udara penuh dengan jelaga dan tetesan minyak, yhal ini segera menutupi
permukaan gurun serta permukaan air Teluk. Gumpalan asap tebal yang disebarkan
oleh angin sehingga menutupi langit dan mengubah siang menjadi malam. Diperkirakan
lebih banyak dari satu miliar barel minyak mentah hilang, yang berarti sekitar 1,5-2%
dari cadangan minyak Kuwait.
Minyak tumpah dan mencemari tanaman dan sanitasi di sebagian besar wilayah.
Volume partikel yang tinggi terakumulasi di udara dan memiliki efek yang sangat nyata
pada iklim di Kuwait dan di negara-negara tetangga. Suhu udara menjadi ebih rendah
hingga 100C dari di bawah tahun normal. Jelaga dan minyak menutupi area yang luas
di Kuwait, Saudi utara Saudi dan Teluk. Vegetasi serta satwa liar terkena kejatuhan ini
tetapi tidak ada atau informasi yang sangat tersebar tentang aspek lingkungan. Minyak
dari sumur minyak mengalir dan membentuk jaringan kemudian memasuki sungai dan
danau serta daratan. Jumlah seluruhnya volume minyak di danau dan sungai ini
diperkirakan antara 10 dan 20 juta ton.
REFERENSI